ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA ANALISIS KA

ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA
ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA
MTS AL-HIKMAH PALEMBANG
1.

PENDAHULUAN

a.

Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar tentunya adanya sebuah perencanaan yang telah

dilakukan oleh guru hal-hal apa yang akan disampaikan di dalam kelas dan melalui metode
atau strategi apa supaya apa yanga di sampaikan bisa di miliki oleh peserta didik. Salah satu
hal yang harus disiapkan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran.
Rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) merupakan perangkat pembelajaran yang
harus dibuat oleh seorang guru ketika proses kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan
(Harsiati & Thamrin, 2012). Dalam menyusun sebuah Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), seorang guru haruslah melakukan sebuah analisis kebutuhan yang diperlukan oleh
siswa dalam mata pelajaran. Guru mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dibutuhkan siswa
dalam artian hal apa yang belum dan sudah siswa ketahui tentang sebuah materi

pembelajaran yang akan di sampaikan.
Dalam menyusun sebuah perangkat pembelajaran beberapa hal yang harus dilakukan
dalam penyusunan suatu RPP atau perangkat pembelajaran lainnya yaitu : Analisis
kebutuhan

siswa sehingga muncullah sebuah Kompetensi dasar

(KD) kemudian

Kompetensi dasar itu sendiri dijabarkan kembali sehingga menghasilkan kemampuan siswa
di dalam Kompetensi dasar. Kemudian analisis Karakteristik siswa dan lingkungan yang
dimana hasil analisis tersebut akan menghasilkan indikator kemudian disusun menjadi tujuan
pembelajaran, stategi, dan mengembangkan bahan ajar lalu dikemas menjadi RPP ( Rencana
pelaksanaan pembelajaran).

Namun saat ini, kurangnya motivasi guru untuk mengetahui teori yang benar dalam
menyusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran maka sering kali guru hanya mencetak
sebuah Perangkat pembelajaran atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran melalui media informasi internet kemudian di edit dan dicetak
sebagai keperluan administrasi sekolah saja.


b. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal di atas sebagai seorang guru selain menganalisis kebutuhan yang
diperlukan oleh siswa maka ada baiknya juga guru mengenal karakteristik siswa. Dengan
demikian dalam makalah ini akan membahas :
1. Bagaimana cara menganalisis prilaku awal dan karakteristik siswa
2. Bagaimana hasil analisis prilaku awal dan karakteristik siswa ?

c.

Tujuan Makalah

Makalah ini dibuat untuk mengetahui
1. Cara mengidentifikasi prilaku awal dan karakteristik siswa
2. Hasil Analisis prilaku awal dan karakteristik siswa .
II. PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Analisis karakter
Menurut (Arikunto, 2005),” Analisis adalah memerinci, menyusun diagram,
membedakan,


mendidentifikasikan,

mengilustrasikan,

menyimpulkan,

menunjukkan,

menghubungkan, memilih, memisalkan dan membagikan. Sedangkan menurut (Daryanto,
1997),”Analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu masalah untuk
mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya. Proses pemecahan masalah yang dimulai
dengan dugaan akan kebenarannya. Sedangkan Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat atau watak.
(Daryanto,1997) pengertian karakter

sebagai penggambaran tingkah laku dengan

menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit. Karakter
berbeda dengan kepribadian karena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun

demikian, baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah laku yang
ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan
mengorganisasikan aktifitas individu.
Berdasarkan pengertian diatas jika dihubungkan dengan pendidikan maka analisis
karakter adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi
karakteristik siswa dan prilaku awal siswa terhadap kemampuan siswa dalam bidang ilmu
atau mata pelajaran yang akan diberikan.
Menurut (Setiawan, 2007), “ analisis yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi
perilaku awal siswa yang berikatan dengan penguasaan siswa dalam isi mata pelajaran dan
mengenali karakteristik siswa yang meliputi asal, usia, bahasa yang digunaka, latar belakang
ekonomi keluarga da sebagainy
B. Cara mengidentifikasi perilaku awal siswa dan karakteristik siswa
a.

Cara mengidentifikasi perilaku siswa

Sebagai pendesain instruksional ada beberapa data yang harus dijawab seperti dari
mana jenjang siswa serta sejauh mana kompetensi, kemampuan atau pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang telah dikuasai siswa sehingga dapat mengikuti pembelajaran
tersebut.

Ada 3 sumber yang bisa memberikan informasi kepada pendesain instrukstional yaitu :
1. Siswa atau calon peserta didik
2. Orang yang mengetahui kemampuan siswa seperti guru atau atasanya
3. Guru mata pelajaran sebelumnya.

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam menganalisis
kebutuhan instruktional yaitu kuesioner, interviu dan observasi serta tes. Teknik ini dapat
digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal peserta didik. Cara yang bisa dilakukan
dalam mengidentifikasi perilaku awal siswa
1. Menuliskan daftar kompetensi dasar yang telah berhasil dibuat dalam kegiatan
analisis instruktional. Seperti :
a.

Dalam bahasa Inggris daftar kompetensi dasar yang telah dibuat yaitu oleh
penulis dalam analisis intruktional yaitu :
1) Mengungkapkan kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet,
things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches,
fruits, animal, place, transportation
2) Mengungkapkan ungkapan-ungkapan menyapa orang yang belum dikenal
dan sudah dikenal

3) Mengungkapan ungkapan meminta, memberi informasi dan ungkapan
meminta, memberi maaf
4) Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat
5) Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure
6) Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi
yang baik
7) Memahami tata bahasa seperti tenses ( present tense, present continuos dan
simple past)
8) Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses
9) Menulis kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in
the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal,
place, transportation dan verbs dengan benar.

10) Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive
dan Procedure.
11) Setelah dibuat maka buat skala penilaian yang bisa dinilai oleh atasan atau
guru mata pelajaran. Seperti tabel dibawah ini :

Mengungkapkan kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the
classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation

22.Mengungkapkan ungkapan-ungkapan menyapa orang yang belum dikenal dan sudah
dikenal
3Mengungkapan ungkapan meminta, memberi informasi dan ungkapan meminta, memberi
maaf

4Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat

5Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure
6Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik
7Memahami tata bahasa seperti tenses ( presesnt tense, present continuos dan simple past)
8Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses
9Menulis kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom,
at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs
dengan benar.
10Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan
Procedure.
1.

kemudian selain kepada yang terdekat lakukanlah observasi kepada siswa dengan
membuat sebuah daftar perlakuan khusus pada analisis instruktional dengan bentuk

penilaian setuju atau tidak setuju, netral atau sangat setuju. Perlakuan awal ini bisa
menggunakan tes seperti dibawah ini : supaya lebih ringkas maka penulis
memberikan contoh mengambil Kompetensi dasar mengenai ‘ Membaca teks

berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik. Maka tes
awal disesuaikan dengan prilaku khusus seperti tabel di bawah ini
Tabel 2.
Tes Awal yang Disesuaikan dengan Perilaku Khusus
No.

Kompetensi Dasar
Mengungkapkan

Perilaku Khusus
kosa

kata yang berhubungan
dengan

numbers,


alphabet , things in the
classroom, at school and
at home, part of body,
clotches, fruits, animal,
1.

place, transportation

Menyebutkan Kosakata
-

Numbers

-

Alphabet

-


Things in the classroom

-

Things at school

-

Home

-

Part of body

-

Clotches

-


Fruit

-

Animals

-

Place

Tes Awal

-

TransportationSebutkanlah kosa kata dalam bahasa Inggris mengenai umbers, alphabet ,

things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place,
transportation
2.
.Mengungkapkan ungkapan-ungkapan menyapa orang yang belum dikenal dan sudah dikenal
-

Mengungkapkan ucapan Greeting kepada orang belum dikenal

-

Mengungkapkan ucapan greeting yang sudah dikenal- Apa yang kita sebut jika bertemu

orang pertama kali
- Ucapan apa jika bertemu dengan orang yang sudah dikenal
3.
Mengungkapan ungkapan meminta, memberi informasi dan ungkapan meminta, memberi
maaf-

Mengungkapan ungkapan meminta informasi

-

Mengungkapkan ungkapan memberi informasi

-

Mengungkapkan Ungkapan meminta maaf

-

Mengungkapkan Ungkapan memberi maafSebutkan ungkapan meminta dan memberi

informasi?
Sebutkan ungkapan ungkapan meminta dan memberi maaf?
4.
Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat
-

Mengungkapkan ungkapan meminta dan memberi jasa

-

Mengungkapkan Ungkapan dan memberi barang

-

Mengungkapkan ungkapan memberi dan meminta pendapatSebutkan ungkapan

meminta dan memberi jasa?
Sebutkan ungkapan meminta dan memberi barang?
Sebutkan ungkapan memberi dan meminta pendapat?

5
Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure
-

Menceritakan kembali isi dalam teks yang berbentuk descriptive dan procedure

-Ceritakanlah apa isi dalam teks descriptive dan procedure?
6
Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik

1. Membaca Teks berbentuk descriptive dan Procedure
2. Membedakan Teks yang berbentuk descriptive dan procedure
3. Melafalkan dengan intonasi dan lafal yang benar.
4. Menjelaskan bagian-bagian dari teks descriptive dan procedure
1.Bacalah teks descriptive dan procedure
2. Sebutkan perbedaan Teks berbentuk descriptive dan teks procedure 3. Jelaskan bagianbagian dari teks descriptive dan procedure. 4.Bacalah teks dengan intonasi dan lafal yang
benar
7
Memahami tata bahasa seperti tenses ( present tense, present continuos dan simple past)
- Menjelaskan Present tense
- Menjelaskan Present continous
- Menjelaskan Simple past- Apa yang diketahui mengenai present tense, present continous
dan present simpe
8
Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses
- Membuat kalimat dengan present tense, present continuous dan simple pastBuatlah Kalimat
dengan menggunakan present tense, present continous dan simple past.

9
Menulis kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at
school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs
dengan benar.
Menulis kosakata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at
school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs
dengan benarTuliskan kosakata dalam bahasa inggris mengenai numbers, alphabet , things in
the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place,
transportation dan verbs dengan benar
10
Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan
Procedure.-

Menjelaskan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan

procedureApa maksud teks descriptive dan procedure yang telah anda baca
Tes penilaian awal ini diberikan langsung oleh guru bidang studi yang mengajar siswa
tersebut. Selanjutnya melihat hasil penilaian tes, dan ini dilakukan langsung oleh guru bidang
studi mata pelajaran bahasa Inggris yaitu memberi tanda contereng (V) pada kolom skala
penilaian ( kolom 3 dan 4 ) sesuai dengan hasil tes awal siswa. Ada 10 Kompetensi dasar
yang telah dibuat dalam analisis instruktional maka sebagai contoh penulis mengambil
Kompetensi dasar no. 6 yaitu : Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan
lafal dan intonasi yang baik
Tabel 3
Hasil Penilaian Tes Awal
Belum
No.

Perilaku Khusus

1.

Bacalah teks descriptive dan procedure

Dimiliki

Dimiliki

. 2. Sebutkan perbedaan Teks berbentuk descriptive dan teks procedure 3.Jelaskan bagianbagian dari teks descriptive dan procedure 4.Bacalah teks dengan intonasi dan lafal yang
benar

1. 3.

Ketika seseorang desain instruktional menggunakan teknik observasi dan tes

maka observasi dapat dicontoh seperti butir 1 dan tidak perlu melakukan butir 1dan 2
namun pendesain berhadapan langsung dengan siswa yang akan di teliti.
2. Kelompokkan perilaku yang mendapat nilai cukup, sedang, kurang, rendah .
3. Buatlah garis batas antara kedua kelompok perilaku tersebut pada bagan hasil analisis
intruktional untuk menunjukkan 2 hal sebagai berikut :
1.

Prilaku yang ada digaris batas adalah prilaku yang dikuasai oleh siswa sampai
tingkat cukup baik.

2.

Perilaku yang ada di atas garis batas adalah perilaku yang belum dikuasai
oleh populasi sasaran atau baru dikuasai dari tingkat sedang , kurang , dan buruk.
Perilaku-perilaku itulah yang akan di ajarkan kepada siswa.

3.

Susunlah urutan prilaku yang ada diatas garis batas untuk dijadikan pedoman
dalam menentukan urutan materi pembelajaran.

b. Cara mengidentifikasi karakteristik siswa
Menurut (Suparman, 2012)“ karakteristik siswa awal adalah ciri peserta didik sebelum
mengikuti pembelajaran. Dengan mengetahui karakteristik siswa maka guru bisa memulai
pembelajaran dengan apa yang disenangi oleh siswa tersebut. Ada beberapa yang harus
dipertimbangkan dalam proses desain instruktional yaitu :
1. Motivasi belajar, eksternal atau internal sebagai dasar memilih stategi pemberian
motivasi bagi peserta didik,

2. Akses terhadap sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran sebagai
landasan untuk menentukan rujukan bahan pembelajaran yang perlu dipelajari,
3.

Kebiasaan belajar mandiri dan disiplin dalam waktu mengatur belajar, untuk
dijadikan bahan pertimbangan saat menugaskan pekerjaan pekerjaan rumah,

4.

Akses terhadap saluran komunikasi dan media teknologi informasui untuk dijadikan
pertimbangan dalam penggunaan bimbingan secara online

5. Kebiasaan dan kemampuan belajar berpikir tentang penerapan materi

yang

dipelajarinya dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari,
6. Tempat tinggal bila diukur dengan jarak tempuh ke pusat kegiatan belajar untuk
dipertimbangkan dalam merancang kegiatan belajar tambahan dalam lingkungan
pendidikan.
Selain hal diatas ada baiknya juga seorang desain intruktional mengenal karakteristik siswa
tingkat smp atau MTs di dalam buku (Nurhayati, 2012) secara psikologis, siswa smp berada
dalam tahap perkembangan sangat pesat dari segala aspek . perkembangan tersebut meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Perkembangan Aspek kognitif
Piaget menggolongkan anak usia smp saat periode keempat yaitu periode terakhir yang
disebutnya sebagai operasi formal. Periode ini dimulai dengan sekitar usia 11-16 tahun. Pada
periode ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir abstrak, berpikir
simbolis dan dapat memahami sesuatu secara bermakna dan logis serta dapat membuat
kesimpulan dari infromasi yang tersedia.
Dalam hal ini apabila dihubungkan dengan mata pelajaran bahasa inggris, seorang guru
haruslah mampu merancang sebuah materi pembelajaran yang mampu dicerna oleh usia smp.
1. Perkembangan Aspek psikomotorik

Aspek psikomotorik merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru.
Perkembangan aspek psikomotorik siswa smp sudah pada tahap otonomi tinggi dalam artian
di dalam fase ini siswa tidak memerlukan lagi kehadiran instruktur untuk melakukan
gerakan-gerakan.
1. Perkembangan Aspek Afektif
Ranah afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap siswa. Pada masa ini
anak banyak berminat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat sehingga
kohnstamm menyebutnya sebagai periode sosial.
Secara psikologis, siswa memiliki keuniksn dan perbedaan masing-masing baik perbedaan
minat, bakat maupun potensi yang dimiliki sesuai dengan tahapan perkembangan. Dengan
alasan inilah pendesain instruktional haruslah memperhatikan kondisi psikologis siswa.
Cara yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi siswa yaitu
1. Buatlah daftar pertanyaan atau kuesioner tentang karakteristik siswa seperti :
1.

Tempat lahir

2.

Pekerjaan yang menjadi keahlian atau cita-cita yang diinginkan

3.

Kesenangan

4.

Bahasa sehari-hari yang dikuasai

5.

Alat-alat audiovisual yang ada dirumah dan digunakan sehari-hari

6.

Tafsirkan data tentang karakteristik siswa untuk menggambarkan hal sebagai
berikut :
1.

Lingkungan budaya

2.

Pekerjaaan atau bidang pengetahuan yang menjadi keahlian

3.

Kesenangan

4.

Bahasa sehari-hari

5.

Alat audio-visual yang dimiliki atau yang biasa digunakan sehari-hari.

1. C. Analisis perilaku awal dan karakteristik siswa MTs Al-Hikmah Palembang
Analisis perilaku awal Siswa MTs Al-Hikmah
MTs Al-Hikmah Adalah sebuah Madrasah yang berada di Jl. SH. Wardoyo Gang Duren
kelurahan 7 Ulu kecamatan seberang ulu 1 palembang. Selaku guru Bahasa Inggris di MTs
Al-Hikmah , maka akan menganalis prilaku awal dan karakteristik siswaMTs Al-hikmah
khususya pada kelas 7. Kelas 7 berjumlah 10 siswa yang terdiri dari 8 perempuan dan 2
laki-laki.
Berdasarkan hasil analisis prilaku awal siswa melalui observasi penulis maka di dapat
Kompetensi yang belum bisa dikuasai siswa kelas 7 MTs Al-Hikmah. Hal ini sesuai dengan
urutan penyampaian yang akan dilakukan dalam pembelajaran yaitu :
1. Mengungkapkan kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in
the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place,
transportation
2. Menulis kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the
classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place,
transportation dan verbs dengan benar.
3. Mengungkapkan ungkapan-ungkapan menyapa orang yang belum dikenal dan sudah
4. Mengungkapan ungkapan meminta, memberi informasi dan ungkapan meminta,
memberi maaf
5. Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat
6. Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang
baik
7. Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure
8. Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan
Procedure.

9. Memahami tata bahasa seperti tenses ( present tense, present continuos dan simple
past)
10. Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses

Kemudian secara khusus Penulis mengambil sebuah Kompetensi dasar yaitu
mengenai Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang
baik. Kemudian di ambil tes awal melalui prilaku khusus seperti dibawah ini ;
Tabel 4.
Tes Awal yang Disesuaikan dengan Perilaku Khusus
Kompetensi
No.

dasar

Perilaku Khusus

Tes Awal

Membaca teks
berbentuk
descriptive dan
procedure
dengan
dan
1

lafal
intonasi

yang baik

1. Membaca Teks berbentuk descriptive dan Procedure
2. Membedakan Teks yang berbentuk descriptive dan procedure
3. Melafalkan dengan intonasi dan lafal yang benar.
4. Menjelaskan bagian-bagian dari teks descriptive dan procedure
1.Bacalah teks descriptive dan procedure
2. Sebutkan perbedaan Teks berbentuk descriptive dan teks procedure
3. Jelaskan bagian-bagian dari teks descriptive dan procedure.

4.Bacalah teks dengan intonasi dan lafal yang benar
Dari hasil analisis pada kelas 7 maka didapat data seperti dibawah ini
Tabel 5.
Daftar Siswa yang Diidentifikasi dan Hasil Penilaian pada kelas 7

Prilaku No.
NO

Nama

1

Keterangan

1

2

3

4

Aldi Fernando

V

X

X

X

2-4 tidak dimilik

2

Anggun

V

X

X

X

2-4 tidak dimiliki

3

Anjas Saputra

X

X

X

X

1-4 Tidak dimiliki

4

Esti Kurnia dewi

V

X

X

X

2-4 tidak dimiliki

5

Fitri yanti

V

X

X

X

2-4 tidak dimiliki

6

Lizatil Aliyah

V

X

X

X

2-4 tidak dimiliki

7

Maya Milenia

X

X

X

X

1-4 tidak dimiliki

8

Purnama

V

V

X

X

3-4 tidak dimiliki

9

Reza Umami

V

X

X

X

2-4 tidak dimiliki

10

Ida Ayu

X

X

X

X

1-4 tidak dimiliki.

Kesimpulan yang dapat di ambil bahwa siswa –siswa banyak belum memahami teks
descriptive dan procedure maka prilaku khusus yang diberikan akan diajarkan sesuai dengan
urutan nya di materi pembelajaran pada Kompetensi dasar yang ke 6.
B. Hasil analisis Karakteristik siswa kelas 7 Mts Al-Hikmah
Dalam pengambilan data , penulis melakukan wawancara terhadap siswa kelas 7 MTs AlHikmah. Hasil dari wawancara tersebut yaitu :
Tabel 6
Hasil wawancara kelas 7
NO NAMA SISWA Bahasa
Sehari-hari

Pekerjaan Hobi
orang tua

Cita-cita

Alat

Audio-

visual dimiliki /

digunakan

1

Aldi Fernando

Meranjat

Buruh

Pemain

HP,

TV,

Bermain PS

Sepakbola

Komputer, Radio

Guru

HP, TV, Radio

Buruh
2

Anggun

Palembang

harian

Menggambar

3

Anjas Saputra

Meranjat

Buruh

Bermain Bola Polisi

HP, PS, TV

Esti

Kurnia

4

dewi

Meranjat

Buruh

Membaca

Guru

HP, TV

5

Fitri yanti

Meranjat

Becak

Bernyanyi

Dokter

HP, TV

6

Lizatil Aliyah

Ketapang

Buruh

Membaca

Guru

HP, TV

7

Maya Milenia

Palembang

Alm

Bernyanyi

Dokter

TV , VCD

8

Purnama

Palembang

Alm

Bernyanyi

Artis

TV, VCD

9

Reza Umami

Palembang

Buruh

Menari

Bidan

TV, Radio, HP

10

Ida Ayu

Meranjat

Buruh

Bernyanyi

Dokter

TV, VCD

Berdasarkan data dan pengamatan penulis tentang karakteristik siswa, dapat diketahui
bahwa:
a) Lingkungan

Budaya:

Lingkungan budaya yang berkembang di daerah ini adalah budaya Meranjat
b) Pekerjaan;
Pekerjaan yang dicita-citakan: guru, polisi, dokter dan Pemain Bola serta artis
c) Hobi dan kesenangan;
Hobi, kesenangan para peserta pelatihan sangat beragam, namun sebagian

besar hobi

dengan cabang seni seperti menari, bernyanyi dan menggambar
d) Bahasa

yang

Bahasa daerah setempat Palembang, dan Bahasa Meranjat
e) Alat-alat audio visual yang dimiliki : HP, Televisi, Radio, dan DVD.

digunakan;

Berdasarkan data diatas juga didapatkan bahwa siswa menyenangi hal-hal yang berkenaan
dengan seni sehingga perlu dikembangankan cara menarik minat anak dalam belajar seperti
sebelum belajar anak di ajak bernyanyi. Kemudian keadaan perekonomian orangtua siswa
menjadi sebuah tantangan bagi guru dalam hal pemenuhan sarana dan prasarana belajar
seperti kamus dan lain-lain sehingga memerlukan daya kreatif guru bagaimana kendala
ekonomi tidak menghambar proses belajar mengajar.
III. PENUTUP
Melakukan analisis prilaku awal dan analisis karakteristik siswa adalah hal yang sangat
diperlukan sebelum menentuka tujuan dari pembeljaran itu sendiri. Sehingga dengan
mengetahui kemampuan siswa apa yang sudah dan belum dimiliki serta beranekaragam
karakteristik siswa dapat menunjang proses kelancaran dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam analisis prilaku awal yaitu bisa menggunakan
teknik observasi dan tes dimana seorang obserbver menuliskan beberapa kompetensi dasar
yang dibuat melalui analisisi instruktional kemudian di tes bisa langsung atau tidak langsung
oleh observer kemudian analisis mana yang sudah dikuasai siswa mana yangbelum. Apabila
kompetensi dinilai masih rendah, cukup atau sedang maka kompetensi itulah yang akan di
ajarkan kepada siswa urtukanlah sesuai kategori yang telah di analisis.
Kemudian dalam analisis karakteristik ada beberapa hal yang bisa di lakukan yaitu melalaui
teknik wawancara, test dengan menanyakan asal, hobi, cita-cita, alat audio visual yang
digunakan kemudian analisis sesuai dengan kebudayaan lingkungan, hobi, audio, cita-cita.
Berdasarkan hasil analisis di kelas 7 MTs Al-Hikmah Palembang bahwa kompetensi dasar :
Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik. Yang
diambil sebagai contoh didapati dengan melakukan tes awal kepada siswa bahwa siswa kelas
7 belum memiliki kemampuan yang di butuhkan dalam membaca teks berbentuk descriptive

