Diketahui responden lebih banyak memilih jawaban istri dan anak sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga daripada pilihan
jawaban lain. Dalam hal ini umumnya yg menjadi obyek KDRT adalah wanita,
anak-anak, lansia, orang cacat dan pembantu rumah tangga. yangg secara fisik masuk kategori lemah. Bentuk KDRT itu beragam, bisa
secara fisik, psikologis, seksual maupun ekonomi. Keterlibatan laki-laki menjadi kian penting, ketika Rifka Anisa
YogyakartaLembaga Peduli Perempuan menemukan fakta bahwa banyak perempuan korban kekerasan terutama kekerasan dalam rumah
tangga yang kembali kepada pasangannyasuami tidak ada intervensi apa pun buat suami, sehingga dapat dipastikan banyak perempuan
korban KDRT
tetap hidup
dalam lingkaran
kekerasan http:old.nabble.com-sastra-pembebasan--opini-Pos-Kupang:-
Menghapus-kekerasan-dalam-rumah-tangga.-td13915254.html, tanggal akses 17 April 2010.
5. Pengetahuan Terhadap Pelaku KDRT
Pelaku adalah orang yang melakukan kekerasan dan atau ancaman dalam lingkup rumah tangga. Untuk mengetahui pengetahuan
responden mengenai pelaku KDRT digunakan beberapa jawaban, dengan memberikan jawaban seperti suami, istri, anak, paman, bibi.
Hasil penelitian tentang pelaku KDRT dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 12. Pengetahuan Terhadap Pelaku KDRT
No Pelaku KDRT Frekuensi
Persentase
1 Tinggi
54 29,67
2 Sedang
92 50,55
3 Rendah
36 19,78
Jumlah 182
100,00 Sumber: Diolah dari data kuesioner nomor 5.
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui sebanyak 29,67 54 responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai pelaku
kekerasan dalam rumah tangga, sebanyak 50,55 92 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang mengenai pelaku kekerasan
dalam rumah tangga dan sebanyak 19,78 36 responden memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai pelaku kekerasan dalam rumah
tangga. Dengan demikian maka sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan yang sedang tentang pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Diketahui responden lebih banyak memilih jawaban suami
sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga daripada pilihan jawaban lain.
Dalam hal ini seseorang yang melakukan kekerasan biasanya adalah
orang yang tingkat pemahaman agamanya kurang baik dan memiliki tingkat pemahaman hukum yang kurang sehingga melakukan
pelanggaran. Pemahaman agama yang kurang yang tercermin dalam
tingkah laku yang buruk dapat memicu tindakan kekerasan atau penyiksaan. Perilaku yang tidak mengikuti norma agama cenderung
menimbulkan perilaku buruk. Serta pemahaman hukum yang kurang dapat memicu tindakan kekerasan. Orang yang mengerti hukum akan
taat pada hukum dan mengetahui sanksi-sanksi terhadap pelanggaran http:cetak.bangkapos.comopiniread170Kekerasan+Dalam+Ruma
h+Tangga+KDRT.html, tanggal akses 28 April 2010.
6. Pengetahuan Terhadap Bentuk-bentuk KDRT