IDENTIFIKASI JENIS KARANG YANG MENGALAMI

IDENTIFIKASI JENIS KARANG YANG MENGALAMI PEMUTIHAN
KARANG (CORAL BLEACHING) DI UPT KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN, BALI

LAPORAN PRAKTIK KERJA MAGANG
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN
KELAUTAN

Oleh :
Ramanto Lukman Yassar
NIM. 135080601111014

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

IDENTIFIKASI JENIS KARANG YANG MENGALAMI PEMUTIHAN
KARANG (CORAL BLEACHING) DI UPT KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN, BALI


LAPORAN PRAKTIK KERJA MAGANG
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN
KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh :
Ramanto Lukman Yassar
NIM. 135080601111014

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

PERNYATAAN ORISINILITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan Praktek Kerja
Magang yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah
ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan Praktek
Kerja Magang ini hasil penjiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau
perbuatan tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 10 Oktober 2016
Penulis

Ramanto Lukman Y.
NIM. 135080601111014

i

UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam


penyelesaian

Laporan

Praktik

Kerja

Magang

ini

penulis

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah S.W.T yang senantiasa selalu memberikan kesehatan sehingga Praktik
Kerja Magang (PKM) ini berjalan dengan lancar
2. Ayahanda Gunaryo Singgih dan Ibunda Rahimah Barack, dan kakak-kakak
saya yang senantiasa mendoakan dan memberikan segala sesuatunya yang

terbaik.
3. Dr. Ir. Guntur, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
mendampingi, memberikan waktu dan ilmu pengetahuan serta bimbingannya.
4. Akhyar Maududi dan Ninik Ika selaku rekan se-perjuangan yang selalu
memberikan motivasi, kritik dan saran sejak awal hingga saat ini.
5. Pak Nyoman Karyawan selaku pembimbing lapang dan Mas Eed selaku
pembimbing materi di UPT KKP (Kawasan Konservasi Perairan) atas
bimbingan dan waktunya.
6. Teman-teman Ilmu Kelautan 2013 dan kakak-kakak 2012 yang luar biasa
yang tidak bisa saya sebut satu-persatu untuk semangat dan bantuannya.
7. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan
PKM ini yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

ii

RINGKASAN
Ramanto Lukman Yassar. 135080601111014. Praktik Kerja Magang Tentang
Identifikasi Jenis Karang yang mengalami Pemutihan Karang (Coral Bleaching) di
Kawasan Konservasi Perairan (KKP), Bali. (Dibawah bimbingan Dr. Ir Guntur,
MS).

Coral Bleaching merupakan fenomena pemudaran warna karang akibat
punahnya alga simbiotik yang hidup di dalam jaringan karang. Pada karang yang
sehat, alga memberikan energi dan memunculkan warnanya. Bila terjadi
pemutihan, alga akan mengalami stres dan terlepas dari jaringan karang
sehingga warna karang memudar. Makin sedikit alga dalam karang makin
terang/putih warna karang.
Bali merupakan salah satu ekowisata yang pengunjungnya selalu
meningkat, namun ini juga berbanding lurus dengan peningkatan prosentase
coral bleaching yang sebagian besar akibat pemanasan global ataupun predator.
Selama ini peran lembaga, masyarakat, dan pemerintah masih tertuju pada
eksploitasi sumberdaya laut sehingga diperlukan perlakuan konservasi atau
pelestarian berkelanjutan terhadap pemutihan karang yang terus meningkat.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui, mengidentifikasi dan
memahami spesies terumbu karang target yang mengalami pemutihan dan
mengetahui hubungan dampak pemutihan karang dengan nilai aktivitas
penduduk pesisir. Adapun tipe klasifikasi karang yang diteliti berdasarkan bentuk
pertumbuhannya yaitu Brancing, Boulder, Plate dan Soft.
Selain melakukan pengambilan data terumbu karang, terdapat kegiatan
lainnya yaitu Patroli Laut yang dilakukan sebulan sekali, Sosialisasi Kawasan
Konservasi Perairan, dan kegiatan Beach Cleaning. Mahasiswa dituntut ikut

berpartisipasi agar mampu belajar dari kegiatan-kegiatan tersebut. Hasil akhir
pada Praktik Kerja Magang ini berupa data distribusi karang dan prosentase
coral bleaching pada 5 stasiun penelitian.

iii

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-Mu penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik
Kerja Magang yang berjudul Identifikasi Jenis Karang yang mengalami
Pemutihan Karang (Coral Bleaching) di Kawasan Konservasi Perairan, Bali
dengan baik. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir.
Guntur, MS selaku dosen pembimbing karena telah menyempatkan diri
melakukan bimbingan.
Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan proposal ini. Penulis juga berharap proposal ini dapat
memberikan manfaat serta memperkaya pengetahuan bagi semua pihak.

