Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

(1)

ANALISIS PERUBAHAN RENCANA TATA RUANG

WILAYAH, KESESUAIAN PENGALOKASIAN RUANG, DAN

NILAI

LAND RENT

DI KECAMATAN BOGOR SELATAN,

KOTA BOGOR

ROBI NOVRIZANJAYA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Robi Novrizanjaya NIM A14080018


(4)

(5)

ABSTRAK

ROBI NOVRIZANJAYA.Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Dibimbing oleh ASDAR ISWATI dan KHURSATUL MUNIBAH.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bogor tahun 2011-2031 merupakan penyempurnaan dari RTRW tahun 1999-2009 untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007. Kecamatan Bogor Selatan merupakan kecamatan yang fungsi utamanya sebagai kawasan budidaya. Oleh karena itu, tujuan penelitian di wilayah ini adalah (1) mengetahui jenis penggunaan lahan, (2) menganalisis perubahan alokasi ruang pada RTRW tahun 1999-2009 menjadi RTRW tahun 2011-2031, (3) menganalisis kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031, dan (4) menganalisis nilai land rent penggunaan lahan untuk perdagangan, permukiman, dan pertanian. Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan dari yang terluas adalah permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, tempat pemakaman umum (TPU), situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.Alokasi ruang RTRW tahun 1999-2009 dalam RTRW tahun 2011-2031 berubah dari kawasan budidaya (100%) menjadi kawasan lindung (8.3%) dan budidaya (91.7%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sempadan sungai. Dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH). Kesesuaian pengalokasian ruang di Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 pada kawasan pertanian (88%), permukiman (98%), perdagangan dan jasa (45%), industri (33%), pemerintahan (46%), RTH (83%), dan TPU (63%). Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 pada kawasan pertanian (95%), permukiman (94%), perdagangan dan jasa (52%), industri (58%), pemerintahan (41%), RTH (97%), dan TPU (88%). Rata-rata nilai land rentdi Kecamatan Bogor Selatan untuk perdagangan Rp. 633.312 /m2/tahun, untuk permukiman Rp. 16.298 /m2/tahun, dan untuk pertanian Rp. 7.932 /m2/tahun.

Kata kunci: rencana tata ruang wilayah, kesesuaian pengalokasian ruang, land rent


(6)

ABSTRACT

ROBI NOVRIZANJAYA. Analysis of Regional Spatial Planning Changes, Suitability of Spatial Allocation and Land Rent in the Southern District of Bogor, Bogor City. Supervised by ASDAR ISWATI and KHURSATUL MUNIBAH.

Spatial planning of Bogor City by years 2011-2031 is a refinement of the 1999-2009’s Spatial Planning to adjust with 26thsummon of 2007. Southern District of Bogoris functioning as an area of cultivation. Therefore, the aim of this study were (1) to know the type of land use, (2) to analyze the changes in the allocation of space on 1999-2009 to 2011-2031 Spatial Planning, (3) to analyze the suitability of space utilization based on 1999-2009 and 2011-2031 Spatial Planning, and (4) to analyze the value of land rent for trade, settlement, and agriculture.Types of land use in Southern District of Bogor beginning by the most extent are residential, garden, farms, fields, residential real estate, bushes, cemetery, lake, trade and services, industrial estates, river, sport fields, and government office. Allocation of space on 1999-2009 in 2011-2031’s Spatial Planning changed from cultivated areas (100%) to protected areas (8.3%) and cultivated areas (91.7%). Protected areas included by infrastructure border and river border. There was an increasing vast of Spatial Planning on agricultural, industrial estates, and cementery areas. Besides, there was a decreasing vast of Spatial on residential, trade and services, government office, and green space areas. Suitability of space utilization in Southern District of Bogor based on 1999-2009’s Spatial Planning are agricultural (88%), residential (98%), trade and services (45%), industrial estates (33%), government office (46%), green space (83%), and cemetery (63%). Suitability of space utilization in Southern District of Bogor based on 2011-2031’s Spatial Planning are agricultural (95%), residential (94%), trade and services (52%), industrial estates (58%), government office (41%), green space (97%), and cemetery (88%). The average value of land rent for trade and services Rp. 633.312 /m2/year, residential Rp. 16.298 /m2/year, and agricultural Rp. 7.932 /m2/year.


(7)

ANALISIS PERUBAHAN RENCANA TATA RUANG

WILAYAH, KESESUAIAN PENGALOKASIAN RUANG, DAN

NILAI

LAND RENT

DI KECAMATAN BOGOR SELATAN,

KOTA BOGOR

ROBI NOVRIZANJAYA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(8)

(9)

Judul Skripsi : Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

Nama : Robi Novrizanjaya NIM : A14080018

Disetujui oleh

Dr Ir Asdar Iswati, MS DrKhursatul Munibah, MSc Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Syaiful Anwar, MSc Ketua Departemen


(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2012 sampai Desember 2012 berjudul Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Asdar Iswati, MS dan Dr. Khursatul Munibah, MSc selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan kritik selama berlangsungnya penelitian hingga penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Ir Syaiful Anwar, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini, kedua orang tua, seluruh keluarga, serta Velicia Desyana Rakhmadina, Rosinta Br Sitepu dan Chaida Chairunnisa atas doa, motivasi, saran, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013 Robi Novrizanjaya


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

BAHAN DAN METODE 2

Waktu dan TempatPenelitian 2

Bahan dan Alat 2

Pelaksanaan Penelitian 3

Tahap Persiapan 3

Pemetaan Penggunaan Lahan 3

Analisis Perubahan AlokasiRuang RTRW dan Kesesuaian

Pengalokasian Ruang 3

Pengumpulan Data Land Rent 5

Analisis Nilai Land Rent 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Penggunaan Lahan di Kecamatan Bogor Selatan 7 Analisis Perubahan AlokasiRuang pada RTRW Tahun 1999-2009

Menjadi RTRW Tahun 2011-2031 9

Kesesuaian Pengalokasian Ruang di Kecamatan Bogor Selatan 15 Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun

1999-2009 15

Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW

Tahun 2011-2031 19

Analisis Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan 23

Nilai Land Rent untuk Perdagangan 23

Nilai Land Rent untuk Pemukiman 24

Nilai Land Rent untuk Pertanian 26

SIMPULAN DAN SARAN 27

Simpulan 27

Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN 29


(12)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah titik sampel di kawasan pemukiman pada setiap kelurahan 5 2 Jumlah titik sampel di kawasan perdagangan pada setiap kelurahan 5 3 Luas penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan 8 4 Luas alokasi ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW

tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 11

5 Luas kawasan pertanian pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor

Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 11 6 Luas kawasan pemukiman pada setiap kelurahan di Kecamatan

Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 12 7 Luas kawasan perdagangan dan jasa di setiap kelurahan di

Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW

2011-2031 13

8 Luas kawasan industri di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatandalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 13 9 Luas kawasan pemerintahan di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor

Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 14 10 Luas kawasan ruang terbuka hijau di setiap kelurahan di Kecamatan

Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 15 11 Luas kawasan TPU di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan

dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 15

12 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan

berdasarkanRTRW tahun 1999-2009 16

13 Luas penggunaan kawasan pemukiman yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 17

14 Luas penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai

pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 17 15 Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 18

16 Luas penggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 18 17 Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai

pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 19 18 Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak

sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 19 19 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan

berdasarkanRTRW tahun 2011-2031 20

20 Luas penggunaan kawasan pemukiman yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 20

21 Luas pengggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 21 22 Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 21

23 Luas pengggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 22


(13)

24 Luas pengggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 22 25 Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak

sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 22 26 Rata-rata nilai land rentuntuk perdagangan di kawasan perdagangan

dan pemukiman 23

27 Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan 23 28 Rata-rata nilai land rentuntuk perdagangan berdasarkan jenis usaha 24 29 Rata-rata nilai land rent untuk pemukiman di kawasan pemukiman

perdagangan, dan pertanian 25

30 Rata-rata nilai land rent untuk pemukiman di setiap kelurahan 25

31 Rata-rata nilai land rent untuk pertanian 26

DAFTAR GAMBAR

1 Peta administrasi lokasi penelitian 2

2 Bagan alir penelitian 4

3 Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009 10 4 Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011-2031 `10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pertanian Kecamatan Bogor Selatan 30 2 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data

landrent di kawasan perdagangan Kecamatan Bogor Selatan 31 3 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data

landrent di kawasan pemukiman Kecamatan Bogor Selatan 35

4 Kuesioner pengumpulan data land rent 40

5 Peta sebaran sampling land rent di kawasanperdagangan :(a)Kel.Genteng;(b) Kel. Harjasari; (c) Kel. Kertamaya;(d)

Kel.Mulyaharja; (e) Kel. Pamoyanan 45

6 Peta sebaran sampling land rent di kawasan pemukiman : (a) Kel. Bojongkerta; (b) Kel. Mulyaharja; (c) Kel. Pamoyanan;(d) Kel.

