Efektivitas Pemberian Sinbiotik Teknis dengan Dosis Berbeda pada Pemeliharaan Udang Vaname (Litopanaeus vannamei) di Tambak

EFEKTIVITAS PEMBERIAN SINBIOTIK TEKNIS DENGAN
DOSIS BERBEDA PADA PEMELIHARAAN UDANG
VANAME (Litopanaeus vannamei) DI TAMBAK

RIZKI PRASETO

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Pemberian
Sinbiotik Teknis dengan Dosis Berbeda pada Pemeliharaan Udang Vaname
(Litopanaeus vannamei) di Tambak adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013
Rizki Praseto
NIM C14090063

ABSTRAK
RIZKI PRASETO. Efektivitas Pemberian Sinbiotik Teknis dengan Dosis Berbeda
pada Pemeliharaan Udang Vaname (Litopanaeus vannamei) di Tambak.
Dibimbing oleh SUKENDA dan WIDANARNI.
Permintaan terhadap udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang semakin
meningkat membuat sistem budidaya udang harus menggunakan sistem budidaya
intensif. Namun dengan menggunakan sistem intensif pada budidaya udang
vaname dapat meningkatkan peluang timbulnya penyakit yang menyebabkan
produksi udang vaname dapat menurun. Penggunaan sinbiotik metode yang
sederhana merupakan salah satu solusi dalam mengatasi masalah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan sinbiotik teknis
dengan dosis berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang
vaname yang dipelihara di tambak. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari
empat perlakuan yaitu perlakuan K (kontrol), perlakuan A (probiotik 0,5% dan

prebiotik 1%), perlakuan B (probiotik 1% dan prebiotik 2%), dan perlakuan C
(probiotik 2% dan prebiotik 4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
sinbiotik pada semua perlakuan memiliki nilai sintasan, laju pertumbuhan, rasio
konversi pakan, size, dan biomassa panen yang tidak berbeda nyata berdasarkan
uji Anova (p>0,05). Akan tetapi berdasarkan analisa usaha perlakuan sinbiotik A
memberikan keuntungan lebih tinggi (Rp10.230,00) dibandingkan dengan
perlakuan kontrol (Rp9.707,00).
Kata kunci: Litopenaeus vannamei, sinbiotik, media teknis

ABSTRACT
RIZKI PRASETO. Effectiveness Of Different doses on Technical Sinbiotic
Maintenance White Shrimp (Litopanaeus vannamei) in shrimp pond. Supervised
by SUKENDA and WIDANARNI.
Demand for white shrimp (Litopenaeus vannamei) increasing to make the system
of shrimp culture should be using the system intensive cultivation. However, by
using a system of intensive white shrimp culture can increase the chances of the
disease that causes the production of white shrimp may decline. Used sinbiotic
simple method was one solution to the problem. This study aimed to test the
effectiveness of the use of technical sinbiotik with different doses on the survival
and growth of white shrimp was kept in ponds. The treatment in this study

consisted of four treatments where treatment K (control), treatment A (probiotic
0.5% and prebiotics 1%), treatment B (probiotics 1% and prebiotics 2%), and
treatment C (probiotics 2% and prebiotics 4%). The results showed that
administration of sinbiotic on all treatments have survival rate, growth rate, feed
conversion ratio, size, and biomass yields were not significantly different by
Anova test (p> 0.05). However, based on analysis of business treatment sinbiotik
A gives higher profits (Rp10.230,00) compared to the control treatment
(Rp9.707,00).
Keywords: Litopenaeus vannamei, sinbiotic, technical media

EFEKTIVITAS PEMBERIAN SINBIOTIK TEKNIS DENGAN
DOSIS BERBEDA PADA PEMELIHARAAN UDANG
VANAME (Litopanaeus vannamei) DI TAMBAK

RIZKI PRASETO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada

Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Efektivitas Pemberian Sinbiotik Teknis dengan Dosis Berbeda pada
Pemeliharaan Udang Vaname (Litopanaeus vannamei) di Tambak
Nama
: Rizki Praseto
NIM
: C14090063

Disetujui oleh

Dr Ir Sukenda, M.Sc
Pembimbing I


Dr Ir Widanarni, M.Si
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efektivitas Pemberian
Sinbiotik Teknis dengan Dosis Berbeda pada Pemeliharaan Udang Vaname
(Litopanaeus vannamei) di Tambak".
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr Ir Sukenda, MSc dan Ibu Dr Ir Widanarni, MSi selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan selama
pengerjaan penelitian ini.
2. Ibu Yuni Puji Hastuti, SPi MSi dan Bapak Ir Dadang Shafruddin, MS

selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan S1 departemen
budidaya perairan yang telah banyak memberikan kritik dan saransarannya.
3. Bapak Dr Ir Odang Carman, MSc selaku dosen pembimbing akademik
yang telah banyak memberikan masukan, semangat dan motivasi.
4. Bapak Ahmad Syaefudin, Bapak Riyono, serta para staf Tambak Pinang
Gading, Bakauheni, Lampung yang telah membantu selama pengumpulan
data.
5. Keluargaku tercinta terutama ayah, ibu dan adik tersayang (Hilda Melani)
serta keluarga besar yang telah banyak memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
6. Bapak Ranta, Bapak Marjanta, Mba Yuli, Mba Ovi, Ka Rahman, Kang
Adna, serta semua staf Departemen Budidaya Perairan
7. Ka Titi, Ka Jeni, Ka Nurlita, Doni, Galih, Fahrul, Reza, Devi, Fierco,
Wahyu, Zubed, Wiwik, Ami, Arif, Iin, Soya, Chacha, Ikhsan, serta rekanrekan BDP 45, 46, dan 47 yang telah banyak memberikan pengalamanpengalaman indah selama penulis menempuh pendidikan di Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap penelitian yang dituangkan dalam
sebuah skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat sesuai dengan yang
diharapkan.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2013
Rizki Praseto

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat

2

Materi Uji


2

Rancangan Percobaan

4

Prosedur Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

6
6
10
13


Simpulan

13

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

22


DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan perlakuan pemberian sinbiotik

4

Tabel 2 Satuan dan alat ukur kualitas air

5

Tabel 3 Hasli pengamatan kualitas air

8

Tabel 4 Analisa usaha pada akhir pengamatan

10

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sintasan udang vaname pada akhir pemeliharaan

7

Gambar 2 Laju pertumbuhan harian udang vaname

7

Gambar 3 Rasio konversi pakan udang vaname

8

Gambar 4 Size udang vaname pada akhir pemeliharaan

9

Gambar 5 Biomassa udang vaname pada akhir pemeliharaan

9

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Layout apa pada petak tambak

