3.1 Penggunaan DFDBA dalam Penanganan Cacat Tulang
Beberapa kontroversi muncul tentang pemilihan DFDBA atau FDBA yang lebih baik digunakan dalam regenerasi. Telah dilaporkan bahwa penggunaan kedua
bahan ini berhasil dilakukan dengan baik terutama dalam kasus cacat tulang, namun sampai sekarang belum ditemukan perbedaan klinis yang signifikan diantara kedua
bahan tersebut. Namun berdasarkan pengalaman, diperkirakan bahwa DFDBA lebih baik untuk regenerasi daerah tertentu dikarenakan proses demineralisasinya. Menurut
Urist dalam proses ini allograf yang telah dimasukkan ke dalam larutan asam yang dapat mengeluarkan protein morfogenetik yang secara teoritis dinamakan dengan
osteoinduktif.
8
DFDBA dikatakan bersifat osteoinduktor karena kemampuannya untuk menginduksi pembentukan formasi tulang baru, menstimulasi maturasi dari sel-sel
mesenkim yang belum terdiferensiasi menjadi pre-osteoblas dan sel pembentuk osteoblas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oelh Urist dimana alasan utama
digunakan DFDBA adalah bahan ini dapat merangsang terbentuknya protein tulang morfogenetik dimana merupakan polipeptida yang dapat menginduksi sel stem untuk
berdiferensiasi menjadi osteoblas.
9
Variasi dari hasil klinis perawatan ini dihubungkan dengan berbagai faktor- faktor potensi seperti teknik sterilisasi, ukuran partikel dan umur donor. Teknik
memproses dari bank-bank tulang juga dapat berdampak pada kemampuan induktif
Universitas Sumatera Utara
dari tulang tersebut. Walaupun begitu, saat digunakan dalam aplikasi dental dengan mengkombinasikannya dengan barier membran, hasil klinis pencangkokan dengan
DFDBA pada manusia maupun hewan menunjukkan hasil yang bervariasi dan sifat osteoinduktif dari DFDBA menjadi berubah.
1,8,9
Scwarthz dkk melaporkan bahwa DFDBA harus dipanen dari donor yang berusia dibawah 50 tahun dan umur yang paling sempurna adalah 0-29 tahun. Ukuran
partikel juga berperan penting dalam proses penyembuhan dimana respon yang baik adalah pada ukuran partikel 250-750µm. Metode penyediaan DFDBA di bank juga
berperan penting pada fungsi induktif dari DFDBA.
1
Tabel 1. Pengukuran klinis sebelum perawatan dan 6 bulan setelah perawatan untuk daerah DFDBA N = 10 dan FDBA N = 12
CAL PD
Perawatan Sebelum
Perawatan mm
6 Bulan mm
Rata-rata Perubahan
Perubahan Sebelum
Perawatan mm
6 Bulan mm
Rata-rata Perubahan
Perubahan
DFDBA 9.2 ± 1.3
4.7 ± 1.3 4.5 ± 1.1
49.1 ± 11. 0 8.4 ± 1. 6
3.0 ± 0.8 5.4 ± 1.3
64.2 ± 8.5 FDBA
9.1 ± 1.9 3.8 ± 1.0
5.3 ± 1.7 57.3 ± 9.4
8.9 ± 2. 0 3.2 ± 1.0
5.8 ± 1. 6 64.4 ± 8.4
Dari tabel di atas, terlihat bahwa perubahan yang lebih besar terjadi pada kedalaman saku dan batas level perlekatan yang dirawat dengan FDBA dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
DFDBA. Namun, perbedaan ini tidak begitu berbeda jauh antara 6 bulan setelah perawatan dan sebelum perawatan yang ditangani dengan FDBA dan DFDBA.
3.2 Kombinasi DFDBA dengan Bahan Lainnya