Rancamaya 47

7 Peta sebaran sampling land rent di kawasan pertanian, Kelurahan

Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan 49

8 Data input dan ouput land rent di kawasan perdagangan 50 9 Data input dan ouput land rent di kawasan pemukiman 55 10 Data input dan ouput land rent di kawasan pertanian 59 11 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pertanian di Kecamatan

BogorSelatan 61

12 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pemukiman di


(14)

13 Peta perubahan alokasi ruang kawasan perdagangan dan jasa di

Kecamatan Bogor Selatan 62

14 Peta perubahan alokasi ruang kawasan industri di Kecamatan Bogor

Selatan 62

15 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pemerintahan di Kecamatan

Bogor Selatan 63

16 Peta perubahan alokasi ruang kawasan RTH di Kecamatan Bogor

Selatan 63

17 Peta perubahan alokasi ruang kawasan TPU di Kecamatan Bogor

Selatan 64

18 Peta penggunaan kawasan pertanian dalam RTRW tahun 1999-2009 64 19 Peta penggunaan kawasan pemukiman dalam RTRW tahun

1999-2009 65

20 Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun

1999-2009 65

21 Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 1999-2009 66 22 Peta penggunaan kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun

1999-2009 66

23 Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 1999-2009 67 24 Peta penggunaan kawasan TPU dalam RTRW tahun 1999-2009 67 25 Peta penggunaan kawasan pertanian dalam RTRW tahun 2011-2031 68 26 Peta penggunaan kawasan pemukiman dalam RTRW tahun

2011-2031 68

27 Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun

2011-2031 69

28 Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 2011-2031 69 29 Peta penggunaan kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun

2011-2031 70

30 Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 2011-2031 70 31 Peta penggunaan kawasan TPU dalam RTRW tahun 2011-2031 71


(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bogor tahun 2011-2031 merupakan penyempurnaan dari RTRW tahun 1999-2009 untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu keterpaduan, keserasian dan keseimbangan. Perubahan kebijakan tersebut akan mempengaruhi bentuk penggunaan lahan, terutama kesesuaian penggunaan lahan pada kawasan yang ditetapkan dalam RTRW. Keterpaduan, keserasian, dan keseimbangan sangat penting dalam upaya meningkatkan sinergi, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan yang dalam pelaksanaannya menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam melaksanakan fungsinya masing-masing dalam mengisi pembangunan (Ernawi 2007).

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan menimbulkan bencana dalam suatu ekosistem wilayah secara luas. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya dapat disebabkan oleh tingginya nilai land rent. Kondisi ini memicu terjadinya alih fungsi lahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustiadi (2001) yang mengemukakan bahwa economic land rent menjadi faktor penentu apresiasi pasar atas lahan.

Kecamatan Bogor Selatan merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai kawasan budidaya yang direncanakan berdasarkan potensi lahannya (Bappeda 2011). Karena fungsi utamanya sebagai kawasan budidaya maka aktivitas-aktivitas budidaya di berbagai sektor akan begitu tinggi, sehingga berpengaruh terhadap bentuk penggunaan lahan, kesesuaian pengalokasian ruang, dan nilai land rent.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui jenis penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan

2. Menganalisis perubahan alokasi ruang pada RTRW tahun 1999-2009 menjadi RTRW tahun 2011-2031 Kecamatan Bogor Selatan

3. Menganalisis kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031

4. Menganalisis nilai land rent penggunaan lahan untuk perdagangan, pemukiman, dan pertanian di Kecamatan Bogor Selatan


(16)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Desember 2012. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah administrasi Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. Analisis data dilaksanakan di Laboratorium Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Gambar 1. Peta administrasi lokasi penelitian

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011, peta administrasi Kecamatan Bogor Selatan, dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999–2009 dan tahun 2011-2031. Citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan diperoleh dari Departemen Pertanian, sedangkan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan diperoleh dari Bappeda Kota Bogor.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), perangkat keras berupa komputer dan kamera, serta perangkat lunak berupa Arc Gis versi 9.3 dan Microsoft Office.


(17)

Pelaksanaan Penelitian

Bagan alir penelitian disajikan pada Gambar 2. Pelaksanaan penelitian terdiri dari lima tahap kegiatan, yaitu : (1) persiapan, (2) pemetaan penggunaan lahan, (3) analisis perubahan alokasi ruang RTRW dan kesesuaian pengalokasian ruang, (4) pengumpulan data land rent, dan (5) analisis nilai land rent.

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan pengumpulan data dan koreksi geometrik. Data yang dikumpulkan berupa citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011, peta administrasi Kecamatan Bogor Selatan, dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009 dan tahun 2011-2031. Koreksi geometrik dilakukan pada citra Worldview dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan. Koreksi geometrik digunakan untuk menghilangkan distorsi geometrik pada citra dan mendapatkan hubungan antara sistem koordinat citra (baris,kolom) denganproyeksi peta. Sistem koordinat yang digunakan yaitu WGS 1984 UTM Zone 48S, dikarenakan proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) Indonesia masuk di dalam zona 46-54 (Prasetyo 2011) dan Kota Bogor berada pada zona 48.

Pemetaan Penggunaan Lahan

Interpretasi penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan dari citra Worldview dilakukan secara visual pada layar monitor dengan pendekatan unsur–unsur interpretasi. Unsur-unsur interpretasi yang digunakan adalah rona, ukuran, bentuk, tekstur, pola, situs, dan asosiasi.

Interpretasi penggunaan lahan pada citra dilakukan dengan menggunakan software Arc Gis 9.3. Sebelum melakukan interpretasi citra, terlebih dahulu dilakukan pembuatan file berupa shapefile polygon dan polyline melalui Arc Catalog pada software ArcGis 9.3. Shapefile polygon digunakan untuk melakukan penarikan batas/penentuan objek-objek yang berbentuk area atau luasan seperti sawah, kolam, pemukiman, batas kelurahan, dan lain-lain. Shapefile polyline digunakan untuk penarikan batas/penentuan objek-objek yang berbentuk garis memanjang seperti jalan, rel kereta api, pipa air, dan lain-lain.

Analisis Perubahan Alokasi Ruang RTRW dan Kesesuaian Pengalokasian Ruang

Analisis perubahan RTRW Kecamatan Bogor Selatan dilakukan dengan menumpang tindihkan antara peta RTRW tahun 1999-2009 dengan peta RTRW tahun 2011-2031. Sementara itu, analisis kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan dilakukan dengan cara menumpang tindihkan antara peta penggunaan lahan tahun 2011 dengan peta RTRW tahun 1999 – 2009 dan peta RTRW tahun 2011-2031 Kecamatan Bogor Selatan. Proses tumpang tindih dilakukan dengan menggunakan software ArcGis 9.3.


(18)

Gambar 2. Bagan alir penelitian

Pemetaan Penggunaan Lahan

Citra Worldview

Kec. Bogor Selatan tahun 2011

Software ArcGis 9.3

Titik pengumpulan data land rent : - kawasan perdagangan

- kawasan pemukiman - kawasan pertanian

\ Koreksi geometri

Peta penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan

tahun 2011

RTRW tahun 1999-2009 Kec. Bogor Selatan

RTRW tahun 2011-2031 Kec. Bogor Selatan

Kesesuaian pengalokasian ruang

berdasarkan RTRW tahun 1999-2009

Overlay Overlay Overlay

Kesesuaian pengalokasian ruang

berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 Perubahan alokasi

ruang RTRW Kec. Bogor Selatan

Pengumpulan data land rent

Analisis land rent

Nilailand rent : - kawasan perdagangan - kawasan pemukiman - kawasan pertanian


(19)

Pengumpulan Data Land Rent

Pengumpulan data land rent didasarkan pada kesesuaian pengalokasian ruang pada RTRW tahun 2011-2031. Pengumpulan data land rent dilakukan pada penggunaan lahan perdagangan, pemukiman, dan pertanian. Lokasi pengumpulan data dilaksanakan di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian yang penggunaannya sesuai dan tidak sesuai dengan pola ruang yang telah ditetapkan.

Jumlah lokasi pengumpulan data land rent ditentukan berdasarkan 30% jumlah total kelurahan yang memiliki luas terbesar penggunaan lahan sesuai RTRW. Jumlah titik sampel di setiap kelurahan yang dipilih ditentukan berdasarkan 30% luas penggunaan lahan sesuai RTRW dan tidak sesuai RTRW.

Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data disajikan pada Lampiran 1, 2, dan 3. Jumlah lokasi dan titik sampel penggunaan lahan yang diambil di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian, sebagai berikut : 1. Kawasan Perdagangan

Kawasan perdagangan terletak di lima belas kelurahan, sehingga data land rent dikumpulkan pada lima kelurahan yaitu Kelurahan Genteng, Harjasari, Kertamaya, Mulyaharja, dan Pamoyanan. Jumlah titik sampel di lima kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah titik sampel di kawasan perdagangan pada setiap kelurahan

No. Kelurahan Jumlah Titik Sampel

Sesuai RTRW Tidak Sesuai RTRW

1. Genteng 3 2

2. Harjasari 4 5

3. Kertamaya 5 2

4. Mulyaharja 5 6

5. Pamoyanan 6 6

Total 23 21

2. Kawasan Pemukiman

Kawasan pemukiman terletak di sebelas kelurahan, sehingga data land rent dikumpulkan pada empat kelurahan, yaitu Kelurahan Bojongkerta, Mulyaharja, Pamoyanan, dan Rancamaya. Jumlah titik sampel di empat kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah titik sampel di kawasan pemukiman pada setiap kelurahan

No. Kelurahan Jumlah Titik Sampel

Sesuai RTRW Tidak Sesuai RTRW

1. Bojongkerta 10 2

2. Mulyaharja 14 2

3. Pamoyanan 15 2

4. Rancamaya 9 2

Total 48 8

3. Kawasan Pertanian

Kawasan pertanian hanya terletak di satu kelurahan, yaitu Kelurahan Cikaret, sehingga data land rent dikumpulkan pada kelurahan ini. Jumlah titik sampel di kawasan pertanian untuk penggunaan pertanian sebanyak delapan titik dan untuk penggunaan pemukiman sebanyak dua titik.


