Tinjauan Atas Penerapan Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan PAda PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung
1 BANDUNG
HESTI AYU WANDIRA 21312019
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. Fenomena yang terjadi adalah sering terjadi ketersediaan persediaan barang dagangan yang kurang dan kerusakan persediaan barang dagangan yang mengakibatkan penjualan akan menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pengendalian internal barang dagangan, hambatan-hambatan yang terjadi serta upaya menyelesaikan hambatan yang ada di PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian studi lapangan, wawancara dan studi lapang.
Hasil penelitian penulis adalah prosedur pengendalian internal barang dagangan berjalan baik hanya saja banyak hambatan yang terjadi dalam jalannya prosedur tersebut seperti adanya ketersediaan buku yang kurang,adanya ketidaksesuaian jumlah barang keluar dari bagian gudang dengan bagian keuangan, adanya keterlambatan barang datang, adanya kerusakan dalam produksi dan adanya kesalahan dalam mengaudit data barang. Jika terjadi hambatan seperti yang telah disebutkan penjualan terhadap buku akan menurun. Akan tetapi walapun terjadi beberapa hambatan dalam menjalankan prosedur pengendalian internal atas persediaan barang dagangan masih berjalan dengan baik karena PT. Gramedia Pustaka Utama melakukan berbagai upaya menyelesaikan hambatan yang terjadi dal
am prosedur pengendalian internal barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
(2)
2 ABSTRACT
This research was conducted at PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. The phenomenon that occurs is often the availability of merchandise that is lacking and mismatches goods or books ordered by the consumer. The purpose of this study was to determine the internal control procedures merchandise, barriers that occur and attempt to resolve the obstacles that exist in PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
The method used in this research is descriptive method of data collection conducted by the author is a research field studies, interviews and field studies.
Results of the study authors is the internal control procedures of merchandise going well it's just a lot of obstacles that occur in the course of the procedure such as the availability of the book is lacking, the discrepancy amount of goods out of the warehouse with the finance department, the delay in the goods arrived, the damage in the production and an error in the audit data items. If there barriers as mentioned sale of the book will decline. However, even though been some obstacles in implementing internal control procedures merchandise is still running well because PT. Gramedia Pustaka Utama made various efforts to resolve the obstacles that occur in the internal control procedures of merchandise at PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
(3)
i 1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk tepat, cermat dan cepat. Keputusan yang tepat dan cermat memberikan dampak yang baik terhadap kemampuan daya saing perusahaan, termasuk perusahaan dagang. Perusahaan dagang dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak/perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat baik berupa retail
atau grosir dan distributor. Di dalam perusahaan baik perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang penting adanya sebuah prosedur dalam melaksanakan seluruh kegiatannya. Persediaan sangat rentan terhadap kerusakan maupun ketidaksesuaian didalamnya, persediaan sering kali merupakan harta lancar yang paling besar dalam perusahaan dan juga merupakan bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Kerusakan, lalai untuk mencatat permintaan, barang yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pesanan sering terjadi dalam perusahaan. Salah satunya dalam penelitian yang dilakukan di PT. Sabda Cipta Jaya sebuah perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang importir dan distributor obat.
PT. Gramedia Pustaka Utama merupakan bisnis unit PT. Kompas Gramedia yang menyediakan jaringan toko buku dengan nama Toko Buku Gramedia di beberapa kota di Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama merupakan perusahaan yang bergerak dalam berbagai macam bidang salah satunya bidang perdagangan barang. Barang utama yang diperdagangkan adalah buku, selain buku PT Gramedia Pustaka Utama juga menyediakan alat tulis, perlengkapan kantor, alat olahraga dan lain-lain.
Menurut Bapak Tony Rizal selaku kepala cabang PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung, penerapan prosedur pengendalian internal yang dilakukan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama tidak berjalan dengan baik dikarenakan terjadi
barang/buku yang rusak. Penjualan akan menurun jika barang rusak, tidak sesuai dalam bentuk, jenis, mutu dan jumlah yang diinginkan pelanggan. Jadi penting bagi perusahaan untuk mengendalikan persediaan dengan baik dan teliti untuk membatasi biaya penyimpanan yang terlalu besar. Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian internal yang memadai terhadap persediaan barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. Pengendalian internal PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung terdiri atas kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberi jaminan yang memadai agar tujuan perusahaan dapat dicapai. Penerapan pengendalian internal sebaiknya teratur dalam mengelola persediaan barang dagangan sehingga Pimpinan perusahaan akan memperoleh laporan-laporan yang bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas perusahaan, juga membantu mengambil kebijakan keputusan maupun pertanggungjawaban dalam memimpin perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“TINJAUAN ATAS PENERAPAN
PROSEDUR PENGENDALIAN
INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. GRAMEDIA
PUSTAKA UTAMA BANDUNG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis mengidentifikasikan masalah yang ditemui dalam prosedur pengendalian internal persediaan barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung sebagai berikut:
1. Ketersediaan buku yang kurang ini terjadi akibat kurangnya pengawasan dan pengecekkan stok.
2. Kerusakan dalam persediaan barang dagangan berupa buku akibat kurangnya pengawasan dari bagian percetakan dan gudang.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan prosedur
(4)
ii barang dagang pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
2. Apa saja hambatan yang dihadapi PT. Gramedia dalam menjalankan prosedur pengendalian internal persediaan barang dagang.
3. Bagaimana upaya menyelesaikan hambatan yang terjadi di dalam prosedur pengendalian internal atas persediaan barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung, 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang muncul pada penerapan prosedur pengendalian internal barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. 1.4.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada diatas, tujuan dari penelitian yang dilaksanakan pada PT. Gramedia Pustaka Utama adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan prosedur pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
3. Untuk mengetahui upaya menyelesaikan hambatan yang terjadi dalam penerapan pengendalian intern persediaan barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi manajemen yang berguna untuk memperbaiki kebijakan perusahaan atas pengendalian intern persediaan barang dagang.
1.5.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Universitas
Dengan adanya penelitian diharapkan dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan perusahaan sehingga Universitas dan perusahaan dapat mempromosikan keberadaan di tengah-tengah dunia kerja.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan penulis tentang penerapan prosedur pengendalian intern persediaan barang dagang yang ada di dalam perusahaan dagang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prosedur
Prosedur adalah peraturan. Dalam pengertian lebih lengkap prosedur adalah aturan kerja sama, aturan berkoordinasi, sehingga unit-unit dalam sistem, subsistem dan seterusnya dapat berinteraksi satu sama lain secara efisien dan efektif. Prosedur juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan dan berurutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan,
2.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2013:5) bahwa:
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang.”