15

Lampiran 2 Hasil uji oligosakarida pada tepung ubi sukuh metode rebus

16

Lampiran 3 Rincian Analisa Usaha

20

Lampiran 4 Analisa statistik terhadap parameter penelitan

21

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2010
udang vaname (Litopanaeus vannamei) merupakan salah satu dari lima komoditas
unggulan marikultur di Indonesia. KKP menetapkan target produksi udang
vaname meningkat sampai 209% dari tahun 2009-2014, dengan ini maka
peningkatan produksi harus terjadi dari 244.650 ton pada tahun 2009 menjadi
511.000 ton pada tahun 2014. Untuk memenuhi target produksi tersebut maka
diperlukan budidaya udang secara intensif. Namun dengan menggunakan sistem
intensif dapat meningkatkan peluang timbulnya penyakit yang menyebabkan
produksi udang vaname dapat menurun.
Penyakit yang sering menyerang udang ditambak biasanya disebabkan
oleh virus atau disebut dengan penyakit viral dan bakteri atau disebut dengan
penyakit bakterial. Salah satu penyakit viral yang sering menjadi masalah utama
dalam budidaya udang vaname di tambak yaitu IMN (Infectious Myonecrosis)
yang disebabkan oleh virus IMNV (Infectious Myonecrosis Virus). Penyakit viral
ini ditemukan di Brazil pada tahun 2002 (Costa et al. 2009) dan masuk ke
Indonesia pada tahun 2006 (Senapin et al. 2007). Penyakit ini dapat menyebabkan
mortalitas udang mencapai 70% di tambak (Tang et al. 2008). Penyakit bakterial
yang menjadi masalah utama dalam budidaya udang vaname di tambak yaitu
vibriosis atau penyakit udang berpendar yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
harveyi. Menurut Austin dan Austin (1999), Vibrio harveyi adalah salah satu agen
penyakit vibriosis yang menyebabkan penyakit udang berpendar. Jika kondisi
udang menurun maka bakteri ini akan bersifat patogen.
Penggunaan antibiotik untuk mengatasi penyakit viral dan bakterial di
tambak udang merupakan suatu solusi yang kurang efektif karena antibiotik dapat
menyebabkan patogen menjadi resisten. Selain itu, antibiotik dapat menyebabkan
lingkungan sekitar menjadi tercemar. Metode lain dalam penanganan penyakit
viral dan bakterial ditambak yaitu dengan menggunakan sinbiotik. Menurut
Schrezenmeir dan Vrese (2001), sinbiotik merupakan kombinasi seimbang dari
probiotik dan prebiotik dalam mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan
bakteri yang menguntungkan dalam saluran pencernaan makhluk hidup. Menurut
Verschuere et al. (2000), probiotik adalah kultur hidup satu jenis mikroba atau
lebih yang memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang melalui peningkatan
sistem imun, memperbaiki kualitas lingkungan hidup inang, dan memperbaiki
nilai nutrisi pakan. Sedangkan prebiotik merupakan bahan pangan dengan
kandungan oligosakarida yang tidak dapat dicerna oleh inang tetapi memberikan
efek menguntungkan bagi inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroflora
normal di dalam saluran pencernaan inang (Schrezenmeir dan Vrese 2001). Pada
penelitian ini digunakan bakteri probiotik Vibrio alginolyticus SKT-b. Bakteri ini
memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen V. harveyi
dalam uji in vitro dan in vivo (Widanarni et al. 2003). Prebiotik yang digunakan
pada penelitian ini yaitu oligosakarida yang diperoleh dari ekstraksi tepung ubi
jalar varietas sukuh Ipomoea batatas yang telah diuji mampu mendukung
pertumbuhan bakteri probiotik (Marlis 2008).

2
Menurut Kadarusman (2012) pemberian sinbiotik 2 dosis (probiotik 2 %
dan prebiotik 4%) dapat menghasilkan sintasan udang vaname di tambak sebesar
70,04%. Akan tetapi penggunaan sinbiotik di tambak memiliki kendala yaitu
sulitnya pembuatan sinbiotik dan biaya pembuatannya yang mahal. Dalam
pengekstraksian oligosakarida sebagai prebiotik dibutuhkan biaya yang mahal
karena proses ekstraksi menggunakan etanol. Demikian juga produksi bakteri
probiotik SKT-B menggunakan media SWC yang juga mahal. Oleh karena itu
dibutuhkan metode yang lebih murah dan praktis untuk menekan biaya sinbiotik
tersebut. Pada penelitian ini digunakan media teknis sebagai pengganti media
SWC untuk mengkultur bakteri probiotik dan digunakan metode rebus (AOAC
1999) untuk mengekstraksi oligosakarida pada ubi sukuh sebagai prebiotik.
Sinbiotik ini disebut dengan sinbiotik teknis yang memiliki metode lebih murah
dan praktis.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan sinbiotik
teknis dengan dosis berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan
udang vaname yang dipelihara menggunakan hapa di tambak.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - September 2012 di Tambak
Pinang Gading, Bakauheni, Lampung dan Laboratorium Kesehatan Ikan,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Materi Uji
Penyiapan Sinbiotik
Penyiapan Probiotik
Penyiapan probiotik dilakukan dengan pertama-tama mengkultur bakteri
probiotik SKT-b pada media Sea Water Complete (SWC-agar miring) (5 g
bactopeptone, 1 g yeast extract, 3 ml gliserol, 15 g agar, 750 ml air laut, dan 250
ml akuades) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Selanjutnya bakteri
diinokulasikan ke dalam media teknis cair 5 % dan diinkubasikan selama 24 jam
dengan suhu ruang serta dilakukan pengocokan 4 jam sekali secara manual.
Setelah itu bakteri dicampurkan dengan prebiotik dan pakan. Sebelumnya
dilakukan pengamatan kepadatan bakteri pada media teknis 5% dan 10%.
Pengamatan kepadatan bakteri dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dengan
pengocokan setiap 4 jam pada media teknis 5% dan 10% dan diinkubasi selama
24 jam, kemudian diencerkan secara berseri dan disebar kedalam media TCBS.
Setelah diinkubasi selama 24 jam selanjutnya dilakukan penghitungan TPC (Total
Plate Count) bakteri.

3
Penyiapan Prebiotik
Pertama-tama ubi jalar varietas sukuh Ipomoea batatas L. dibuat tepung
terlebih dahulu yang mengacu pada metode Marlis (2008). Ubi jalar dicuci dan
dikupas kulitnya, kemudian diris-iris dengan menggunakan slicer sampai
ketebalan ± 1 mm. Irisan ubi jalar kemudian dikeringkan dalam oven pengering
pada suhu 55oC selama 5 jam hingga irisan-irisan tersebut bisa dipatahkan.
Kemudian irisan ubi yang sudah kering tersebut digiling menggunakan willey mill
dan diayak dengan ukuran ayakan 60 mesh. Setelah digiling selanjutnya tepung
ubi tersebut dikukus terlebih dahulu dengan perbandingan air (1:1) selama ± 30
menit. Setelah dikukus kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 55
o
C sampai tepung kembali kering.
Pengekstraksian oligosakarida di dalam tepung ubi jalar dilakukan dengan
mengacu pada metode AOAC (1999). Pertama-tama 5 gram tepung ubi jalar
dicampur dengan 40 ml air mendidih sambil diaduk. Ekstrak dipertahankan pada
suhu 85oC ± 2oC dengan pengadukan terus menerus selama 10 menit. Analisis
oligosakarida dilakukan terhadap ekstrak dengan menggunakan metode HPLC.
Setelah oligosakarida tererkstraksi selanjutnya dicampurkan kedalam pakan dan
probitik.
Pengujian Sinbiotik secara In Vivo
Persiapan Wadah dan Media Pemeliharaan
Wadah yang digunakan pada penelitian ini yaitu jaring hapa yang
memiliki ukuran 150 x 100 x 100 cm sebanyak 12 buah dengan ukuran mata
jaring 5 x 5 mm. Hapa tersebut diikatkan pada tiang bambu yang memiliki
ketinggian 1,5 m dan bagian bawah hapa ditancapkan ke dasar tambak. Pada
bagian atas hapa diberikan penutup berupa jaring agar udang tidak lolos dari hapa
serta mengurangi gangguan predator. Hapa ditempatkan dalam petak tambak yang
sudah berjalan masa produksi selama 42 hari pasca penebaran di tambak. Desain
hapa disajikan pada Lampiran 1.
Persiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu udang yang berumur
42 hari pasca penebaran dan berasal dari Tambak Pinang Gading. Udang
ditangkap menggunakan jaring dan diukur bobotnya menggunakan timbangan
kemudian dicari bobot rata-rata udang tersebut. Bobot rata-rata udang yang
digunakan pada penelitian ini yaitu 2,52 ± 0,29 gram/ekor. Setelah ditimbang
udang dimasukan ke dalam hapa dengan jumlah udang tiap hapa yaitu 100 ekor.
Persiapan Pakan Uji
Pakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pakan komersil dengan
kadar protein sebesar 28-38%. Proses persiapan pakan uji meliputi pencampuran
probiotik, prebiotik, pakan, dan kuning telur serta pengeringan pakan yang sudah
tercampur dengan probiotik, prebiotik, dan kuning telur. Pertama-tama jumlah
probiotik dan prebiotik yang dibutuhkan ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan
masing-masing perlakuan. Setelah itu kuning telur dengan dosis 2 % dari jumlah
pakan dimasukan kedalam wadah menggunakan pipet ukur, selanjutnya
dimasukan probiotik dan prebiotik yang sudah ditentukan dosisnya. Bahan-bahan
tersebut dicampurkan kedalam wadah dan diaduk secara merata kemudian
dimasukan pakan yang sudah ditentukan jumlahnya lalu diaduk kembali hingga
kuning telur, probiotik, dan prebiotik melekat pada pakan tersebut. Setelah