(20)

Pengumpulan data land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian menggunakan alat bantu kuesioner. Kuesioner pengumpulan data land rent disajikan pada Lampiran 4. Sementara, peta sebaran sampling land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian disajikan pada Lampiran 5, 6, dan 7. Data input dan ouput land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian disajikan pada Lampiran 8, 9, dan 10.

Analisis Nilai Land Rent

Analisis nilai Nilai land rent dari penggunaan lahan dihitung dengan menggunakan rumus LR = Y (m-c) – Y.t.d, dengan :

LR = land rent (Rp/m2/tahun) Y = output per unit lahan (kg/m2) m = harga satuan output (Rp/kg)

c = biaya produksi per satuan output (Rp/kg)

t = biaya transportasi per satuan output (Rp/kg/ km) d = jarak antara lokasi produksi dengan pusat pasar (km)


(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Lahan di Kecamatan Bogor Selatan

Hasil interpretasi penggunaan lahan dari citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011 disajikan pada Gambar 3. Jenis penggunaan lahan di wilayah ini meliputi permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, TPU, situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.

Gambar 3. Peta penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan

Luas penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa penggunaan lahan terluas untuk permukiman dan terkecil untuk pemerintahan. Luasnya penggunaan lahan untuk permukiman dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang terjadi setiap tahun. Sesuai data BPS Kota Bogor (2010), pertambahan penduduk di Kecamatan Bogor Selatan dari tahun 2006-2010 meningkat 20% yaitu sebanyak 181.392 jiwa. Rendahnya penggunaan lahan untuk pemerintahan dikarenakan pusat pemerintahan Kota Bogor adalah di Kecamatan Bogor Tengah, sehingga proporsi penggunaan lahan untuk pemerintahan di Kecamatan Bogor Selatan hanya sedikit.


(22)

8 Tabel 3. Luas penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan

No. Kelurahan

Luas (Ha)

Total (Ha) Permukiman Kebun

Campuran

Ladang Sawah Permukiman Rumah Mewah

Lahan Terbuka

Semak Belukar

TPU Situ Perdagangan dan Jasa

Industri Sungai Lap Olahraga

Pemerintahan

1. Batu Tulis 60.2 6.5 - - 1.3 2.4 4.0 6.1 - 3.2 - 2.3 - - 86.0

2. Bojongkerta 52.9 109.4 55.8 13.3 2.5 8.7 5.6 - - 0.6 3.9 - 1.6 - 254.3

3. Bondongan 74.7 1.6 - - 4.2 3.6 2.9 - - 6.2 - - - - 93.2

4. Cikaret 71.3 15.8 15.5 64.8 - 3.5 0.7 - - 4.9 - - 0.9 - 177.4

5. Cipaku 23.5 35.9 35.7 - 16.5 3.3 - 27.4 - 2.8 - 3.3 - 0.3 148.7

6. Empang 56.3 1.4 - - - 4.1 3.1 13.3 - 9.7 - 3.9 0.3 1.3 93.4

7. Genteng 37.6 32.7 30.5 - - 9.2 4.8 57.4 2.3 0.6 0.4 3 - - 178.5 8. Harjasari 61.2 23.9 38.2 4.1 - 2.3 0.7 - - 0.5 7.9 - - - 138.8 9. Kertamaya 27.0 1.1 76.4 - 25.3 82.4 59.0 - 38.1 - - 0.3 - - 309.6 10. Lawang

Gintung

45.5 20.6 26.4 - 36.5 1.9 - - - 0.9 6.0 0.2 2.9 0.1 141 11. Muarasari 46.5 31.6 24.9 2.3 0.5 1.6 1.0 - - - 1.3 - 0.5 - 110.2 12. Mulyaharja 96.0 103.1 65.2 157.2 69.4 17.2 8.7 - - 1.2 - - - - 518

13. Pakuan 33.6 - 25.6 1.8 21.4 - - - 82.4

14. Pamoyanan 38.7 117.3 30.8 134.8 39.7 9 27.5 - - 1.0 1.7 - - - 400.5 15. Rancamaya 54.3 115.1 47.2 28.7 19.7 25.2 3.8 - - 1.5 - - - - 295.5

16. Rangga Mekar

35.8 29.7 39.3 2.7 15.3 4.3 2.4 - - 0.8 2.1 5.5 - - 137.9 Total (Ha) 815.1 639.6 511.5 409.6 252.3 178.7 124.3 104.2 40.3 33.9 23.2 18.4 6.2 1.7 3159.0


(23)

Penggunaan lahan untuk permukiman dan permukiman rumah mewah terluas di Kelurahan Mulyaharja karena lokasinya yang dekat dengan taman wisata The Jungle Bogor dan pusat perdagangan. Kebun campuran terluas di Kelurahan Pamoyanan dan ladang terluas di Kelurahan Kertamaya diduga karena mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Sawah terluas di Kelurahan Mulyaharja karena dipengaruhi kondisi geografis kelurahan yang didominasi lereng datar sampai landai (2-15%) dan dilewati anak sungai Cisadane. Lahan terbuka dan semak belukar terluas di Kelurahan Kertamaya karena dipengaruhi kondisi geografis kelurahan yang didominasi lereng yang curam (25-40%) (Kecamatan Bogor Selatan dalam Angka 2010). Tempat pemakaman umum terluas di Kelurahan Genteng karena terdapat kawasan tempat pemakaman umum di kelurahan tersebutdan lapangan olahraga terluas di Kelurahan Lawang Gintung. Penggunaan lahan untuk pemerintahan, perdagangan dan jasa terluas di Kelurahan Empang karena letak kelurahan ini yang strategis, berada di dekat jalan arteri sekunder Kota Bogor dan berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi pusat aktivitas masyarakat Kota Bogor. Industri terluas di Kelurahan Harjasari karena kelurahan ini letaknya juga strategis, berbatasan dengan jalan arteri sekunder yang menghubungkan Kota Bogor dengan Kabupaten Bogor.

Analisis Perubahan Alokasi Ruang pada RTRW Tahun 1999-2009 Menjadi RTRW Tahun 2011-2031 di Kecamatan Bogor Selatan

Pola ruang Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Luasnya disajikan pada Tabel 4. Gambar 4 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa pola ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 diarahkan untuk kawasan budidaya (100%). Gambar 5 menunjukkan bahwa di dalam RTRW tahun 2011-2031 pola ruang diarahkan menjadi kawasan budidaya (91.7%) dan lindung (8.3%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sungai. Penambahan perencanaan sempadan infrastruktur dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama untuk budidaya (Bappeda 2011), sehingga ditetapkan daerah sempadan untuk melindungi infrastruktur kota. Penambahan perencanaan sempadan sungai dikarenakan kecamatan ini dilewati Sungai Cisadane sehingga ditetapkan daerah sempadan untuk menjaga kelestarian sungai.

Tabel 4 menunjukkan bahwa dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH). Peningkatan luas kawasan pertanian diduga karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kecamatan Bogor Selatan adalah bertani. Peningkatan luas untuk kawasan industri diduga untuk upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dan pengelolaan sumberdaya alam di kecamatan tersebut. Peningkatan luas kawasan TPU diduga karena Kecamatan Bogor Selatan memiliki kepadatan penduduk paling rendah dibandingkan kecamatan lain, sehingga alokasi lahan untuk TPU masih sangat besar. Sesuai data BPS Kota Bogor (2010), kepadatan


(24)

penduduk Kecamatan Bogor Selatan sebesar 5.851 jiwa/km2, sementara kecamatan lain mencapai lebih dari 9.000 jiwa/km2.

Gambar 4. Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009


(25)

Tabel 4. Luas alokasi ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031

No. Alokasi Ruang

Luas

RTRW 1999-2009 RTRW 2011-2031

Ha % Ha %

Kawasan Budidaya

1. Pertanian 65.6 2.0 69.0 2.1

2. Permukiman 564.5 17.1 - -

KDB Rendah 1997.6 60.4 - -

Kepadatan Rendah - - 2300.4 71.0

Kepadatan Sedang - - 54.2 1.7

Kepadatan Tinggi - - 43.2 1.3

3. Perdagangan dan Jasa 416.3 12.6 300.7 9.3

4. Industri 10.3 0.3 26.0 0.8

5. Pemerintahan 42.6 1.3 11.6 0.4

6. Ruang Terbuka Hijau - - 15.3 0.5

7. Ruang Terbuka Hijau / Taman / Lapangan Olahraga

192.7 5.8 - -

8. Tempat Pemakaman Umum 16.2 0.5 149.8 4.6

Total 3305.8 100 2970.2 91.7

Kawasan Lindung

1. Sempadan Infrastruktur - - 172.3 5.3

2. Sempadan Sungai - - 98.7 3.0

Total 271.0 8.3

Penurunan luas perencanaan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa diduga karena adanya penambahan kawasan lindung, sehingga proporsi budidaya yang sebelumnya paling dominan seperti permukiman, perdagangan dan jasa dikurangi. Penurunan luas perencanaan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) diduga karena kecamatan ini memilki kepadatan penduduk yang rendah, sehingga alokasi RTH lebih diutamakan di kecamatan lain yang memiliki kepadatan penduduk lebih tinggi.

