Pengaruh Intensitas Menonton Program “Berita 5” di Simpang 5 TV Terhadap Tingkat Pengetahuan Kebudayaan Kabupaten Pati Pada Remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati

(1)

Pengaruh Intensitas Menonton Program “Berita 5” di Simpang 5 TV Terhadap Tingkat Pengetahuan Kebudayaan Kabupaten Pati Pada Remaja di Desa Langgenharjo

Kecamatan Juwana Kabupaten Pati SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S-1) Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

FAJAR ADHI KURNIAWAN 20120530140

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2017


(2)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS PENULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fajar Adhi Kurniawan

NIM : 20120530140

Judul Skripsi : Pengaruh Intensitas Menonton Program “Berita 5” di Simpang 5 TV Terhadap Tingkat Pengetahuan Kebudayaan Kabupaten Pati Pada Remaja di Desa Langgenharjo

Kecamatan Juwana Kabupaten Pati

Menyatakan bahwa penulisan skripsi saya adalah hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan sumbernya. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan skripsi ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat, apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Yogyakarta, 14 April 2017 Yang Menyatakan


(3)

iv

MOTTO

Orang yang tak pernah jatuh itu biasa, tetapi orang yang jatuh bangun kembali itu luar biasa

(Mirabeau)

Para pemenang berpikir tentang apa yang dapat dan akan mereka lakukan. Orang-orang yang gagal berpikir terus tentang apa yang tidak dapat dan

seharusnya mereka lakukan. (Trustco, p81)

Siapa yang merintis jalan mencari ilmu pengetahuan maka Allah akan memudahkan baginya jalan masuk ke surga.

(H.R. Muslim)

Lakukan apapun yang ingin kau lakukan, jalankan apa yang sepatutnya kau jalankan, jika masih menemui kegagalan jangan lupa masih ada Tuhan yang


(4)

v

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang tiada terhingga aku ucapkan Alhamdulillahi robill

‘alamin kepada ALLAH SWT. Karena dengan ridhoNya akhirnya aku dapat

menyelesaikan sebuah karya kecil ini yang aku persembahkan untuk orang-orang yang aku sayangi.

1. Bapak Teguh Asroyo, S.Farm., Apt. dan Ibu Heni Sutriningsih, S.Keb. orang tuaku tercinta, untaian kata terima kasih tak kan pernah cukup untuk membalas segala apa yang telah kalian berikan kepadaku selama ini baik berupa materiil, dukungan, dan doa restu. Hanya doa dan baktiku kepada kalian yang bisa aku lakukan.

2. Buat adekku Shafira Ayu Rahmadhita sehat selalu sukses semua urusannya, terima kasih atas segala do’a dan semangatnya.

3. Bapak Dr.Ir Gunawan Budiyanto, M.P selaku Rektor Universitas Muhammadiyh Yogyakarta.

4. Bapak Haryadi Arief Nuur Rasyid , SIP., M.Sc selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Buat Ibu Dr. Suciati, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing yang sudah sabar dan selalu tersenyum ketika membimbing saya, terima kasih atas segala kesabaran dan ilmunya.

6. Dosen penguji 1 Mbak Ayu Amalia, S.Sos., M.Si. Terima kasih sudah memberikan masukan, saran untuk menyelesaikan skripsi ini juga respon yang ramah dan positif yang secara tidak langsung memberikan semangat.


(5)

vi

7. Dosen penguji 2 Mas Budi Dwi Arifianto, S.Sn., M.Sn. Terima kasih sudah memberikan masukan, saran untuk menyelesaikan skripsi ini juga respon yang ramah dan positif yang secara tidak langsung memberikan semangat.

8. Teman / sahabat seperjuangan dari SMP – SMA sampai di Yogyakarta Aditya Junistika Capilano a.k.a Kiwil.

9. Temen – temen dari SMA AN Fadly, S.T. , Dian Lita Pratiwi, Bagus Ardianto a.k.a bob, Ali Jubaidi, Ratih Wasis, Rio Hary Marta.

10. Teman-teman, keluarga, sahabat selama di Yogyakarta Fariel Amri, S.H. a.k.a semok, Ragil Setyawan, S.E. a.k.a bison , Wahyu Dwi Hariyanto a.k.a kancil, Charles Eka Dinata a.k.a sapi, Alkhis Afriza a.k.a balak bendil, Hadziky B Azra, S.IP a.k.a plonco, Syaiful Husyn a.k.a sadam husen, Royyan Riyandho a.k.a badak, Yerry Dwi Prasetyo, Derry Adya Karega, Jeho Fathoni, S.P. a.k.a jeho, Doni Windhartono a.k.a gembong, Febrinandho a.k.a mas boy, New Kristian Narawangsa a.k.a penyu, Vina Yunistiani, S.E. , Tiara Agnesya, S.Pd , Hesti Risatina, S.E. , KMPP Yogyakarta Komisariat UMY. Terima kasih sudah memberi dukungan serta kasih sayangnya.

11. Teman – teman Komunikasi 2012 dan Broadcasting 2012 tetep #Kancabroadcast selawase.

12. Keluarga dan sahabat Cinema Komunikasi (CIKO) UMY, Lab IK, Yogya teramat istimewa dan semua orang yang saling memberikan cinta dan


(6)

vii

kasihnya, terima kasih sudah menularkan cinta dan kasih sayang kepada saya.

13. Seluruh dosen dan staff Ilmu Komunikasi, Pak Jono, Pak Mur, Mbak Siti. Terima kasih sudah menjadi pusat informasi dan partner yang baik.

14. Konco kontrakan Pak muji Agil Atma Aji, S.I.Kom. , Bibit Darmawan, Abiyoga Bimo.

15. Didukung oleh Angkingan Kopi_RoTeh, Burjo Motekar, Angkringan si Boy (Lekman), Kantin Anugerah UMY (Bu Heni, Bu Par, Ibu), Kopi Gayo Tamsis, Kopi Aceh Jay, Angkringan Minten, Bolone Cafe (Pak Adi), Pak Muji kontrakan Godean, Kontrakan Nitiprayan, Kos – Kosan Mbah Min.

Tak ada habisnya kata terima kasih saya ucapkan atas dukungan dari segi apapun. “Tetep sedulur selawase”

Penulis


(7)

viii

KATA PENGANTAR

Penulisan skripsi ini merupakan penelitian yang memaparkan hasil penelitian. Perhatian dalam skripsi ini hanya sekedar untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh media dalam member pengetahuan untuk masyarakat.

Skripsi ini terdiri dari 4 bab, dalam bab I membahas mengenai beberapa sub bab diantaranya, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konseptual, definisi operasional dan metode penelitian.

Bab II mengenai subjek penelitian dengan membahas gambaran umum subjek dan lokasi penelitian.

Bab III mengenai hasil penelitian yang terdiri dari berbagai langkah diantaranya Pengujian Kuesioner, Uji DeterminasiUji Regresi.

Bab IV mengenai kesimpulan dan saran.

Banyaknya literatur baik dalam bentuk artikel, hingga jurnal mengenai pengaruh intensitas menonton baik objek maupun subjek yang berbeda – beda.

Yogyakarta, 17 Maret 2017


(8)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

1. Manfaat Teoritis ... 12

2. Manfaat Praksis ... 13

E. Kajian Teori ... 13

1. Komunikasi Massa ... 14

2. Efek komunikasi massa ... 17

3. Ranah Kognitif ... 19

4. Pengukuran Pengetahuan ... 23

F. Kerangka Pemikiran ... 24

G. Definisi Konseptual dan operasional ... 24

1. Definisi konseptual ... 24

2. Definisi operasional ... 26

H. Hipotesis Penelitian ... 29

I. Lokasi Penelitian ... 29

J. Metodologi Penelitian ... 30

1. Jenis Penelitian ... 30

2. Populasi dan Sample ... 30


(9)

x

4. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan data ... 33

K. Metode analisis data ... 38

1. Regresi Linier Sederhana ... 38

BAB II GAMBARAN UMUM KESENIAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PATI, DESA LANGGENHARJO, REMAJA PATI DAN SIMPANG 5 TV ... 39

A. Gambaran umum ... ...39

1. Budaya kesenian ... 39

B. Gambaran remaja di Kabupaten Pati... 47

C. Gambaran Desa Langgenharjo ... 47

D. Profil Simpang 5 TV ... 50

E. Deskripsi Program Berita 5 di Simpang 5 TV ... 55

F. Penelitian Terdahulu ... 60

BAB III HASIL DAN ANALISIS DATA ... 63

1. Uji Validitas ... 63

2. Uji Reliabilitas ... 66

B. Karakteristik Responden ... 67

C. Deskripsi Variabel ... 70

D. Uji Determinasi. ... 93

E. Uji Regresi. ... 94

F. Pembahasan ... 98

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Kesenian Kabupaten Pati... ... 39

Tabel 2.2 Budaya Tradisi Kabupaten Pati... 45

Tabel 2.3 Peninggalan Sejarah... ... 46

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Intensitas Menonton... ... 63

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan... ... 63

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas... ... 66

Tabel 3.4 Deskripsi Statistik Intensitas Menonton... ... 70

Tabel 3.5 Pengelompokan Kriteria Responden Berdasarkan Seberapa sering Menonton berita 5 TV simpang lima ... 71

Tabel 3.6 Pengelompokan Kriteria Responden Berdasarkan Seberapa lama Menonton berita 5 TV simpang lima ... 72

Tabel 3.7 Pengelompokan Kriteria Responden Berdasarkan Seberapa serius Menonton berita 5 TV simpang lima ... 72

Tabel 3.8 Pengelompokan Kriteria Responden Berdasarkan Seberapa Memperhatikan menonton berita 5 TV simpang lima ... 73


(11)

xii

Tabel 3.10 Pengelompokan Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat

pengetahuan... 78

Tabel 3.11 Tingkat Pengetahuan Indikator Tahu ... 79

Tabel 3.12 Tingkat Pengetahuan Indikator Faham... ... 81

Tabel 3.13 Tingkat Pengetahuan Indikator Aplikasi... ... 84

Tabel 3.14 Tingkat Pengetahuan Indikator Analisi... 86

Tabel 3.15 Tingkat Pengetahuan Indikator Sintesis... ... 88

Tabel 3.16 Tingkat Pengetahuan Indikator Evaluasi... ... 90

Tabel 3.17 Hasil Uji Determinasi... 92


(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tradisi Unik Perang Berkat... ... 10

Gambar 1.2 Pentas Seni Tahunan Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya... ... 11

Gambar 1.3 Haul Simbah Ki Ageng Imam Puro ke.X... ... 11

Gambar 2.1 Tradisi Perang Berkat... ... 57

Gambar 2.2 Sedekah Bumi Mbah Ngasem... ... 57

Gambar 2.3 Kirab Budaya... 58

Gambar 2.4 Tradisi Perang Ikan Bulan Sya’ban... ... 58

Gambar 2.5 Sedekah Bumi Mbah Ngasem... ... 59

Gambar 2.6 Barongsai dan Leang Leong... ... 59

Gambar 3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur... ... 67

Gambar 3.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... ... 68

Gambar 3.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 69

Gambar 3.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Seberapa sering intensitas menonton ... 74

Gambar 3.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Seberapa sering intensitas menonton. ... 75

Gambar 3.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Seberapa sering intensitas menonton ... 76


(13)

xiv

Gambar 3.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Seberapa sering


(14)

(15)

xiv ABSTRAK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial Politik

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Broadcasting

Fajar Adhi Kurniawan (20120530140)

“PENGARUH INTENSITAS MENONTON PROGRAM BERITA 5 DI SIMPANG 5 TV DI SIMPANG 5 TV TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KEBUDAYAAN PADA REMAJA DI DESA LANGGENHARJO KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI” Tahun Skripsi : 2017 + 120 hal + 29 hal lampiran + 23 Tabel + 17 Gambar

Intensitas menonton televisi merupakan salah cara dalam memperoleh pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Intensitas remaja dalam menonton program Berita 5 di Simpang 5 TV, Tingat pengetahuan remaja tentang kebudayaan di Kabupaten Pati , dan Hubungan pengaruh intensitas menonton program Berita 5 di Simpang 5 TV terhadap tingkat pengetahuan kebudayaan pada remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat intensitas remaja dalam menonton program Berita 5 di Simpang 5 TV termasuk sedang, Tingkat pengetahuan remaja mengenai kebudayaan juga termasuk sedang, dan Terdapat hubungan positif antara intensitas menonton program Berita 5 di Simpang 5 TV dengan tingkat pengetahuan kebudayaan.

Nilai Adjusted R Square uji determinasi pengaruh intensitas menonton program Berita 5 di Simpang 5 TV terhadap tingkat pengetahuan kebudayaan lokal di Kabupaten Pati pada Remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati yaitu sebesar 0,216, berarti sebesar 21,6% perubahan dari variabel tingkat pengetahuan kebudayaan lokal dapat dijelaskan oleh variabel intensitas menonton program berita 5 di Simpang 5 TV di dalam model, sedangkan sisanya sebesar 78,4% adalah dijelaskan diluar model tersebut diatas. Sedangkan uji regresi y = 0,999 + 0,674X berdasarkan persamaan regresi linear tersebut dapat dianalisis konstanta sebesar 0,999 menyatakan bahwa sebelum menonton tingkat pengetahuan sebesar 0,999. Koefisien variabel X sebesar 0,674 mengartikan bahwa setiap ada penambahan 1 nilai maka variabel Y akan mengalami kenaikan sebesar 0,674. Sampel penelitian ini sebanyak 86 remaja. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara. Alat pengumpul data telah diujicobakan dan dapat dinyatakan valid dan reliabel. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis eksplanatif dilanjutkan uji determinasi dan regresi. Kata kunci: intensitas menonton, program berita televisi, pengetahuan budaya


(16)

xv

Abstract

Muhammadiyah University of Yogyakarta Faculty of Social and Political Sciences Departement of Communication Sciences Broadcasting concentration

Fajar Adhi Kurniawan (20120530140)

“The influence of the intensity of watching news program 5 on the simpang 5 TV on the level of knowledge culture in teenagers in the Langgenharjo ,Juwana Pati” Thesis year: 2017 + 120 pages + 29 pages of lampiran +23 Tabel + 17 Images

The intencity of watching television is the way to get knowledge. The purpose of this research is to know the type of teenagers intencity in watching news program 5 in Simpang 5 TV, the level of teenagers’ knowledge in Pati’s culture and the relation of influence intencity in watching news program 5 in Simpang 5 TV on the level of knowledge culture in the Langenharjo village, Juwana Pati. The research result showed the intensity level of teenagers in watching news program 5 on the Simpang 5 Tv is moderate, the level of teenagers’ knowledge is moderate, and there are a positive relation between intensity in watching news program 5 on the Simpang TV with the level of knowledge culture ,