Malang, 10 Oktober 2016

Penulis

Ramanto Lukman Y.
NIM. 135080601111014

iv

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINILITAS ............................................................................ ii
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................iii
RINGKASAN .......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 4

1.3 Manfaat ...................................................................................................... 4
2. METODOLOGI ................................................................................................ 5
2.1 Lokasi dan Waktu ....................................................................................... 5
2.2 Alat dan Bahan........................................................................................... 6
2.3 Prosedur Praktik Kerja Magang .................................................................. 8
3. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 10
3.1 Sejarah dan Profil Instansi........................................................................ 10
3.2 Partisipasi Aktif dan Kegiatan Magang .................................................... 13
3.3 Penelitian Praktik Kerja Magang .............................................................. 16
4. PENUTUP ..................................................................................................... 23
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23
4.2 Kendala dan Saran................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 25
LAMPIRAN ........................................................................................................ 26

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Lokasi Pengambilan Data ................................................................... 5

Gambar 2 Struktur Lembaga Pengelola ..................................................................... 11
Gambar 3 Struktur Organisasi UPT KKP ................................................................... 12
Gambar 4 Koordinasi Praktik Kerja Magang.............................................................. 14
Gambar 5 (A) Kegiatan sosialisasi Kawasan Konservasi Perairan di SD, (B)
Pembagian hadiah berupa poster Mola-Mola ............................................................ 15
Gambar 6 (A) Kegiatan patroli laut di Perairan Nusa Lembongan, (B) Kegiatan
patrol di perairan Toyopakeh........................................................................................ 15
Gambar 7 Metode Pengambilan Data ........................................................................ 16
Gambar 8 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 1 ........................................................ 17
Gambar 9 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 2 ........................................................ 18
Gambar 10 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 3 ...................................................... 19
Gambar 11 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 4 ...................................................... 20
Gambar 12 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 5 ...................................................... 21
Gambar 13 Fenomena Bleaching Soft Coral di Stasiun 1 ....................................... 31
Gambar 14 Fenomena Bleaching Soft Coral di Stasiun 1 ....................................... 31
Gambar 15 Fenomena Dead Coral di Stasiun 4 ....................................................... 32
Gambar 16 Pengambilan Data di Stasiun 2............................................................... 32
Gambar 17 Fenomena Bleaching Branching Coral di Stasiun 3 ............................ 33
Gambar 18 Kegiatan Patroli Laut oleh CTC dan UPT KKP..................................... 33
Gambar 19 Pengambilan Data Karang di Stasiun 3 ................................................. 34

Gambar 20 Contoh Data Karang Sehat di Stasiun 2................................................ 34

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Titik Lokasi Pengambilan Data ................................................................ 5
Tabel 2 Alat Praktik Kerja Magang....................................................................... 6
Tabel 3 Bahan Praktik Kerja Magang .................................................................. 7

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Melakukan Magang ........................................ 26
Lampiran 2. Logbook Praktik Kerja Magang ...................................................... 27
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan ................................................................... 31

viii


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terumbu karang di kawasan Segitiga Terumbu Karang (Indonesia, Filipina,
Malaysia bagian timur, dan Timor Leste) terus mengalami penurunan disebabkan
oleh penangkapan ikan berlebih, sedimentasi, polusi dari aktivitas perkotaan
maupun industri sebagai imbas dari pembangunan pesisir yang berkembang
sangat pesat (Wilkinson, 2008).
Tekanan-tekanan tersebut diperparah dengan perubahan iklim yang telah
menjadi tekanan terbesar bagi terumbu karang secara global. Perubahan iklim
berdampak banyak bagi terumbu karang. Salah satu yang paling serius adalah
pemutihan karang (coral bleaching) massal akibat peningkatan suhu permukaan
air laut (Simarangkir, 2015).
Mengklasifikasikan spesies karang sangat sulit. Sehingga Kelompok karang
yang mudah diidentifikasi sering dipakai saat mencatat data tentang penutupan
karang atau kesehatan karang secara umum. Untuk memudahkan klasifikasi tipe
karang cukup dideskripsikan melalui bentuk dasar pertumbuhannya, atau bentuk
koloni karang. Coral Watch menggunakan empat tipe klasifikasi karang agar
memudahkan

dalam

pengklasifikasian

terumbu

karang.