Di dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi perubahan letak kawasan pertanian dari Kelurahan Mulyaharja ke Kelurahan Cikaret. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 11. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 5. Perubahan letak terjadi karena selama tahun 1999-2009 banyak terjadi perubahan penggunaan pertanian menjadi permukiman di Kelurahan Mulyaharja.

Tabel 5. Luas kawasan pertanian pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. RTRW Letak kawasan Luas (ha)

1. 1999-2009 Kelurahan Mulyaharja 65.6

2. 2011-2031 Kelurahan Cikaret 69

Kawasan permukiman dalam RTRW tahun 2011-2031 dikelompokkan lebih detil dibandingkan dalam RTRW 1999-2009 karena untuk mempermudah mengukur kepadatan jiwa di setiap kelurahan. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa kawasan permukiman dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Kertamaya dan terkecil di Kelurahan Batu Tulis. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 terluas di Kelurahan Mulyaharja dan terkecil di Kelurahan Batu Tulis. Luasnya perencanaan kawasan


(26)

permukiman di Kelurahan Kertamaya dan Mulyaharja karena lokasi kelurahan yang strategis, dekat dengan akses jalan arteri sekunder Kota Bogor, taman wisata Jungle Bogor dan pusat perdagangan Kecamatan Bogor Selatan. Rendahnya luas perencanaan di Kelurahan Batu Tulis karena kelurahan ini lebih diutamakan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. . Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 12

Tabel 6. Luas kawasan permukiman pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan

Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031 Pemu

kiman

KDB rendah

Total Kepadatan rendah Kepadatan sedang Kepadatan tinggi Total

1. Batu Tulis 39.4 - 39.4 31.7 6.4 2.1 40.2

2. Bojongkerta - 233.6 233.6 196.9 - - 196.9

3. Bondongan 49.9 - 49.9 - - 41.1 41.1

4. Cikaret 189 - 189.0 144.3 - - 144.3

5. Cipaku 42.7 95.4 138.1 94.2 - - 94.2

6. Empang 59.4 - 59.4 - 56.7 - 56.7

7. Genteng - 97.7 97.7 85.2 - - 85.2

8. Harjasari 58.4 46.8 95.2 72.9 - - 72.9

9. Kertamaya - 364.3 364.3 283.4 - - 283.4

10. Lawang

Gintung 43.6 2.1 45.7 73.7 - - 73.7

11. Muarasari 37.6 85.1 122.7 140.6 - - 140.9

12. Mulyaharja 15.8 348.8 364.6 385.3 - - 385.3

13. Pakuan 45.3 2.0 47.3 87.4 - - 87.4

14. Pamoyanan - 343.7 343.7 363.4 - - 363.4

15. Rancamaya - 221.8 221.8 187.1 - - 187.1

16. Rangga Mekar 14.6 135 149.6 145.1 - - 145.1

Total 549.7 1976.3 2562.1 2273.2 54.1 43.2 2397.8

Luas kawasan perdagangan dan jasa pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Pamoyanan dan terkecil di Kelurahan Batu Tulis. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 terluas di Kelurahan Mulyaharja dan terkecil di Kelurahan Bojongkerta. Besarnya luas kawasan ini di Kelurahan Pamoyanan dan Mulyaharja karena kedua kelurahan bersebelahan dan berada di dekat taman wisata The Jungle Bogor dan permukiman real estate BNR. Dalam RTRW tahun 2011-2031 tidak terdapat kawasan perdagangan di Kelurahan Rancamaya. Hal ini dikarenakan lokasi kelurahan yang sangat jauh dari pusat aktivitas masyarakat dan jalan arteri sekunder. Umumnya perdagangan dan jasa banyak didirikan di dekat jalan, sehingga memudahkan aksesibilitas. Selain itu, dalam RTRW tahun 2011-2031, luas kawasan perdagangan di Kelurahan Batu Tulis, Empang, Kertamaya, dan Lawang Gintung mengalami peningkatan luas. Peningkatan luas kawasan ini diduga karena kelurahan tersebut menjadi pusat perdagangan di Kecamatan Bogor Selatan. Kelurahan Bojongkerta, Muarasari, dan Pamoyanan mengalami penurunan luas kawasan perdagangan dan jasa yang cukup signifikan. Penurunan tersebut disebabkan kawasan perdagangan dan jasa berubah penggunaannya menjadi kawasan permukiman. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 13


(27)

Tabel 7. Luas kawasan perdagangan dan jasa pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 7.8 14.8

2. Bojongkerta 9.1 0.2

3. Bondongan 19 18.6

4. Cikaret - 7.4

5. Cipaku - 8.4

6. Empang 11.6 14.5

7. Genteng - 14.7

8. Harjasari 47.7 35.2

9. Kertamaya 14.3 23.3

10. Lawang Gintung 8.2 9.9

11. Muarasari 29 7.5

12. Mulyaharja 97.8 77.5

13. Pakuan 49.1 6.5

14. Pamoyanan 102.7 56.7

15. Rancamaya - -

16. Rangga Mekar 10.7 5.4

Total 407 300.7

Luas kawasan industri pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa kawasan industri dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 terluas di Kelurahan Harjasari. Kelurahan Harjasari berada di dekat jalan arteri sekunder Kota Bogor yang menghubungkan Kota dengan Kabupaten Bogor, sehingga lokasinya sangat strategis untuk industri. Dalam RTRW tahun 2011-2031 tidak terdapat kawasan industri di Kelurahan Empang, Lawang Gintung, dan Muarasari, karena berubah menjadi kawasan permukiman. Hal ini dikarenakan selama periode tahun 1999-2009 penggunaan lahan di kelurahan tersebut berubah untuk permukiman. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 14.

Tabel 8. Luas kawasan industri pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis - 6.7

2. Empang 1.1 -

3. Harjasari 3.7 17.8

4. Lawang Gintung 2.3 -

5. Muarasari 1.1 -

6. Pakuan 2.2 1.5

Total 10.3 26

Luas kawasan pemerintahan di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Empang dan terkecil di Kelurahan Rangga Mekar. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 kawasan ini terluas di Kelurahan


(28)

Pakuan dan terkecil di Kelurahan Kertamaya. Selain itu, tidak terdapat kawasan pemerintahan pada Kelurahan Batu Tulis, Cikaret, Cipaku, Empang, Genteng, Lawang Gintung, Muarasari, dan Rangga Mekar. Kondisi ini diduga karena pemerintahan di kelurahan tersebut sudah ada. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 15.

Tabel 9. Luas kawasan pemerintahan pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 12.3 -

2. Cikaret 1.9 -

3. Cipaku 7.4 -

4. Empang 8.3 -

5. Genteng 1.8 -

6. Kertamaya - 0.8

7. Lawang Gintung 3.6 -

8. Muarasari 3.6 -

9. Pakuan 2.6 10.8

10. Rangga Mekar 1.1 -

Total 42.6 11.6

Dalam RTRW tahun 1999-2009, kawasan ruang terbuka hijau juga diarahkan sebagai lapangan olahraga atau taman, yang artinya pada kawasan ruang terbuka hijau bisa diperuntukkan sebagai lapangan olahraga atau taman. Berbeda dengan RTRW tahun 2011-2031, kawasan ruang terbuka hijau dipisahkan dari kawasan fasilitas olahraga dan taman. Luasnya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa kawasan ruang terbuka hijau dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Genteng dan terkecil di Kelurahan Bojongkerta. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 kawasan ini terluas di Kelurahan Pamoyanan dan terkecil di Kelurahan Empang. Selain itu, tidak terdapat pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau di Kelurahan Batu Tulis, Bojongkerta, Cikaret, Genteng, Harjasari, Kertamaya, Lawang Gintung, Muarasari, Mulyaharja, dan Pakuan. Kawasan ruang terbuka hijau yang dulunya berada di Kelurahan tersebut dialokasikan menjadi kawasan permukiman dan kawasan tempat pemakaman umum. Hal ini dikarenakan dalam RTRW tahun 2011-2031 luas perencanaan untuk kawasan ini mengalami penurunan yaitu sebesar 15.3 Ha. Selain itu, banyak terjadi perubahan penggunaan menjadi permukiman di kawasan tersebut. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 16.

Luas kawasan tempat pemakaman umum pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 menunjukkan bahwa kawasan tempat pemakaman umum dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Pamoyanan dan terkecil di Kelurahan Genteng. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 kawasan ini terluas di Kelurahan Genteng dan terkecil di Kelurahan Muarasari. Selain itu, tidak terdapat kawasan tempat pemakaman umum pada Kelurahan Mulyaharja, Pamoyanan, dan Rangga Mekar. Kawasan tempat pemakaman umum yang dulunya berada di kelurahan tersebut berubah menjadi


(29)

kawasan permukiman. Hal ini diduga karena selama periode tahun 1999-2009 terjadi perubahan penggunaan menjadi permukiman di kawasan tersebut. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 17.

