PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI KADALUWARSA PENAGIHAN PENGAWASAN KETENTUAN PENYIDIKAN

pembayaran dilakukan dengan cara memindahbukukan dan bukti pemindah bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XVIII PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 26 1 Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi. 2 Tata cara Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi sebagaimana dimaskud pada ayat 1 pasal ini ditetapkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

BAB XIX KADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 27 1 Hak untuk melakukan penagihan Retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 tiga tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi. 2 Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, tertangguh apabila : a. Diterbitkan surat teguran; atau b. Ada pengakuan hutang Retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XX PENGAWASAN

Pasal 28 Pengawasan untuk pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk

BAB XX KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 29 1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan Tindak Pidana 14 dibidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. 2 Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan serta meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana di maksud pada huruf e. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah. i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi . j. Menghentikan penyidikan. k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat di pertanggungjawabkan. 3 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Kepolisian Negara RI, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang- undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XXI KETENTUAN PIDANA