Perkembangan setiap masyarakat secara sinambungan bersendi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agro
industri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber
daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising).
Namun demikian, pada sejumlah kasus yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat
berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan
(2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian
melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk
kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian
modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi
sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian. Terkait dengan pertanian, usaha
tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun
hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh
“petani tembakau” atau “petani ikan”. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock)
disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode
pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup

pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan dataBPS tahun
2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk
meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

BAB II
PENGANTAR GEOGRAFI PERTANIAN

1. Pengertian Geografi Pertanian
Etimologis istilah "geografi pertanian" memiliki akar Yunani dan Latin. Kata 'geografi'
berasal dari kata Yunani 'Geographia' yang berasal dari dua kata, nama! Y. 'geografis' yang
berarti bumi dan 'Graphia' makna untuk menjelaskan. Kata "pertanian" berasal dari istilah Latin
'Agercultura' yang mempunyai asal dalam kata-kata 'mengubah' yang berarti ladang dan 'culturd'
makna budaya atau memupuk. Pertanian dalam arti sempit berkaitan dengan usaha bercocok
tanam, sedangkan dalam atian luas sebagai kajian ilmiah. Pertanian merupakan sumber
kehidupan manusia melalui penggunaan lahan untuk bercocok tanam dan menghasilkan bahan
pangan lainnya.
Geografi pertanian adalah cabang geografi yang berhubungan dengan bidang budidaya
tanah dan pengaruh budidaya seperti pada lanskap fisik. Geografi pertanian Studi pola spasial
dalam kegiatan pertanian. tema utama termasuk variasi dalam kegiatan pertanian dalam biomes
utama, penetapan batas wilayah pertanian, studi pertanian sebagai suatu sistem, dan klasifikasi

sistem pertanian, biasanya dengan mengacu pada istilah: intensif / ekstensif; komersial /
subsisten; pergeseran / menetap dan pastoral / subur / campuran. Beberapa ahli geografi
pertanian prihatin dengan cara di mana perubahan sistem pertanian dengan tingkat
perkembangan.
Salah satu sektor perekonomian adalah pertanian, yang merupakan penerapan akal dan
karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan dan hewan,
sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Tanaman dapat diibaratkan sebagai pabrik primer
karena dengan memakai bahan dasar langsung dari a1am dapat menghasilkan bahan organik
yang bermanfaat bagi manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Geografi Pertanian mempelajari mengenai konsep dan lingkungan geografi pertanian,
klasifikasi sistem pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian, studi

perkembangan

pertanian,

pembangunan

pertanian


dan

penelitian

sistem

pertanian.

Terdapat beberapa definisi:


Ahli geografi tidak memandang Geografi Pertanian sebagai satu bagian besar dalam geografi,
tetapi mereka mengkelaskan Geografi Pertanian adalah sebagai bagian daripada Geografi



Ekonomi.
Kebanyakan ahli geografi menerima Geografi Pertanian sebagai sebahagian daripada Geografi




Manusia.
Geografi Pertanian adalah lebih sesuai dipanggil dengan geografi "pembiak-baik" manusia
terhadap tanah (man's husbandary of lands), yaitu aktivitas memanfaatkan tanaman dan ternakan



untuk kegunaan sendiri atau untuk faedah ekonomi.
Longman Watson Modern inggris Kamus (1976) mendefinisikan kata pertanian sebagai "ilmu
pengetahuan atau seni atau praktik skala besar tanah budidaya 'dalam rangka untuk menghasilkan



tanaman.
Menurut A.T Mosher (1966), pertanian adalah suatu bentuk proses produksi yang sudah khas



yangdidasarkan pada proses pertumbuhan dari pada hewan dan tumbuhan
Menurut Sri Setyati Harjadi (1975), pertanian adlah usaha untuk mencapai hasil maksimum dgn

mengelola factor tanaman dan lingkungan.
Jadi, Geogarafi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji pertanian di berbagai
belahan bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan alam dan juga mengkaji pola-pola dari
kegiatan pertanian yang bervariasi dari tempat-tempat, meliputi segala kegiatan pertanian pada
ruang dan waktu pertanian.

2. Asal Usul Pertanian
Dari penelitian arkeologi didapati manusia telah menggunakan tanah beribu-ribu tahun,
ketika itu kumpulan-kumpulan manusia di atas muka bumi ini berada di dalam satu kumpulan
kecil yang terdiri dari jumlah 20 orang (sedikit). Manusia ketika itu hanya menjalankan aktiviti
pra-pertanian seperti memburu, menangkap ikan , memungut tanaman-tanaman hutan dan madu.
Pra-pertanian diperingkat asal ini dikenali sebagai masyarakat "Pemburu dan Pengumpul"
(hunting and gathering society). Bentuk pertanian pada peringkat awal adalah primitif dan lalu
berubah mulai membiakkan tumbuhan melalui proses pemilihan, beternak hewan (dahulunya
liar), dan membentuk komunitas/kelompok-kelompok pertanian yang lebih besar . Banyak jenisjenis tanaman yang telah berubah dari proses pemilihan dan penanaman sebelum selanjutnya

