PSIKOLOGI OLAHRAGA (SPORT PSYCHOLOGY) OPENCOURSEWARE UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Slide PSY 417 CH 08
Chapter 8
Leadership in Sport:
A Matter of Style
Enrico Agustian (ARS)
Fachry Azhari (KOM)
Lystra Elizabeth Theofilus (KOM)
Roles Of The Coach
The coach can make a difference in the athlete’s sport
performance and team success: leadership skills
count.
Athlete memiliki banyak perbedaan yang semuanya
harus diperlakukan secara sama oleh Coach
Coach harus melakukan pelatihan penguasaan
personal dan technical skills.
Roles of The Coach
Leader
Follower
Teacher
Limit
Setter
Role
Model
Friend
And
Mentor
Parent
Substitut
e
Counselo
r
Family
Member
Theories of Leadership in Sport
Fiedler’s Contingency Model
Keefektifan leadership tergantung pada situasi dan lingkungan sekitar,
sekaligus skill level, umur, dan maturity dari member grup tersebut
Komponen penting:
1. Personal Relations with group member; hubungan antara anggota group
dengan leader baik atau buruknya.
2. Task Structure; keterjelasan tugas yang harus dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya hingga tujuan dan solusinya. Dibagi ke setiap member.
3. Position Power; Seberapa besar pengaruh leader dan seberapa besar
kekuatan leader dalam memberikan keuntungan bagi anggota membernya.
Theories of Leadership in Sport
The Life Cycle Theory
Keefektifan leader harus mampu memperlihatkan bagaimana; 1.
mencapai goals 2. memberikan interaksi positif ke sesama anggota.
Perilaku Leader sebagian tergantung kepada seberapa besar maturity
anggota member (job maturity dan psychology maturity)
Job maturity: kapasitas dalam menetapkan dan meraih tujuan, keinginan
dan kemampuan group bertanggung jawab, tingkat pendidikan dan
pengalaman group.
Psychology maturity: level of self respect, self confidence, dan self
esteem setiap member kepada grup.
Theories of Leadership in Sport
The Multidimensional Model
Model yang sistem kepemimpinannya berbeda-beda
tergantung dari usia dan kemampuan atlet
Leader
Behavior
Level
Task Oriented
Relationship
Oriented
Professional
High
Low
College
Moderate to
High
Moderate to
Low
High School
Moderate to
Low
Moderate to
High
Elementaryyouth sports
Low
High
Theories of Leadership in Sport
Mediational Model
Keefektifan dan kepemimpiinan yang berdasarkan bagaimana coaches dan
atletnya berpikir (cognition) dan merasa (affect) dan pengaruhnya kepada
behavior serta lingkungan sekitar. Pelatih jg harus mengenal perbedaan individu
Theories of Leadership in Sport
Theory X and Theory Y
Theory X
1. Tidak menyukai pekerjaannya
dan menghindar dari pekerjaan
2. Memaksa dan mengkontrol
bawahan
3. Pengikut lebih ingin diarahkan
ketimbang bertanggung jawab
memiliki ambisi untuk selangkah
didepan
Theory Y
1. Melihat effort fisik dan mental sebagai hal
yang natural dan penting
2. Mampu mengatur self direction dan self
control ketika bertemu dengan group
3. Belajar untuk melakukan pekerjaan dengan
sesuai
4. Menerima tanggung jawab
Theories of Leadership in Sport
Tannenbaum and Schmidt’s Model
3 Areas of Effective Leadership
1.
Forces In the manager; merubah leader centered menjadi group centered
dalam decision making
2.
Forces in the Work Group: ekspetasi atlet ke leader, kemampuan atlet untuk
bertanggung jawab, kedewasaan tim, jumlah pembelajaran yg dilakukan
untuk sukses, toleransi sesama, level kepuasan
3.
Forces in the Situation; Melihat dengan pandangan luas tentang situasi yg
terjadi di grup
What Leadership Theories Do and Do Not
Tell Us
Kepemimpinan yang efektif tidak dapat didikte dalam situasi dan
kondisi apapun
Rekomendasi dari beberapa teori leadership tersebut
1. There is no best way to lead for all situations
2. Effective managers of groups tune in to the needs of member
3. There is a balance between task and relationship-oriented styles
4. Coaches must teach skills
5. There is a difference between a facilitator and a power broker
Succesful VS Effective
Leadership
Tim yang dipimpin Succesful leader lebih sering
menang bahkan atlet respek namun cenderung
mengintimidasi atau menyakiti mental atlet-atlet.
Effective leader mendapat respek dari anggotnya
karena fokus ke semua anggota secara rata, mampu
mengajar, mempraktikan pengetahuannya dalam
olahraga, berkomunikasi dengan baik.