Menurut Azhar Susanto (2013:264) bahwa:
“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki suatu organisasi agar segala sesuatu dapat
dilakukan secara seragam.”
Menurut Zaki Baridwan (2010:30) bahwa:
“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical),
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang terjadi.”
Menurut Ardiyose (2013:5) bahwa:
“Prosedur adalah suatu bagian sistem
yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang
(5)
iii suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan
dilaksanakan secara beragam.”
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu sistem yang disusun untuk menjamin suatu kegiatan perusahaan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.
2.1.2 Karakteristik Prosedur
Karakteristik prosedur yang dikemukakan oleh Mulyadi (2013:5) menyatakan terdapat beberapa karakteristik prosedur, di antaranya sebagai berikut:
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.
5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.
2.1.3 Manfaat Prosedur
Selain karakteristik prosedur Mulyadi (2010:5) menyatakan mengenai manfaat dari prosedur, di antaranya sebagai berikut:
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan. 2.2 Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengarugi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
mengukur sumber daya suatu organisasi. Semakin besar perusahaan semakin penting pula arti pengendalian internal dalam perusahaan tersebut. 2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Hery (2013:159) bahwa:
“Pengendalian internal adalah
seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh
karyawan perusahaan.”.
Menurut COSO (Commitee of Sponsoring Organization of Treadway Commision) yang diterjemahkan oleh Khikmatul Khasanah (2013) bahwa:
“Pengendalian internal adalah suatu
proses yang dilakukan oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personil lainnya, dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi,
pelaporam dam kepatuhan.”
Menurut Valery G. Kumaat (2011:15) bahwa:
“Pengendalian internal adalah suatu
cara untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun tidak (seperti reputasi atau hak
kekayaan intelektual).”
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan pengendalian internal adalah suatu proses untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.
(6)
iv 2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2011:319) Tujuan dari pengendalian internal adalah sebagai berikut:
1) Keandalan Laporan Keuangan Umumnya
2) Efektivitas dan Efisiensi
3) Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku
2.2.3 Fungsi Pengendalian Internal Menurut Romney and Steinhart yang diterjemahkan oleh Fitriasari (2011:25) bahwa:
Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting, yaitu:
1) Pengendalian untuk pencegahan (preventive control)
2) Pengendalian untuk pemeriksaan (Detective Control)
3) Pengendalian Korektif (Corrective Control)
2.3 Persediaan
Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Persediaan merupakan bentuk investasi, dari mana keuntungan (laba) itu bisa diharapkan melalui penjualan dikemudian hari.
2.3.1 Pengertian Persediaan
Menurut Stice dan Skousen yang diterjemahkan oleh Emil Salim (2011:572) bahwa:
“Persediaan adalah istilah yang
diberikan untuk aset yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aset yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung, ke dalam barang yang akan diproduksi kemudian dijual.” Menurut Standar Akuntansi Keuangan dari IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) PSAK No. 14 tahun 2010 bahwa:
“Persediaan adalah (a) Tersedia untuk
dijual dalam kegiatan usaha normal, (b) Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, (c) Atau dalam bentuk bahan
atau perlengkapan/supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.”
Menurut Rangkuti (2010:146) bahwa:
“Persediaan adalah sebagai suatu
aktivitas yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam suatu proses produksi.”
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah material yang berupa bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi yang disimpan dalam suatu tempat atau gudang dimana barang tersebut menunggu untuk di proses atau diproduksi lebih lanjut.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek penelitian yang akan diteliti. Objek penelitian merupakan suatu hal yang dijadikan sasaran penelitian dengan tujuan mengetahui kebenaran dan fakta tentang suatu hal.
Menurut Husein Umar (2013:38):
“Objek yang menjelaskan tentang apa
atau siapa yang menjadi objek penelitian dimana dan kapan penelitian dilakukan, dapat juga ditambahkan dengan hal-hal
yang dianggap perlu.”
Menurut Iwan Satibi (2011:74) bahwa:
“Objek penelitian secara umum akan
memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komprehensif, yang meliputi karakterisik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian
yang dimaksud.”
Menurut Supriyanti (2012:38) bahwa:
(7)
v
dilakukan.”
Menurut Sugiyono (2013:20) bahwa:
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti di tempat penelitian dilakukan dan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan di atas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Tinjauan Atas Penerapan Prosedur Pengendalian Internal Barang Dagangan Pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. 3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.
Menurut Umi Narimawati (2011:29) bahwa:
“Metode penelitian merupakan cara
peneliti yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai
tujuan tertentu.”
Menurut Supriati (2012:5) bahwa:
“Metode penelitian adalah tatacara
bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan.”
Menurut Yvone Agustine (2013:5) bahwa:
“Sebuah aktivitas yang memberikan
kontribusi dalam memahami fenomena yang menjadi perhatian melalui
penelitian.”
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa metode penelitian adalah dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dipahami
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Menurut Nyoman Dantes (2012:51) bahwa:
“Penelitian Deskriptif diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu
fenomena/peristiwa secara sistematis
sesuai dengan apa adanya.”
Maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah metode penelitian yang menggambarkan suatu peristiwa tanpa membandingkan atau menghubungan dengan variabel lain terhadap objek yang diteliti. Metode yang mengungkapkan, membahas masalah dengan memaparkan, menafsirkan dan menggambarkan keadaan serta peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung untuk di analisa dan dibuat kesimpulan. Dengan metode penelitian deskriptif ini digunakan peneliti untuk menggambarkan Tinjauan Atas Penerapan Prosedur Pengendalian Internal Barang Dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian yang akan dilaksanakan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data. Dalam pengumpulan data setidaknya dilakukan berbagai banyak cara agar data yang diperoleh sesuai apa yang diinginkan dan agar penelitian berlangsung dengan mudah. Teknik yang digunakan sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan
Penulis melakukan pengamatan secara langsung ke Gramedia Pustaka Utama Bandung. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi:
a. Observasi (Pengamatan)
Menurut Tony Wijaya (2013:23) bahwa:
“Observasi merupakan cara memperoleh data dengan mengamati (perilaku-bukan perilaku dari subyek penelitian dan merekam jawabannya
untuk dianalisis.”
b. Wawancara (Interview)
(8)
vi “Wawancara merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.”
c. Mengumpulkan Data (Dokumentasi) Menurut Sugiyono (2012:240)
bahwa:
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya momumental dari
seseorang.”
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Dalam penelaahan kepustakaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Penulis mencari buku dan literatur yang sesuai dengan masalah yang diangkat dan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan prosedur pengendalian internal barang dagangan. Data yang
diperoleh dari studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan para ahli yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data sebagai berikut:
a. Mempelajari konsep dan teori dari berbagai sumber yang berhubungan dan mendukung pada masalah yang diteliti. b. Memperlajari materi kuliah dan bahan tertulis lainnya.
3.2.2 Sumber Data
Sebuah data memiliki informasi namun sebuah data juga harus memiliki kejelasan rentang bagaimana data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) bahwa:
“Sumber data dalam penelitian adalah
sumber darimana data dapat diperoleh.”
Menurut Sugiyono (2013:137) sumber data dibedakan menjadi dua, adapun penjelasan mengenai pengertian sumber data primer dan sumber data sekunder sebagai berikut:
“1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung meliputi dokumen-dokumen perusahaan berupa sejarah
perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian.
2. Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.”
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang penulis dapatkan dari PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung khususnya tentang BAB IV ini, adalah data tentang aktivitas perusahaan, struktur organisasi dan penerapan prosedur pengendalian internal persediaan barang dagangan. 4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung Prosedur pengendalian internal
barang dagangan yang diterapkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung melibatkan beberapa bagian terkait, dokumen dan catatan yang diperlukan serta laporan yang dihasilkan dan pencatatan ke dalam catatan akuntansi yang didasarkan atas laporan sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
Menurut Ardiyose (2013:5) bahwa:
“Prosedur adalah suatu bagian sistem
yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan
dilaksanakan secara beragam.”
Sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan di atas bahwa prosedur pengendalian internal barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama meliputi beberapa bagian yang terlibat untuk menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan.
4.2.2 Hambatan Yang Terjadi Dalam Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan
(9)
vii barangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung telah dijelaskan diatas bahwa hambatan-hambatan yang terjadi diakibatkan oleh tidak berjalannya prosedur dengan baik karena sering hilangnya nota keluar barang dan faktur-faktur dan berdampak pada penjualan. Menurut Stice dan Skousen yang diterjemahkan oleh Emil Salim (2011:572) bahwa:
“Persediaan adalah istilah yang
diberikan untuk aset yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aset yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung, ke dalam barang
yang akan diproduksi kemudian dijual.”
Menurut Tengku Nurmaliza dalam jurnalnya bahwa:
“Hambatan atau masalah yang terjadi
dalam pengendalian internal persediaan barang dagangan sangat rentan dengan lalai mencatat permintaan, keterlambatan, kerusakan dan kurangnya teliti dalam menyimpan dokumen-dokumen terkait.”
Teori tesebut sesuai dengan hambatan yang dihadapi oleh PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung yang mempunyai beberapa hambatan seperti ketidaksesuaian jumlah, kelalaian dalam menyimpan suatu transaksi, keterlambatan barang dagangan sampai.
4.2.3 Upaya Menyelesaikan Hambatan Yang Dihadapi Agar Berjalan Efektif
Menurut Tengku Nurmaliza bahwa: “Perlunya dilakukan pemantauan agar
dapat membantu manajemen mengetahui ketidakefetifan penerapan prosedur pengendalian internal barang dagangan. Evaluasi agar ketidaksesuaian yang ditemukan juga merupakan tanggapan yang baik dan mencerminkan adanya kesadaran dan pentingnya pengendalian internal
barang dagangan.”
PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung telah melakukan upaya sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan di atas dengan melakukan pemantauan terhadap bagian-bagian yang terlibat jalannya prosedur pengendalian internal barang.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis data prosedur pengendalian internal barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan prosedur pengendalian internal atas persediaan barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung terdiri dari beberapa bagian yang bertugas menjalankan prosedur yang terdiri dari distribusi center, bagian percetakan, bagian ekspedisi, bagian gudang, bagian keuangan, dan bagian audit. Bagian-bagian ini mempunyai peranan penting dalam penerapan prosedur pengendalian internal barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
2. Hambatan yang dihadapi PT. Gramedia Pustaka Utama dalam menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan yaitu adanya ketersediaan buku yang kurang, adanya ketidaksesuaian jumlah barang keluar, adanya keterlambatan barang datang, adanya kerusakan dalam produksi, adanya kesalahan dalam mengaudit data barang. Hambatan-hambatan tersebut dilakukan oleh bagian-bagian yang terlibat dalam menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan.
3. Upaya menyelesaikan hambatan yang dihadapi PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung dengan melakukan pemantauan atas persediaan barang dagangan dan melakukan evaluasi dalam jalannya prosedur pengendalian internal barang dagangan. Meskipun ada beberapa hambatan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung dapat mengurangi sedikit demi sedikit hambatan yang terjadi di dalam penerapan prosedur pengendalian barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang mungkin bermanfaat dalam mengatasi kelemahan yang terdapat dalam
(10)
viii prosedur pengendalian internal barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. Adapun saran yang dapat diberikan penulis adalah:
1. Jika bagian terkait penerapan prosedur pengendalian internal PT. Gramedia Pustaka Utama menemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian dalam penerapan prosedur pengendalian barang dagangan sehingga dapat menimbulkan keluhan dari konsumen, maka bagian yang terkait dalam menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung harus melakukan perbaikan yang disesuaikan dengan kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan terjadinya hambatan.
2. Agar dapat menanggulangi hambatan-hambatan yang terjadi dalam penerapan prosedur pengendalian internal persediaan barang dagangan seharusnya bagian-bagian yang terkait lebih teliti dalam memeriksa faktur atau nota penting yang melibatkan persediaan barang dagangan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis data prosedur pengendalian internal barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
4. Penerapan prosedur pengendalian internal atas persediaan barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung terdiri dari beberapa bagian yang bertugas menjalankan prosedur yang terdiri dari distribusi center,
bagian percetakan, bagian ekspedisi, bagian gudang, bagian keuangan, dan bagian audit. Bagian-bagian ini mempunyai peranan penting dalam penerapan prosedur pengendalian internal barang
dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. 5. Hambatan yang dihadapi PT.
Gramedia Pustaka Utama dalam menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan yaitu adanya ketersediaan buku yang
kurang, adanya
ketidaksesuaian jumlah barang keluar, adanya keterlambatan barang datang, adanya kerusakan dalam produksi, adanya kesalahan dalam mengaudit data barang. Hambatan-hambatan tersebut dilakukan oleh bagian-bagian yang terlibat dalam menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan.
6. Upaya menyelesaikan hambatan yang dihadapi PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung dengan melakukan pemantauan atas persediaan barang dagangan dan melakukan evaluasi dalam
jalannya prosedur
pengendalian internal barang dagangan. Meskipun ada beberapa hambatan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung dapat mengurangi sedikit demi sedikit hambatan yang terjadi di dalam penerapan prosedur pengendalian barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. 5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang mungkin bermanfaat dalam mengatasi kelemahan yang terdapat dalam prosedur pengendalian internal barang dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung. Adapun saran yang dapat diberikan penulis adalah:
3. Jika bagian terkait penerapan prosedur pengendalian internal PT. Gramedia Pustaka Utama menemukan penyimpangan
(11)
ix pengendalian barang dagangan sehingga dapat menimbulkan keluhan dari konsumen, maka bagian yang terkait dalam menjalankan prosedur pengendalian internal barang dagangan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung harus melakukan perbaikan yang disesuaikan dengan kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan terjadinya hambatan.
4. Agar dapat menanggulangi hambatan-hambatan yang terjadi dalam penerapan prosedur pengendalian internal persediaan barang dagangan seharusnya bagian-bagian yang terkait lebih teliti dalam memeriksa faktur atau nota penting yang melibatkan persediaan barang dagangan.
(12)
x DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Ardiyose. 2013. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Hery. 2013. Auditing. Jakarta: CAPS Husein Umar. 2013. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011.
Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers. Krismiaji, 2010. Sistem Informasi
Akuntansi, Edisi etiga. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi.
Cetakan Kelima. Jakarta: Salemba Embat.
Rama and Jones. 2011. Sistem Informasi Akuntansi I. Jakarta: Salemba Empat.
Rangkuti, Fredy. 2010. Manajemen Persediaan. Jakarta: PY. RajaGrafindo Persada. Romney and Steinhart. 2011.
Accounting Information System. New Jersey: Prentice Hall.
Skousen dan Stice. 2011. Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini,
Linna Ismawati. 2011. Penulisan Karya Ilmiah Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis. Yvone Augustine. 2013. Metodologi
Penelitian Bisnis dan Akuntansi.
Jakarta: PT. Dian Rakyat. Zaki Baridwan. 2009. Akuntansi
Intermedite Edisi 8. Yogyakarta: BPEE.
Sumber Internet:
www.gramediapustakautama.com www.coso.org
(13)
xi
2
Distribusi Center Bagian Percetakan
Bagian Ekspedisi
Bagian Gudang Bagian Keuangan Audit Membuat Surat Jalan Surat Jalan Surat Stok Lengkap Buku N Surat 1 Perintah Membuat Surat Perintah Start Surat Stok Buku Mengirim barang ke Gudang Membuat Surat Stok Buku
Surat 1 Perintah Sesuai? Surat Stok Lengkap Surat Jalan Surat Stok Lengkap Mancatat barang pesanan Surat Pesanan Surat Pesanan Kuitansi Pesanan Barang N Laporan Data Barang Meng-audit Data Barang Kuitansi Pesanan Barang Memerika pesanan barang Y Memberi-kan Surat pesanan Surat Pesanan T Membuat Retur Retur Retur Menerima Surat Pesanan
(14)
xii
STRUKTUR ORGANISASI
KepalaCabang
AdministrasiFinan ce
AdministrasiFakt ur/Pesanan
Sales Person KepalaGudang
Inventory Ekspedisi
Office Boy Sales Promotion
(15)
8
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prosedur
Prosedur adalah peraturan. Dalam pengertian lebih lengkap prosedur adalah aturan kerja sama, aturan berkoordinasi, sehingga unit-unit dalam sistem, subsistem dan seterusnya dapat berinteraksi satu sama lain secara efisien dan efektif. Prosedur juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan dan berurutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan,
2.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2010:23) bahwa:
“Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara
sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat
menyelesaikan suatu permasalahan.”
Menurut Mulyadi (2013:5) bahwa:
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa
orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”
(16)
9
Menurut Azhar Susanto (2013:264) bahwa:
“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki suatu organisasi
agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.”
Menurut Zaki Baridwan (2010:30) bahwa:
“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang terjadi.”
Menurut Ardiyose (2013:5) bahwa:
“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang
menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi
berulang kali dan dilaksanakan secara beragam.”
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu sistem yang disusun untuk menjamin suatu kegiatan perusahaan terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.
(17)
2.1.2 Karakteristik Prosedur
Karakteristik prosedur yang dikemukakan oleh Mulyadi (2013:5) menyatakan terdapat beberapa karakteristik prosedur, di antaranya sebagai berikut:
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
Dengan adanya prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya karena melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan operasional organisasinya dan menggunakan suatu penanganan segala kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
Pengawasan atas kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Selain itu, biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut dapat diatur seminimal mungkin karena kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
Dalam suatu prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam menjalankan segala kegiatannya, biasanya prosedur tersebut menunjukan rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan rangkaian tindakan tersebut dilakukan seragam.
4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab. Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan organisasi merupakan keputusan yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya untuk
(18)
11
menjalankan prosedur kegiatan yang sudah ada. Selain itu, keputusan atas orang-orang yang terlibat dalam menjalankan prosedur tersebut, memberikan suatu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing.
5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.
Apabila prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan yang akan dihadapi oleh pelaksana kecil kemungkinan akan terjadi. Hal ini menyebabkan ketepatan waktu dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan organisasi yang ingin dicapai oleh organisasi yang ingin dicapai organisasi dapat terlaksana dengan cepat.
2.1.3 Manfaat Prosedur
Selain karakteristik prosedur Mulyadi (2010:5) menyatakan mengenai manfaat dari prosedur, di antaranya sebagai berikut:
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang.
Jika prosedur yang telah dilaksanakan tidak berhasil dalam pencapaian tujuan organisasi maka para pelaksana dapat dengan mudah menentukan langkah-langkah yang harus diambil pada masa yang akan datang. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak berhasil.
(19)
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas. Dengan prosedur yang dilaksanakan secara teratur, para pelaksana tidak perlu melakukan pekerjaan secara berulang-ulang dan melakukan pelaksanaan kegiatan secara teratur dan rutin. Sehingga para pelaksana dapat melaksanakan kegiatannya secara sederhana dan hanya mengerjakan pekerjaan yang memang sudah menjadi tugasnya.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.
Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka para pelaksana mengetahui tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui program kerja yang akan dilaksanakan. Selain itu, program kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien.
Dengan prosedur yang telah diatur oleh perusahaan, maka para pelaksana mau tidak mau harus melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai prosedur yang berlaku. Hal ini menyebabkan produktifitas kinerja para pelaksana dapat meningkat, sehingga tercapai hasil kegiatan yang efisien dan efektif.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan. Pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh para pelaksana dapat dilakukan dengan mudah bila para pelaksana melaksanakan kegiatan
(20)
13
tersebut sesuai dengan prosedur yang akan terjadi pun dapat dicegah, tetapi apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, maka akan apat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
2.2 Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengarugi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pegendalian internal merupakan suatu cara mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Semakin besar perusahaan semakin penting pula arti pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.
2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Hery(2013:159) bahwa:
“Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana
mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.”.
Menurut COSO (Commitee of Sponsoring Organization of Treadway Commision)yang diterjemahkan oleh Khikmatul Khasanah (2013) bahwa:
“Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan entitas
(21)
memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporam
dam kepatuhan.”
Menurut Valery G. Kumaat (2011:15) bahwa:
“Pengendalian internal adalah suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik
yang berwujud maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual).” Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan pengendalian internal adalah suatu proses untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.
2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2011:319) Tujuan dari pengendalian internal adalah sebagai berikut:
1) Keandalan Laporan Keuangan Umumnya
Pengendalian yang relevan dengan suatu audit adalah berkaitan dengan tujuan entitas dalam membuat laporan keuangan bagi pihak luar yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
(22)
15
Operasi pengendalian yang berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan mungkin relevan dengan suatu audit jika kedua tujuan tersebut berkaitan dengan data yang dievaluasi dan digunakan auditor dalam prosedur audit. Sebagai contoh, pengendalian yang berikaitan dengan data non keuangan yang digunakan oleh auditor dalam prosedur analitik.
3) Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku
Suatu entitas umumnya mempunyai pengendalian yang berkaitan dengan tujuan yang tidak relevan dengan suatu audit oleh karena itu tidak perlu dipertimbangkan.
2.2.3 Fungsi Pengendalian Internal
Menurut Romney and Steinhart yang diterjemahkan oleh Fitriasari (2011:25) bahwa:
Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting, yaitu:
1) Pengendalian untuk pencegahan (preventive control)
Adalah mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul, seperti mempekerjakan personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi, merupakan pencegahan pengendalian yang efektif.
(23)
Adalah dibutuhkan untuk mengungkap masalah tersebut muncul seperti pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.
3) Pengendalian Korektif (Corrective Control)
Adalah menyelesaikan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengindetifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan dan mengubah sistem agar masalah di masa mendatang dapat diminimalisasikan atau dihilangkan. Seperti mengikuti prosedur perbaikan kesalahan memasuki data juga kesalahan dalam menyerahkan kembali
transaksi untuk proses lebih lanjut.”
2.2.4 Faktor-Faktor Pembentuk Lingkungan Pengendalian Internal
Lingkungan pengendalian haruslah dapat menciptakan suasana dalam sebuah organisasi dan mempengaruhi kesadaran personil organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan semua unsur dalam pengendalian internal, serta membentuk disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian diciptakan oleh beberapa faktor yang mendukung keberhasilan lingkungan pengendalian dalam suatu organisasi seperti yang telah dikemukakan oleh Mulyadi (2010:183) adalah sebagai berikut:
“1. Nilai Integritas dan Etika.
2. Komitmen Terhadap Kompetensi. 3. Dewan komisaris dan komite audit. 4. Filosofi dan gaya operasi manajemen. 5. Struktur organisasi
(24)
17
6. Pembagian wewenang dan tanggung jawab.
7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.” 1. Nilai Integritas dan Etika
Efektivitas pengendalian intern bersumber dari diri orang yang mendesain dan melaksanakan pengendalian tersebut. Pengendalian yang memadai desainnya, namun dijalankan oleh orang-orang yang tidak menjungjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika akan mengekibatkan tidak terwujudnya tujuan pengendalian.
Nilai integritas dan etika bisnis dapat dikomunikasikan oleh manajer seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2010:184) dengan cara-cara sebagai berikut:
“1. Personal Behavior
Melalui personal behavior, manajer mengkomunikasikan nilai integritas dan etika melalui tindakan individual mereka, sehingga nilai-nilai tersebut dapat diamati oleh karyawan entitas.
2. Operational Behavior
Melalui operational behavior, manajer mendesain sistem yang digunakan untuk membentuk perilaku yang diinginkan, yang berdasarkan nilai integritas dan etika.”
Maka dari itu, Personal behavior dan Operational Behavior yang ditetapkan oleh dewan direksi dalam bentuk kewajiban, larangan, dan sanksi yang harus dipatuhi oleh setiap pegawai sehingga dapat menjadi pedoman bagi seluruh pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian nilai integritas dan etika sangat lah penting dalam mengatur tingkah laku karyawan. Agar setiap unit perusahaan agar memiliki pekerja yang patuh akan peraturan perusahaan.
(25)
2. Komitmen Terhadap Kompetensi
Komitmen terhadap kompetensi hukumnya adalah mutlak dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki seorang karyawan.
Menurut Mulyadi (2010:185) bahwa :
“Untuk mencapai tujuan entitas, personil di setiap organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperluan dan panduan antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi.”
Maka dari itu, setiap karyawan dituntut untuk memiliki keahlian dibidangnya masing-masing, karena keberhasilan suatu perusahaan ditunjang oleh keahlian dari pekerjanya. misalnya saja pada saat melaksanakan proses penyusunan anggaran, agar setiap pekerjaan terlaksana dengan baik maka pekerja harus memiliki komitmen terhadap kompetensi dengan baik.
Menurut Mulyadi (2010:185) bahwa:
“Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen dan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, panduan antara kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang dituntut dalam mengembangkan kompetensi mengenai penyusunan anggaran. Untuk mencapai tujuan entitas, personil di setiap organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atau pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan panduan antara kecerdasan, pelatihan dan pengalaman yang dituntut dalam
pengembangan kompetensi.”
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa setiap pekerjaan, misalnya penyusunan anggaran haruslah ditunjang dengan komitmen terhadap kompetensi yang baik pula.
(26)
19
3. Dewan Komisaris dan Komite Audit
Dalam perusahaan berbentuk perseroan terbatas, jika penunjukan auditor dilakukan oleh manajemen puncak, kebebasan auditor terlihat berkurang dipandang dari sudut pemegang saham, dalam hal ini adalah dewan komisaris. Menurut Mulyadi (2010:185) bahwa:
“Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas. Dewan ini berfungsi mengawasi pengelolaan data perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi). Dengan demikian, Dewan Komisaris yang aktif menjalankan fungsinya dapat mencegah pengendalian yang terlalu banyak di tangan manajemen (direksi).”
Pembentukan komite audit oleh perusahaan-perusahaan publik sudah banyak dilakukan diberbagai negara termasuk Indonesia. Seiring dengan menguatnya tuntutan agar perusahaan lebih transparan dan reliable mengenai kinerjanya, peran komite audit menjadi semakin penting. Berikut pengertian komite audit dari beberapa ahli:
Menurut Rangkuti (2010:49) bahwa:
“Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka
membantu melaksanakan tugas dan fungsinya”.