Branching

menggambarkan karang yang bercabang, misalnya spesies Acropora. Boulder
merupakan karang batu yang besar dan bulat, misalnya beberapa spesies
Platygyra dan Porites. Plate merupakan karang yang membentuk lempeng/piring,
misalnya spesies Acropora yang berbentuk tabular/meja, sementara Soft
merupakan karang yang tidak memiliki kerangka yang keras, misalnya spesiesspesies Xenia (Dean, 2012).
Pemutihan karang dapat membuat zooxanthella pergi dan karang menjadi
stress. Namun hewan karang dapat pulih dari bleaching dengan merekrut
kembali zooxanthella dari lingkungan perairan ketika kondisi membaik, atau
1

karang dapat mati jika tetap terekspos kondisi ekstrim dalam jangka waktu yang
cukup lama. Pemulihan dapat terhambat oleh lapisan alga dan karang lunak
yang dengan cepat mengambil alih kerangka karang yang mati dan tidak
membentuk substrat yang sesuai untuk rekolonisasi karang. Secara alami,
respons terumbu karang terhadap perubahan dan tekanan lingkungan adalah
berusaha bertahan dan pulih (Nybakken, 1992).
Bentuk karang keras secara umum yang mendominasi daerah Cawayan
MPA adalah massive, branching dan digitate. Bentuk lifeform karang massive
tumbuh sangat lambat namun mereka mampu menahan aksi dari gelombang.
Pertumbuhan karang branching dan digitate cepat tumbuh tetapi mereka sensitif
terhadap gelombang yang kuat maka dengan mudah terfragmentasi. Predator
karang seperti Crown-of-Thorn Starfish (Acanthasterplancii) diamati pada daerah
Cawayan MPA, ini bisa menjadi faktor mengapa tingginya persentase dari karang
mati saat pengamatan di Cawayan MPA karena karang bercabang seperti
spesies Acropora merupakan makanan bagi predator tersebut (Piquero, 2015).
Metode PLIT (Photo Line Intercept Transect) dan LIT (Line Intercept
Transect) adalah metode survei karang kuantitatif yang sama-sama mudah
dilakukan di lapangan, namun PLIT (Photo Line Intercept Transect) lebih
membutuhkan kestabilan dalam pengambilan gambar sehingga kemampuan
selam ataupun renang sangat diperlukan. Metode LIT (Line Intercept Transect)
membutuhkan waktu yang relatif lama pada saat pengambilan data di lapangan,
Sedangkan PLIT (Photo Line Intercept Transect) relatif sebentar pada saat
pengambilan data di lapangan. Hasil pengamatan LIT (Line Intercept Transect)
tergantung ketelitian masing-masing individu (subjektif) pada saat dilapang,
sedangkan PLIT (Photo Line Intercept Transect) tergantung kesetabilan kamera
pada saat pengambilan data. Metode LIT (Line Intercept Transect) lebih mudah
dilakukan untuk pendugaan kondisi karang, namun untuk ketelitian metode PLIT

2

(Photo Line Intercept Transect) lebih unggul daripada metode LIT (Line Intercept
Transect). Kedua metode ini secara teknis pelaksanaan berbeda namun hasil
pengamatan nilai yang didapatkan hampir sama (Rosi, 2016).
Di Indonesia, pada tahun 1997-1998, pemutihan karang yang mencapai
sekitar 50% atau lebih dari tutupan karang tercatat terjadi di Taman Nasional Bali
Barat (mencapai hingga 100%), Karimun Jawa, Taman Nasional Pulau Seribu,
Kepulauan Gili, Lombok (mencapai hingga 90%) dan Kalimatan Timur. Tingkat
kematian dari karang yang terkena pemutihan tersebut di Karimun Jawa
mencapai 50-60%. Sedangkan pada tahun 2000-an, tepatnya 2010 fenomena
coral bleaching tersebut mulai muncul lagi akibat beberapa faktor. Ini dijelaskan
dalam survey instansi Reef Check Indonesia (RCI) yang bekerjasama dengan
dive operator lokal yaitu Oceans 5 Gili air dan Blue Marling Gili. Sebelumnya,
pemantauan sejak Mei hingga Juni lalu, suhu di perairan Gili mencapi 30 hingga
31°C dan mengakibatkan beberapa lokasi mengalami bleaching hingga 20%
(Goblue, 2015).
Nusa Penida merupakan salah satu pulau berbasis ekowisata yang
pengunjungnya selalu meningkat, namun ini juga berbanding lurus dengan
peningkatan prosentase coral bleaching yang sebagian besar akibat pemanasan
global ataupun predator. Selama ini peran lembaga, masyarakat, dan pemerintah
masih tertuju pada eksploitasi sumberdaya laut sehingga diperlukan perlakuan
konservasi atau pelestarian berkelanjutan terhadap pemutihan karang yang terus
meningkat. Langkah nyata yang dapat dilakukan yaitu dengan sosialisasi
terhadap masyarakat tentang keuntungan menjaga ekosistem terumbu karang.
Dari pemerintah atau orang yang terlibat dapat melakukan monitoring karang
secara rutin untuk mengetahui dampak penyebaran coral bleaching.

3

1.2 Tujuan

1. Mengetahui, mengidentifikasi dan memahami spesies terumbu karang
target yang mengalami pemutihan.

2. Mengetahui hubungan dampak pemutihan karang dengan nilai aktivitas
penduduk pesisir.

1.3 Manfaat
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini Mahasiswa dapat
memperoleh pengetahuan baru dan mendapat informasi mengenai data jenis
karang yang mengalami bleaching di wilayah perairan UPT Kawasan Konservasi
Perairan, Nusa Penida, Bali yang kemudian dapat digunakan untuk penelitian penelitian selanjutnya.

4

BAB 2. METODOLOGI
2.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi pratik kerja magang berada di UPT KKP (Kawasan Konservasi
Perairan) Nusa Penida, sedangkan lokasi penelitian berada di Nusa Besar atau
Nusa Penida yang berlokasi di 5 titik yaitu Kubu Ganesha, Pelabuhan
Toyopakeh, SD Point, Pelabuhan Buyuk dan Crystal Bay. Adapun peta lokasi
penelitian dan titik koordinatnya.

Gambar 1 Peta Lokasi Pengambilan Data
Tabel 1 Titik Lokasi Pengambilan Data
No Koordinat

Keterangan

1

8°40'15'' S 115°33'37’’ T

Kubu Ganesha

2

8°40'56'' S 115°29'08’’ T

Toyopakeh

3

8°40'34'' S 115°31'10'' T

SD Point

5

4

8°40'28'' S 115°32'44'' T

Buyuk

5

8°42'58'' S 115°27'28'' T

Crystal Bay

Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Magang (PKM) ini pada tanggal 18 Juli
2016 sampai 17 Agustus 2016 di UPT Kawasan Konservasi Perairan, Desa
Sampalan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
2.2 Alat dan Bahan
Dalam pengambilan data digunakan alat berikut sebagai penunjang
pengambilan data, adapun alat-alat yang digunakan adalah :
Tabel 2 Alat Praktik Kerja Magang
No

Nama

Fungsi

Gambar

Untuk membantu
1

SCUBA dive

dalam proses
pengambilan data

2

3

Roll meter
100 meter

Untuk mengukur
panjang atau jarak
pengambilan data

Alat selam

Digunakan dalam

dasar

observasi laut

6

4

5

Komputer

Memasukkan dan

atau Laptop

analisa data

Kamera

Dokumentasi dan
Koordinat

Adapun bahan yang digunakan dalam pengambilan data adalah sebagai
berikut :
Tabel 3 Bahan Praktik Kerja Magang
No

1

2

3

Nama

Fungsi

Kertas

Untuk pengambilan

bawah air

data

Formulir
data

Terumbu

Gambar

Untuk
pengklasifikasian
data

Objek pendataan

Karang

7

2.3 Prosedur Praktik Kerja Magang
Adapun prosedur Praktik Kerja Magang dibagi atas 3 proses yaitu proses
administrasi, pelaksanaan praktik kerja magang dan penyusunan laporan.
2.3.1 Proses Administrasi
Proses Administrasi dalam Praktik Kerja Magang yang dilakukan adalah
meliputi

administrasi

fakultas

dan

administrasi

instansi.

Pertama-tama

mahasiswa harus melakukan pengajuan surat keterangan telah memenuhi SKS
dan mengajukan secara online topik dan dosen pembimbing. Proses selanjutnya
yaitu konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai topik dan judul bersamaan
dengan membuat surat pengajuan judul, surat untuk melakukan praktik kerja
magang dan penyusunan proposal. Proses administrasi instansi adalah
memasukkan berkas ke UPT. Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida yaitu
berkas proposal Praktik Kerja Magang dan surat ijin melakukan magang di
instansi terkait. Semua hal yang berkaitan dengan proses administrasi
dilaksanakan mulai dari April sampai dengan bulan Mei yang bertempat di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
2.3.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Magang
Pelaksanaan Praktik Kerja Magang dilakukan setelah proses administrasi
selesai dengan diperolehnya surat tugas dari fakultas dan disetujui oleh instansi
terkait. Pelaksanaan PKM dilakukan selama 32 hari di UPT. Kawasan Konservasi
Perairan Nusa Penida dari 18 Juli 2016 sampai dengan 18 Agustus 2016.
Kegiatan PKM ini terbagi menjadi 2 kegiatan pokok, yaitu kegiatan partisipasi
aktif kegiatan instansi baik di kantor ataudi lapang. Kegiatan lainnya yaitu
pengambilan data untuk menunjang penelitian PKM, data yang digunakan adalah
data sekunder berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dari CTC (Coral Triangle
Center) dan data primer yang langsung diambil ke lapang.

8

2.3.3 Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan Praktik Kerja Magang dilaksanakan setelah semua
kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Magang telah dilakukan. Langkah pertama
yang dilakukan adalah mengetahui format laporan yang sudah ditetapkan oleh
jurusan. Kemudian studi litelatur dengan mencari referensi di perpustakaan atau
di internet yang berkaitan dengan tema PKM. Semua data yang diperoleh
dikumpulkan dan diolah dan data tersebut dapat disajikan dalam bentuk laporan
Praktik Kerja Magang bersamaan konsultasi dengan dosen pembimbing
mengenai laporan PKM.

9

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sejarah dan Profil Instansi
UPT KKP (Kawasan Konservasi Perairan) Nusa Penida diinisia oleh TNC
(The Nature Conservasion) pada tahun 2008 dimana dengan maksud
meningkatkan fasilitas masyarakan dan menyediakan fasilitator pulau.
3.1.1 Visi dan Misi
Visi jangka panjang (20 tahun) dari pengelolaan kawasan konservasi perairan
Nusa Penida adalah “Terwujudnya pengelolaan kawasan konservasi perairan
Nusa Penida yang efektif, berbudaya dan berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat”
Misi

jangka

panjang

(20

tahun)

pengelolaan

kawasan

konservasi

berdasarkan visi yang ada adalah:
a. Mendorong pengelolaan secara kolaboratif antara para pemangku
kepentingan di dalam kawasan konservasi perairan Nusa Penida
b. Mempromosikan pariwisata bahari yang lestari dan bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat
c. Menerapkan sistim perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
3.1.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan PERBUP Klungkung No 30 tahun 2012 dan kesepakatan
dengan para pemangku kepentingan di Nusa Penida, maka Lembaga Pengelola
KKP Nusa Penida berupa Unit Pelayanan Teknis (UPT) dibawah Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Klungkung dengan struktur
seperti dibawah ini.

10

Gambar 2 Struktur Lembaga Pengelola
Dewan Kolaborasi yang diketuai oleh Bupati Klungkung dan terdiri dari
unsur Pemerintah Kabupaten Klungkung, khususnya Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan (PPK) dan para pemangku kepentingan di Nusa Penida
memiliki fungsi dan wewenang sebagai berikut:
a. memberikan arahan dan memutuskan rencana pengelolaan 5 dan 1 tahunan
dengan mengacu kepada rencana jangka panjang pengelolaan KKP Nusa
Penida yang akan dilaksanakan oleh Management Unit.
b. meminta pertanggung-jawaban management unit setiap tahunnya mengenai
kemajuan pengelolaan KKP Nusa Penida dan pelaksanaan rencana
pengelolaan 5 dan 1 tahunan.

11

Gambar 3 Struktur Organisasi UPT KKP
3.1.3 Tujuan dan Sasaran Pengelolaan
Tujuan dari pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida antara
lain:
1. Ekosistem terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun yang sehat
sebagai sumber perikanan dan wisata bahari.
2. Biota laut yang khas dan unik seperti ikan Mola mola, ikan pari manta,
penyu, dugong, paus, lumba-lumba, napoleon dan hiu yang lestari
sebagai atraksi wisata bahari .
3. Dukungan para pemangku kepentingan di dalam pengelolaan KKP Nusa
Penida baik dari Desa Pakraman, kelompok masyarakat, para pelaku

12

wisata bahari pemerintah Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali dan Pusat
di dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida.
4. Payung hukum yang jelas dan kuat di dalam implementasi pengelolaan
kawasan konservasi perairan Nusa Penida.
5. Badan pengelola dengan kapasitas yang cukup sehingga dapat diberikan
tanggung jawab sekaligugus wewenang di dalam pengelolaan kawasan
konservasi perairan Nusa Penida.
6. Rencana pengelolaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5
tahun) dan jangka pendek (1 tahun) yang memberikan arahan kepada
badan pengelola untuk mengelola kawasan konservasi perairan Nusa
Penida.
7. Mekanisme pengawasan dan pendanaan jangka panjang di dalam
pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida.
Sasaran dari pengelolaan kawasan konservasi perairan Nusa Penida adalah
nelayan Nusa Penida dan luar Nusa Penida, pengusaha wisata bahari Nusa
Penida dan dari luar Nusa Penida, petani rumput laut, lembaga adat, pemerintah
Kabupaten Klungkung, pemerintah Propinsi dan pemerintah Pusat.
3.2 Partisipasi Aktif dan Kegiatan Magang
3.2.1 Kegiatan Administratif dan Perkantoran
Pelaksanaan

Praktik

Kerja

Magang

ini

peniliti

diminta

untuk

mensosialisasi tentang kegiatan Praktik Kerja Magang pada bulan Juli tanggal 18
Juli 2016 di awal hari kegiatan Praktik Kerja Magang. Sosialisasi ini dilakukan
setelah peneliti melengkapi syarat administratif berupa proposal Praktik kerja
magang dan Surat Izin Magang dari Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelutan
Brawijaya yang disetujui oleh Kepala UPT Kawasan Konservasi Perairan Nusa
Penida. Materi dari sosialisai ini tentang proposal praktik kerja magang yang

13

terdiri dari tujuan peneliti dan hasil yang diperoleh nantinya dapat digunakan oleh
instansi terkait dan tentunya bagi peneliti.

Gambar 4 Koordinasi Praktik Kerja Magang
3.2.2 Sosialisasi Kawasan Konservasi Perairan
Sosialisasi zonasi kawasan konservasi perairan bertujuan untuk memberikan
pengetahuan secara dini untuk masyarakat lokal, dimana target utama yaitu
murid-murid di sekolah dasar (SD). Sosialisasi baru berlangsung kurang lebih
satu tahun namun hasil yang di capai hampir mendekati target dengan cara
melakukan kuisioner pada beberapa sekolah. Hasil dari kuisioner yaitu anak dini
sudah faham akan potensi sumberdaya alam apa saja di Nusa Penida seperti
Ikan mola mola, pari manta, terumbu karang dan rumput laut, namun belum
faham betul akan zonasi-zonasi yang sudah ditentukan.

14

(A)

(B)

Gambar 5 (A) Kegiatan sosialisasi Kawasan Konservasi Perairan di SD, (B)
Pembagian hadiah berupa poster Mola-Mola
3.2.3 Patroli Laut
Patroli laut dilakukan setiap 1 bulan sekali oleh CTC (Coral Triangle Center)
yang bertempat di Sanur, Bali dan bekerja sama dengan UPT KKP Nusa Penida
dan didampingi oleh anggota BKSDA, TNI-AL, dan Pemda Klungkung. Tujuan
dari patrol laut yaitu untuk mendata jumlah wisatawan dan banyaknya boat yang
berlabuh di perairan Nusa Penida, serta memantau zonasi yang rawan akan
pelanggaran seperti di zona inti.

(A)

(B)

Gambar 6 (A) Kegiatan patroli laut di Perairan Nusa Lembongan, (B) Kegiatan
patrol di perairan Toyopakeh.
3.2.4 Bersih Pantai
Bersih pantai merupakan kegiatan rutin setiap bulan UPT KKP, dimana
bersih pantai dilakukan kerja sama dengan masyarakat lokal. Bersih pantai

15

secara tidak langsung bertujuan agar menarik banyak partisipan untuk ikut peduli
kebersihan pesisir pantai maupun yang di dasar laut. Banyak ditemukan sampah
plastic maupun selendang-selendang bali yang biasa digunakan untuk
sembahyang.
3.3 Penelitian Praktik Kerja Magang
Tahapan dalam pengambilan data yang dilakukan di setiap titik lokasi adalah
sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memilih site dengan melakukan
Manta Tow atau Timed Swim di lokasi yang akan dipasang roll meter
2. Tarik roll meter sepanjang 100 meter dan dibagi menjadi 4 segment, lalu
catat koordinat titik awal dan akhir
3. Lakukan pencatatan karang setiap 1 meter.
4. Catat jenis/tipe karang berdasarkan bentuk dasar pertumbuhan atau
bentuk koloni karang (Branching, Plate, Soft Coral, Boulder).
5. Lakukan

analisa

hasil

dan

pengolahan

data

tesebut

dengan

menggunakan Microsoft Excel

Gambar 7 Metode Pengambilan Data

16

3.3.1

Deskripsi dan Kondisi Terumbu Karang Stasiun Penelitian

3.3.1.1 Stasiun 1 (Kubu Ganesha)
Stasiun pengamatan satu terletak di sisi utara Nusa Penida dan berada
dalam zona pelabuhan. Pantainya memiliki pasir putih dengan banyak patahan
rumput laut. Daerah ini sering digunakan sebagai tempat berlabuh speedboat.
Pengambilan data dilakukan pada kedalaman 3 – 5 meter. Berikut merupakan
data hasil pengamatan pada stasiun 1 :

Gambar 8 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 1
Distribusi terumbu karang tidak begitu baik pada stasiun ini, kedalaman 3-5
meter substrat didominasi oleh patahan karang mati (rubble) dan beberapa
karang batu (boulder). Hasil pengamatan didapatkan presentase bentuk karang
bercabang 11%, karang meja 4%, karang lunak (soft) 15%, karang batu 23%,
patahan karang 31% dan substrat pasir 17%. Dimana total distribusi karang
hidup sebesar 53% dan karang batu (boulder) mendominasi terkena bleaching
sebesar 14%.