dan procedure. Sehingga prilaku khusus yang telah dibuat dalam analisis instruktional yaitu
perlu dipelajari dalam kompetensi dasar Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure
dengan lafal dan intonasi yang baik.
Kemudian dari analisis karakteristik siswa didapatkan bahwa

Lingkungan budaya yang

berkembang di daerah ini adalah budaya Meranjat ,Pekerjaan yang dicita-citakan: guru,
polisi, dokter dan Pemain Bola serta artis. Hobi dan kesenangan; sebagian besar hobi
dengan cabang seni seperti menari, bernyanyi dan menggambar kemudian Bahasa yang
digunakan; Bahasa daerah setempat Palembang, dan Bahasa Meranjat dan Alat-alat audio
visual yang dimiliki : HP, Televisi, Radio, dan DVD.
Dengan melakukan analisis prilaku awal dan karakteritik siswa diharapkan mampu mampu
membuat RPP dengan baik.

Ahmad Fauzi, M.Pd

PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISWA

Karakteristik

berasal

dari

kata

karakter

yang

berarti

tabiat

watak,

pembawaan, atau

kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap (Pius Partanto, Dahlan, 1994)

Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilainilai

yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di

perhatikan.(Moh. Uzer Usman,1989)

Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau

sekelompok orang yang menjalankan pendidikan

Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai
pokok

persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000)

Karakateristik siswa

Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai
hasil dari

pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-

citanya (Sudirman,1990)

Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang
terdiri

dari

minat,

sikap,

motivasi

belajar,

gaya

belajar

kemampuan

berfikir,

dan

kemampuan awal

yang dimiliki (Hamzah. B Uno.2007)
MANFAAT ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA

- Guru

dapat memperoleh

tentang kemampuan

awal siswa sebagai landasan

dalam

memberikan materi baru dan lanjutan

- Guru

dapat mengatahui

tentang luas dan jenis pengalaman

belajar siswa, hal

ini

berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan

-

Guru

dapat mengetahui

latar belakang sosial dan keluarga siswa. Meliputi

tingkat

pendidikan

orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru

dapat

menajjikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien

-

Guru

dapat Mengetahui

tingkat pertumbuhan

dan perkembangan

dan

aspirasi dan

kebutuhan siswa

- Mengetahui tingkat penguasaan yang telah di peroleh siswa sebelumnya

KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA

Pribadi dan lingkungan

Umur, Jenis kelamin, Keadaan ekonomi orang tua, Kemampuan pra sekolah, Lingkungan
tempat

tinggal

Psikis

Tingkat Kecerdasan, Perkembangan jiwa anak, Modalitas belajar, Motivasi, Bakat dan minat
KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA BERDASARKAN POTENSI

Aliran yang berkaitan dengan potensi manusia menerima pendidikan

1. Nativisme

Arthur Schopenhour dari Jerman (1788-1860) anak yang baru lahir membawa
bakat

kesanggupan dan sifat-sifat tertentu

2. Empirisme

Manusia itu dalam perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh
dunia di

luar dirinya. John Locke (1632-1704) dari Inggris dengan teorinya “Tabula Rasa”

3. Konvergensi

William

Stern (1871-1938), yang mengatakan : “kemungkinan-kemungkinan

yang

dibawa

lahir

itu

adalah

petunjuk-petunjuk

nasib

dengan

Dalam ruangan

permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya

Klasifikasi Kecerdasan

> 140

= Genius

ruangan

permainan.

