Perlindungan Anak .1 Kondisi Umum

II.1-44 tersedia Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di Kantor Kepolisian Resort Polres, yang menyediakan pelayanan untuk anak korban kekerasan, bekerja sama dengan berbagai lembaga masyarakat, rumah sakit, dan lembaga pelayanan sosial. Dalam rangka pelayanan tersebut, telah pula dikembangkan mekanisme pengaduan bagi anak melalui telepon yang disebut Telepon Sahabat Anak TESA 129 di tujuh kota. Di samping itu, telah terbentuk pula gugus tugas pada tingkat nasional penanganan anak korban perdagangan orang, yang berfungsi untuk mengoordinasikan dan mendorong pemberantasan perdagangan orang termasuk perdagangan anak. Selain itu, telah disusun pula standar prosedur operasional pemulangan korban perdagangan anak, baik dari dalam wilayah RI maupun lintas batas negara. Hal ini dilakukan baik di dalam negeri, maupun antarnegara. Di bidang kesejahteraan sosial, telah tersedia pula pelayanan untuk mengatasi masalah anak jalanan di berbagai kota, termasuk pendidikan, pendidikan keterampilan, dan upaya untuk meningkatkan kondisi ekonomi orang tua mereka agar anak-anak jalanan dan orang tuanya tetap dapat hidup bersama dalam keluarga yang harmonis. Sementara itu, untuk meningkatkan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum, telah ditanda-tangani Surat Keputusan Bersama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sosial, Kepolisian Negara, Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung. Peraturan perundang-undangan sebagai basis hukum dalam perlindungan anak juga telah mencatat kemajuan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Di samping itu, telah ditetapkan pula Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terkait pemidanaan terhadap pornografi anak, dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi.

1.2.4.2 Permasalahan dan Sasaran

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan perlindungan anak adalah sebagai berikut. Pertama, meningkatkan akses terhadap layanan pemenuhan hak tumbuh kembang anak, termasuk pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif. Pada tahun 2008, jumlah anak usia dini 0-6 tahun di Indonesia sangat besar, yaitu sekitar 29,3 juta atau 12,8 persen dari total penduduk. Permasalahan yang masih dihadapi oleh kelompok umur tersebut adalah belum optimalnya pemenuhan kebutuhan esensial anak yang mencakup kesiapan belajar dalam memasuki jenjang sekolah dasar, derajat kesehatan dan gizi anak, serta pengasuhan dan perlindungan anak. Di bidang pendidikan, data Depdiknas pada tahun 2008 II.1-45 menunjukkan bahwa 49,38 persen anak usia 0-6 tahun belum mengenyam program pendidikan anak usia dini. Di samping itu, masih banyak anak yang tidak bersekolah yang disebabkan oleh berbagai faktor, terutama karena kemiskinan. Rendahnya pemenuhan hak tumbuh kembang anak, antara lain, juga ditunjukkan dengan masih tingginya jumlah pekerja anak, terutama di perdesaan, termasuk yang melakukan berbagai pekerjaan yang berbahaya, seperti menjadi pembantu rumah tangga PRT. Dari 2,6 juta pembantu rumah tangga PRT, 35 persennya adalah anak- anak, khususnya anak perempuan, dengan rata-rata jumlah jam kerja 25-45 jamminggu KNPP, 2006. Di samping itu, masih banyak pula anak-anak yang melakukan pekerjaan berbahaya di sektor transportasi, konstruksi, dan pertambangan. Di bidang kesehatan, masih tingginya kematian bayi dan balita juga disebabkan oleh peningkatan infeksi HIV dan AIDS. Dampak hal tersebut terhadap anak, di antaranya, adalah kehilangan pengasuhan karena orang tua meninggal dunia, kehilangan sumber daya ekonomi karena biaya pengobatan yang relatif mahal, dan risiko menghadapi akibat-akibat infeksi itu dalam dirinya sendiri. Sementara itu, rendahnya tingkat pemahaman akan kesehatan reproduksi, antara lain, ditunjukkan dengan masih tingginya perempuan yang median usia kawin pertamanya sampai dengan 18 tahun, yaitu 46,87 persen. Angka ini lebih tinggi di perdesaan, yaitu sebesar 53,95 persen dibandingkan dengan di perkotaan, yaitu 37,16 persen Susenas, 2007. Dalam pemenuhan hak-hak sipil, jumlah anak yang belum mendapatkan akta kelahiran masih tinggi, yaitu sekitar 57,18 persen. Hal ini, antara lain, disebabkan oleh: a belum adanya keseragaman sistem pencatatan kelahiran; b tingkat kompleksitas persyaratan pengurusannya; c adanya inkonsistensi aturan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak dengan Undang-Undang Administrasi Kependudukan mengenai jangka waktu pembebasan biaya pengurusan akta kelahiran dari 487 kabupatenkota, hanya 219 kabupatenkota yang sudah membebaskan biaya pengurusan akta kelahiran; d terbatasnya tempat pelayanan pencatatan kelahiran hanya tersedia sampai tingkat kabupatenkota; dan e belum adanya insentif dari kepemilikan akta kelahiran. Dengan demikian, maka tantangan yang harus dihadapi ke depan adalah meningkatkan koordinasi pelaksanaan dan sinkronisasi kebijakan yang terkait dengan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak. Kedua, meningkatkan perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Data Susenas 2006 menunjukkan bahwa prevalensi kekerasan terhadap anak adalah sebesar 7,6 persen, atau terdapat sekitar 4 juta anak yang mengalami kekerasan setiap tahun. Sementara itu, data Bareskrim POLRI menunjukkan bahwa dalam periode tahun 2004 sampai dengan Oktober 2009 terdapat 538 anak dari 1,722 korban perdagangan orang, yang sebagian besar adalah perempuan. Perdagangan anak biasanya ditujukan untuk menjadi pembantu rumah tangga, pekerja seks komersial atau pengemis di jalan, pengedar narkoba, dieksploitasi di tempat-tempat kerja berbahaya seperti jermal, pertambangan, dan perkebunan. Di samping itu, masih banyak pula anak- II.1-46 anak pengungsi korban konflik atau bencana alam yang belum memperoleh hak-hak dasar, termasuk pengasuhan alternatif yang memadai WHO, 2006; Depsos, Save the Children, 2006. Kondisi tersebut, antara lain, disebabkan oleh masih banyaknya rumah tangga yang hidup di bawah garis kemiskinan, masih terdapatnya nilai-nilai budaya yang permisif terhadap kekerasan dan eksploitasi anak, masih lemahnya penegakan hukum, dan belum terbentuknya mekanisme dan struktur perlindungan anak yang komprehensif sampai pada tingkatan masyarakat. Dengan demikian, maka tantangan kedua yang harus dihadapi adalah meningkatkan koordinasi pelaksanaan dan penegakan hukum yang terkait dengan perlindungan bagi anak terhadap segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Ketiga, meningkatkan kapasitas kelembagaan perlindungan anak. Belum efektifnya pelaksanaan perlindungan anak, antara lain, ditunjukkan dengan: 1 masih terdapatnya peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang tidak konsisten dengan KHA dan Undang-Undang Perlindungan Anak yang berpotensi merugikan dan menghambat pemenuhan hak-hak anak; dan 2 belum terbentuknya kelembagaan perlindungan anak yang komprehensif dan menjangkau semua wilayah, serta 3 masih lemahnya mekanisme pengawasan dan pendataan. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pencapaian pembangunan perlindungan anak yang, antara lain, disebabkan oleh masih lemahnya kualitas dan kapasitas kelembagaan. Hingga saat ini, belum ada mekanisme komprehensif yang berlaku dari pusat ke daerah, yang ditujukan untuk melindungi anak. Mekanisme yang ada masih bersifat sektoral dan belum memadai sehingga belum dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi anak, dan belum memberikan wadah bagi setiap anggota masyarakat, termasuk anak-anak, untuk berpartisipasi dalam upaya pemenuhan hak anak. Di samping itu, sistem pengelolaan data dan informasi serta indeks komposit perlindungan anak yang terpilah, yang mutakhir dan mudah diakses, juga belum tersedia. Dengan demikian, maka tantangan ketiga yang harus dihadapi adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan, ketersediaan data dan informasi, koordinasi pelaksanaan, dan harmonisasi peraturan perundang- undangan yang terkait dengan perlindungan anak. Sasaran Bidang. Dengan memperhatikan permasalahan dan tantangan tersebut di atas, maka sasaran bidang perlindungan anak adalah meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak yang ditandai dengan: a meningkatnya akses dan kualitas layanan perlindungan anak, yang antara lain diukur dengan meningkatnya APK PAUD, APS 7 —12 tahun, APS 13—15 tahun, dan cakupan kunjungan neonatal, serta menurunnya persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan; b meningkatnya persentase cakupan anak korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan; dan c meningkatnya efektivitas kelembagaan perlindungan anak, baik di tingkat nasional maupun daerah.

1.2.4.3 Strategi dan Arah Kebijakan

Berdasarkan uraian di atas, kebijakan peningkatan perlindungan anak diarahkan II.1-47 pada: a peningkatan akses terhadap pelayanan yang berkualitas, peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan, dan upaya menciptakan lingkungan yang ramah anak dalam rangka mendukung tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak; b peningkatan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi; dan c peningkatan efektivitas kelembagaan perlindungan anak. Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, perlindungan anak dilaksanakan melalui tiga fokus prioritas. Pertama, peningkatan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak, antara lain, melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas program pengembangan anak usia dini; peningkatan kualitas kesehatan anak; dan peningkatan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja. Kedua, perlindungan anak dari segala bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi, antara lain melalui: peningkatan rehabilitasi dan pelindungan sosial anak; peningkatan perlindungan bagi pekerja anak dan penghapusan pekerja terburuk anak; dan peningkatan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum. Ketiga, peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak, antara lain, melalui penyusunan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait perlindungan anak; peningkatan kapasitas pelaksana perlindungan anak; peningkatan penyediaan data dan informasi perlindungan anak; dan peningkatan koordinasi dan kemitraan antarpemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak, baik lokal, nasional, maupun internasional. VisiGoal : Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin Sasaran Pokok : Penurunan tingkat kemiskinan Indikator : Jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan Target : 8-10 pada akhir 2014 2010 Prioritas: Penanggulangan Kemiskinan Outcomes: Meningkatnya pemenuhan pelayanan dasar dan kualitas kebijakan PK affirmative policy I. Fokus Prioritas: Peningkatan dan Penyempurnaan Kualitas Kebijakan Perlindungan Sosial Berbasis Keluarga 1. Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Terumuskannya kebijakan pembiayaan dan jaminan kesehatan Persentase Penduduk termasuk seluruh penduduk miskin yang memiliki jaminan kesehatan 59 100 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenkes 842,40 2. Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Masyarakat Miskin Jamkesmas Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi Penduduk Miskin di Puskesmas Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin 8.481 9.000 Pembinaan Upaya Kesehatan Kemenkes 6.447,20 3. Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Masyarakat Miskin Jamkesmas Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi Penduduk Miskin di RS Persentase RS yang melayani pasien miskin peserta program Jamkesmas 75 95 Pembinaan Upaya Kesehatan Kemenkes 24.782,70 4. Pengembangan Kebijakan dan Pembinaan Kesetaraan ber-KB Meningkatnya pembinaan, kesertaan, dan kemandirian ber-KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta 1. Jumlah peserta KB baru miskin KPS dan KS-I dan rentan lainnya yang mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta juta 3,75 19,28 K Program Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN 4.378,15 TOTAL ALOKASI 2010-2014 Rp Miliar PROGRAM KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT NO FOKUS PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS RENCANA TINDAK PRIORITAS LINTAS BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN SASARAN STRATEGIS OUTCOME, OUTPUT YANG DIHARAPKAN 2014 INDIKATOR TARGET II.M-1 2010 TOTAL ALOKASI 2010-2014 Rp Miliar PROGRAM KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT NO FOKUS PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN STRATEGIS OUTCOME, OUTPUT YANG DIHARAPKAN 2014 INDIKATOR TARGET 2. Jumlah peserta KB aktif miskin KPS dan KS-I dan rentan lainnya yang mendapatkan pembinaan dan alokon gratis melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta juta 11,9 62,5 K 1. Jumlah PUS anggota kelompok usaha ekonomi produktif yang menjadi peserta KB mandiri 22.000 330.000 K 2. Jumlah mitra kerja yang memberikan bantuan modal dan pembinaan kewirausahaan kepada kelompok usaha ekonomi produktif 34 170 K 3. Jumlah mitra kerja yang menjadi pendamping kelompok usaha ekonomi produktif 3 15 K 6. Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan SDSDLB Berkualitas 1 Tersalurkannya subsidi pendidikan bagi siswa SDSDLB Jumlah siswa SDSDLB sasaran beasiswa miskin 2.767.282 3.103.210 Program Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Dasar Kemendiknas 59.599,10 7. Kegiatan Penyediaan Subsidi Pendidikan SMPSMPLB 1 Tercapainya keluasan dan kemerataan akses SMP bermutu dan berkesetaraan jender di semua kabupaten dan kota Jumlah siswa SMPSMPLB sasaran beasiswa miskin 966.064 1.195.700 Program Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Dasar Kemendiknas 31.512,20 8. Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan SMA 1 Tercapainya perluasan dan pemerataan akses pendidikan SMA bermutu, berkesetaraan jender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua kabupaten dan kota Jumlah siswa SMA sasaran beasiswa miskin 378.783 800.000 Program Pendidikan Menengah Kemendiknas 6.530,60 9. Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan Pendidikan SMK 1 Tercapainya perluasan dan pemerataan akses pendidikan SMK bermutu, berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, di semua kabupaten dan kota Jumlah siswa SMK sasaran beasiswa miskin 305,535 645,298 Program Pendidikan Menengah Kemendiknas 9.243,00 10. Penyediaan Layanan Kelembagaan 1 Tersedianya keluasan dan kemerataan akses PT yang bermutu dan berdaya saing internasional Jumlah mahasiswa penerima beasiswa miskin 65.000 70.000 Program Pendidikan Menengah Kemendiknas 5.211,30 135,72 Program Keluarga Berencana Nasional BKKBN 5. Peningkatan Kemandirian Ber-KB Keluarga Pra-S dan KS-1 1 Meningkatnya pembinaan dan kemandirian ber- KB keluarga Pra-S dan KS-1 II.M-2 2010 TOTAL ALOKASI 2010-2014 Rp Miliar PROGRAM KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT NO FOKUS PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN STRATEGIS OUTCOME, OUTPUT YANG DIHARAPKAN 2014 INDIKATOR TARGET 1. Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MI 640.000 640.000 1.152,00 2. Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MTs 540.000 540.000 1.944,00 3. Jumlah siswa miskin penerima beasiswa miskin MA 320.000 320.000 1.216,00 12. Penyediaan Subsidi Pendidikan Tnggi Islam 1 Tersedianya beasiswa mahasiswa miskin Jumlah mahasiswa miskin penerima beasiswa PTA 59.538 59.538 Program Pendidikan Islam Kemenpag 788,50 13. Bantuan Tunai Bersyarat Terlaksananya pemberian bantuan Tunai Bersyarat bagi RTSM PKH Jumlah RTSM yang mendapatkan bantuan tunai bersyaratPKH RTSM 816.000 4.506.000 K Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos 8.985,00 14. Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Anak Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi anak dan balita telantar, anak jalanan, anak cacat, anak berhadapan Jumlah anak dan balita telantar, anak jalanan, anak cacat dan anak berhadapan dengan hukum, dan anak yang membutuhkan 159.500 26.300 Program Rehabilitasi Sosial Kemensos 1.717,11 15. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi lanjut usia telantar Jumlah lanjut usia telantar yang berhasil dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti jiwa 22.040 51.420 Program Rehabilitasi Sosial Kemensos 635,06 16. Rehabilitasi dan Perlindungan Penyandang Cacat Terlaksananya pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat Jumlah penyandang cacat yang berhasil dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti jiwa 34.900 75.640 Program Rehabilitasi Sosial Kemensos 1.293,72 17. Bantuan Sosial Korban Bencana Alam Terpenuhinya kebutuhan darurat dan pelayanan sosial bagi korban bencana alam Jumlah korban bencana alam yang berhasil dibantu dan dilayani jiwa 40.000 247.900 K Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos 2.340,22 18. Bantuan Sosial Korban Bencana Sosial Terpenuhinya kebutuhan darurat dan pelayanan sosial bagi korban bencana sosial Jumlah korban bencana sosial yang berhasil dibantu dan dilayani jiwa 43.000 266.900 K Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos 945,12 19. Tersedianya akses kesempatan kerja dan berusaha, pelayanan kesehatan dasar dan pendidikan dasar melalui KUBE kelompok 12.793 80.028 K Tersedianya akses perumahan dan permukiman melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni unit 6.150 38.420 K Kemensos Penanggulangan Kemiskinan 2.701,17 Program Pemberda-yaan Sosial Tersalurkannya bantuan pemberdayaan masyarakat bagi fakir miskin dalam bentuk KUBE dan stimulan UEP Tersedianya beasiswa miskin MI, MTs, MA Program Pendidikan Islam 11. Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah Bermutu 1 Kemenpag II.M-3 2010 TOTAL ALOKASI 2010-2014 Rp Miliar PROGRAM KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT NO FOKUS PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN STRATEGIS OUTCOME, OUTPUT YANG DIHARAPKAN 2014 INDIKATOR TARGET 20. Tersedianya permukiman dan infrastruktur unit 2.300 3.720 Pemberian jaminan hidup KK 4.270 7.010 21. Penyediaan subsidi beras untuk masyarakat miskin RASKIN Penyediaan beras untuk seluruh rumah tangga sasaran dengan jumlah yang memadai dalam 1 tahun Jumlah RTS penerima RASKIN dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan 17.500.000 Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Kesejahteraan Rakyat Kemenko Kesra Perum Bulog 11.800,00 22. Pengelolaan Pertanahan Provinsi Terwujudnya redistribusi tanah Terlaksananya redistribusi tanah bidang 210.000 1.050.000 K Program Pengelolaan Pertanahan Nasional BPN 912,70 1. Jumlah pengenggur yang mempunyai pekerjaan sementara orang 24.000 384.000 K 856,73 2. Jumlah kabupataenkota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara kabkota 231 360 · Memfasilitasi pekerja anak untuk kembali ke dunia pendidikan atau memperoleh pelatihan keterampilan 1. Jumlah pekerja anak yang ditarik dari BPTA 3.000 28.200 K 212,10 · Berkurangnya jumlah anak yang bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak 2. Persentase pekerja anak yang ditarik dari BPTA yang dikembalikan ke dunia pendidikan danatau memperoleh pelatihan keterampilan 100 100 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil KAT Terpenuhinya kebutuhan dasar, aksesibilitas dan pelayanan sosial dasar bagi warga KAT Kemenakertrans Kemenakertrans Kemensos Program Pemberda-yaan Sosial 738,19 24. Peningkatan Perlindungan Pekerja Perempuan dan Penghapusan Pekerja Anak Program perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagkerjaan 23. Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja Tersedianya pekerjaan untuk sementara waktu bagi penganggur dan terbangunnya sarana fisik yang dibutuhkan masyarakat Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja II.M-4 2010 TOTAL ALOKASI 2010-2014 Rp Miliar PROGRAM KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT NO FOKUS PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN STRATEGIS OUTCOME, OUTPUT YANG DIHARAPKAN 2014 INDIKATOR TARGET

