Pembahasan 1 Karakteristik Demografi Responden

Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 test Wilcoxon untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat kesiapan pasien dalam menghadapi pemulangan pre dan post discharge planning. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan tingkat kesiapan pasien menghadapi pemulangan setelah dilakukan discharge planning. Budiarto 2002 menyatakan bahwa jika jumlah responden 7 orang dan digunakan tingkat kemaknaan 0,05, maka nilai t tabel berada pada nilai 2-26. H ditolak bila nilai t hitung lebih kecil atau sama dengan nilai t yang terdapat di dalam tabel. Hasil analisa penelitian didapatkan nilai t hitung sebesar -2,371 dan nilai signifikansi 0,018 yang berarti bahwa nilai t hitung nilai t tabel -2.371 2 dan signifikansi p value 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak yaitu ada pengaruh discharge planning yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien pasca bedah akut abdomen menghadapi pemulangan. Hasil analisa penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 3. Hasil Uji Non-Parametrik Sign Rank Test Wilcoxon pengaruh discharge planning terhadap kesiapan pasien pasca bedah akut abdomen menghadapi pemulangan sebelum dan sesudah treatmen 2. Pembahasan 2.1 Karakteristik Demografi Responden Pada penelitian ini lebih dari setengah responden 57,1 berada pada golongan usia dewasa madya, khususnya dewasa madya dini dengan rentang 41-50 tahun. Keadaan ini menurut Hurlock 1999 responden yang Variabel z score sig. Tingkat kesiapan pasien pre dan post discharge planning -2,371 0,018 Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 berada pada usia dewasa madya mengalami penurunan fungsi fisik, dan beberapa organ tubuh yang vital sudah tidak mampu berfungsi dengan normal, sehingga mereka cenderung berhubungan dengan berbagai penyakit Merril Verbirugge, 1999 dalam Papalia, 2001. Selain itu Santrock 2002 menambahkan bahwa hal tersebut di atas juga terkait dengan gaya hidup seseorang ketika masih muda dewasa awal, jika sewaktu masih muda mereka memiliki gaya hidup pribadi yang buruk, maka akibat negatifnya kemungkinan akan muncul baik pada dewasa awal lanjut atau pada dewasa madya. Untuk terapi farmakologis, jenis terapi antibiotik yang paling sering diresepkan pada responden adalah ciprofloxacin 42,9, karena merupakan obat generik sehingga harganya relatif murah. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Dechacare.com 2009 bahwa c iprofloxacin merupakan antibiotik jenis generik bersifat bakt erisida dengan spekt rum luas t erhadap bakt eri gram posit if m aupun gram negat if. Sej alan dengan Wikipedia.org 2009 yang m enyat ak an bahwa ciprofloxacin efekt if digunakan unt uk pasien dengan penyakit yang serius sepert i c omplicated intra-abdominal infections dan e fek sam ping yang dit im bulkannya dipercaya oleh dokt er dapat dit erim a dan relat if am an. Lebih dari setengah responden 57,1 diberikan vitamin B kompleks karena vitamin B kompleks relatif murah, namun dapat memenuhi berbagai kebutuhan tubuh akan vitamin B. Pembedahan besar menurut Seacoastvitamins.com 2008 dapat menyebabkan stres berat kepada tubuh yang mengakibatkan sistem imun menjadi lemah dan mudah Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 terkena infeksi, sehingga dibutuhkan pendekatan natural salah satunya dengan pemberian vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh, mencegah terjadinya komplikasi, serta mempercepat proses penyembuhan. Dalam hal ini vitamin B kompleks dibutuhkan karena berfungsi sebagai kofaktor berbagai macam enzim yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak Praveena, 2006 serta bertanggung jawab dalam mempertahankan kesehatan mental, dan untuk kesehatan sistem saraf, saluran pencernaan, dan untuk kulit. Responden penelitian ini umumnya memakai asam mefenamat 85,7 sebagai analgesiknya. Asam mefenamat merupakan obat generik yang sering digunakan di rumah sakit, mengingat meskipun nilai ekonomisnya cukup murah namun tetap efektif digunakan sebagai analgesik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dechacare.com 2009 bahwa asam mefenamat memiliki indikasi untuk meredakan nyeri ringan sampai dengan berat, dan Veronika, 2008 menambahkan asam mefenamat ini efektif digunakan untuk menghilangkan pembengkakan dan inflamasi akibat trauma dan pasca-operasi. Sebagian besar responden 87,1 dalam penelitian ini diberikan anti ulkus jenis ranitidin. Hal ini menurut Lakemedelsverket.se 2008 tepat karena ranitidin merupakan obat generik yang memiliki fungsi untuk menurunkan produksi histamin yang menstimulasi sel lambung yang berfungsi dalam produksi asam lambung. Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 2.2 Tingkat Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Sebelum Dilakukan Discharge Planning Kesiapan berhubungan dengan kemampuan yaitu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan serta berhubungan dengan keinginan yang mencakup keyakinan, komitmen, dan motivasi untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan tertentu Martinsusilo, 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden 85.72 sebelum dilakukan discharge planning sudah memiliki tingkat kesiapan yang cukup baik, dan masuk kategori tingkat kesiapan 3 pada pembagian tingkat kesiapan menurut Martinsusilo 2007 dimana responden memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat mereka semakin cepat sembuh, baik dalam hal tindakan pengobatan di rumah, tanda-tanda bahaya, perawatan luka, aktivitas di rumah, diet di rumah, maupun dalam hal perawatan lanjutan. Hanya saja mereka belum tahu cara menjalaninya setelah berada di rumah. Berdasarkan model konseptual Orem 1985, dalam Basford, 2006 tentang sistem keperawatan, maka tingkat kesiapan pasien dalam penelitian ini sebelum dilakukan discharge planning termasuk kategori sistem kompensasi parsial dimana pasien memiliki beberapa kemampuan untuk melakukan perawatan diri tetapi tidak dapat mencapai perawatan mandiri jika tidak dibantu. Kemampuan yang sudah dimiliki responden dalam penelitian ini antara lain motivasi yang tinggi untuk melakukan perawatan diri setelah berada di rumah, baik dalam hal tindakan pengobatan di rumah, tanda-tanda bahaya, perawatan luka, aktivitas di Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 rumah, diet di rumah, maupun dalam hal perawatan lanjutan. Menurut Orem 1985, dalam Basford, 2006 dalam keadaan ini pasien dan perawat bekerjasama untuk melakukan perawatan diri, dimana perawat selalu meningkatkan dan mendorong keterlibatan pasien untuk mencapai perawatan mandiri. 2.3 Tingkat Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Setelah Dilakukan Discharge Planning Setelah dilakukan discharge planning, tingkat kesiapan responden menghadapi pemulangan mengalami peningkatan, dimana lebih dari setengah responden 71.43 memiliki tingkat 4 dalam kategori tingkat kesiapan yang dirumuskan oleh Martinsusilo 2007 dalam menghadapi pemulangan yaitu mampu dan ingin atau mampu dan yakin melakukan kegiatan yang diajarkan setelah berada di rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock 2002 bahwa pada saat seorang dewasa madya sudah mulai merasakan penurunan fungsi fisik akan lebih memperhatikan masalah kesehatannya. Hal ini dikarenakan seseorang yang sudah mulai merasakan penurunan fungsi fisik akan lebih memperhatikan masalah kesehatannya Santrock 2002, sehingga dalam penelitian ini responden cenderung memperhatikan informasi yang telah didapatkannya dan termotivasi untuk menjalankan hidup dan melakukan sesuai hal-hal yang sudah didapatkannya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Galloway, et al 1993, dalam Nursingcenter.com, 2009 bahwa pasien mampu memprediksikan kebutuhan mereka akan informasi berhubungan dengan proses penyembuhan, dan mereka menginginkan Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 informasi yang mudah dimengerti sebanyak mungkin sebelum mereka menghadapi pemulangan dan kebutuhan akan informasi ini tidak dipengaruhi oleh usia dan tingkat pendidikan pasien. Berdasarkan model konseptual Orem 1985, dalam Basford, 2006 tentang sistem keperawatan, maka tingkat kesiapan pasien dalam penelitian ini setelah dilakukan discharge planning termasuk kategori sistem suportif-edukatif, yaitu pasien mampu melakukan atau belajar tentang perawatan diri, dan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan perawat lebih kepada memotivasi responden untuk melakukan pengetahuan yang sudah diterima. 2.4 Pengaruh Discharge Planning terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan kesiapan pasien menghadapi pemulangan setelah dilakukan discharge planning. Hasil analisa penelitian didapatkan nilai t hitung sebesar -2,371, dan memiliki pengaruh yang signifikan sebesar 0,018. Nilai t hitung nilai t tabel -2.371 2 dan signifikansi p value 0.05 sehingga disimpulkan penelitian ini menolak H dan menerima Ha yaitu ada pengaruh discharge planning yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien pasca bedah akut abdomen menghadapi pemulangan. Hal ini sejalan dengan hasil peneliatian Williams 2006 yang mendapati adanya hubungan antara pemberian informasi dengan dilakukannya kunjungan ulang yang tidak rutin ke fasilitas kesehatan. Dalam penelitian tersebut Williams mendapati bahwa mayoritas pasien yang menerima informasi tentang nyeri dan manajemen luka, aktivitas, nutrisi, dan Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009 komplikasi pada umumnya merasakan bahwa tidak mengalami perasaan khawatir yang membuat mereka akan mengadakan kunjungan tidak rutin ke fasilitas kesehatan setelah dipulangkan, dalam artian bahwa mereka telah siap menghadapi pemulangan. Sedangkan pasien yang tidak mendapat informasi tentang nyeri dan manajemen luka mengalami kekhawatiran yang memaksa mereka untuk melakukan kunjungan tidak rutin kepada suatu fasilitas kesehatan setelah dipulangkan. Marthalena Siahaan : Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut Abdomen Menghadapi Pemulangan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI