Bidang Penunjang Penyelenggaraan Fakultas

Strength kekuatan: Adapun yang menjadi kekuatan dari infrastruktur yang ada di FMIPA adalah: 1. Sarana dan prasarana untuk proses belajar mengajar sangat memadai dan sebagian besar berstandar internasional. 2. Kemampuan dan kemauan yang tinggi dari masing-masing jurusan untuk memperoleh dana kompetitif. Dua dari 4 jurusan memperoleh dana kompetitif TPSDP, IMHERE, Semique, A2, SP4, dan PHKI dimana sebagian dari dana dana tersebut dapat digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana. Weakness Kelemahan: Beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata dari infrastruktur yang ada antara lain : 1. Kurangnya integrasi dan koordinasi kelembagaan Universitas-Fakultas dalam perencanaan pengembangan infrastruktur jangka panjang yang akurat dan terukur. 2. Kurang tersedianya dana operasional dan perawatan dari banyak alat-alat laboratorium. 3. Jumlah mahasiswa baru meningkat, sementara daya tampung terbatas. 2.2.2. Situasi External Opportunities Kesempatan peluang: Dengan segala kemampuan dan sarana prasarana yang dimiliki, banyak peluang yang masih dapat diraih untuk meningkatkan unjuk kerja dari tiap unit kegiatan yang ada. Peluang itu antara lain dalam bentuk: 1. Pandangan masyarakat terhadap kepakaran yang ada di perguruan tinggi masih sangat positif. 2. Makin tertibnya pemerintah terhadap kualitas pendidikan maupun penyelenggaraan administrasi pendidikan tinggi. 3. Banyak masalah di instansi-instansi pemerintah maupun non pemerintah di luar perguruan tinggi yang memerlukan pendapat dan keahlian dari tenaga-tenaga yang ada di perguruan tinggi. 4. Sistem informasi tingkat global, nasional, maupun regional yang makin berkembang sangat mendukung terhadap kemungkinan akses informasi dari universitas fakultas. 5. Adanya hibah program pendanaan perbaikan PBM yang pada saat ini bersifat kompetitif. 6. Adanya dana penelitian dari lembaga nasional, swasta, dan internasional. 7. Banyaknya peluang untuk memperoleh dana kompetitive untuk peningkatan sarana dan prasarana baik perangkat keras dan lunak. 8. Adanya komitmen universitas untuk menyediakan dana pendamping untuk semua kegiatan peningkatan mutu sarana dan prasarana. 9. Adanya kesempatan dan peluang untuk pengembangan SDM. 10. Masih terbukanya peluang untuk menciptakan kurikulum unggulan dimasing- masing program studi. 11. Masih terbukanya kesempatan membangun jaringan komunikasi dan interaksi dengan alumni, akademisi dan masyarakat luas stakeholders 12. Kebanyakan tenaga akademik ada dalam usia produktif dengan pendidikan luar negeri. 13. Makin banyaknya lembaga penyedia beasiswa baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah. 14. Adanya komitmen pimpinan universitas untuk bantuan dana studi lanjut. 15. Adanya join reseach dengan institusi lain baik didalam maupun diluar negeri yang saling dapat memanfaatkan alat alat yang ada. 16. Wadah penyaluran untuk menunjang kegiatan ilmiah dan tawaran sumber dana semakin banyak. 17. Tawaran berbagai lomba seni PORSENI, PSM, Tari tadisional, olah raga dan lomba kerokhanian STQ dan MTQ masing-masing tingkat regional, nasional danbahkan internasiona.l 18. Beberapa alumni memiliki komitmen dan bersedia sebagai penyandang dana diwilayah kerjanya 19. Mulai tumbuhnya kerjasama fakultas dengan instansi lain pemerintah dan industri, baik dalam negeri maupun luar negeri Threat Ancaman: Banyak hal harus diwaspadai dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, juga bagaimana cara mengubah ancaman menjadi peluang. Adapun ancaman yang ada antara lain: 1. Sebagian masyarakat masih resisten terhadap biaya tinggi yang harus ditanggung pada penyelenggaraan pendidikan tinggi. 2. Pasar kerja yang menuntut tenaga kerja dengan kualifikasi yang makin tinggi, dan banyaknya tenaga lulusan luar negeri yang kembali ke Indonesia merupakan hal yang harus diantisipasi oleh semua perguruan tinggi di Indonesia. 3. Otonomi kampus menuntut profesionalitas tinggi di semua bidang kegiatan 4. Tingginya tuntutan peningkatan dan berbaikan mutu dari sarana prasarana. 5. Adanya kurikulum dari Universitas universitas lain baik dalam dan luar negeri dimana universitas tersebut juga mempunyai unggulan tersendiri. 6. Persaingan mendapatkan kerja serta tingkat pengangguran yang semakin tinggi. BAB III : KEBIJAKAN PENELITIAN FAKULTAS MIPA TAHUN 2015-2025 Berdasarkan Road Map Penelitian FMIPA UB, maka program pengembangan penelitian FMIPA UB difokuskan pada isu strategis nasional yang terbagi dalam 3 bidang yaitu 1 kesehatan, obat-obatan, dan gizi , 2 ketahanan energi dan pangan, 3 lingkungan.

