Pola Lekemia Limfoblastika akut di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RS. Dr. Pirngadi Medan
Pola Lekemia Limfoblastika akut di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK-USU/RS. Dr. Pirngadi Medan
Zairul Arifin
Bagian Fisika
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Telah dilakukan suatu penelitian retrospektif pada penderita Lekemia
Limfoblastik Akut (LLA) untuk melihat pola penyakit LLA pada anak periode 1980
s/d 1988 di Sub-Bag. Hematologi Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS
Dr. Pirngadi Medan.
Jumlah kasus 120, 63 (52.50%) laki-laki dan 57 (47.50%) perempuan.
Berdasarkan klasifikasi FAB (Bennet) didapati 93 (77.50%) FABL 1, 25 (20.83%)
FABL 2 dan 22 (1.66%) FABL 3. Usia termuda ialah 4 bulan.
Gejala/tanda klinis terbanyak yang ditemukan yaitu pucat 102 (85.00%),
demam 84 (70.00%), manifestasi perdarahan 52 (43.33%), hepatomegali 64 (53.33%),
slenomegali 54 (45.00%) dan limfadenopati 18 (15.00%).
Pada pertama kali kunjungan dijumpai 76 (63.33%) kasus dengan jumlah
lekosit (20.000/mm3 dan 72 (60.00%) kasus dengan Hb < 5 g%.
Dari 21 penderita yang meninggal dunia dalam tahun pertama dan mendapat
sitostatika, 11 (52.38%) berobat teratur dan dari ini didapati 8 (72.72%) pernah
mengalami remisi.
Jumlah kunjungan rata-rata setiap tahun dari golongan umur 2-8 tahun
ternyata lebih banyak dibandingkan dengan golongan umur 0-2 tahun 8-16 tahun
(P 100
JUMLAH
FABL 1
FABL 2
FABL 3
JUMLAH
%
66
11
7
13
93
13
6
1
5
25
1
1
2
76
17
9
18
120
63.33
14.16
7.50
15.00
100.00
Pada pemeriksaan kadar Hb waktu penyakit dijumpai, ditemukan bahwa
penderita dengan kadar Hb < 5 g% lebih banyak dari pada penderita dengan kadar Hb
5-10 g% dan > 10 g% (Tabel IV).
TABEL IV : Distribusi kadar Hb dan subtipe FAB
KADAR
Hb (9%)
< 5
5 - 10
> 10
JUMLAH
FABL 1
FABL 2
FABL 3
JUMLAH
%
54
37
2
93
17
8
25
1
1
2
72
46
2
120
60.00
38.33
1.66
100.00
Dari 30 penderita yang diketahui meninggal dunia, 24 (80.00%) mendapat
pengobatan sitostatikai dan dari yang mendapat sitostatika, 21 (87.50%) meninggal
dalam tahun pertama, 2 (8.30%) dalam tahun kedua dan 1 (4.16%) dalam tahun
ketiga. Dari yang meninggal dalam tahun pertama, 11 (52.38%) berobat teratur dan
dari sini 8 (72.72%) pernah mengalami remisi.
Diskusi
Telah diteliti 120 anak penderita LLA, terdiri dari 52.50% laki-laki dan
47.50% perempuan. Subtipe LLA yang terbanyak adalah FABL 1 (77.50%),
selanjutnya FABL 2 (20.80%) dan FABL 3 (1.66%). Leventhal, BG. (1987) juga
3
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
mendapatkan anak laki-laki sedikit lebih banyak dari perempuan. Miller DR. (1980)
melaporkan hasil yang hampir sama yaitu berturut-turut 84%, 15% & 1% untuk
subtipe FABL 1, FABL 2 dan FABL 3.
Kami mendapat angka tertinggi penderita LLA pada usia 28 tahun 64
(53.33%). Kunjungan rata-rata setiap tahun dari golongan umur 2-8 tahun lebih
banyak dari golongan umur 0-2 tahun dan 8-16 tahun (P < 0.05). Henderson ES
(1977) melaporkan terbanyak pada umur 2-10 tahun, Leventhal BG (1987)
menjumpai puncak umur penderita LLA disekitar usia 4 tahun.
Gejala/tanda klinis yang sering diketemukan pada waktu diagnosa ditegakkan
hampir sama dengan hasil dari penelitian kecuali kami menjumpai lebih banyak
hepatomegali dan sedikit limfadenopati, Leventhal BG (1987) menjumpai sedikit
gejala hepatomegali dan Miller DR (1980) mendapatkan gejala limfadenopati
sebanyak 50%.
Jumlah lekosit pada waktu penyakit ditemukan, didapati < 20.000/mm3 pada
63.33% penderita. Sallan SE (1983) melaporkan jumlah lekosit < 25.000/mm3
sebanyak 73%.
Pada waktu penyakit dijumpai, didapati kadar Hb dibawah 5 g% pada
sebanyak 60% penderita. Miller DR (1980) kadar Hb dibawah 7 g% sebanyak 43%.
Dari 30 penderita yang diketahui meninggal dunia 80.00% telah mendapat
pengobatan sitostatika. Penderita lainnya tidak diketahui keadaannya karena tidak
berkunjung kembali. Dari yang mendapat sitostatika ini 87.50% meninggal dalam
tahun pertama, diantaranya ada 52.38% yang berobat teratur. Dari yang berobat
teratur 72.72% pernah mengalami remisi. Komplikasi efek samping obat yang
terbanyak adalah CNS lekemia 5 (20.83%) dan toksik sitostatik 4 (16.66%).
Ternyata bahwa walaupun telah mendapat pengobatan sitostatika secara
teratur dan pernah mengalami remisi, angka kematian dalam tahun pertama masih
tinggi.
KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini kami mendapati penderita LLA sebanyak pada usia 2-8 tahun.
2. Enam gejala utama yang sering ditemukan pada kunjungan adalah pusat, demam,
hepatomegali, manifestasi perdarahan dan limfadenopati
3. Pada sebagian besar penderita dijumpai jumlah lekosit kurang dari 20.000/mm3.
4. Angka kematian dalam tahun pertama masih tinggi.
REFERENCES
1. Champlin R., Gale RP. : Acute Lymphoblastic Leukemia : Recent Advences in
Biology and Therapy. Blood Vol.73 No.8: 2051 - 2066 (1989).
2. Henderson ES : Acute Leukemia : General Consideration; in William,
Hematology, 2nd Ed. PP. 809 - 827. (McGraw-Hill Book Company, New York
1977).
3. Kay,HEM.: Acute Leukemia; in Hoffbrand, Recent Advances in Haematology; 1st
Ed, pp. 161 - 182 (Churchill Livingstone, Edinburg 1982).
4. Leventhal BG.: Acute Lymphocytic Leukemia; in Behrman, Nelson Textbook of
pediatrics; 13th Ed, pp.108S-1087. (WB Sauders Company, Philadelphia-Tokyo
1987)
5. Miller DR.: Acute Lymphoblastic Leukemia; in Bachner, The pediatric
Hematology; Vol.27 No.2 pp. 269-291. (WB Sauders Company, Philadelphia
1980)
4
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
6. Sallan SE.: Weinstein, HJ : Childhood Leukemia; in Nathan, Hematology of
Infancy and Childhood; 2nd Ed, Vol. II pp. 979-1013 (WB Sauders Company,
Philadelphia-Tokyo 1983)
5
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
FK-USU/RS. Dr. Pirngadi Medan
Zairul Arifin
Bagian Fisika
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Telah dilakukan suatu penelitian retrospektif pada penderita Lekemia
Limfoblastik Akut (LLA) untuk melihat pola penyakit LLA pada anak periode 1980
s/d 1988 di Sub-Bag. Hematologi Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS
Dr. Pirngadi Medan.
Jumlah kasus 120, 63 (52.50%) laki-laki dan 57 (47.50%) perempuan.
Berdasarkan klasifikasi FAB (Bennet) didapati 93 (77.50%) FABL 1, 25 (20.83%)
FABL 2 dan 22 (1.66%) FABL 3. Usia termuda ialah 4 bulan.
Gejala/tanda klinis terbanyak yang ditemukan yaitu pucat 102 (85.00%),
demam 84 (70.00%), manifestasi perdarahan 52 (43.33%), hepatomegali 64 (53.33%),
slenomegali 54 (45.00%) dan limfadenopati 18 (15.00%).
Pada pertama kali kunjungan dijumpai 76 (63.33%) kasus dengan jumlah
lekosit (20.000/mm3 dan 72 (60.00%) kasus dengan Hb < 5 g%.
Dari 21 penderita yang meninggal dunia dalam tahun pertama dan mendapat
sitostatika, 11 (52.38%) berobat teratur dan dari ini didapati 8 (72.72%) pernah
mengalami remisi.
Jumlah kunjungan rata-rata setiap tahun dari golongan umur 2-8 tahun
ternyata lebih banyak dibandingkan dengan golongan umur 0-2 tahun 8-16 tahun
(P 100
JUMLAH
FABL 1
FABL 2
FABL 3
JUMLAH
%
66
11
7
13
93
13
6
1
5
25
1
1
2
76
17
9
18
120
63.33
14.16
7.50
15.00
100.00
Pada pemeriksaan kadar Hb waktu penyakit dijumpai, ditemukan bahwa
penderita dengan kadar Hb < 5 g% lebih banyak dari pada penderita dengan kadar Hb
5-10 g% dan > 10 g% (Tabel IV).