Leadership Style
Leadership Styles
Contingency
management
Leadership Style
The Humanist
• Pelatih memahami kondisi psikologis
dan emosi dari atlet
Memengaruhi penampilan atlet saat
pertandingan
Leadership Style
The Democrat
Pelatih memberikan kebebasan
kepada atlet untuk memilih
exercise atau strategi mana yang
diinginkan oleh atlet tersebut
Leadership
Style
Advantages
Disadvantages
The
Authoritarian
• Atlet akan merasa
nyaman
• agresi dapat dialihkan
•Kebutuhan pelatih
tercapai
•Efisien dan tegas
Atlet akan selalu
mendapatkan kritikan
dari pelatihnya
The
Behaviorist
•Atlet akan mencapai
hasil yang diinginkan dari
usaha mereka
• tetap “aware” terhadap
penampilan dari anggota
team yang lain
• atlet akan berperilaku
objektif
• atlet akan lebih
bertanggung jawab
dalam mencapai tujuan
• perubahan perilaku
atlet belum tentu akan
memengaruhi
perilakunya di masa
depan
•Atlet akan segan
untuk melakukan
tindakan yang
beresiko
•Pujian dari pelatih
tidak akan
memberikan dampak
positif bagi atlet
Leadership Style
Advantages
Disadvantages
The Humanist
• peningkatan
motivasi atlet secara
internal
•Peningkatan
konsentrasi dan
perhatian dari atlet
•Atlet mengalami
pertumbuhan secara
“personal”
•Pengembangan
loyalitas dari pelatih
• Leader charisma
• tidak cocok untuk
elite performances
• hasil tidak menjadi
sebuah prioritas
• no success may
lead to dropping out
The Democrat
• it is nonthreatening
to athletes
• individual initiative
•Promoiton of mature
behavior
•Greater flexibility
and risk-taking
• the shame
democracy
•Wathcing others
suffer
•Slow decision
making
Applying Different Coaching Style in Sport
The Coach’s
Personality
The Athletes’
Characteristics
Younger athletes
need more
direction, more
emotional support
older athletes:
task-oriented
approach
The Situation
Relationshiporiented
The Workaholic Coach
Workaholism is
characterized as the
absence of a work/life
balance.
The Workaholic Coach
Pemicu seseorang menjadi seorang workaholic,
adalah:
pengalaman masa kecil : parental expectations,
kritik dari orang lain, persaingan antara saudara
karakteristik personal: self-esteem, rasa percaya
diri, perfectionism, kecemasan)
The Workaholic Coach
Mental Strategies:
Merubah cara pandang mengenai diri sendiri
Belajar untuk mengidentifikasi perasaan dan menerima
kenyataan frustasi dan emosi yang tidak
menyenangkan lainnya mungkin didasarkan pada flaws
thinking
Belajar untuk menerima bahwa diri sendiri sebagai
manusia yang memiliki batas kemampuan tanpa harus
merasa flaws.
Menyadari dan juga bangga terhadap pencapaian yang
Leadership in Sport:
A Matter of Style
Enrico Agustian (ARS)
Fachry Azhari (KOM)
Lystra Elizabeth Theofilus (KOM)
Roles Of The Coach
The coach can make a difference in the athlete’s sport
performance and team success: leadership skills
count.
Athlete memiliki banyak perbedaan yang semuanya
harus diperlakukan secara sama oleh Coach
Coach harus melakukan pelatihan penguasaan
personal dan technical skills.
Roles of The Coach
Leader
Follower
Teacher
Limit
Setter
Role
Model
Friend
And
Mentor
Parent
Substitut
e
Counselo
r
Family
Member
Theories of Leadership in Sport
Fiedler’s Contingency Model
Keefektifan leadership tergantung pada situasi dan lingkungan sekitar,
sekaligus skill level, umur, dan maturity dari member grup tersebut
Komponen penting:
1. Personal Relations with group member; hubungan antara anggota group
dengan leader baik atau buruknya.
2. Task Structure; keterjelasan tugas yang harus dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya hingga tujuan dan solusinya. Dibagi ke setiap member.
3. Position Power; Seberapa besar pengaruh leader dan seberapa besar
kekuatan leader dalam memberikan keuntungan bagi anggota membernya.
Theories of Leadership in Sport
The Life Cycle Theory
Keefektifan leader harus mampu memperlihatkan bagaimana; 1.
mencapai goals 2. memberikan interaksi positif ke sesama anggota.
Perilaku Leader sebagian tergantung kepada seberapa besar maturity
anggota member (job maturity dan psychology maturity)
Job maturity: kapasitas dalam menetapkan dan meraih tujuan, keinginan
dan kemampuan group bertanggung jawab, tingkat pendidikan dan
pengalaman group.
Psychology maturity: level of self respect, self confidence, dan self
esteem setiap member kepada grup.