tanaman tersebut dipindahkan ke tempat-tempat lain di dunia ini. Iklim yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman telah menyebabkan sebaran spesies-spesies tanaman tersebar luas di
dunia. Kawasan Asia Barat yang berhampiran lengkungan Lembangan Sungai Tigris adalah
merupakan kawasan pertanian yang dapat dikembangkan sejak tahun 6,000 SM. Tanaman barli,

kurma, buah lai, buah delima, bawang, dan kacang telah ditanam di kawasan yang subur ini.
Tanaman epal juga pada awalnya ditemui di keliling Lautan Hitam dan Kaspian
Pertanian merupakan aktivitas ekonomi dunia yang paling penting. dimana pada
prakteknya kegiatan ini menggunakan sepertiga dari permukaan bumi dan terdapat sekitar 45%
dari seluruh jumlah penduduk dunia yang bekerja dan terlibat dengan aktivitas pertanian.
Pertanian tidak lagi boleh dipandang sebelah mata bagi kehidupan manusia di muka bumi
apabila manusia yang semakin ramai dan mempunyai belbagai kebutuhan. Sesuai sejarah pada
mulanya manusia yang bergantung kepada aktivitas memburu dan mengumpulkan makanan
tidak berkembang baik oleh karena kurangnya kemampuan untuk menyediakan sumber makanan
yang mencukupi. Lain halnya dengan masyarakat modern yang jumlahnya cukup besar, aktivitas
pertanian yang baik dan produktif menjadi penting untuk menghasilkan sumber makanan yang
banyak. kegiatan beternak hewan merupakan titik permulaan bagi pertanian modern yang
diamalkan sekarang. Aktiviti-aktiviti ini memerlukan tenaga kerja dan penjagaan yang baik dan
memadai. Tanaman dan ternak tidak boleh dibiarkan sendirian untuk hidup seperti keadaan masa
silam.
Sebagai contohnya tanaman padi, memerlukan kerja-kerja penyemaian, pembajakan,
pembasmian serangga dan penyakit, perawatan dan penuaian. Keperluan untuk peralatan, pupuk,
pestisida, pengairan, perlindungan area/pagar, dan modal untuk membeli bibit juga turut
meningkat dengan berkembangnya sistem pertanian yang banyak tertumpu kepada peningkatan
hasil dan mutu pengeluaran pertanian. Pertanian moden adalah bercirikan pada peningkatan

hasil dan penurunan dalam penggunaan tenaga buruh. Petani-petani tidak lagi seharian berada di
ladang. sehingga waktu tidak terbuang, banyak aktiviti-aktiviti lain yang bisa dilakukan oleh para
petani seperti kegiatan pemasaran, aktivitas sosial. maupunaktivitas lainnya.

3. Perkembangan Pertanian

Perkembangan setiap masyarakat secara sinambungan bersendi ketersediaan suatu
sumber pangan yang cukup. Pada masyarakat primitif yang bersendi pada pengumpulan pangan
atau pemburuan, setiap individu harus terlibat secara total dengan urgensi kepastian sumber
pangan.

Pertanian secara relatif merupakan inovasi yang belum lama berselang bila

dibandingkan dengan sejarah manusia, karena manusia semula dalam masa yang lama hanya
bertindak sebagai pengumpulan makanan.
Perkembangan pertanian secara lambat laun membawa keberuntungan dan surplus
pangan yang meyakinkan. Keadaan surplus demikian dapat membebaskan beberapa orang yang
terampil dengan keahlian lain dari tugas memproduksi pangan. Perkembangan keahlian baru
hanyalah mungkin bila kenaikan keefisienan pertanian mengijinkan penggunaan waktu-waktu
senggang yang baru diperoleh. Contoh:

1. Primitif masih dengan sistem berburu dengan mengumpulkan hasil hutan.
2. Masyarakat yang sudah lebih maju misalnya didapatkannya api berpengaruh terhadap
perkembangan pertanian.
3. Setelah mengenal manajemen sederhana, juga berpengaruh dalam usaha peningkatan kualitas
tanaman dan hewan, dimulai dari penjinakan, seleksi dan sampai ke adaptasi.
Ilmu-ilmu pertanian utama adalah (i) tanaman-ilmu (seperti, agronomi, hortikultura,
pemuliaan tanaman) yang berhubungan dengan praktek-praktek agronomi, perbaikan tanaman
melalui seleksi, di-breeding, hibridisasi; (ii) ilmu-ilmu tanah (seperti. Tanah kesuburan,
konservasi tanah, pengelolaan tanah, teknologi tanah, reklamasi tanah, fisika tanah, kimia tanah,
biologi tanah) yang berjuang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, (iii)
ilmu-ilmu perlindungan tanaman (seperti, entomologi, phytopathology) yang mempelajari
dampaklingkungan terhadap tanaman dengan maksud untuk menghapuskan penyakit dan
gangguan pada tumbuhan; (iv) Ilmu Hewan, yang berhubungan dengan budidaya ternak,
memberi makan, pengelolaan dan pengendalian penyakit, dan (v) teknik pertanian, teknik yang
menyediakan mengolah, fertillting, mengairi , menabur, menanam, memelihara anakan, panen,
dll disiplin ini memecahkan masalah di bidang pertanian dan tujuan pada kehidupan pedesaan
yang lebih baik melalui pertanian yang lebih baik kembali. Petani 'standar hidup yang semakin
meningkat dan ada peningkatan dalam keseluruhan pendapatan per kapita.)