Menurut Zaki Baridwan (2010:2) bahwa:
“Suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan, dengan demikian, tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi pengawasan(oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di
perusahaan-perusahaan”.
Meskipun pendapat mengenai definisi komite audit menurut beberapa ahli berbeda-beda tetapi memiliki maksud yang sama yaitu komite audit adalah komite
(27)
yang dibentuk oleh dewan komisaris yang bekerjasama untuk membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.
4. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
Filosofi dibutuhkan oleh karyawan karena berhubungan dengan cerminan kejujuran dalam pelaksanaan tugasnya, khusnya dalam bidang keuangan perusahaan. Adapun teori yang mengemukakan pentingnya filosofi dan gaya operasi manajemen seperti yang dikatakan oleh
Menurut Mulyadi (2010:186) yaitu:
“Filosofi merupakan seperangkat keyakinan dasar yang menjadi ukuran bagi
perusahan dan karyawannya, dalam berbisnis, manajemen yang memiliki filosofi akan meletakkan kejujuran sebagai dasar bisnisnya. Laporan keuangan perusahaan akan digunakan sebagai alat manajemen untuk mencerminkan kejujuran pertanggung jawaban keuangan perusahaan kepada siapa saja yang berhubungan bisnis dengan mereka. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan”.
Setiap manajer memiliki gaya operasi masing-masing ada yang mementingkan laporan keuangan, penyusunan anggaran dan banyak lagi yang lainnya. seperti teori yang dikemukakan oleh
Menurut Mulyadi (2010:186) bahwa :
”Ada manajer yang memilih gaya operasi yang sangat menekankan pentingnya pelaporan keuangan, penyusunan dan penggunaan anggaransebagai alat pengukur kinerja manajer, dan pencapaian tujuan yang telah dicanangkan dalam anggaran; ada manajer yang tidak demikian.”
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi memberikan kerangka untuk perencanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Pengembangan struktur
(28)
21
organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Mulyadi (2010:187) bahwa:
“Organisasi dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Orang bergabung dalam suatu organisasi dengan maksud utama untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat dicapainya dengan kemampuan yang dimilikinya sendiri. Struktur organisasi memberikan kerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Pengembangan struktur organisasi suatu entitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.”
Jadi dapat dikatakan bahwa struktur organisasi dalam perusahaan adalah rancangan atau susunan bagian dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
6. Pembagian Wewenang dan Tanggungjawab
Perumusan kewenangan dan tanggung jawab ini menyangkut tentang bagaimana dan kepada siapa kewenangan dan tanggung jawab diberian, dengan pembagian tugas yang jelas akan memudahkan setiap personil dalam melaksanakan aktivitasnya, selain itu pertanggung jawaban akan tugas yang dilaksanakan menjadi jelas untuk pencapaian tujuan organisasi, seperti teori yang dipaparkan oleh
Menurut Mulyadi (2010:187) bahwa:
“Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pembagian wewenang yang jelas akan memudahkan pertanggung jawaban
(29)
7. Kebijakan dan Praktik Sumberdaya Manusia
Dapat dilihat bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh perusahan mengenai sumber daya manusia dapat dikatakan baik atau memadai, karena semua unsur atas kebijakan sumber daya manusia seperti perekrutan, pengangkatan, pelatihan, penilaian kinerja, rotasi jabatan/pekerjaan.
Menurut Rama dan Jones (2011:133) yang diterjemahkan oleh Fitriyani bahwa:
“Suatu konsep fundamental dari pengendalian internal yang disebutkan sebelumnya adalah bahwa pengendalian internal dilaksanakan atau diimplementasikan oleh orang. Oleh karena itu, agar pengendalian internal efektif, adalah penting bahwa kebijakan dan prosedur sumberdaya manusia yang diterapkan akan menjamin bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan.
Praktik tersebut mencakup kebijakan perekrutan karyawan dan proses penyeleksian yang dikembangkan dengan baik; orientasi personel baru terhadap budaya dan gaya operasi entitas, kebijakan pelatihan yang mengkomunikasikan peran prospektif dan tanggung jawab; tindakan pendisiplinan untuk pelanggaran terhadap perilaku yang diharapkan; pengevaluasian, konseling, dan mempromosikan orang berdasarkan kinerja periodik; serta program kompensasi yang memotivasi dan memberikan penghargaan atas kinerja yang tinggi sambil menghindari disinsentif terhadap perilaku etis.”
2.3 Persediaan
Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Persediaan merupakan bentuk investasi, dari mana keuntungan (laba) itu bisa diharapkan melalui penjualan dikemudian hari.
(30)
23
2.3.1 Pengertian Persediaan
Menurut Stice dan Skousen yang diterjemahkan oleh Emil Salim (2011:572) bahwa:
“Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aset yang akan dijual dalam
kegiatan normal perusahaan atau aset yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung, ke dalam barang yang akan diproduksi kemudian dijual.”
Menurut Standar Akuntansi Keuangan dari IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) PSAK No. 14 tahun 2010 bahwa:
“Persediaan adalah (a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, (b)
Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, (c) Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan/supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.”
Menurut Rangkuti (2010:146) bahwa:
“Persediaan adalah sebagai suatu aktivitas yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi.”
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah material yang berupa bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi yang disimpan dalam suatu tempat atau gudang dimana barang tersebut menunggu untuk di proses atau diproduksi lebih lanjut.
(31)
2.3.2 Penggolongan Persediaan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011:14) bahwa:
“Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali,
misalnya barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang diproduksi, oleh entitas serta termasuk bahan serta
perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.”
Penggolongan persediaan tergantung pada karakteristik perusahaan itu sendiri, yaitu apakah perusahaan dagang atau industri. Bagi perusahaan dagang yang usahanya adalah membeli dan menjual kembali barang-barang, persediaannya meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan dan siap untuk dijual kembali kepada pelanggan. Dengan kata lain perusahaan membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali. Persediaan dalam perusahaan dagang disebut persediaan barang dagangan (merchandise inventory) sedangkan dalam perusahaan industri
(manufacture), pedagang eceran (retainer) persediaan terdiri dari:
1) Persediaan Bahan Baku atau Mentah (Row Material)
Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh dalam keadaan yang harus dikembangkan yang akan menjadi bagian utama dari barang jadi. Jika membuat sepeda, salah satu bahan mentah adalah pipa baja. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung (bahan penolong).
a) Bahan baku langsung (Direct Material) adalah semua bahan baku yang merupakan bagian dari barang dari barang jadi yang dihasilkan.
