Budidaya Tanaman Aren atau Enau (1)

Budidaya Tanaman Aren atau Enau

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Singkat
Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah
kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai
nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di
Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu
(bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.
Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman
menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yanh
dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hamper semua bagian atau produk
tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi, tanaman ini kurang
mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh
berbagai pihak.
Selama ini pemenuhan akan permintaan bahan baku industri yang berasal dari bagian-bagian
pohon aren, masih dilayani dengan mengendalikan tanaman aren yang tumbuh liar (tidak
ditanam orang). Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar ( untuk
obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan), Ijuk (untuk kerpeluan bangunan), daun

(kususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok). Demikian pula hasil produksinya
seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.

Permintaan produk-produk yang dihasilkan dari tanaman ini akan selalu meningkat sejalan
dengan perkembangan pembangunan yang ada. Oleh karena itu penanaman atau
pembudidayaan tanaman aren mempunyai harapan atau prospek yang baik dimasa datang.
1.2. Jenis Tanaman
Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). Batangnya tidak berduri, tidak bercabang,
tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm.
Tanaman ini hamper mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya,, jika pohon kelapa batang
pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat
kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil
atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh
banyak tanaman jenis paku-pakuan.
Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian daun panjangnya dapat
mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lapisan lilin.
Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenge
pinata (Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge
ambcang Becc. Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah
arenge piñata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.

Usaha pengembangan atau pembudidayaan tanaman aren di Indonesia sangat memungkinkan.
Disamping masih luasnya lahan-lahan tidak produktif, juga dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi di dalam negeri atas produk-produk yang berasal dari tanaman aren, sekaligus
meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani tanaman aren dan dapat pula ikut
melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup.
Klasifikasi tanaman:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Arenga
Spesies: A. pinnata
BAB II
SYARAT TUMBUH dan KEGUNAAN
2.1. Penyebaran dan Syarat Tumbuh

Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20º LU - 11ºLS yaitu meliputi : India,
Srilangka, Banglades, Burma, Thailand, Laos, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Hawai,
Philipina, Guam dan berbagai pulau disekitar pasifik. (Burkil, 1935); Miller, 1964; Pratiwi

(1989).
Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hamper diseluruh wilayah
Nusantara, khususnya di daerah perbukitan dan lembah.
Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-Sunanto,
1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak
tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh
pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik
pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan
lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan
Ferguson.
2.2. Nama-nama Daerah
Aren (Arrenge pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : bakjuk/bakjok (Aceh),
pola/paula (Karo), bagot (Toba), agaton/bargat (Mandailing), anau/neluluk/nanggong (Jawa),
aren/kawung (Sunda), hanau (dayak,Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi), mana/nawa-nawa
(Ambon, Maluku).
2.3. Kegunaan Pohon Aren
Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai konservasi, maupun fungsi produksi
yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.
2.3.1. Fungsi Konservasi
Pohon aren dengan perakaran yang dangkal dan melebar akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan daun yang cukup lebat dan batang
yang tertutup dengan lapisan ijuk, akan sangat efektif untuk menahan turunnya air hujan yang
langsung kepermukaan tanah. Disamping itu pohon aren yang dapat tumbuh baik pada
tebing-tebing, akan sangat baik sebagai pohon p[encegah erosi longsor.
2.3.2 Fungsi Produksi
Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh miulai dari akar, batang, daun, bunga dan
buah. Di Jawa akar aren digunakan untuk berbagai Obat Tradisional (Heyne, 1927; Dongen,
1913 dalam Burkil 1935). Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai
obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru.
Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula
yang digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu

sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun,
mie dan campuran pembuatan lem (Miller, 1964). Sedangkan ujung batang yang masih muda
(umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayor (Burkil, 1935).
Daun muda, tulang daun dan pelapah daunnya, juga dapat dimanfaatkan untuk pembungkus
rokok, sapu lidi dan tutup botol sebagai pengganti gabus. Tangkai bunga bila dipotong akan
menghasilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan dapat diolah menjadi gula
aren atau tuak (Steenis et.al., 1975). Buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan seperti
kolang-kaling yang banyak digunakan untuk campuran es. Kolak atau dapat juga dibuat

manisan kolang-kaling.
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN
3.1. Budidaya
3.1.1 Pengumpulan dan Pemilihan Biji.
Tanaman aren dapat diperbanyak secara generatif (dengan biji). Dengan cara ini akan
diperoleh bibit tanaman dalam jumlah besar, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan
(membudidayakan) tanaman aren secara besar-besaran.
Langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan dan pemilihan biji adalah sebagai
berikut :
• Pengumpulan buah aren yang memenuhi persyaratan.
• Berasal dari pohon aren yang pertumbuhannya sehat, berdaun lebat.
• Buah aren masak benar (warna kuning kecoklatan dan daging buah lunak).
• Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm)
• Kulit buah halus (tidak diserang penyaklit).
• Keluarkan biji aren buah yang telah dikumpulkan dengan membelahnya.
3.1.2 Memilih biji-bijian aren yang memenuhi syarat :
Ukuran biji relative besar
Berwarna hitam kecoklat0coklatan
Permukaan halus (tidak keriput)

Biji dalam keadaan sehat/tidak berpenyakit.
Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan biji adalah bahwa buah aren terkandung asam
oksalat yang apabila mengenai kulit kita akan menimbulkan rasa sangat gatal. Oleh Karen itu
perlu perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan cara :
• Memakai sarung tangan apabila kita sedang mengambil biji dari buahnya.

• Hindari agar tangan kita tidak menyentuh bagian tubuh lain, ketika mengeluarkan biji-biji
aren tersebut dari buahnya.
Cara lain untuk mencegah agar tidak terkena getah aren ketika kita sedanga mengeluarkan
bijinya dari buah yaitu dengan memeram terlebih dahulu buah-buah aren yang sudah tua
sampai membusuk. Pemeraman dapat dilakukan dengan memasukan buah aren de dalam
kotak kayu dan ditutup dengan karung goni yang selalu dibasahi. Setelah ± 10 hari, buah aren
menjadi busuk yang akan memudahkan pengambilan biji-bijian.
3.2. Pembibitan
Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bibit dari permudaan alam dan bibit
dari hasil persemaian biji.
3.2.1 Pengadaan bibit dari permudaan alam/anakan liar.
Proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatang yaitu musang. Binatang tersebut
memakan buah-buahan aren dan bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama
kotoran. Bibit tumbuh tersebar secara tidak teratur dan berkelompok. Untuk menanamnya

dilapangan, dapat dilakukan dengan mencabut secara putaran (bibit diambil bersama-sama
dengan tanahnya).
Pemindahan bibit ini dapat langsung segera ditanam di lapangan atau melalui proses
penyapihan dengan memasukan anakan dke dalam kantong plastic (polybag) selama 2-4
minggu.
3.2.2 Pengadaan bibit melalui persemaian
Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang baik, dilakukan
melalui pengadaan bibit dengan persemaian.
Proses penyemaian biji aren berlangsung agak lama. Untuk mempercepatnya dapat dilakukan
upaya perlakuan biji sebelum disemai yaitu :
• Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 % dalam waktu 15 – 25 menit.
• Meredam biji dalam air panas bersuhu 50º selama 3 menit.
• Mengikir biji pada bagian dekat embrio.
Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan
kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai
saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong
plastic tersebut sedalam sekitar ¾ bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga
menghadap ke bawah dengan posisi agak miring.
Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40 cm) diperlukan waktu persemaian
12 – 15 bulan.


Pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan cara :
• Penyiraman 2 kali sehari, pagi jam 08.00 – 09.00 dan sore hari jam 15.00 – 16.00
• Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-rumput pengganggu.
• Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada gejala serangan hama dan penyakit.
3.3. Penanaman
Teknik penanaman aren dapat dilakukan dengan sistim monokultur atau dengan sistim
agroforestri/tumpangsari. Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lapangan dari vegetasi yang ada (land clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan
atau pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman.
Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang (jarak
tanam) 5 x 5 m atau 9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi
tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP, sekitar 3 – 5 hari setelah
lubang tanaman disiapkan, baru dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya
diberi naungan atau peneduh.
Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan dengan menamai bagian lahan yang
terbuka yaitu diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah seperti
leguminose atau tanaman palawija
3.4. Pemeliharaan Tanaman
Agar budidaya aren dapat berhasil dengan baik diperlukan pemeliharaan tanaman yang

cukup. Pemeliharaan tanaman aren meliputi :
3.4.1. Pengendalian Hama Penyakit
Hama dan penyakit pohon aren belum terlalu banyak di ketahui. Namun sebagai langkah
pencegahan dapat didekat dengan mengetahui hama dan penyakit yang biasa menyerang jenis
palmae yang lain seperti kelapa, kelapa sawit dan sagu.
Hama pada tanaman jenis Palmae antara lain berupa kumbang badak (Oryctes thinoceros),
kumbang sagu (Rhinochophorus ferrugineus(, belalang (Sexava spp). Hama lain untuk pohon
aren ini adalah pengisap nira dan bunga seperti lebah, kelelawar dan musang. Pengendalian
hama dapat dilakukan dengan cara :
• Mekanis, yaitu pohon-pohon aren yang mendapat serangan hama ditebang dan dibakar.
• Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida tertentu seperti Heptachlor 10 gram,
Diazonin 10 gram dan BHC.
Jenis penyakit yang sering menyerang pohon aren di persemaian adalah bercak dan kuning
pada daun yang disebabkan oleh Pestalotia sp., Helmiathosporus sp. penanggulangan
penyakit ini dapat dilakukan dengan fungisida seperti Dithane N-45, Delsene NX 200.

3.4.2. Penanggulangan tanaman pengganggu (gulma)
Tanaman pengganggu (gulma) pada tanaman aren sangat mengganggu pertumbuhannya.
Oleh karena itu, pengendalian gulma harus dilakukan.
Gulma pada tanaman/pohon aren umumnya terdapat di dua tempat yaitu pada bagian batang

(seperti benalu dan kadaka) dan pada tanah di sekitar pangkal teratur yaitu 4 kali setahun
sampai tanamanberumur 3-4 tahun. Teknis pemberantasannya dilakukan dengan cara
mekanis yaitu dengan menghilangkan tanaman pengganggu tersebut dari pohon aren.
3.4.3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan pertumbuhan agar lebih cepat.
Pemupukan dilakukan pada tanaman berumur 1 -3 tahun dengan memberikan seperti pupuk
urea, NPK, pupuk kandang dan KCL yang ditaburkan pada sekeliling batang pohon aren
yang telah digemburkan tanahnya.
BAB IV
PANEN
4.1. Pemungutan Hasil Panen
4.1.1 Jenis Hasil
Seperti telah diuraikan di muka, hamper semua bagian dari pohon aren dapat dimanfaatkan
atau menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi.
Jenis produk yang dihasilkan dari pohon aren yaitu sebagai berikut :
• Ijuk sebagai bahan baku pembuatan peralatan keperluan rumah tangga.
• Nira sebagai bahan baku gula merah, tuak, dan cuka.
• Kolang-kaling yang dihasilkan dari buah pohon aren.
• Tepung aren sebagai bahan baku pembuatan sabun, mie, dawet (cendol).
• Batang pohon sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.