17

3.3.1.2 Stasiun 2 (Toyopakeh)
Stasiun pengamatan 2 terletak di desa Toyopakeh yang berada di Barat
Laut Nusa Penida. Perairan ini tertutupi oleh Pulau Ceningan di seberangnya
sehingga kondisi arus dan gelombang tidak begitu kuat. Perairan ini terdapat
beberapa ponton, lalu lalang speed boat dan menjadi satu-satunya destinasi
penyeberangan ke Pulau Lembongan. Pengambilan data dilakukan pada
kedalaman 3 – 5 meter. Berikut merupakan hasil pengamatan pada stasiun 2 :

Gambar 9 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 2
Rata – rata distribusi terumbu karang pada perairan Toyopakeh tergolong
baik dengan substrat pasir putih, meskipun banyak boat lalu lalang namun
sirkulasi

air

sangat

baik

sehingga

perairan

subur.

Hasil

pengamatan

menunjukkan presentase karang hidup hingga 73%, dimana karang bercabang
mendominasi sangat padat dengan presentase 52%, karang meja 1%, karang
lunak 19%, karang batu 1%, patahan karang 25%, dan substrat pasir 1%.
Fenomena bleaching hanya terjadi di beberapa karang bercabang dengan
presentase 6%.

18

3.3.1.3 Stasiun 3 (SD Point)
Stasiun pengamatan 3 terletak di desa PED yang merupakan dive site dan
berada di utara Nusa Penida. Terdapat pura besar di depannya, pantai berpasir
putih, terdapat sisa budidaya rumput laut dengan vegetasi alami yang ditumbuhi
pepohonan liar

dan pohon kelapa. Pengambilang data dilakukan pada

kedalaman 3 - 5 meter. SD point termasuk dalam zona pariwisata bahari khusus.
Berikut merupakan hasil pengamatan stasiun 3 :

Gambar 10 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 3
Rata – rata distribusi substrat pada stasiun ini yaitu didominasi oleh
patahan karang mati (rubble) sebesar 38%. Perairan ini mendapatkan energi
gelombang yang cukup kuat sehingga pertumbuhan karang batu mendominasi,
dan diduga menjadi penyebab banyaknya patahan karang pada koloni karang
encrusting lalu patah dan mati. Hasil pengamatan menunjukkan angka 12%
untuk live coral jenis branching, 10% untuk karang meja, 15% untuk karang
lunak, 18% untuk karang batu dan 7% untuk substrat pasir. Fenomena coral
bleaching terjadi pada sebagian jenis branching dan boulder dengan presentase

19

7%, secara keseluruhan live coral yang sehat sebesar 55%, sehingga terumbu
karang bisa dikatakan berada dalam kondisi baik.
3.3.1.4 Stasiun 4 (Pelabuhan Buyuk)
Stasiun pengamatan 4 terletak di Pelabuhan Buyuk, dimana kondisi
geografisnya memiliki pasir putih, vegetasi didominasi oleh pohon kelapa dan
terdapat banyak mooring. Di timur pelabuhan terdapat wahana bermain Crystal
Ocean 7. Perairan ini saat menjelang siang hari memiliki arus yang kuat
sehingga menjadi kendala saat menggelar transek dan pengambilan data.
Pengambilan data dilakukan pada kedalaman 3-5 meter.

Gambar 11 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 4
Rata- rata distribusi substrat pada stasiun 4 memiliki tingkat presentase
kerusakan yang paling tinggi diantara stasiun lainnya yaitu mencapai 39%.
Perairan bergelombang kuat lah yang diduga menjadi penyebab utama
banyaknya patahan karang selain faktor speedboat maupun wisatawan.
Presentase jenis branching dan plate yaitu 17% dan 4% yang sedang mengalami
pertumbuhan koloni baru, sedangkan jenis boulder banyak pada segment 4

20

dengan presentase 13%. Jenis soft coral mampu mencapai presentase 19%
karena tidak terpengaruh oleh faktor gelombang yang kuat, namun terjadi tingkat
bleaching sebesar 10% dan didominasi oleh soft coral dari 53% live coral yang
terdata.
3.3.1.5 Stasiun 5 (Crystal Bay)
Stasiun pengamatan 5 terletak di desa Sakti dan menjadi salah satu
destinasi tamu wisatawan.

Kondisi perairan yang jernih, berpasir putih, banyak

boat singgah untuk snorkeling dan diving, dan banyak ditumbuhi vegetasi pohon
kelapa. Crystal Bay terletak seperti di sebuah teluk dan memiliki banyak karang
Acropora di dekat tebing-tebing, dan juga menjadi salah satu lokasi singgahnya
ikan mola – mola di kedalaman 15 – 25 meter. Pengambilan data pengamatan
dilakukan pada kedalaman 3 – 5 meter.

Gambar 12 Nilai Distribusi Substrat di Stasiun 5
Rata – rata distribusi substrat pada stasiun 5 yaitu sand dengan tingkat
presentase paling tinggi yaitu 32%. Pertumbuhan live coral secara keseluruhan
mencapai

61% dengan jenis ssoft coral

yang mendominasi yaitu 24%,

selanjutnya jenis plate 14%, boulder 12% dan branching 11%. Perairan ini dapat

21

dikatakan sangat baik karena indikator kerusakan seperti patahan karang
(rubble) hanya 7%, dan sedikitnya tingkat bleaching pada jenis karang plate yaitu
4%.