Tabel 10. Luas kawasan ruang terbuka hijau pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 5.8 -

2. Bojongkerta 0.2 -

3. Bondongan - -

4. Cikaret 2.3 -

5. Cipaku 20.4 2.7

6. Empang - 0.5

7. Genteng 98.9 -

8. Harjasari 1.2 -

9. Kertamaya 35.2 -

10. Lawang Gintung 2 -

11. Muarasari 1.9 -

12. Mulyaharja 8.3 -

13. Pakuan 0.9 -

14. Pamoyanan 5.7 5.1

15. Rancamaya 5.5 4.9

16. Rangga Mekar 4.5 2

Total 192.7 15.3

Tabel 11. Luas kawasan TPU di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 1.6 1.6

2. Cikaret - 1.3

3. Cipaku - 36

4. Empang 4.5 9.2

5. Genteng 0.5 90.1

6. Harjasari - 1.2

7. Kertamaya - 10.3

8. Muarasari - 0.02

9. Mulyaharja 0.7 -

10. Pamoyanan 8.7 -

11. Rangga Mekar 0.1 -

Total 16.2 149.8

Kesesuaian Pengalokasian Ruang di Kecamatan Bogor Selatan

Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 1999-2009

Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa pengalokasian ruang yang sesuai terluas di kawasan permukiman (2508.9 Ha) dan tidak sesuai terluas di kawasan perdagangan (228.6 Ha).


(30)

Tabel 12. Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009

No. Kawasan Total Luas (Ha)

Luas (Ha)

Sesuai Tidak Sesuai

Ha % Ha % Penggunaan Lahan 1 Pertanian 65.6 57.4 88 8.2 12 Permukiman 2 Permukiman 2562.1 2508.9 98 53.2 2

Industri,Perdagangan, Pendidikan,

Pemerintahan 3 Perdagangan 416.3 187.7 45 228.6 55

Industri, Permukiman, Pendidikan, Pemerintahan 4 Industri 10.3 3.4 33 6.9 67 Permukiman, Perdagangan 5 Pemerintahan 42.6 19.6 46 23.0 54 Permukiman,

Perdagangan 6 RTH 192.7 160.5 83 32.2 17 Permukiman 7 TPU 16.2 10.2 63 6.0 37 Permukiman

Total 3305.8 2847 458.8

Luasnya pemanfaatan ruang yang sesuai untuk permukiman dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman atau kota satelit I bagi kota inti Bogor Tengah (Bappeda 2012). Luasnya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai di kawasan perdagangan digunakan untuk industri, permukiman, pendidikan, dan pemerintahan karena kecenderungan masyarakat yang ingin tinggal di kawasan perdagangan, sehingga memudahkan dalam mobilitas.

Kawasan pertanian di Kecamatan Bogor Selatan terletak di Kelurahan Mulyaharja. Kawasan ini tidak sesuai 12% digunakan untuk permukiman karena hak milik lahan sudah berpindah tangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 18.

Pengalokasian kawasan permukiman tidak sesuai 2% digunakan untuk industri, perdagangan, pemerintahan, dan pendidikan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 19.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai terbesar digunakan untuk perdagangan dan jasa, terluas di Kelurahan Empang karena kecenderungan pengusaha yang ingin mendirikan usaha perdagangan di kawasan permukiman untuk memudahkan pemasaran produk. Selain itu, letaknya yang strategis berada di dekat jalan utama Kota Bogor dan berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah.

Pengalokasian kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 55% digunakan untuk industri, permukiman, pemerintahan, dan pendidikan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 20. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 14.Tabel 14 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan perdagangan dan jasa terluas digunakan untuk permukiman karena masyarakat cenderung lebih memilih mendirikan tempat tinggal di dekat pusat perdagangan dan jasa untuk memudahkan mobilitas. Penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai terluas di Kelurahan Mulyaharja karena sebagian besar lahan dimiliki oleh pengembang rumah mewah. Penggunaan lahan


(31)

untuk industri di kawasan perdagangan dan jasa diduga karena untuk memudahkan pembelian bahan baku, meminimalkan biaya transportasi dan pemasaran produk.

Tabel 13. Luas penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Industri

Bojongkerta 3.8

Harjasari 2.3

Lawanggintung 4.5

Muarasari 0.5

Pamoyanan 0.8

Ranggamekar 1.7

Total 13.6

2. Perdagangan

Batutulis 1.6

Bojongkerta 0.6

Bondongan 6.2

Cikaret 4.9

Cipaku 2.6

Empang 7.6

Harjasari 0.5

Kertamaya 2.5

Mulyaharja 1.2

Pamoyanan 1.7

Rancamaya 1.4

Ranggamekar 0.6

Total 31.3

3. Pemerintahan Cipaku 0.3

Empang 0.6

Total 0.9

Tabel 14. Luas penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1 Industri

Harjasari 5.7

Muarasari 0.8

Pamoyanan 1.1

Ranggamekar 0.2

Total 7.8

2. Permukiman

Batutulis 6.8

Bojongkerta 1.4

Bondongan 15.2

Empang 10.5

Harjasari 22.6

Kertamaya 1.7

Lawang Gintung (RE) 8.2

Muarasari 14.4

Mulyaharja (RE) 44.9

Pakuan (RE) 36.2

Pamoyanan (RE) 27.4

Rangga Mekar (RE) 7.9

Total 197.2

a


(32)

Pengalokasian kawasan industri di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 67% digunakan untuk permukiman dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 21. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan industri terluas digunakan untuk permukiman diduga karena selama tahun 1999-2009 lahan tidak digunakan untuk industri, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman. Tabel 15. Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Permukiman

Empang 0.2

Harjasari 1.4

Lawang Gintung (RE) 2.3

Muarasari 1.0

Pakuan 1.2

Total 6.1

2. Perdagangan dan jasa Empang 0.8

Total 0.8

a

RE = rumah mewah

Pengalokasian kawasan pemerintahan di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 54% digunakan untuk permukiman dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 22. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan pemerintahan terluas digunakan untuk permukiman diduga karena selama tahun 1999-2009 lahan tidak digunakan untuk pemerintahan, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman.

Tabel 16. Luas pengalokasian kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Permukiman

Batutulis 9.7

Cikaret 0.6

Cipaku 1.2

Empang 4.8

Genteng 0.4

Lawang Gintung (RE) 3.3

Muarasari 0.4

Pakuan (RE) 1.5

Ranggamekar 0.5

Total 22.3

2. Perdagangan dan jasa Empang 0.7

Total 0.7

a

RE = rumah mewah

Pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 17% digunakan untuk permukiman karena tingginya kebutuhan penduduk untuk tempat tinggal sebagai implikasi semakin sempitnya lahan yang tersedia. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 23. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 17.


(33)

Tabel 17. Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Batutulis 2.3

Cikaret 1.8

Cipaku 1.0

Genteng 9.2

Harjasari 0.0

Kertamaya (RE) 2.3

Lawang Gintung (RE) 1.7

Muarasari 0.1

Mulyaharja (RE) 4.7

Pakuan 1.4

Pamoyanan (RE) 1.9

Rancamaya (RE) 4.8

Ranggamekar 0.9

Total 32.2

a RE = rumah mewah

Pengalokasian kawasan tempat pemakaman umum di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 63% digunakan untuk permukiman diduga akibat semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk tempat tinggal. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 24. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak

sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Batutulis 0.7

Empang 3.1

Mulyaharja (RE) 0.7

Pamoyanan (RE) 1.5

Total 6.0

a

RE = rumah mewah

Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031

Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 menunjukkan bahwa pengalokasian ruang yang sesuai terluas di kawasan permukiman (2361.1 Ha) dan yang tidak sesuai terluas di kawasan perdagangan (145 Ha). Luasnya pemanfaatan ruang yang sesuai untuk permukiman dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman atau kota satelit I bagi kota inti Bogor Tengah (Bappeda 2012). Sebaliknya, luasnya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai di kawasan perdagangan digunakan untuk industri, permukiman, pendidikan, dan pemerintahan karena kecenderungan masyarakat yang ingin tinggal di kawasan perdagangan, sehingga memudahkan dalam mobilitas.

Kawasan pertanian dalam RTRW tahun 2011-2031 terletak di Kelurahan Cikaret. Kawasan ini tidak sesuai 5% digunakan untuk permukiman karena hak milik lahan sudah berpindah tangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 25.


(34)

Tabel 19. Kesesuaian Pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 2011-2031

No. Kawasan Total Luas (Ha)

Luas (Ha)

Sesuai Tidak Sesuai

Ha % Ha % Penggunaan Lahan 1. Pertanian 69.0 66.8 95 3.5 5 Permukiman

2. Permukiman 2397.8 2361.1 94 36.6 6 Industri,Perdagangan 3. Perdagangan 300.7 155.2 52 145.0 48 Industri, Permukiman 4. Industri 26.0 15.0 58 11.0 42 Permukiman

5. Pemerintahan 11.6 4.8 41 6.8 59 Permukiman 6. RTH 15.3 14.8 97 0.6 3 Permukiman 7. TPU 149.8 132.4 88 17.4 12 Permukiman, Total 2970.9 2750.1 220.8

Pengalokasian kawasan permukiman tidak sesuai 6% digunakan untuk industri dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 26. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan permukiman terluas digunakan untuk industri di Kelurahan Lawang Gintung. Hal ini diduga karena pelaku industri ingin mendekati tempat tinggal penduduk, sehingga memudahkan dalam pemasaran produk. Selain itu, Kelurahan Lawang Gintung sangat strategis untuk industri karena berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi pusat perdagangan Kota Bogor.