4. Ruang Lingkup Geografi Pertanian

Ruang lingkup dan makna geografi pertanian memang unik dan luas. Pertanian selalu
mendominasi lanskap budaya dan telah mengklaim sebagian besar jam kerja manusia selama
beberapa ribu tahun. Awal geografi pertanian sebagai bidang studi yang berbeda adalah
perkembangan yang sangat baru sejak sebelum pembangunan di sektor pertanian sangat
lambat. Studi yang menjadi keharusan di belakang ledakan penduduk, memaksa pria untuk
memahami distribusi yang ada, konsentrasi, perbedaan regional, ketidakseimbangan,
kesenjangan dan hubungan geografis dalam pola-pola pertanian. Oleh karena itu, secara luas
diakui sebagai subjek kuno tetapi bidang baru. Lebih jauh, dalam bidang umum geografi
ekonomi, studi pertanian adalah yang pertama untuk menarik perhatian sejumlah ahli geografi
profesional karena 98% dari makanan yang dikonsumsi ditanam di tanah.
Pengkajian dalam Geografi Pertanian ialah mengkaji aktivitas pertanian dalam konteks
ruangan.
- lokasi secara keseluruhan
- kandungan aktivitas-aktivitas
- Tanaman dan Ternakan > Benih, ladang , buruh, jentera, dll.
- Pola ruangan
- fenomena atau hubungan manusia dan alam sekitar fizikal.
Tugas utama dari setiap penyelidikan dalam geografi pertanian adalah:
a. untuk mengukur karakteristik pertanian (untuk menjalin hubungan melalui metode statistik), dan
b. untuk memetakan distribusi spasial mereka, yaitu, tingkat konsentrasi dan diversifikasi.

Geografi pertanian meliputi cakupan kegiatan pertanian dan variasi dalam waktu dan
ruang. Perhatian utama Geografi pertanian adalah dengan variasi spasial dalam distribusi entitas
pertanian dan penyebab variasi. Dengan kata lain, perhatian utamanya adalah untuk
menunjukkan distribusi penyebab, efek distribusi, dan distribusi hubungan sebab-akibat.
Geografi Pertanian adalah salah satu yang paling sangat berkembang cabang-cabang
geografi abad kedua puluh. Beberapa dekade yang lalu, itu hampir pada tahap primitif
perkembangannya. Dalam beberapa tahun terakhir, hal itu telah membuat banyak kemajuan
menuju kedewasaan sebagai geografer pertanian telah mulai memperlakukan data, konsep dan
interpretasi kuantitatif. Sekarang sepenuhnya hidup dengan perubahan ekonomi, sosial dan
politik yang mengakibatkan fenomena dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. studi

yang dianggap penting untuk manusia yang tak tertahankan memenuhi keinginan untuk
mengetahui, memahami dan menyelidiki pengaturan spatio-temporal dan distribusi fenomena
pertanian. Selain itu, munculnya geografi pertanian sebagai independen, berbeda dan cabang
terkemuka geografi modern menjadi peristiwa penting dalam penggunaan lahan pertanian
perencanaan dan pembangunan.
Tujuan utama studi geografi pertanian adalah
a)

untuk menjelaskan bagaimana berbagai jenis pertanian didistribusikan di atas bumi dan


b)

bagaimana mereka berfungsi dalam tata ruang,
untuk memahami bagaimana jenis pertanian tertentu telah dikembangkan di daerah-daerah

tertentu dan bagaimana mereka serupa atau berbeda dari pertanian di daerah-daerah lain,
c) untuk menganalisis pengoperasian sistem pertanian dan perubahan yang mereka mengalami,
d) untuk menyorot ke arah mana dan dalam apa perubahan volume di bidang pertanian sedang
terjadi,
e) untuk membatasi produksi tanaman-tanaman daerah atau wilayah atau kombinasi-usaha
pertanian daerah,
f) untuk mengukur dan memeriksa tingkat perbedaan antara daerah,
g) untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang lebih lemah dalam hal produktivitas pertanian, dan
h) untuk membatasi stagnasi bidang pertanian, transisi dan dinamisme. Semua ini termasuk dalam
i)

ruang lingkup geografi pertanian.
tujuan utama pertanian adalah analisis geografi dari daerah agraris terstruktur dan alami mereka,
ekonomi, dan hubungan sosial dan organisasi seperti tercermin spasial.
Pertanian seperti studi geografi diperlukan untuk setiap kegiatan mengubah manusia,
terutama untuk tujuan perencanaan dan pembangunan. Pentingnya geografi pertanian adalah
bahwa hal itu memberikan bantuan dan panduan untuk para pengambil keputusan: pertanian
spesialis, yang ingin memperbaiki struktur pertanian; makanan ekonom, yang ingin
meningkatkan produksi bahan pangan; insinyur irigasi, yang berencana untuk memperkenalkan
skema irigasi baru; perencana daerah, yang sedang mencari lokasi yang paling menguntungkan
untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang harus meletakkan rel baru jalur jalan;
demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas, dan banyak spesialis lainnya.
Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu memberikan bantuan dan panduan
untuk para pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang ingin memperbaiki struktur pertanian;
makanan ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan; insinyur irigasi, yang
berencana untuk memperkenalkan skema irigasi baru; perencana daerah, yang sedang mencari

lokasi yang paling menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang harus
meletakkan rel baru jalur jalan; demografis perencana, yang rencana layanan publik dan utilitas,
dan banyak spesialis lainnya.
5. Bentuk-Bentuk Pertanian
a. Sawah
Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam
kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman.
Macam-macam sawah di Indonesia :




Sawah Irigasi, adalah sawah dengan pengairan yang teratur
Sawah Lebak, adalah sawah yang terletak pada dataran banjir
Sawah Tadah hujan, adalah sawah yang pengairannya dari air hujan
Sawah Pasang Surut, adalah sawah yang terletak di muara sungai/tepi pantai.

b. Tegalan
Tegalan adalah lahan kering yang ditanami dengan tanaman musiman atau tahunan, seperti
padi ladang, palawija, dan holtikultura. Tegalan letaknya terpisah dengan halaman sekitar rumah.
Tegalan sangat tergantung pada turunnya air hujan. Tegalan biasanya diusahakan pada daerah
yang belum mengenal sistem irigasi atau daerah yang tidak memungkinkan dibangun saluran
irigasi. Permukaan tanah tegalan tidak selalu datar. Pada musim kemarau keadaan tanahnya terlalu
kering sehingga tidak ditanami.
Tanaman utama di lahan tegalan adalah jagung, ketela pohon, kedelai, kacang tanah, dan
jenis kacang-kacangan untuk sayur. Tanaman padi yang ditanam pada tegalan hanya panen sekali
dalam satu tahun dan disebut padi gogo. Selain itu tanah tegalan dapat ditanami kelapa, buahbuahan, bambu, dan pohon untuk kayu bakar. Cara bertani di lahan tegalan menggunakan sistem
tumpangsari, yaitu dalam sebidang lahan pertanian ditanami bermacam-macam tanaman. Sistem
tumpangsari sangat menguntungkan karena dapat mencegah terjadinya kegagalan panen.

c.

Ladang Berpindah
Ladang Berpindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara berpindahpindah tempat. Ladang dibuat dengan cara membuka hutan atau semak belukar. Pohon atau
semak yang telah ditebang/dibabat setelah kering kemudian dibakar. Setelah hujan tiba, ladang

kemudian ditanami dan ditunggu sampai panen tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian
ditinggalkan karena sudah tidak subur lagi.
Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah jangka waktu 10 - 20 tahun, para petani
ladang kembali lagi ke ladang yang pertama kali mereka buka.
Sistem ladang berpindah ini dapat mengakibatkan dampak negatif, diantaranya :


Mengurangi luas hutan



Kerusakan hutan,



Tanah menjadi tandus / lahan kritis



Tanah mudah tererosi,



Kebakaran hutan,



Pencemaran udara.



Banjir

d. Pekarangan
Pekarangan adalah bentuk pertanian dengan memanfaatkan pekarangan/ halaman sekitar
rumah. Biasanya lahan pertanian pekarangan diberi batas/pagar. Jenis tanaman yang diusahakan
pada lahan ini antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, sayur-sayuran, kelapa dan buah-buahan.

6. Sistem Pertanian di Indonesia
Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan, ada beberapa sistem :
1. Sistem ladang
Merupakan yang paling belum berkembang, suatu pengalihan dari tahap pengumpulan ke tahap
penanaman. Pengolahan tanah minimum sekali, produktivitas berdasarkan pada lapisan humus
yang berbentuk dari sistem hutan. Sistem ini hanya akan bertahan di daerah yang berpenduduk
jarang, dan sumber tanah yang terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan,
baik padi, jagung maupun umbi-umbian.
2. Sistem tegal pekarangan

