Program My Choice Pelatihan Kader dan Sosialisasi di Komunitas
A. Pendahuluan
Pelaksaan program “pilihanku” antara ‘Aisyiyah dengan John Hopkins University (JHU) CCP Indonesiamemasuki semester kedua. Pada laporan kemajuan kegiatan (progress report) tahap II dideskripsikan tentang kemajuan kegiatan di 6 kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan (kota Makassar, kabupaten Gowa, Kabupaten Bulukumba; Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Asahan), tantangan dan pembelajaran selama pelaksanaan program. Terkait dengan pelaksaan program pada periode laporan ini, secara umum program out reach ke komunitas sasaran berjalan dengan baik. Adapun perkembangan capaian target sasaran sebagai berikut :
Grafik 1. Distribusi Capaian Penjangkauan PUS di 6 Kabupaten Periode Mei 2016
Berdasarkan pada grafik 1 di atas, dapat diketahui bahwa prosentasi capaian PuS tertinggi adalah Deliserdang 12.766.00, dan paling rendah adalah Kota Makasar yaitu sejumlah 618.000. Sebenarnya upaya penjangkauan sudah dengan pendekatan personal maupun kelompok, namun sebagian Kabupaten masing masing masih mempunyai kendala diantaranya adalah jarak dan letak geografis, serta alat transportasi menuju tempat penjangkauan.
B. KEGIATAN IMPLEMENTASI PROGRAM “PILIHANKU”
0.00 1,000.00 2,000.00 3,000.00 4,000.00 5,000.00 6,000.00 7,000.00 8,000.00 9,000.00 10,000.00 11,000.00 12,000.00 13,000.00
Distribusi Capaian Penjangkauan PUS di 6 Kabupaten
(2)
1. Pelatihan
a. Pelatihan Kader “Pilihanku”
Pelatihan kader ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kader dalam melakukan penjangkauan di komunitas baik terkait penguasaan issu maupun ketrampilan berkomunikasi lisan maupun menggunakan tablet. Pada periode laporan sebelumnya, pelatihan kader telah dilaksanakan di kabupaten Asahan dan kota Medan. Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari, dimulai jam 08.00‐21.00 ;dengan jumlah peserta masing‐masing 30 orang dalam setiap pelatihan. Untuk periode laporan semester II ini, pelatihan kader Pilihanku dilaksanakan sebagai berikut :
Kota Medan : 06 – 07 Februari 2016 Bulukumba : 13 – 14 Februari 2016 Kab.Deliserdang : 20 – 21 Februari 2016 Kab.Asahan : 27 – 28 Februari 2016
Pelatihan ini menggunakan pendekatan orang dewasa dan partisipatif sehingga semua peserta terlibat aktif dalam semua sessi baik dalam forum diskusi maupun simulasi. Adapun topik‐topik dalam pelatihan sebagai berikut:
• Teologi Al – Ma’un • Body Mapping • KB dalam Islam • Metode KB
• Keluarga Berencana Paska Persalinan • Strategi Komunikasi
• Pengenalan dan Simulasi Tablet • Penjangkauan Komunitas
• Pengenalan SKATA : sosial media dan smartphone app • Pemetaan daerah jangkauan
(3)
Selama pelatihan berlangsung, diskusi yang sering muncul antara lain adalah masalah miskonsepsi tentang KB di masyarakat, mitos yang berkembang karena kurangnya pengetahuan masyarakat, sulitnya komunikasi dengan suami dalam menentukan alat kontrasepsi yang cocok, upaya dalam mengembangkan jejaring dan strategi komunikasi untuk melakukan sosialisasi yang efektif. Pelatihan ini diikuti oleh kader‐kader dan pimpinan Aisyiyah baik di level propinsi, daerah, kebupaten dan desa; dengan kharakteristik yang sudah ditentukan antara lain memiliki komunitas dampingan, aktif dalam kegiatan atau forum‐forum sosial dan mampu mengoperasikan IT. Berikut adalah daftar peserta pelatihan kader Pilihanku :
Tabel 1. Distribusi Jumlah Peserta Pelatihan Kader “PILIHANKU
No Kabupaten/Kota PWA/PDA PCA PRA Jumlah
1 Medan 10 17 3 30
2 Bulukumba 10 18 2 30
3 Deliserdang 10 17 3 30
4 Asahan 10 19 1 30
Peserta pelatihan kader “Pilihanku” berasal dari PWA, PDA, PCA dan perwakilan PRA dengan jumlah total peserta 30 orang.
Adapun fasilitator pelatihan dari JHU CCP Indonesia dan ‘Aisyiyah sesuai dengan kompetensinya masing‐masing; dan mengundang narasumber dari pemerintah (BKKBN), dan mitra yang lain dalam program Pilihanku (JHPIEGO, DKT, Peneliti).Kegiatan simulasi‐simulasi dalam memberikan sosilaisasi secara personal maupun kelompok sangat menarik, sehingga para peserta bersemangat dan tidak merasa bosan. Demikian juga saat dalam melakukan simulasi dalam operasional Tablet. (Foto kegiatan, lampiran 1)
(4)
Pertemuan Mentorship bertujuan untuk memperluas cakupan kader di komunitas. Adapun mentorshipdilakukan untuk melatih 20 Kader baru yang akan membantu melakukan sosialisasi pada scope Kecamatan dan desa dengan jumlah kader sebanyak 20 orang. Pertemuan diadakan oleh masing‐masing Pimpinan Daerah pada Kabupaten/Kota yang terpilih dalam program ini. Pada pertemuan ini diberikan materi‐materi yang sama seperti pada pelatihan 30 Kader Kabupaten dan Kecamatan, hanya narasumber dari Kader yang sudah dilatih, khusus materi tentang simulasi penggunaan tablet, pencatatan dan pelaporan diberikan oleh koordinator JHU yang ada pada setiap propinisi yang terpilih dalam program ini. Berikut adalah dinamika kelompok pada 4 Kabupaten/Kota :
Tabel 2. Dinamika Kelompok Pada Kegiatan Mentorship di Kabupaten Bulukumba, Deliserdang, Asahan dan Kota Medan
No Kabupaten/Kota Tanggal Tempat Dinamika Kelompok
1 Bulukumba 20 Februari
2016 PDA Bulukumba ‐ Miss konsepsi terkait dengan metode kontrasepsi, dan pandangan agama tentang KB, ‐ Form laporan ‐ Maping wilayah ‐ Teknis penjangkauan
2 Deliserdang 19 Maret 2016 PDA
Deliserdang ‐ Miss konsepsi terkait dengan metode kontrasepsi, dan pandangan agama tentang KB, ‐ Distribusi tablet ‐ Teknis koordinasi antara PDA/PWA antar Kader dan JHU ‐ Teknis pengumpulan laporan
3 Asahan 4 April 2016 PDA Asahan ‐ Koordinasi dengan internal
`Aisyiyah, PIC program dan mitra (BKKBN, JHPIEGO, DKT) ‐ Maping wilayah ‐ Teknis penjangkauan ‐ Hak dan kewajiban kader ‐ Format pelaporan
No Kabupaten/Kota Tanggal Tempat ‐ Dinamika Kelompok
(5)
Kota Medan masyarakattentang metode KB
‐ Teknis penjangkauan ‐ Maping wilayah ‐ Format pelaporan
Kegiatan Mentorship pada 4 Kabupaten/ kota tersebut dapat berjalan lancar, dan para kader sudah mendapat bekal pengetahuan untuk melakukan komunikasi, koordinasi dan sosialisasi Program Pilihanku di komunitas (Foto foto kegiatan mentorship pada lampiran 2) Pada Kegiatan mentorship banyak dinamika yang menarik antara lain adalah, rasa keinginan tahu para Kader desa terkait dengan sinergisitas antara Teologi Al Ma`un dan implementasinya dalam Program “Pilihanku”, sehingga membuka wawasan para kader pada konsep Al Ma`un adalah :
• Keberpihakan pada kelompok miskin (dhuafa) dan kelompok yang dimiskinkan (mustadh’afin) dan problem‐problem sosial kemanusiaan yang terjadi baik dikarenakan faktor sosial budaya maupun struktural
• Konsep orang miskin juga tidak hanya kelompok yang miskin secara ekonomi termasuk kelompok yang minim akses/miskin akses kesehatan, akses pendidikan, akses politik
Selain terkait dengan implementasi Surat Al Ma`un dalam kehidupan yang real, pada kegiatan Mentorship Selama pelatihan berlangsung, diskusi yang sering muncul antara lain adalah masalah miskonsepsi tentang KB di masyarakat, mitos yang berkembang karena kurangnya pengetahuan masyarakat, sulitnya komunikasi dengan suami dalam menentukan alat kontrasepsi yang cocok, upaya dalam mengembangkan jejaring dan strategi komunikasi untuk melakukan sosialisasi yang efektif. Dibahas juga terkait dengan pemetaan wilayah yang merupakan target penjangkauan. Target Wilayah/Desa sesuai dengan pemetaan saat pelatihan Kader kecamatan antara lain :
(6)
Tabel 3. Distribusi Target Wilayah Penjangkuan Program “Pilhanku” Propinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Kecamatan
Kota Makasar 1. Makasar
2. Panakkukang 3. Mamajang 4. Tallo
5. Biringkanaya 6. Rappocini 7. Bontoala 8. Ujung Tanah 9. Wajo 10. Tamalate
Gowa 1. Pulo Gadung
2. Somba Opu 3. Bajeng Barat 4. Tompobulu 5. Bontomarannu 6. Tinggimoncong 7. Barombong 8. Pattalassang 9. Bungaya 10. Cakung
Bulukumba 1. Kajang
2. Bonto Bahari 3. Herlang 4. Gantarang 5. Rilau Ale 6. Ujung Bulu 7. Bontotiro 8. Ujung Loe 9. Bulukumpa 10. Kindang
Pada tabel 2, dapat diketahui bahwa distribusi wilayah penjangkauan di Kota Makasar, Gowa dan Bulukumba, semua terdiri dari 10 Kecamatan. Meskipun Kabupaten Gowa sesuai letak geografis pegunungan dan perbukitan membuat jarak antara kecamatan yang satu dengan lainnya cukup jauh. Demikian juga dengan Kabupaten Bulukumba, meski target PUS paling sedikit yaitu 9,718.35 % dari jumlah PUS 64,789.00, namun menjadi tantangan
(7)
tersendiri karena letak geografis Kabupaten Bulukumba membuat jarak tempuh antar wilayah juga jauh dengan transportasi publik yang terbatas.
Tabel 4. Distribusi Target Wilayah Penjangkuan Program “Pilhanku” Propinsi Sumatera Utara
Kabupaten Kecamatan
Kota Medan 1. Medan Salayang
2. Medan Baru 3. Medan Amplas 4. Medan Sunggal 5. Medan Timur 6. Medan Tuntungan 7. Medan Perjuangan 8. Medan Tembung 9. Medan Marelan 10. Medan Labuhan 11. Medan Barat 12. Medan Helvetia
Deliserdang 1. Bangun Purba
2. Batang Kuis 3. Beringin 4. Galang 5. Lubuk Pakam 6. Pagar Merbau 7. Pancur Batu 8. Pantai Labu 9. Percut Sei Tuan 10. Sunggal
11. Tanjung Morawa
Asahan 1. Meranti
2. Kisaran Timur 3. Aek Loba 4. Lubuk Palas 5. Kisaran Barat 6. Tanjung Balai 7. Rawang 8. Bandar Pulau 9. Simpang Empat 10. Air Oman
Pada tabel 4, dapat diketahui untuk Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang distribusi wilayah penjangkauan adalah 11 Kecamatan. Untuk distribusi PUS,
(8)
Kota Medan paling tinggi diantara kabupaten Deliserdang dan Kabuapaten Asahan yaitu sejumlah 303,800.00 dengan target capaian 15% sejumlah 45,570.00 selama implementasi program “Pilihanku”. Kabupaten Deliserdang jumlah PUS adalah 281,200.00 dengan target capaian 15% sejumlah 42,180.00 dan Kabupaten Asahan dengan wilayah penjangkauan 10 Kecamatan dan distribusi PUS 102,642.00 dengan target capaian 15% sejumlah 15,396.30.