Tabel 20. Luas penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahandalam RTRW tahun 2011-2031

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Industri

Bojongkerta 2.7

Harjasari 1.9

Lawanggintung 4.6

Muarasari 2.6

Pamoyanan 0.4

Ranggamekar 2.1

Total 14.4

2. Perdagangan dan jasa

Batutulis 0.4

Bojongkerta 0.5

Bondongan 1.4

Cikaret 1.7

Cipaku 1.4

Empang 3.2

Genteng 0.9

Mulyaharja 1.2

Pamoyanan 1.4

Rancamaya 1.4

Rangga Mekar 0.6

Total 14.1

Pengalokasian kawasan perdagangan dan jasa tidak sesuai 48% digunakan untuk industri dan permukiman. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 27.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 21. Tabel 21 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan perdagangan dan jasa terluas digunakan untuk permukiman di Kelurahan Harjasari. Hal ini karena masyarakat ingin tinggal di


(35)

dekat pusat perdagangan untuk memudahkan mobilitas. Selain itu, kelurahan ini sangat strategis, berada di dekat jalan utama yang menghubungkan Kota dan Kabupaten Bogor.

Tabel 21. Luas pengggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Industri

Harjasari 0.4

Muarasari 0.9

Pamoyanan 0.2

Ranggamekar 0.2

Total 1.7

2. Permukiman

Batutulis 12.4

Bojongkerta 0.1

Bondongan (RE) 18.7

Cikaret 6.9

Cipaku (RE) 7.5

Empang 15.1

Genteng 5.7

Harjasari 22.0

Kertamaya 7.4

Lawang Gintung (RE) 9.2

Muarasari 2.6

Mulyaharja (RE) 24

Pakuan (RE) 5.4

Pamoyanan (RE) 18.9

Ranggamekar 5.0

Total 141.9

a RE = rumah mewah

Pengalokasian kawasan industri tidak sesuai 42% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Harjasari diduga karena di lokasi kawasan ini tidak didirikan industri, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 28.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Batu Tulis (RE) 3.9

Harjasari 5.5

Pakuan (RE) 1.6

Total 11

a

RE = rumah mewah

Pengalokasian kawasan pemerintahan tidak sesuai 59% digunakan untuk permukiman, diduga karena lemahnya pengawasan oleh pemerintahan Kota Bogor terkait dengan pemberian izin mendirikan bangunan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 29. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 23.


(36)

Tabel 23. Luas penggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman Kertamaya 0.5

Pakuan 6.3

Total 6.8

Pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau tidak sesuai 3% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Rancamaya karena semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk kebutuhan rumah tinggal seiring meningkatnya jumlah penduduk. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 30. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Cipaku 0.1

Empang 0.1

Pamoyanan 0.1

Rancamaya 0.2

Ranggamekar 0.1

Total 0.6

Pengalokasian kawasan tempat pemakaman umum tidak sesuai 12% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Genteng karena semakin semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk tempat tinggal seiring meningkatnya jumlah penduduk. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 31. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Batutulis 0.4

Cikaret 0.9

Cipaku 4.6

Empang 0.6

Genteng 10.4

Harjasari 0.5

Total 17.4

Analisis Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan

Nilai Land Rent untuk Perdagangan

Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di kawasan perdagangan dan permukiman disajikan pada Tabel 26. Tabel 26 menunjukkan bahwa lahan untuk perdagangan di kawasan perdagangan memiliki nilai land rent lebih besar dibandingkan dengan land rent di kawasan permukiman karena banyaknya jenis usaha yang berpusat atau beraglomerasi di kawasan perdagangan. Salah satu


(37)

keuntungan dengan adanya aglomerasi adalah penghematan biaya produksi, seperti biaya transportasi pembelian bahan baku dan pemasaran produk akibat lokasi yang berdekatan. Rendahnya nilai land rent untuk perdagangan di kawasan permukiman dikarenakan biaya transportasi yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku lebih besar akibat lokasi yang berjauhan dengan pusat perdagangan bahan baku.

Tabel 26. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di kawasan perdagangan dan permukiman

No. Kawasan Nilai Land Rent (Rp/m

2

/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Perdagangan 192.593 3.291.111 906.228

2. Permukiman 248.542 630.000 360.396

Rata-rata 633.312

Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 menunjukkan bahwa rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di kawasan perdagangan terbesar di Kelurahan Mulyaharja dan nilai terendah di Kelurahan Genteng. Nilai land rent untuk perdagangan di kawasan permukiman terbesar di Kelurahan Mulyaharja dan nilai terendah di Kelurahan Bojongkerta.

Tabel 27. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan No. Kelurahan Kawasan Nilai Land Rent (Rp/m2/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Harjasari

Perdagangan

500.000 1.350.536 798.884 2. Kertamaya 250.000 1.796.786 616.437 3. Mulyharja 348.679 3.291.111 1.559.324 4. Pamoyanan 192.593 2.700.741 944.492

5. Genteng 415.444 656.500 517.314

Rata-rata 887.290

6. Bojongkerta

Permukiman

298.000 305.625 301.813

7. Mulyaharja 248.542 480.000 728.542

8. Pamoyanan 300.625 364.375 332.500

9. Rancamaya 256.000 630.000 443.000

Rata-rata 451.464

Besarnya nilai land rent untuk perdagangan di Kelurahan Mulyaharja, baik di kawasan perdagangan maupun di kawasan permukiman disebabkan letaknya yang berdekatan dengan lokasi wisata The Jungle Bogor dan perumahan mewah Bogor Nirwana Residence. Banyaknya wisatawan yang datang ke tempat wisata The Jungle membuat jumlah konsumen semakin banyak dan meningkatkan pendapatan. Adanya perumahan mewah menyebabkan harga jual produk lebih tinggi dibandingkan di kawasan permukiman biasa karena menyesuaikan dengan harga sewa bangunan perdagangan. Rendahnya nilai land rent untuk perdagangan di Kelurahan Genteng dikarenakan kelurahan ini sebagian besar digunakan untuk kawasan tempat pemakaman umum (TPU), sehingga usaha perdagangan tidak berkembang. Rendahnya nilai land rent untuk perdagangan di Kelurahan Bojongkerta dikarenakan letaknya yang jauh dari pusat aktivitas penduduk dan jauh dari jalan arteri sekunder Kota Bogor. Sebagian besar lahan digunakan untuk permukiman dengan kepadatan rendah, sehingga aktivitas masyarakat untuk


(38)

perdagangan sangat rendah. Hal ini membuat usaha perdagangan di kelurahan ini tidak berkembang.

Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan berdasarkan jenis usaha disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 menunjukkan bahwa nilai land rent terbesar untuk usaha warung internet, sedangkan nilai terendah untuk usaha toko elektronik. Besarnya nilai land rent usaha warung internet dipengaruhi oleh faktor lokasi warung internet. Lokasi yang dekat dengan kawasan permukiman, pemerintahan, dan fasilitas pendidikan membuat jumlah konsumen semakin banyak. Selain itu, luas lahan yang digunakan untuk warung internet relatif lebih kecil sehingga biaya input lahan tidak terlalu mahal. Rendahnya nilai land rent untuk toko elektronik dipangaruhi oleh besarnya biaya input seperti sewa ruko, listrik, lokasi toko dan luas lahan yang digunakan untuk bangunan. Nilai land rent untuk warung makan sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi. Lokasi ini sangat menentukan banyak sedikitnya jumlah konsumen yang datang, sehingga akan mempengaruhi jumlah output yang diterima. Nilai land rent untuk bengkel motor dipengaruhi oleh besarnya biaya input seperti perawatan mesin dan listrik. Nilai land rent untuk toko bangunan dipengaruhi oleh luasnya lahan yang digunakan untuk bangunan dan gudang penyimpanan produk, sehingga biaya input lahan yang dikeluarkan relatif lebih besar.

Tabel 28. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan berdasarkan jenis usaha No. Jenis Usaha Nilai Land Rent (Rp/m

2

/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Warung Makan 250.000 2.057.143 932.363 2. Warung Internet 248.542 1.750.000 943.021 3. Bengkel Motor 250.400 695.000 453.955 4. Toko Bangunan 256.000 1.796.786 642.418 5. Toko Elektronik 331.429 500.000 415.715

Rata-rata 677.494

Nilai Land Rent untuk Permukiman

Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman, perdagangan, dan pertanian disajikan pada Tabel 29. Tabel 29 menunjukkan nilai land rent untuk permukiman di kawasan perdagangan memiliki nilai terbesar dan nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman lebih besar dibandingkan di kawasan pertanian. Besarnya nilai land rent untuk permukiman di kawasan perdagangan dikarenakan nilai jual objek pajak (NJOP) pada kawasan perdagangan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan permukiman dan pertanian. Nilai NJOP ini ditetapkan oleh pemerintah, terdiri dari harga lahan, kelas bangunan, nilainya bervariasi tergantung dari aksesibilitas, produktivitas lahan, dan kondisi fisik lahan atau bangunan. Rendahnya nilai land rent untuk permukiman di kawasan pertanian dipengaruhi faktor lokasi, kemudahan aksesibilitas ke jalan utama, dan nilai land rent kawasan pertanian yang rendah. Umumnya lahan pertanian berada jauh dari kawasan permukiman dan perdagangan, sehingga jarak yang ditempuh ke jalan utama lebih sulit. Hal ini menyebabkan nilai jual lahan untuk permukiman di kawasan pertanian menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan di kawasan permukiman dan perdagangan. Nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman hampir sama dengan di kawasan perdagangan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor produktivitas


(39)

penggunaan lahan untuk perdagangan, sehingga mempengaruhi jumlah output yang didapatkan.

Tabel 29. Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman, perdagangan, dan pertanian

No. Kawasan Nilai Land Rent (Rp/m

2

/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata

1. Permukiman 10.000 31.625 19.332

2. Perdagangan 5.951 40.082 19.992

3. Pertanian 12.674 6.467 9.571

Rata-rata 16.298

Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan disetiap kelurahan disajikan pada Tabel 30. Tabel 30 menunjukkan nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman terbesar di Kelurahan Rancamaya dan nilai terendah di Kelurahan Mulyaharja. Nilai land rent untuk permukiman di kawasan perdagangan terbesar di Kelurahan Genteng dan nilai terendah di Kelurahan Kertamaya. Pada kawasan pertanian nilai land rent untuk permukiman di Kelurahan Cikaret memiliki nilai terendah dibandingkan kelurahan lainnya pada kawasan permukiman dan perdagangan.

Tabel 30. Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di setiap kelurahan No. Kelurahan Kawasan Nilai Land Rent (Rp/m2/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Bojongkerta

Permukiman

13.953 27.315 20.326

2. Mulyaharja 10.000 27.841 16.268

3. Pamoyanan 13.017 31.625 20.573

4. Rancamaya 15.000 26.071 20.928

Rata-rata 19.524

5. Harjasari

Perdagangan

8.558 25.830 18.341

6. Kertamaya 16.708 19.286 17.997

7. Mulyaharja 5.951 40.082 20.859

8. Pamoyanan 17.839 25.000 20.711

9. Genteng 15.625 27.083 21.354

Rata-rata 19.852

10. Cikaret Pertanian 6.467 12.674 9.571

Rata-rata 9.571

Besarnya nilai land rent untuk permukiman di Kelurahan Rancamaya dikarenakan di wilayah tersebut sebagian besar merupakan permukiman rumah mewah dan lokasinya dekat dengan akses jalan tol, sehingga mempengaruhi nilai jual tanah di kelurahan tersebut. Nilai land rent untuk permukiman di Kelurahan Bojongkerta, Mulyaharja, dan Pamoyanan, juga dipengaruhi oleh banyaknya permukiman rumah mewah, akan tetapi jika dibandingkan dengan kelurahan Rancamaya aksesibilitasnya ke jalan tol lebih jauh, sehingga nilai jualnya lebih rendah. Besarnya nilai land rent lahan untuk permukiman pada kawasan perdagangan di Kelurahan Genteng dipengaruhi oleh nilai bangunan yang tinggi. Nilai tanah di Kelurahan Genteng lebih rendah dibandingkan Kelurahan Harjasari dan Mulyaharja, akan tetapi nilai bangunan di kelurahan ini umumnya lebih tinggi. Nilai land rent lahan untuk permukiman pada kawasan perdagangan di Kelurahan Pamoyanan lebih besar dibandingkan di kawasan permukiman. Hal ini


(40)

dipengaruhi oleh nilai jual objek pajak (NJOP) di kawasan perdagangan yang lebih besar dibandingkan dengan di kawasan permukiman. Nilai NJOP ini ditetapkan oleh pemerintah. Rendahnya nilai land rent lahan untuk permukiman pada kawasan pertanian di Kelurahan Cikaret dipengaruhi oleh faktor lokasi dan kemudahan aksesibilitas ke jalan utama. Lahan pertanian memiliki produktivitas lahan yang tinggi, akan tetapi faktor lokasi dan aksesibilitas ini membuat nilai jual lahan menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan kawasan perdagangan dan permukiman.

Nilai Land Rent untuk Pertanian

Rata-rata nilai land rent untuk pertanian disajikan pada Tabel 31. Tabel 31 menunjukkan nilai land rent untuk padi memiliki nilai terbesar, sedangkan nilai terendah untuk jagung. Besarnya nilai land rentuntuk padi dikarenakan harga jual padi yangi lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya, sehingga jumlah output yang didapat relatif lebih besar. Rendahnya nilai land rent untuk jagung dipengaruhi oleh harga jual yang relatif rendah dan besarnya biaya input yang harus dikeluarkan terutama dalam pengolahan lahan, pembelian benih, pemakaian pupuk, dan biaya pasca panen. Nilai land rent untuk talas dipengaruhi oleh harga jual talas yang cukup tinggi dan rendahnya biaya input seperti bibit yang mudah didapatkan, sehingga petani tidak mengeluarkan biaya untuk membeli bibit. Nilai land rent untuk singkong juga dipengaruhi oleh rendahnya biaya input seperti bibit yang mudah didapatkan, akan tetapi harga jual singkong relatif lebih rendah dibandingkan dengan talas. Selain itu, dalam setahun masa tanam talas dapat dilakukan sebanyak tiga kali, berbeda dengan singkong yang masa tanamnya hanya sekali dalam setahun. Hal ini sangat mempengaruhi jumlah output yang diterima petani talas dan singkong. Nilai land rent untuk tanaman timun dipengaruhi besarnya biaya input yang dikeluarkan, terutama dalam pengolahan lahan dan pemakaian pupuk. Harga jual tanaman timun lebih tinggi dibandingkan talas dan singkong, akan tetapi tingginya biaya input yang dikeluarkan sangat mempengaruhi pendapatan bersih petani.

Tabel 31. Rata-rata nilai land rent untuk pertanian

No. Kelurahan Komoditas Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum Rata-rata

1. Cikaret Padi 4.848 20.995 15.496

2. Cikaret Talas 7.664 16.225 11.945

3. Cikaret Jagung 584 584 584

4. Cikaret Timun 9.164 9.164 9.164

5. Cikaret Singkong 2.470 2.470 2.470


(41)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan dari yang terluas adalah permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, TPU, situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.

Alokasi ruang RTRW tahun 1999-2009 dalam RTRW tahun 2011-2031 berubah dari kawasan budidaya (100%) menjadi kawasan lindung (8.3%) dan budidaya (91.7%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sempadan sungai. Kawasan permukiman berubah dari permukiman dan permukiman koefisien dasar bangunan (KDB) rendah menjadi permukiman kepadatan rendah, sedang, dan tinggi. Kawasan RTH berubah dari kawasan RTH / taman / lapangan olahraga menjadi kawasan RTH. Dalam RTRW tahun 2001-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH).

Kesesuaian pengalokasian ruang di Kecamatan Bogor Selatanberdasarkan RTRW tahun 1999-2009pada kawasan pertanian (88%), permukiman (98%), perdagangan dan jasa (45%), industri (33%), pemerintahan (46%), RTH (83%), dan TPU (63%). Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 pada kawasan pertanian (95%), permukiman (94%), perdagangan dan jasa (52%), industri (58%), pemerintahan (41%), RTH (97%), dan TPU (88%).

Rata-rata nilai land rentdi Kecamatan Bogor Selatanuntuk perdagangan Rp. 633.312 /m2/tahun, untuk permukiman Rp. 16.298 /m2/tahun, dan untuk pertanian Rp. 7.932 /m2/tahun.

Saran

Perlu ketegasan dari pemerintah Kota Bogor, khususnya Kecamatan Bogor Selatan dalam penerapan aturan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian penggunaan lahan terhadap arahan RTRW yang telah ditetapkan.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Rencana Pengembangan dan Penataan Ruang Kota Bogor tahun 1999-2009.

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Kota Bogor. 2 : 2-39.

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2012. Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor tahun 1999-2009.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Bogor Selatan dalam Angka. hlm 2, 16.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Data Kota Bogor. hlm 1, 4.

Ernawi I. 2007. Peran Penataan Ruang dalam Dimensi Nasional sebagai Piranti dalam Pemilihan Kebijakan. Konferensi Nasional Teknik Jalan ke-8 HPJI. Jakarta.

Prasetyo A. 2011. Modul Dasar ArcGis : Aplikasi Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor ; Institut Pertanian Bogor (IPB).

Rustiadi E. 2001. Alih Fungsi Lahan Dalam Perspektif Lingkungan Perdesaan.

