Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan pada PT. Vilour Promo Indoneisa Bandung

(1)

(2)

TINJAUAN ATAS PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. VILOUR PROMO INDONESIA BANDUNG

Review Of Internal Control Inventories Of Merchandise at PT. Vilour Promo Indonesia Bandung

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Nama : Sri Mulyati Nim : 21308057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOM

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

ABSTRAK

Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan pada PT. Vilour Promo Indoneisa Bandung

Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks. Masalah mengenai persediaan seperti kelebihan (overstock) atau kekurangan stock (stock out) mempunyai peranan penting dalam pelaksanaannya, sehingga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara langsung. Kebijaksanaan yang tepat untuk menjamin kontinuitas dengan menggunakan pengendalian intern yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan serta kendala dan upayanya. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan, dan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang meliputi tahap-tahap : penentuan variabel penelitian, teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, serta studi kepustakaan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : pengendalian dari sistem pencatatan persediaan, pengendalian dari metode penilaian persediaan, pengendalian dari prosedur penerimaan, pengendalian dari prosedur pengeluaran barang, serta pengendalian dari pemeriksaan fisik.

Setelah melihat hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung telah menerapkan manajemen pengelolaan perusahaan yang baik.

Kata kunci : pengendalian intern, persediaan barang dagangan, pengendalian intern persediaan barang dagangan


(5)

ABSTRACT

Review Of Internal Control Inventories Of Merchandise at PT. Vilour Promo Indonesia Bandung

By progressively expanding the company's then activities and issues faced by company is getting more complex. Problems related to such excess inventory (overstock) or lack of stock (stock out) has an important role in its implementation so that more and more difficult for party leaders to carry out oversight or coordinate directly. Appropriate policy to ensure continuity with the use of adequate internal controls. The purpose of this study are to find out how the implementation of internal controls and inventory of merchandise constraints and efforts. Purpose of this research may provide information for the company, and give broader knowledge for the writer.

The research method used is a qualitative descriptive method which includes the stages: determining variable research, data collection techniques used field studies through observation, interviews, documentation, and library research.

Results from research conducted at PT. Vilour Promo Indonesia Bandung indicates that the implementation of internal control merchandise inventory held by the through the stages as follows: control of inventory recording system, control of inventory valuation methods, control of the admission procedure, control of expenditure procedures, and the control of a physical examination.

Based on results and research discussion, this study concluded that implementation of internal control inventory of merchandise at the PT. Vilour Promo Indonesia Bandung has applied good management of the company .

Keywords: internal control, inventories merchandise, internal control inventories merchandise


(6)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia, serta petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Tinjauan Atas Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung”. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menghadapi hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak maka penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

Penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Tugas Akhir ini menjadi lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing serta meluangkan waktu, pikiran dan tenaga baik secara moril maupun materil dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini terutama kepada :


(7)

ii

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia, dan selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Lilis Puspitawati,SE.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

5. Siti Kurnia Rahayu, SE.,Ak.,M.Ak. selaku dosen wali 3AK5.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

7. Seluruh Staf staff dan karyawan Universitas Komputer Indonesia. Khususnya pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi.

8. Bapak Freddy Mujiantono, SH, selaku Direktur Utama PT. Vilour Promo Indonesia Bandung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

9. Bapak H. Hendriawan, selaku Manajer Operasional PT. Vilour Promo Indonesia Bandung yang telah banyak membantu penulis serta memberikan banyak pengarahan kepada penulis selama melakukan penelitian pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.


(8)

10.Seluruh Staf dan karyawan PT. Vilour Promo Indonesia Bandung baik yang secara langsung maupun tidak yang telah banyak membantu penulis selama melakukan kegiatan penelitian ini.

11.Kedua orangtuaku Bapa Syahrudin dengan mamah Rohayati, yang senantiasa memberikan dukungan moril berupa doa, dorongan, semangat, curahan kasih sayang yang tulus dan bimbingannya serta dukungan materil yang begitu besar yang tak mungkin terbalaskan untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

12.Kakak-kakakku Cici Nurhayati (Alm.) dengan Noneng Nurhayati yang sangat aku sayangi dan cintai, terimakasih atas do’a yang tiada pernah berhenti yang selalu mengiringi setiap langkahku, yang selalu memberikan yang terbaik. 13.Keponakan-keponakanku Denny Somantri, Wandi Wahyudi, Sugiharto, dan

Alfa Ramadhan yang sangat aku sayangi, yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

14.Seluruh keluargaku yang selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.

15.Denies Septian Firmansyah, yang sangat aku sayangi yang tidak pernah berhenti untuk selalu memberikan dukungan serta suport selama pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir dan pembuatan laporan sampai dengan selesai.

16.Sahabatku terkasih Hera Widya A.Md, Irma Fauzia A.Md, Julia Kurniatun A.Md, especially Dinny Aryanti Syamsudin A.Md, yang selalu menemani dan membantuku dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Aku sayang kalian semua.


(9)

iv

17.Teman-teman seperjuangan di 3AK5 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas masukan, saran-saran, bantuan-bantuan, serta semangatnya.

18.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan ketulusan dari semua oihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan khususnya bagi peneliti yang mengangkat judul yang sama dengan judul yang penulis angkat.

Terima kasih.

Bandung, Juli 2012


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

MOTTO ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6

1.2.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8


(11)

vi

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 9

1.5.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Pengendalian ... 11

2.1.1.1 Pengendalian Intern ... 12

2.1.1.2 Pengertian Pengendalian Intern... 12

2.1.1.3 Tujuan Pengendalian Intern ... 13

2.1.1.4 Komponen Pengendalian Intern ... 14

2.1.1.5 Keterbatasan Pengendalian Intern ... 17

2.1.2 Persediaan ... 17

2.1.2.1 Fungsi-Fungsi Persediaan ... 18

2.1.2.2 Jenis Persediaan ... 21

2.1.2.3 Klasifikasi Persediaan ... 22

2.1.2.4 Biaya Persediaan ... 23

2.1.3 Pengendalian Persediaan ... 25

2.1.3.1 Prosedur Pengendalian Persediaan ... 26

2.1.3.2 Pengendalian Internal atas Persediaan ... 27

2.1.3.3 Kendala Pengendalian Pesediaan ... 29

2.1.3.4 Upaya Pengendalian Persediaan ... 30


(12)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.2.1 Desain Penelitian... 37

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40

3.2.3 Metode Penarikan Sampel ... 42

3.2.3.1 Populasi ... 42

3.2.3.2 Sampel ... 42

3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.2.4.1 Sumber Data ... 42

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.2.5 Metode Analisis ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Gambaran UmumPerusahaan ... 46