C. Koordinasi implementasi Program “Pilihanku” 1. Pertemuan koordinasi
Pertemuan koordinasi dilakukan tim manajemen baik di tingkat pusat, wilayah maupun daerah (kabupaten) setiap minggu sekali. Untuk Deliserdang setiap bulan penanggung jawab program melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan kader.Pertemuan ini sebagai media untuk mendiskusikan perkembangan program termasuk mencari pemecahan dari berbagai hambatan di lapangan.Selain koordinasi dilakukan secara langsung dengan rapat dan pertemuan, juga dilakukan koordinasi dengan menggunakan email dan Whats apps. Pimpinan Pusat membuat email secara khusus dengan akun aisyiyah.jhu@gmail.com untuk mempermudah akses dan memilah data sehingga khusus Program Pilihanku tidak tercampur dengan program lainnya pada tingkat Pimpinan Pusat `Aisyiyah. Pembuatan What apps di tingkat pusat `Aisyiyah dengan anggota para penanggung jawab Program Pilihanku dari tingkat Pusat, Wilayah dan Daerah. Kota Medan, Deli Serdang dan Asahan tergabung dalam Whatappsgroupyang telah dibuat dan dkoordinir oleh PWA Sumut. Kabupaten Deliserdang mempunyai akun tersendiri selain akun yang tergabung dengan PWA Sumut.Anggota adalah semua penanggung jawab program pilihanku dari tingkat Pimpinan Pusat, Wilayah, Daerah dan kader motivator Program Pilihanku. Pimpinan Pusat juga menginstruksikan agar masing‐masing daerah membuat group Program
(9)
Pilihanku pada akun Facebook Pimpinan Daerah. Manfaat koordinasi dapat dirasakan dengan kemudahan dalam melakukan komunikasi meski jarak jauh, informasi kegiatan dan koordinasi pertemuan. (PWA, PDA bentuk koordinasi). (Foto kegiatan koordinasi, lampiran 3)
D.Sosialisasi dan Penjangkauan Komunitas
1. Sosialisasi dilakukan oleh para kader “Pilihanku” untuk menjangkau komunitas sesuai target masing masing Kabupaten terpilih, kegiatan kegiatan yang dilakukan secara personal maupun secara kelompok, sesuai dengan kegiatan yang ada pada komunitas. Beragam kegiatan yang ada pada komunitas diantaranya adalah kegiatan pengajian baik internal `Aisyiyah yaitu pengajian Pimpinan `Aisyiyah Wilayah, Daerah, Cabang maupun Ranting. Kegiatan eksternal antara lain, Pengajian wiridan sebagaimana yang rutin dilakukan setiap bulan pada masing masing RT pada wilayah atau desa di Sumatera Utara, pengajian ibu ibu, Pengajian wali murid mulai dari PAUD sampai SMA biasanya dilakukan satu bulan sekali. Selain kegiatan pengajian yang beragam pesertanya, kegiatan lainnya adalah Posyandu yang setiap RT diselenggarakan setiap awal bulan, target PUS lebih banyak pada saat kegiatan Posyandu. Kader juga sering melakukan kegiatan sosialisasi melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, sebagaimana dilakukan oleh Kader yang berada di Kota Makasar dengan AKBID Kota Makasar, sampai pemasangan alat kotrasepsi bagi peserta. Sasaran ataupun target pada kegiatan penjangkauan ini antara lain adalah : Pasangan baru menikah, Ibu sedang mengandung atau baru melahirkan anak usia kurang 1 tahun, pasangan yang sudah tidak ingin menambah anak keturunan karena faktor usia atau karena jumlah anak. Distribusi Penjangkauan Komunitas Bulan Mei 2016 Distribusi penjangkauan Komunitas dapat diketahui pada Kabupaten sebagai berikut :
(10)
a. Kabupaten Deliserdang
Tabel 5
Jumlah masyarakat yang dijangkau per kecamatan bulan Maret‐ Mei
Kecamatan Maret April Mei Jumlah
Bangun Purba 83 125 149 357
Batang Kuis 303 597 1.333 2.233
Beringin 241 315 453 1.009
Galang 660 568 823 2.051
Lubuk Pakam 801 961 813 2.575
Pagar Merbau 115 210 589 914
Pancur Batu 44 154 174 372
Pantai Labu 140 247 542 929
Percut Sei Tuan 201 423 589 1.213
Sunggal 76 124 304 504
Tanjung Morawa 104 276 229 609
JUMLAH 2.768 4.000 5.998 12.766
Kabupaten Deliserdang, mulai melakukan penjangkauan pada Bulan Maret 2016, berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui Kecamatan Lubuk Pakam paling banyak untuk komunitas yang sudah dijangkau yaitu sejumlah 2257 masyarakat. Penjangkauan melalui cara personal maupun kelompok. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Bangun Purba karena letak geografis sehingga akses untuk menuju lokasi penjangkauan menjadi terkendala.
b. Kabupaten Asahan
Tabel 6
Jumlah Masyarakat Yang Dijangkau Per Kecamatan Bulan Maret‐ Mei
Kecamatan Maret April Mei Jumlah
Meranti 100 122 368 590
Kisaran Timur 41 84 220 345
Aek Loba 50 106 89 245
Lubuk Palas 57 30 304 391
Kisaran Barat 183 207 132 522
Tanjung Balai 20 10 101 131
Rawang 139 16 60 215
Bandar Pulau 21 108 18 147
Simpang Empat 93 114 235 442
Air Joman 102 76 247 425
(11)
Sebagaimana Kabupaten Deliserdang, untuk Kabupaten Asahan mulai melakukan sosialisasi pada bulan Maret 2016. Meski belum mencapai target per bulannya namun Kabupaten Asahan sudah mampu menjangkau 3453 PUS, dengan jangkauan komunitas yang paling banyak adalah Kecamatan Meranti. Foto foto Kegiatan Sosialisasi sebagai berikut (lampiran 4)
1. Kendala, temuan di lapangan
Pada saat penjangkauan komunitas, kendala kendala yang dihadapi oleh para kader antara lain :
Tabel 7
Kendala dan Upaya Pemecahan Masalah Pada Implementasi Program “Pilihanku” di Kabupaten/Kota Makasar, Gowa, dan Bulukumba
No Kabupaten/Kota Kendala Problem Solving
1 Kota Makasar Pemahaman form laporan
Berkoordinasi dengan Penanggung Jawab program JHU
2 Kabupaten Gowa Jarak yang jauh menjadikan kendala dalam pengumpulan laporan Mengambil laporan ke daerah, dan mengadakan pertemuan semua kader dan dikoordinir oleh PDA Gowa 3 Kabupaten Bulukumba Jarak beberapa desa untuk penjangkauan cukup jauh sampai 30 KM a. Koordinasi dengan kecamatan atau desa untuk jadwal jadwal kegiatan perbulannya agar saat hadir pada acara tersebut benar‐benar ada kegiatan sehingga meski harus ditempuh dengan jarak yang jauh, tidak akan sia sia dan para kader dapat melaksanakan sosialisasi
Pada permasalahan penjangkauan di Sulawesi Selatan jika dilihat dari tabel di atas, masih dominan terkait dengan jarak, pemahaman form laporan dan koordinasi antar kader.
(12)
Tabel 8
Kendala dan Upaya Pemecahan Masalah Pada Implementasi Program “Pilihanku” di Kabupaten/Kota Medan, Deliserdang dan Asahan
No Kabupaten/Kota Kendala Problem Solving
1 Kota Medan a. Ketepatan dalam
pengumpulan laporan b. Tablet yang digunakan banyak mengalami kerusakan, hampir disetiap bulan ada tablet yang rusak c. Aseptor banyak keluhan karena Ketika Pemasangan Implan atau IUD ternyata dikenakan biaya, sedangkan untuk Puskesmas atau rumah sakit tidak sering melakukan kegiatan safari KB yang memberikan Gratitifikasi kepada Masyarkat dalam pemasang Alat Kontrasepsi khususnya Implan dan IUD. a. Melakukan pertemuan dengan para kader untuk koordinasi terkait dengan pengumpulan laporan tepat waktu b. Koordinasi dengan JHU Wilayah Sumut c. Koordinasi dengan BKKBN dan Puskesmas 2 Kabupaten Deliserdang a. Letak geografis kecamatan di kabupaten di deliserdang menjadi kendala dalam pengumpulan laporan dari kader ke Lubuk Pakam. b. Masih bingungnya kader dalam melakukan pengisian Formulir Laporan Penjangkauan. c. Beberapa KUPT KB PP di Kecamatan kurang bisa diajak kerjasama, dalam hal pelaksanaan Program Penjangkauan KB Pilihanku oleh PDA Deliserdang. a. Dilakukan FGD bulanan antara Kader dengan Koordinator atau Staff Daerah. FGD ini mempunyai 3 tujuan. (1) sebagai media guna menyampaikan kendala yang dihadapi oleh kader di lapangan serta mencari jalan keluar bersama bila ada kendala yang dihadapi kader di lapangan. (2) sebagai tempat penyampaian informasi yang berkenaan dengan Program KB Pilihanku oleh Koordinator atau Staff Daerah kepada kader di kecamatan. (3) untuk menyampaikan laporan kader/motivator di kecamatan b. Untuk mengatasi adanya
(13)
beberapa KUPT KB PP di Kecamatan yang kurang terbuka dalam hal kerjasama penjangkauan kader dilapangan maka dilakukan beberapa hal. Yaitu, koordinasi dengan Kepala SKPD KB PP Deliserdang guna memberikan informasi kepada KUPT KB PP bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Aisyiyah ini pada dasarnya merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi pelaksanaan Program KB di Deliserdang. Dalam hal ini akhirnya Koordinator dan Staff Daerah difasilitasi oleh kepala SKPD KB PP untuk berkenalan dengan KUPT KB PP Kecamatan dan diberi kesempatan untuk menerangkan garis besar kegiatan yang dilakukan oleh Aisyiyah dalam melakukan Penjangkauan Program KB Pilihanku. 3 Kabupaten Asahan a. Beberapa kader ada
yang laporannya hanya personal konseling atau kelompok saja. b. Ada kader ketika dilapangan sudah menjadi kader KB pemerintah, dan dari pemerintah menganggap bahwa program pilihanku adalah saingan pemerintah. a. Melakukan koordinasi dengan PWA dan PDA serta semua Kader untuk pemahaman terkait pentingnya ke dua metode penjangkauan yaitu personal dan komunitas b. PDA berkoordinasi dengan BKKBN terkait pentignya peran kemitraan untuk sama sama berkontribusi mensukseskan program KB, bukan justru persaingan
Sedikit berbeda dengan Sulsel, untuk Sumut permasalahan penjangkauan lebih variatif meskipun ada yang sama yaitu tentang pemahaman form
(14)
laporan penjangkauan, juga terait dengan jarak yang masih menjadi kendala. Permasalahan lainnya yaitu tentang tablet yang sering rusak, koordinasi dengan KUPT KB PP, keluhan masyarakat tentang biaya pemasangan IUD, serta peran puskesmas dalam memberikan gratifikasi dalam pemasangan alat IUD maupun implant.
F. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Pimpinan PusatAisyiyah baik melalui pertemuan langsung dengan tim PWA dan PDA maupun, melalui media komunikasi (telp, WA, email). Pertemuan monitoring di oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah di propinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2016 di kantor PWA Gedung Serbaguna Aisyiyah Sulawesi Selatan. Pertemuan diikuti oleh pengurus Pimpinan Wilayah Aisyiyah (ketua, sekretaris dan ketua majelis kesehatan), tim program JHU PWA, Pimpinan Daerah Aisyiyah dan tim program masing‐masing kabupaten.Secara keseluruhan di 3 kabupaten berjalan dengan baik. Kabupaten Gowa melalui program ini menambah 2 PRA, dan menghidupkan kembali PRA yang belum aktif. BKKBN merasa sangat terbantu dengan kerja‐kerja Aisyiyah yang menjangkau khalayak/komunitas di mana PLKB tidak bsia menjangkau. Bahkan di daerah perbatasan antara Sinjai dengan Gowa, komunitas yang dulunya menolak KB setelah bertemu dengan Aisyiyah sekarang bersedia menerima KB. Sementara kabupaten Bulukumba dalam capaian PUSnya melebih target yang telah ditentukan, BKKBN juga menyambut baik kerja0kerja Aisyiyah dengan menyatakan bahwa kader‐kader Aisyiyah selalu terjun ke masyarakat. Ada permintaan para kader diberikan SK sebagai kader Pilihanku.Kharakteristik masyarakat perkotaan agak berbeda dengan pedesaan, sehingga memerlukan strategi dalam penjangkauan komunitas. Masyarakat kota lebih sulit berkumpul dan ditemui seperti halnya di kota Makassar, oleh karena itu beberapa kader menggunakan strategi kunnjungan ruah ke rumah pada waktu bada maghrib.
(15)
Monitoring dilakukan oleh pihak JHU untuk sistem pelaporan dan teknis di lapangan dengan Penanggung Jawab Pimpinan Wilayah Aisyiyah, Pimpinan Daerah Daerah dan para Kader Motivator. Koordinasi pertama di Sulsel dilakukan pada tanggal 16 Juni 2016 sekaligus dengan Launching program Skata. Pertemuan monitoring dan koordinasi juga dilakukan di 3 Kabupaten di Sumut yaitu Kota Medan, Deliserdang dan Asahan pada tangga 14 April 2016 di Ruang pertemuan PDA Kota medan. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh PWA Sumut, PDA Kota Medan, Deliserdang dan Asahan.Tujuan dalam pertemuan tersbut.Dari JHU diwakili oleh 3 Orang yakni Ibu Nurjani Rasyid, Bu Allya dan Bapak Heri Haeruddin. Bu Allya perwakilan dari JHU menjelaskan bahwa untuk pertemua hari ini pada dasarnya untuk saling dialog berjalannya program keluarga berencana Pilihanku. Dalam hal ini diharapkan tiap ‐ tiap kabupaten nantinya bisa menerangkan tentang kegiatannya di masing‐masing kabupaten. Pada pertemuan dibicarakan rencana teknis penjangkauan kader, koordinasi Personal dan kelompok terus dikerjakan, namun sebisa mungkin jangan kelompok saja atau personal konseling saja. Tetapi bila ada yang Konseling personal sajapun terus di motivasi, sehingga nantinya juga bisa melakukan kegiatan kelompok.
Rapat Koordinasi dan monitoring juga diselenggarakan oleh JHU bersama penanggung Jawab Program Pilihanku PWA Sulsel, PDA Kota Makasar, Gowa dan Bulukumba pada tanggal 16 – 17 Juni 2016 di Gedung Serbaguna `Aisyiyah Kota Makasar. Pada rapat koordinasi tersebut dibahas terkait dengan optimalisasi penggunaan tablet sebagai alat komunikasi dalam melakukan sosialisasi, tentang peta sebaran pada suatu wilayah terkait dengan jumlah kader, target PUS, jejaring yang dapat diajak kerjasama.
(16)
Pelaporan kegiatan dari koordinator kecamatan kepada Pimpinan Daerah (Koordinator Propinsi/Kabupaten) disepakati setiap tanggal 27 setiap bulannya. Kemudian proses entri data kegiatan kader dilakukan oleh administrator propinsi/kabupaten dan dikirim secara serempak pada tanggal 5 setiap bulannya kepada Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah, JHU CCP, dan JHU Pusat. Adapun laporan penjangkauan sampai bulan Mei 2016.
H. The Positive Aspects of Conducting the Activities 1. Lesson learn
a. Adanya program “Pilihanku” banyak distribusi dalam meningkatkan pengetahua, minat bahkan perilaku masyarakat di wilayah atau Kabupaten terpilih untuk menjadi akseptor KB, terutama KB jangka panjang. Mitos‐mitos yang tadinya berkembang di masyarakat tentang IUD yang berjalan, implant yang sebagian masyarakat menganggap adalah haram hukumnya karena sama seperti susuk sehingga saat meninggal harus diambil terlebih dahulu. Mitos mitos lainnya yang terkait dengan dampak negative dari alat kontarsepsi yang menyebabkan masyarakat menjadi resah, akhirnya dapat diluruskan oleh para kader yang memberikan sosialisasi baik personal maupun kelompok. Berdasarkan hasil laporan bulanan mayoritas masyarakat yang hadir dalam penjangkauan menyatakan tertarik pada topik ‐ topik yang disampaikan kader tentang KB, baik dari segi jenis jenis alat kontrasepsin, metode nya, manfaat dan kelebihan dari metode KB, cara memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan, tempat memperoleh informasi lebih lanjut dan pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang.
b. Adanya implementasi program “Pilihanku” jejaring `Aisyiyah di tingkat wilayah/Kabupaten/Kota semakin erat dengan BKKBN, seperti di Kota Makasar, Kota Medan, Deli serdang sudah mempunyai MOU dengan BKKBN. Hal ini akan berdampak positif dalam memperluas informasi dan
(17)
upaya mengajak masyarakat untuk aktif mengikuti Program Keluarga berencana.
c. Meskipun faktor geografis masih menjadi kendala, namun banyak hal positif dengan adanya penjangkauan yang diperluas sampai daerah yang jauh, agar semua masyarakat dapat mengakses informasi tentang KB dengan lebih jelas. Ranting‐ranting baru `Aisyiyah juga bermunculan sebagai dampak positif selama implementasi Program “Pilihanku” seperti Ranting Baru `Aisyiyah di Kabupaten Gowa. Kabupaten Bulukumba untuk penjangkauan dapat melebihi target per bulannya meski faktor geografis juga berpengaruh dalam proses penjangkauan, namun hal ini tidak membuat para kader menyerah untuk menyebarkan informasi yang positif, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku masyarakat terkait dengan KB.
I. Tantangan
Tantangan dalam pelaksanaan program ini antara lain :
1. Banyaknya masyarakat yang belum ber KB dan masih sedikit jumlah PUS yang menggunakan KB Jangka panjang.
Data sementara yang diperoleh berdasarkan laporan bulanan kader sampai bulan Mei, masih banyak peserta PUS yang belum melakukan KB sebagaimana data berikut :
(18)
Distribusi PUS yang Belum Mengikuti Program KB
Pada grafik di atas dapat diketahui distribusi masyarakat yang belum KB berdasarkan data yang diperoleh sampai periode Mei 2016 adalah sebesar 673 orang, kemudian Kabupaten deliserdang sejumlah 464. Untuk total dari 6 Kabupaten/Kota sejumlah 1274 orang. Lebih detilnya metode KB pada 6 Kabupaten/Kota dapat diketahui pada tabel berikut :
Tabel 9. Distribusi Metode KB Pada 6 Kabupaten/Kota Kabupaten
/Kota
Metode Kontrasepsi
Suntik Pil Implant Kondom Tidak
KB
IUD Spiral Kontab Mal MOW Kalender Alami
Makasar 8 0 2 0 5 5 0 0 0 0 0 0
Gowa 15 7 2 0 39 0 0 0 0 0 0 0
Bulukumba 1232 356 106 16 673 23 0 0 0 7 0 14
Medan 93 0 0 0 70 0 0 5 1 45 50 6
Deliserdang 397 392 96 65 464 72 0 0 0 44 0 0
Asahan 133 49 34 17 23 8 1 6 4 50 10 1
Total 1878 804 240 98 1274 108 1 11 5 146 60 21
Pada tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa metode kontrasepsi yang digunakan oleh masyarakat masih banyak yang menggunakan KB Suntik, Pil, Implant dan Kondom, sedangka yang menggunakan Kontab sejumlah 6 orang, Mal 5 orang, MOW 146, kalender 60 dan menggunakan metode alami sejumlah 21 orang.
0 100 200 300 400 500 600 700
Belum mengikuh Program KB
(19)
Berdasarkan data distribusi metode KB yang digunakan masyarakat, masih membutuhkan motivasi para kader untuk terus melakukan sosialisasi, agar masayarakat yang belum ber KB dapat mengikuti KB dengan berbagai pilihan metode KB, dan yang belum menggunakan jangka panjang dapat beralih untuk memilih KB jangka panjang.
2. Masih sedikitnya PUS yang menyadari bahwa “pilihanku” dalam menggunakan alat kontrasepsi merupakan hak setiap PUS dan KB tidak semata‐mata adalah alat kontrasepsi menyebabkan masyarakat belum merasa penting untuk mencari informasi secara komprehensif tentang KB; dan menganggap adanya gangguan atau ketidakcocokan dalam menggunakan alat kontrasepsi sebagai hal yang lumrah.
(20)
LAMPIRAN 1 FOTO FOTO KEGIATAN PELATIHAN KADER PILIHANKU
Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kab. Bulu Kumba
Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kota Medan
Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kab. Deliserdang
Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kab. Asahan
(21)
LAMPIRAN 2 FOTO FOTO KEGIATAN MENTORSHIP
(22)
LAMPIRAN 3. FOTO FOTO KEGIATAN KOORDINASI
(23)
LAMPIRAN 4. FOTO FOTO KEGIATAN PENJANGKAUAN
(24)
(1)
metode KB, dan yang belum menggunakan jangka panjang dapat beralih untuk memilih KB jangka panjang.
2. Masih sedikitnya PUS yang menyadari bahwa “pilihanku” dalam menggunakan alat kontrasepsi merupakan hak setiap PUS dan KB tidak semata‐mata adalah alat kontrasepsi menyebabkan masyarakat belum merasa penting untuk mencari informasi secara komprehensif tentang KB; dan menganggap adanya gangguan atau ketidakcocokan dalam menggunakan alat kontrasepsi sebagai hal yang lumrah.
(2)
20 LAMPIRAN 1 FOTO FOTO KEGIATAN PELATIHAN KADER PILIHANKU Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kab. Bulu Kumba Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kota Medan Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kab. Deliserdang Pelatihan Kader “PILIHANKU” Kab. Asahan
(3)
LAMPIRAN 2 FOTO FOTO KEGIATAN MENTORSHIP
(4)
22
LAMPIRAN 3. FOTO FOTO KEGIATAN KOORDINASI
(5)
LAMPIRAN 4. FOTO FOTO KEGIATAN PENJANGKAUAN
(6)
24