The value of Adjusted R Square determination test in the influence of the intensity of watching news program 5 on the Simpang 5 TV on the level of local culture knoeledge in kabupaten to teenagers in the Langgenharjo village, juwana Pati is 0,216, it shows that 21,6 % of a change from a variable local knowledge culture can be explained by the intensity in watching news program 5 on Simpang 5 TV in the model, while the rest of 78,4 % are explained out model above, and the regression test y = 0,999 + 0,674X. Based on the equation of linear regression, it can be analyzed the influence of a variable x ( intensity in watching news program 5 on theSimpang 5 TV ) on variables y ( the level of knowledge culture ) is:. The constant is 0,999 show that knowledge before watching television is 0,999. The coefficient of variable is 0,674 x it is implying that there is the addition of 1 value, therefore variable y would be increased by 0,674.On the other hand, if variable values x decreases 1 then variable y will also decrease by 0,674. This research uses quantitative approach. The research sample was 86 of teenagers .The sample used technique. Instrument data collection used kuisioner and interview. Instrument gatherer data had tried out and could be stated as valid and reliabel .Data analysis technique that used was eksplanatif analysis and determined and regression test.


(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai komunikasi, tidak terlepas dari bagaimana komunikasi dilakukan. Pada dasarnya komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara lisan, secara tatap muka, maupun melalui media. Komunikasi bermedia (mediated communication) yaitu sebuah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. Komunikasi ini disebut juga komunikasi tidak langsung (indirect communication) dan sebagai konsekuensinya arus balik (feedback) tidak terjadi pada saat proses komunikasi berlangsung. (Effendy, 2004:5)

Seperti dijelaskan William G. Scott mengutip pendapat Babcock dalam Thoha (1977) dan dikutip kembali oleh Tommy Suprapto dalam buku ”Pengantar Teori

Komunikasi”, mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi proses

komunikasi, yaitu Perbuatan, Adegan, Pelaku, Perantara, dan Tujuan (Suprapto, 2006:7-8).

Industri media telah berada di dalam perubahan yang cepat. Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Komunikasi selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan dalam komunikasi ini adalah untuk


(18)

2

didapatkannya kemudahan dalam berkomunikasi dan agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan mudah. Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini tak dipungkiri lagi bahwa setiap individu dalam melakukan komunikasi tidak pernah lepas dari peran teknologi.

Media penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karena itu, seperti politik atau ekonomi media massa khususnya media penyiaran merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. (Morissan, 2008:14).

Terlepas dari hal itu, seperti tercantum dalam Pengesahan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang merupakan tonggak penting bagi eksistensi televisi lokal, karena merupakan payung hukum resmi dandemokratis bagi penyiaran di tanah air. Televisi lokal yang hadir dengan spirit otonomidaerah, sangat dirasakan dampak kehadirannya sebagai warna baru dunia penyiaran tanah air. Berbagai daerah selama ini disadari kurang optimal diangkat dalam wujudaudio visual. Dengan dimikan kehadiran televisi lokal, menjadi solusi penting untuk haltersebut. Dibungkus dengan kemasan lokal yang kental, televisi lokal selalu berupaya mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat, dengan kearifan lokal yang berbeda-beda. Paket tayangan yang bermaterikan sosial, budaya, pariwisata,ekonomi, dan unsur kedaerahan lainnya tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat tersebut, demi optimalisasi pembangunan setempat.


(19)

3

Morissan (2008:105) menyatakan bahwa stasiun penyiaran televisi lokal merupakan stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten.Televisi lokal mempunyai kekuatan tersendiri yaitu pada kelokalannya yang tidak mungkin disaingi oleh stasiun televisi lain. Persoalannya tinggal bagaimana televisi swasta lokal menciptakan, memproduksi dan mengemas program yang berkonten lokal, seperti berita lokal, kegiatan, peristiwa masyarakat lokal, pendidikan dan hiburan lokal. Kekuatan televisi swasta lokal berada pada kedekatan televisi dengan masyarakat daerah.

Televisi lokal mampu mengatur keinginan masyarakat setempat, dengan program siaran yang banyak mengandung muatan lokal ataupun menggunakan pengantar bahasa daerah setempat. Setiap televisi lokal didaerah tertentu selalu mempunyai program atau misi yang di unggulkan agar televisi tetap hidup di daerah tertentu.

Kehadiran televisi lokal melalui beberapa isi konten acaranya diharapkan dapat menghidupkan kembali budaya-budaya asli daerah yang sudah enggan diminati dan dilestarikan oleh masyarakatnya sendiri. Ada beberapa alasan mengapa televisi lokal memungkinkan memiliki daya tarik, misalnya, karena adanya unsur kedekatan (proximity) emosional setiap program yang ditawarkan dengan kognisi warga masyarakat setempat.

Terkait dengan pembahasan mengenai peran media lokal dengan identitas lokal ini Delgado (dalam Lusting &Koester, 2003:145) mengatakan bahwa beberapa


(20)

4

aspekidentitas cultura lseorang bisa dibangkitkan (activated) tidak saja melalui pengalaman langsung melainkan juga melalui reportase / apa yang disajikan media,misalnya melalui penggambaran artistik di mana didalamnya terkandung tema-tema budaya tertentu dengan pertunjukan-pertunjukan musik yang diidentifikasikan dengan suatu kelompok kebudayaan tertentu; dan melalui berbagai pengalaman dengan orang-orang atau media mediayang lain.

Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi, realitas tangan kedua (second hand reality), memberikan status, dan menciptakan stereotip dengan singkat, kita menceritakan peranan media massa dalam membentuk citra. Tetapi pengaruh media massa dalam mempertahankan citra yang sudah dimiliki khalayaknya.

Terkait hal itu, kebudayaan merupakan sesuatu hal yang kompleks, mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnnya didalam lingkungannya.

Kabupaten Pati adalah salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang memiliki beberapa kesenian jawa dan budaya lokal. Kesenian khas daerah antara lain yang dapat dinikmati yaitu seni wayang, barongan, wayang dan Ketoprak. Tercatat


(21)

5

ada 33 kesenian dan 11 tradisi yang ada di Kabupaten Pati (sumber: Dinas Kebudayaan dan Pemuda Olahraga Kabupaten Pati)

Tabel 1.1

Data Perkembangan Kesenian dan Event Budaya

Tahun 2014 Tahun 2016

Data jenis kesenian 33 jenis kesenian 31 jenis kesenian Event lokal 3 kali dalam setahun 1 kali dalam setahun

Tahun 2014 Tahun 2016

Parade seni (Batik Night Carnival)

1 kali Tidak ada

Promosi media - -

Dana pembinaan - -

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pemuda Olahraga Kabupaten Pati)

Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Terlihat pada tabel 1.1 dimana terjadi penurunan terhadap jenis kesenian, event lokal, dan parade seni yang terjadi di Kabupaten Pati beberapa tahun terakhir ini. Melihat realitas tersebut dibutuhkan cara dalam mempertahankan kebudayaan lokal tersebut.

Modernisasi dalam berbagai sendi kehidupan mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup dan untuk mempermudah berbagai macam kepentingan hidup.


(22)

6

Namun tanpa mereka sadari hal tersebut dibarengi dengan proses pengikisan budaya lokal. Hal yang sangat ironis adalah peran remaja dalam melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia yang semakin menipis. Kebudayaan lokal dapat dipertahankan dengan adanya peran dari para remaja sekitar. Pemuda pemudi saat ini semakin dimanjakan dengan adanya kemajuan teknologi yang ada. Secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir mereka. Budaya luar yang masuk ke Indonesia seperti budaya K-POP juga termasuk salah satu penyebab remaja saat ini tidak lagi tertarik dengan kebudayaan lokal. Karena pengaruh dari lingkumgan sekolah akan marak nya budaya K-POP sehingga banyak remaja memilih untuk berpindah kekebudayaan modern dari pada kebudayaan lokal.

Terlihat pada tabel 1.1 bahwa event lokal yang pada tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam setahun, kini di tahun 2016 hanya dilaksanakan 1 kali dalam setahun. Penurunan yang sangat signifikan ini juga merupakan dampak adanya budaya modern yang saat ini berkembang di masyarakat. Harus ada langkah-langkah untuk tetap melestarikan kebudayaan lokal seperti, diadakannya ekstra kulikuler sekolah yang berkaitan dengan kebudayaan lokal, event-event kebudayaan lokal ditingkatkan lagi, serta adanya modifikasi kebudayaan lokal tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan lokal itu sendiri. Ketahanan seni ketoprak di tengah hantaman badai modernisasi yang tak berkesudahan. Redaksi kami pernah mencatat, seni ketoprak di Pati dalam perjalanannya hampir hilang ditelan popularitas dangdut koplo yang kian menggejala memasuki setiap ranah kehidupan wong Pati, mulai dari acara sunatan, pernikahan, hingga sedekah bumi (sumber :


(23)

http://www.direktoripati.com/pati-kota-7

ketoprak-city-of-ketoprak.html diakses pada hari senin 5 Desember 2016 pukul 20.30).

”Melihat semakin ditinggalkannya budaya dan kesenian daerah itu, membuat kami prihatin dan mencoba mengenalkannya kembali kepada kaum muda. Oleh karenanya kami memilih menampilkan kesenian itu di kompleks Stadion Joyokusumo, yang notabenenya menjadi tempat tongkrongan anak-anak muda di Pati. Kami harap pementasan ini bisa menjadi edukasi kepada masyarakat, bahwa kesenian Pati tak kalah cantik dengan budaya modern,” kata ketua panitia, sekaligus fungsionaris KAAP Agus Dliyaul Humam, kemarin. Bahkan tak sedikit dari penonton yang rata-rata anak-anak muda yang baru tahu ada kesenian itu di daerah mereka.”Ternyata ada ya kesenian namanya angguk di Pati. Baru kali ini tahu ada kesenian itu, karena sejak kecil tidak pernah melihatnya,” kata Kiki Primalisty, warga Semirejo, Gembong (http://patinews.blogspot.co.id/2014/06/budaya-lokal-pati.html diakses pada selasa 6 Desember 2016 pukul 21.00).