Lokakarya Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Lingkungan


(43)

(44)

30 Lampiran 1. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pertanian Kecamatan Bogor Selatan Tabel L1a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. CIK1 Cikaret Sawah 697857 9267383 20.644

15.496

2. CIK2 Cikaret Sawah 697933 9267490 20.995

3. CIK3 Cikaret Sawah 698047 9267517 4.848

4. CIK4 Cikaret Talas 697971 9267723 7.664

11.945

5. CIK5 Cikaret Talas 697868 9267937 16.225

6. CIK6 Cikaret Jagung 698085 9267943 584 584

9.164 2.470

7. CIK7 Cikaret Timun 698214 9267977 9.164

8. CIK8 Cikaret Singkong 697881 9268214 2.470

Rata-rata 7.932

Tabel L1b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. CIK9 Cikaret Pemukiman 697860 9267363 12.674

9.571


(45)

Lampiran 2. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan perdagangan Kecamatan Bogor Selatan Tabel L2a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata 1. HRJ6 Harjasari Toko elektronik 704104.5 9263816 500.000

798.884 2. HRJ7 Harjasari Warung makan 703314.3 9264873 650.000

3. HRJ8 Harjasari Warung makan 703915.3 9263142 1.350.536 4. HRJ9 Harjasari Bengkel motor 704087.8 9262335 695.000 5. KTM1 Kertamaya Warung makan 701616.5 9264832 250.000

616.437 6. KTM2 Kertamaya Toko bangunan 701747.1 9264607 510.000

7. KTM3 Kertamaya Warung internet 701934.7 9264477 275.000 8. KTM4 Kertamaya Toko bangunan 702159.1 9264480 1.796.786 9. KTM5 Kertamaya Bengkel motor 701877.7 9264627 250.400 10. MLY7 Mulyaharja Toko alat pancing 697431.6 9265213 601.143

1.559.324 11. MLY8 Mulyaharja Toko bangunan 697258.7 9265018 348.679

12. MLY9 Mulyaharja Warung makan 697636.4 9265323 2.057.143 13. MLY10 Mulyaharja Toko ordeng 697377 9265705 3.291.111 14. MLY11 Mulyaharja Warung internet 697349.7 9265609 1.498.542


(46)

Tabel L2a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata 15. PMY 1 Pamoyanan Toko air isi ulang 699542.8 9265030 477.903

944.492 16. PMY 2 Pamoyanan Warung internet 699588.4 9264860 1.750.000

17. PMY 3 Pamoyanan Toko furniture 699803.5 9265101 214.286 18. PMY 4 Pamoyanan Toko elektronik 699836.1 9265623 331.429 19. PMY 5 Pamoyanan Toko JNE 699614.5 9265128 2.700.741 20. PMY 6 Pamoyanan Toko mainan 699842.6 9265414 192.593 21. GTG1 Genteng Toko grosir minuman 700888 9265602 415.444

517.314

22. GTG2 Genteng Warung makan 700677 9265785 656.500

23. GTG3 Genteng Bengkel motor 701084 9265228 480.000


(47)

33 Tabel L2b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. HRJ1 Harjasari Pemukiman 703420 9264795 8.558

18.341

2. HRJ2 Harjasari Pemukiman 703253.1 9264929 25.830

3. HRJ3 Harjasari Pemukiman 703970.9 9262942 20.220

4. HRJ4 Harjasari Pemukiman 704048.8 9262714 20.060

5. HRJ5 Harjasari Pemukiman 704060 9263732 17.037

6. KTM6 Kertamaya Pemukiman 701817.4 9264644 19.286

17.997

7. KTM7 Kertamaya Pemukiman 702082.1 9264520 16.708

8. MLY1 Mulyaharja Pemukiman 697227.5 9265339 5.951

20.859

9. MLY2 Mulyaharja Pemukiman 697169.9 9265047 18.667

10. MLY3 Mulyaharja Pemukiman 697404.2 9265146 20.052

11. MLY4 Mulyaharja Pemukiman 697367.2 9265655 16.900

12. MLY5 Mulyaharja Perumahan 697663.7 9265696 23.500

13. MLY6 Mulyaharja Perumahan 697745.6 9265755 40.082


(48)

Tabel L2b. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

14. PMY 7 Pamoyanan Pemukiman 699862.1 9265916 25.000

20.711

15. PMY 8 Pamoyanan Pemukiman 699810 9265349 17.839

16. PMY 9 Pamoyanan Pemukiman 699497.2 9264587 21.129

17. PMY 10 Pamoyanan Pemukiman 699464.6 9265017 18.838

18. PMY 11 Pamoyanan Pemukiman 699490.6 9265134 21.508

19. PMY 12 Pamoyanan Pemukiman 699314.7 9264339 19.952

20. GTG4 Genteng Pemukiman 700967 9265442 27.083

21.354

21. GTG5 Genteng Pemukiman 701170 9265144 15.625


(49)

Lampiran 3. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pemukiman Kecamatan Bogor Selatan Tabel L3a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. BJG3 Bojongkerta Pemukiman 704037 9261566 27.315

20.326

2. BJG4 Bojongkerta Pemukiman 703797 9261405 19.181

3. BJG5 Bojongkerta Pemukiman 703821 9261793 14.063

4. BJG6 Bojongkerta Pemukiman 703664 9262174 26.518

5. BJG7 Bojongkerta Pemukiman 703456 9262406 22.078

6. BJG8 Bojongkerta Pemukiman 703087 9262991 18.333

7. BJG9 Bojongkerta Pemukiman 703519 9261982 13.953

8. BJG10 Bojongkerta Pemukiman 703377 9261440 16.190

9. BJG11 Bojongkerta Pemukiman 702949 9261550 26.875

10. BJG12 Bojongkerta Pemukiman 702717 9262701 18.750


(50)

Tabel L3a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata 11. MLY14 Mulyaharja Pemukiman 697433.8 9265985 12.656

16.268 12. MLY15 Mulyaharja Pemukiman 697570.2 9266402 22.625

13. MLY16 Mulyaharja Pemukiman 698051.9 9267109 12.760 14. MLY17 Mulyaharja Pemukiman 698276.7 9267293 10.714 15. MLY18 Mulyaharja Pemukiman 698348.9 9267574 27.778

16. MLY19 Mulyaharja Pemukiman 697787 9265086 17.750

17. MLY20 Mulyaharja Pemukiman 697112.6 9264837 24.306 18. MLY21 Mulyaharja Pemukiman 696879.8 9264909 27.841 19. MLY22 Mulyaharja Pemukiman 696663.1 9264475 11.964 20. MLY23 Mulyaharja Pemukiman 696390.2 9264186 14.063 21. MLY24 Mulyaharja Pemukiman 696028.9 9264267 10.000 22. MLY25 Mulyaharja Pemukiman 698035.8 9264668 11.833 23. MLY26 Mulyaharja Pemukiman 697489.9 9264540 11.500 24. MLY27 Mulyaharja Pemukiman 697345.4 9263930 11.964


(51)

Tabel L3a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

25. PMY15 Pamoyanan Pemukiman 699888.2 9266503 25.133

20.573

26. PMY16 Pamoyanan Pemukiman 699816.5 9266242 16.115

27. PMY17 Pamoyanan Pemukiman 699946.9 9265812 23.079

28. PMY18 Pamoyanan Pemukiman 699549.3 9265864 19.525

29. PMY19 Pamoyanan Pemukiman 699966.4 9265010 13.646

30. PMY20 Pamoyanan Pemukiman 699301.6 9264235 18.761

31. PMY21 Pamoyanan Pemukiman 698767.2 9264130 13.017

32. PMY22 Pamoyanan Pemukiman 698258.9 9264065 25.375

33. PMY23 Pamoyanan Pemukiman 699112.6 9265271 22.750

34. PMY24 Pamoyanan Pemukiman 698982.3 9265857 18.238

35. PMY25 Pamoyanan Pemukiman 699132.2 9264906 20.469

36. PMY26 Pamoyanan Pemukiman 698122 9263674 27.500

37. PMY27 Pamoyanan Pemukiman 698415.3 9263824 17.708

38. PMY28 Pamoyanan Pemukiman 699340.7 9264613 31.625

39. PMY29 Pamoyanan Pemukiman 700018.5 9265362 15.648


(52)

Tabel L3a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

40. RNC3 Rancamaya Pemukiman 702355 9262940 21.250

20.928

41. RNC4 Rancamaya Pemukiman 702366 9262567 15.000

42. RNC5 Rancamaya Pemukiman 702594 9262345 23.750

43. RNC6 Rancamaya Pemukiman 702379 9262083 19.167

44. RNC7 Rancamaya Pemukiman 702036 9262140 22.500

45. RNC8 Rancamaya Pemukiman 702043 9262638 26.071

46. RNC9 Rancamaya Pemukiman 702426 9261670 23.712

47. RNC10 Rancamaya Pemukiman 701791 9261942 16.750

48. RNC11 Rancamaya Pemukiman 701976 9261616 20.154


(53)

Tabel L3b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata 1. BJG1 Bojongkerta Toko sendal 704205 9261605 305.625

301.813 2. BJG2 Bojongkerta Toko kusen 704128 9261586 298.000

3. MLY12 Mulyaharja Bengkel motor 697393.6 9266057 480.000

728.542 4. MLY13 Mulyaharja Warung internet 697401.6 9265824 248.542

5. PMY13 Pamoyanan Toko bangunan 699940.3 9265701 300.625

332.500 6. PMY14 Pamoyanan Bengkel motor 699953.4 9265616 364.375

7. RNC1 Rancamaya Warung makan 702362 9262850 630.000

443.000 8. RNC2 Rancamaya Toko bangunan 702349 9262658 256.000

Rata-rata 451.464


(1)

Lampiran 23. Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 1999-2009


(2)

Lampiran 25. Peta penggunaan kawasan pertanain dalam RTRW tahun 2011-2031

Lampiran 26. Peta penggunaan kawasan permukiman dalam RTRW tahun 2011-2031


(3)

Lampiran 27. Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun 2011-2031


(4)

Lampiran 29. Peta penggunaan kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun 2011-2031


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu Selatan pada tanggal 29 November 1990 dari Ayah Mat Burzan dan Ibu Zurainah. Penulis adalah putrakelima dari lima bersaudara. Tahun 2008penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kota Manna, Bengkulu Selatan, dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis bergabung dalam kepengurusan organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT) pada periode kepengurusan 2010-2011. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan PILMITANAS 2011 (Pekan Ilmiah Mahasiswa Ilmu Tanah Nasional) sebagai liaison officer.