4.1.2 Visi PT. Vilour Promo Indonesia ... 49

4.1.3 Misi PT. Vilour Promo Indonesia ... 49

4.1.4 Struktur Organisasi ... 49

4.1.5 Deskripsi Jabatan ... 51


(13)

viii

4.2 Hasil Analisis Deskriptif/ Kualitatif ... 54 4.2.1 Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Barang

Dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia

Bandung ... 54 4.2.2 Hambatan-hambatan yang Terjadi Dalam

Pengendalian Intern pada PT. Vilour Promo

Indonesia Bandung ... 59 4.2.3 Upaya yang Dilakukan dalam Menghadapi

Permasalahan Pengendalian Internal pada

PT. Vilour Promo Indonesia ... 61 4.3 Hasil Implementasi Model ... 63

4.3.1 Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada

PT. Vilour Promo Indonesia Bandung ... 63 4.3.2 Analisis Hambatan-hambatan yang Terjadi Dalam

Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan Barang

Dagangan Pada PT. Vilour PromoIndonesia Bandung ... 64 4.3.3 Analisis Upaya yang dilakukan dalam menghadapi

kendala Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Vilour Promo


(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 72


(15)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 10 Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 41


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 35 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Vilour Promo Indonesia Bandung ... 50


(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data ... 72

Lampiran 2 Surat Balasan Dari PT. Vilour Pormo Indonesia Bandung ... 73

Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir ... 74

Lampiran 4 Struktur Organisasi PT. Vilour Promo Indonesia Bandung ... 75

Lampiran 5 Surat Jalan ... 76

Lampiran 6 Surat Jalan Antar Toko ... 77

Lampiran 7 Tanda Terima ... 78

Lampiran 8 Nota Pembelanjaan ... 79

Lampiran 9 Nota Pembelian Produk ... 80

Lampiran 10 Nota Pembelian Produk ... 81


(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring perkembangan zaman, perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada dalam setiap perusahaan.

Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Hal ini dirasakan perlu adanya bantuan manajer-manajer yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat, nyaman dan terkendali karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta pada siapa ia bertanggung jawab.

Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi


(19)

2

serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan dalam perusahaan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan melalui pengendalian intern.

Pada umumnya dapatlah dikatakan bahwa hampir pada semua perusahaan dagang maupun industri memiliki elemen persedian, persediaan merupakan harta milik perusahaan yang cukup besar atau bahkan terbesar jika dibandingkan dengan harta lancar lainnya. dan persediaan juga merupakan elemen yang paling banyak menggunakan sumber keuangan perusahaan yang perlu disediakan agar perusahaan dapat beroperasi secara layak sebagaimana mestinya.

Begitu pentingnya peranan persediaan dalam kegiatan operasional perusahaan sehingga itu manajemen perusahaan perlu mempunyai sistem pengendalian intern yang baik yang dapat menjalin keamanan persediaan milik perusahaan itu sendiri. Dengan adanya pengendalian intern maka akan segera diketahui pada ketidakberesan dalam perusahaan.

Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan melalui pengendalian intern dapat dilaksanakan terhadap aktivitas-aktivitas perusahaan sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Hal ini juga dapat direalisasikan dengan melakukan pemilihan pimpinan yang professional dalam mengawasi berbagai kegiatan perusahaan. Salah satunya pada proses pengadaan persediaan barang agar berada pada tingkat yang paling menguntungkan, yaitu persediaan tersebut dijual untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.


(20)

3

Persediaan merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali. Perusahaan dagang maupun perusahaan industri pada umumnya mempunyai persediaan yang jumlah, jenis serta masalahnya tidaklah selalu sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Persediaan dapat dikatakan sebagai aktiva suatu perusahaan dalam bentuk material baik dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian intern persediaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kuantitas barang yang akan dibuat atau dipesan, saat pembuatan atau pemesanan serta jumlah persediaan pengamannya yang dikaitkan dengan biaya pembuatan atau pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan barang. Persoalan perbandingan keuntungan dan penghematan yang diperoleh dengan besarnya biaya yang ditimbulkan dari cara melakukan persediaan.

Untuk memperkecil hal tersebut, serta dapat dilaksanakannya aktivitas pengadaan persediaan barang seperti yang diharapkan oleh pimpinan perusahaan, dibutuhkan suatu alat untuk mengendalikan kuantitas maupun kualitas persediaan barang yaitu pengendalian intern. Pengendalian intern digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang jelas dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern yang memadai memberikan manfaat bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan menghindarkan perusahaan dari


(21)

4

kerugian yang diakibatkan karena penyelewengan, kekeliruan yang mungkin saja dilakukan oleh personil perusahaan.

PT.Vilour Promo Indonesia merupakan salah satu perusahaan dagang yang menyediakan aktifitas promo eksklusif yang terintegrasi, dengan dukungan beberapa jaringan ritel di Bandung dan Jakarta. PT. Vilour Promo Indonesia juga memiliki lini usaha seperti VILOUR SPORT SHOP, VILOUR HOBBIES, VILOUR TRANS, BANDUNG OBLONG dan 17 Agustus 1945. Disamping mempunyai kemampuan untuk memproduksi order yang diminta oleh klien, dalam bentuk berbagai macam produk seperti kaos, jaket, topi, tas olahraga, tas kulit, bola sepak, keperluan alat tulis dan souvenir, PT. Vilour Promo Indonesia juga memproduksi furniture dari bahan kayu jati sampai kayu hitam yang biasa disebut ebony dengan teknologi LASER kayu.serta kebutuhan fashion untuk penggemar music country.

Selama ini, permasalahan yang kerap terjadi menurut Manajer operasional PT. Vilour Promo Indonesia Bandung ialah dalam lini usaha pembuatan aneka macam pakaian olahraga yaitu dalam hal penyediaan persediaan barang dagangan, selama ini PT. Vilour Promo Indonesia Bandung menyediakan persediaan yang melebihi batas penjualan, hal tersebut terjadi dikarenakan sering adanya pesanan diluar penjualan, namun dalam hal ini PT. Vilour Promo Indonesia kurang atau tepatnya tidak memperhatikan prediksi penjualan pada bulan-bulan sebelumnya, oleh sebab itu sering terjadi adanya produksi yang melebihi penjualan dan kemudian timbulah kelebihan barang dagangan, dan kelebihan barang dagangan tersebut mengendap digudang dan menjadi tidak terpakai.


(22)

5

Selain itu, permasalah yang kerap timbul ialah kerusakan persediaan barang dagangan, seperti barang yang robek karena rapuh akibat terlalu lama disimpan di gudang dan kehilangan stok barang dagangan yang terjadi mungkin dikarenakan adanya penyelewengan/ pencurian oleh pihak pegawai maupun pihak lain. Diindikasikan bahwa pokok permasalahan dari semua ini ialah pengawasan yang dibutuhkan tidak berjalan secara lancar atau dapat dikatakan bahwa kurangnya pengawasan manajemen terhadap pengendalian intern persediaan barang dagangan (hasil wawancara pendahuluan dengan pihak perusahaan: Manajer Operasional PT.Vilour Promo Indonesia).

Maka dengan adanya pengendalian intern, hal-hal yang menyangkut kesalahan maupun kecurangan yang mungkin terjadi dalam setiap kegiatan akan dapat diketahui dengan segera dan sekaligus dapat dilakukan suatu pencegahan agar tidak berkelanjutan dan merugikan perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “TINJAUAN ATAS PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. VILOUR PROMO INDONESIA BANDUNG”.


(23)

6

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, penulis mencoba mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas, diantaranya adalah:

1. Menyediakan persediaan barang dagangan tidak berdasarkan prediksi penjualan pada bulan sebelumnya.

2. Kerusakan persediaan barang dagangan, seperti barang yang robek karena rapuh akibat terlalu lama disimpan di gudang.

3. Kehilangan stok barang dagangan yang terjadi diindikasikan adanya penyelewengan/ pencurian oleh pihak pegawai maupun pihak lain.

4. Pengawasan yang dibutuhkan tidak berjalan secara lancar atau dapat dikatakan bahwa kurangnya pengawasan manajemen terhadap persediaan barang dagangan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, penulis mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, diantaranya ialah:

1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

2. Hambatan-hambatan apa saja yang timbul dalam pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.


(24)

7

3. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam menghadapi permasalah pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data/informasi yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti sehingga dapat memecahkan permasalahan tersebut.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung. 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pengendalian

intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia bandung.


(25)

8

1.4 Kegunaan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini dilakukan oleh penulis dalam rangka membandingkan teori dengan praktek, tentang analisis atas pengendalian intern persediaan barang dagangan.

1.4.1 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis dari penelitian ini diantaranya: 1. Kegunaan Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang akuntansi khususnya mengenai pengendalian intern persediaan barang dagangan pada suatu perusahaan.

2. Kegunaan Bagi Penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan dengan pengendalian intern persediaan barang dagangan.

b. Mengetahui dan membandingkan antara teori yang didapat/diperoleh dari bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan berkaitan dengan pengendalian intern pada suatau perusahaan.

c. Mampu mempelajari dan memahami mengenai pengendalian intern persediaan barang dagangan.

3. Kegunaan Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak yang akan melakukan penelitian sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan, baik teori maupun praktek


(26)

9

mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu pengendalian intern persediaan barang dagangan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah bagi Vilour Promo Indonesia Bandung, sebagai berikut:

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan Tinjaun Atas Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada Vilour Promo Indonesia.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat untuk melakukan penelitian tugas akhir ini adalah di Vilour Promo Indonesia yang berlokasi di Jl. Dipatiukur No. 76A Telp.022-2506643, 022-2500443 Fax: 022-2506645 email:


(27)

10

1.5.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2012.

Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan Penelitian

Bulan Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agus 2012

I Persiapan Penelitian

1. Permohonan Ijin Peneliian 2. Realisasi Ijin Penelitian 3. Penentuan Tempat Penelitian

4. Ujian Komprehensif

II Pelaksanaan Penelitian

1. Aktivitas Penelitian

2. Bimbingan Penelitian dengan

Instansi

III Pelaporan Penelitian

1. Pembuatan Laporan Penelitian

2. Bimbingan Penelitian dengan

Dosen

3. Ujian/ sidang Penelitian

4. Final pembuatan laporan

Penelitian


(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengendalian

Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu pengendalian diperlukan supaya dapat mengontrol dalam proses pencapaian perencanaan. Ketepatan pengantisipasian atas segala kegiatan perusahaan dapat memungkinkan perusahaan untuk memprediksi segala macam penyimpangan.

Menurut William K. Carter dan Mitton F.Usry (2009:6) yang diterjemahkan oleh Krista menyatakan bahwa :

“Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai

suatutujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus menerus untuk

memastikan bahwahasilnya berada pada batasan yang diinginkan.”

Sedangkan menurut Mulyadi (2007:89) menyatakan bahwa:

“Aktivitas pengendalian adalah kebijakan prosedur yang dibuat untuk

memastikan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah

dilaksanakan.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu kebijakan prosedur yang dibuat oleh pihak manajemen guna tercapainya suatu tujuan perusahaan dan untuk memastikan bahwa prosedur yang telah dibuat sudah dilaksanakan.


(29)

12

2.1.1.1 Pengendalian Intern

Pada perusahaan yang baik dalam ukuran maupun dalam operasinya, pimpinan perusahaan tidak akan mungkin lagi untuk mengawasi lagi setiap tahap dalam kegiatan operasi. Keadaan ini mendorong pimpinan untuk melimpahkan sebagian wewenangnya kepada manajer bagian agar dapat membantu sebagian wewenangnya dan membantu melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun dalam proses pelimpahan wewenangnya tersebut, manager bagiab tetap harus mendapatkan pengawasan dari manager puncak agar tidak terjadi penyelewengan atau penyalahgunaan kekuasaan yang diberikan.

2.1.1.2 Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern meliputi struktur organisasi metode, ukuran-ukuran yangdikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi serta mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi pengendalian intern akan menekan pada tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tetapi untuk mengamankan harta perusahaan.

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Eli Suhayati (2009:221) menyatakan bahwa :

“Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan. Tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) menjaga kekayaan dan catatan organisasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, (d) efektivitas dan efisien operasi.”


(30)

13

Menurut AICPA oleh Wing Wahyu Winarno (2006:114) menyatakan bahwa :

“Rencana organisasi dan semua ukuran dan metode terkoordinasi yang

diterapkan dalam suatu perusahaan untuk melindungi aktiva, menjaga keakurasian dan keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan efisiensi

dan meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh bagian dalam perusahaan yakni dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dengan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai aktifitasi perusahaan bahwat sesuai dengan efektivitas dan efisiensi operasional pada peraturan yang berlaku dan kebijakan manajemen.

2.1.1.3 Tujuan Pengendalian Intern

Suatu perusahaan akan berhasil dengan baik apabila dari setiap perusahaan itu telah ditetapkan dan direncanakan oleh semua anggota yang ikut terlibat dalam suatu perusahaan baik tujuan maupun komponan-komponen yang mempengaruhi kegiatan tersebut.

Adapun tujuan pengendalian intern menurut AICPA oleh Wing Wahyu Winarno (2006:116)adalah sebagai berikut :

“1. Melindungi harta kekayaan perusahaan.

2. Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dijalankan oleh perusahaan.

3. Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan sehingga dalam berbagai kegiatan dapat dilakukan penghematan.


(31)

14

Menurut pengertian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Melindungi harta kekayaan perusahaan. Kekayaan perusahaan dapat berupa kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud. Kekayaan sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan.

2. Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yangdijalankan oleh perusahaan. Informasi menjadi dasar pembuatan keputusan. Apabila informasi salah, keputusan yang diambil baik oleh manajemen maupun pihak lain dapat salah.

3. Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan sehingga dalam berbagai kegiatan dapat dilakukan penghematan. Efisiensi merupakan suatu perbandingan antara besarnya pengorbanan dan hasil yang diperoleh.

4. Meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. Secara berkala manajemen telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila semua pihak dalam perusahaan bekerja sama dengan baik.

Jika dilihat dari uraian di atas mengungkapkan bahwa tujuan pengendalian intern merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah perusahaan juga mendukung manajemen dan pelaksanaannya, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan semestinya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.1.4 Komponen Pengendalian Intern

Struktur pengendalian intern mencakup 5 komponen dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi.