Berkembang di tanah-tanah kering, yan g jauh dari sumber-sumber air yang sinambung. Sistem
ini diusahakan setelah menetap lama, tetapi tingkatan pengusahaan juga rendah; untuk tegal
umumnya tenaga kurang intensif dan pada keduanya tenaga hewan jarang digunakan. Tanamantanaman yang diusahakan terutama tanaman-tanaman yang tahan kekeringan dan pohonpohonan.
3. Sistem Sawah
Merupakan tehnik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengolahan air,
sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan.
Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang lambat. Sawah
merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija; dibeberapa daerah
tanaman tebu dan tembakau sangat bergantung padanya.
4. Sistem perkebunan
Baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar ( estate) yang dulu milik swasta asing dan
sekarang kebanyakan perusahaan Negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor.
Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, the, dan cokelat yang merupakan hasil
utama. Akan tetapi dibandingkan dengan kemajuan di dunia berkembang, masih jauh
ketinggalan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Geogarafi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji pertanian di berbagai belahan
bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan alam dan juga mengkaji pola-pola dari kegiatan
pertanian yang bervariasi dari tempat-tempat, meliputi segala kegiatan pertanian pada ruang dan
waktu pertanian. Pentingnya geografi pertanian adalah bahwa hal itu memberikan bantuan dan

panduan untuk para pengambil keputusan: pertanian spesialis, yang ingin memperbaiki struktur
pertanian; makanan ekonom, yang ingin meningkatkan produksi bahan pangan; insinyur irigasi,
yang berencana untuk memperkenalkan skema irigasi baru; perencana daerah, yang sedang
mencari lokasi yang paling menguntungkan untuk rekreasi daerah; insinyur transportasi, yang
harus meletakkan rel baru jalur jalan; demografis perencana, yang rencana layanan publik dan
utilitas, dan banyak spesialis lainnya. Pertanian meliputi semua tumbuhan, burung dan hewan
unggas produk untuk konsumsi langsung atau tidak langsung oleh manusia. Selain dari makanan,
pertanian memenuhi banyak kebutuhan manusia lain dari budidaya tanaman untuk pemeliharaan
binatang.
TIPE– TIPE PERTANIAN YANG MELIPUTI KONSEP, METODELOGI DAN
DASAR PERTANIAN
A. Perkembangan Konsep Pertanian
Ada 2 konsep dalam perkembangan pertanian sebagai jembatan perkembangan pertanian
modern, antara lain :
1. Sejak Awal
Pada awal dikembangkannya pertanian di bumi ini, konsep pertamanya adalah
pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Dicarilah berbagai cara agar supaya pangan yang ada di
dunia ini tetap lestari dan tidak habis. Kehidupan purba memulainya dengan ditandainya
perubahan pola hidup dari berladang dan berpindah menjadi menetap di suatu daerah. Pada
konsep awal ini, pertanian menjadi sektor dasar yang merupakan pijakan dari sektor-sektor lain
karena ini memang suatu ‘fitrah’ dari sektor berbasis sumber daya seperti pertanian. Hal ini
menyebabkan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Oleh karena
itu, pada tataran konsep dasar ini, pertanian bisa berkembang pesat.
2. Pengembangan Varietas Unggul
Dalam perkembangan pertanian semakin mengalami kemajuan, yaitu konsep pertanian
sudah mengarah pada pemuliaan spesies pertanian yang mencari varietas-varietas yang memiliki
keunggulan tersendiri dan lebih menguntungkan manusia. Konsep ini muncul sebagai bagian dari
peningkatan kualitas setelah adanya peningkatan kuantitas dari konsep pertama. Didapatlah
varietas-varietas dengan keunggulan tertentu.

Kedua konsep ini dapat dikatakan sebagai konsep dasar pertanian yang walau berubah seperti
apapun kehidupan di muka bumi ini, kedua konsep akan terus dipakai.
Kini, konsep pertanian modern bukan hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan
pangan manusia dan pemuliaan spesies pertanian, tetapi sudah lebih ke arah bagaimana cara
optimalisasi usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Di dalamnya juga termasuk usaha peningkatan teknologi pertanian agar
pertanian berjalan lebih efektif dan efisien. Inilah perkembangan konsep pertanian selanjutnya.
Konsep ini merupakan penggabungan dari dua konsep awal yang terkesan berjalan sendirisendiri.
B. Metodologi
Untuk klasifikasi atau karakteristik pertanian ke jenis pada tingkat mikro-unit terbaik
penyelidikan adalah memegang operasional yang telah ditetapkan sebagai satu-satunya unit
operasi pertanian. Dan untuk studi tingkat makro, data unit tersebut dapat dikumpulkan dan di
rata-ratakan. Tapi saat melakukan sehingga data tidak harus mengacu pada unit daerah dan tidak
boleh secara absolut; jika tiba pada kesimpulan kemungkinan akan keliru.
Jenis pertanian harus diidentifikasi berdasarkan internal (melekat atau endogen) atribut
pertanian. Di sini orang tidak boleh menggunakan eksternal (eksogen) atribut sebagai dasar
untuk tipologi pertanian, meskipun ini mungkin bisa menjelaskan mengapa di daerah tertentu
dan waktu, masing-masing jenis pertanian telah berkembang, karena dalam praktiknya, peran
atribut eksternal tidak dapat diukur atau ditimbang oleh satuan yang sama seperti yang dilakukan
oleh kekuatan-kekuatan internal dan eksternal pada pembentukan jenis pertanian.
Dampak ini bisa lebih baik dibuktikan dengan menganalisis secara terpisah keterkaitan antara
tipe pertanian. Dampak ini bisa lebih baik dibuktikan dengan menganalisis secara terpisah
keterkaitan antara jenis pertanian kondisi pembangunan mereka.
Teknik yang tidak menjamin seperti keterbandingan tidak dapat direkomendasikan, namun
halus dan kuantitatif mereka berada. Sejumlah metode telah diterapkan untuk pengelompokan
fitur multi unit, yaitu bentuk sederhana ke yang paling rumit. Upaya-upaya juga telah dilakukan
untuk mengembangkan metode baru dan asli untuk memenuhi persyaratan untuk studi tipologis.
Karena data yang tersedia dan metode pengolahan berbeda dalam berbeda dalam setiap bagian
dari kata. Penerapan metode tipologis tersebut menjadi semakin penting bagi studi mengenai tata