II. Fokus Prioritas: Menyempurnakan dan

Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan PNPM Mandiri 25. Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan Termasuk Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara serta Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan KawasanLingkungan Permukiman Pemberdayaan masyarakat dan percepatan penanggulangan kemiskinan pengangguran di kelurahan kecamatan PNPM Perkotaan Jumlah kelurahandesa yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan sosial 8.500 482 Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kemen. PU 5.980,00 26. Peningkatan Kemandirian Masyarakat Perdesaan PNPM-MP Pemberdayaan masyarakat dan percepatan penanggulangan kemiskinan pengangguran di kecamatan dan desaPNPM-Perdesaan 1. Cakupan penerapan PNPM-MP dan Penguatan PNPM kec 4.791 4.949 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kemendagri 48.781,30 2. Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana krisis di Kab. Nias dan Nias Selatan kecamatan 9 - 39,80 27. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Permukiman 237 kecamatan RISE 1. Jumlah kecamatan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial 237 237 Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kemen. PU 1.188,00 Percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur pemberdayaan masyarakat desa RIS PNPM+PPIP 2. Jumlah desa tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan permukiman 3.900 1.226 3.198,00 28. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Sanitasi Lingkungan 210 kabkota SANIMAS Pembangunan prasarana dan sarana air limbah dengan sistem on-site kabkota 30 210 K Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kemen. PU 331,00 29. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 4.650 desa PAMSIMAS Jumlah desa yang terfasilitasi 1.472 4.650 K Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kemen. PU 4.224,00 II.M-5 2010 TOTAL ALOKASI 2010-2014 Rp Miliar PROGRAM KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT NO FOKUS PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN STRATEGIS OUTCOME, OUTPUT YANG DIHARAPKAN 2014 INDIKATOR TARGET Jumlah kelompok usaha mikro di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang bankable 1.300,61 1. Pengembangan sarana usaha mikro LKM unit 100 100 2. Dana Pemberdayaan Masyarakat DesaPNPM MK kabkota 120 120 3. Tenaga pendamping orang 480 480 4. Kelompok Usaha Mikro usaha 800.000 800.000 31. 1. Realisasi penyaluran kredit program untuk pertanian KKP-E dan KUR triliun 1,5 2,5 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementan 4.500,01 2. Realisasi penyaluran pembiayaan Syariah dan pembiayaan komersial untuk sektor pertanian triliun 4 8 3. Jumlah sentra-sentra usaha pertanian di perdesaan 200 200 4. Jumlah Gapoktan PUAP unit 10.000 10.000 32. Pengembangan Kebijakan, Koordinasi dan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Pemerintah Daerah Tertinggal P2DTKSPADA – PNPM 2 Meningkatnya pemulihan dan pertumbuhan sosia ekonomi daerah-daerah tertinggal Jumlah kab, kec dan desa daerah tertinggal 51 80 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal KPDT 2.491,09 33. Peningkatan PNPM Mandiri Bidang Pariwisata Meningkatnya jumlah desa wisata melalui PNPM bidang pariwisata Jumlah desa wisata 200 350 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenbudpar 406,00