(32)

15

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:224) :

“komponen pengendalian intern adalah

1. Lingkungan pengendalian 2. Penentuan risiko manajemen 3. Aktifitas pengendalian

4. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi

5. Pemantauan”

Komponen diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Lingkungan pengendalian, berkenaan dengan tindakan-tindakan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur yang merefleksikan semua keseluruhan sikap manajemen, dewan komisaris, pemilik, dan pihak lainnya terhadap pentingnya pengendalian intern bagi entitas. Lingkungan pengendalian menetapkan corak dan suasana suatu organisasi, mampengaruhi kesadaran pengendalian personil dalam organisasi. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengandalian intern yang lainnya dengan menciptakan dan menyediakan disiplin dan struktur.

2. Penentuan risiko manajemen, proses penafsiran risiko entitas mempertimbangkan kejadian eksternal dan internal serta situasi yang mampu mempengaruhi kesanggupan manajemen untuk melakukan prosedur yang konsisten dengan asersi manajemen. Sekali risiko dapat diidentifikasi, manajemen mempertimbangkan signifikan atau tidaknya, kemungkinan terjadinya dan bagaimana hal itu akan dikelola. Manajemen harus mengidentifikasi dan menganalisa factor-faktor yang mempengaruhi risiko yang dapat menyebabkan tujuan organisasi tidak tercapai.

3. Aktifitas pengendalian, merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktifitas tersebut


(33)

16

membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam mencapaian tujuan entitas. Aktifitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan diberbagai fungsi, dan pemrosesan data serta diintegrasikan dalam kompenen-komponen pengendalian lainnya. Aktifitas pengendalian mencakup: pemisahan tugas, pengendalian pengolahan informasi pengendalian fisik.

4. Informasi dan komunikasi, untuk berfungsi secara efisien dan efektif, organisasi memerlukan informasi relevan yang disediakan bagi orang dan pada saat yang etpat. Selain itu informasi harus pula andal dalam akurasi dan kelengkapannya. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Komunikasi dapat mengambil berbagai bentuk seperti panduan kebijakan, akuntansi, dan panduan memorandum. Komunikasi juga dapat dilakukan secara lisan dan melalui tindakan manajemen.

5. Pemantauan, adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu, berkenaan dengan penilaian efektivitas pengendalian intern secara terus menerus atau periodic oleh manajemen, untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan.


(34)

17

2.1.1.5 Keterbatasan Pengendalian Intern

Walaupun pengendalian intern telah disusun dan diselenggarakan secara memadai dapat dianggap sepenuhnya tidak efektif, karena pada dasarnya pengendalian intern tidak dapat menjamin sepenuhnya tercapai tujuan organisasi. Faktor-faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi antara lain adalah management oversides (kegagalan manajemen) dan Internal control versebenefit (internal control berlawanan dengan keuntungan).

Sedangkanketerbatasan pengendalian intern yang dikemukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:16) adalah sebagai berikut:

1. Pertimbangan manusia dalam mengambil keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi, seperti kekeliruan atas kesalahan yang bersifat sederhana. 2. Biaya pengendlian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang

diharapkan dari pengendalian tersebut.

3. Adat-istiadat, kultur dan Cooperate Governance system dapat mencegah ketidakberesan yang dilakukan oleh manajemen.

2.1.2 Persediaan

Setiap perusahaan, baik itu perusahaan dagang ataupun perusahaan industri. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa.

Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2008:79) mengungkapkan bahwa :

“Persediaan merupakan aktiva lancar yang ada dalam suatu

perusahaan,apabila perusahaan tersebut perusahaan dagang maka persediaan diartikansebagai barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangkan apabila perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai


(35)

18

bahan baku yang terdapat dalam proses produksi / yang disimpan untuk tujuan tersebut (proses produksi).”

Sedangkan menurut PSAK no. 14 (2008:79) menuliskan bahwa :

“Pengertian persediaan menurut PSAK no. 14 :

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”

Persediaan menurut Kuswandi (2006:75) menyatakan bahwa :

“Persediaan pada perusahaan dagang persediaan (inventory) adalah harta

lancar berupa barang dagangan yang ada di tangan, tersedia untuk di jual, yang dapat berupa bahan entah (baku) dan pembantu, barang setengan jadi

atau barang jadi.”

Sementara menurut Soemarso S. R (2008:384) menerangkan bahwa:

“Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang dimiliki

perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan pabrik, termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang digunakan untuk proses

produksi selanjutnya.”

Kesimpulan dari persediaan adalah aktiva lancar atau barang yang digunakan sebagai bahan baku yang selanjutnya digunakan untuk kegiatan usaha, baik digunakan dalam usaha dagang maupun industri untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

2.1.2.1 Fungsi-fungsi Persediaan

Setiap perusahaan dagang atau manufaktur sepakat bahwa persediaan memiliki fungsi yang sangat membantu dalam setiap kegiatan usaha, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa persediaan merupakan suatu hal vital dalam suatu perusahaan.


(36)

19

Menurut Freddy Rangkuti (2007:13) mengungkapkan bahwa persediaan memiliki tiga fungsi yaitu :

“1. Fungsi Decoupling

2. Fungsi Economic Lot Sizing 3. Fungsi Antisipasi”

Adapun uraian dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Decoupling

Fungsi Decoupling adalah persediaan yang menungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Merupakan persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan. Persediaan Lot Size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau potongan pembelian dan biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian


(37)

20

dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi dan resiko).

Keuntungan yang diperoleh dari Batch Stock / Lot Size Inventory adalah : 1. Potongan harga pada harga pembelianEfisiensi produksi

2. Efisiensi produksi

3. Penghematan biaya angkutan 3. Fungsi antisipasi

Persedian yang diadakan apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun atau data-data masa lalu dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat. Perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) Perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan barang-barang yang selama periode tertentu. Perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).

Persedian yang diadakan apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaanyang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun atau data-data masa lalu dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat. Perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) Perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan

barang-barang yang selama periode tertentu. Perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).


(38)

21

2.1.2.2 Jenis Persediaan

Beraneka ragam jenis persediaan yang terdapat dalam suatu perusahaan baik perusahaan dagang maupun manufaktur. Jenis persediaan dapat dilihat menurut fungsi ataupun jenis dan posisi barang. Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda, sehingga dapat dilihat dari jenis dan posisi barang.

Freddy Rangkuti (2007:14-15) jenis persediaan terdiri dari :

“1. Persediaan bahan baku (raw material)

2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan 3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau penolong

4. Persediaan barang-barang setengah jadi atau barang dalam proses

5. Persediaan barang jadi”

Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :

1. Persediaan bahan baku (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang dugunakandalam proses produksi.

2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau penolong, yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang-barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barangbarang yang merupakan keluaran dari


(39)

tiap-22

tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

2.1.2.3 Klasifikasi Persediaan

Menurut Ely S. (2008;17) berpendapat klasifikasi persediaan barang dagangan sebagai berikut :

“ 1. Perusahaan jasa : Persediaan perlengkapan

2. Perusahaan dagang

a. Persediaan Barang Dagang b. Persediaan Perlengkapan 3. Perusahaan manufaktur/industri.

a. Persediaan bahan baku

b. Persediaan barang dalam proses c. Persediaan barang jadi

d. Persediaan Perlengkapan “.