(32)
25
b) Bahan baku tidak langsung (Indirect Material) atau bahan penolong adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang yang dihasilkan.
2) Persediaan Bahan Dalam Proses (Work In Process)
Persediaan bahan dalam proses adalah persediaan barang-barang yang belum selesai dikerjakan dalam proses produksi sehingga belum menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Adapun unsur-unsur biaya yang terkandung didalam persediaan ini meliputi:
a) Biaya bahan langsung (Direct Material)
Biaya bahan yang secara langsung dikaitkan dengan barang-barang dalam produksi.
b) Biaya upah langsung (Direct Labour)
Seluruh biaya karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi sampai menjadi produk jadi yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk dan upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk.
c) Biaya overhead pabrik (Factory Overhead Expense)
Terdiri dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang-barang, selain bahan langsung dan upah langsung, biaya-biaya yang termasuk biaya overhead pabrik ini antara lain:
(33)
Upah Tidak Langsung
Biaya Penyusutan Pabrik, Mesin atau Peralatan Pabrik (Depresiasi).
Pemeliharaan (Maintanance).
Perbaikan (Reparattion).
Pajak Kekayaan (Property taxes).
Biaya asuransi (Insurance Expense).
Biaya penerangan, pemanasan dan pembangkit tenaga.
Biaya administrasi atau manajemen yang ada kolerasinya dengan kegiatan produksi.
3. Barang Jadi (Finished Good)
Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan siap untuk dijual ke konsumen. Selain itu barang jadi yang merupakan hasil produksi suatu perusahaan industri baik sebagai hasil produk selesai, juga merupakan barang yang digunakan pada proses produksi yang lebih lanjut pada saat produk selesai biaya diakumulasikan dalam proses produksi yang ditransfer dari barang dalam proses perkiraan barang jadi.
2.3.3 Jenis-Jenis Persediaan
Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Rangkuti (2010:15) memaparkan persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
(34)
27
1) Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang digunakan dalam proses produksi.
2) Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3) Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4) Persediaan barang dalam proses (work in proces), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5) Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan dijual atau dikirim kepada pelanggan.
2.3.4 Fungsi-Fungsi Persediaan
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk
(35)
memproduksi barang-barang serta menyampaikannya pada para pelanggan atau konsumen.
Menurut Rangkuti (2010:15) adapun fungsi-fungsi persediaan oleh suatu perusahaan/pabrik adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Decoupling
Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan
terjaga “kebebasannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.
2) Fungsi Economic Lot Sizing
Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko dan sebagainya).
(36)
29
Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman
(37)
30
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek penelitian yang akan diteliti. Objek penelitian merupakan suatu hal yang dijadikan sasaran penelitian dengan tujuan mengetahui kebenaran dan fakta tentang suatu hal.
Menurut Husein Umar (2013:38):
“Objek yang menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian
dimana dan kapan penelitian dilakukan, dapat juga ditambahkan dengan hal-hal
yang dianggap perlu.”
Menurut Iwan Satibi (2011:74) bahwa:
“Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komprehensif, yang meliputi karakterisik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.”
Menurut Supriyanti (2012:38) bahwa:
“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan.”
(38)
31
Menurut Sugiyono (2013:20) bahwa:
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti di tempat penelitian dilakukan dan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan di atas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Tinjauan Atas Penerapan Prosedur Pengendalian Internal Barang Dagangan Pada PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.
Menurut Umi Narimawati (2011:29) bahwa:
“Metode penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan untuk mendapatkan
(39)
Menurut Supriati (2012:5) bahwa:
“Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.”
Menurut Yvone Agustine (2013:5) bahwa:
“Sebuah aktivitas yang memberikan kontribusi dalam memahami fenomena yang
menjadi perhatian melalui penelitian.”
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa metode penelitian adalah dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Menurut Nyoman Dantes (2012:51) bahwa:
“Penelitian Deskriptif diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya.”
Menurut Husein Umar (2013:22) bahwa:
“Metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum.”
(40)
33
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.”
Maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah metode penelitian yang menggambarkan suatu peristiwa tanpa membandingkan atau menghubungan dengan variabel lain terhadap objek yang diteliti. Metode yang mengungkapkan, membahas masalah dengan memaparkan, menafsirkan dan menggambarkan keadaan serta peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung untuk di analisa dan dibuat kesimpulan. Dengan metode penelitian deskriptif ini digunakan peneliti untuk menggambarkan Tinjauan Atas Penerapan Prosedur Pengendalian Internal Barang Dagangan pada PT. Gramedia Pustaka Utama.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian yang akan dilaksanakan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data. Dalam pengumpulan data setidaknya dilakukan berbagai banyak cara agar data yang diperoleh sesuai apa yang diinginkan dan agar penelitian berlangsung dengan mudah. Teknik yang digunakan sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan
Penulis melakukan pengamatan secara langsung ke Gramedia Pustaka Utama Bandung. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi:
(41)
a. Observasi (Pengamatan)
Menurut Tony Wijaya (2013:23) bahwa:
“Observasi merupakan cara memperoleh data dengan mengamati (perilaku-bukan perilaku dari subyek penelitian dan merekam jawabannya
untuk dianalisis.”
b. Wawancara (Interview)
Menurut Sugiyono (2012:231) bahwa:
“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.”
c. Mengumpulkan Data (Dokumentasi)
Menurut Sugiyono (2012:240) bahwa:
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya momumental dari seseorang.”
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Dalam penelaahan kepustakaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Penulis mencari buku dan literatur yang sesuai dengan masalah yang diangkat dan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan prosedur pengendalian
(42)
35
internal barang dagangan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan para ahli yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data sebagai berikut:
a. Mempelajari konsep dan teori dari berbagai sumber yang berhubungan dan mendukung pada masalah yang diteliti.
b. Memperlajari materi kuliah dan bahan tertulis lainnya.
3.2.2 Sumber Data
Sebuah data memiliki informasi namun sebuah data juga harus memiliki kejelasan rentang bagaimana data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah.
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) bahwa:
“Sumber data dalam penelitian adalah sumber darimana data dapat diperoleh.” Menurut Sugiyono (2013:137) sumber data dibedakan menjadi dua, adapun penjelasan mengenai pengertian sumber data primer dan sumber data sekunder sebagai berikut:
“1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung meliputi dokumen-dokumen perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian.
2. Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel dan berbagai sumber lain yang berhubungan
(43)
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) sumber data dibedakan menjadi dua adapun penjelasan mengenai pengertian sumber data primer dan sumber data sekunder sebagai berikut:
“1. Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya
dapat melalui wawancara, jejak pendapat dan lain-lain.
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua biasanya diperoleh melalui instansi yang bergerak dibidang pengumpulan data seperti Badan Pusat Statistik dan lain-lain.”
Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sumber data primer merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara melalui pihak perusahaannya langsung yaitu PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
(44)
TINJAUAN ATAS PENERAPAN PROSEDUR PENGENDALIAN
INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
PADA PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA BANDUNG
REVIEW OF IMPLEMENTATION OF INTERN
CONTROL PROCEDURES INVENTORIES MERCHANTABILITY PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jenjang Studi Diploma III Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh : HESTI AYU WANDIRA
21312019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(45)
v
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.4.1 Maksud Penelitian ... 5
1.4.2 TujuanPenelitian ... 5
1.5 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 6
1.5.2 Kegunaan Akademis... 6
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
1.6.1 Lokasi Penelitian ... 7
1.6.2 Waktu Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
(46)
vi
2.1.1 Pengertian Prosedur ... 8
2.1.2 Karakteristik Prosedur ... 9
2.1.3 Manfaat Prosedur ... 11
2.2 Pengendalian Internal ... 13
2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal ... 13
2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal ... 14
2.2.3 Fungsi Pengendalian Internal ... 15
2.2.4 Faktor-faktor Pembentuk Lingkungan Pengendalian Internal 16 2.3 Persediaan ... 22
2.3.1 Pengertian Persediaan ... 23
2.3.2 Penggolongan Persediaan ... 24
2.3.3 Jenis-jenis Persediaan ... 27
2.3.4 Fungsi-fungsi Persediaan ... 28
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Objek Penelitian ... 30
3.2 Metode Penelitian ... 31
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.2.2 Sumber Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1 Hasil Penelitian ... 37
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan... 37
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 37
4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan... 42
4.1.1.3 Uraian Tugas ... 42
(47)
vii
4.1.2.1 Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang
Dagangan... 45
4.1.2.2 Hambatan Yang Terjadi Dalam Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan ... 50
4.1.2.3 Upaya Menyelesaikan Hambatan Yang Dihadapi Agar Berjalan Efektif ... 51
4.2 Pembahasan ... 52
4.2.1 Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan ... 52
4.2.2 Hambatan Yang Terjadi Dalam Prosedur Pengendalian Internal Barang Dagangan ... 53
4.2.3 Upaya Menyelesaikan Hambatan Yang Dihadapi Agar Berjalan Efektif ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(48)
57
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:
Ardiyose. 2013. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Hery. 2013. Auditing. Jakarta: CAPS
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Krismiaji, 2010. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi etiga. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Cetakan Kelima. Jakarta: Salemba Embat. Rama and Jones. 2011. Sistem Informasi Akuntansi I. Jakarta: Salemba Empat. Rangkuti, Fredy. 2010. Manajemen Persediaan. Jakarta: PY. RajaGrafindo
Persada.
Romney and Steinhart. 2011. Accounting Information System. New Jersey: Prentice Hall.
(49)
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. 2011. Penulisan Karya Ilmiah Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.
Yvone Augustine. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Zaki Baridwan. 2009. Akuntansi Intermedite Edisi 8. Yogyakarta: BPEE. Sumber Internet:
www.gramediapustakautama.com www.coso.org
(50)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Hesti Ayu Wandira Nama Panggilan : Hesti
Tempat Tanggal Lahir : Purwakarta, 15 April 1994
Usia : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Mulyanto (Almarhum)
Nama Ibu : Rustati
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Tanggul Kayat Nomor 2 RT 003 RW 008. Desa Kembang Kuning
Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Nomor Handphone : 081214905515
(51)
Sekolah/Universitas Fakultas Jurusan Waktu SD Negeri 1 Nagri Tengah
Purwakarta
2000 - 2006
SMP Negeri 3Purwakarta 2006 - 2009
SMA Negeri 2 Purwakarta IPS 2009 - 2012
Universitas Komputer Indonesia
(52)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena anugerah dan karunia-Nya kepada penulis dengan segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “TINJAUAN
ATAS PENERAPAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL
BARANG DAGANGAN PADA PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA BANDUNG”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Program Diploma III pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam tugas akhir ini penulis menyadari bahwa apa yang ditulis disini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Namun, inilah yang terbaik yang dapat penulis selesaikan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi penyempurnaan tugas akhir ini ini.
Penyusunan tugas akhir ini tak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan masukan. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(53)
iv
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom., selaku Dosen Wali penulis di kelas Ak-8 angkatan 2012.
5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak Tony selaku Pembimbing Perusahaan, atas segala arahan dan tuntunannya selama penulis melakukan penelitian.
8. Seluruh Staf dan Karyawan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
9. Ibunda Rustati Sangku selaku Ibu penulis dan Mas Gatot Teguh Yunianto selaku kakak penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik moril maupun riil yang sangat besar kepada penulis.
10.Teman-teman kelas AK-8 angkatan 2012 dan teman-teman seperjuangan.
Bandung, Juli 2015 Penulis
Hesti Ayu Wandira NIM : 21312019
(54)
(55)
(56)
(1)
PENDIDIKAN FORMAL
Sekolah/Universitas Fakultas Jurusan Waktu SD Negeri 1 Nagri Tengah
Purwakarta
2000 - 2006
SMP Negeri 3Purwakarta 2006 - 2009 SMA Negeri 2 Purwakarta IPS 2009 - 2012 Universitas Komputer
Indonesia
(2)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena anugerah dan karunia-Nya kepada penulis dengan segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “TINJAUAN
ATAS PENERAPAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL
BARANG DAGANGAN PADA PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA BANDUNG”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Program Diploma III pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam tugas akhir ini penulis menyadari bahwa apa yang ditulis disini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Namun, inilah yang terbaik yang dapat penulis selesaikan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi penyempurnaan tugas akhir ini ini.
Penyusunan tugas akhir ini tak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan masukan. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(3)
iv
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak.,Ak.,CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom., selaku Dosen Wali penulis di kelas Ak-8 angkatan 2012.
5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak Tony selaku Pembimbing Perusahaan, atas segala arahan dan tuntunannya selama penulis melakukan penelitian.
8. Seluruh Staf dan Karyawan PT. Gramedia Pustaka Utama Bandung.
9. Ibunda Rustati Sangku selaku Ibu penulis dan Mas Gatot Teguh Yunianto selaku kakak penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik moril maupun riil yang sangat besar kepada penulis.
10.Teman-teman kelas AK-8 angkatan 2012 dan teman-teman seperjuangan.
Bandung, Juli 2015 Penulis
Hesti Ayu Wandira NIM : 21312019
(4)
(5)
(6)