Terapi referat gangguan afektif

 Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah atau tidak berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia atau distimia, namun secara klinis bermakna. F34.9 Gangguan Afektif Menetap YTT F38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN LAINNYA F38.0 Gangguan Afektif Tunggal Lainnya  F38.00 = Episode afektif campuran Episode afektif yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu yang bersifat campuran atau pergantian cepat biasanya dalam beberapa jam antara gejala hipomanik, manik, dan depresif. F38.1 Gangguan Afektif Berulang Lainnya  F38.10 = Gangguan depresif singkat berulang Episode depresif singkat yang berulang, muncul kira-kira sekali sebulan selama satu tahun yang lampau. Semua episode depresif masing-masing berlangsung kurang dari 2 minggu yang khas ialah 2-3 hari, dengan pemulihan sempurna tetapi memenuhi kriteria simtomatik untuk episode depresif ringan, sedang, dan berat. F38.8 Gangguan Afektif Lainnya YDT  Merupakan kategori sisa untuk gangguan afektif yang tidak memenuhi kriteria untuk kategor manapun dari F30-F38.1 tersebut diatas. F38.9 Gangguan Afektif YTT  Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir, jika tak ada istilah lain yang dapat digunakan  Termasuk : Psikosis afektif YTT

2.5 Terapi

1. Perawatan 15 Pada umumnya penderita tidak datang pada terapis dengan kemauan sendiri. Indikasi yang pasti untuk perawatan di rumah sakit adalah : - Prosedur diagnostik - Risiko bunuh diri atau pembunuhan - Kemunduran yang parah dalam kemampuan memenuhi kebutuhan makan dan perlindungan - Memburuknya gejala secara cepat - Hilangnya sistem dukungan yang biasa didapatnya Indikasi rawat jalan ialah bila gejala depresi ringan atau hipomania, dengan syarat tidak terjadi gangguan penilaian yang parah, penurunan berat badan dan insomnia berat. 2. Terapi Psikososial a Terapi kognitif Cognitif Behaviour Therapy Tujuannya adalah untuk menghilangkan atau meringankan episode depresi dan mencegah timbulnya episode tersebut dengan mengenali pola berpikir irasional, mengembangkan alternatif pola berpikir rasional dan kemudian melatih kembali pola berpikir serta respon prilaku yang baru. b Terapi interpersonal Inter Personal Therapy Diasumsikan bahwa problem interpersonal yang ada saat ini merupakan akar ternjadinya disfungsi hubungan interpersonal dan problem interpersonal ini berperan dalam terjadinya depresi. Tidak ditujukan pada fenomena intrapsikis seperti mekanisme defensi dan konflik internal. Keterbatasan asertif, gangguan kemampuan sosial, serta penyimpangan pola berpikir hanya ditujukan bila memang mempunyai efek pada hubungan interpersonal. c Terapi perilaku Berdasarkan pada hipotesa bahwa pola perilaku maladaptif menghasilkan umpan balik positif yang sedikit serta penolakan dari lingkungan sosial. d Terapi berorientasi psikoanalitik Lebih ditujukan pada psikoterapi yang menimbulkan perubahan struktur kepribadian atau karakter, tidak semata menghilangkan gejala depresi.Tujuan terapi antara lain mencapai kepercayaan 16 dalam hubungan interpersonal, keintiman, mekanisme penyesuaian, kapasitas dalam merasakan kesedihan, serta kemampuan dalam merasakan perubahan emosional secara luas. e Terapi keluarga Terapi ini dilakukan bila gangguan mood yang dideritanya dapat membahayakan hubungan perkawinannya atau fungsinya dalam keluarga. 3. Farmakoterapi Terapi obat dapat meliputi : Mood Stabilizers, Atyphical anti psychotic dan Anti-depressant. a. Mood Stabilizers Mood stabilizers merupakan pilihan pertama untuk mengobati gangguan bipolar. Secara umum, mood stabilizer digunakan selama 1 tahun dan dievaluasi. Lithium Eskalith atau Lithobid adalah mood stabilizers yang sangat efektif, dan merupakan mood stabilizer pertama yang disahkan oleh FDA pada tahun 1970-an untuk menangani kedua episode manik dan depresi. Antikonvulsan juga bisa digunakan sebagai mood stabilizers. Antikonvulsan digunakan untuk menangani kejang, akan tetapi juga membantu mengkontrol mood sehingga bisa digunakan pada gangguan bipolar. Antikonvulsan yang digunakan sebagai mood stabilizers adalah:  Valproic acid atau divalproex sodium Depakote. Terutama lebih efektif untuk mengatasi gejala mania. Merupakan alternative utama dari lithium, akan tetapi wanita muda harus berhati-hati dalam penggunaanya.  Lamotrigine Lamictal. Terutama lebih efektif untuk mengatasi gejala depresi bipolar. Antikonvulsan lain termasuk gabapentin Neurontin, topiramate Topamax, dan oxcarbazepine Trileptal. 17 Efek samping dari pemberian Lithium meliputi: Restlessness, Dry mouth, Bloating or indigestion, Acne, Unsual discomfort to cold temperatures, Joint or muscle pain, Brittle nails or hair, serta hati- hati terhadap organ ginjal dan Thyroid Hypothyroid. Efek samping umum dari pemberian obat mood stabilizing lainnya seperti: Drowsiness, Dizziness, Headache, Diarrhea, Constipation, Heartburn, Mood swing, Stuffed or runny nose, or other cold-like symptoms. a Atypical Anti-psychotics Atypical Anti-psychotics biasanya dapat diberikan bersamaan dengan antidepressant. Indikasi utama diberikan antipsychotic jika gangguan bipolar tersebut disertai dengan gejala psikosa seperti halusinasi atau delusi. Preparat yang digunakan meliputi:  Olanzapine Zyprexa Diberikan bersama obat antidepressant, bisa meringankan gejala mania berat ataupun psikosis. Olanzapine bisa diberikan dalam bentuk tablet atau injeksi. Injeksi digunakan dalam kasus urgent yang berhubungan dengan agitasi saat episode mania atau mixed state. Olazapine juga bisa diberikan sebagai terapi maintenance meskipun gejala psikotik sedang tidak timbul.  Aripiprazole Abilify Digunakan untuk mengatasi episode mania atau mixed state. Aripiprazole juga bisa digunakan sebagai terapi maintenance. Seperti olanzapine, aripiprazole bisa diberikan dalam bentuk tablet atau injeksi, dimana injeksi digunakan pada kasus-kasus berat.  Quetiapine Seroquel, risperidone Risperidal, dan ziprasidone Geodon juga bisa diberikan untuk meringankan gejala dari episode mania. 18 Efek samping dari pemberian obat antipsychotic seperti: Drowsiness, Dizziness when changing positions, Blurred visions, Rpid heartbeat, Sensitivity to the sun, Skin rashes, Menstrual problem for women, Major weight gain and changes in metabolism – diabetes, high cholesterol level. Long term use of atypical antipsychotic drugs may lead to a condition called tardive dyskinesia TD. The condition causes uncontrollable muscle movements, frequently around the mouth. TD can range from mild to severe. Some people with TD recover partially or fully after they stop taking the drug, but other do not. b. Antidepressant Antidepressant dapat digunakan untuk mengobati gangguan bipolar pada saat episode depresi. Preparatnya seperti : Fluoxetine Prozac, paroxetine Paxil, sertraline Zoloft, dan bupropion Wellbutrin. Pemberian antidepressant ini biasanya diberikan bersama mood stabilizer karena jika hanya antidepressant dapat mengubah episode depresi menjadi hipomania atau bahkan mania. Efek samping antidepressant meliputi : Headcahe, Nausea feeling sick to your stomach, Agitation feeling jittery, Sexual problem, bisa mempengaruhi laki-laki ataupun perempuan. Gejalanya seperti : penurunan kemauan untuk berhubungan dan merasa kurang enjoy dalam berhubungan seksual. 4. Terapi lain Electroconvulsive Therapy ECT ECT dapat dilakukan apabila terapi obat dan terapi psikis tidak dapat berjalan dengan baik. Penderita diberikan muscle relaxant dan anestesi ringan, lalu diberikan impuls elektrik selama 30-90 detik dan kondisi akan 19 membaik dalam 5-15. Efek samping ECT bisa meliputi kebingungan, disorientasi, dan hilang ingatan. Sleep medication, biasanya penderita gangguan afektif akan merasa ngantuk setelah obat penekan mania diadministrasikan, jika masih belum mengantuk atau tidak bisa tidur diberikan obat sedatif.

2.6 Prognosis Depresi