Kesimpulan dari definisi diatas adalah persediaan tidaklah sama, hal ini tergantung dari jenis perusahaannya, setiap perusahaan memiliki jenis persediaan barang dagangan yang beda seperti halnya pada perusahaan jasa yang hanya terdiri dari persediaan perlengkapan saja, selanjutnya pada perusahaan dagang terdiri dari persediaan barang dagangan dan perlengkapan, serta pada perusahaan industri terdiri dari persdiaan bahan baku, barang dalam proses barang jadi serta perlengkapan.


(40)

23

2.1.2.4 Biaya Persediaan

Setiap perusahaan pasti memerlukan biaya dalam proses pembuatan atau pengadaan persediaan. Biaya-biaya tersebut merupakan konsekuensi atau pengorbanan yang harus ditempuh demi tercapainya tujuan suatu perusahaan dalam proses pencapaian laba.

Menurut Zullian Yamit (2005;9) menyatakan bahwa biaya yang ada dalam persediaan terdiri dari :

“1. Biaya Pembelian (Purchase Cost)

2. Biaya Pemesanan (Order cost / Setup Cost) 3. Biaya Simpan (Carrying Cost / Holding Cost) 4. Biaya Kekurangan Persediaan (Stockout Cost)”

Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :

1. Biaya Pembelian (Purchase Cost), adalah harga per unit apabila item dibelidari pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam suatuperusahaan.

2. Biaya Pemesanan (Order cost / Setup Cost) adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari supplier atau biaya persiapan (setup cost) apabila itemdiproduksi di dalam perusahaan.

3. Biaya Simpan (Carrying Cost / Holding Cost) adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan.


(41)

24

4. Biaya Kekurangan Persediaan (Stockout Cost) adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Data yang diakses dari http://www.educationbusiness.or.id/biayabiayadalampersediaan pada tanggal 22 April 2010 yang menyatakan bahwa :

“Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan

penyelenggara persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari tiga macam, yaitu : 1. Biaya Pemesanan, 2. Biaya Penyimpanan 3. Biaya Tetap

Persediaan”

Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :

1. Biaya Pemesanan, merupakan biaya-biaya yang terkait langsung dengan kegiatan perusahaan. Hal yang diperhitungkan di dalam biaya pemesanan adalah berapa kali pemesanan dilakukan, dan berapa jumlah unit yang dipesan pada setiap kali pemesanan. Beberapa contoh dari biaya pemesanan antara lain: Biaya persiapan pembelian, Biaya pembuatan faktur, Biaya ekspedisi dan administrasi, Biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali pembelian, Biaya-biaya pemesanan lain yang terkait dengan frekuensi pembelian.

2. Biaya Penyimpanan, merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan. Beberapa contoh dari biaya penyimpanan antara lain : Biaya simpan bahan, Biaya asuransi bahan, Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan, Biaya pemeliharaan bahan, Biaya pengepakan kembali, Biaya modal untuk investasi bahan, Biaya kerugian penyimpanan, Biaya sewa gudang per satuan unit bahan,Resiko tidak terpakainya bahan karena using,Biaya-biaya lain yang


(42)

25

terikat dengan jumlah bahan yang disimpan dalam perusahaan yang bersangkutan.

3. Biaya Tetap Persediaan adalah seluruh biaya yang timbul karena adanya persediaan bahan di dalam perusahaan yang tidak terkait baik dengan frekuensi pembelian maupun jumlah unit yang disimpan di dalam perusahaan tersebut. Beberapa contoh dari biaya tetap persediaan antara lain : biaya sewa gudang per bulan, gaji penjaga gudang per bulan, biaya bongkar bahan per unit.

4. Biaya-biaya persediaan lainnya yang tidak terkait dengan frekuensi dan jumlah unit yang disimpan.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya pemesanan seringkali disebut sebagai biaya persiapan pembelian, set up cost, procurement cost. Biaya pemesanan akan diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian yangdilaksanakan dalam perusahaan.

2.1.3 Pengendalian Persediaan

Dalam suatu perusahaan sangat diperlukan karena dapat menentukan kemajuan suatu perusahaan. Tujuan dari pengendalian persediaan agar persediaan barang yang terdapat dalam suatu perusahaan tidak terlalu banyak sehingga menimbulkan keusangan dan tidak terlalu sedikit sehingga perusahaan tidak kehilangan penjualan atau laba yang didapatkan.


(43)

26

Pengertian pengendalian persediaan menurut Freddy Rangkuti (2007:16) mengemukakan pengertian pengendalian persediaan sebagai berikut :

“Sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan pengendalian yang

memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus

dilakukan.”

2.1.3.1 Prosedur Pengendalian Persediaan

Agar perusahaan dapat dikendalikan secara baik maka harus memperhatikan prosedur-prosedur yang terkandung dalam pengendalian persediaan, berikut ini prosedur yang dinyatakan oleh Mulyadi (2007:535) mengenai prosedur pengendalian persediaanadalah sebagai berikut :

“ 1. Sistem Pencatatan Persediaan

2. Metode Penilaian Persediaan 3. Prosedur Penerimaan

4. Prosedur Pengeluaran Barang

5. Pemeriksaan Fisik”

Berdasarkan prosedur-prosedur diatas maka dapat diperinci sebagai berikut :

1. Sistem Pencatatan Persediaan, dalam perusahaan manajemen perlu menentukan persediaan yang ada digudang pada akhir periode akuntansi yang akan dilaporkan sebagai pengurangan dari penjualan pada laporan laba rugi. Sistem pencatatan ini terdiri atas sistem perpetual dan sistem periodik.

2. Metode Penilaian Persediaan, selain harus dicatat dengan baik, persediaan juga harus dinilai dengan baik. Tujuan yang lebih penting lagi dari penilaian dalam bentuk menyajikan informasi yang bisa membantu para investasi dan para pemakai lainnya. Metode penilaian ini terdiri atas metode penilaian secara terus menerus dan metodepenilaian secara periodik.


(44)

27

3. Prosedur Penerimaan, bagian ini tugasnya menerima, menghitung, memeriksa kualitas barang yang diterima dari bagian pembelian. Apabila barang tersebut telah dicocokkan dengan jumlah barang yang diminta, maka bagian penerimaan membuat laporan penerimaan barang yang dibuat dalam rangkap empat yang kemudian didistribusikan sebagai berikut :

1 lembar asli dikirim ke bagian pembelian. 1 lembar tembusan dikirim ke bagian gudang. 1 lembar tembusan dikirim ke bagian akuntansi.

