Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara

H
HA
ASSIILL PPEEN
NEELLIITTIIA
AN
N

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN LABUHAN
KECAMATAN MEDAN LABUHAN KOTA MEDAN PROVINSI
SUMATERA UTARA
Rasmaliah1, Fazidah Aguslina Siregar2, dan Jemadi3
1, 2, dan 3

Staf Pengajar Departemen Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Hypertension is still a public health problem and it cause of mortality of patient
nursing at hospital in North Sumatra during 2000 for the group >60 years old. This
study was conducted to know epidemiology status profile of hypertension at the

working area Health Center of Pekan Labuhan, used cross sectional study design.
163 people were selected by using purposive sampling method from 8796 people of
population group of > 26 years old. The result showed that prevalence of
hypertension 26,4%, in characteristic find out the highest group of 44-60 years old
30,8%, female 29,0%, education of junior high school 41,7%, occupation of non
government and others occupation is 27,8% and 31,7%, have married status 42,9%,
nutrition status was fat 30,2% and smoking 32,2%. The high Hypertension in working
area Health Center of Pekan Labuhan need periodical test at the group productive
old and need ad of knowledge with promotion about nutrient and risk factor of
Hypertension.
Key words: Hypertension and characteristic
PENDAHULUAN
Menurut
Depkes
RI
(2001)
mengemukakan
terjadinya
transisi
epidemiologi penyakit ditunjukkan dengan

adanya kecenderungan perubahan pola
kesakitan dan pola penyakit yaitu adanya
penurunan prevalensi penyakit infeksi,
namun terjadi peningkatan prevalensi
penyakit
non-infeksi
atau
penyakit
degeneratif seperti: hipertensi, stroke,
kanker, diabetes melitus dan lain-lain.
Selain itu perubahan gaya hidup (life
style) masyarakat dan sosial ekonomi juga
dapat memicu semakin meningkatnya
prevalensi penyekit degeneratif, di mana juga
masih
menjadi
masalah
kesehatan
masyarakat, salah satunya adalah hipertensi
dan sering kali dijumpai tanpa gejala, walau

relatif mudah diobati namun apabila tidak
diobati akan menimbulkan komplikasi seperti
Stroke, Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah (PJP), Gangguan Ginjal dan lain-lain

yang pada akhirnya dapat mengakibatkan
cacat maupun kematian (Bustan, MN, 1995).
Profil Kesehatan Sumatera Utara
(2001) melaporkan bahwa prevalensi
hipertensi di Sumatera Utara sebesar 91 per
100.000 penduduk, sebesar 8,21% pada
kelompok umur di atas 60 tahun untuk
penderita rawat jalan. Berdasarkan penyakit
penyebab kematian pasien rawat inap di
Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Provinsi
Sumatera Utara, hipertensi menduduki
peringkat pertama dengan proporsi kematian
sebesar 27,02% (1.162 orang), pada
kelompok umur ≥ 60 tahun sebesar 20,23%
(1.349 orang).

Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
Medan hipertensi termasuk ke dalam sepuluh
penyakit terbesar dari penderita yang dirawat
inap di bangsal penyakit dalam. Dari 400
penderita stroke yang dirawat di bangsal
penyakit dalam pada tahun 1982-1985 38%
menderita hipertensi (Sumartono dan
Aryastamy, 1999).

101
Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian Hanim (2003)
proporsi penderita hipertensi rawat inap di
RSUP H. Adam Malik Medan adalah 1,78%,
proporsi laki-laki lebih besar daripada
perempuan yaitu sebesar 53,1%.
Di wilayah kerja Puskesmas Pekan
Labuhan, hipertensi merupakan rangking
ketiga dari 10 penyakit terbesar yang

dilaporkan dengan jumlah 1.776 pasien yang
datang berobat selama tahun 2003. Jumlah
kunjungan ke Puskesmas dari semua
penyakit adalah 15.255 pasien, dengan
demikian proporsi kunjungan penyakit
hipertensi sebesar 11,64% (Puskesmas Pekan
Labuhan, 2003).
Mengacu kepada uraian di atas,
maka perlu dilakukan penelitian tentang
prevalensi hipertensi dan faktor risiko yang
mempengaruhi kejadian tersebut.
Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini
adalah belum diketahuinya gambaran
epidemiologi penyakit hipertensi di wilayah
kerja Puskemas Pekan Labuhan Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui prevalensi hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan

Kota Medan tahun 2004.
2. Untuk mengetahui distribusi proporsi
karakteristik responden berdasarkan umur,
jenis kelamin, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, status gizi,
dan kebiasaan merokok.

dan resistensi perifer), di mana seseorang
dapat dikatakan menderita hipertensi bila
tekanan systole sama atau lebih dari 130
mmHg dan tekanan diastole sama atau lebih
dari 90 mmHg.
Tingginya
tekanan
systole
berhubungan dengan besarnya curah jantung
sedangkan tingginya tekanan diastole
berhubungan dengan besarnya resistensi
perifer dapat meningkatkan tekanan darah
(Prodjosudjadi, W, 2000).

Hipertensi dipengaruhi oleh adanya
interaksi dua faktor yaitu faktor genetik dan
faktor lingkungan. Meskipun awalnya
tergantung dari faktor keturunan. Dalam
perjalanannya menuju masa dewasa, banyak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
makanan dan faktor stres.
Pada stadium dini hipertensi sering
tidak memberikan gejala apapun, sehingga
banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya
sudah menderita hipertensi. Sedangkan pada
golongan yang menyadari dapat merasakan
adanya gejala berupa sakit kepala, mimisan,
pusing, mudah marah, telinga berdenging,
rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata
berkunang-kunang dan sukar tidur sebagai
gejala yang banyak dijumpai (Budiman, H,
1999).

TINJAUAN PUSTAKA


Klasifikasi Hipertensi
Menurut WHO (1999) membagi
Hipertensi menjadi rendah, sedang, tinggi,
dan tinggi sekali, klasifikasi ini digunakan
untuk
pedoman
pengobatan
juga
diklasifikasikan
berdasarkan
penyebab,
menurut tingkat klinik, luasnya kerusakan
organ tubuh, dan peningkatan tekanan
sistolik dan diastolik (Sadan K, 1994).
Menurut Kaplan yang dikutip oleh
Sidabutar, RP dan Wiguna, P, 1990).
Hipertensi dibedakan berdasarkan umur dan
jenis kelamin yaitu:
a. Laki-Iaki umur < 45 tahun bila tekanan

darah > 130/90 mmHg
b. Laki-laki umur > 45 tahun bila tekanan
darah >145/95 mmHg
c. Perempuan bila tekanan darah > 160/95
mimHg

Pengertian Hipertensi
Menurut Sudabutar, RP dan Wiguna
P (1990) bahwa Hipertensi adalah suatu
keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan
darah (hasil perkalian antara curah jantung

Faktor Risiko yang Mempermudah
Terjadinya Hipertensi
Menurut Budiman, H. (1999) faktor
yang
bertanggung
jawab
terhadap
mekanisme terjadinya Hipertensi bukanlah


Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi Dinas Kesehatan
Kota Medan khususnya Puskesmas Pekan
Labuhan.
2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi
peneliti dalam pelaksanaan penelitian
tentang epidemiologi hipertensi.
3. Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan
yang ada hubungannya dengan penyakit
Hipertensi.

102

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi (101–108)
Rasmaliah, Fazidah Aguslina Siregar, dan Jemadi
Universitas Sumatera Utara

faktor tunggal melainkan multifaktor yaitu
faktor genetik maupun faktor lingkungan dan

