Kebiasaan Pengolahan Pangan, Konsumsi Pangan Dan Status Yodium Ibu Hamil di Daerah Endemik GAKY, Kec. Saparua Maluku Tengah

KEBIII.SAAN PENGOLII.HII.N PII.NGII.N, KONSUMSI PII.NGII.N
DII.N STII.TUS YODIUM IBU HII.MIL 01 OAERAH ENDEMIK GAK'f
KECAMATAN SAPARUA, MALUKU TENGAH

OLEH
INTJE PICAULY
GMK97304

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999

RINGKASAN
INTJE PICAULY. Kebiasaan Pengolahan Pangan, Konsumsi Pangan dan Sialus

Vadium Ibu Hamil di Daerah Endemik GAKY, Kecamalan Saparua Maluku Tengah.

Di

bimbing oleh Hardinsyah, selaku Kelua Komisi Pembimbing, All Khom•• n dan Rimbawan,
masing-masing selaku Anggola Komisi Pembimbing.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan pengolahan
pang an, konsumsi pangan dan status vadium ibu hamil di daerah endemik GAKY Kecamatan
Saparua, Maluku Tengah.

Secara khusus tujuan penelilian ini adalah :1) mengetahui

kebiasaan pengolahan pangan ibu hamil (bumil) di daerah endemik GAKY; 2) mengelahui
konsumsi garam dan konsumsi pangan bumil di daerah endemik GAKY; 3) menganalisis
kandungan Vadium makanan bumil di daerah endemik GAKY; 4) mengelahui konsumsi
Vadium dan kontribusi Vadium dan produk penkanan dalam makanan bumil; 5) menganalisis
kadar Vadium dalam unn bumil dan 6) menganalisis hubungan antara konsumsi Vadium,
konsumsi mineral lain dan konsumsi pangan goitrogenik dengan kadar yodium dalam urin

bumi!.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamalan Saparua (Pulau Nusa laul), Maluku Tengah.
Pelaksanaan penelilian mulai dan bulan Marel sampai Mei 1999. Pendaflaran kerangka
conloh ibu hamil Inmesler II dilakukan lewal wawancara dengan dokter, bidan desa dan
pelugas puskesmas yang berada di tujuh desa yang ada di kecamalan lersebu!. Conloh
diambil secara acak dengan mengikulsertakan 57 orang ibu hamil trimesler II.
Data


tentang kebiasaan pengolahan, konsumsi pangan dan konsumsi garam

diperoleh lewat wawancara langsung menggunakan metode recall 7x24 jam berturul-Iuru!.
Kemudian sebagian diolah dalam benluk deskriplif dan disajikan dalam benluk persenlase,
rata-rata dan sian dar deviasi. Sedangkan nilai konsumsi dan kecukupan zal gizi diperoleh
dengan menggunakan program food processor berdasarkan daftar kompasisi gizi makanan
Indonesia Selanjutnya untuk dala lenlang kadar yodium dalam makanan dan unn bumil
didapal dan hasil analisis laboralorium. Unluk melihal laklor-Iaklor yang diduga berflubungan
dengan kadar yodium urin bumil antara lain : konsumsi yodium, konsumsi mineral lain

(kalsium, fosfor dan zal besi) dan konsumsi pangan goitrogenik digunakan analisis statistik
regresi berganda.
Dan penelitian ini diperoleh hasil bahwa cara-cara pengolahan yang umum digunakan
oleh bumil di lokasi penelitian adalah 1) rebus, 2) tumis, 3) goreng, 4) rebus-goreng dan 5)
bakar. Tiga cara pengolahan yang lerakhir menghilangkan yodium dalam jumlah yang linggi
(57 - 74 %) jika dibandingkan dengan dua cara pengolahan pertama (20 - 50 %).

Pada


umumnya semua bumil mengkonsumsi jenis-jenis pang an seperti singkong, sagu, beras, ikan
segar, daun melinjo dan daun sing kong dengan rata-rata konsumsi berturut-Iurul 559,0 ; 131,0
; 119,0 ; 138,3 ; 42,0 dan 66,0 g/kapita/han. Konsumsi pangan goitrogenik lebih tinggi
(704,5±158,2 g/kapita/han) jika dibandingkan dengan pangan sumber yodium (427±101,7
g/kapita/han). Frekwensi makan pangan tersebul rata-rata dua kali dalam sehan. Jenis
garam yang umum dikonsumsi jenis garam curah dengan frekwensi pemakaian lebih dari satu
kali dalam sehan dengan rata-rata konsumsi 19,2 g/kaplhan.
Kandungan yodium pada makanan yang masih mentah lebih tinggi dibanding pangan
yang sudah dialah. Ikan longkol segar lermasuk jenis pangan yang mempunyai kandungan
yodium lertinggi yailu 94,6 f1!j/l00g dan buah pisang yang lerendah yailu 16,6 flg/l00g.
Kemudian untuk produk hasil olahan, lemyala sayur daun melinjo mempunyai kandungan
yodium lertinggi dan buah pisang rebus yang lerendah.

Dan semua jenis makanan yang

dikonsumsi bumil produk penkanan adalah pangan yang lebih banyak mengalami kehilangan
yodium selama proses pengolahan dibandingkan produk olahan lainnya. Disamping itu
garam juga merupakan produk yang mempunyai kadar yodium yang paling rendah jika
dibandingkan dengan jenis pangan Jainnya.


Kelompok pangan penkanan beserta produk olahannya diharapkan memben
konstribusi temesar, namun dari hasH analisa data kelihatan bahwa pangan non perikanan

beserta hasil olahannya membenkan kontribusi terbesar yaitu 48,5% dibandingkan pangan
penkanan yaitu sebesar 24,0 %.

Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh proses

pengolahan. Walaupun demikian konsumsi yodium bumil pada umumnya di lokasi penelitian

termasuk baik dengan tingkat kecukupan lebih dan 100 %.

Hampir separuh bumil (49,2 %) mempunyai nilai median kadar yodium urin dalam
selang 20 - 49 セOiN@

Secara umum nilai median kadar yodium urin dari populasi bumil adalah

47 I'9n, dengan nilai rata-rata 64,9 1'911 dan kisaran 13 - 170
WHO (1994) maka populasi bumil masuk dalam katagori


セョL@

Sesuai standar dan

"endem,' sedanri', Kadar yodium

dalam urin bumil berhubungon positi! nyata dengon konsumsi pangan goitrogenik dengan
nilai r =0,35,

KEBIASAAN PENGOLAHAN PANGAN, KONSUMSI PANGAN
DAN STATUS YODIUM IBU HAMIL 01 DAERAH ENDEMIK GAKY
KECAMATAN SAPARUA, MALUKU TENGAH

OLEH
INTJE PICAULY

GMK97304

Tesis sebagai safah satu syarat untuk
memperofeh gefar Magister Sains pada

Program Pascasarjana, fnstffut Pettanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1999

Judul Penalitian
Nama Mahasiswa

Nomor Pokok
Program Studi

: Kebiasaan Pengolahan Pangan, Konsumsi Pangan Dan Status
Yodium Ibu Hamil di Daerah Endemik GAKY, Kec. Saparua
Maluku Tengah
: Inije Picauly
: 97304
: Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga


Manyatujui,
1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Hardinsyah.MS
Ketua

セャエᆪN@

"

Dr. Ir. Ali Khomsan. MS
Anggota

2. Ketua Program Studi
Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga

Dr. Ir. Ali Khomsan. MS

Tanggallulus: 31 Juli 1999


Dr. Drs. Rimbawan
Anggota

Penulis dilahir1