130 – 139 = Sangat Pandai

120 – 129 = Pandai

110 – 119

= Di atas Normal

90 –109

= Normal/Sedang

80 – 89

= Di bawah Normal

70 – 79

= Bodoh

50 – 69 = Feeble Minded: Moron

< 49

= Feeble Monded: Imbicile/Idiot

MODALITAS BELAJAR:

SISWA VISUAL N :

-

Rapi dan teratur

-

Berbicara dengan cepat

-

Mementingkan penampilan, baik dlm pakaian maupun presentasi

-

Biasanya tidak terganggu oleh keributan

-

Lebih suka membaca daripada dibacakan

-

Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telpon/kuliah

-

Lebih suka demonstrasi daripada berpidato

- Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya/tidak!

-

Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering

kali

minta bantuan orang untuk mengulanginya

-

Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, dll

SISWA AUDITORIAL O :

- Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

- Mudah terganggu oleh keributan

- Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku saat membaca

- Merasa kesulitan untuk menulis, namun hebat dalam bercerita

- Lebih suka gurauan lisan daripada komik

- Berbicara dalam irama terpola

-

Belajar

dengan

mendengarkan

dan

mengingat

apa yang

daripada yang

dilihat

- Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

- Dapat menirukan warna, irama dan nada suara, dll

SISWA KINESTETIK N :

- Berbicara dengan perlahan

- Menanggapi perhatian fisik

- Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka

- Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang

didiskusikan

- Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

- Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
- Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca

- Banyak menggunakan isyarat tubuh

- Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar

- Sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada di tempat itu

- Kemungkinan tulisannya jelek

- Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama

Dr. I Made Candiasa, M.I.Komp., dekan FPTK IKIP Negeri Singaraja, dalam sebuah
orasi

untuk

perkenalan

menjadi

guru

besar

di kampusnya

awal

pekan

ini

mengungkapkan

karakteristik
Sehingga saat

siswa

dalam

sebuah

kelas atau

sekolah

itu sangat

beragam.

melakukan

proses belajar-mengajar,

setiap siswa sebaiknya menerima

perlakuan

individu

dengan pendekatan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya.

Untuk

itu, Candiasa yang lahir di Banjar Penasan,

Klungkung

30 Juni

1960 ini

menawarkan

model pembelajaran

yang khas dalam keberbhinekaan

pendidikan.

Model ini

mencoba

mengakomodasi

perbedaan

karakteristik peserta didik, agar mampu

beradaptasi

dengan kondisi peserta didik yang beragam.

Dosen

yang juga ahli di bidang matematika

ini memaparkan

peserta didik

memiliki

karakteristik yang berbeda-beda dan harus diakomodasi dalam pembelajaran, agar
diperoleh

hasil belajar yang optimal. Psikologi dengan berbagai cabangnya telah mengidentifikasi
sangat

banyak variabel yang mengindikasikan perbedaan individu dan mempengaruhi proses belajar,

seperti kecerdasan, keberbakatan, gaya kognitif, gaya berpikir, daya adopsi, ketahanmalangan,

dan kemampuan awal.

Soal

kecerdasan

sudah

sejak

lama

menjadi

tunggal

dari

bahan

pertimbangan

dalam

pembelajaran.

Menurut

Candiasa,

teori

faktor

Binet-Simon

mendeskripsikan

kecerdasan dalam

satu skor umum tunggal (overall single score) yang disebut intelligence quotient (IQ),
sedangkan
Spearman
dua

dengan

teori dua

faktor mendeskripsikan

kecerdasan

menjadi

faktor

kemampuan yang berdiri sendiri, yaitu faktor umum (general) dan faktor khusus
(specific).

''Sekalipun
penyeragaman

teori

faktor

proses

tunggal

dan

teori

dua

faktor

memungkinkan

pembelajaran,

namun

akan lebih baik jika individu dengan

IQ yang berbeda

mendapatkan

layanan pembelajaran yang berbeda,'' kata Candiasa.

Bahkan, lanjut Candiasa,

pemberagaman

pembelajaran

akibat

perbedaan

kecerdasan

menguat

setelah

Thurstone

mendeskripsikan

kecerdasan dan keberbakatan (aptitude) menjadi beberapa faktor kemampuan yang
dikenal

dengan

faktor

ganda

(multiple

factors),

yaitu kemampuan

verbal

(verbal

comprehension),

kemampuan
kelancaran

berhitung

(number),

kemampuan

geometris

(spatial relation),

kata

(word fluency), ingatan (memory), dan penalaran (reasoning).

Selanjutnya,

tuntutan

keberagaman

pembelajaran

lebih tampak

lagi pada

teori

kecerdasan
menyatakan

ganda

(multiple

intelligence)

dari

Gardner. Teori

kecerdasan

ganda

bahwa kecerdasan dan keberbakatan manusia terdiri atas tujuh komponen yang semiotonom,

yaitu

kecerdasan

musik (musical intelligence), kecerdasasan

bodi-kinestetik (bodily-

kinesthetic

intelligence),

kecerdasan

logika-matematika

(logical-mathematical

intelligence),

kecerdasan

ruang

(spatial

intelligence),

kecerdasan

intelligence),

kecerdasan

interpersonal

(interpersonal

dan

intrapersonal

(intrapersonal

intelligence).