4
campuran bahan-bahan tersebut merata kemudian dilakukan pengeringan
menggunakan suhu ruang dan pakan siap diberikan ke udang.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Rancangan
perlakuan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rancangan perlakuan pemberian sinbiotik teknis dengan dosis berbeda
pada udang vaname.
Perlakuan
Keterangan
Pemberian
pakan
komersil
tanpa
penambahan sinbiotik (kontrol)
K
Pemberian pakan komersil dengan penambahan sinbiotik 0,5 dosis
A
(probiotik 0,5% + prebiotik 1%)
Pemberian pakan komersil dengan penambahan sinbiotik 1 dosis
B
(probiotik 1% + prebiotik 2%)
Pemberian pakan komersil dengan penambahan sinbiotik 2 dosis
C
(probiotik 2% + prebiotik 4%)
Pemberian pakan dilakukan sebanyak empat kali dalam sehari yaitu pada
pukul 06.00, 10.00, 14.00, dan 18.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan sesuai
dengan Feeding Rate (FR) yang diterapkan dalam manajemen pengelolaan
Tambak Pinang Gading, Bakauheni, Lampung yaitu sebesar 5 % menurun hingga
2,5 % sesuai dengan bobot udang vaname masing masing perlakuan. Selama
kegiatan penelitian dilakukan sampling bobot setiap 7 hari sekali. Pengukuran
kualitas air dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Penelitian ini dilakukan
selama 40 hari pada saat umur udang 42 hari hingga umur udang 82 hari.
Prosedur Analisis Data
Sintasan
Sintasan atau kelangsungan hidup merupakan presentase udang yang
hidup, penghitungan nilai sintasan udang menggunakan rumus sebagai berikut
(Effendie 1997) :

SR 

Nt
x100%
N0

Keterangan :
SR
= sintasan (%)
Nt
= jumlah individu pada akhir perlakuan (hari ke-t)
No
= jumlah individu pada awal perlakuan (hari ke-0)
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian atau Spesific Growth Rate (SGR) udang vaname
diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Huissman 1987):

5
 wt

 1 x100%
SGR  t
 w0 

Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan harian (%)
wt
= Bobot rata-rata pada akhir perlakuan (gram)
w0
= Bobot rata-rata pada awal perlakuan (gram)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
Rasio Konversi Pakan
Rasio konversi pakan atau Feeding Conversion Rate (FCR) udang vaname
selama pemeliharaan dihitung menggunakan rumus (Zonneveld et al. 1991) :

Keterangan :
FCR = Konversi pakan
F
= Jumlah pakan (gram)
Bt
= Biomassa udang pada saat akhir perlakuan (gram)
Bm = Biomassa udang yang mati saat perlakuan (gram)
Bo = Biomassa udang pada saat awal perlakuan (gram)
Kualitas Air
Pengamatan kualitas air dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan atau
pada umur udang 42 hari dan 82 hari. Parameter kualitas air yang diukur adalah
suhu, salinitas, pH, dan amonia. Satuan dan alat pengukuran kualitas air disajikan
pada Tabel 2.
Tabel 2 Satuan dan alat ukur kualitas air pada parameter suhu, salinitas, pH, dan
amonia.
Parameter Kualitas Satuan
Air
o
C
Suhu
Salinitas
ppt
pH
Amonia
mg/L

