Latar Belakang Bayu Analisis Intrakasus Subyek Bayu 1. Hasil Observasi

Universitas Indonesia 52 Setelah itu, ia mengajak pewawancara agar memulai wawancara. Pada wawancara kedua ini subyek terlihat lebih santai dan menjawab pertanyaan lebih lancar jika dibandingkan dengan wawancara pertama. Pada wawancara kedua ini juga subyek terlihat lebih banyak tersenyum walaupun ia masih saja sering melihat ke arah lain ketika menjawab pertanyaan. Terkadang subyek juga sering tersenyum malu sebelum menjawab pertanyaan tentang tujuan dan kehidupannya.

4.2.2. Latar Belakang Bayu

Bayu berusia 22 tahun dan saat ini ia bekerja di Yayasan Thalassaemia. Ia memiliki tubuh kurus, tinggi, dan berkulit gelap. Ia merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara. Selain itu, ia memiliki 4 orang saudara tiri dari pernikahan ayahnya yang pertama. Ayah Bayu telah meninggal 13 tahun yang lalu. Ibu Bayu bekerja sebagai koki di suatu perusahaan di daerah Jakarta. Menurut Bayu, sewaktu ayahnya masih hidup, ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ayahnya. Bahkan ia mengaku bahwa ia merupakan anak yang sangat manja jika sedang berada bersama ayahnya. Tentang ibunya, Bayu mengatakan bahwa ibunya selalu menuruti perintah ayahnya dan selalu mendukung segala hal yang Bayu lakukan. Saat ini, ia tinggal hanya berdua dengan ibunya di rumah kontrakan karena saudara kandung laki-lakinya telah menikah dan tinggal terpisah. Hubungannya dengan ibu dan saudara kandung laki-lakinya cukup dekat, tetapi tidak sedekat hubungan dengan almarhum ayahnya. Bayu juga mengatakan bahwa ia jarang melakukan suatu hal bersama dengan keluarganya. Ia menjelaskan bahwa ia menjalani pengobatan sendiri, tanpa ditemani oleh siapapun sejak ia duduk di bangku SMP. Bayu mengatakan bahwa ia juga tidak memiliki hubungan dekat dengan saudara tirinya. Pendidikan terakhir Bayu adalah SMP. Ia mengatakan bahwa ia tidak dapat melanjutkan ke SMA karena masalah biaya. Ia juga menganggap bahwa ia dapat memperoleh pekerjaan walaupun dengan pendidikan SMP. Setelah itu, ia mencoba untuk langsung mencari pekerjaan. Hingga saat ini, ia telah beberapa kali berganti pekerjaan, mulai dari penjaga di kolam renang sampai kurir asuransi. Bayu mengatakan bahwa selama bekerja, ia tidak pernah mengatakan bahwa ia adalah seorang penderita Thalassaemia. Walaupun saat ini sudah terbiasa dengan Harapan Pada..., Agita Pramita, F.PSI UI, 2008 Universitas Indonesia 53 penyakitnya, ia mengatakan bahwa rasa malu sering ia rasakan jika orang lain mengetahui tentang penyakitnya. Bayu mengatakan bahwa ia adalah orang yang penyendiri. Setelah tiba di rumah sehabis pulang bekerja, ia lebih suka berada sendiri di kamarnya sambil mendengarkan musik. Bayu juga mengatakan bahwa saat ini ia hanya memiliki sedikit teman. Bayu mengaku bahwa ia tidak merasa percaya diri dengan penyakit dan kulitnya yang gelap jika berteman dengan lawan jenis. Ia sering menganggap kegagalan untuk membina hubungan dengan lawan jenis sebagai akibat dari penyakit yang dimilikinya.

4.2.3. Riwayat Penyakit Thalassaemia Mayor