Nah,

agar

diperoleh

hasil

belajar yang

optimal, kecerdasan yang berbeda harus mendapatkan layanan pembelajaran yang
berbeda

pula.

Selain kecerdasan,

menurut

Candiasa,

gaya kognitif juga cukup

kuat

pengaruhnya

terhadap

proses

membedakan

pembelajaran.

Sebagaimana

disebutkan

oleh Witkin yang

individu

berdasarkan

gaya

kognitifnya

menjadi

individufield

indepe ndent dan

individufield

dependent.

Individu

field independent

cenderung

berpikir analisis, mereorganisasi

materi

pembelajaran menurut kepentingan sendiri, merumuskan sendiri tujuan pembelajaran
secara

internal dan lebih mengutamakan motivasi internal.

Di lain pihak, individu field

dependent

cenderung

berpikir global, mengikuti

struktur materi pembelajaran

apa adanya,

mengikuti

tujuan pembelajaran yang ada dan lebih mengutamakan motivasi eksternal.
Gejala psikologis lain yang dapat membedakan individu dalam proses belajarnya adalah

gaya berpikir. Gaya berpikir erat kaitannya dengan fungsi belahan otak. Candiasa
mengutip

Koestler

dan Clark yang menyebut

bahwa

belahan

otak kanan lebih bersifat

lateral dan

divergen, sedangkan belahan otak kiri lebih bersifat vertikal dan konvergen.

Masing-masing belahan otak bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan
masing-

masing

mempunyai

walaupun

spesialisasi dalam

kemampuan-kemampuan

tertentu,

ada

beberapa persilangan dan interaksi tertentu. Proses berpikir otak kiri bersifat logis,
sekuensial,

linier, dan rasional, sedangkan proses berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif,

divergen,

dan holistik. Daya

adopsi individu juga berbeda

dan juga berpengaruh

terhadap

proses

pembelajaran.

berdasarkan

Rogers,

menurut

Candiasa,

membedakan

individu

daya

adopsinya menjadi empat kelompok, yaitu adopter, mayoritas awal (early majority),
mayoritas

akhir (late majority), dan pembelot (laggard). Individu yang masuk kelompok
adopter selalu

mempelopori penerimaan inovasi. Kelompok mayoritas awal memerima inovasi apabila
sudah

sekitar 30 persen individu lainnya menerima.

Kelompok

individu mayoritas

akhir bersedia

menerima
pembelot

inovasi setelah

60 persen

individu

lainnya. Kelompok

individu

adalah

kelompok individu yang paling sukar menerima inovasi. Setelah itu, berawal dari
kegagalan

individu

cerdas

dan berbakat

dalam

usahanya,

ditemukan

variabel

ketahan-

malangan

(adversity) yang dapat mempengaruhi aktivitas individu, termasuk belajar.

Ketahan-malangan

adalah daya tahan

individu untuk menghadapi tantangan.

Di sini

Candiasa
malangan

mengutip
yang

Stoltz yang membedakan

individu berdasarkan

ketahan-

dimiliki menjadi tiga kelompok, yaitu penjelajah (climber), penunggu (camper),
dan penyerah

(quitter). Individu penjelajah selalu ingin maju seberapa pun hambatan yang dialami.
Individu

penunggu,

untuk

berbuat

sesuatu

selalu menunggu

keberhasilan

individu

lainnya. Individu

penyerah adalah individu yang tidak berusaha untuk maju dan cenderung menyerah sebelum

berusaha.

Kemampuan

awal

peserta

juga

harus

mendapat

pertimbangan

dalam

proses

pembelajaran.
individu

awal

sangat

dipengaruhi

oleh

pengalaman

itu, perbedaan

lingkungan

dalam

berinteraksi
dapat

Kemampuan

dengan

lingkungannya.

Oleh

karena

mengakibatkan

perbedaan

mengakibatkan perbedaan
membangun

kemampuan

kemampuan

awal. Perbedaan

untuk mengelaborasi

kemampuan

awal

informasi baru untuk

struktur

kognitif.

Dengan

melihat perbedaan-perbedaan

itu rupanya

dalam

belajar juga

individualisasi agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Permasalahan

yang timbul

dituntut

adalah

bagaimana

mengakomodasi

perbedaan

karakteristik

individu

dalam

pembelajaran.

Permasalahan berikutnya adalah komponen-komponen pembelajaran yang mana saja
dapat

diadaptasikan dengan karakteristik individu yang amat beragam.