yang
memiliki IMT gemuk dengan kejadian disfungsi seksual sebesar 100 dan dengan lama perkawinan yang belum tergolong lama
dengan kejadian disfungsi seksual sebesar 96 .
B. Saran
Dari hasil penelitian, peneliti menyarankan agar : 1. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jumlah
sampel yang lebih besar dan waktu yang lebih lama agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam untuk menganalisis hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal khususnya implant
terhadap disfungsi seksual pada wanita 3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan
sehingga dapat memberikan edukasi mengenai berbagai pilihan kontrasepsi dengan efek samping yang paling minimal ataupun bila
tidak dapat dihindari penggunaan kontrasepsi yang memiliki efek negatif, paling tidak
menimimalisasi efek negatif ditimbulkan.
4. Pemerintah membentuk unit konsultasi perkawinan di Puskesmas atau Rumah Sakit Umum sebagai tempat pasangan suami istri
untuk melakukan konseling kepada tenaga kesehatan engenai hubungan suami istri.
DAFTAR PUSTAKA
Aswarmakruf.
2010. Seperti
apakah kontrasepsi
hormonal itu.
http:aswarmakruf.comdiagnosis-terapikontrasepsi-hormonalindex.html .
Bayer Healthcare. Sex the modern woman: Report Findings 2006. http:www.erektionsprobleme.chmAnymFilesSex_and_the_Modern_Wo
men.pdf Baziad, A. 2005. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo BKKBN Provinsi Lampung. 2008. Penduduk dan Ketenagakerjaan.
http:lampung.bkkbn.go.id BKKBN Provinsi Lampung. 2010. Penduduk dan Ketenagakerjaan.
http:lampung.bkkbn.go.id Biro Pusat Statistik. 2003. Survey Kesehatan dan Demografi Indonesia 2002-
2003. Biro Pusat Statistik and Macro International Inc Brache, V Faundes, A Alvarez F , and Cochon L 2002. Non-menstrual
adverse events during use of implantable contraceptives for women: data from clinical trials. Contraception, 65, 63±74.
Costabile,RA.2006. Prevalence and Risk Factors for Female Sexual Dysfunction in Turkish Women. The Journal of Urology, Volume 175, Issue 2, Page
658 Cunningham, G. 2006. Obstetri Williams . Jakarta : EGC
Dahlan,M.S.2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI
Fajewonyomi BA, Orji EO, Adeyemo AO. 2007.Sexual Dysfunction among
Female Patients of Reproductive Age in a Hospital Setting in Nigeria. J Health Popul Nutr ; 251:101-106
Glaiser.A, Gebbie,A. 2005. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekolog. Jakarta: Hipocrates, Edisi 6
Glaiser, A, Gebbie,A. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi . Jakarta : EGC
Greendale, G., Ganz, P. 2007. Female Sexual Desire- Beyomd Testosteron.vol.99, issues 9
Halstead, M., Reiss, M. 2006. Pendidikan Seksual Bagi Remaja. Yogyakarta : Alenia Press
Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Alenia Press
Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Hayes RD, Bennett CM, Fairley CK, Dennerstein L. 2006. What can prevalence studies tell us about female sexual difficulty and dysfunction. J Sex
Med;3:589 –595
Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta :EGC Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 1994. Pelaksanaan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Kusmarjadi,
D. 2011.
Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit
Implant .
http:www.drdidispog.com201101alat-kontrasepsi-bawah-kulit- implant.html
. Diakses 3 Oktober 2011
Kusuma,W. 1999. Buku Pintar Kesehatan Wanita. Batam : Interaksara Laumann EO, Paik A.Rosen RC. 1999. Sexual dysfunction in the United States.
JAMA.; 281 6 : 537-44 Llewellyn, D. 2005. Setiap Wanita. Jakarta : PT. Delapratasa Publishing
Manuaba,I.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC Manuaba,I.1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :ARCAN
Meirik,O., Frasser, S,Ian., D’arcanves,C.2003. Implantable Contraceptives For Women. Human Reproduction Update, Vol 9,No.1.