22

BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh pada Praktik Kerja Magang (PKM)
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan

tipe

identifikasi

karang

berdasarkan

bentuk

pertumbuhannya, terdapat 4 jenis yaitu branching, plate, soft dan boulder,
dimana kondisi terumbu karang di Nusa Penida masih tergolong baik
dengan tingkat bleaching yang paling tinggi yaitu di Stasiun 1 (Kubu
Ganesha) 14% dan yang paling sedikit yaitu di Crystal Bay 4%.
2. Masyarakat pesisir Nusa Penida sebagian besar bekerja sebagai petani
rumput laut, maka dari itu fenomena bleaching tidak terlalu dirasakan oleh
masyarakat sekitar. Namun kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat dan
konservasi yang dilakukan UPT KKP terus berlangsung setiap bulan agar
terpantau kondisi lapangan, seperti bersih pantai, patrol laut, dan
sosialisasi ke masyarakat sekitar.
4.2 Kendala dan Saran
4.2.1 Kendala
Adapun kendala yang dihadapi mahasiswa ketika melakukan Praktik Kerja
Magang (PKM) di UPT Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, Bali adalah
sebagai berikut:
1. Terkendala dalam sarana dan prasarana yang sangat minim, seperti set
scuba dive, alat keselamatan penyelaman, dan alat untuk kegiatan
monitoring ekosistem perairan.
2. Minimnya referensi dan data pembanding dari UPT KKP, maupun dalam
bentuk softcopy dan hardcopy.

23

3. Kurangnya pegawai UPT KKP khususnya yang fokus bergelut di bidang
perikanan dan kelautan, serta pelatihan secara mendasar dalam kegiatan
penyelaman maupun patrol laut.
4.2.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya diberikan dalam Praktik Kerja Magang
(PKM) di UPT Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, Bali adalah sebagai
berikut:
1. Sarana dan Prasarana yang telah ada harus terus dikembangkan dan
dirawat lagi terutama untuk Prasarana agar kinerja mendampingi tamu
dari luar atau peserta magang dapat memuaskan.
2. Referensi terkait data yang ada di website resmi maupun secara tertulis
harus lebih diperbanyak agar memudahkan dalam penyelesaian laporan
atau bisa menjadi data pembanding dari UPT lain.
3. Pegawai UPT KKP harus diberikan pelatihan khusus terhadap zona
kawasan konservasi lingkungan, dan diwajibkan mampu melakukan
kegiatan penyelaman dengan benar.

24

DAFTAR PUSTAKA
Dean, Angela. 2012. Coral Reef and Climate Change. Workbook – field and
classroom activites. Coral Watch. University of Queenslad: Australia
GoBlue. 2015. www.goblue.or.id . Laporan Coral Bleaching (Pemutihan Karang)
2010 di Indonesia. Diakses pada tanggal 2 Maret 2016 pukul 16.00 WIB
Nybakken, JW. 1992. Biologi laut: suatu pendekatan ekologis. Diterjemahkan
oleh Eidman HM, Koesoebiono, Bengen DG, Hutomo M, Sukardjo S. 1992.
Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Piquero, Alfonsos S., et al. 2015. Coral Lifeform Structure in Selected Marine
Protected Areas in Southern Sebu, Philippines. Tropical Technology Journal
Volume 19, Issue 1, Article 2.
Rosi, Fahror., Insafitri., Effendy. 2016. Persentase Tutupan Dan Tipe Life Form
Terumbu Karang Di Pulau Mandangin Kabupaten Sampang. Universitas
Trunojoyo: Madura.
Simarangkir, Omega Raya. 2015. Pemulihan Komunitas Karang Keras Pasca
Pemutihan Karang di Amed Bali. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). Vol.
Wilkinson, CR. 2008. Status of coral reefs of the world: 2008. Townsville (AU):
Global Coral Reef Monitoring Network and Reef and Rainforest Research
Center.

25

LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Rekomendasi Melakukan Magang

26

Lampiran 2. Logbook Praktik Kerja Magang

27

28

29

30

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 13 Fenomena Bleaching Soft Coral di Stasiun 1

Gambar 14 Fenomena Bleaching Soft Coral di Stasiun 1

31

Gambar 15 Fenomena Dead Coral di Stasiun 4

Gambar 16 Pengambilan Data di Stasiun 2

32

Gambar 17 Fenomena Bleaching Branching Coral di Stasiun 3

Gambar 18 Kegiatan Patroli Laut oleh CTC dan UPT KKP

33

Gambar 19 Pengambilan Data Karang di Stasiun 3

Gambar 20 Contoh Data Karang Sehat di Stasiun 2

34