Theories of Leadership in Sport
The Multidimensional Model
Model yang sistem kepemimpinannya berbeda-beda
tergantung dari usia dan kemampuan atlet
Leader
Behavior
Level
Task Oriented
Relationship
Oriented
Professional
High
Low
College
Moderate to
High
Moderate to
Low
High School
Moderate to
Low
Moderate to
High
Elementaryyouth sports
Low
High
Theories of Leadership in Sport
Mediational Model
Keefektifan dan kepemimpiinan yang berdasarkan bagaimana coaches dan
atletnya berpikir (cognition) dan merasa (affect) dan pengaruhnya kepada
behavior serta lingkungan sekitar. Pelatih jg harus mengenal perbedaan individu
Theories of Leadership in Sport
Theory X and Theory Y
Theory X
1. Tidak menyukai pekerjaannya
dan menghindar dari pekerjaan
2. Memaksa dan mengkontrol
bawahan
3. Pengikut lebih ingin diarahkan
ketimbang bertanggung jawab
memiliki ambisi untuk selangkah
didepan
Theory Y
1. Melihat effort fisik dan mental sebagai hal
yang natural dan penting
2. Mampu mengatur self direction dan self
control ketika bertemu dengan group
3. Belajar untuk melakukan pekerjaan dengan
sesuai
4. Menerima tanggung jawab
Theories of Leadership in Sport
Tannenbaum and Schmidt’s Model
3 Areas of Effective Leadership
1.
Forces In the manager; merubah leader centered menjadi group centered
dalam decision making
2.
Forces in the Work Group: ekspetasi atlet ke leader, kemampuan atlet untuk
bertanggung jawab, kedewasaan tim, jumlah pembelajaran yg dilakukan
untuk sukses, toleransi sesama, level kepuasan
3.
Forces in the Situation; Melihat dengan pandangan luas tentang situasi yg
terjadi di grup
What Leadership Theories Do and Do Not
Tell Us
Kepemimpinan yang efektif tidak dapat didikte dalam situasi dan
kondisi apapun
Rekomendasi dari beberapa teori leadership tersebut
1. There is no best way to lead for all situations
2. Effective managers of groups tune in to the needs of member
3. There is a balance between task and relationship-oriented styles
4. Coaches must teach skills
5. There is a difference between a facilitator and a power broker
Succesful VS Effective
Leadership
Tim yang dipimpin Succesful leader lebih sering
menang bahkan atlet respek namun cenderung
mengintimidasi atau menyakiti mental atlet-atlet.
Effective leader mendapat respek dari anggotnya
karena fokus ke semua anggota secara rata, mampu
mengajar, mempraktikan pengetahuannya dalam
olahraga, berkomunikasi dengan baik.
Leadership Style
Leadership Styles
Contingency
management
Leadership Style
The Humanist
• Pelatih memahami kondisi psikologis
dan emosi dari atlet
Memengaruhi penampilan atlet saat
pertandingan
Leadership Style
The Democrat
Pelatih memberikan kebebasan
kepada atlet untuk memilih
exercise atau strategi mana yang
diinginkan oleh atlet tersebut
Leadership
Style
Advantages
Disadvantages
The
Authoritarian
• Atlet akan merasa
nyaman
• agresi dapat dialihkan
•Kebutuhan pelatih
tercapai
•Efisien dan tegas
Atlet akan selalu
mendapatkan kritikan
dari pelatihnya
The
Behaviorist
•Atlet akan mencapai
hasil yang diinginkan dari
usaha mereka
• tetap “aware” terhadap
penampilan dari anggota
team yang lain
• atlet akan berperilaku
objektif
• atlet akan lebih
bertanggung jawab
dalam mencapai tujuan
• perubahan perilaku
atlet belum tentu akan
memengaruhi
perilakunya di masa
depan
•Atlet akan segan
untuk melakukan
tindakan yang
beresiko
•Pujian dari pelatih
tidak akan
memberikan dampak
positif bagi atlet
Leadership Style
Advantages
Disadvantages
The Humanist
• peningkatan
motivasi atlet secara
internal
•Peningkatan
konsentrasi dan
perhatian dari atlet
•Atlet mengalami
pertumbuhan secara
“personal”
•Pengembangan
loyalitas dari pelatih
• Leader charisma
• tidak cocok untuk
elite performances
• hasil tidak menjadi
sebuah prioritas
• no success may
lead to dropping out
The Democrat
• it is nonthreatening
to athletes
• individual initiative
•Promoiton of mature
behavior
•Greater flexibility
and risk-taking
• the shame
democracy
•Wathcing others
suffer
•Slow decision
making
Applying Different Coaching Style in Sport
The Coach’s
Personality
The Athletes’
Characteristics
Younger athletes
need more
direction, more
emotional support
older athletes:
task-oriented
approach
The Situation
Relationshiporiented
The Workaholic Coach
Workaholism is
characterized as the
absence of a work/life
balance.
The Workaholic Coach
Pemicu seseorang menjadi seorang workaholic,
adalah:
pengalaman masa kecil : parental expectations,
kritik dari orang lain, persaingan antara saudara
karakteristik personal: self-esteem, rasa percaya
diri, perfectionism, kecemasan)
The Workaholic Coach
Mental Strategies:
Merubah cara pandang mengenai diri sendiri
Belajar untuk mengidentifikasi perasaan dan menerima
kenyataan frustasi dan emosi yang tidak
menyenangkan lainnya mungkin didasarkan pada flaws
thinking
Belajar untuk menerima bahwa diri sendiri sebagai
manusia yang memiliki batas kemampuan tanpa harus
merasa flaws.
Menyadari dan juga bangga terhadap pencapaian yang