4.1.2. Pemungutan Hasil
Ijuk
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai dengan
tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian
pula, pohon yang mulai berbunga kualitas dan hasil ijuknya tidak baik.
Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun,
kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan
menggunakan parang dari tempat ijuk itumenempel.
Lempenganlempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih mengandung
lidi-lidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan tangan.

Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar,
digunakan sisir kawat. Ijuk yang sudah dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat
tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dll.
Nira
Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun
bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira
dengan kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira
hanya dilakukan pada tandan bunga jantan.
Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
 Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah
banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika disebelah batang pohon aren, permukaan
tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepungsari yang jatuh.
Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul serta mengayun-ayunkannya agar
dapat memperlancar keluarnya nira.
Pemukulan dan pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang dua
hari pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.
Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun tersebut
sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menorah (dilukai) tongkol
(tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan
sudah siap disadap.
Penyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditoreh.
Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo sebagai penampung nira yang
keluar.
Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada setiap
penggantian bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan dengan maksud agar
saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar dengan lancer.
Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3 – 4 bulan sampai
tandan mongering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi gula aren, tuak, cuka dan
minuman segar.
Tepung aren
Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren dengan proses
sebagai berikut :
• Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung pati/tepungnya dengan cara :

Umur pohon relative muda (15 – 25 tahun)
Menancapkan kampak atau pahat ke dalam batang sedalam 10 – 12 cm pada dari ketinggian
1,5 m dari permukaan tanah.
Periksa ujung kampak atau pahat tersebut apakah terdapat tepung/pati yang menempel.
Apabila terdapat tepung/pati, tebang pohon aren tersebut.
• Potong batang pohon yang sudah ditebang menjadi beberapa bagian sepanjang 1,5 – 2,0 m.
• Belah dan pisahkan kulit luar dari batang dengan empelurnya.
• Empelur diparut atau ditumbuk, kemudian dicampur dengan air bersih (diekstraksi).
• Hasil ekstraksi diendapkan semalaman (±12 jam) dilakukan pemisahan air dengan
endapannya. Lakukan pencucian kembali dengan air bersih dan diendapkan lagi, sampai
menghasilkan endapan yang bersih
• Hasil endapan dijemur sampai kering.
Tepung aren dapat dipergunakan sebagai bahan baku seperti mie, soun, cendol, dan campuran
bahan perekat kayu lapis.
Kolang Kaling
Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren
mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek
dan berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lembek,
endosperm inilah yang diolah menjadi kolang-kaling.
Adapun cara untuk membuat kolang-kaling :
• Membakar buah aren dengan tujuan agar kulit luar dari biji dan lender yang menyebabkan
rasa gatal pada kulit dapat dihilangkan. Biji-biji yang hangus, dibersihkan dengan air sampai
dihasilkan inti biji yang bersih.
• Merebus buah aren dalam belanga/kuali sampai mendidih selam 1-2 jam. Dengan merebus
buah aren ini, kulit biji menjadi lembek dan memudahkan untuk melepas/memisahkan
dengan inti biji. Inti biji ini dicuci berulang-ulang sehingga menghasilkan kolang-kaling yang
bersih.
Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik )bersih dan kenyal) inti biji yang sudah dicuci
diendapkan dalam air kapur selama 2 – 3 hari. Setelah direndam dlam air kapur, maka
kolang-kaling yang terapung inilah yang siao untuk dipasarkan.
BAB V
BIOFUEL dari AREN

5.1. Pengolahan Biofuel dari aren
Pada dasarnya pengolahan biofuel (bioetanol) dari nira aren, prosesnya lebih singkat karena
sudah dalam bentuk cairan sehingga tidak melalui tahap sakarifikasi. Tahapan yang akan
dilakukan terdiri dari persiapan bahan baku, prosesfermentasi dan pemurnian/destilasi.
A. Persiapan Bahan Baku
Untuk memperoleh bahan baku nira aren, diawali dengan melakukan persiapan mayang.
Mayang yang akan disadap adalah tandan buah jantan. Tandan bunga jantan nomor 1
biasanya belum siap disadap karena menurut pengalaman petani volume nira yang diperoleh
kurang. Pada saat bunga jantan belum mekar, mayang dibersihkan kemudian dibiarkan
selama 10-4 hari. Setelah itu, tangkai mayang mulai dipukul-pukul secara perlahan dengan
sebatang kayu selama seminggu. Pemukulan mayang bertujuan untuk merangsang pengaliran
nira. Tangkai mayang diiris 2-5 mm, kemudian nira ditampung dengan bambu sepanjang 1-2,
berdiameter 15 cm atau jerigen kapasitas 5 liter. Untuk mempertahankan pH nira digunakan
bahan pengawet alami atau sistesis. Bahan pengawet alami biasa digunakan adalah kulit kayu
‘mollium’, kulit batang langsat, atau ‘tali pahit’.
B. Proses Fermentasi
Untuk proses fermentasi diawali dengan pembuatan starter. Nira aren diatur kadar gulanya
sampai mencapai 2%, kemudian dipanaskan lalu diinikolasi dengan kultur muri, antara lain
saccharomyces atau ragi komersial lalu diinkubasi selama 24 jam. Kemudian disiapkan nira
yang telah siap untuk di fermentasikan menjadi alkhohol. Nira aren (kadar gula 12,5-14,0%)
dipanaskan lalu di dinginkan dan diatur pH berkisar 4,0-4,5 menggunakan asam sitrat.
Selanjutnya diinokulasi starter 10% lalu difermentasi. Kasil proses fermentasi nira aren kadar
alkhohol mencapai 6,88%. Kadar alkohol dapat ditingkatkan dengan cara penyulingan.
C. Proses Penyulingan
Alkohol yang disebut juga etilalkohol atau etanol, yang kandungannya dalam nira hasil
fermentasi masih rendah, dapat ditingkaykan dengan cara destilasi atau penyulingan
bertingkat. Destilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dengan air. Titik didih etanol murni
adalah 78°C sedangkan air adalah 100°C. Dengan memanaskan larutan nira pada suhu sekitar
78-100°C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap dan melalui unit kondensasi
akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95% volume.
Hasil konversi nira aren menjadi minuman “cap tikus’ dengan kadar alkohol 45% dari 10 liter
nira menghasilkan 1 liter “cap tikus” dan dari 10 liter ‘cap tikus” akan menghasilakn 4-5 liter
alkohol tenis/kadar alkohol 70-90% (Talumewo, 2004), atau 20-25 liter nira aren segar = 1
liter etanol (kadar alkohol 70-90%).

5.2. Prospek Pengembangan Biofuel dari Aren
Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang biaya produksinya sama atau
bahkan cenderung lebih murah dibandingkan dengan bensin tanpa subsidi. Bioetanol disebut
demikian karena etanol diperoleh lewat proses fermentasi biomassa dengan bantuan
mikroorganisme. Umumnya etanol di produksi dengancara sintesa etilen. Selain bioetanol
dikenal pula gasohol yang merupakan campuran bioetanol dengan premium. Gasohol BE-10,
misalnya mengandung 10%, sisanya premium. Kualitas etanol yang digunakan tergolong fuel
grade etanol (FGE) yang kadar etanolnya 99%. Berdasarkan data BPTP, bahwa apabila
gasohol dengan kadar bioetanol 100% diterima sebagai bahan bakar substitusi, maka impor
minyak olahan untuk premium aka berkurang dan penghematan devisa bisa US$ 78
juta/tahun. Keuntungan lain dari bioetanol adalah nilai oktannya lebih tinggi dari bensin
sehingga dapat menggantikan fungsi bahan aditif seperti metil tertiary butyl dan tetra
ethylead. Kedua aditif tersebut telah di pilaih menggantikan timbal dalam bebsin.
Selain meningkatkan kualitas udara dan ketahanan energi nasional, penggunaan bioetanol
yang berasal dari produksi dan limbah pertanian diharapkan dapat membantu petani
meningkatkan penghasilannya melalui intensifikasi budidaya dan perluasan lahan.
Produksi bioetanol di Indonesia berdasarkan data Departemen Perindustrian dan
Perdaganagan pada tahun 2002 sekitar 180 juta liter dengan etanol berkadar 95-97%.
Apabila program subsida BBm menggunakan bioetanol di implementasikan, secara langsung
akan terjadi peningkatan signifikan bagi ketersediaan tanaman aren. Penggunaa bioetanol
mendorong pertumbuhan sektor pertanian secara eksponensial. Dibutuhkan modal yang tidak
kecil untuk membiayai budidaya dari segi pengadaan lahan, pengadaan bibit, pupuk dan obatobatan. Korporat ang saat ini bergerak dibidang pertanian dan perkebunan diharapkan dapat
mmenjadi motor penggerak usaha budidaya ini melalui bantuan dana dan manejemen
sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan yaitu dapat dipergunakan sebagai bahan baku
untuk produksi bioetanol. Hubungan antara bapak dan anak angkat diharapkan dapat menjadi
salah satu solusi agar rencana ini dapat dilaksakan sehingga keinginan untuk mensubstitusi
BBM dengan bioetanol dapat terlaksana. Pada saat implementasi, program substitusi BBM
dengan bioetanol dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat menurunkan tingkat
pengangguran nasional.

Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) merupakan tanaman yang serbaguna. Betapa tidak,
hampir semua bagian dari tanaman ini bisa bermanfaat sebagai obat tradisional. Selain
berkhasiat sebagai obat, seluruh bagian tanaman aren juga dapat dimanfaatkan mengapa?
karena tanaman aren merupakan tanaman multifungsi
Pohon aren merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, pohon tersebut
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Pohon : Tegak, warna hijau kecoklatan, berupa roset batang dan berpelepah. Ketinggian
tanaman bisa mencapai 25 m, tanpa banir.
Batang : Tidak berduri, tidak bercabang, diameter dapat mencapai 65 cm. Tanaman ini
hamper mirip dengan pohon kelapa, perbedaannya jika pohon kelapa batang pohonnya
bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas) maka batang pohon aren ini sangat kotor
karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil
atau lepas dari batangnya.
Daun : majemuk menyirip, seperti daun kelapa dengan panjang 5 m. Tangkai daun
panjangnya dapat mencapai 1,5 meter Panjang helaian daun dapat mencapai 1,45 meter,
lebar 7 cm. Anak daun berbentuk Janset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi
rata, tangkai pendek, warnahijau muda-tua. Bagian bawah daun terdapat lapisan lilin.
Bunga : Berkelamin tunggal (berumah satu), bentuk tongkol. Pada ketiak daun : bunga
jantan dan betina menyatu pada tongkol, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum,
bunga betina bulat, bakal buah tiga, putih tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputihputihan.
Buah : Buah buni bentuk bulat atau lonjong, ujung ke dalam, diameter ± 4 cm,beruang tiga
dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai
atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai
coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnyasangat gatal.
Biji : Di dalam buah yang masih belum terlalu matang, biji aren mempunyai tekstur yang
lembek dan berwarna bening, kulitnya berwarna kuning dan tipis, bentuk bijinya bulat atau
lonjong. Biji muda ini dikenal dengan nama Kolang Kaling.
Akar : Perakaran serabut, penyebaran secara horisontal mendalam dapat mencapai > 5m.
Ada pula penamaan untuk tanaman ini yaitu :
Nama daerah : Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau,
Biluluk (Minangkabau); Kawung, Taren (Sunda);Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano

(BaIi); Meka (Sawu); Moke, Huwat (FIores); Akel, Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru
(Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate). Nama asing : Arengae pinnatae Radix. Nama simplisia:
Akar Aren.
Apakah khasiat dari tanaman aren itu ?
Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar (untuk obat tradisional),
batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda/janur untuk pembungkus
kertas rokok.
Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda untuk pembuatan
kolang-kaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam
batang untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan.
Berikut manfaat dan kegunaan dari pohon aren yang dapat dimanfaatkan :
Kayu / Batang
Kayu untuk berbagai macam peralatandan bangunan. Batang dapat diambil pati/tepungnya
yang dimanfaatkan untuk berbagai macam makanan. Untuk diambil patinya, pohon aren
harus sudah berumur sekitar 20 tahun. Tepung aren ini memiliki keunggulan yang khas,
belum ada substitusinya.
Buah dan Biji
Kolang-kaling, dapat dijadikansebagai makanan berserat yang sangat baik untuk kesehatan.
Daun
Daunmuda/janur untuk pembungkus kertas rokok.
Akar
Akar mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, Menurut penelitianBalittro
Departemen Pertanian, akar arendapat digunakan sebagai obat herbal batu ginjal. Selain
itu dapat juga digunakan sebagai bahan kerajinan anyaman.
Getah
Getah hasil sadapan berkhasiat sebagai obat sariawan dan obat radang paru-paru
Berikut ini merupakan penjelasan untuk beberapa pengobatan penyakit :
Demam
Siapkan 1 gelas air hangat dan 1 potong gula aren. Selanjutnya, kedua bahan dicampur dan
diaduk sampai merata. Anda bisa menggunakan resep ini dengan diminum biasa.
Sakit Perut
Siapkan 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren, dan asam yang telah masak secukupnya.
Selanjutnya, semua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai merata, kemudian disaring
untuk diambil airnya. Anda bisa menggunakan resep ini dengan diminum biasa.

Sulit Buang air besar
Siapkan 1 gelas air hangat dan 1 potong gula aren. Selanjutnya, campur dan aduk sampai
merata. Anda bisa menggunakan resep ini dengan diminum biasa.
Demikian, semoga bermanfaat. (Septian Adiputra)

Kandungan Dan Manfaat Gula Aren

Gula aren merupakan salah satu olahan makanan bersumber dari hasil pengolahan air nira
yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Pengolahan nira hingga menjadi gula aren
melalui proses perebusan hingga nira berubah menjadi cairan kental da berwarna pekat.

Gula aren banyak dikonsumsi sebagai salah satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi
tubuh, selain itu kandungan dalam gula aren tersebut cukup penting peranannya untuk
membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu.

Kandungan gula aren.
Dalam gula aren terkandung beberapa unsur makro dan mikronutrien, diperkirakan,
kandungan keduanya dalam gula aren lebih tinggi dibandigkan gula putih.

Beberapa kandungan mikronutrien dalam gula aren antara lain : Thiamine (vitamin B1),
Riboflavin (vitamin B2), Nicotinic Acid (vitamin B3), Pyridoksin (vitamin B6),
Cyanocobalamin (vitamin B12), Ascorbic Acid (Vitamin C), dan Garam mineral (sumber :
S.Natarajan Msc,Palm Sugar, erode, Tamil Nadu – India, 2006).

Manfaat Gula Aren Bagi Kesehatan.
Dibawah ini adalah beberapa manfaat gula aren bagi kesehatan tubuh manusia, antara lain :
1.Baik untuk penderita diabetes.
Gula aren mengandung kadar gula lebih rendah dibandingkan gula putih. Gula aren juga
dipercaya dapat menurunkan kadar lemak tak jenuh dalam tubuh.
2. Membuat intensitas istirahat anda lebih baik
Selenium dalam gula aren dapat membantu melemaskan otot syaraf tubuh yang tegang,
sehingga dapat memberikan efek rileks. Mengkonsumsi minuman dengan campuran gula
aren dipercaya dapat membuat tidur lebih nyeyak.
3.

Cocok

dimasukkan

kedalam

makanan

untuk

diet.

Rendahnya kalori dalam gula aren menjadikannya cukup aman dan tidak akan meningkatkan
kolesterol tubuh, sehingga baik untuk dikonsumsi dalam program diet anda.
4. Pencegah Anemia.
Gula aren mengandung zat besi cukup tinggi, sehingga baik dikonsumsi untuk melindungi
tubuh dari serangan anemia.
5. Mengandung Antioksidan.
Gula aren juga mengandung antioksidan sehingga Mengkonsumsi gula aren secara rutin
dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal.
6. Meningkatkan Daya tahan tubuh.

Gula merah bersifat manis alami dan menghangatkan. Selain itu beberapa kandungan unsur
kimia dalam gula merah dapat membantu memperlancar peredaran darah, menguatkan limpa,
memberikan rasa hangat dan juga mengurangi nyeri pada lambung. Mengkonsumsi gula
merah dengan porsi yang cukup secara rutin dan teratur juga dapat meningkatan daya tahan
tubuh.

Gula aren diperoleh dari sari gula tanaman Arenga pinnata (Aren) yang diambil dengan cara
disadap. Arenga Pinnata bisa disadap setelah tanaman berumur lima tahun. Sari gula hasil
sadapan dari tanaman ini disebut nira. Pohon arengan pinata mampu berproduksi hingga usia
25 tahun, namun produksi tertinggi mampu dicapai pada usia 15-20 tahun. Dengan masa
tanam hingga berbuah selama 8-10 tahun, pada setiap pohon aren jantan dapat menghasilkan
nira sebanyak 15 liter, dimana 10 liternya bisa menjadi 1 kg gula aren.
Selain kandungan gulanya yang lebih sedikit, gula aren juga diketahui mengandung senyawasenyawa lain yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita, senyawa yang terkandung antara
lain:
1. Thiamin (Vitamin B1)
- Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme energi,
- Memperkuat sistem syaraf dan otot,
- Membantu tubuh membuat dan memakai protein.

Vitamin B1, thiamin ( C12H17N4OS+Cl-.HCl)

2. Riboflavin (Vitamin B2)
- Membantu membentuk sel darah merah
- Menghasilkan antibodi
- Bersama enzim menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh manusia
- Bersama vitamin A memperbaiki selaput mukosa pada saluran pencernaan
- Menghambat kerusakan sel pada saat proses produksi energi
- Memperbaiki sistim kerja jaringan dan saluran pencernaan tubuh

Vitamin B2, riboflavin (C17H20N4O6 )

3. Nicotinic Acid (Vitamin B3)
- Mencegah dan menghaluskan bekas jerawat,
-

Mencegah

sembelit

4. Pyridoksin (vitamin B6)
- Metabolisme Protein dan Karbohidrat,
- Membantu dalam produksi sel-sel darah merah,
- Membantu sistem imunitas tubuh.

dan

wasir.

Vitamin B6, pyridoxine (C8H11NO3 )

5. Ascorbic Acid
- Memiliki fungsi Antibiotik
- Mencegah Rematik, Flu dan Ashma
- Mencegah Kanker
- Menciptakan sistem imunitas
- Memperkokoh tulang dan sendi
- Bersifat antioksidan dan mampu menangkal radikal bebas.
6. Kalsium
- Melancarkan peredaran darah
- Menormalkan Tekanan Darah
- Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
- Mencegah Osteoporosis (keropos tulang)
- Mencegah Penyakit Jantung dan menurunkan resiko Kanker Usus
- Memulihkan gairah Sex yang menurun/ melemah
7. Niacin
- Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme Glukosa, Lemak dan Alkohol
- Membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan
- Menurunkan kadar kolesterol LDL
- Meningkatkan fungsi kerja otak

 MAKALAH Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh
Manusia Di Susun Oleh: Nama : Ismi Fawaid NIM : 13307144003 Kelas : Kimia E
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
 Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia A.
Pengenalan Tanaman Pohon aren atau enau (Arenga pinnata Merr.) cukup dikenal di
kawasan tropik karena banyak ragam kegunaannya. Hampir semua bagian fisik (daun,
batang, umbut, bunga, akar, ijuk dan kawul) dan produksi (buah, nira dan pati/tepung)
dari tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi
dalam pemanfaatan pohon aren oleh masyarakat, nira adalah yang paling banyak
memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di desa atau di sekitar hutan. Pada
tanaman aren yang sehat setiap tandan bunga jantan bisa menghasilkan nira sebanyak
900-1.800 liter/tandan, sedangkan pada tanaman aren yang pertumbuhannya kurang
baik hanya rata-rata 300-400 liter/tandan (Lutony, 1993). Produk-produk nira dapat
digolongkan dalam dua kelompok, yaitu produk yang tidak mengalami proses
fermentasi dan yang mengalami fermentasi (Barlina dan Lay, 1994). Nira aren yang
masih segar dan rasanya manis dapat langsung diminum, atau dapat dibiarkan terlebih
dahulu mengalami fermentasi sebelum diminum. Nira aren segar juga dapat diolah
untuk menghasilkan gula, baik gula cetak, gula semut dan gula cair. Produk
fermentasi dari nira aren adalah arak, cuka, alkohol (Torar dan Kindangen, 1990;
Soeseno, 1992) dan nata pinnata (Lempang, 2003). Tanaman aren termasuk jenis
tanaman palma yang mudah tumbuh. Tanaman aren berasal dari wilayah Asia tropis,
aren menyebar secara alami mulai dari India timur di sebelah barat, hingga mencapai
Malaysia, Indonesia, dan Filipina di sebelah timur. Di Indonesia, aren tumbuh liar
atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 m dpl. Aren umunya banyak tumbuh di lerenglereng atau tebing sungai. Penyebaran tanaman aren secara alami dibantu oleh oleh
hewan karena buah aren yang masak banyak disukai hewan. Musang luwak diketahui

sebagai salah satu hewan yang menyukai buah aren dan secara tidak langsung
berfungsi sebagai hewan pemencar biji aren. Taksonomi tanaman aren adalah sebagai
berikut; Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas :
Monocotyledonae Bangsa : Spadicitlorae Suku : Palmae Genus : Arenga
 Species : Arenga pinnata Merr. Tanaman aren yang besar dan tinggi dapat mencapai
tinggi 25 m dan mempunyai diameter batang hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh
dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai
ijuk, injuk, juk atau duk. Serabut berwarna hitam (ijuk) adalah bagian dari pelepah
daun yang menyelubungi batang. Dibagian batang atas tumbuh daun dan dibagian
batang bawah terdapat pelepah daun yang tepinya sobek-sobek serta terurai menjadi
serabut hitam. Panjang tangkai daun 1.5 m, sedangkan helaian daunnya memiliki
panjang sampai 5 m. Daun berbentuk menyirip seperti daun palem atau daun pinang.
Bagian bawah daun memiliki lapisan lilin. Bunga berumah satu. Bunga jantan
berpasangan, panjangnya mencapai 12-15 mm, dan benang sarinya banyak. Bunga
betina berdiri sendiri, bentuknya hampir bundar seperti bola, nakal buah beruang 3
dengan 3 kepala putik. Buah buni, berbentuk bulat peluru dengan garis tengah
sepanjang 4cm, beruang 3, dan berbiji 3. B. Penyadapan Air Nira Pada garis besarnya
cara penyadapan nira pohon aren hampir sama di berbagai daerah. Namun yang
menjadi masalah adalah tidak tepatnya waktu melakukan penyadapan dan tidak
tepatnya cara mempersiapkan pelaksanaan penyadapan menyebabkan rendahnya
kuantitas dan kualitas nira hasil sadapan. Pada pohon aren yang disadap dilakukan
persiapan yang terdiri dari kegiatan pembersihan tumbuhan pengganggu di sekitar
pohon, pemasangan tangga, pembersihan ijuk dan daun disekitar tandan bunga yang
disadap serta pematangan tangkai tandan bunga dengan cara mengoyang-goyangkan
dan memukul-mukul tandan bunga tersebut dari pangkal ke ujung dan sebaliknya dari
ujung ke pangkal dengan menggunakan ganden. Tangkai tandan bunga aren tersusun
dari jaringan pembuluh tapis yang sangat rapat. Oleh karena itu, pengoyangan tandan
bunga dan pemukulan tangkai tandan dimaksudkan untuk melonggarkan pembuluh
tapis dan merundukkan tangkai tandan sehingga nira dapat mengalir dengan lancar.
Pemukulan tangkai tandan dan penggoyangan tandan bunga ilakukan sebanyak tujuh
kali dalam waktu tiga minggu dengan periode tiga hari sekali. Pada saat persiapan
telah selesai, tandan bunga dipotong menggunakan parang dan bumbung penampung
nira yang dibuat dari bambu yang panjangnya sekitar 1 m (2-3 ruas) dipasang pada
ujung tanngkai tandan yang telah dipotong. Celah yang terdapat

