Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang nilai-nilai pendidikan karakter, yang meliputi nilai jujur, nilai disiplin,
nilai peduli, nilai mandiri, nilai gigih, nilai tegas, nilai bertanggung jawab, nilai kreatif, nilai bersikap kritis, nilai kerja sama, dan mengetahui pemilihannya
sebagai bahan ajar di SMA terdapat pada kompetensi mengenai pembelajaran sastra, khususnya novel dengan standar kompetensi membaca: memahami
hikayat, novel Indonesianovel terjemahan; dan kompetensi dasar yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesianovel
terjemahan pada kelas XI, semester 1. Penelitian mengenai nilai-nilai dalam novel atau karya sastra sudah pernah diteliti
oleh Feni Patriani dengan judul “Nilai-Nilai Edukatif dalam Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di
SMA”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Feni Patriani terletak pada aspeknya yakni, peneliti lebih mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter dan
pemilihannya sebagai bahan ajar di SMA, sedangkan Feni Patriani menitikberatkan penelitiannya pada nilai-nilai edukatif pada novel dan
kelayakannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Sebelas Patriot karya Andrea
Hirata dan pemilihannya sebagai bahan ajar di SMA?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk 1.
mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata, dan
2. menilai kelayakan novel tersebut untuk dijadikan sebagai alternatif bahan
ajar sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. 1. Manfaat Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu, terutama di bidang sastra Indonesia yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
2. Manfaat Secara Praktis Selain manfaat secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat
dimanfaatkan secara praktis, misalnya sebagai berikut. a. Membantu guru Bidang Studi Bahasa Indonasia di Sekolah Menengah
Atas dalam memberikan bahan pembelajaran yang berkaitan dengan sastra, terutama nilai-nilai pendidikan karakter.
b. Membantu siswa dalam memahami dan mengapresiasikan karya sastra, terutama karya sastra yang berupa novel.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Sumber data pada penelitian ini adalah novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh PT Bentang Pustaka, Yogyakarta, cetakan pertama Juni
2011, dengan tebal buku 112 halaman. Ruang lingkup penelitian ini yaitu nilai-
nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel tersebut; meliputi nilai jujur, nilai disiplin, nilai percaya diri, nilai peduli, nilai mandiri, nilai gigih, nilai tegas,
nilai bertanggung jawab, nilai kreatif, nilai bersikap kritis, dan nilai kerja sama; dan pemilihannya sebagai bahan ajar di SMA.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sastra
Sastra merupakan kata serapan yang berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu, shastra. Sastra berarti teks yang mengandung “instruksi” atau “pedoman”, berasal dari
kata dasar sas yang berarti “intruksi” atau “ajakan”. Di dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Kesusastraan atau sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis dan sastra lisan sastra oral. Sastra tidak banyak
berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Biasanya kesusastraan
dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori sastra adalah pantun, puisi, sajak, pribahasa, majas, novel, ceritacerpen tertulis
maupun lisan, syair, sandiwaradrama, lukisankaligrafi, Agni, 2000:1.
Sastra berdasarkan makna kata sastra dari berbagai bahasa berbeda-beda. Sebagai contoh, schrifftum Jerman yang berarti segala sesuatu yang tertulis, Sedangkan
dichtung terbatas pada tulisan yang tidak langsung berkaitan dengan kenyataan, jadi yang bersifat rekaan, dan secara implisit ataupun eksplisit dianggap
memunyai nilai estetik. Geletterd Belanda berarti orang yang berperadaban dengan kemahiran khusus di bidang sastra. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut, secara obyektif sastra dapat didefinisikan sebagai karya seni yang
otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas, maupun pembaca. Berdasarkan teori mimetik, karya sastra dianggap sebagai tiruan alam atau
kehidupan Teeuw, 1988:9.
Secara etimologis, kata “sastra” berasal dari bahasa sansekerta artinya tulisan, karangan. Akan tetapi, sekarang pengertian “kesusastraan” berkembang melebihi
pengertian etimologis tersebut, kata “indah” sangat luas maknanya tidak saja menjangkau pengertian-pengertian, tetapi terutama adalah pengertian-pengertian
yang bersifat rohaniah, misalnya bukankah pada wajah yang jelek orang masih bisa menemukan hal-hal yang indah Esten, 1978:9.
Karya sastra juga merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imajinasi adalah daya
pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang dengan menggunakan bahasa.
Berdasarkan bentuknya, karya sastra terdiri atas tiga jenis, yakni puisi, prosa, dan drama. Prosa secara etimologi adalah karya sastra yang berisi ide, pikiran, dan
pengalaman pengarang dengan menggunakan bahasa langsung dan bebas Zulfahnur, 1996:22. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks
naratif, atau wacana naratif. Hal ini berarti prosa fiksi merupakan cerita rekaan yang tidak didasarkan pada kebenaran sejarah Abrams dalam Nurgiantoro,
2010:2. Salah satu contoh prosa fiksi tersebut adalah novel. Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan
orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut yang menjelaskan tentang sastra, penulis mengacu pada pendapat Abrams yang menyatakan bahwa karya sastra dipandang
sebagai ekspresi sastrawan, sebagai curahan perasaan, luapan perasaan, dan pikiran sastrawan yang bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran-pikiran atau
perasaan-perasaannya. Hal ini sesuai dengan pemikiran anak diusia remaja khususnya dijenjang Sekolah Menengah Atas.
B. Pengertian Novel