Prosedur Penelitian Teknik Pengambilan Sampel

Kusumawati Danny 2006, maka ada variabel dummy krisis; dan model GLS yang dipakai. Hanya perbedaan yang penting Dahlan 2004 langsung menekankan pada variabel market leverage dan besaran dibuat dalam selisih difference. Hasil persamaan- nya nampak sebagai berikut tanda hitam untuk variabel yang signifikan: ΔLEV t = - 0.533 MB t-1 – 0.098 PPE t-1 – 0.418 EBIT t-1 + 9.503 SIZE t-1 – 0.294 ΔLEV t-1 ΔLEV t = -0.51 MB t-1 – 0.11 PPE t-1 – 0.418 EBIT t-1 + 10.414 SIZE t-1 – 0.283 ΔLEV t- 1 – 1.192 DCris t-1 Berdasarkan kedua studi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MTT cukup applicable untuk kasus BEJ. Tantangan yang timbul dalam riset selanjutnya adalah mencari efek interaksi antara dummy krisis dengan variabel bebas dan mencoba uji MTT dalam model yang lebih sederhana bila ternyata jumlah sampel peneliti sedikit. METODOLOGI PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Pertama, peneliti akan mengumpulkan data-data perusahaan yang terdaftar di BEJ dengan status masih aktif. Kedua, peneliti akan mengumpulkan data - data variabel yang akan diuji untuk masing-masing perusahaan. Ketiga, peneliti akan melakukan regresi OLS dengan menggunakan SPSS versi 15.0 uji hipotesis dan STATA versi 9.0 statistik deskriptif. B. Sumber Data dan Sampel Jenis data yang akan diambil oleh penulis adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2000 sampai dengan 2001. Data-data perusahaan diperoleh dari situs Bursa Efek Jakarta dan situs Yahoo Finance, www.rti.co.id dan Indonesian Capital Market Directory ICMD.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Jumlah perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2000 sampai dengan 2001 adalah sebanyak 52 perusahaan termasuk institusi keuangan. Dengan menggunakan teknik purposive, maka akhirnya terkumpul 28 perusahaan; dengan rincian 14 perusahaan IPO tahun 2000 dan 14 perusahaan IPO tahun 2001. Kriteria purposive sampling adalah: 1. Perusahaan bukan dalam sektor keuangan seperti bank dan non bank misal asuransi, sekuritas dan leasing. 2. Perusahaan tidak terkena status delisting selama kurun waktu 2000-2002. 3. Perusahaan memiliki kelengkapan laporan keuangan terutama informasi rasio leverage, jumlah lembar saham beredar dan harga saham per 31 Desember. 8 D. Definisi Operasional Hubungan Antar Variabel Ada dua jenis variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat adalah leverage yakni tingkat hutang perusahaan yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Proxy leverage ada dua yakni book leverage dan market leverage. Book leverage diukur dengan rasio hutang dan total aktiva. Sementara market leverage diukur dengan hasil bagi antara total hutang – total ekuitas dikali nilai kapitalisasi pasar dan total aktiva. Variabel bebas secara definisi mengacu pada studi-studi sebelumnya. Tetapi untuk pengembangan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat penulis memodifikasi sendiri; berhubung pada studi terdahulu tidak begitu jelas logikanya. Secara detail dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Market to Book Ratio yakni hasil bagi antara nilai kapitalisasi pasar plus total hutang dengan total aktiva. Market to book ratio diharapkan berhubungan negatif dengan leverage H1 dengan alasan saat perusahaan melakukan IPO maka nilai market to book ratio akan tinggi, hal ini akan mendorong perusahaan untuk mengurangi pendanaan dengan hutang. 2. Net property plant dan equipment yakni nilai buku aktiva tetap yang diperoleh dari selisih harga perolehan dan akumulasi depresiasi tahun “buku” berjalan. Diharapkan akan berpengaruh negatif juga terhadap leverage H2 karena saat IPO aktiva tetap tidak akan berfungsi sebagai agunan bagi pendanaan hutang. Saat IPO justru terjadi peningkatan aktiva tetap dengan sumber dana ekuitas pemegang saham baru. 8 Beberapa perusahaan dikeluarkan dari sampel. Hal ini atas dasar pertimbangan bahwa data harga saham berguna untuk menghitung proxy market to book ratio. 3. Earning After Tax yakni laba bersih dipotong beban bunga dan pajak tahun berjalan. Diharapkan akan berpengaruh negatif juga terhadap leverage H3 karena saat IPO perusahaan baru akan mengalami peningkatan laba. Maka efek tax-shield karena penggunaan hutang akan mulai berkurang. 4. Total Asset merupakan total aktiva yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Diharapkan akan berpengaruh positif terhadap leverage H4. Sebab waktu IPO, mestinya akan terjadi peningkatan ekuitas dengan asumsi hutang tetap. Peningkatan ekuitas karena penambahan modal pemegang saham baru pada gilirannya akan memperbesar ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva. E. Model Analisis Acuan penulis adalah model Dahlan 2004 yang tetap mengacu pada model Baker Wurgler 2002. Alasan penulis adalah model Baker Wurgler 2002 ini banyak dikutip oleh kelompok peneliti dan juga sangat parsimonif. Skema model nampak sebagai berikut: ΔBL t = β + β 1 MB t-1 + β 2 PPE t-1 + β 3 EAT t-1 + β 4 TA t-1 +  1 ΔML t = β + β 1 MB t-1 + β 2 PPE t-1 + β 3 EAT t-1 + β 4 TA t-1 +  2 Keterangan: ΔBL = nilai buku leverage yang dinyatakan dalam selisih 9 ΔML = nilai pasar leverage yang juga dinyatakan dalam selisih MB = market to book ratio PPE = net property, plant equipment EAT = earning after tax TA = total asset Seperti diketahui dalam model 1 dan 2, maka agar H1-H4 diterima maka nilai masing-masing koefisien β 1 0; β 2 0; β 3 dan β 4 . Selain itu secara statistik masing-masing koefisien akan memiliki nilai t-hitung yang signifikan pada taraf minimum p-value 10 . Agar dapat dipakai sebagai model prediksi bagi keputusan struktur modal di masa depan, maka model 1 2 juga harus lolos dari uji asumsi klasik. 9 Pada studi pendahuluan hasil pengujian dengan nilai absolut tidak begitu memuaskan. Maka penulis memutuskan mengikuti model Dahlan 2004 yakni dengan difference selisih. HASIL ANALISIS A. Statistik Deskriptif Berbasis pada hasil deskriptif tabel 2, hampir semua variabel yang menjadi acuan dalam model memiliki karakteristik yang unik. Seperti kita lihat antara ΔBL ΔML memiliki perbedaan yang khas. Nilai market leverage secara umum lebih tinggi dari nilai book leverage. Hal ini selaras dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Faktor pengurang total ekuitas dan penambah nilai kapitalisasi pasar yang mampu menjelaskan. Penyebab nilai negatif baik pada book dan market leverage adalah karena adanya penurunan tingkat hutang pada beberapa sampel. Dan hal ini tentu saja akan berimplikasi poistif bagi diterimanya hipotesis MTT. Tabel 2. Statistik Deskriptif [56 28X2 observasi IPO 2000-2001] Variable Mean Std.Dev Min Max Δ Book Leverage -.0178231 .1501992 -.5699379 .4485325 Δ Market Leverage -.8324106 2.880701 -16.23754 4.833801 Market to Book 2.183696 3.0960674 .2289079 17.69324 PPE .0982001 .1580649 .000103 .723647 EAT .0026806 .013 -.033934 .041606 Total Asset .2131082 .2201024 .020481 1.021668 Sumber: Hasil analisis penulis 2007 versi awal dengan STATA 9.0 Kemudian untuk beberapa variabel bebas seperti market to book, aktiva tetap, EAT dan Total Asset memiliki karakter yang sering muncul dalam banyak riset yakni nilai standar deviasi di atas nilai mean. Penulis menduga hal ini karena masalah data-data yang ekstrim pada keempat variabel tersebut. Apakah hal ini akan berpengaruh terhadap hasil pengujian hipotesis? Sejauh penulis yang amati tidak demikian; karena justru data- data yang bervariasi akan mampu meningkatkan nilai t-hitung. Oleh karena nilai absolut suatu koefisien β akan di atas nilai mean-nya; dengan asumsi standar error tetap maka tentu saja nilai t-hitung akan meningkat.

B. Hasil Uji Hipotesis