 antara mulut bumbung bambu dan tangkai tandan ditutup dengan menggunakan
gambas (daun kering) untuk mencegah masuknya kotoran atau binatang ke dalam
bumbung penampung nira. Pengumpulan nira aren dilakukan dua kali sehari.
Penyadapan pertama dilakukan sekitar pukul 07.00 dan hasil nira dikumpulkan pada
pukul 16.00, dan yang kedua pada pukul 16.00 dan hasil nira dikumpulkan pukul
07.00. Bumbung bambu yang telah digunakan untuk menampung nira dicuci kembali
dengan air setiap kali digunakan lagi. Sebelum bumbung penampung nira dipasang
kembali, tangkai tandan dideres/disayat tipis (tebal 1-2 mm) menggunakan pisau yang
tajam untuk memperbaharui luka sadap dengan tujuan melepaskan bagian ujung
tandan yang telah tersumbat sehingga aliran nira lebih lancar. C. Komposisi Kimia
Nira Aren Dalam keadaan segar nira berasa manis, berbau khas nira dan tidak
berwarna. Nira aren mengandung beberapa zat gizi antara lain karbohidrat, protein,
lemak dan mineral. Rasa manis pada nira disebabkan kandungan karbohidratnya
mencapai 11,28% (Rumokoi, 1990). Hasil analisa komposisi kimia nira aren segar
asal kabupaten Maros propinsi Sulawesi Selatan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1.
Komposisi kimia nira aren Komponen Kandungan (%) Karbohidrat : - Glukosa Fruktosa Protein Lemak kasar Abu : - Kalsium (Ca) - Posfor (P2O5) Vitamin C Air
11,18 3,61 7,48 0,28 0,01 0,35 0,06 0,07 0,01 89,23 Nira aren yang baru menetes dari
tandan bunga mempunyai pH sekitar 7, akan tetapi pengaruh keadaan sekitarnya
menyebabkan nira mudah terkontaminasi dan mengalami fermentasi secara alami
sehingga berubah menjadi asam (pH menurun).
 D. Khasiat dan Manfaat Nira aren dapat digunakan sebagai minuman dengan
mengkonsumsi langsung nira yang didapat. Minuman dari nira aren dikenal dengan
sebutan legen atau saguer. Penggunaan lain nira aren segar adalah sebagai obat
pencahar (laksativa) dan campuran (pengembang) dalam pembuatan roti. Pengolahan
lebih lanjut dari nira aren adalah dengan membuatnya menjadi gula aren bongkahan
(dnegan menambahkan bahan pengeras seperti getah nangka) dan gula semut (dengan
menambahkan minyak kelapa). Nira aren juga dapat diolah dengan cara fermentasi
yang menghasilkan minuman beralkohol yang dikenal dengan sebutan tuak atau
sauger. Produk fermentasi lain dari nira kelapa adalah cuka, namun keberadaan cuka
aren tidak berkembang karena kalah bersaing dengan cuka buatan pabrik. Nira aren
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang layak untuk dikembangkan
menjadi produk olahan yang berbasis bahan baku gula. Kandungan kimia terbesar

yang terkandung di dalam nira aren adalah kandungan sukrosa yaitu sebesar 84,31%.
Kandungan sukrosa nira aren lebih besar jika dibandingkan kandungan sukrosa dari
nira tebu dan nira siwalan. Perbandingan kandungan komposisi kimia dari nira aren,
nira tebu dan nira siwalan tersaji dalam Tabel 2. Kandungan sukrosa yang sangat
banyak (84 ,31%) membuat nira aren sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif yaitu etanol. Tabel 2. Perbandingan
Kandungan Kimia nira Aren, Nira Tebu dan Nira Siwalan Kandungan kimia yang
terkandung dalam aren bersifat sebagai peluruh haid, pencegah kehamilan, peluruh
kentut, peluruh air seni (diuretik), pencahar, dan penyebab muntah. Air nira
berkhasiat mengatasi sariawan, radang paru, dan disentri, sedangkan
 akarnya berkhasiat mengobati penyakit batu ginjal atau kencing batu (menghancurkan
batu). E. Kesimpulan Tanaman aren termasuk jenis tanaman palma yang mudah
tumbuh. Tanaman aren berasal dari wilayah Asia tropis, aren menyebar secara alami
mulai dari India timur di sebelah barat, hingga mencapai Malaysia, Indonesia, dan
Filipina di sebelah timur. Hampir semua bagian fisik (daun, batang, umbut, bunga,
akar, ijuk dan kawul) dan produksi (buah, nira dan pati/tepung) dari tumbuhan aren
dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi, serta cara penyadapan nira aren
sangat mudah. Nira aren merupakan salah satu komoditas perkebunan yang layak
untuk dikembangkan menjadi produk olahan yang berbasis bahan baku gula. Khasiat
dan manfaat yang berasal dari air sendiri sangat banyak, salah satu kandungan kimia
yang terkandung dalam nira aren dapat bermanfaat sebagai peluruh haid, pencegah
kehamilan, peluruh kentut, peluruh air seni (diuretik), pencahar, dan penyebab
muntah. Air nira berkhasiat mengatasi sariawan, radang paru, dan disentri.
 DAFTAR PUSTAKA Barlina R, dkk. 1994. Pengolahan nira kelapa untuk produk
fermentasi nata de coco, alkohol dan asam cuka. Jurnal Penelitian Kelapa Vol.7 No.2
Thn.1994. Balai Penelitian Kelapa, Manado.Budiyanto MAK, 2004. Mikrobiologi
Terapan. Edisi 3. UMM Pess. Malang. dr. Prapti Utami. Buku Pintar Tanaman Obat.
2008. Agromedia Pustaka. Jakarta. Lempang , M. dkk. 1999. Teknik penyadapan aren
untuk meningkatkan nira. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian hal.25-35. Balai
Penelitian Kehutanan, Ujung Pandang. Lutony TL. 1993. Tanaman Sumber Pemanis.
P.T Penebar Swadaya, Jakarta. Rumokoi M. 1990. Manfaat tanaman aren (Arenga
pinnata Merr). Buletin Balitka No. 10 Thn 1990 hal : 21-28. Balai Penelitian Kelapa,
Manado. Sunanto H. 1993. Aren (Budidaya dan Multigunanya). Kanisius.

Yogyakarta. Torar DJ, dkk. 1990. Pendapatan petani arak aren (kasus Desa Rumoong
Atas, Sulawesi Utara). Buletin Balitka No. 10 Thn 1990 hal : 29-33. Balai Penelitian
Kelapa, Manado.