1 lembar tembusan disimpan sebagai arsip di bagian penerimaan barang. 4. Prosedur Pengeluaran Barang, adalah sejumlah barang yang diambil

daripersediaan barang digudang untuk dijual kepada konsumen dalam memenuhi kegiatannya. Pengeluaran yang digunakan dalam bagian pengeluaran barang berupa dokumen sebagai bukti permintaan dan pengeluaran barang.

5. Pemeriksaan Fisik, merupakan cara obyektif untuk menentukan kuntitas aktiva yang bersangkutan dalam hal tertentu. Pemeriksaan fisik juga merupakan metode yang bermanfaat untuk menilai kondisi dan mutu aktiva.

2.1.3.2 Pengendalian Internal atas Persediaan

Pengendalian internal atas persediaan merupakan hal yang penting karena persediaan adalah bagian yang amat penting dari suatu perusahaan dagang. Perusahaan yang sukses biasanya amat berhati-hati dalam melakukan pengawasan atas persediaan yang dimilikinya.


(45)

28

Menurut Horngren Horison yang diterjemahkan oleh Maudy Warouw (2005:142) mengungkapkan bahwa elemen yang harus ada untuk mendukung pengendalian internal yang baik atas persediaan adalah :

“1. Perhitungan persediaan secara fisik

2. Membuat prosedur-prosedur

3. Menyimpan persediaan dengan baik 4. Membatasi akses persediaan dengan baik 5. Menggunakan sistem perpetual

6. Membeli persediaan dalam jumlah yang ekonomis 7. Menyimpan persediaan yang cukup banyak 8. Tidak menyimpan persediaan terlalu banyak”

Adapun uraian dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan persediaan secara fisik, dilakukan paling tidak satu tahun sekali apapun sistem persediaan yang digunakan.

2. Membuat prosedur-prosedur, seperti prosedur pembelian, prosedur penerimaan, dan prosedur pengiriman yang seefektif mungkin.

3. Menyimpan persediaan dengan baik, untuk menghindarkan persediaan dalam pencurian, kerusakan atau karat.

4. Membatasi akses persediaan dengan baik, untuk menghindarkan persediaan dari kesalahan pencatatan persediaan.

5. Menggunakan sistem perpetual, untuk persediaan yang mempunyai nilai tinggi.

6. Membeli persediaan dalam jumlah yang ekonomis, agar tidak terjadi penimbunan barang di gudang.


(46)

29

7. Menyimpan persediaan yang cukup, untuk mencegah terjadinya kekurangan persediaan yang akan menyebabkan hilangnya penjualan.

8. Tidak menyimpan persediaan terlalu banyak, supaya dana yang tertanam pada persediaan dapat ditekan seminimum mungkin.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal atas persediaan meliputi penghitungan fisik yang harus dilakukan setiap tahun, karena dengan cara itulah suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti jumlah persediaan yang ada. Jika kesalahan terjadi, maka catatan akuntansi akan disesuaikan sehingga menjadi sama dengan hasil perhitungan fisik dari barang tersebut. Harus dilakukan pemisahan antara pegawai yang menangani persediaan dari catatan akuntansi. Sistem persediaan yang terkomputerisasi dapat membantu perusahaan menjaga jumlah persediaan sehingga tidak kekurangan dan tidak pula terlalu banyak.

2.1.3.3 Kendala Pengendalian Persediaan

Kendala tidak akan lepas dari suatu perusahaan. Perusahaan menghadapi berbagai masalah dalam pelaksanaan operasionalnya. Masalah yang seringkali timbul adalah mengenai persediaan karena persediaan merupakan suatu hal yang penting dalam proses kelancaran produktivitas perusahaan. Keusangan persediaan dan kekurangan persediaan kerap hadir dalam suatu perusahaan.


(47)

30

Menurut Zullian Yamit (2005:7) menyatakan bahwa masalah persediaan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara yaitu :

“1. Pengulangan

2. Sumber Supplies 3. Permintaan 4. Tenggang Waktu

5. Sistem Persediaan”

Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut : 1. Pengulangan, dari pesanan tunggal dan pesanan berurutan.

2. Sumber Supplies ,yang berasal dari luar negeri dan dari dalam negeri.

3. Permintaan terdiri dari permintaan tetap (konstan), berubah (variable), independent dan dependent.

4. Tenggang Waktu, terdiri dai lead time tetap dan variable.

5. Sistem Persediaan, terdiri dari sistem kontinyu, periodik, material requirement planning dan pesanan tunggal.

2.1.3.4 Upaya Pengendalian Persediaan

Setiap pembelian atau produksi pada umumnya didahului dengan proses pembuatan keputusan. Proses pembuatan keputusan mungkin mudah dan mungkin pula kompleks, terprogram atau tidak terprogram, intuisi atau matematik, tergesagesa atau hati-hati. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajer persediaan untuk memperbaiki dan menaikkan kinerja pengendalian persediaan.


(48)

31

Menurut Zulian Yamit (2005:235) menyatakan bahwa ada beberapa metode dalam upaya pengendalian persediaan adalah sebagai berikut :

“ 1. Menstandarkan Item Perusahaan

2. Mengurangi Waktu Tunggu 3. Mengurangi Waktu Siklus

4. Menggunakan Beberapa Pemasok

5. Memberitahukan Perkiraan Permintaan pada Pemasok

6. Kontrak Pembelian Dengan Pemasok Untuk Jumlah Minimum 7. Mempertimbangkan Biaya Transportasi

8. Memperbaiki Ketepatan Catatan 9. Memperbaiki Perencanaan Kapasitas 10. Meminimumkan Waktu Persiapan 11. Struktur Produk Sederhana

12. Fokus pada Perbaikan Terus Menerus”

Adapun penjelasan dari pernyataan diatas adalah sebagai berikut :

1. Menstandarkan Item Perusahaan, Persediaan dapat dikurangi dengan menurunkan jumlah setiap item atau dengan mengurangi jenis item. Investasi dalam persediaan dapat diturunkan apabila hanya ada satu standar item daripada standar kelima item yang berbeda.

2. Mengurangi Waktu Tunggu, apabila pemesanan berasal dari lokal, maka dapat mengurangi waktu tunggu dan dapat menurunkan persediaan.

3. Mengurangi Waktu Siklus, arus material secara terus menerus dan tidak akan terputus-putus dapat mengurangi waktu siklus produksi dan akan menaikkan perputaran persediaan.

4. Menggunakan Beberapa Pemasok, dapat memperoleh kualitas dan harga yang lebih baik. Jumlah pemesanan yang kecil dengan frekuensi pengiriman lebih disukai oleh para pemasok.


(49)

32

5. Memberitahukan Perkiraan Permintaan pada pemasok jika pemasok mengetahui jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan, maka mereka dapat merencanakan produksi agar persediaan cukup tersedia apabila diperlukan. 6. Kontrak Pembelian Dengan Pemasok Untuk Jumlah Minimum, untuk jumlah

tetap dengan pembayaran setelah material diterima. Jumlah diskon dapat diperoleh dan kenaikan harga dapat diantisipasi.

7. Mempertimbangkan Biaya Transportasi, jika kurang mempertimbangkan biaya transportasi akan berat untuk menaikkan biaya per unit.

8. Memperbaiki Ketepatan Catatan, ketidaktepatan catatan persediaan akan menimbulkan masalah. Siklus akuntansi dapat memperbaiki ketepatan catatan dan mengurangi kekacauan operasi.

9. Memperbaiki Perencanaan Kapasitas, kelebihan dan kekurangan fasilitas mengakibatkan kerugian dan kelambanan pelayanan. Schedule produksi induk harus memperhatikan kapasitas dari fasilitas yang dimiliki.

10.Meminimumkan Waktu Persiapan, mempersiapkan fasilitas sebelum kegiatan produksi dimulai harus diberibatasan waktu karena dengan waktu persiapan yang pendek dapat mengurangi pemborosan.

11.Struktur Produk Sederhan, terlalu banyak tingkatan material yang digunakan dapat menambahkan siklus waktu produksi dan penanganan material sehingga dengan menyederhanakan struktur produksi akan menghemat siklus dan penanganan materiil.


(50)

33

12. Fokus Pada Perbaikan Terus Menerus, lakukan perhatian terhadap standarisasi, penyederhanaan, integrasi, sinkronisasi dan mengurangi atau menghilangkan kendala.

2.2 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan memiliki maksud dan tujuan agar dapat mencapai laba yang optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya ada peran pengandalian intern yang diterapkan melalui proses manajemen. Pengendalian intern akan menekan pada tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tetapi untuk mengamankan harta perusahaan. Tujuan pengendalian intern hanya dapat tercapai apabila semua prosedur, metode dan cara yang menjadi unsure dari pengendalian intern tersebut benar-benar berjalan.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu pengawasan serta pengendalian yang terus menerus dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan adanya pengendalian intern diharapkan dapat memperkecil bahkan mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan dan penyimpangan-penyimpangan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat teratasi dan terantisipasi dengan baik.

Menurut Krismiadji (2005:218) mengungkapkan bahwa pengendalian intern merupakan:

“Pengendalian Intern (Internal Control) adalah rencana organisasi dan

metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.”


(51)

34

Persediaan merupakan akun yang kompleks dan memerlukanpengendalian yang kuat dengan beberapa alasan. Pertama, persediaan adalah salah satu bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan perkiraan yang terbesar yang melibatkan modal kerja. Kedua, persediaan seringkali pula tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan penghitungan dan pengendaliaan fisik. Penilaian pun dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke dalam persediaan.

Menurut Freddy Rangkuti (2007:5) mengungkapkan bahwa persediaan adalah:

“Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi

perusahaan yang secara kontinyu diperoleh, diubah kemudian dijual

kembali.”

Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan item yang sangat materiil karena sebagian besar modal kerjanya digunakan untuk memenuhi persediaan. Sehingga pada akun persediaan memerlukan pengendalian internal yang baik. Ketepatan pengantisipasian atas kerugian material yang mungkin ditimbulkan oleh suatu musibah atau hal lain yang bisa diprediksi memungkinkan perusahaan untuk tidak mengalami kerugian.


(52)

35

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran Tujuan Perusahaan

Tinjauan Atas Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung

Persediaan Barang Dagangan Perusahaan

Aktivitas Perusahaan


(53)

36 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan Tugas Akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan objek penelitian yang penulis teliti.

Adapun pengertian objek penelitian menurut Husen Umar (2005:303) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, objek penelitian yang diteliti oleh penulis ialah pada pengendalian intern persediaan barang dagangan PT. Vilour Promo Indonesia yang beralamat di Jl. Dipatiukur No.76A Telp. 022-2506643, 2500443 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara bagaimana untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Metode penelitian ini akan memandu penelitian tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan.


(54)

37

Pengertian metode penelitian menurut I Made Wirartha (2006:68) adalah:

“Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang

membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan factor-faktor atau gejala-gejala secara ilmiah.”

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriptif. Adapun pengertian metode analisis deskriptif menurut menurut Jonathan Sarwono (2006:18) adalah sebagai berikut :

“Metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan kegiatan yang

dilakukan perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis berdasarkan literatur-literatur kemudian dapat diartikan menjadi sebuah

kesimpulan.”

Dikemukakan bahwa metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, factual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, yang pada akhirnya metode ini digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti.

Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengendalian intern persediaan barang dagangan.

3.2.1 Desain penelitian

Definisi desain penelitian menurut Jonathan Sarwono (2006:79) ialah sebagai berikut :

“Desain penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah

berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan


(55)

38

Menurut Sugiyono (2009:18), proses penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

“Proses penelitian terdiri atas:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevandan penemuan yang relevan 4. Metode penelitian

5. Menyusun instrument penelitian

6. Kesimpulan.”

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijeladkan sebagai berikut :

1. Sumber Masalah

Peneliti menemukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam penelitian. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis.

3. Konsep dan Teori yang Relevan dan Penemuan yang Relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah. Selain


(56)

39

itu, penemuan penelitian sebelumnya yeng relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelilitian yang merupakan tahap penelitian dengan dengan menguji terpenuhinya criteria pengetahuan yang rasional.

4. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis peneliti dapat memperoleh metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode tersebut adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu dan kemudahan lainnya. Pada pebelitian ini metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. 5. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrument penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpulan data. Instrument pada penelitian ini yaitu human instrument (peneliti sebagai instrumen), untuk melakukan wawancara secara langsung atau observasi. Selain itu melakukan wawancara secara langsung, instrument yang digunakan adalah buku catatan mengenai kebijakan-kebijakan perusahaan. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah.


(57)

40

6. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi variabel

Pengertian operasionalisasi variabel menurut Jonathan Sarwono (2006:28) adalah sebagai berikut :

“Operasionalisasi variabel adalah yang menjadikan variable-variabel yang

sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut.”

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent variable). Menurut Jonathan Suwarno (2006:54), pengertian variable bebas yaitu :

“Variabel bebas adalah suatu variabel yang variabelnya diukur,

dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya

dengan suatu gejala yang diobservasi.”

Dari definisi diatas, variabel bebas yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah pengendalian intern.


(58)

41

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator

Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan

“Pengendalian intern adalah suatu

proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan.

(Siti Kurnia Rahayu dan Eli Suhayati, 2009:221)

“Persediaan merupakan aktiva

lancar yang ada dalam suatu perusahaan,apabila perusahaan tersebut perusahaan dagang maka persediaan diartikansebagai barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangkan apabila perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai bahan baku yang terdapat dalam proses produksi / yang disimpan untuk tujuan tersebut (proses

produksi).”

(Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini, 2008:79)

Pengendalian persediaan barang dagangan :

“ 1. Sistem Pencatatan

Persediaan

2. Metode Penilaian Persediaan 3. Prosedur Penerimaan

4. Prosedur Pengeluaran Barang

5. Pemeriksaan Fisik”


(59)

42

3.2.3 Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:61) mengemukakan :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Maka yang menjadi populasi adalah PT. Vilour Promo Indonesia.

3.2.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009:62) mengemukakan :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah Manager Operasional PT. Vilour Indonesia, dimana data yang diperoleh adalah dari hasil wawancara dengan Manager Operasional PT. Vilour Promo Indonesia.

3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.4.1 Sumber Data

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan sumber data yaitu: 1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui hasil wawancara dengan pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan informasi yang sedang menjadi permasalahan.


(60)

43

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, literature, artikel dan dokumen- dokumen dari perusahaan serta berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian sebagai sumber informasi.

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, penulisan teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang hendak diungkapkan, yaitu:

1. Studi Pustaka (Library Research)

Penulis memperoleh sumber data sekunder melalui studi kepustakaan yaitu dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku literatur yang sesuai dengan masalah yang diteliti, dan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengendalian intern persediaan barang dagang. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang telah diteliti.

2. Penelitian Secara langsung (Field Research)

Melakukan usaha untuk mendapatkan data primer dan informasi tentang pengendalian intern persediaan barang dagang yang diperlukan sebagai bahan penyusunan dan penganalisaan berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis yang dilakukan dengan cara mengunjungi perusahaan untuk melakukan penelitian terhadap kegiatan perusahaan yang sesungguhnya. Sedangkan pengumpulan data guna mendapatkan data primer adalah dengan menggunakan teknik sebagai berikut:


(61)

44

a. Pengamatan (Observation)

penulisan mengamati tentang hal yang berkaitan dengan pengendalian intern persediaan barang dagang

b. Wawancara (Interview)

Penulis melakukan wawancara tentang pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan yang dilakukan di Vilour Promo Indonesia dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data-data informasi.

c. Dokumentasi (Documentation)

Dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang diperoleh dari Vilour Promo Indonesia sebagai bahan untuk memperkuat penjelasan terhadap bahan atau masalah yang diteliti.

3.2.5 Metode Analisis

Pengertian rancangan analisis menurut Jonathan Sarwono (2006:18)

adalah :

“Metode analisis adalah menggambarkan kegiatan yang dilakukan

perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis berdasarkan literatur-literatur kemudian dapat diartikan menjadi sebuah kesimpulan”

Sedangkan pengertian rancangan penelitian menurut Lexy J.Moleong (2007:36) adalah :

“Rancangan penelitian yaitu usaha merencanakan kemungkinan

-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menujukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.”


(62)

45

Dalam menganalisis data, model penelitian yang digunakan oleh penulis adalah rancangan analisis deskriptif, yaitu data yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dibandingkan antara teori yang dipelajari dengan data yang diperoleh dari penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data analisis untuk mendapatkan kesimpulan.

Adapun analisis data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Melakukan tinjauan terhadap pengendalian intern persediaan barang

dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

2. Melakukan tinjauan terhadap hambatan yang terjadi dalam pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

3. Melakukan tinjauan terhadap upaya yang dilakukan dalam pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.


(63)

72

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Usry, Mitton F. 2009. Akuntansi Biaya II. Edisi 14. Jakarta:Salemba Empat.

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2008. Pengantar Akuntansi II. Bandung : UNIKOM.

Freddy Rangkuti. 2007. Manajemen Persediaan. Edisi kedua. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Horison, Horngren. 2005. Akuntansi di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. I Made Wirartha. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2008. Peraturan Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Peraturan Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakart: Graha Ilmu.

Krismiadji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta : Akademia Manajemen Perusahaan YKPN.

Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Siti Kurnia Rahayu dan Eli Suhayati. 2009. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Bandung : Graha Ilmu.

Soemarso S.R. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Wing Wahyu Winarno. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Zullian Yamit. 2005. Manajemen Persediaan. Edisi Pertama. Yogyakarta : EKONISIA.


(64)

73

Sumber lain :


(65)

88

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Sri Mulyati

Tempat Tanggal Lahir : Subang, 14 April 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Desa Cibeusi RT/05 RW/01 Kec. Ciater Kab. Subang 41281.

DATA PENDIDIKAN

No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah

1. SD SDN. Marga Asih Subang 1995-2001

2. SMP SMPN 2 Jalan Cagak Subang 2001-2004

3. SMA SMAN 1 Jalan Cagak Subang 2004-2007

4 Perguruan Tinggi

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Bandung


(66)

(1)

a. Pengamatan (Observation)

penulisan mengamati tentang hal yang berkaitan dengan pengendalian intern persediaan barang dagang

b. Wawancara (Interview)

Penulis melakukan wawancara tentang pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan yang dilakukan di Vilour Promo Indonesia dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data-data informasi.

c. Dokumentasi (Documentation)

Dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang diperoleh dari Vilour Promo Indonesia sebagai bahan untuk memperkuat penjelasan terhadap bahan atau masalah yang diteliti.

3.2.5 Metode Analisis

Pengertian rancangan analisis menurut Jonathan Sarwono (2006:18)

adalah :

“Metode analisis adalah menggambarkan kegiatan yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis berdasarkan literatur-literatur kemudian dapat diartikan menjadi sebuah kesimpulan”

Sedangkan pengertian rancangan penelitian menurut Lexy J.Moleong (2007:36) adalah :

“Rancangan penelitian yaitu usaha merencanakan kemungkinan -kemungkinan tertentu secara luas tanpa menujukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing.”


(2)

45

Dalam menganalisis data, model penelitian yang digunakan oleh penulis adalah rancangan analisis deskriptif, yaitu data yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dibandingkan antara teori yang dipelajari dengan data yang diperoleh dari penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data analisis untuk mendapatkan kesimpulan.

Adapun analisis data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Melakukan tinjauan terhadap pengendalian intern persediaan barang

dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

2. Melakukan tinjauan terhadap hambatan yang terjadi dalam pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.

3. Melakukan tinjauan terhadap upaya yang dilakukan dalam pengendalian intern persediaan barang dagangan pada PT. Vilour Promo Indonesia Bandung.


(3)

72

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2008. Pengantar Akuntansi II. Bandung : UNIKOM.

Freddy Rangkuti. 2007. Manajemen Persediaan. Edisi kedua. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Horison, Horngren. 2005. Akuntansi di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. I Made Wirartha. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2008. Peraturan Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Peraturan Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakart: Graha Ilmu.

Krismiadji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta : Akademia Manajemen Perusahaan YKPN.

Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Siti Kurnia Rahayu dan Eli Suhayati. 2009. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Bandung : Graha Ilmu.

Soemarso S.R. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Wing Wahyu Winarno. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Zullian Yamit. 2005. Manajemen Persediaan. Edisi Pertama. Yogyakarta : EKONISIA.


(4)

73

Sumber lain :


(5)

88 DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Sri Mulyati

Tempat Tanggal Lahir : Subang, 14 April 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Desa Cibeusi RT/05 RW/01 Kec. Ciater Kab. Subang 41281.

DATA PENDIDIKAN

No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah

1. SD SDN. Marga Asih Subang 1995-2001

2. SMP SMPN 2 Jalan Cagak Subang 2001-2004

3. SMA SMAN 1 Jalan Cagak Subang 2004-2007

4 Perguruan Tinggi

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Bandung


(6)