TABEL IV : Distribusi kadar Hb dan subtipe FAB
KADAR
Hb (9%)
< 5
5 - 10
> 10
JUMLAH
FABL 1
FABL 2
FABL 3
JUMLAH
%
54
37
2
93
17
8
25
1
1
2
72
46
2
120
60.00
38.33
1.66
100.00
Dari 30 penderita yang diketahui meninggal dunia, 24 (80.00%) mendapat
pengobatan sitostatikai dan dari yang mendapat sitostatika, 21 (87.50%) meninggal
dalam tahun pertama, 2 (8.30%) dalam tahun kedua dan 1 (4.16%) dalam tahun
ketiga. Dari yang meninggal dalam tahun pertama, 11 (52.38%) berobat teratur dan
dari sini 8 (72.72%) pernah mengalami remisi.
Diskusi
Telah diteliti 120 anak penderita LLA, terdiri dari 52.50% laki-laki dan
47.50% perempuan. Subtipe LLA yang terbanyak adalah FABL 1 (77.50%),
selanjutnya FABL 2 (20.80%) dan FABL 3 (1.66%). Leventhal, BG. (1987) juga
3
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
mendapatkan anak laki-laki sedikit lebih banyak dari perempuan. Miller DR. (1980)
melaporkan hasil yang hampir sama yaitu berturut-turut 84%, 15% & 1% untuk
subtipe FABL 1, FABL 2 dan FABL 3.
Kami mendapat angka tertinggi penderita LLA pada usia 28 tahun 64
(53.33%). Kunjungan rata-rata setiap tahun dari golongan umur 2-8 tahun lebih
banyak dari golongan umur 0-2 tahun dan 8-16 tahun (P < 0.05). Henderson ES
(1977) melaporkan terbanyak pada umur 2-10 tahun, Leventhal BG (1987)
menjumpai puncak umur penderita LLA disekitar usia 4 tahun.
Gejala/tanda klinis yang sering diketemukan pada waktu diagnosa ditegakkan
hampir sama dengan hasil dari penelitian kecuali kami menjumpai lebih banyak
hepatomegali dan sedikit limfadenopati, Leventhal BG (1987) menjumpai sedikit
gejala hepatomegali dan Miller DR (1980) mendapatkan gejala limfadenopati
sebanyak 50%.
Jumlah lekosit pada waktu penyakit ditemukan, didapati < 20.000/mm3 pada
63.33% penderita. Sallan SE (1983) melaporkan jumlah lekosit < 25.000/mm3
sebanyak 73%.
Pada waktu penyakit dijumpai, didapati kadar Hb dibawah 5 g% pada
sebanyak 60% penderita. Miller DR (1980) kadar Hb dibawah 7 g% sebanyak 43%.
Dari 30 penderita yang diketahui meninggal dunia 80.00% telah mendapat
pengobatan sitostatika. Penderita lainnya tidak diketahui keadaannya karena tidak
berkunjung kembali. Dari yang mendapat sitostatika ini 87.50% meninggal dalam
tahun pertama, diantaranya ada 52.38% yang berobat teratur. Dari yang berobat
teratur 72.72% pernah mengalami remisi. Komplikasi efek samping obat yang
terbanyak adalah CNS lekemia 5 (20.83%) dan toksik sitostatik 4 (16.66%).
Ternyata bahwa walaupun telah mendapat pengobatan sitostatika secara
teratur dan pernah mengalami remisi, angka kematian dalam tahun pertama masih
tinggi.
KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini kami mendapati penderita LLA sebanyak pada usia 2-8 tahun.
2. Enam gejala utama yang sering ditemukan pada kunjungan adalah pusat, demam,
hepatomegali, manifestasi perdarahan dan limfadenopati
3. Pada sebagian besar penderita dijumpai jumlah lekosit kurang dari 20.000/mm3.
4. Angka kematian dalam tahun pertama masih tinggi.
REFERENCES
1. Champlin R., Gale RP. : Acute Lymphoblastic Leukemia : Recent Advences in
Biology and Therapy. Blood Vol.73 No.8: 2051 - 2066 (1989).
2. Henderson ES : Acute Leukemia : General Consideration; in William,
Hematology, 2nd Ed. PP. 809 - 827. (McGraw-Hill Book Company, New York
1977).
3. Kay,HEM.: Acute Leukemia; in Hoffbrand, Recent Advances in Haematology; 1st
Ed, pp. 161 - 182 (Churchill Livingstone, Edinburg 1982).
4. Leventhal BG.: Acute Lymphocytic Leukemia; in Behrman, Nelson Textbook of
pediatrics; 13th Ed, pp.108S-1087. (WB Sauders Company, Philadelphia-Tokyo
1987)
5. Miller DR.: Acute Lymphoblastic Leukemia; in Bachner, The pediatric
Hematology; Vol.27 No.2 pp. 269-291. (WB Sauders Company, Philadelphia
1980)
4
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
6. Sallan SE.: Weinstein, HJ : Childhood Leukemia; in Nathan, Hematology of
Infancy and Childhood; 2nd Ed, Vol. II pp. 979-1013 (WB Sauders Company,
Philadelphia-Tokyo 1983)
5
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara