Indonesia sebenarnya bisa menjadi negara

Indonesia sebenarnya bisa menjadi negara yang maju dan makmur
Indonesia menjadi negara makmur dan maju merupakan impian dari rakyat
Indonesia. Negara bisa dikatakan makmur jika mempunyai banyak sektor
pemasukan bagi kas negara untuk pembangunan. Pemasukan negara yang
berlimpah juga akan bisa mensejahterakan rakyat. Semua hal itu bisa tercapai
jika Indonesia melakukan inovasi dalam membangun negaranya.

Perdagangan luar negeri
Sumber kekayaan negara bisa didapat dari perdagangan luar negeri. Negara
yang makmur adalah negara yang mampu memproduksi lebih banyak dari yang
dibutuhkan, sehingga kelebihan hasil produksi tersebut diekspor, dan pada
akhirnya akan menambah kemakmuran di negara tersebut.
Ahli ekonomi Ibnu Khaldun mengatakan bahwa melalui perdagangan luar negeri,
kepuasan masyarakat, keuntungan pedagang dan kekayaan negara semuanya
meningkat. Dan barang-barang dagangan menjadi lebih bernilai ketika para
pedagang membawanya dari suatu negara ke negara lain. Perdagangan luar
negeri ini dapat menyumbang secara positif kepada tingkat pendapatan negara
lain.
Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang yang beredar di
negara tersebut, tetapi oleh tingkat produksi. Pada zaman dulu di nusantara ini
juga dalam sejarahnya pernah muncul negara-negara kerajaan eksportir.

Produksi beras di Majapahit dan Demak mampu menghidupi negara-negara Asia
Tenggara. Kerajaan Ternate-Tidore di Maluku bisa mengekspor cengkeh
sedangkan kerajaan Sunda terkenal akan ekspor ladanya.
Kini, setelah merdeka, bangsa Indonesia menjadi bangsa importir. Tidak mampu
memenuhi kebutuhan sendiri, apalagi menyumbangkan sesuatu kepada dunia.
Kini banyak barang yang harus diimpor bahkan untuk sesuatu yang harusnya
bisa diproduksi bangsa Indonesia sendiri.

SDM
Kekuatan ekonomi Indonesia bisa berasal dari struktur demograf penduduknya.
Indonesia sejatinya memiliki potensi modal sosial (social capital) dan pasar
domestik yang luar biasa besar. Indonesia dikaruniai Allah SWT modal dasar
berupa 247 juta jiwa penduduk (terbesar keempat di dunia) dengan kualitas
dasar yang sebenarnya bagus, berarti merupakan human capital dan potensi
pasar domestik yang sangat besar. Saat ini, Indonesia mulai menikmati bonus
dari jumlah penduduk yang banyak, karena jumlah angkatan produktif jauh lebih
besar dan mulai berjalan.

Kontribusi tenaga kerja sebagai alat membangun kekayaan suatu bangsa,
menyatakan usaha tenaga kerja, peningkatan dalam produktivitas, dan

pertukaran produk dalam pasar besar menjadi pertimbangan yang utama di balik
suatu kemakmuran dan kekayaan negeri.
Jepang, meskipun sumber daya alamnya terbatas, tetapi makmur berkat sumber
daya manusianya. Begitu juga dengan Singapura. Tingginya pendapatan
perkapita penduduk Singapura tidak lain karena kemajuan pengembangan SDMnya yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Bukan karena
kekayaan SDA-nya. Untuk wewujudkan kemakmuran rakyat dan mengembalikan
perekonomian Indonesia seharusnya Indonesia membuka banyak lapangan
pekerjaan dan memanfaatkan kelebihan SDM itu sebagai modal kemajuan
bangsa. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas merupakan modal
dasar untuk mencapai kemakmuran di masa depan.

Pajak yang tidak berlebihan
Hasil pajak meningkat bisa didapat karena kemakmuran bisnis dengan pajak
yang tidak berlebihan. Tingkat pajak rendah bisa menyebabkan banyaknya
tumbuh usaha dibandingkan dengan negara dengan pajak tinggi.
Disamping pajak rendah juga perlu diatur sistem peraturan pajak yang
sederhana dan tidak rumit. Sistem pembayaran pajak di Indonesia sangat rumit,
sehingga perlu disederhanakan agar tidak menghambat iklim investasi. Peyebab
para calon entrepreneur tidak memulai berbisnis ialah adanya kendala aturan
dan birokrasi yang terlalu banyak dan rumit serta pajak usaha yang tinggi.

Membayar pajak bagi orang awam sepertinya tidaklah mudah dipahami.
Membayar dan melaporkan pajak terlalu rumit . Terlebih lagi, rakyat sangat
sibuk dengan kegiatan bisnisnya. Hampir tak ada waktu tersisa untuk
memikirkan pajak.
Faktor terpenting untuk prospek usaha adalah meringankan seringan mungkin
beban pajak bagi pengusaha untuk menggairahkan kegiatan bisnis dengan
menjamin keuntungan yang lebih besar (setelah pajak). Pajak dan bea cukai
yang ringan akan membuat rakyat memiliki dorongan untuk lebih aktif berusaha
sehingga bisnis akan mengalami kemajuan. Jika iklim kewirausahaan di
Indonesia baik, jumlah pengusaha pasti bertambah, kehadiran pengusaha ini
sendiri akan menciptakan nilai tambah seperti terbukanya lapangan pekerjaan.
Seorang wirausahawan mampu membuka dan menciptakan lapangan kerja
sendiri dan juga bagi orang lain. Dengan banyaknya wirausahawan yang
menciptakan lapangan kerja, maka otomatis jumlah pengangguran akan
berkurang. Dengan begitu pendapatan masyarakat juga akan meningkat.
Efeknya, akan banyak bermunculan kelas menengah baru. Disamping itu Kalau
negara ini dengan pajak rendah bisa dibayangkan betapa banyaknya orang
melakukan investasi di negeri ini baik dari warga sendiri maupun dari investor

asing. Tingkat pajak rendah akan menyebabkan banyak perusahaan membuka

operasi di negara ini sehingga bisa membuat negara ini menjadi kaya.

Membangun Birokrasi yang Ideal
Persoalan yang menghambat laju pertumbuhan usaha, seperti rumitnya birokrasi
dan kepastian hukum yang tegas dan aturan yang jelas. Masalah birokrasi
perizinan di Indonesia sangat jauh dari efsien.
Pelayanan publik di Indonesia masih tidak efsien dan buruk. Banyak sekali meja
yang harus dilewati dalam mengurus administrasi serta membutuhkan waktu
yang cukup lama dan bertele-tele.
Birokrasi di Indonesia secara organisasi terlalu gemuk sehingga menimbulkan
ekonomi biaya tinggi (high cost economy) dalam mengurus perizinan tertentu.
Meski sudah dicanangkan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), masih banyak
pihak yang mengeluhkan mengenai perizinan lantaran birokrasi yang terlalu
panjang.

Jangan terlalu banyak peraturan atau regulasi
Upaya yang bisa dilakukan pemerintah antara lain mengatur perundangan dan
mengatasi tumpang tindih perizinan. Harus dilakukan Pemangkasan perizinan
dan penyederhanaan undang-undang.
Saat ini Indonesia sudah memiliki terlalu banyak peraturan terutama mengenai

pengembangan usaha. Harusnya mulai di-Stop membuat aturan yang tidak
perlu. Cukup harmonisasikan dan selaraskan dengan yang ada. Terlalu banyak
peraturan justru bisa menghambat pertumbuhan usaha. Perizinan usaha pun
masih menjadi masalah yang kerap dihadapi. Peraturan harus sederhana dan
tidak rumit.
Saat ini di Indonesia, pemda terlalu banyak membuat aturan perda begitu juga
dengan kementerian yang menerbitkan berbagai Peraturan Menteri (Permen).
Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) mencatat hingga
saat ini ada sekitar 2.000 perda yang berpotensi bermasalah. Bahkan, ada
beberapa Perda yang harusnya batal demi hukum tetapi tetap dilaksanakan di
daerah. Keberadaan Perda tersebut seringkali menghambat pembangunan
ekonomi di daerah bersangkutan.
Selain itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, hal baru
belakangan ini yang membuat salah satu faktor ekonomi nasional melambat
adalah egoisme kementerian dalam menerbitkan berbagai Peraturan Menteri
(Permen) yang banyak bertentangan dan menyusahkan dunia usaha.

Begitu juga dengan DPR yang juga sering membuat Undang-undang. Aturanaturan sektoral yang sering kali tumpang-tindih menjadi salah satu faktor
munculnya konflik. Saat ini banyak produk legislasi berupa peraturan perundangundangan yang menimbulkan masalah karena tumpang tindih.


Mandiri dalam mengelola semua sumber daya alam
Pasal 33 UUD 1945 berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat”.
Kalau mengikuti bunyi pasal itu harusnya kekayaan alam Indonesia dikuasai
negara untuk kemakmuran rakyat. Namun ternyata Kekayaan alam Indonesia
sudah diprivatisasi dan dikuasai oleh swasta baik domestik maupun asing,
mereka yang menikmati hasilnya. kekayaan alam Indonesia dikuras asing dan
perekonomiannya dikuasai asing. Contohnya untuk tambang emas dan perak di
Papua, Freeport dapat 99% sementara 230 juta rakyat Indonesia harus puas
dengan 1% saja.
Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang kaya raya, bukan hanya sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui juga sumber daya alam terbarukan.
Semua ada di Indonesia ini. Lahan subur untuk pertanian dan perkebunan,
perairan luas yang menyediakan penghasilan bagi para nelayan, hutan lebat
yang menyediakan pepohonan, cadangan minyak bumi, gas alam, batubara
serta bahan tambang lain yang belum tereksplorasi.
Sayangnya kekayaan alam Indonesia saat ini masih dikuasai asing. Position
paper Asia-Europe People's Forum-9 Sub Regional Conference mengungkap
bahwa kekayaan alam tambang Indonesia 100 persen berada di bawah kontrol

asing, kekayaan migas sebanyak 85 persen dikuasai asing, dan kekayaan
batubara 75 persen dikontrol asing
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Abraham Samad pernah
mengatakan, alangkah kayanya Indonesia sekiranya potensi sumber daya
alamnya, terutana sektor minyak dan gas atau migas, dikelola dengan baik.
Angka minimal keseluruhan pemasukan negara dari migas, batubara, dan emas
Rp 20 ribu triliun per tahun. Kalau Rp 20 ribu triliun dibagi angka jumlah
penduduk, bayangkan berapa banyaknya. Karena itu kita dorong (negara) harus
bisa ambil kepemilikan asing 60 persen jadi 40 persen," kata Abraham Samad.

Jumlah 20 ribu trilyun Itu angka minimal. Coba bandingkan dengan APBN-P

Indonesia sekarang yang hanya sebesar Rp 1.500 triliun. Sebenarnya Indonesia
bisa menjadi kaya raya dari kekayaan alam saja.
Contoh negara yang kaya akan kekayaan alamnya adalah Qatar. Minyak
terutama gas bumi membuat Qatar kaya. Gaji di Qatar tergolong yang tertinggi
di dunia dan membayar pajak hampir tidak dikenal di negara tersebut.

Memanfaatkan kekayaan laut
Sebagai negeri maritim, Indonesia memiliki potensi kekayaan dari laut. kita

harus melakukan reorientasi pembangunan, dari yang selama ini berbasis
daratan (land-based development) ke berbasis lautan dan kepulauan (ocean and
archipelagic-based development). Pembangunan berbasis lautan dan kepulauan
tidak berarti menegasikan pembangunan di darat. Sebaliknya, justru
menyinergikan antara pembangunan di wilayah darat dan laut.
Potensi kekayaan dari laut itu bukan hanya penangkapan ikan saja tapi masih
ada banyak yang potensi lain seperti perikanan budidaya, industri pengolahan
hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, pertambangan dan energi,
pariwisata bahari, hutan mangrove, perhubungan laut, sumberdaya wilayah
pulau-pulau kecil, industri dan jasa maritim dan SDA non-konvensional,
Indonesia berada di posisi geoekonomi yang sangat strategis karena 45 persen
dari seluruh barang dan komoditas yang diperdagangkan di dunia dengan nilai
1.500 triliun dolar AS setiap tahunnya dikapalkan melalui wilayah laut Indonesia
(UNCTAD, 2012).
Laut Indonesia yang kaya akan anekaragam hayati menjadi lumbung pangan
masa depan pada saat lahan di darat sudah tidak bisa diandalkan.

Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Suatu negara akan kuat dan makmur jika didukung oleh fondasi Iptek yang kuat.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang sangat

penting dalam menopang kemajuan perekonomian dan peningkatan
kesejahteraan bangsa secara berkelanjutan. Dengan begitu inovasi akan tumbuh
sehingga meningkatkan produktivitas perekonomian dan daya saing bangsa.
Riset yang mendalam dan menggunakan tekhnologi yang terbarukan, maka
produktivitas nasional akan meningkat dengan pesat.
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan

modern. Sedangkan Jepang sukses setelah Restorasi Meiji. Restorasi Meiji inilah
sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara industri maju.
Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh
dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa
Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju
yang kompetitif dengan negara-negara barat. Indonesia juga harus memajukan
iptek demi kemakmuran negara.

Militer yang kuat
Makmur saja belum cukup bagi suatu bangsa bila tidak disertai rasa aman.
Tanpa diimbangi kekuatan militer, negara takkan mampu menjaga tanah
tumpah darah dan melindungi segenap bangsanya. Itu sebabnya, negara-negara
maju membangun kekuatan militernya lewat pengembangan industri dalam

negeri.
Sudah banyak alutsista diproduksi di dalam negeri. PT Pindad, antara lain, sudah
memproduksi pistol, senjata laras panjang, dan panser. PT PAL memproduksi
kapal perang dan kapal selam. PT DI memproduksi helikopter, pesawat, dan
roket. Namun hal itu belum cukup. Teknologi militer Indonesia harus terus
dikembangkan.
Dengan pertahanan yang baik, militer Indonesia bisa menjaga semua
kepentingan ekonomi negara. Dengan militer yang kuat, bangsa ini tidak perlu
takut pada negara adikuasa dan mengalah dalam setiap perundingan yang
merugikan dan membahayakan kepentingan bangsa dan negara.

Pemimpin berkualitas
Indonesia butuh pemimpin yang memiliki rasa ingin melihat negara dan
rakyatnya makmur, seharusnya pemimpin harus ahli dan memiliki inovasi yang
kreatif untuk memajukan segala aset yang dimiliki negara kita.
Pemimpin negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika
pemimpin negara itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan
makmur. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi
rakyatnya, niscaya rakyatnya akan sengsara.
Kita harus memilih pemimpin yang amanah, sehingga dia benar-benar berusaha

mensejahterakan rakyatnya. Bukan hanya bisa menjual aset negara atau
kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Pemimpin juga harus cerdas agar tidak ditipu oleh anak buahnya atau kelompok
lain sehingga merugikan negara. Pemimpin yang cerdas punya visi dan misi

yang jelas untuk memajukan rakyatnya.
Kemajuan suatu negera ditentukan oleh kebijakan pemimpinannya, jika seorang
pemimpin mempunyai visi misi kedepan lebih maju, bukan sekedar
mementingkan suatu kelompok atau golongan masyarakat. Maka kemungkinan
besar Negara tersebut mempunyai peluang untuk lebih maju.

Masih banyak hal-hal yang harus dilakukan untuk memakmurkan negara.
Indonesia sebenarnya punya modal untuk menajdi negara yang makmur. Kita
memperhatikan di dunia ini memang ada negara yang lebih maju dan makmur
dari Indonesia namun negara-negara itu masih punya kekurangan. Kita bisa lebih
baik dari negara-negara tersebut.
Bangsa Indonesia harus menggali sendiri caranya untuk maju. Tidak perlu terlalu
meniru cara-cara bangsa lain yang tidak cocok dengan karakter bangsa kita. Kita
bisa ambil yang terbaik dari setiap bangsa di dunia yang bisa memakmurkan
negeri kita tapi tentu jangan sampai mengorbankan nilai-nilai agama dan
budaya.
Indonesia sebenarnya sangat bisa menjadi negara maju. Syarat untuk menjadi
maju semua tersedia, di antaranya kekayaan alam, penduduk yang besar,
infrastruktur, dan lain sebagainya. Perpaduan kekayaan alam dan keunggulan
pengetahuan teknologi serta semangat untuk maju, akan bersinergi
mengantarkan Indonesia menjadi negara yang makmur dan maju.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157