ruang pertanian dan perubahan di dalamnya. Sebagai hasil hipotesis pembangunan pertanian
masa depan dapat berhasil.
C. Tipe-Tipe Pertanian
Pada masa yang lampau karakteristik yang ada didalam pertanian telah menarik perhatian
para sarjana. Baik yang di bahas dalam lingkup nasional, regional maupun dunia internasional.
Hasil dari studi yang membahas tentang hal tersebut tidak bermanfaat sebagaimana yang
diharapkan. Karena fakta bahwa prinsip – prinsip dan metode yang diterapkan di berbagai
pertanian di daerah – daerah tidak sama karena terpengaruh oleh karakteristik alam didaerah
pertanian yang bersangakutan.
Banyak dari kelompok outhors mengunakan metode yang berbeda, generalisasi yang di
peroleh dari studi tersebut sering tidak efektif dan cenderung gagal sebagai hasil karena hasil
mereka tidak sesuai dengan apa yang ada.
Klasifikasi tipe pertanian (tipologi pertanian) adalah sebagai dasar penting dalam
perencanaan pertanian. Karena didalam klasifikasi pertanian dibedakan berbagai macam
pertanian yang ada baik berdasarkan tanaman yang ditanam, lahan yang digunakan dan
pengolahan lahan tersebut. Geografi pertanian sebagai sutau disiplin ilmu dan penerapan prktisn
untuk memecahkan masalah yang ada didalam pembanguna pertanian tersebut di mana di
perlukan pengetahuan mengenai keadaan yang ada di daerah yang akan di kembangan sebagai
pertanian baik dalam skala nasional, regional maupun dunia internasional dimana kesaman dan
perbedaan antara berbagai pertanian dalam ruang dan waktu dapat di pahami dengan baik.
Tujuan ini tidak akan tercapai jika individu aspek atau karakteristik dari pertanian merupakan
studi secara terpisah (Kostrowicki, 1977): itu bisa, bagaimanapun, dapat dicapai dengan studi
terkoordinasi sosio-ekonomi, operasional, produksi dan pertanian karakteristik struktural dari
suatu daerah.
Skema awal dari tipologi pertanian yang lebih baik guna memperoleh pengetahuan tentang
pertanian yang melekat dari karakteristik dan kecenderungan dalam perubahan organisasi spasial
pertanian pertama kali dibuat di Polandia. Hal ini didasarkan pada diskusi yang luas dari prinsipprinsip, kriteria, teknik dan metode tipologi pertanian. Hal itu disampaikan oleh Uni geografis
internasional (IGU) Komisi Pertanian tipologi ke IGU Regional Conference diadakan di
Hungaria pada tahun 1971 (Kostrowicki, 1971), dan kemudian ke XXIII geografis Kongres

Internasional Kanada (Kostrowicki, 1971). Baru, versi perbaikan dari skema, di mana diskusi di
Komisi ke-5 pertemuan yang berlangsung di Hamilton, Kanada (Reeds, 1975), adalah
diperhitungkan, itu dijabarkan dan diterbitkan pada tahun 1974 (Kostrowicki, 1974). Diskusi di
komisi-7 pertemuan di Fontenay-aux-Roses (Perancis), menyebabkan elaborasi dari versi
perbaikan lebih lanjut dari skema dunia jenis pertanian, yang diterbitkan pada tahun 1976
(Kostrowicki, 1976). Hasil aplikasi dari versi yang di beberapa negara telah dipaparkan dan
didiskusikan pada pertemuan ke-8 Komisi diadakan di Odessa di 1976 (Kostrowicki dan
Tyszkiewics, 1979).
1. Tujuan Pengolongan Pertanian
Penggolongan ini di lakukan oleh IGU yakni :
a.