3.1. Bidang Kesehatan, Obat-obatan, dan Gizi

Arah riset dan pengembangan penelitian dalam bidang kesehatan, obat-obatan dan gizi baik yang bersifat penelitian terapan ataupun penelitian dasar meliputi beberapa bidang kajian yaitu a pengembangan vaksin kontrasepsi, b bahan obat-obatan, c new drug delivery system dan drug targetting, d fungsional food, e aplikasi lanscape untuk penyediaan bahan obat, f pengembangan peralatan deteksi penyakit dengan menggunakan immonublotting dan sensor, g pengembangan smart material sebagai bahan sensor, serta h pemodelan matematika dalam bidang kesehatan, gizi dan obat- obatan. Vaksin kontrasepsi yang dikembangakan tidak hanya meliputi konstrasepsi wanita saja tetapi juga konstrasepsi pria. Berdasarkan penelitian kontrasepsi yang telah dilakukan sebelumnya, FMIPA UB akan segera memfinalisasi vaksin kontrasepsi wanita, sebelum dilakukan clinical trial imunokontrasepsi wanita ini melalui harmonisasi program ABG Academic-Business-Goverment. Diakhir tahun 2015 diharapkan FMIPA mendapatkan persetujuan WHO melalui program ABG tentang hasil uji clinical trial imunokontrasepsi wanita ini. Dalam pengembangan vaksin kontrasepsi pria, akan dilakukukan kajian laboratoris vaksin pria, dilanjutkan dengan kerjasama melalui program ABG, dan kemudian dilakukan clinical trial terhadap kontrasepsi pria yang dihasilkan. Kajian dalam bidang bahan obat-obatan akan dilakukan melalui beberapa hal yaitu eksplorasi sumber daya hewani untuk kesehatan, studi patomekanisme dan fungsi biosistem pada level nano, molekul dan jaringan, rekayasa protein, DNA dan biomaterial sehingga berpotensi untuk dijadikan bahan baku obat- obatan. Desain antibodi, protein dan biomaterial untuk kesehatan juga akan dilakukan. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat tersedia bahan baku obat, teknologi diagnostik dan prognostik kit, dan model terapi yang sesuai untuk suatu penyakit tertentu. Kajian dalam bidang new drug delivery system dan drug targeting dilakukan melalui rekayasa biomassa dan pembuatan polimer sebagai polymeric support terhadap obat-obatan tertentu untuk menghasilkan organic dan inorganic nanomedicine baik yang bersifat pasif maupun aktif. Dengan cara ini diharapkan diperoleh drug delivery system yang ideal yaitu “slow dug release dan sustained drug release” sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh dalam periode treatment tertentu, dan juga drug delivery system yang mampu mengirim obat-obatan secara akurat pada sisi aktif sel, jaringan, ataupun organ drug targeting. Kajian dalam bidang functional food akan dilakukan melalui beberapa hal yaitu eksplorasi sumber daya hewani dan nabati untuk pangan, studi patomekanisme dan fungsi biosistem pada level nano, molekul dan jaringan, rekayasa protein, DNA dan biomaterial sehingga berpotensi untuk dijadikan bahan functional food, disamping juga dapat menghasilkan teknologi proses pembuatan bahan baku industri khususnya pangan. Aplikasi lanscape untuk penyediaan bahan obat dilakukan melalui penentuan DRL beberapa wilayah di Indonesia yang dapat mewakili keseluruhan wilayah secara nasional sehingga dapat dilakukan studi awal koleksi dan skrining tanaman obat tradisional di seluruh Indonesia. Kemudian dapat dilakukan isolasi, identifikasi, dan karakterisasi bahan aktif dari ekstrak tanaman yang berpotensi untuk bahan obat. Lebih lanjut dilakukan pengembangan teknik penentuan DRL beberapa wilayah Indonesia, dan aplikasi ekstrak tanaman obat untuk menurunkan DRL beberapa wilayah di Indonesia. Disamping itu, akan dilakukan juga Eksplorasi dan karakterisasi metabolit berpotensi obat di beberapa wilayah Indonesia, dan kemudian dilakukan rekayasa molekul metabolit menjadi molekul baru berpotensi sebagai obat melalui teknologi modifikasi molekul secara sintesis dan biosintesis. Dari kegiatan ini diharapkan menghasilkan prototipe obat anticancer, antiinflamasi dan antidiabet, paten dan kerjasama dengan industri obat nasional dan kerjasama dengan pengembangan molekul obat berskala internasional. Pengembangan peralatan deteksi penyakit dengan menggunakan immonublotting dan sensor dilakukan melalui 3 hal yaitu a penguasaan fundamental teknologi untuk pengembangan teknologi sensor mencakup mekanisme fisi, teknologi bahan, sistem elektronik, dan pengolahan signal, b penguasaan teknik maju pengembangan sensor dari aspek teknologi sensor dan sistem elektronik terkait dengan memanfaatkan perkembangan IT, dan c Kemampuan menghasilkan teknologi dengan memanfaatkan