Alat
Termometer
Refraktometer
pH-meter
Spektrometer

Hasil Panen
Parameter hasil panen dihitung pada saat akhir penelitian. Panen udang
vaname pada penelitian ini dilakukan pada saat udang berumur 82 hari atau 40
hari setelah udang umur 42 hari ditebar. Parameter yang diukur meliputi nilai size
(ukuran), bobot biomassa, dan analisis potensi keutungan tiap perlakuan.
Size
Size merupakan ukuran yang menyatakan jumlah udang yang terdapat
dalam 1 kg biomassa udang. Size dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut
(Effendi 2004):

6

Keterangan :
Size : Jumlah udang dalam 1 kg udang
Wt
: Bobot rata-rata udang pada saat akhir pemeliharaan (gram)
Biomassa Panen
Biomassa panen merupakan jumlah total bobot udang vaname saat panen
akhir. Biomassa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Effendi 2004):

Keterangan :
Wt
: Bobot rata-rata udang vaname saat panen (gram)
Nt
: Populasi udang vaname saat panen (ekor)
Analisis Usaha
Analisis usaha bertujuan mengetahui potensi keuntungan yang didapat
dalam suatu usaha. Analisa usaha dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
(Kasmir 2009):

Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Data yang
diperoleh diolah dengan Microsoft Excel 2010, kemudian dilakukan uji ANOVA
dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 untuk melihat perbedaan
antar perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Analisis Probiotik dan Prebiotik
Hasil pengamatan kepadatan bakteri pada media teknis dengan
pengenceran 5% dan 10% didapatkan bahwa kepadatan bakteri pada media 5%
memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu sebesar 1,58 x 107 CFU/mL dibandingkan
dengan media teknis dengan pengenceran air laut 10%. Sehingga digunakan
media 5% sebagai media teknis pengganti SWC. Hasil pengamatan oligosakarida
pada ubi sukuh yang diekstraksi dengan metode rebus (AOAC 1999) yaitu
sukrosa sebanyak 480 ppm dan rafinosa sebanyak 106 ppm (Lampiran 2).
Sintasan
Sintasan diamati pada akhir penelitian yaitu pada saat udang berumur 82
hari. Nilai sintasan pada semua perlakuan sinbiotik dan kontrol disajikan pada
Gambar 1.

7

Sintasan (%)

100
80

82.33

78.67

77.33

a

a

a

a

K

A

B

C

71.67

60
40
20
0

Keterangan:
* Huruf yang berbeda menunjukan hasil yang berbeda nyata (P0,05) hasil sintasan pada
semua perlakuan memiliki nilai yang tidak berbeda nyata.
Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian diamati setelah 40 hari perlakuan sinbiotik pada
masing-masing perlakuan. Nilai laju pertumbuhan harian udang vaname disajikan
pada Gambar 2.

LPH (%/hari)

5

4.04
3.79

3.93

a

a

a

a

K

A

B

C

3.75

4
3
2
1
0

Keterangan:
* Huruf yang berbeda menunjukan hasil yang berbeda nyata (P0,05) hasil

8
laju pertumbuhan harian pada semua perlakuan memiliki nilai yang tidak berbeda
nyata.
Rasio Konversi Pakan
Pengaruh pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda terhadap nilai rasio
konversi pakan disajikan pada Gambar 3.

Rasio Konversi
Pakan

3
2.5

2.18
2.01

1.85
1.74

2
1.5
1
0.5

a

a

a

a

K

A

B

C

0

Keterangan:
* Huruf yang berbeda menunjukan hasil yang berbeda nyata (P0,05) hasil rasio konversi pakan pada semua
perlakuan memiliki nilai yang tidak berbeda nyata.
Kualitas Air
Kualitas air pada penelitian ini diukur pada awal dan akhir perlakuan
sinbiotik. Parameter kualitas air yang diamati pada penelitian ini meliputi Suhu,
pH, salinitas dan TAN. Nilai kualitas air disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengamatan kualitas air parameter suhu, pH, salinitas, dan TAN
Parameter

Satuan

Kisaran
terendah

Kisaran
tertinggi

SNI 01-7246-2006

Suhu

◦C

28

30

28,5-31,5 ◦C

pH

-

7,7

8,3

7,5-8,5

Salinitas

Ppt

28

30

15-35 ppt

TAN

mg/L

0,12

0,13