SELEKSI TERBUKA ISI SURAKARTA
SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI
MADYA
Garti Sri Utami
Kepala Bagian Mutasi Jabatan dan Tenaga Fungsional Nondosen Biro Kepegawaian Kemdikbud
(2)
YOUR SITE HERE
9 PROGRAM PERCEPATAN RB MENUJU BIROKRASI
YANG BERSIH DAN MELAYANI PROFESIONALISME PNS
HAL-HAL YANG
HARUS DILAKUKAN
K/L:
1.Penetapan Standar Kompetensi Jabatan2.Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi
3.Sistem Nasional Diklat Berbasis Kompetensi
4.Penegakan Etika dan Disiplin PNS
5.Sertifikasi Kompetensi PNS 6.Mutasi dan Rotasi Sesuai Kompetensi secara Periodik 7.Pengukuran Kinerja Individu 8.Penguatan Jabatan
Fungsional:
a) Penambahan Jumlah Jabatan Fungsional
b) Penetapan Pola Karier Jabatan Fungsional
c) Peningkatan Kemampuan Jabatan Fungsional
d) Peningkatan Tunjangan Jabatan Fungsional
HAL-HAL YANG
HARUS DILAKUKAN
K/L:
1.Penetapan Standar Kompetensi Jabatan2.Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi
3.Sistem Nasional Diklat Berbasis Kompetensi
4.Penegakan Etika dan Disiplin PNS
5.Sertifikasi Kompetensi PNS 6.Mutasi dan Rotasi Sesuai Kompetensi secara Periodik 7.Pengukuran Kinerja Individu 8.Penguatan Jabatan
Fungsional:
a) Penambahan Jumlah Jabatan Fungsional
b) Penetapan Pola Karier Jabatan Fungsional
c) Peningkatan Kemampuan Jabatan Fungsional
d) Peningkatan Tunjangan Jabatan Fungsional
(3)
AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
N
O BIDANG HASIL YANG DIHARAPKAN
1 ORGANISASI Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran 2 TATA LAKSANA Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,
efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip
good governance.
3 PERATURAN PER-UU-AN Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
4 SDM APARATUR SDM aparatur yang berintegritas, netral,
kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
5 PENGAWASAN Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas KKN
(4)
AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
N
O BIDANG HASIL YANG DIHARAPKAN
6 AKUNTABILITAS Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi
7 PELAYANAN PUBLIK Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
8 MIND SET and CULTURAL SET Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
(5)
1.
UU NO. 5 TAHUN 2014 tentang ASN
mengatur berbagai instrumen manajemen
SDM yang menekankan pada
pembangunan
ASN sebagai PROFESI
•
memiliki standar pelayanan profesi
•
Memiliki kode etik dan perilaku profesi
•
Memiliki sistem diklat profesi
(6)
TUJUAN UU ASN
melayani
masyarakat dan
dunia usaha/
investasi.
MENCIPTAKAN
BIROKRASI
BERSIH,
KOMPETEN
DAN
MELAYANI
kompeten
terhadap tugas
dan tanggung
jawab yang
diemban
bersih dari KKN
(7)
1. PEGAWAI NEGERI SIPIL
2. PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR
SIPIL NEGARA
1. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)
2. Jabatan Administrasi
3. Jabatan Fungsional/JF TERTENTU
Utama dan Madya/eselon I, Pratama/eselon II
Administrator/eselon III, Pengawas/eselon IV, Pelaksana/Fungsional umum
(8)
Jabatan
Administrasi
Fungsion
Jabatan
al
Jabatan
Pimpinan
Tinggi
Administrator (eselon
III)
KEAHLIAN:
a. Ahli Utama
Pimpinan Tinggi
Utama (eselon I)
Pengawas (eselon IV)
b. Ahli MadyaPimpinan Tinggi Madya
(eselon I)
Pelaksana (eselon V,
fungsional umum)
c. Ahli Muda
d. Ahli Pertama
Pimpinan Tinggi
Pratama (eselon II)
KETERAMPILAN
a. Penyelia b. Mahir c. Terampil d. Pemula
(9)
2. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan
Sistem Merit,
yaitu berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil
dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, ataupun kondisi kecacatan (Ketentuan umum UU ASN)
3. Pengaturan mengenai penguatan kompetisi,
kompetensi, dan pengembangan karier.
4. Pengembangan Karier (Pasal 69) dilakukan berdasarkan
kualifikasi
,
kompetensi
,
penilaian kinerja
, dan
kebutuhan
Instansi
Pemerintah serta dengan
mempertimbangkan
integritas
(10)
1. Setiap pegawai ASN berhak diberi kesempatan untuk mengembangkan kompetensi (Pasal 86A)
2.
Pengembangan kompetensi antara lain melalui
pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus,
workshop, dan penataran.
3. Pengembangan kompetensi harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan dipergunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir selanjutnya.
4. Setiap instansi wajib menyusun rencana
pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan masing-masing instansi.
(11)
KETENTUAN MENGENAI JABATAN
PIMPINAN TINGGI (JPT)
•
Pasal 19 ayat (3): Untuk setiap JPT ditetapkan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
diklat, rekam jejak jabatan dan integritas, serta
persyaratan lain yang dibutuhkan.
•
Pasal 19 ayat (4): Ketentuan lebih lanjut
mengenai penetapan syarat kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, diklat, rekam jejak
jabatan dan integritas, serta persyaratan lain
yang dibutuhkan JPT sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur dengan
Peraturan
Pemerintah.
•
PP dalam proses, Menpan dan RB telah
mengeluarkan PERMENPAN dan RB Nomor 13
Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian JPT Di
Lingkungan Instansi Pemerintah
(12)
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN
TINGGI (Pasal 108 UU ASN)
(13)
PENGISIAN JPT NON-PNS (Pasal
109 UU ASN)
•
JPT
utama
dan
madya
tertentu
dapat berasal
dari
non-PNS
dengan persetujuan Presiden yang
pengisiannya dilakukan secara terbuka dan
kompetitif serta ditetapkan dalam KEPRES.
•
JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri
setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila
dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan melalui proses secara terbuka dan
kompetitif.
•
JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu
dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri
sesuai dengan kompetensi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(14)
PENGISIAN JPT, ADMINISTRATOR, DAN
PENGAWAS
• PENGISIAN JPT DIATUR PADA PASAL 108 UU ASN:
1. Pengisian JPT dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2.Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dan dilakukan pada tingkat nasional
3.Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS internal kementerian yang
bersangkutan dan dapat dilakukan secara nasional apabila tidak
(15)
UU ASN tidak mengamanatkan pengisian jabatan melalui promosi terbuka untuk jabatan Administrator (eselon III) dan Pengawas (eselon IV), karena merupakan sistem karier tertutup kementerian yang juga sebagai bagian dari pola karier PNS
kementerian.
Dimungkinkan promosi seleksi terbuka jabatan Administrator, Pengawas atau jabatan strategis lainnya apabila di lingkungan
internal instansi tidak terdapat SDM yang memenuhi syarat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, sebagaimana dinyatakan huruf D Permenpan dan RB Nomor 13 Tahun 2014:
PASAL 72:
Promosi pejabat administrasi dan fungsional PNS dilakukan oleh pejabat pembina kepegawaian setelah mendapat
pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada kementerian
•
PENGISIAN JABATAN ADMINISTRATOR DAN
(16)
PPK/MENTERI
MEMBENTUK
PANSEL ditetapkan oleh Menteri
MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT Laporan PRESIDEN KEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH PENGAWASAN PELAKSANAAN
SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
MEMASTIKAN SISTEM MERIT 1 1 5 5 6 6 7 7 3 3 2 2
PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA K/L PUSAT
KASN
8 8
MENYAMPAIKAN 3 CALON
4 4
KOORDINASI
(17)
PEJABAT YANG BERWENANG/SESJEN MEMBENTUK PANSEL ditetapkan oleh Menteri MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT Laporan PPK/MENTERI KEPUTUSAN MENTERI JPT TERPILIH PENGAWASAN PELAKSANAAN
SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT
MEMASTIKAN SISTEM MERIT 1 1 5 5 6 6 7 7 2 2
PENGISIAN JPT PRATAMA
KASN
8 8
MENYAMPAIKAN 3 CALON
4 4
KOORDINASI
(18)
KOMISI APARATUR SIPIL
NEGARA
1.Kedudukan hukum dan sifat:
(Pasal 25)
a. Lembaga Non Struktural
b.Mandiri, bebas dari intervensi politik
2.
Tujuan :
(Pasal 26)
a. menjamin pemberlakuan sistem merit dalam
kebijakan dan manajemen ASN;
b. menjamin kebijakan dan manajemen ASN sebagai
pemersatu bangsa;
c. menjamin terwujudnya imparsialitas ASN; dan
d. menjamin terwujudnya pembinaan profesi ASN.
3.
Fungsi :
(Pasal 28)
Monitoring, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi
mengenai kebijakan dan manajemen profesi ASN.
(19)
KOMISI APARATUR SIPIL
NEGARA
4. Wewenang (Pasal 30)
a.Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin pemberlakuan sistem merit ASN;
b.Menyusun prosedur dan kriteria pelaksanaan seleksi dalam rangka promosi untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi; dan c.Memonitor pelaksanaan proses seleksi promosi jabatan
pimpinan tinggi yang dilaksanakan oleh instansi untuk menjamin sistem merit ASN berjalan.
5. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi KASN
(Pasal 31)
KASN melaporkan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya termasuk yang terkait dengan kebijakan dan kinerja ASN sekurang-kurangnya pada setiap akhir tahun kepada Presiden.
(20)
JPT YANG DAPAT DIISI MELALUI
SELEKSI TERBUKA
1. JPT yang telah dijabat oleh PPT selama 5
tahun atau lebih
2. JPT yang telah dijabat selama lebih dari 2
tahun dan PPT nya berkinerja rendah.
3. Pemberhentian JPT Madya yang menjabat
kurang dari 2 tahun dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden
4. JPT yang lowong karena sebab-sebab lain
sesuai peraturan perundang-undangan
(21)
a. PPT mengundurkan diri dari jabatan yang
didudukinya;
b. Mencapai batas usia pensiun;
c. Diberhentikan sebagai PNS;
d. Diangkat dalam jabatan struktural lain atau
jabatan fungsional;
e. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti di
luar tanggungan negara karena persalinan;
f. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
g. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani
dan rohani, atau
h. Hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang be
rlakuJABATAN LOWONG KARENA SEBAB-SEBAB
LAIN
(22)
SELEKSI
CALON PEJABAT PIMPINAN
TINGGI
SELEKSI
CALON PEJABAT PIMPINAN
TINGGI PERSIAP
AN
PELAKSANA AN
MONEF
PROSES PENGISIAN JPT
(23)
TAHAPAN SELEKSI TERBUKA JPT
PERSIAPAN
1. Pembentukan PANSEL
2. Penetapan SKJ, persyaratan, dan jadwal seleksi
1. Pengumuman jabatan lowong
2. Seleksi Administrasi
3. Seleksi kompetensi/asesmen center
4. Wawancara akhir
5. Penelurusan rekam jejak
6. Tes kesehatan dan psikologi (bagi yang
direkomendasikan)
7. Pengumuman hasil seleksi
MONEF PELAKSAN
(24)
A.PERSIAPAN
(25)
PERSYARATAN PENGANGKATAN PNS DALAM
JABATAN STRUKTURAL
(PP Nomor 100 Tahun 2000 jo PP Nomor 13 Tahun 2002)
1. Berstatus PNS
2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu)
tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan
3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang
ditentukan
4. Semua unsur penilaian prestasi kerja
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir
5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan
6. Sehat jasmani dan rohani
(26)
B. PELAKSANAAN
1. Pengumuman lowongan jabatan:
•
diumumkan secara terbuka dalam bentuk surat
edaran,
papan pengumuman
, dan/atau
media
cetak
,
media
elektronik
(termasuk media
on-line/internet).
•
Pengumuman dilaksanakan
PALING KURANG
15 (LIMA BELAS) HARI KERJA
sebelum batas
akhir tanggal penerimaan lamaran.
•
untuk mengisi
JPT Utama
dan madya (
eselon I
)
diumumkan terbuka dan kompetitif kepada
seluruh instansi secara nasional.
•
untuk mengisi
JPT Pratama
(
eselon II
)
diumumkan secara terbuka dan kompetitif paling
kurang pada tingkat kementerian yang
bersangkutan
(27)
2. Seleksi Administrasi
Penilaian dokumen/portofolio sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan. Peserta
yang memenuhi syarat umum dan khusus
mengikuti tahapan seleksi lanjutan
3. Asesmen kompetensi/asesmen center
Pembuatan makalah, presentasi, dan
wawancara untuk mengukur kompetensi
peserta seleksi (manajerial, bidang/teknis,
dan sosiokultural). Dapat dibantu oleh asesor.
4. Penelusuran rekam jejak
Rekam jejak pada unit kerja peserta seleksi
dan instansi terkait
5. Tes kesehatan
6. Pengumuman hasil seleksi
(28)
• Kesesuaian dokumen
portofolio dengan
persyaratan
SELEKSI
ADMINISTRASI
SELEKSI
ADMINISTRASI
• Asesmen center: potensi
dan kompetensi.
Penyusunan makalah,
presentasi, dan
wawancara
ASESMEN
KOMPETEN
SI
ASESMEN
(29)
C. MONEF
Pelaporan pelaksanaan seleksi calon
pejabat pimpinan tinggi kepada Komisi
ASN.
Pejabat pimpinan tinggi terpilih harus
diberikan orientasi tugas pada jabatan
tersebut paling sedikit 1 bulan. Apabila
pejabat terpilih berasal dari instansi luar
ditetapkan dengan status dipekerjakan.
(30)
POLA KARIR JPT
• Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.
• Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya.
• Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan atasan.
• Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu) tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya.
• Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.
(31)
(32)
(33)
(1)
• Kesesuaian dokumen
portofolio dengan
persyaratan
SELEKSI
ADMINISTRASI
SELEKSI
ADMINISTRASI
• Asesmen center: potensi
dan kompetensi.
Penyusunan makalah,
presentasi, dan
wawancara
ASESMEN
KOMPETEN
SI
ASESMEN
28(2)
C. MONEF
Pelaporan pelaksanaan seleksi calon
pejabat pimpinan tinggi kepada Komisi
ASN.
Pejabat pimpinan tinggi terpilih harus
diberikan orientasi tugas pada jabatan
tersebut paling sedikit 1 bulan. Apabila
pejabat terpilih berasal dari instansi luar
ditetapkan dengan status dipekerjakan.
(3)
POLA KARIR JPT
• Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.
• Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya.
• Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan atasan.
• Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu) tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya.
• Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.
(4)
Bagaimana dengan ISI Surakarta?
(5)
(6)
33