a. Jumlah koperasi dan UMKM yang memanfa-atkan sumberdaya finansial dan

non-finansial

c. Volume kreditpembi-ayaan yang disalurkan bank dan lembaga keuangan

bukan bank untuk koperasi dan UMKM.

b. Jumlah bank dan lembaga keuangan non-bank yang melayani nasabah koperasi

KKP Pelayanan Usaha dan Pemberdayaan Masyarakat Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Meningkatnya jangkauan dan jenis sumberdaya produktif yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha koperasi dan UMKM 30. III. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP dan Penguatan Kelembagaan Ekonomi Perdesaan melalui LM3 Peningkatan realisasi penyaluran kredit program KKP-E dan KUR, pembiayaan komersial, pembiayaan syariah, pengembangan sentra usaha pertanian perdesaan, dan pengembangan Gapoktan PUAP Fokus Prioritas: Peningkatan Akses Usaha Mikro dan Kecil kepada Sumberdaya Produktif Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian 2 juta usaha skala mikro di seluruh kawasan minapolitan pesisir, beroperasinya sarana usaha mikro di 300 kabupatenkota pesisir II.M-6 2010 TOTAL ALOKASI 2010-2014 Rp Miliar PROGRAM KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT NO FOKUS PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN STRATEGIS OUTCOME, OUTPUT YANG DIHARAPKAN 2014 INDIKATOR TARGET 34. Dukungan Penjaminan Kredit Usaha Rakyat KUR Tersedianya anggaran penjaminan Kredit Usaha Rakyat KUR Persentase tersedianya anggaran penjaminan KUR 100 100 Program Penempatan Modal Negara Dalam Rangka Mendukung Program KUR Kemenkeu Anggaran 99 10.000,00 35. Koordinasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat KUR Meningkatnya koordinasi kebijakan Kredit Usaha Rakyat KUR Persentase rekomendasi kebijakan KUR yang terimplementasikan 60 80 Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Menko Perekonomian 3,10 36. Pemasyarakatan dan pembinaan kewirausahaan dan budaya usaha bagi masyarakat, termasuk usaha skala mikro dan kecil. Terselenggara-nya pemasyarakatan dan pembinaan kewirausahaan dan budaya usaha bagi masyarakat, termasuk usaha skala mikro dan kecil. 1. Jumlah peserta pemasyarakatan kewirausahaan orang 2.000 10.000 K Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Kemeneg KUKM 13,60 2. Jumlah pelaku usaha koperasi dan UKM peserta diklat kewirausahaan orang 6.000 K 8,16 37. Revitalisasi sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola koperasi, serta calon anggota dan kader koperasi. Sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola koperasi, serta calon anggota dan kader koperasi semakin efektif. 1. Jumlah peserta peningkatan pemahaman koperasi di kalangan masyarakat kelompok strategis orang 1.000 5.000 K Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Kemeneg KUKM 2,50 2. Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan peningkatan pemahaman koperasi pada SDM koperasi orang - 7.000 K 6,00 38. Dukungan pengenalan teknologi bagi usaha skala mikro dan kecil, tidak terkecuali bagi sektor informal. a. Tersedianya dukungan pengenalan teknologi bagi usaha skala mikro dan kecil, tidak terkecuali bagi sektor informal. 1. Jumlah teknologi tepat guna yang dikenalkan kepada usaha mikro dan kecil paket kegiatan - 20 K Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Kemeneg KUKM 10,00 2. Jumlah usaha mikro dan kecil yang menerima dukungan teknologi tepat guna UMKM 350 1.750 K 11,75 b. Terpromosinya KUKM yang memiliki produk berkualitas Pengembangan dan Pelayanan Bisnis KUKM melalui Trading Board KUKM 3.000 15.000 K 6,00 II.M-7