39
sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan di sebelah barat dengan wilayah Kabupaten Kendal.
3.1.1 Topografi
Kota Semarang di bagian Utara merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki kemiringan 0-2 sedang ketinggian bervariasi antara 0 hingga 25 m,
sementara di bagian Selatan Kota Semarang bagian selatan merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 2-40 dan ketinggian antara 25 hingga 400 m di
atas permukaan air laut. Pemanfaatan Kota Semarang bagian atas harus lebih difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi Kota Semarang bagian
bawah dari kemungkinan banjir kiriman. Semarang bagian atas yang memiliki kemiringan lebih dari 40 tidak
diperkenankan untuk kegiatan budidaya. Adapun untuk lahan dengan kemiringan antara 25 hingga 40 dapat digunakan untuk budidaya namun dengan
penggunaan yang terbatas, sedangkan lahan dengan kemiringan 25 seperti di Semarang bagian bawah merupakan lahan yang diperbolehkan untuk berbagai
penggunaan.
3.1.2 Hidrologi
Banjir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kota Semarang bagian bawah. Secara kasat mata, permasalahan
dalam hidrologi Kota Semarang adalah dimensi saluran dan sungai di kota bagian bawah tidak sebanding dengan volume air. Semakin luasnya daerah terbangun di
40
Semarang bagian atas akan mempengaruhi kecepatan aliran air run off di waktu hujan. Kesesuaian debit dengan dimensi saluran berpengaruh terhadap luasnya
daerah genangan di Kota Semarang bagian bawah. Adanya sungai yang mengalami penyempitan dan sedimentasi serta kurangnya drainase dibandingkan
dengan lahan terbangun merupakan faktor penyebab terjadinya banjir ataupun genangan di Kota Semarang bagian bawah di musim penghujan.
Penanganan drainase Kota Semarang, terbagi atas dua karakteristik wilayah yaitu penanganan daerah atas dan penanganan daerah bawah. Penanganan
daerah atas terbagi ke dalam beberapa pelayanan DAS, yaitu DAS Babon, DAS Banjir Kanal Timur, DAS Banjir Kanal Barat, DAS SilandakSiangker, DAS
Bringin, DAS Plumbon. Sementara bagian bawah terbagi ke dalam empat sistem drainase, Sistem Drainase Semarang Timur, Sistem Drainase Semarang Tengah,
sistem Drainase Semarang Barat, dan Sistem Drainase Semarang Tugu. Permasalahan drainase yang dihadapi di Kota Semarang adalah adanya banjir
kiriman yang terjadi di wilayah Hulu Gunung Ungaran, banjir lokal dan terjadinya rob di kawasan sekitar pantai. Pembukaan lahan didaerah hulu mengakibatkan
meningkatnya debit limpasan melebihi kapasitas saluran, erosi yang tinggi menyebabkan pendangkalan saluran dan sungai, serta penurunan tanah menjadi
penyebab terjadinya rob.
3.1.3 Struktur Geologi