gaya hidup (faktor makanan dan faktor stres).
Faktor makanan yang merupakan penentu
tingginya tekanan darah meliputi intake
lemak jenuh yang tinggi yang menyebabkan
kelebihan lemak tubuh atau obesitas, intake
garam yang tinggi, intake kalium yang
rendah. Sedangkan gaya hidup yang
berpengaruh terhadap terjadinya Hipertensi
adalah kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol, dan kurangnya olah raga.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Hipertensi.
Faktor risiko Hipertensi bila semakin
banyak menyertainya maka akan lebih
memperberat penyakitnya, faktor risiko
tersebut adalah:
- Kegemukan (Obesitas).
Obesitas adalah meningkatnya massa
tubuh karena jaringan lemak yang berlebihan
sehingga meningkatkan kebutuhan metabolik
dan konsumsi oksigen secara menyeluruh,
akibatnya curah jantung bertambah. Menurut
Subagio, dkk. (1997) di Semarang
mendapatkan bahwa perempuan yang sangat
gemuk pada umur 30 tahun mempunyai
risiko terkena penyakit Hipertensi 7 kali
lebih besar dari perempuan yang langsing
pada umur yang sama (Budistio, M, 2001).
- Konsumsi Garam yang Tinggi.
Menurut Budistio, M (2001) asupan
Natrium yang tinggi menyebabkan tubuh
meretensi cairan yang dapat meningkatkan
volume darah dan juga dapat mengecilkan
diameter dalam arteri sehingga jantung harus
mampu memompakan darah lebih keras pada
ruang yang sempit, akibatnya akan terjadi
Hipertensi.
- Konsumsi Rokok.
Rokok menyebabkan peningkatan
denyut jantung, tekanan darah, dan juga
menyebabkan pengapuran sehingga volume
plasma darah berkurang karena tercemar
nikotin,
akibatnya
viskositas
darah
meningkat sehingga timbul Hipertensi
(Dekker, E, 1996).
- Stres Psikososial.
Stres bersifat fisik maupun mental
yang menyebabkan ketegangan dalam

kehidupan
sehari-hari
rnengakibatkan
jantung berdenyut lebih kuat dan cepat
sehingga terjadi peningkatan tekanan darah
akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu dan
produksi adrenalin meningk.at sehingga otak
rnernerlukan darah yang lebih banyak
(Bodistio, M, 2001).
- Kurang Olah Raga.
Hasil penelitian yang dikemukakan oleh
Paffenbarger tahun 1988 dikutip oleh
Darmojo (2001) mengemukakan bahwa di
Amerika insiden rate Hipertensi adalah 20 40% lebih rendah pada mereka yang
melakukan aktivitas olah raga sedikitnya 5
jam per minggu dibandingkan mereka yang
kurang aktif berolah raga.
Komplikasi
Pada umumnya komplikasi terjadi
pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan
darah > 130 mmHg atau kenaikan tekanan
darah yang mendadak tinggi.
Komplikasi
dapat
berupa
terganggunya fungsi atau kerusakan berbagai
organ tubuh, ini disebut istilah target
Hipertensi yaitu kerusakan pada otak,
jantung, ginjal, dan mata. Komplikasi yang
sering timbul adalah penyakit jantung
koroner, gagal jantung yang ditandai dengan
sesak nafas dan pembengkakan pada tungkai.
Selain itu kerusakan pembuluh darah otak
dan gagal ginjal.
Pencegahan Hipertensi
Menurut Bustan MN (1995) dan
Budistio, M. (2001), upaya pencegahan dan
penanggulangan hipertensi didasarkan pada
perubahan pola makan dan gaya hidup.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan
meliputi.
- Penurunan berat badan pada
penderita hipertensi yang gemuk
melalui perubahan pola makan dan
olah raga.
- Pembatasan intake garam hingga 4 –
6 gram per hari, makanan yang
mengandung soda kue, bumbu
penyedap dan pengawet makanan.
- Meningkatkan komsumsi lemak tak
jenuh dan mengurangi konsumsi
lemak jenuh (daging sapi, kerbau,
kambing, babi, susu, keju, dan
kelapa).

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi (101–108)
Rasmaliah, Fazidah Aguslina Siregar, dan Jemadi

103
Universitas Sumatera Utara

-

-

-

Mengurangi
makanan
yang
mengandung
kolesterol
tinggi
(jeroan, kuning telur, cumi-cumi,
kerang, kepiting, coklat, mentega,
dan margarin)
Meningkatkan intake makanan yang
berserat tinggi seperti buah-buahan
(jambu biji, belimbing, jambu bol,
kedondong, jeruk, pisang, nangka
masak, markisa, dan lain-lain),
sayuran (daun bawang, kecipir muda,
jamur segar, bawang putih, daun dan
kulit melinjo, dan lain-lain), ikan,
agar-agar, dan rumput laut)
Menghentikan kebiasaan merokok
Olah raga teratur
Hindari ketegangan mental dan stres

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
adalah sekat silang (cross sectional study)
dengan pertimbangan bahwa peneliti tidak
memberikan perlakuan kepada responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah
penduduk
wilayah
Kerja
Puskesmas
Kecamatan Pekan Labuhan Kota Medan
yang berumur > 26 tahun dan menetap atau
berdomisili di Kelurahan Pekan Labuhan dan
Nelayan Indah yang menjadi sampel adalah
penduduk Kelurahan Pekan Labuhan dan
Nelayan Indah bersama dengan kriteria
populasi dan diambil dengan cara purposive.
Jumlah sampel adalah 138 responden
ditambah 25 responden (lebih kurang 20%)
jadi jumlah seluruhnya adalah 163 responden
dan diperoleh dari penggunaan rumus
sebagai berikut:
n=

( Z 2 − ∞ / 2) p.q
d2

(Sumber Bhisma Murti, 1997).

Keterangan:
n
= jumlah sampel yang diambil
p
= perkiraan prevalensi penyakit pada
populasi adalah 10%
q
= 1–p

104

D

Z2 1 - α /2: tingkat kemaknaan 95%
adalah 1,96
= Persimpangan terhadap populasi/
ketepatan yang diinginakan (0,05)

Data primer dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner yang telah disusun
secara terstruktur dan pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara terstruktur
kepada responden.
Data sekunder tentang prevalensi
hipertensi tahun sebelumnya diperoleh dari
Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan
Labuhan Kota Medan dan jumlah penduduk
tahun 2002 diperoleh dari profil Kelurahan
Pekan Labuhan dan Nelayan Indah tahun
2003.
Data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan bantuan program komputer
SPSS versi 10, dilakukan analisis data,.
Kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan
distribusi frekuensi berupa tabel silang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Daerah Penelitian
Puskesmas Pekan Labuhan terletak
di jalan K. L. Yos Sudarso Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan.
Dengan jarak tempuh 18,5 km dari pusat
Kota Medan. yang wilayah kerjanya meliputi
2 kelurahan yaitu kelurahan Pekan Labuhan
dan Nelayan Labuhan dengan luas wilayah
770 ha.
Batas wilayah kerja Puskesmas
Pekan Labuhan adalah sebagai berikut:
a. Utara
: gedung farmasi
b. Selatan : lingkungan II A Kelurahan
Pekan Labuhan
c. Barat
: lingkungan I B Kelurahan
Pekan Labuhan
d. Timur : Jalan Medan Belawan
Jumlah penduduk kedua kelurahan
adalah 26.325 jiwa dengan 5231 KK,
distribusi jumlah penduduk berdasarkan
umur dan jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi (101–108)
Rasmaliah, Fazidah Aguslina Siregar, dan Jemadi
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tahun 2004

No

Umur (tahun)

1
2
3
4
5
6
7
Jumlah

0–1
2- 3
4-5
6-12
13-25
26,60
> 60

Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Pekan Labuhan
Kelurahan Nelayan Indah
f
%
f
%
466
2,50
192
2,50
971
5.21
593
7,71
1.004
5,39
815
10,60
5.297
28,42
1.976
25,70
4.628
24,83
1.587
20,64
4.615
24,76
1.761
22,90
1.655
8,89
765
9,95
18.636
100.00
7.689
100.00

Sumber: Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

Tabel 2.
No
1
2

Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tahun 2004
Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Pekan Labuhan
Kelurahan Nelayan Indah
f
%
f
%
9.180
49,28
2.795
36,35
9.456
50,72
4.894
63,65
18.636
100, 00
7.689
100,00

Jenis Kelamin
Laki –laki
Perempuan
Jumlah

Sumber: Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

Angka Kejadian Hipertensi
Angka kejadian Hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004
adalah 26,4% yang mana dari 163 responden
terdapat 43 orang menderita Hipertensi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Kejadian Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekan
Labuhan Medan Labuhan Tahun
2004
No
1
2

Kejadian
Penyakit
Tidak
hipertensi
Hipertensi
Jumlah

f

Proporsi %
120

73,6

43
163

26,4
100,00

Tabulasi Silang

Status Penyakit dan Jenis Kelamin

Status Penyakit dan Umur
Tabel 4.

Umur
(tahun)
< 45
45 –60
> 60

Distribusi penyakit berdasarkan
umur di wilayah kerja Puskesmas
Pekan Labuhan tahun 2004
Status penyakit
Tidak
Hipertensi
Hipertensi
f
%
f
%
69
75,8
22
24,2
36
69,2
16
30,8
15
75,0
5
25

Hasil tabulasi silang menunjukkan
bahwa proporsi yang menderita Hipertensi
lebih tinggi pada umur 45 – 60 tahun
(38,8%), sedangkan pada umur < 45 tahun
dan > 60 tahun relatif sama dengan proporsi
masing masing 24,2% dan 25,0%.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Hanim (2003) di mana penderita
hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit
Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun
2001 sebesar 57,8% adalah berumur > 55
tahun.
Hal yang sama menurut Andryani
(2004) terdapat 30,6% penderita Hipertensi
yang dirawat inap di rumah sakit Tingkat II
Kesdam I Bukit Barisan Medan tahun 2002 –
2003 adalah berumut 50 – 59 tahun.

Total
f
91
52
20

%
100
100
100

Tabel 5.

Jenis
kelamin
Laki-laki
Perempuan

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi (101–108)
Rasmaliah, Fazidah Aguslina Siregar, dan Jemadi

Distribusi
Status
Penyakit
berdasarkan jenis kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekan
Labuhan tahun 2004
Status penyakit
Tidak
Hipertensi
Hipertensi
f
%
f
%
71
75,5 23 24,5
49
71,0 20 29,0

Total
f
94
69

%
100
100

105
Universitas Sumatera Utara

Hasil tabulasi silang menunjukkan
bahwa proporsi yang menderita hipertensi
lebih tinggi pada perempuan (29,0%),
sedangkan pada laki-laki sebesar 24,5%, hal
ini dapat dikatakan bahwa kejadian
hipertensi tidak jauh berbeda atau relatif
sama antara laki-laki dengan perempuan.
Menurut hasil penelitian Hanim
(2003) mendapatkan proporsi penderita
hipertensi laki-laki dan perempuan adalah
masing masing 53,1% dan 46,9%. Juga
diperoleh Andriani (2004) proporsi penderita
Hipertensi laki-laki dan perempuan adalah
48,2% dan 51,8%. Hal ini juga dapat
dikatakan
bahwa
proporsi
penderita
Hipertensi pada laki-laki dan perempuan
relatif sama.
Status Penyakit dan Pendidikan
Tabel 6.

Pendidikan
Tidak
sekolah
SD
SLTP
SLTA
Akademi/
Diploma
Sarjana S1

Distribusi
status
penyakit
berdasarkan
pendidikan
di
wilayah kerja Puskesmas Pekan
Labuhan tahun 2004
Status penyakit
Tidak
Hipertensi
hipertensi
f
%
f
%
6
85,7 1
14,3

f
7

%
100

48
21
41
2

70,6
58,3
85,4
100

20
15
7
0

29,4
41,7
14,6
0,0

68
36
48
2

100
100
100
100

2

100

0

0,0

2

100

Total

Hasil tabulasi silang menunjukkan
bahwa proporsi yang menderita hipertensi
lebih tinggi pada yang berpendidikan SLTP
yaitu 41,7% kemudian SD dengan proporsi
sebesar 29,4%, sedangkan yang tidak sekolah
dan SLTA memiliki proporsi yang relatif
sama masing masing 14,3% dan 14,6%, tidak
terdapat penderita hipertensi pada pendidikan
Akademi dan Sarjana S1. Hasil tabulasi
silang tersebut menunjukkan bahwa proporsi
penderita hipertensi semakin lebih tinggi dari
tidak sekolah sampai SLTP, kemudian dari
SLTA menurun kembali sampai Perguruan
Tinggi. Namun menurut hasil penelitian
Hanim (2003) dan Andriani (2004)
memperoleh bahwa proporsi penderita
Hipertensi penderita hipertensi lebih tinggi
pada pendidikan SLTA dengan masing
masing proporsi adalah 33,6% dan 54,1%.

106

Status Penyakit dan Pekerjaan
Tabel 7.

Distribusi
status
penyakit
berdasarkan pekerjaan di wilayah
kerja Puskesmas Pekan Labuhan
tahun 2004

Pekerjaan
Pegawai
Negeri
Pegawai
Swasta
Nelayan
IRT
Dan lainlain

Status penyakit
Tidak
Hipertensi
hipertensi
f
%
f
%
3
100
0
0.0

f
3

%
100

13

72,2

5

27,8

18

100

19
37
46

79,2
75,5
68,7

5
12
21

20,8
24,5
31,3

18
49
67

100
100
100

Total

Hasil tabulasi silang menunjukkan
bahwa proporsi yang menderita hipertensi
lebih tinggi pada jenis pekerjaan lainnya
(seperti buruh, supir , pedagang, dll.) yaitu
31,3%, kemudian pegawai swasta (27,8%),
IRT (24,5%), dan nelayan 29,8%, proporsi
penderita hipertensi dari semua jenis
pekerjaan relatif sama, sehingga dapat
dikatakan bahwa hipertensi dapat terjadi
pada semua jenis pekerjaan. Namun menurut
Andriani (2004) bahwa proporsi Ibu Rumah
Tangga yang menderita Hipertensi dan
dirawat
inap
lebih tinggi (46,5%)
dibandingkan dengan pekerjaan yang
lainnya.
Status Penyakit dan Status Perkawinan
Tabel 8.

Distribusi penyakit berdasarkan
status perkawinan di wilayah kerja
Puskesmas Pekan Labuhan tahun
2004

Status
perkawinan
Tidak kawin
Kawin
Janda
Duda

Status penyakit
Tidak
Hipertensi
hipertensi
f
%
f
%
11 61,1 7
38,9
97 75,2 32
24,8
4
57,1 3
42,9
7
87,5 1
12,5

Total
f
18
129
7
8

%
100
100
100
100

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa
proporsi yang menderita hipertensi relatif
sama antara janda dan tidak kawin yaitu
masing masing 42,9% dan 38,9%, kemudian
porporsi penderita hipertensi yang duda lebih
kecil yaitu 12,5%, sedangkan yang kawin
sebesar 24,8%. Hanim (2003) memperoleh

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi (101–108)
Rasmaliah, Fazidah Aguslina Siregar, dan Jemadi
Universitas Sumatera Utara

bahwa lebih tinggi proporsinya pada kawin
(61,8 %), sedangkan janda sebesar 24,1%.
Status Penyakit dan Status Gizi
Tabel 9.

Umur
(tahun)
Kurus
Sedang
Gemuk

Distribusi
status
penyakit
berdasarkan status gizi di wilayah
kerja Puskesmas Pekan Labuhan
tahun 2004
Status penyakit
Tidak
Hipertensi
hipertensi
f
%
f
%
9
75,0
3
25,0
81 75,0
27
25,0
30 69,8
13
30,2

Total
f
12
108
43

%
100,00
100,00
100,00

Hasil tabulasi silang menunjukkan
menunjukkan bahwa gizi gemuk 13 orang
(30,2%) menderita hipertensi adalah yang
lebih tinggi dibandingkan yang status gizi
sedang dan kurus yang proporsinya relatif
sama yaitu masing-masing 27 orang (25,0%)
dan 3 orang (25,0%).
Sejalan dengan hasil penelitian
Hanim (2003) menunjukkan bahwa penderita
Hipertensi memiliki status gizi gemuk lebih
tinggi proporsinya dibandingkan dengan
yang kurus dan sedang yaitu 51,6%.
Status Penyakit dan kebiasaan merokok
Tabel 10.

Kebiasaan
merokok

Ya
Pernah
Tidak

Distribusi
status
penyakit
berdasarkan kebiasaan merokok
di wilayah Kerja Puskesmas Pekan
Labuhan Tahun 2004
Status penyakit
Tidak
Hipertensi
hipertensi
f
%
f
%
63 78,8 17 21,3
16 69,6 7
30,4
40 67,8 19 32,2

Total

f
80
23
59

%
100,00
100,00
100,00

Hasil tabulasi silang menunjukkan
bahwa dari 80 orang yang merokok terdapat
17 orang (21,3%) menderita hipertensi,
sedangkan dari 23 orang yang pernah
merokok terdapat 7 orang (30,4%) adalah
menderita hipertensi dan dari 59 orang yang
tidak merokok terdapat 19 roang (32,3%)
menderita hipertensi.
Menurut hasil penelitian Riyadina
(2002) di Jakarta mendapatkan bahwa
proporsi penderita hipertensi relatif sama pada
pekerja merokok maupun yang tidak merokok
yaitu masing masing 13,9% dan 13,8%.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Angka kejadian Hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan
Kota Medan adalah 26,4%.
2. Penderita Hipertensi lebih banyak
pada masing masing kelompok yaitu:
a. Umur 45-60 tahun sebesar 30,8%
b. Perempuan sebesar 29,0%
c. Pendidikan SLTP sebesar 41,7%
d. Pekerjaan swasta 27,8% dan
pekerjaan lain lain 31,3%
e. Berstatus kawin sebesar 30,2%
f. Merokok sebesar 32,2%.
Saran
1. Melihat masih tingginya angka kejadian
hipertensi, maka kepada Dinas Kesehatan
Kota Medan melalui Puskesmas Pekan
Labuhan perlu lebih meningkatkan
penyampaian informasi tentang perlunya
pemeriksaan berkala pada kelompok umur
produktif mengingat pada kelompok umur
> 26-44 tahun sudah ada yang menderita
hipertensi.
2. Perlu pemantauan status gizi pada orang
dewasa mengingat kejadian hipertensi
lebih banyak pada status gizi gemuk dan
kebiasaan merokok sekaligus memberi
pengetahuan tentang gizi dan faktor risiko
merokok melalui penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, 2004. “Karakteristik Penderita
Hypertensi yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit Tingkat II Kesehatan
Daerah Militer I Bukit Barisan
Medan Tahun 2002-2003”. Skripsi
FKM USU.
Bhisma Murti, 1997. Prinsip dan Metode
Riset Epidemiologi. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Budiman, H., 1999. “Peranan Gizi pada
pencegahan dan penanggulangan
hipertensi”. Medika No. 12 Tahun
XXV: 784-788.
Budistio, M., 2001. “Pencegahan dan
pengobatan Hipertensi pada pasien
usia dewasa.” Jurnal Kedokteran.
Trisakti. Vol. 20. No.2.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi (101–108)
Rasmaliah, Fazidah Aguslina Siregar, dan Jemadi

107
Universitas Sumatera Utara

Bustan, M. N., 1995. Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Darmojo, B., 2001. “Mengamati perjalanan
Epidemiologi
Hipertensi
di
Indonesia”, Medika No. 7.
Dekker, E., 1996. Hidup dengan Tekanan
Darah Tinggi. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Depkes RI, 2001. “Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2000”. Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan RI
Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Hanim, 2003. “Karakteristik Penderita
Hipertensi yang Dirawat Inap di
Rumah Sakit H. Adam Malik Medan
tahun 2001”. Skripsi FKM USU.

108

Prodjosudjadi, W., 2000. Hipertensi, Berkala
Neurosains, Vol 1, No.3: 133-139
Jakarta.
Riyadina, W., 2002. “Faktor-faktor risiko
Hipertensi pada Operator Pompa
Bensin (SPBU) di Jakarta”. Media
Liutbang Kesehatan. Vol. 12 No.2
Sadan, K., 1994. “Survei Hipertensi di
PerkebunanPTP VII Papandayan”.
Majalah Kedokteran Indonesia.
Tahun XXII. No.5: 205-210
Sidabutar, R. P. dan Wiguno P., 1990. Ilmu
Penyakit Dalam jilid II: Hipertensi
Esensial. Balai penerbit FKUI,
Jakarta.

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi (101–108)
Rasmaliah, Fazidah Aguslina Siregar, dan Jemadi
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Strategi Peningkatan Pendapatan Petani Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

9 110 114

Gambaran Kejadian Anemia dan Konsumsi Pangan pada Buruh Wanita di PT Ayu Bumi Sejati Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan

1 33 58

Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008

1 77 96

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

7 35 101

MAKNA TARI INAI PADA MASYARAKAT MELAYU DESA PEKAN LABUHAN KOTA MEDAN.

0 4 25

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 16

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 8

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 25

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

0 0 2