Mengeksplorasi prinsip dan kriteria dan untuk mengembangkan teknik dan metode untuk

mengidentifikasi jenis pertanian;
b. Mengidentifikasi jenis pertanian maupun transformasi sehingga mereka yan digunakan untuk
mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam pola pertanian dengan tujuan untuk menerapkan
hasil yang diperoleh untuk perencanaan dan / atau untuk peramalan perkembangan pertanian
selanjutnya.
Dilihat dari tujuan pengolangan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mempermudah di
dalam mengidentifikasi jenis pertanian dengan karakteristik tertentu, dan pada bagian ke dua
selain utuk mengidentifikasi pertanian juga mengantar mereka pada perubahan yang terjadi
dalam pola pertanian dengan tujuan untuk menerapkan hasil perencanaan yang di peroleh. Jadi,
pada bagain kedua tersebut hanya di gunakan untuk mengembangakan atau melanjutkan
perencanan yang telah di buat dan untuk meramlakan pertanian di masa yang akan datang.
Untuk pemahaman tentang jenis pertanian untuk tujuan ilmiah, faktor-faktor berikut harus
diperhitungkan :
a.

Pertanian secara keseluruhan bukanlah penjumlahan komponen sederhana, namun sistem yang
sangat kompleks yang saling berkaitan dan saling tergantung pada fenomena yang telah

dikembangkan, baik kondisi alam maupun hasil dari proses sosio-ekonomi tertentu.
b. Konsep pengolongan pertanian adalah taksonomi sistematis atau karakter. Jenis didefinisikan
sebagai hasil dari hubungan timbal balik dari semua fitur khas pertanian, seperti sosial,
operasional, produksi dan struktural. Eksternal (atau eksogen) kondisi (baik alam dan

pesanan/permintaan), di mana lanskap pertanian berkembang, yang diperhitungkan agar dapat
menjelaskan mengapa tipe tertentu telah muncul di daerah tertentu dan pada waktu tertentu.
c. Gagasan tipe pertanian mungkin akan disusun dalam karakter ciri – ciri tertentu karena jenis
pertanian mungkin disusun karena ada perintah. Perintah semacam tipologi dapat dibedakan
sebagai mereka berkisar dari pertanian individu pertanian (memegang operasional), melalui unitunit administratif seperti desa-desa, jenis pertanian global dan lain – lain.
d. Konsep tipe pertanian juga dinamis sifatnya. Dengan pengaruh perubahan kondisi eksternal, fitur
khusus pertanian terikat untuk berubah. Akhirnya, lama jenis pertanian cenderung menghilang
dan baru secara simultan mengembangkan dan memperluas atas kedua wilayah lama dan baru.
e. Akhirnya, untuk membuat studi pengelompokan yang efektif, sebanding, memadai dan
konsisten pilihan variabel yang mewakili fitur pertanian harus dilakukan. Perawatan harus
diambil untuk memastikan bahwa variabel diadopsi untuk tujuan diagnostik mencakup semua
aspek pertanian setepat dan selengkap mungkin. Geografis berpikir, model matematika, dan
teknik kartografi pada akhirnya akan membuka jalan bagi penyusunan regional, nasional atau
rencana global untuk pembangunan ekonomi pertanian yang didasarkan pada pengalaman masa
lalu dan masa kini.

2. Dasar – dasar pengelompokan pertanian
Hasil pembahasan komisi IGU, berhasil menyusun tipe-tipe pertanian dengan
karakteristik yang ada didalamnya. Ini dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok utama,
yaitu, sosial dan kepemilikan, ukuran memegang, organisasi dan teknis (operasional), produksi,
dan karakteristik struktural pertanian. Masing-masing kelompok ini terdiri dari sejumlah variabel
pertanian. Variabel ini sangat membantu dalam mendapatkan yang lebih mendasar dan
komprehensif penjelasan tentang organisasi spasial pertanian.
Ketika seorang peneliti mencoba untuk bekerja di luar tipologi pertanian urutan apapun
yang dia temui dua masalah metodologis yang penting: pertama, pilihan cukup banyak atribut
yang menjadi ciri pertanian, dan kedua, pilihan membandingkan teknik dan pengelompokkan
karakteristik pertanian yang melekat sesuai dengan jumlah dikelola atribut pertanian sintetis
seperti menutupi sebagian besar aspek pertanian. Nilai absolut atribut pertanian akan dikonversi
ke nilai-nilai relatif yang dinyatakan dalam berbagai unit konvensional, satuan berat, persentase,
dan lain – lain, dalam rangka untuk membuat perbandingan. Normalisasi data turunan

dipengaruhi oleh relatif mengganti setiap nilai atribut yang dipilih pertanian dengan
menempatkan atau rating dengan memanfaatkan rentang kelas dunia atribut individu (Tabel 7. 1).
Tabel Peringkat Dunia Pengelompokan Petani
No
1
Sangat
kurang
A.
1

