PEGAWAI NEGERI SIPIL 2. PEGAWAI Jabatan Pimpinan Tinggi JPT Jabatan Administrasi Jabatan FungsionalJF Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit, Pengaturan mengenai penguatan kompetisi, kompetensi, dan pengembangan karier.

1. PEGAWAI NEGERI SIPIL 2. PEGAWAI

PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA PPPK UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

1. Jabatan Pimpinan Tinggi JPT

2. Jabatan Administrasi

3. Jabatan FungsionalJF

TERTENTU Utama dan Madyaeselon I, Pratamaeselon II Administratoreselon III, Pengawaseselon IV, PelaksanaFungsional umum AMANAT UU ASN STATUS: Jabatan Administrasi Jabatan Fungsion al Jabatan Pimpinan Tinggi Administrator eselon III KEAHLIAN: a. Ahli Utama Pimpinan Tinggi Utama eselon I Pengawas eselon IV b. Ahli Madya Pimpinan Tinggi Madya eselon I Pelaksana eselon V, fungsional umum c. Ahli Muda d. Ahli Pertama Pimpinan Tinggi Pratama eselon II KETERAMPILAN a. Penyelia b. Mahir c. Terampil d. Pemula

2. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit,

yaitu berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan Ketentuan umum UU ASN

3. Pengaturan mengenai penguatan kompetisi, kompetensi, dan pengembangan karier.

4. Pengembangan Karier Pasal 69 dilakukan berdasarkan kualifikasi , kompetensi , penilaian kinerja , dan kebutuhan Instansi Pemerintah serta dengan mempertimbangkan integritas dan moralitas . 9 1. Setiap pegawai ASN berhak diberi kesempatan untuk mengembangkan kompetensi Pasal 86A 2. Pengembangan kompetensi antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, workshop, dan penataran. 3. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan dipergunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir selanjutnya. 4. Setiap instansi wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan masing- masing instansi. 10 KETENTUAN MENGENAI JABATAN PIMPINAN TINGGI JPT • Pasal 19 ayat 3: Untuk setiap JPT ditetapkan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, diklat, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan. • Pasal 19 ayat 4: Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, diklat, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan JPT sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diatur dengan Peraturan Pemerintah. • PP dalam proses, Menpan dan RB telah mengeluarkan PERMENPAN dan RB Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian JPT Di Lingkungan Instansi Pemerintah 11 TINGGI Pasal 108 UU ASN 12 PENGISIAN JPT NON-PNS Pasal 109 UU ASN • JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam KEPRES. • JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses secara terbuka dan kompetitif. • JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai dengan kompetensi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 13 PENGISIAN JPT, ADMINISTRATOR, DAN PENGAWAS • PENGISIAN JPT DIATUR PADA PASAL 108 UU ASN: 1. Pengisian JPT dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 2.Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dan dilakukan pada tingkat nasional 3.Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS internal kementerian yang bersangkutan dan dapat dilakukan secara nasional apabila tidak terdapat PNS internal kementerian yang memenuhi kompetensi jabatan UU ASN tidak mengamanatkan pengisian jabatan melalui promosi terbuka untuk jabatan Administrator eselon III dan Pengawas eselon IV, karena merupakan sistem karier tertutup kementerian yang juga sebagai bagian dari pola karier PNS kementerian. Dimungkinkan promosi seleksi terbuka jabatan Administrator, Pengawas atau jabatan strategis lainnya apabila di lingkungan internal instansi tidak terdapat SDM yang memenuhi syarat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, sebagaimana dinyatakan huruf D Permenpan dan RB Nomor 13 Tahun 2014: PASAL 72: Promosi pejabat administrasi dan fungsional PNS dilakukan oleh pejabat pembina kepegawaian setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada kementerian • PENGISIAN JABATAN ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS PPKMENTERI MEMBENTUK PANSEL ditetapkan oleh Menteri MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT Laporan PRESIDEN KEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT MEMASTIKAN SISTEM MERIT 1 1 5 5 6 6 7 7 3 3 2 2 PENGISI AN JPT UTAMA DAN MADYA KL PUSAT KASN 8 8 MENYAMPAIKAN 3 CALON 4 4 KOORDINASI PERMENPAN NO. 13 TAHUN 2014 transisi PEJABAT YANG BERWENANGSESJEN MEMBENTUK PANSEL ditetapkan oleh Menteri MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT Laporan PPKMENTERI KEPUTUSAN MENTERI JPT TERPILIH PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT MEMASTIKAN SISTEM MERIT 1 1 5 5 6 6 7 7 3 3 2 2 PENGISI AN JPT PRATAMA KASN 8 8 MENYAMPAIKAN 3 CALON 4 4 KOORDINASI PERMENPAN NO. 13 TAHUN 2014 transisi NEGARA 1.Kedudukan hukum dan sifat: Pasal 25 a. Lembaga Non Struktural b.Mandiri, bebas dari intervensi politik 2. Tujuan : Pasal 26 a. menjamin pemberlakuan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN; b. menjamin kebijakan dan manajemen ASN sebagai pemersatu bangsa; c. menjamin terwujudnya imparsialitas ASN; dan d. menjamin terwujudnya pembinaan profesi ASN. 3. Fungsi : Pasal 28 Monitoring, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi mengenai kebijakan dan manajemen profesi ASN. 18 NEGARA

4. Wewenang