Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abiliites Manajer Investasi Terhadap Reksa Dana Saham Periode 2010-2013
SKRIPSI
ANALISIS STOCK SELECTION SKILLS DAN MARKET TIMING ABILITIES MANAJER INVESTASI TERHADAP REKSA DANA SAHAM
PERIODE 2010-2013
OLEH
MEIRIATA RICKY 110503096
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abiliites Manajer Investasi Terhadap Reksa Dana Saham Periode 2010-2013”, adalah benar hasil karya saya dan judul yang dimaksud tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program regular S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 14 Februari 2015 Yang membuat pernyataan
Meiriata Ricky NIM: 110503096
(3)
ABSTRAK
ANALISIS STOCK SELECTION SKILLS DAN MARKET TIMING ABILITIES MANAJER INVESTASI TERHADAP REKSA DANA
SAHAM PERIODE 2010-2013
Perkembangan ekonomi semakin kompleks dan memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi. Instrumen investasi dapat berupa aset berwujud (riil) dan juga aset tidak berwujud (aset finansial). Perkembangan reksa dana terus menunjukkan peningkatan yang dapat dilihat dari peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAV). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah manajer investasi reksa dana saham memiliki stock selection skills dan market timing abilities serta untuk mengetahui apakah terdapat trade-off antara stock selection skills dan market timing abilities.
Metode yang digunakan di dalam pemilihan sampel adalah metode
purposive sampling, dimana diperoleh 24 manajer investasi reksa dana saham yang menjadi objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data NAB (Nilai Aktiva Bersih) bulanan yang didapat dari situs www.bapepam.go.id, data IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dari situs www.idx.co.id, dan data SBI (Surat Berharga Indonesia) dari www.bi.go.id. Penelitian ini menggunakan model Treynor Mazuy untuk mengestimasikan stock selection skills dan market timing abilities.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer investasi reksa dana saham periode 2010-2013 memiliki stock selection skills yang baik karena nilai α > 0. Sedangkan untuk market timing abilities, manajer investasi reksa dana saham periode 2010-2013 tidak memiliki market timing abilities yang baik karena nilai < 0. Mengenai trade-off, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat trade-off
antara stock selection skills dan market timing abilities manajer investasi reksa dana saham periode 2010-2013.
Kata kunci: Treynor Mazuy, Stock Selection Skills, Market Timing Abilities,
(4)
ABSTRACT
ANALYSIS OF STOCK SELECTION SKILLS AND MARKET TIMING ABILITIES INVESTMENT MANAGER OF EQUITY FUND
IN 2010-2013
The development of economic increasingly complex and raises a variety of alternative investin. Instrument of investment can be either tangible assets (real) and intangible assets (financial assets). The development of mutual funds continue to show improvement that can be seen from the increase in the Net Asset Value (NAV). This study aims to determine whether the investment manager of equity fund have stock selection skills and market timing abilities and to determine whether there is a trade-off between stock selection skills and market timing abilities.
The method that used in the selection of the sample is purposive sampling method, which is gained from 24 equity fund investment manager who becomes the object of research. The data used in this research is NAV (Net Asset Value) monthly obtained from www.bapepam.go.id site, the JCI (Joint Stock Price Index) from the site www.idx.co.id, and SBI (Securities in Indonesia) from www.bi.go.id. This study uses Treynor Mazuy model to estimate stock selection skills and market timing abilities.
The results showed that the equity fund investment managers in 2010-2013 have a good stock selection skills because the value of α > 0. As for market timing abilities, the equity fund investment managers in 2010-2013 did not have a good market timing abilities because the value of < 0. Regarding the trade-off, the results showed that there is a trade-off between stock selection skills and market timing abilities investment manager of equity fund in 2010-2013.
Key word: Treynor Mazuy, Stock Selection Skills, Market Timing Abilities,
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities
Manajer Investasi Terhadap Reksa Dana Saham Periode 2010-2013” dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan kesulitan dan hambatan, namun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting S., S.E., M.A.F.I.S., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, Ak., M.M. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(6)
5. Ibu Dra. Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
7. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan banyak saran dan masukan untuk perbaikan dalam penulisan skirpsi ini.
8. Bapak Drs. Hotmal Jafar, Ak., M.M. selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dalam penulisan skripsi ini. 9. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
10.Secara khusus, kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Suhendry Ricky dan Ibunda Nurlina Gurmawan yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayangnya.
11.Kakak dan Abang penulis yang sangat penulis sayangi, Anita Ricky, S.S dan Dr. Januar Ricky yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayangnya.
12.Teman-teman Akuntansi 2011 (Meliya Carniago, David F. Napitupulu, Silvia Dewi Yaputri, Lumban B. Hutajulu, Marcia Devana, dll) yang tentu saja tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas pertemanan yang luar biasa selama masa perkuliahan kita, atas suka dan duka yang telah kita lewati bersama, dan atas segala bantuannya selama masa perkuliahan.
(7)
13.Teman terbaik penulis yang kehadirannya sangat bermakna dalam membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini, untuk Steven yang selalu memberikan waktu dan perhatiannya serta dukungan dalam menemani penulis menyelesaikan skripsi.
Penulis juga menyadari terdapat banyak kekurangan di dalam menyusun skripsi ini. Oleh sebab itu penulis memohon maaf apabila terrdapat kesalahan tulisan baik disengaja maupun tidak. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.
Medan, 4 Maret 2015 Penulis,
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ………. i
ABSTRAK ………. ii
KATA PENGANTAR ……….. iv
DAFTAR ISI……….. vii
DAFTAR TABEL……….. x
DAFTAR GAMBAR………... xi
DAFTAR LAMPIRAN ……… xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1
1.2 Perumusan Masalah……… 9
1.3 Tujuan Penelitian……… 10
1.4 Manfaat Penelitian……….. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori………..… 12
2.1.1 Investasi……….... 12
2.1.1.1 Pengertian Investasi……….. 12
2.1.1.2 Tujuan Investasi……… 13
2.1.1.3 Dasar Keputusan Investasi………... 14
2.1.1.4 Proses Keputusan Investasi……….…. 16
2.1.2 Pasar Modal………... 18
2.1.3 Reksa Dana………... 21
2.1.3.1 Pengertian Reksa Dana………. 21
2.1.3.2 Klasifikasi Reksa Dana………...…. 22
2.1.3.2.1 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolionya………. 22
(9)
2.1.3.2.2 Jenis Reksa Dana Berdasarkan
Bentuknya………...….. 23
2.1.3.2.3 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Kewajibannya……… 23
2.1.3.2.4 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Strategi Investasinya………... 24
2.1.3.3 Return dan Risiko Reksa Dana………. 25
2.1.3.3.1 Return Reksa Dana……… 25
2.1.3.3.2 Risiko Reksa Dana……… 26
2.1.3.3.3 Hubungan antara Return dan Risiko... 27
2.1.3.4 Pengertian dan Penilaian Kinerja Reksa Dana…. 27
2.1.3.4.1 Pengertian Kinerja Reksa Dana………. 27
2.1.3.4.2 Penilaian Kinerja Reksa Dana………... 28
2.1.3.5 Pengertian dan Model Pengukuran Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities……….. 30
2.1.3.5.1 Pengertian Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities……… 30
2.1.3.5.2 Model Pengukuran Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities………. 31
2.2 Penelitian Terdahulu……….. 33
2.3 Kerangka Konseptual……… 34
2.4 Hipotesis Penelitian……… 35
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……… 37
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian………. 37
3.3 Definisi Operasional Penelitian……….. 38
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian……….. 42
3.5 Jenis dan Sumber Data……… 47
3.6 Metode Pengumpulan Data……… 48
(10)
3.7.1 Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing
Abilities …………. 49
3.7.2 Uji Asumsi Klasik……….. 49
3.7.2.1 Uji Normalitas………... 49
3.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas……….. 50
3.7.2.3 Uji Autokorelasi………. 51
3.7.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ………. 52
BAB 1V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Data Penelitian ………. 53
4.1.1 Sampel Penelitian ………. 53
4.1.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ………... 55
4.1.3 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ……….... 55
4.1.4 Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham ………... 56
4.2 Analisis dan Hasil Penelitian ………... 57
4.2.1 Statistik Deskriptif ………. 57
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ……….. 58
4.2.2.1 Uji Normalitas ……….….. 58
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ………... 60
4.2.2.3 Uji Autokolerasi ………...…. 62
4.2.3 Analisi Regresi Model Treynor-Mazuy ……… 64
4.2.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ……….…... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 72
5.2 Saran ……….. 74
DAFTAR PUSTAKA ………... 76
(11)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
1.1 NAB Reksa Dana………. 6
2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu……… 33
3.1 Jadwal Penelitian……….. 37
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian………... 40
3.3 Sampel Reksa Dana Saham……….. ... 43
3.4 Pengambilan Keputusan Autokorelasi………..…… 52
4.1 Reksa Dana Saham Aktif Periode 2010-2013 …..……….. 53
4.2 Rata-Rata Rp-Rf ………...….. 56
4.3 Statistik Deskriptif ………..…... 57
4.4 Hasil Uji Normalitas ………... 59
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……….. 61
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ……… 63
4.7 Analisis Regresi Model Treynor-Mazuy ……… 65
4.8 Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities Manajer Investasi Reksa Dana Saham Periode 2010-2013.. 70
4.9 Korelasi Antara Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities ………... 71
5.1 Hasil Analisis Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities ………... 72
(12)
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
1.1 Perkembangan Reksa Dana dari 2008 2014……... 5
2.1 Hubungan antara Return, Risiko, dan Jangka Waktu…... 16
2.2 Proses Keputusan Investasi……….. 18
2.3 Hubungan antara Return dan Risiko………... 27
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1 Sampel Penelitian………. 78 2 Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) 2010 - 2013……….. 82 3 Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2010 – 2013.. 92 4 Data Surat Berharga Indonesia (SBI) 2010 – 2013……….. 93 5 Hasil Regresi Masing-Masing Reksa Dana Saham……….. 94
(14)
(15)
ABSTRAK
ANALISIS STOCK SELECTION SKILLS DAN MARKET TIMING ABILITIES MANAJER INVESTASI TERHADAP REKSA DANA
SAHAM PERIODE 2010-2013
Perkembangan ekonomi semakin kompleks dan memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi. Instrumen investasi dapat berupa aset berwujud (riil) dan juga aset tidak berwujud (aset finansial). Perkembangan reksa dana terus menunjukkan peningkatan yang dapat dilihat dari peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAV). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah manajer investasi reksa dana saham memiliki stock selection skills dan market timing abilities serta untuk mengetahui apakah terdapat trade-off antara stock selection skills dan market timing abilities.
Metode yang digunakan di dalam pemilihan sampel adalah metode
purposive sampling, dimana diperoleh 24 manajer investasi reksa dana saham yang menjadi objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data NAB (Nilai Aktiva Bersih) bulanan yang didapat dari situs www.bapepam.go.id, data IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dari situs www.idx.co.id, dan data SBI (Surat Berharga Indonesia) dari www.bi.go.id. Penelitian ini menggunakan model Treynor Mazuy untuk mengestimasikan stock selection skills dan market timing abilities.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer investasi reksa dana saham periode 2010-2013 memiliki stock selection skills yang baik karena nilai α > 0. Sedangkan untuk market timing abilities, manajer investasi reksa dana saham periode 2010-2013 tidak memiliki market timing abilities yang baik karena nilai < 0. Mengenai trade-off, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat trade-off
antara stock selection skills dan market timing abilities manajer investasi reksa dana saham periode 2010-2013.
Kata kunci: Treynor Mazuy, Stock Selection Skills, Market Timing Abilities,
(16)
ABSTRACT
ANALYSIS OF STOCK SELECTION SKILLS AND MARKET TIMING ABILITIES INVESTMENT MANAGER OF EQUITY FUND
IN 2010-2013
The development of economic increasingly complex and raises a variety of alternative investin. Instrument of investment can be either tangible assets (real) and intangible assets (financial assets). The development of mutual funds continue to show improvement that can be seen from the increase in the Net Asset Value (NAV). This study aims to determine whether the investment manager of equity fund have stock selection skills and market timing abilities and to determine whether there is a trade-off between stock selection skills and market timing abilities.
The method that used in the selection of the sample is purposive sampling method, which is gained from 24 equity fund investment manager who becomes the object of research. The data used in this research is NAV (Net Asset Value) monthly obtained from www.bapepam.go.id site, the JCI (Joint Stock Price Index) from the site www.idx.co.id, and SBI (Securities in Indonesia) from www.bi.go.id. This study uses Treynor Mazuy model to estimate stock selection skills and market timing abilities.
The results showed that the equity fund investment managers in 2010-2013 have a good stock selection skills because the value of α > 0. As for market timing abilities, the equity fund investment managers in 2010-2013 did not have a good market timing abilities because the value of < 0. Regarding the trade-off, the results showed that there is a trade-off between stock selection skills and market timing abilities investment manager of equity fund in 2010-2013.
Key word: Treynor Mazuy, Stock Selection Skills, Market Timing Abilities,
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti zaman sekarang, perkembangan ekonomi semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi. Investasi adalah suatu bentuk penanaman sejumlah dana, baik dalam bentuk uang maupun barang yang dikemudian hari diharapkan dapat memberikan hasil. Investasi dapat berupa aset berwujud (riil) dan juga aset tidak berwujud (aset finansial). Aset berwujud dapat dikelompokkan menjadi beberapa aset, yakni: tanah, mesin, bangunan, dan sebagainya, sedangkan aset finansial dapat dikelompokkan menjadi: saham, obligasi, deposito, future, reksa dana, dan sebagainya.
Investasi telah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan dari masyarakat dewasa ini. Alternatif investasi yang beragam membuat masyarakat pemodal dihadapkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan pemilihan instrumen investasi yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko tertentu. Setiap investor pasti mengharapkan pengembalian (return) yang besar dari tiap investasi yang dilakukannya. Namun terkadang besarnya return dari suatu investasi akan dibarengi dengan risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko yang ada para investor perlu memperhatikan aspek dari return
dan risiko yang dilakukannya dengan melakukan diversifikasi pada instrumen investasinya.
(18)
Pembelian aset finansial sendiri dapat dilakukan di pasar modal. Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang memerlukan dukungan dana yang cukup besar yang dapat diperoleh dari kegiatan investasi lewat peran pasar modal sebagai sumber pendanaan pembangunan jangka panjang. Indonesia telah mencatat perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah investasi yang tercatat di dalam pasar modal.
Investasi dalam dilakukan dalam dua cara. Pertama, para investor dapat melakukan investasi secara langsung dengan membeli surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, seperti saham, obligasi, future, reksa dana, dan sebagainya. Kedua, investasi dilakukan melalui lembaga-lembaga investasi yang menghimpun dana dari masyarakat (investor) lalu dana tersebut akan diinvestasikan kembali untuk membeli surat berharga di pasar modal seperti reksa dana.
Perkembangan reksa dana dewasa ini semakin meningkat seiring dengan majunya perekonomian suatu bangsa dan berkembangnya pasar modal. Namun sungguh mengejutkan masih banyak masyarakat yang belum mengenal apa yang dimaksud tentang reksa dana, padahal reksa dana telah cukup lama berkembang di Indonesia, yaitu sejak tahun 1995.
Reksa dana menurut UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 didefinisikan sebagai “wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa reksa dana merupakan
(19)
kumpulan dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan ke dalam saham, obligasi, deposito, pasar uang ataupun efek/ sekuriti lainnya.
Saat ini telah tersedia beragam reksa dana yang bertujuan menyediakan suatu peluang investasi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan finansial mereka di kemudian hari. Namun masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa reksa dana adalah suatu instrumen investasi yang hanya dapat dimiliki oleh para pemodal besar. Kesalahpahaman akan reksa dana ini pun terjadi karena kurangnya sosialisasi dari lembaga-lembaga investasi. Padahal selain berbiaya relatif rendah, reksa dana sangat cocok bagi para investor pemula. Bagi masyarakat dengan keterbatasan biaya, tidak adanya waktu untuk menganalisis pasar, dan kurangnya pengetahuan serta keahlian dalam menghitung risiko atas investasi, maka reksa dana dapat menjadi jalan keluar untuk mengatasi hal-hal tersebut dimana perusahaan reksa dana (manajer investasi) akan membantu masyarakat dalam berinvestasi.
Berinvestasi pada reksa dana merupakan bentuk diversifikasi investasi, yaitu suatu bentuk investasi yang menyebar dalam beberapa alat investasi yang diperdagangkan di dalam pasar modal sehingga memperkecil kemungkinan risiko yang akan timbul. Bila terjadi kerugian pada salah satu instrumen, maka hal tersebut masih dapat dinetralisir dengan profit yang didapatkan dari instrumen investasi lainnya.
Berinvestasi di reksa dana mempunyai berbagai macam keuntungan (dalam Cahyono, 2000 : 47-51), yakni:
1. Dikelola oleh manajer investasi yang professional. 2. Kenyamanan dan kemudahan dalam berinvestasi.
(20)
3. Diversifikasi investasi (memperkecil risiko). 4. Biaya rendah.
5. Harga terjangkau. 6. Transparansi informasi. 7. Likuiditas tinggi. 8. Keringanan pajak.
Di Indonesia terdapat beragam jenis reksa dana yang ditawarkan tergantung pada tujuan dari investasi masyarakat. Sebelum memulai investasi pada reksa dana tentu kita harus mengetahui beberapa jenis reksa dana tersebut. Reksa dana yang menawarkan return rendah akan diiringi dengan risiko yang rendah. Sedangkan reksa dana dengan return tinggi akan dibarengi dengan risiko yang tinggi pula. Menurut Bapepam dalam Cahyono (2002 : 60) reksa dana dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Reksa dana saham, yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat ekuitas (saham).
2. Reksa dana campuran, yaitu reksa dana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek obligasi yang perbandingannya tidak termasuk ke dalam kategori reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.
3. Reksa dana pendapatan tetap, yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% ke dalam efek yang bersifat hutang.
4. Reksa dana pasar uang, yaitu reksa dana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang (berjangka kurang dari 1 tahun).
Perkembangan reksa dana di Indonesia telah mencatat pertumbuhan yang cukup pesat yang dapat kita lihat melalui pertumbuhan NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAB merupakan dana yang dikelola oleh manajer investasi dalam reksa
(21)
0,00 50.000.000.000.000,00 100.000.000.000.000,00 150.000.000.000.000,00 200.000.000.000.000,00 250.000.000.000.000,00
Perkembangan
Reksa
Dana
Perkembangan Reksa Dana
dana. Melalui Gambar 1.1 dapat dilihat perkembangan NAB reksa dana sampai sekarang. NAB yang disajikan dibawah merupakan NAB dari semua manajer investasi yang berjumlah 76 dan masih aktif dan terdaftar di website Bapepam.
Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan reksa dana dari tahun 2008 – 2014 yang terus meningkat dimana selalu terjadi kenaikan NAB (Nilai Aktiva Bersih) setiap tahun. Pada tahun 2008 total NAB adalah sebesar 73,259,964,417,955.25, pada tahun 2009 total NAB adalah sebesar 109,959,523,922,678.70, pada tahun 2010 total NAB adalah sebesar 139,096,653,052,739.75, pada tahun 2011 total NAB adalah sebesar 163,124,028,249,957.91, pada tahun 2012 total NAB adalah sebesar
Gambar 1.1 Perkembangan Reksa Dana dari 2008-2014
(22)
182,567,875,953,169.78, pada tahun 2013 total NAB adalah sebesar 185,206,340,958,430.28, dan pada tahun 2014 total NAB adalah sebesar 205,929,658,515,033.04. Perkembangan reksa dana yang terus mengalami kenaikan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menaruh harapan yang tinggi terhadap investasi tersebut.
Reksa dana juga memiliki kinerja yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari nilai aktiva bersih setiap jenis reksa dana. Kinerja setiap reksa dana dilihat dari NAB September 2014 yang terdaftar di Bapepam dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 menunjukan fenomena NAB setiap jenis reksa dana pada September 2014. Tabel 1.1 menunjukan NAB yang paling tinggi persentasenya ada pada jenis reksa dana saham, yaitu sebesar 86.151.633.044.153,64. Sebagai salah satu jenis instrumen investasi reksa dana, reksa dana saham memfokuskan portofolio investasinya pada instrumen berbentuk saham dengan jumlah sekurang-kurangnya 80% dari total asset investasinya.
Dibandingkan reksa dana campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang, reksa dana saham memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang lebih
No Jenis Reksa dana Nilai Aktiva Bersih (NAB)
1 Reksa dana Saham 86.151.633.044.153,64 2 Reksa dana Campuran 18.783.324.917.692,61 3 Reksa dana Pendapatan Tetap 28.755.067.658.545,98 4 Reksa dana Pasar Uang 15.623.151.776.715,53
Total 149.313.177.397.108,76
Tabel 1.1. NAB Reksa dana
(23)
besar, demikian juga risikonya. Reksa dana saham menjadi alternatif menarik bagi investor yang mengerti potensi investasi pada saham untuk jangka panjang sehingga dana yang digunakan untuk berinvestasi merupakan dana untuk kebutuhan jangka panjangnya. Maka selain harus mengerti bahwa investasi saham merupakan investasi jangka panjang, investor juga harus mengerti dan bersedia menerima risiko investasi yang menyertainya (Pratomo & Nugraha, 2009).
Setelah mengetahui tingkat risiko atau tingkat pengembalian yang diinginkan, investor juga secara mendasar harus mengenal cara manajer investasi mengelola produknya yang biasa dikenal dengan manajemen portofolio. Manajemen portofolio ini terbagi dalam dua strategi atau cara pengelolaan, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Portofolio yang dikelola aktif memiliki tingkat harapan pengembalian selalu berubah. Cara pendekatan terhadap strategi aktif adalah melalui pengukuran, kemampuan pemilihan sekuritas (stock selection ability) untuk pembentukan portofolio yang optimal, dan kemampuan market timing (Tandelilin, 2001).
Kemampuan pemilihan sekuritas adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih efek sekuritas yang tepat untuk dimasukkan atau dikeluarkan dari portofolio reksa dana dengan tujuan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik daripada tingkat pengembalian normal.
Reksa dana memiliki risiko dan return yang berbeda-beda. Dibutuhkan analisa yang tepat agar reksa dana memberikan pengembalian yang seperti yang diharapkan. Melalui pemilihan reksa dana dengan kinerja yang baik maka
(24)
diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang tinggi dan memperkecil risiko yang akan terjadi, hal utama yang umumnya digunakan untuk menjadi bahan pertimbangan oleh investor adalah tinggi rendahnya harga atau NAB (Nilai Aktiva Bersih), risiko, laporan berkala reksa dana, dan komunikasi dengan manajer investasi.
Namun yang menjadi permasalahan adalah bagaimana investor dapat memilih manajer investasi yang tepat dari sekian banyak manajer investasi yang ada sehingga mampu memberikan return yang baik bagi investor dimana reksa dana mengalami kenaikan dari periode sebelumnya dan return reksa dana lebih besar dari return pasar. Dalam rangka menjawab permasalahan ini, maka dilakukan penelitian ini dengan memfokuskan pada kinerja dari reksa dana berdasarkan pada stock selection skills dan market timing abilities masing-masing manajer investasi. Stock selection skills adalah kemampuan manajer untuk mengidentifikasi dan memilih saham/sekuritas yang mispriced dan memberikan potensi keuntungan di masa mendatang, sedangkan market timing abilities adalah kemampuan manajer investasi untuk bereaksi terhadap antisipasi perubahan harga dari suatu saham/sekuritas dengan cara menginvestasikan dananya atau menarik dananya dari suatu investasi secara tepat waktu.
Penelitian mengenai kemampuan stock selection skills dan market timing abilities telah menarik perhatian banyak peneliti di berbagai negara. Gallagher, 2006 dalam Houyensyah, 2012 menemukan tentang kinerja pendanaan pada dana pensiun di Australia dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa manajer investasi di Australia mempunyai ketepatan dalam hal market timing yang baik,
(25)
dan beberapa manajer investasi memiliki stock selection skills yang baik. Melalui penelitian Gallagher dikatakan bahwa bila seorang manajer investasi memiliki
stock selection skills yang baik, maka biasanya buruk dalam hal market timing. Begitu juga sebaliknya, manajer investasi yang mempunyai market timing abilities yang baik akan cenderung buruk dalam stock selection skills.
Penelitian di Indonesia dilakukan oleh Waelan (2008), dimana ia telah melakukan penelitian yang membahas tentang pengaruh stock selection dan
market timing manajer investasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia tidak memiliki stock selection skills yang baik, sedangkan untuk market timing abilities walaupun ada namun masih sangat kecil dan tidak signifikan.
Panjaitan (2011) menemukan bahwa secara umum manajer investasi reksa dana saham di Indonesia tidak memiliki stock selection skills yang
undervalue yang dapat mengalahkan kinerja pasar dan tidak memiliki market timing abilities yang baik dimana manajer investasi kurang optimal dalam merubah komposisi portofolio reksa dananya sesuai dengan tren pasar.
Tidak ada jaminan bahwa kinerja reksa dana yang baik di masa lalu akan dapat berkinerja baik di masa yang akan datang. Namun melalui model pengukuran yang tepat maka hal tersebut dapat diestimasikan dengan baik.
1.2 Perumusan Masalah
Adanya strategi pengelolaan potofolio yang dilakukan oleh manajemen investasi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memilih reksa dana, apakah manajer investasi pada reksa dana yang telah dipilih memiliki stock
(26)
selection skills dan market timing abilities. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki stock selection skills yang baik?
2. Apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki market timingabilities yang baik?
3. Apakah terdapat trade-off antara stock selection skills dengan market timingabilities manajer investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki stock selection skills yang baik.
2. Untuk mengetahui apakah manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki market timingabilities yang baik.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat trade-off antara stock selection skills
dengan market timing abilities manajer investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4Manfaat Penelitian
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi investor guna memilih manajer investasi mana yang dapat
(27)
memberikan return yang lebih baik, yang dapat dilihat dari kemampuan memilih saham (stock selection skills) dan market timing abilities.
2. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan mengembangkan pengetahuan serta wawasan penulis sehingga dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan selama di perkuliahan.
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja manajer investasi terhadap reksa dana saham di Indonesia sehingga bisa dijadikan acuan dalam menginvestasikan dananya di reksa dana dalam rangka
memaksimumkan return. 4. Bagi manajer investasi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajer investasi sebagai masukan untuk menilai kinerja reksa dana yang dikelolanya dan reksa dana lain dalam usaha pengembangan jasa keuangannya.
(28)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi
2.1.1.1 Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pengertian investasi juga dikemukakan oleh beberapa ahli, yakni :
1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK (2008), investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
2. Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2008 : 5) investasi adalah komitmen atas sejumlah uang atau sumber daya lain untuk mendapatkan keuntungan yang besar di masa yang akan datang.
3. Menurut Jones (2000 : 3), investasi adalah komitmen dari dana untuk diinvestasikan ke satu atau lebih aset yang akan dipegang sampai periode yang akan datang.
4. Menurut Gerald (1978 : 6), investasi adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan
(29)
modal barang pada saat sekarang ini. Barang modal tersebut akan menghasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
5. Menurut Gitman (2000 : 332), investasi adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua tahun atau lebih.
Jadi secara umum, investasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk pengambilan keputusan investor dalam mengeluarkan dananya pada saat sekarang untuk membeli suatu aktiva riil, (tanah, rumah, dan sebagainya) atau membeli aktiva keuangan (saham, obligasi, reksa dana, dan sebagainya) dengan tujuan mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa mendatang.
2.1.1.2 Tujuan Investasi
Menurut Tandelilin (2001 : 5), tujuan seseorang melakukan investasi adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya yang lain akibat adanya pengaruh inflasi.
(30)
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
Berbagai negara di dunia banyak yang melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2.1.1.3 Dasar Keputusan Investasi
Dasar-dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2001 : 6) terdiri dari:
1. Return
Alasan utama seseorang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut return. Menjadi suatu hal yang wajar apabila seorang investor menuntut tingkat
return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan pengorbanan atau kompensasi atas biaya kesempatan (oppurtinity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi juga perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dengan
return yang sesungguhnya terjadi (actual return).
Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa yang akan datang. Sedangkan return yang terjadi merupakan return
yang telah diperoleh di masa lalu. Antara tingkat return yang diharapkan dengan tingkat return yang terjadi mungkin saja berbeda. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan tingkat return, juga harus memperhatikan tingkat risiko suatu investasi.
(31)
2. Risiko (Risk)
Dalam berinvestasi selain ada return yang diharapakan, tentu ada juga risiko yang mengikuti return tersebut. Semakin tinggi return yang didapatkan tentu akan semakin tinggi risiko yang dihadapi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah return yang didapatkan maka akan semakin kecil pula risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat risiko dengan pengembalian yang seimbang.
3. Jangka Waktu (The Time Factor)
Jangka waktu pengembalian dari suatu investasi juga harus diperhatikan. Dalam berinvestasi, investor dapat menanamkan dananya pada jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan harapan atau ekspektasi dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dari risiko.
(32)
2.1.1.4 Proses Keputusan Investasi
Menurut Tandelilin (2001 : 8-10) proses investasi adalah rangkaian aktivitas yang menghasilkan yang dilakukan oleh investor di dalam pembelian aset nyata/ surat berharga. Proses investasi sendiri terdiri dari lima tahap keputusan, yaitu:
1. Penentuan tujuan investasi
Tujuan investasi dapat berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, lembaga dana pensiun bertujuan untuk
Return
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Risiko
Gambar 2.1. Hubungan antara Return, Risiko, dan Jangka Waktu
(33)
membayar dana pensiun nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih investasi pada portofolio reksa dana.
2. Penentuan kebijakan investasi
Keputusan ini menyangkut pada pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas-kelas aset yang tersedia, contohnya: saham, obligasi, real estate, ataupun sekuritas luar negeri.
3. Pemilihan strategi portofolio
Ada 2 strategi portofolio yang dapat dipilih, yaitu: strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi yang terbaik. Sedangkan, strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
4. Pemilihan aset
Tahap ini mengevaluasi setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio, dimana dalam tahap ini dicari kombinasi portofolio yang paling efisien, yaitu portofolio yang mampu menawarkan return yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui benchmarking.
(34)
Sumber: Tandelilin (2001)
2.1.2 Pasar Modal
Pasar modal menurut Latumaerissa (2011 : 353) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan akhirnya meningkatkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian, pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan
Penentuan tujuan investasi
Penentuan kebijakan investasi
Pemilihan strategi portofolio
Pemilihan aset
Pengukuran dan evaluasi kinerja
portofolio
(35)
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Untuk kasus di Indonesia, bursa efek yang ada yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pasar modal Indonesia sebenarnya dimulai ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Jakarta (Batavia) pada akhir tahun 1912. Pendirian bursa efek tersebut diikuti dengan pendirian bursa efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925. Dengan berbekal pengalaman bursa efek di Belanda yang cukup lama, bursa efek yang didirikan tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat sampai akhirnya kegiatannya terhenti akibat pecahnya Perang Dunia Kedua. Selanjutnya, memasuki era kemerdekaan bursa efek Indonesia diaktifkan kembali dengan diterbitkannya obligasi pemerintah RI tahun 1950. Untuk menetapkan keberadaan bursa efek tersebut, maka pemerintah mengeluarkan UU Darurat tentang Bursa No. 13 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15 Tahun 1952. Penyelenggaraan bursa efek yang dibuka Jakarta tersebut dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek – efek (PPUE) dimana Bank Indonesia terlibat sebagai penasehat.
Namun usaha pengaktifkan kembali bursa efek tidak mengalami perkembangan atau bahkan dapat dikatakan tidak begitu banyak pengaruhnya. Keadaan tersebut berlangsung sampai dengan memasuki dekade 1970-an. Pemerintah mulai kembali melakukan usaha pengaktifan pasar modal Indonesia sejak 10 Agustus 1977 dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal
(36)
(Bapepam) yang sejak tahun 1991 berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Untuk menggairahkan kembali pasar modal, pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan dan perkembangan termasuk pasar modal. Deregulasi yang dapat dianggap mempengaruhi pasar modal Indonesia antara lain adalah Pakto 27 1988 dan Pakto 20 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paket 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok sebagai berikut.
1. Kemudahan syarat go public antara lain tidak harus mencapai 10%. 2. Diperkenalkan bursa pararel.
3. Penghapusan pungutan-pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam.
4. Investor asing boleh memiliki saham yang go public.
5. Saham boleh diterbitkan atas unjuk.
6. Batasan fluktuasi harga saham di Bursa Efek sebesar 4% dari kurs sebelum ditiadakan.
7. Proses emisi harus sudah diselesaikan Bapepam dalam waktu selambat-lambatnya 20 hari sejak dilengkapinya persyaratan.
Dampak dari deregulasi tersebut adalah meningkatnya minat emiten maupun investor secara drastis yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan di satu pihak dan sarana investasi bagi pemodal. Meningkatnya minat emiten mencari dana melalui pasar modal tercermin dari
(37)
banyaknya perusahaan yang melakukan emisi saham dan obligasi serta naiknya jumlah kapitalisasi dana.
2.1.3 Reksa Dana
2.1.3.1 Pengertian Reksa Dana
Reksa dana secara umum dapat dikatakan sebagai wadah dan pola pengelolaan dana/ modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana. Dana ini kemudian akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/ sekuriti lainnya.
Menurut UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasar 1 ayat 27 “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi.”
Selanjutnya, menurut Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya (2006 : 7), reksa dana merupakan suatu bentuk pemberian jasa yang didirikan untuk membantu investor yang ingin berpartisipasi dalam pasar modal tanpa adanya keterlibatan secara langsung dalam prosedur, administrasi, dan analisis dalam sebuah pasar modal.
Dari ketiga pengertian yang disebutkan di atas, terdapat empat unsur penting dalam reksa dana, yaitu:
1. Reksa dana merupakan kumpulan dana bagi pemilik (investor). 2. Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.
(38)
3. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi.
4. Reksa dana merupakan instrumen jangka menengah dan panjang.
2.1.3.2 Klasifikasi Reksa Dana
2.1.3.2.1 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolionya
Menurut Bapepam dalam Cahyono (2002 : 60), jenis reksa dana berdasarkan portofolionya dapat dibagi menjadi empat golongan besar reksa dana, yaitu:
1. Reksa Dana Saham (Stock Funds)
Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam efek bersifat ekuitas.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Bond Funds)
Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam efek bersifat utang.
3. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun.
4. Reksa Dana Campuran (Balanced Funds)
Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek yang bersifat utang dengan komposisi yang berbeda dengan reksa dana yang disebutkan di atas.
(39)
2.1.3.2.2 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Bentuknya
Menurut Cahyono (2000:24), jenis reksa dana berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi dua golongan besar reksa dana, yaitu:
1. Reksa Dana Perusahaan (Company Funds)
Reksa dana perusahaan adalah reksa dana berbentuk suatu perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha mengelola portofolio efek. Investor yang tertarik berinvestasi pada reksa dana ini dapat membeli saham yang dikeluarkan perusahaan perusahaan tersebut.
2. Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (Collective Investment Contract Funds)
Reksa dana kontrak investasi kolektif adalah reksa dana yang dibentuk berdasarkan suatu kontrak investasi kolektif antara manajer investasi dan bank kustodian. Investor yang tertarik berinvestasi pada reksa dana ini dapat membeli unit penyertaan reksa dana tersebut.
2.1.3.2.3 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Kewajibannya
Menurut Widjaja dan Ramaniya (2006 : 10), jenis reksa dana berdasarkan kewajibannya dapat dibagi menjadi dua golongan besar reksa dana, yaitu:
1. Reksa Dana tertutup (close end funds)
Reksa dana tertutup adalah reksa dana yang menerbitkan saham per unit penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban untuk membeli saham per unit penyertaan yang telah dijualnya. Investor hanya dapat menarik investasinya dengan cara menjual atau mengalihkan
(40)
saham per unit penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain yang berminat.
2. Reksa Dana terbuka (open end funds)
Reksa dana terbuka adalah reksa dana yang menerbitkan saham per unit penyertaan dan menjualnya kepada investor dan memiliki kewajiban untuk membeli kembali saham per unit penyertaan yang telah dijualnya.
2.1.3.2.4 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Strategi Investasinya
Menurut Cahyono (2000 : 26), jenis reksa dana berdasarkan strategi investasinya dapat dibagi menjadi empat golongan besar reksa dana, yaitu:
1. Aggressive Growth Funds
Aggressive Growth Funds adalah strategi investasi dimana manajer investasi melakukan investasi terutama pada saham-saham perusahaan baru yang mempunyai potensi pertumbuhan yang sangat tinggi, walaupun bersifat spekulatif dan berisiko tinggi, namun jika berhasil akan memperoleh pendapatan yang bersumber pada kenaikan harga saham (capital gain) yang tinggi, walaupun dengan fluktuasi harga yang juga tinggi.
2. Growth Funds
Growth funds adalah strategi investasi dimana manajer investasi melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang telah dan diperkirakan akan terus mampu mengalami pertumbuhan di atas rata-rata industri dan memperoleh pendapatan pada kenaikan harga saham (capital gain) yang optimal dengan mempertimbangkan risiko yang ada.
(41)
3. Growth Income Funds
Growth income funds adalah strategi investasi dimana manajer investasi melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang tumbuh sedikit dibawah rata-rata dan memiliki sejarah pembayaran deviden yang baik, dan memperoleh pendapatan bersumber pada potensi kenaikan harga (capital gain) dan pembayaran deviden.
4. Value Income Funds
Value income funds adalah strategi investasi dimana manajer investasi melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang memiliki sejarah pembayaran deviden yang sangat baik, dan mempunyai pendapatan yang bersumber dari penerimaan deviden.
2.1.3.3 Return dan Risiko Reksa Dana 2.1.3.3.1 Return Reksa Dana
Dalam berinvestasi setiap investor pasti mengharapkan tingkat return yang disyaratkan. Return reksa dana merupakan suatu nilai lebih yang diharapkan oleh investor yang akan diperoleh pada akhir periode tertentu. Return yang diharapkan (expected return) tentu saja dapat berbeda dengan return yang terjadi (actual return). Return reksa dana dapat berupa kenaikan NAB (Nilai Aktiva Bersih). Jika NAB positif maka investor akan mendapatkan capital gain dan sebaliknya jika NAB negatif maka investor akan mendapatkan capital loss, ceteris paribus.
(42)
2.1.3.3.2 Risiko Reksa Dana
Tiap investasi pasti mengandung risiko, ada investasi yang berisiko rendah dan ada juga investasi yang berisiko tinggi. Begitu juga dengan reksa dana yang tidak luput dari risiko. Menurut Cahyono (2000 : 52), risiko dalam berinvestasi di reksa dana dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan (UP), dimana tidak ada jaminan bahwa dalam mengelola dana manajer investasi akan terus memberi hasil. Unit penyertaan reksa dana bisa turun dan naik sejalan dengan kenaikan atau penurunan nilai efek ekuitas maupun utang yang menjadi sarana investasi reksa dana.
2. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik, dimana perubahan di dalam perekonomian dan politik suatu negara dapat mempengaruhi pandangan umum terhadap perusahaan-perusahaan di negara tempat mereka beroperasi. 3. Risiko likuiditas, dimana risiko ini sangat berkaitan dengan seberapa mudah
suatu reksa dana yang dibeli oleh seorang investor dapat dijual kembali.
4. Risiko wanprestasi, dimana risiko ini muncul jika ada pihak terkait seperti emiten, bank kustodian, pialang atau agen penjual gagal memenuhi kewajibannya, dan dapat mempengaruhi nilai NAB.
5. Risiko regulasi, dimana risiko ini lebih berkaitan dengan regulasi dari pemerintah setempat, dimana reksa dana dalam portofolionya harus mempunyai batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
(43)
2.1.3.3.3 Hubungan antara Return dan Risiko
Melalui gambar di atas dapat kita lihat bahwa hubungan antara return dan risiko adalah searah dan linear, hal ini bermakna bahwa semakin besar tingkat
return yang disyaratkan oleh investor maka akan semakin besar pula risiko yang akan terjadi dan begitu juga sebaliknya, semakin rendah return yang disyaratkan oleh investor maka akan semakin kecil risiko yang akan terjadi, ceteris paribus.
2.1.3.4 Pengertian dan Penilaian Kinerja Reksa Dana 2.1.3.4.1 Pengertian Kinerja Reksa Dana
Kinerja reksa dana merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melakukan evaluasi dan mengetahui perkembangan reksa dana yang selama ini dikelola di periode tertentu. Kinerja reksa dana penting bagi investor untuk melakukan investasi dengan melihat kinerja reksa dana di masa lalu. Kinerja reksa dana yang baik di masa lalu tidak dapat menjadi jaminan bahwa reksa dana
Return
Risiko
Sumber: Tandelilin (2001)
(44)
tersebut akan berkinerja sama baiknya dengan sekarang ataupun di masa yang akan datang, namun kinerja reksa dana di masa lalu dapat menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi pada reksa dana yang lain. Suatu reksa dana dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila sejak peluncurannya berada di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). NAB per unit merupakan suatu data yang dibutuhkan untuk menilai kinerja reksa dana. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja reksa dana, yaitu:
1. Kebijakan pemerintah dalam bidang moneter
Faktor ini berpengaruh pada kebijakan pemerintah dalam hal SBI, dimana penurunan nilai SBI akan berpengaruh positif pada reksa dana.
2. Cara pengelolaan Reksa Dana
Dimana kesalahan dalam mengalokasikan reksa dana akan berpengaruh besar terhadap kinerja reksa dana.
3. Market Timing
Ukuran yang mencerminkan kemampuan seorang manajer investasi dalam membeli reksa dana ketika pasar sedang bullish dan menjual reksa dana ketika pasar sedang bearish.
2.1.3.4.2 Penilaian Kinerja Reksa Dana
Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio yang terjadi pada akhir tahun 60-an yang dipelopori oleh William Sharpe, Treynor, dan Michael Jensen yang berdasarkan pada teori Capital Market atau lebih dikenal dengan istilah composite (risk adjusted) measure of portofolio performance karena metode ini mengkombinasikan antara return dan risiko. Menurut Fabozzi (2000 :
(45)
798-799) dalam penelitian awal mengenai kinerja manajer investasi, ketiga alat ukur ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer reksa dana dan ketiga ukuran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Metode Sharpe
Metode ini menggunakan konsep Capital Market Line atau lebih dikenal dengan istilah Reward to Variability Ratio (RVAR). Sharpe menyatakan bahwa kinerja portofolio merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko dengan diberi symbol Sp. Indeks kinerja Sharpe dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Dimana:
Sp = indeks kinerja Sharpe
Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar Rf = return bebas risiko
σp = total risiko 2. Metode Treynor
Metode ini mengasumsikan bahwa portofolio sangat terdiversifikasi yang dikenal dengan istilah Reward to Valatility Ratio (RVOR). Treynor
menyatakan bahwa kinerja portofolio merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit dengan diberi symbol Tp. Indeks kinerja Treynor dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
(46)
Dimana:
Tp = indeks kinerja Treynor
Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar Rf = return bebas risiko
p = risiko pasar dari portofolio atau risiko sistematik portofolio 3. Metode Jensen
Jensen dalam mengukur kinerja portofolio sangat memperhatikan CAPM (Capital Asset Pricing Model) sehingga pengukuran ini sering disebut dengan
Jensen ALPHA. Indeks kinerja Jensen dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Dimana:
αp & p = hasil estimasi regresi Rp = return portofolio Rf = return bebas risiko Rm = return pasar
2.1.3.5 Pengertian dan Model Pengukuran Stock Selection Skills dan Market
Timing Abilities
2.1.3.5.1 Pengertian Stock Selection Skills dan Market Timing Abilities
Kemampuan memilih saham (stock selection) merupakan kemampuan manajer investasi untuk memilih saham - saham yang undervalue yang akan dimasukkan ke dalam portofolio dan diprediksi mempunyai kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang. Manajer investasi lebih sering mengandalkan kemampuan stock selection ini untuk mendapatkan return yang abnormal.
(47)
Kemampuan market timing merupakan kemampuan manajer investasi untuk melakukan penyesuaian portofolio guna mengantisipasi perubahan atau pergerakan harga pasar secara umum. Manajer investasi yang mempunyai kemampuan market timing akan mampu untuk membeli efek untuk dimasukkan ke dalam portofolionya ketika kondisi pasar sedang naik (bullish) dan menjual efek yang ada di dalam portofolionya ketika kondisi pasar sedang turun (bearish).
2.1.3.5.2 Model Pengukuran Stock Selection Skills dan Market Timing
Abilities
Untuk mengukur stock selection skills dan market timing ability dapat digunakan dua model dari Treynor-Mazuy dan Henrikson-Merton.
1. Model Treynor-Mazuy
Menurut Treynor dan Mazuy (1966) stock selection skills dan market timing
abilities seorang manajer investasi dapat dilihat dari nilai alpha (α) dan gamma ( ) yang di dapat dari hasil estimasi regresi. Alpha mencerminkan
stock selection skills, dimana alpha yang positif mengindikasikan stock selection skills yang baik dan alpha yang negatif mengindikasikan stock selection skills yang buruk. Gamma mencerminkan market timing abiliites, dimana gamma yang positif mengindikasikan bahwa manajer investasi mempunyai market timing abilities yang baik dan gamma yang negatif mengindikasikan bahwa manajer investasi mempunyai market timing abilities
yang buruk. Model dari Treynor Mazuy ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
(48)
Dimana:
Rp = return reksa dana periode t Rf = return bebas risiko periode t Rm = return pasar periode t
α = intercept yang mengindikasikan kemampuan memilih saham (stock selection) manajer investasi
= koefisien regresi excess market return atau slope pada waktu pasar turun (bearish)
= koefisien regresi yang mengindikasikan kemampuan market timing manajer investasi
εp = random error
2. Model Henrikson-Merton
Model ini dikembangkan oleh Henrikson dan Merton, dimana Henrikson dan Merton mengukur kemampuan market timing dan stock selection dari portofolio yang dikelola secara aktif. Untuk mengukur kemampuan stock selection manajer investasi, hal ini dapat dilihat dari alpha (α). Jika manajer investasi memiliki alpha > 0 maka dapat dikatakan bahwa manajer tersebut memiliki kemampuan memilih saham yang baik, sebaliknya apabila manajer investasi memiliki alpha < 0 maka dapat dikatakan bahwa manajer investasi tersebut tidak memiliki kemampuan memilih saham yang baik. Kemampuan
market timing dari manajer investasi disimbolkan dengan , dimana > 0 maka dapat dikatakan bahwa manajer investasi memiliki kemampuan market timing yang baik, sebaliknya jika < 0 maka dapat dikatakan bahwa manajer investasi tidak memiliki kemampuan market timing yang baik. Model dari Henrikson Merton ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
(49)
Dimana:
Rp = return reksa dana periode t Rf = return bebas risiko periode t Rm = return pasar periode t
= koefisien regresi excess market return atau slope pada waktu pasar turun (bearish)
= koefisien regresi yang mengindikasikan kemampuan market timing manajer investasi
D = dummy untuk melakukan peramalan market timing dengan ketentuan D = 1 jika (Rm-Rf) > 0 (bullish) dan D = 0 jika (Rm-Rf)<0 (bearish)
εp = random error 2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang memfokuskan pada kemampuan memilih saham (stock selection skills) dan market timing abiliti telah banyak dilakukan oleh peneliti baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
Tabel 2.1. Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 1 Manzoor Ahmad & Udayan Samajpati (2010) Evaluation of Stock Selection Skills and Market Timing Abilities of Indian Mutual Funds Managers Depedent: Mutual Funds Return Independent: Stock Selection skills and Market Timing Ability Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan stock
selection manajer investasi di India berpengaruh secara positif dan signifkan terhadap return reksa dana, begitu juga dengan kemampuan market timing juga berpengaruh secara positif dan signifikan
(50)
reksadana.
No Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 2 Soo-Wah Low (2012) Market Timing and Selectivity Performance: A Cross-Sectional Analysis of Malaysian Unit Trust Funds Dependent: Selectivity Performance and Market Timing Performance Independent: Objective, Risk, Turnover, Experience, Size, Growth, Age Cross-Sectional Regression Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko dari reksa dana berpengaruh negatif terhadap stock selection, namun berpengaruh positif terhadap
kemampuan market
timing. 3 Waelan (2007) Kemampuan Memilih Saham dan Market Timing Manajer Investasi Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Dependen: Kemampuan memilih saham dan market timing Independen: Return reksa dana, return pasar, dan return bebas risiko Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer investasi di BEI
tidak memiliki kemampuan memilih saham. Sedangkan untuk kemampuan market timing manajer investasi di BEI sangat kecil dan tidak signifikan. 4 Michael Vincentius Panjaitan (2013) Analisis Kemampuan Stock Selection dan Market Timing Manajer Investasi pada Reksadana Saham di Indonesia Dependen: Kinerja Reksadana Independen: Stock Selection Skills and Market Timing Ability Regresi Linear Sederhana Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer investasi di Indonesia tidak memiliki kemampuan stock selection & market timing yang baik dan kurang optimal dalam mengubah portofolionya sesuai dengan tren pasar.
Sumber: Data Diolah oleh Peneliti (2014)
2.3 Kerangka Konseptual
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan model dari Treynor-Mazuy. Menurut teori Treynor-Mazuy, kinerja suatu reksa dana dapat dilihat dari dua kemampuan, yaitu stock selection skills dan market timing
(51)
REKSA DANA SAHAM
abilities. Stock selection skills adalah kemampuan manajer untuk mengidentifikasi dan memilih saham yang mispriced dan memberi potensi keuntungan di masa mendatang. Market timing abilities adalah kemampuan manajer investasi untuk bereaksi terhadap antisipasi perubahan harga dari suatu saham dengan cara menginvestasikan atau menarik dananya secara tepat waktu. Kemudian peneliti juga ingin melihat apakah diantara dua kemampuan tersebut saling berkorelasi baik secara positif atau negatif, yang artinya apakah ketika manajer investasi mempunyai stock selection skills yang baik maka akan buruk dalam hal market timing, atau sebaliknya, ketika manajer investasi mempunyai stock selection skills
yang buruk maka akan baik dalam hal market timing.
Sumber: Data Diolah oleh Peneliti (2014)
2.4Hipotesis Penelitian
Dari kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki
stock selection skills.
Stock Selection Skills Market Timing Ability
Gambar 2.4. Kerangka Konseptual
(52)
H2: Manajer investasi reksa dana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki
market timing abilities.
H3: Terdapat trade off antara stock selection skills dengan market timing abilities
(53)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ilmiah yang digunakan dalam penelitan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif karena penelitian didesain untuk memaparkan dan mengevaluasi karakteristik populasi, atau bisa juga menggambarkan fakta secara sistematis sehingga lebih mudah dipahami dan lebih informatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh. Penelitian ini digunakan untuk membahas suatu masalah yang lebih mendetail.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berada di Medan dengan mengambil data dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id .
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Kegiatan
Sept-2014
Okt-2014
Nov-2014
Des-2014
Jan-2015 Pengajuan judul - - - - Pengerjaan proposal
skripsi
Seminar proposal skripsi Perbaikan dan
penyelesaian proposal
Penelitian dari data BEI Pengerjaan skripsi Bimbingan dan
penyelesaian skripsi
Ujian Komprehensif
Meja Hijau
(54)
3.3 Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional dari reksa dana adalah reksa dana yang 80% portofolionya berinvestasi pada saham. Reksa dana saham merupakan hasil dari kegiatan manajer investasi reksa dana saham yang terdaftar sejak tahun 2010 – 2013, dalam pengukurannya digunakan pengukuran stock selection dan market timing. Pendekatan stock selection dan market timing ini menggunakan pengukuran regresi dengan model dari Treynor-Mazuy.
Persamaan regresi dari Treynor-Mazuy adalah:
Definisi operasional dari stock selection reksa dana saham adalah kemampuan manajer investasi reksa dana saham dalam menyusun komposisi portofolionya pada periode Januari 2010 – Desember 2013. Kemampuan stock selection ini tampak dari nilai alpha (α) pada persamaan Treynor-Mazuy.
Definisi operasional dari market timing reksa dana saham adalah kemampuan manajer investasi reksa dana saham dalam menentukan waktu yang tepat dalam mengganti susunan portofolionya pada periode Januari 2010 – Desember 2013. Kemampuan market timing ini tampak dari nilai gamma ( ) pada persamaan Treynor-Mazuy.
Dalam menjalankan persamaan regresi Treynor-Mazuy ini terdapat tiga komponen return yang harus dihitung terlebih dahulu, yaitu return reksa dana,
return pasar, return bebas risiko. Perhitungan untuk masing-masing return
(55)
1. Return reksa dana
Return reksa dana saham dalam periode tertentu menunjukkan suatu ukuran kinerja yang telah tercapai yang diperhitungankan melalui data Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Dimana:
Rp = Return reksa dana
NAB t = Nilai Aktiva Bersih periode t NAB t-1 = Nilai Aktiva Bersih periode t-1 2. Return pasar
Return pasar menunjukkan kinerja pasar yang telah terjadi sebagai pembanding dalam menunjukkan kinerja yang dicapai oleh reksa dana, dimana nilai return pasar diperhitungkan dari nilai IHSG dan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Dimana:
Rm = Return IHSG
IHSG t = Return IHSG periode t IHSG t-1 = Return IHSG periode t-1 3. Return bebas risiko
Return bebas risiko dapat diasumsikan dengan menggunakan tingkat suku bunga Surat Berharga Indonesia p(SBI) dan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
(56)
Dimana:
Rf = Return bebas risiko (menggunakan SBI)
= Jumlah tingkat suku bunga SBI selama periode pengamatan = Jumlah periode pengamatan
NO JENIS VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL
METODE PENGUKURAN
1 Reksa dana saham
Reksa dana yang 80% portofolionya berinvestasi pada saham.
Metode Treynor-Mazuy:
2
Stock selection
skills
Kemampuan manajer investasi reksa dana saham dalam menyusun
komposisi portofolionya.
Return reksa dana:
Return IHSG:
Return bebas risiko: 3
Market timing abilities
Kemampuan manajer investasi reksa dana
saham dalam menentukan waktu yang
tepat dalam mengganti susunan portofolionya.
Pengolahan data untuk mengestimasikan kemampuan memilih saham (stock selection skills) dan market timing dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencatat nilai NAB bulanan masing-masing reksa dana saham periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013.
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Sumber: Data Diolah oleh Peneliti (2014)
(57)
2. Menghitung return bulanan masing-masing reksa dana saham periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013.
3. Mencatat nilai pasar bulanan sebagai pembanding pasar periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013.
4. Menghitung return bulanan pasar periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013.
5. Mencatat nilai SBI yang merupakan pembanding investasi bebas risiko. 6. Menghitung return bulanan dari SBI.
7. Mencatat return reksa dana, return pasar, dan return bebas risiko dan memasukannya ke dalam persamaan regresi Treynor-Mazuy dengan menggunakan program SPSS.
8. Hasil dari persamaan regresi Treynor-Mazuy merupakan penilaian kinerja
stock selection dan market timing. Nilai alpha (α) pada persamaan ini mengindikasikan stock selection skills dan nilai gamma ( ) mengindikasikan
market timing abilities.
9. Hasil dari estimasi regresi masing-masing reksa dana dicatat ke program Microsoft Excel 2007.
10.Data mengenai kemampuan stock selection dengan kemampuan market timing
dikorelasikan untuk mengetahui apakah ada korelasi, baik yang bersifat positif maupun negatif.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana saham yang resmi terdaftar di Bapepam sampai dengan Desember 2013, yaitu sebanyak
(58)
78 manajer investasi. Penelitian ini menggunakan data bulanan dari Januari 2010 sampai dengan Desember 2013. Dari populasi tersebut diambil sampel untuk penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan memilih sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel, yaitu:
1. Reksa dana yang masih aktif sampai dengan Desember 2013.
2. Reksa dana yang beroperasi pada periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2013 dan tercatat di Bapepam,
3. Reksa dana yang melaporkan NAB setiap hari ke media massa oleh bank kustodian dan melaporkan NAB tahunan ke Bapepam untuk periode Januari 2010 sampai Desember 2013 dalam website Bapepam.
Tabel 3.3. Sampel Reksa Dana Saham
No Manajer Investasi Nama Reksa Dana
Kode Reksa Dana
Kriteria Penentuan
Sampel
Sampel 1 2 3
1 AAA Asset Management AAA Blue Chip Value
Fund 2
611702
2 PT AMCI Manajemen
Investasi Indonesia
Amobligasi Jibor 1 Year Plus
AMC01
3 PT AXA Asset Management Indonesia
Reksa Dana AXA Citradinamis
BIIDINA √ √ √ Sampel 1
(59)
Management Saham Progresif
5 PT Archipelago Asset
Management
Archipelago Equity Growth
0084699
6 PT Ashmore Asset Management
Ashmore Dana Ekuitas Nusantara
D0AS01
7 PT Avrist Asset
Management
Avrist Equity – Cross Sectoral
0087783
8 PT BNI Asset
Management
BNI Reksa Dana Berkembang
000D1B √ √ √ Sampel 2
9 PT BNP Paribas Investment Partners
BNP Paribas Maxi Saham 0082214 √ √ √ Sampel 3
10 PT Bahana TCW
Investment Management
Reksa Dana Ekuitas Prima RDEP √ √ √ Sampel 4
11 PT Batasa Capital BIG Dana Syariah
Terproteksi
BIGDST 12 PT Batavia Prosperindo
Aset Manajemen
Batavia Dana Saham Optimal
0086769 √ √ √ Sampel 5
13 PT Bowsprit Asset Management
Reksa Dana Penyertaan Terbatas Bowsprit
00D87A
14 PT CIMB Principal Asset Management
CIMB-Principal Equity Aggressive
0099556 √ √ √ Sampel 6
15 PT Ciptadana Asset Management
Rencana Cerdas 0091017 √ √ √ Sampel 7
16 PT Corfina Capital Grow-2-Prosper 0086504 √ √ √ Sampel 8
17 PT Dana Nusa Indonesia Reksa Dana Brent Blue Chip Flexi
BRBF
No Manajer Investasi Nama Reksa Dana
Kode Reksa Dana Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3
18 PT Danareksa
Investment Management
Danareksa Mawar RDMW
19 PT Danatama Makmur Danareksa Seruni RDSN
20 PT Dhanawibawa
Manajemen Investasi
RDPT Dhanawibawa Eksklusif 1
RDPT DW 1
21 PT Eastspring
Investment Indonesia
Reksadana Eastspring Investment Value
ESIFIF
(60)
Management Growth Fund
23 PT Equator Investment Equator Alpha 0087395
24 PT Equity Securities Indonesia
Reksa Dana Prima 0092841
25 PT Eurocapital Peregrine Securities
Reksa Dana V Plus RVP1
26 PT First State
Investments Indonesia
Reksa Dana First State Indoequity Peka Fund
FIPF √ √ √ Sampel
10
27 PT GAP Capital GAP Equity Fund 0085126
28 PT Henan Putihrai Asset Management
Reksa Dana HPAM Saham Dinamis
HPAMD
29 PT Indo Premier Investment Management
Premier Ekuitas Makro Plus
0088245
30 PT Indoasia Aset Manajemen
I Am Equity Fund IND02IA
MEFFI 31 PT Indosurya Asset
Management
Reksa Dana Indosurya Balance Fund
R099
32 PT Insight Asset Management
Reksa Dana Guru 0086652
33 PT Intru Nusantara Garuda Satu GARSAT
34 PT Jisawi Finas Jisawi Profresif 612003
35 PT Kharisma Asset Management
Kharisma Flexi Terbatas 710801
36 PT Kiwoom Investment
Management Indonesia
Kiwoom Indonesia Optimum Fund
612101
No Manajer Investasi Nama Reksa Dana
Kode Reksa Dana Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3
37 PT Kresna Asset Management
Mrs Cash Kresna MRSCK
38 PT Lautandhana
Investment Management
Reksa Dana Lautandhana Equity Progressive
00D54N √ √ √ Sampel
11 39 PT Lippo Securities Tbk Reksa Dana Lippo Dana
Prima
RDLDP
40 PT MNC Asset
Management
Reksa Dana MNC Dana Ekuitas
BIG-EQ √ √ √ Sampel
(61)
41 PT Mandiri Manajemen Investasi
Mandiri Investasi UGM 0083303 √ √ √ Sampel
13 42 PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia
Manulife Dana Saham 0092882 √ √ √ Sampel
14
43 PT Maybank GMT Asset
Management
Maybank GMT Dana Ekuitas
0085209 √ √ √ Sampel
15
44 PT Mega Asset
Management
Mega Asset Maxima 0D10AQ
45 PT Mega Capital Investama
RDPT Mega Saham Maxima
0D10AI
46 PT Millenium Danatama Indonesia
Reksa Dana Millenium Equity
00D61B √ √ √ Sampel
16 47 PT Minna Padi Aset
Manajemen
Minna Padi Keraton II 611901
48 PT Narada Kapital Indonesia
Narada Saham Indonesia 0087768
49 PT Net Assets
Management
Net Dana Flexi NETFLE
XIMI 50 PT Nikko Securities
Indonesia
Nikko Indonesia Equity Fund
RB001IN DEQSH
51 PT OSO Manajemen
Investasi
OSO Sustainability Fund OSUS
52 PT Optima Investama Optima Pasar Uang 00D32B
53 PT PG Asset
Management
Reksa Dana PG Sejahtera 00D31B
No Manajer Investasi Nama Reksa Dana
Kode Reksa Dana Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3
54 PT PNM Investment Management
PNM Saham Agresif 0084962
55 PT Pacific Capital Investment
Reksa Dana Pacific Equity Fund
PACIFIC EQ
56 PT NISP Asset
Management
Reksa Dana NISP Indeks Saham Progresif
NISP √ √ √ Sampel
17
57 PT Panin Asset
Management
Panin Dana Prima GR002PR
IMASH
√ √ √ Sampel
(62)
58 PT Panin Asset Management
Panin Dana Maksima 0091033 √ √ √ Sampel
19 59 PT Paramitra Alfa
Sekuritas
Reksa Dana Paramitra Platinum
00D18A
60 PT Pavillion Capital Reksa Dana Pavillion Dana Anugrah
00D40A
61 PT Phillip Asset Management
Reksa Dana Phillip Rupiah Balanced Fund
00D66A
62 PT Pratama Capital Assets Management
Pratama Saham 0099424 √ √ √ Sampel
20 63 PT Prospera Asset
Management
Prospera Bijak 0084343
64 PT Quant Kapital Investama
Reksa Dana Quant Investa Saham
RDQIS
65 PT RHB OSK Asset Management
RHB OSK Alpha Sector Rotation
RHBASR
66 PT Recapital Asset Management
Reksa Dana Terproteksi Recapital Proteksi VI
RECAPIT ALVI 67 PT Reliance Asset
Management
Reksa Dana Reliance Cerdas Terencana
RELIAN CECT 68 PT Samuel Aset
Manajemen
SAM Indonesian Equity Fund
0084665
69 PT Schroder Investment Management Indonesia
Reksa Dana Schroder Indo Equity Fund
SIEF √ √ √ Sampel
21 70 PT Semesta Aset
Manajemen
Semesta Dana Saham 0088534
No Manajer Investasi Nama Reksa Dana
Kode Reksa Dana Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3
71 PT Signature Capital Indonesia
Synergy Capital 0085167
72 PT Sinarmas Asset Management
Reksa Dana Simas Danaman Saham
000D80 √ √ √ Sampel
22 73 PT Sucorinvest Asset
Management
Sucorinvest Equity Fund 008D57
74 PT Surya Timur Alam
Raya
(1)
96
7. Rencana Cerdas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.011 .013 -.877 .385
Rm-Rf 1.023 .369 .658 2.772 .008
Rm-Rf^2 1.892 2.993 .150 .632 .530
a. Dependent Variable: Rp-Rf
8. Grow-2-Prosper
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .207 .268 .771 .444
Rm-Rf -1.425 7.591 -.053 -.188 .852
Rm-Rf^2 -26.799 61.564 -.122 -.435 .665
a. Dependent Variable: Rp-Rf
9. Reksa Dana Makinta Growth Fund
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .043 .067 .644 .523
Rm-Rf -.651 1.889 -.094 -.345 .732
Rm-Rf^2 -19.073 15.321 -.338 -1.245 .220 a. Dependent Variable: Rp-Rf
(2)
97
10. Reksa Dana First State Indoequity Peka Fund
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.038 .055 -.693 .492
Rm-Rf -1.446 1.554 -.255 -.931 .357
Rm-Rf^2 -1.488 12.605 -.032 -.118 .907
a. Dependent Variable: Rp-Rf
11. Reksa Dana Lautandhana Equity Progresive
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.924 12.374 1.044 .302
Rm-Rf -23.611 350.228 -.019 -.067 .947
Rm-Rf^2 -1165.833 2840.260 -.115 -.410 .683 a. Dependent Variable: Rp-Rf
12. Reksa Dana MNC Dana Ekuitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .346 .153 2.254 .029
Rm-Rf 9.700 4.343 .593 2.234 .031
Rm-Rf^2 53.782 35.218 .406 1.527 .134
a. Dependent Variable: Rp-Rf
(3)
98
13. Mandiri Investa UGM
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.035 .094 -.374 .710
Rm-Rf -2.216 2.647 -.232 -.837 .407
Rm-Rf^2 -6.966 21.467 -.090 -.324 .747
a. Dependent Variable: Rp-Rf
14. Manulife Dana Saham
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.022 .008 -2.874 .006
Rm-Rf .852 .217 .823 3.933 .000
Rm-Rf^2 1.612 1.757 .192 .918 .364
a. Dependent Variable: Rp-Rf
15. Maybank GMT Dana Ekuitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.034 .017 -1.922 .061
Rm-Rf .243 .494 .138 .493 .624
Rm-Rf^2 1.078 4.002 .076 .269 .789
a. Dependent Variable: Rp-Rf
(4)
99
16. Reksa Dana Millenium Equity
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .745 .647 1.152 .256
Rm-Rf .920 18.313 .014 .050 .960
Rm-Rf^2 -49.205 148.510 -.093 -.331 .742 a. Dependent Variable: Rp-Rf
17. Reksa Dana NISP Indeks Saham Progresif
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.095 .016 -5.960 .000
Rm-Rf -.318 .450 -.196 -.706 .484
Rm-Rf^2 -.807 3.650 -.062 -.221 .826
a. Dependent Variable: Rp-Rf
18. Panin Dana Prima
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .002 .024 .096 .924
Rm-Rf 1.267 .680 .502 1.864 .069
Rm-Rf^2 10.915 5.513 .534 1.980 .054
a. Dependent Variable: Rp-Rf
(5)
100
19. Panin Dana Maksima
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .029 .016 1.814 .076
Rm-Rf .956 .448 .547 2.135 .038
Rm-Rf^2 2.445 3.633 .173 .673 .504
a. Dependent Variable: Rp-Rf
20. Pratama Saham
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.027 .013 -2.088 .043
Rm-Rf .351 .368 .235 .955 .345
Rm-Rf^2 -3.236 2.983 -.267 -1.085 .284
a. Dependent Variable: Rp-Rf
21. Reksa Dana Schroder Indo Equity Fund
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .019 .011 1.628 .111
Rm-Rf 1.060 .323 .689 3.283 .002
Rm-Rf^2 .342 2.619 .027 .131 .897
a. Dependent Variable: Rp-Rf
(6)
101
22. Reksa Dana Simas Danamas Saham
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .000 .026 -.029 .977
Rm-Rf .181 .724 .069 .250 .804
Rm-Rf^2 -3.262 5.870 -.153 -.556 .581
a. Dependent Variable: Rp-Rf
23. Syailendra Equity Opportunity Fund
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .035 .058 .592 .557
Rm-Rf 1.760 1.653 .293 1.065 .293
Rm-Rf^2 19.447 13.402 .399 1.451 .154
a. Dependent Variable: Rp-Rf
24. TRIM Kapital
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.045 .014 -3.232 .002
Rm-Rf -.179 .394 -.115 -.455 .651
Rm-Rf^2 -6.784 3.198 -.535 -2.121 .039
a. Dependent Variable: Rp-Rf