Sosial
Tingkat

persentase

pertanian

yang

lahan

Kelas dan Tingkat
2
3
4
Kurang Sedang Tinggi

5
Sangat
tinggi

80

< 20

20-40

40-60

60-80

> 80

< 20

20-40

40-60

60-80

> 80

80

200

dimiliki,

dikuasai atau dimiliki bersama
oleh sekelompok orang di
bawah
2

hak-hak

adat

tradisional kepemilikan
Tingkat
persentase
pertanian

lahan

dioperasikan

di

bawah buruh atau berbagi
sewa-menyewa, atau lain dari
3

yang mendarat perbudakan.
Tingkat
persentase
lahan
pertanian yang dimiliki atau
dilaksanakan

di

ownerlike

kepemilikan sebagai seorang
individu,
4

sendi

atau

perusahaan milik pribadi
Tingkat
persentase
lahan
pertanian dioperasikan oleh
direncanakan
kolektif

5

atau

secara

sadar

perusahaan

negara.
Ukuran dalam hal kepemilikan
sejumlah dipekerjakan secara

aktif orang per satu memegang
6.

pertanian.
Ukuran kepemilikan dalam dari

>5

5-20

20-100

sementara

>1000

1000

total jumlah lahan pertanian di
bawah

100-

dan

tanaman keras, dibudidayakan
dan kasar padang rumput,
lahan bera di hektar per satu
7.

memegang.
Ukuran dalam hal memegang
bruto

hasil

< 100

100-

1000-

10000-

1000

10000

100000

150

30

90

< 10

10 – 30

30 – 80

80 –

> 200

pertanian

>100000

konvensional unit * per satu
B.
8

memegang
pengoperasional
Input tenaga kerja dalam hal
jumlah

orang

yang

aktif

bekerja di pertanian per 100
9

hektar lahan pertanian
Input daya hewan dalam hal
jumlah kuda konvensional /

10

dam unit. **
Input dari kekuatan mekanik
dalam hal jumlah HP traktor
dan

mesin

yg

bergerak

otomatis / menggabungkan, dll
per

100

hektar

tanah

pertanian / cropland, taman,
padang rumput dan padang
11

rumput dibudidayakan
Pemupukan kimia dalam hal
jumlah dalam kilogram pupuk
kimia yang digunakan per satu

200

12

hektar tanah pertanian tingkat
Irigasi diukur dengan tingkat
persentase

lahan

< 10

10-25

25 – 50

50 – 80

>80

< 10

10-30

30-70

70-130

>130

160

100

beririgasi

dari semua sistem irigasi untuk
13

tanah pertanian total.
Intensitas
penggunaan
cropland dalam hal tingkat
persentase dipanen terhadap

14

total tanah yang subur
Populasi ternak dalam jumlah
konvensional / besar / hewan
unit per 100 hektar lahan

C
15

pertanian
Produksi
Produktivitas lahan dalam hal
bruto

hasil

pertanian

100

di

conventiona unit per satu
16

hektar lahan pertanian
Produktivitas tanah pertanian
dalam

arti

bruto

100

100

hasil

pertanian dari tanah pertanian
per
17

satu

hektar

tanah

pertanian sebenarnya.
Produktivitas tenaga

kerja

dalam

hasil

hal

bruto

< 40

40 –

100 –

250 –

100

250

800

20 – 60

60 –

180-

180

600

>800

pertanian konvensional unit
per satu orang yang aktif
18

bekerja di pertanian.
Komersial produktivitas tenaga
kerja dalam hal komersial /
dijual

atau

dikirim

dari

produktivitas pertanian dalam

< 20

>600

arti komersial / dijual atau
dikirim dari produksi pertanian
konvensional unit per satu
orang yang aktif bekerja di
19

pertanian.
Tingkat komersialisasi sebagai

80

80

0.8

< 10

10-20

20-40

40-60

>60

< 20

20-40

40-60

60-80

>80

tingkat persentase komersial
20

untuk kotor hasil pertanian.
Produksi komersial tanah
sebagai

jumlah

komersial

memegang sebuah pertanian
terkonsentrasi pada sedikitnya
21

jumlah item.
Tingkat
spesialisasi

yang

dinyatakan sebagai koefisien
sejauh mana bagian komersial
produksi pertanian memegang
pertanian
D
22

terkonsentrasi

di

sedikitnya jumlah item.
Struktural
Tanah di bawah pohon abadi,
semak, tanaman merambat
dan semi-tanaman keras yang
menutupi tanah tanpa rotasi
selama

beberapa

tahun

sebagai persentase dari total
23

lahan pertanian.
Permanen leys *** padang
rumput

termasuk

rumput

dalam

lapangan

sistem

dan

Fallows saat ini jika digunakan
untuk

merumput

sebagai

tingkat

persentase

produk-

produk hewani terhadap total
produksi komersial pertanian
24

di unit konvensional.
Tanah di bawah tanaman

80

< 20

20-40

40-60

60-80

> 80

< 20

20-40

40-60

60-80

> 80