Eksistensi seni tari di Kabupaten Pati minim perhatian. Sejumlah agenda dan perlombaan seni tari yang membawa nama harum Pati, justru tak diperhatikan. Murtisa Sulistin Kusumadewi, pemilik Sanggar Seni Tari asal Desa Tayu Kulon, Kecamatan Tayu mengamini hal tersebut. Ia mengaku, banyak kegiatan seni budaya yang membawa nama Kabupaten Pati, tetapi pemerintah tidak memberinya perhatian.”Kami pernah mewakili Kabupaten Pati untuk masuk lima besar di Jawa Tengah dalam salah kegiatan lomba seni tari. Itu pun kami biayai secara swadaya.


(24)

8

Padahal, biayanya untuk kostum dan musik cukup besar,” ujar Murtisa, Jumat (8/5/2015) (sumber : www.murianews.com diakses pada hari selasa 6 Desember pukul 20.05).

Pendapat dari Fariel Amri mahasiswa asal Pati tentang pengetahuan kebudayaan di Kabupaten Pati, kalau ditanya soal budaya lokal / asli di Kabupaten Pati kalau dari 10 kebudayaan ya aku bisa nyebut 6 kebudayaan. Karena kalau ada hajatan nikah atau yang lain yang jadi andalan ya ngundang acara dangdut. Eksistensi budaya sangatlah ditentukan oleh diketahui atau tidaknya budaya itu sendiri oleh remaja yang menjadi tongkat eksistensi budaya tersebut. Begitu juga dengan Ragil Setyawan mahasiswa asal pati, Sepengetahuanku tentang budaya di Pati kurang begitu ngerti, yang saya tau cuma ada kethoprak, wayang sama tayub yang lain kurang faham. Kalau disuruh nyebutin berapa ya saya cuma bisa ngasi 3 itu yang pasti saya tau.

Perkembangan budaya yang semakin menipis dikalangan remaja akan sangat mempengaruhi kelangsungan dari budaya itu sendiri. Kurangnya perhatian anak muda sangatlah mempengaruhi budaya akan tetap ada atau tidak. Kebudayaan-kebudayaan bangsa sekarang sudah mulai luntur dari masyarakat kita karena masyarakat kita khususnya para pemuda lebih condong senang meniru budaya-budaya luar. Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan lunturmya budaya-budaya daerah membuat budaya yang ada didaerah sedikit demi sedikit mulai hilang.


(25)

9

(Wawancara dengan Kasi budaya dan seni : Sopoyono, S.Ag, M.M). sejalan dengan Sopoyono, S.Ag, M.M selaku Kasi Budaya dan Seni, Ragil Haryo yudiartanto guru sejarah SMA N 2 Pati, pemahaman tentang budaya lokal hanya beberapa orang saja mungkin, aku tanya semacam budaya kentrungan, wayang topeng sonean, mandailing, tari angguk, dll ke murid ku di SMA kebanyakan baru mendengarnya.

Guna mempertahankan kebudayaan lokal yang ada di Kabupaten Pati, Simpang 5 TV sebagai salah satu TV Lokal turut mengambil peran. Simpang 5 TV merupakan salah satu Televisi lokal yang mampu menjadi media komunikasi bagi masyarakat Kabupaten Pati, dan mengarahkan kembali budaya lokal khususnya daerah Kabupaten Pati.

Simpang 5 TV merupakan televisi lokal yang 80% siarannya dari lokal dan untuk lokal, bergaya lokal bukan Jakarta, dan menjadi benar-benar milik lokal. Penajaman dan penambahan program yang khas Pati terus digali, secara khusus Simpang 5 TV juga membentuk tim litbang yang bertugas meneliti budaya khas, bahasa, kebiasaan, peninggalan sejarah untuk dihasilkan mainframe Kabupaten Pati karena Simpang 5 TV tidak mau salah tafsir mengambil partikel tayangan lokal (sumber : PT Simpang Lima Media Televisi).

Secara langsung maupun tidak hal ini dapat membangkitkan kembali kesadaran akan kebanggaan menggunakan bahasa daerah daripada bahasa asing. PT Simpang Lima Media Televisi atau Simpang 5 TV secara administratif mulai diproses


(26)

10

perizinannya di penghujung tahun 2008, mengangkat potensi lokal adalah satu-satunya tujuan pendirian Simpang 5 TV. Simpang 5 TV menghadirkan siaran tradisional untuk publik dengan tujuan agar masyarakat mencintai budaya dan mengembangkannya. (sumber : PT Simpang Lima Media Televisi).

Berita 5 adalah program stripping news update seputar Kabupaten Pati yang tayang setiap hari pukul 19.00 – 19.30 WIB. Program berita lima menyangkan informasi tentang kebudayaan, ekonomi, sosial yang ada di daerah pati. sumber : PT Simpang Lima Media Televisi). Pemilihan program “Berita 5” adalah program berita merupakan media yang sangat pas untuk mendapatkan informasi tentang seputar Kabupaten Pati khusunya tentang kebudayaan terlebih penyampaian informasi dilakukan dengan ringan dan dekat dengan masyarakat di Kabupaten Pati.

Gambar 1.1

Penganugerahan gelar bangsawan oleh keraton Surakarta kepada Bupati Pati


(27)

11 Gambar 1.2

Pentas seni tahunan sebagai bentuk pelestarian budaya

Sumber : Berita 5

Gambar 1.3

Haul Simbah Ki Ageng Imam Puro ke-X


(28)

12

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh terkait dengan pengaruh intensitas menonton program Pawartos Limo di Simpang 5 TV terhadap pengetahuan kebudayaan lokal di Kabupaten Pati khususnya Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah yang ada yaitu:

Seberapa besar Pengaruh Intensitas Menonton Program “Berita 5” di Simpang 5 TV terhadap tingkat pengetahuan kebudayaan lokal di Kabupaten Pati pada remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Intensitas Menonton Program “Berita 5” di Simpang 5 TV terhadap tingkat pengetahuan kebudayaan lokal di Kabupaten Pati pada remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu


(29)

13

komunikasi dan diharapkan dapat menjadi referensi dalam pembelajaran Ilmu Komunikasi khususnya yang berkaitan dengan media massa televisi.

b) Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ilmiah bidang pertelevisian, terutama yang berkaitan dengan meningkatnya pengetahuan akan kebudayaan dan kearifan lokal disuatu daerah.

2) Manfaat Praksis

a) Bagi peneliti

penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai penggunaan media televisi lokal.

b) Bagi Perusahaan

Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah memberikan masukan, kritik dan saran atau referensi dalam hal pengaruh tayangan yang di harapkan oleh masyarakat serta pengaruh yang ditimbulkan.

E. Kajian Teori

Di dalam penelitian ini peneliti membagi teori menjadi tiga bagian yaitu komunikasi massa, efek komunikasi massa dan citra. Ketiga bagian tersebut saling berkaitan dan relevan dengan judul yang diambil oleh peneliti :


(30)

14 1. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dan heterogen (Mulyana, 2000 : 75). Menurut Elizabeth-Noelle Neuman dalam (Rahkmat 1986 : 178) komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.

Adapun karakteristik komunikasi massa

Definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004:7-13) :

a. Komunikasi terlembagakan

Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik.

b. Pesan bersifat umum

Komuikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk


(31)

15

sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, opini. Namum tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonym), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonym, komunikan komunikasi massa adalaqh heterogen, karena terdiri dari berbagai jenis lapisan masyarakat berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang tersebut secara serempak pada waktu bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.


(32)

16

e. Komunikasi menggunakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus, dalam komunikasi massa, pesanharus disusun sedemikan rupa berdasarkan system tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

f. Komunikasi massa bersifat satu arah

Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikian, komunikasi massa bersifat satu arah.

g. Stimulus alat indera terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulus indera bergantung pada jenis media massa. Dalam media massa televise, kita menggunakan indera penglihatan dan indera pendengaran.

h. Umpan balik tertunda

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi


(33)

17

apapun. Efektifitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpang balik dalam komunikasi massa tidak dapat secara langsung menerima reaksi atau tanggapan dari komunikan.

2. Efek komunikasi massa

Komunikasi massa harus mempunyai efek menambah pengetahuan, mengubah sikap, dan menggerakan perilaku kita. Efek yang terjadi pada komunikasi tersebut terdapat pada tiga aspek. Ketiganya adalah efek kognitif, afektif, dan behavioral. (Jalaludin Rahmat, 2005:230)

a. Efek kognitif

Pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio, dan penonton televisi merasa mendapatkan pengetahuan setelah membaca, mendengar, dan menonton. Banyak ilmu pengetahuan yang diperoleh dari komunikasi tersebut, sehingga komunikasi atau media massa tersebut telah berhasil menambah wawasan atau pengetahuan, maka sudah dapat dilihat bahwa komunikasi massa telah mempunyai pengaruh secara kognitif.

Motif kognitif menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. (Rahkmat, 1986 : 203).


(34)

18 b. Efek Afektif

Komunikasi massa juga memberikan dampak atau efek afektif kepada khalayaknya. Efek afektif lebih berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan. Dalam membaca berita sedih dalam majalah atau surat kabar, seseorang juga terseret perasaan sedih. Demikian juga sebaliknya, orang akan merasa gembira ketika menonton peristiwa lucu di televise. Tidak ada orang yang merasa gembira, ketika mendengar dari radio berita jatuhnya pesawat terbang yang mengakibatkan ratusan penumpang meninggal seketika.

Efek afektif dipengaruhi oleh : 1. Rangsangan emosional 2. Rangsangan seksual c. Efek behavioral

Setelah mendapatkan ilmu atau pengetahuan, lalu merasakan sesuatu, maka efek yang terakhir dari komunikasi adalah berubahnya perilaku dari pembaca, pendengar, dan penonton. Bila televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif bila membaca penderitaan orang miskin, lalu tergerak untuk membantunya, maka itu dinamakan efek prososial kognitif. Tetapi bila anda telah mengirimkan wesel kepada penderita tersebut, maka itu disebut efek prososial behavioral.


(35)

19 3. Ranah Kognitif

Kognitif adalah proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Sementara itu Hunt dalam (Darsinah, 2011: 2) mendefinisikan bahwa kognitif adalah tehnik memproses informasi yang disediakan oleh indra.

Perilaku manusia tidak digerakkan oleh motivasi tetapi lebih digerakkan oleh rasio. Kemampuan berpikir seseorang akan menentukan baik buruknya perilakunya. Dengan rasio, manusia lebih memikirkan alasan-alasan tertentu yang mendorongnya untuk berperilaku. Dengan demikian jenis perbuatan yang akan dilakukan akan bebas dipilihnya, apakah itu perbuatan yang baik atau yang buruk (suciati, 2015 : 159).

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan : mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b. Pemahaman : mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.


(36)

20

c. Penerapan : mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

d. Analisis : mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

e. Sintesis : mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

Penelitian ini lebih mengarah pada salah satu perilaku ranah kognitif yaitu pengetahuan, pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1121) kata tahu memiliki beberapa pengertian, antara lain yaitu mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya), mengenal, dan mengerti.

Adapun faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003: 18) faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu:

1) Pendidikan.

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek


(37)

21

yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu (Notoatmodjo, 2003: 18). Tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.

2) Pengalaman.

Menurut teori Determinan yang disampaikan WHO, menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap injek tersebut, di mana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003: 143).

3) Informasi.

Teori Depedensi mengenai efek komunikasi massa disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik, dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktifitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo, 2003: 102).


(38)

22 4) Kepercayaan.

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu (Saifudin, 2002: 130).

5) Umur.

Umur dapat mempengaruhi seseorang. Semakin cukup umur tingkat kemampuan, kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan menerima informasi.

6) Sosial budaya.

Sosial termasuk didalamnya pandangan agama, kelompok etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan, khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya.

7) Status sosial ekonomi.

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonominya baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan massa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah.


(39)

23 4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan yang ada (Notoatmodjo, 2007: 142).

Seseorang dikatakan mengerti suatu bidang tertentu apabila orang tersebut dapat menjawab secara lisan atau tulisan. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan (knowledge). Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang yang bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau jawaban, baik secara lisan maupun tulisan.

Pertanyaan atau tes dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan. Secara umum pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu:

1) Pertanyaan subjektif, misal jenis pertanyaan lisan.

2) Pertanyaan objektif, misal pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), betul-salah dan pernyataan menjodohkan.

Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pilihan ganda dan betul-salah lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat.


(40)

24 F. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

1. Variabel independen (X) menjelaskan hubungan antara intensitas menonton program Pawartos Limo di Simpang 5 TV

2. Variabel dependen (Y) menjelaskan tingkat pengetahuan kebudayaan Kabupaten Pati pada remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati

G. Definisi Konseptual dan operasional 1. Definisi konseptual

Berkenaan dengan penelitian ini, maka berikut ini penulis mengemukakan

konsep dari variabel yang akan diteliti sebagai berikut: a. Intensitas

Intensitas menonton program

Berita 5

” di S

impang 5 TV

Tingkat pengetahuan budaya di Kabupaten Pati pada remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati

 Durasi kegiatan  Frekuensi kegiatan  Kedalaman

 Tahu  Memahami  Aplikasi  Analisis  Sintesis  Evaluasi


(41)

25

Dalam kamus Psychology intensitas adalah kuatnya tingkah laku atau pengalaman, atau sikap yang dipertahankan. Hafi (1996 : 297).Sedangkan menurut Nurkholif Hazim (2005: 191), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha”.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti dapar menyimpulkan bahwa intensitas dapat diartikan aktifitas yang dikerahkan untuk mendapatkan sesuatu dengan tingkatan, ukuran, dan kedalaman tertentu. b. Pengetahuan

Kata “pengetahuan” itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1121) juga memiliki arti, yaitu segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal tertentu.Seseorang dikatakan tahu terhadap sesuatu hal, apabila orang tersebut telah mengetahui dan mengerti tentang sesuatu hal tersebut.

Notoatmodjo (2003: 128) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan seseorang dikumpulkan dan diterapkan mulai dari tahap-tahap, yaitu; (1) kesadaran (awarnes); (2) ketertarikan (interest), (3) pertimbangan (evaluation), (4) percobaan (trial), di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan


(42)

26

apa yang dikehendaki oleh stimulus dan (5) adopsi (adoption), di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Definisi operasional

Definisi operasional adalah menjelaskan tentang operasional variabel penelitian dengan indikator variabelnya. Definisi operasional adalah untuk menghindari berbagai macam penafsiran dari judulpenelitian. Variabel penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel intensitas sebagai variabel independent dan citra sebagai variabel dependent, dengan uraian sebagai berikut :

a) Variabel independent (Intensitas) X

Intensitas adalah intensitas dapat diartikan aktifitas Berita Lima di Simpang 5 TV yang dikerahkan untuk mendapatkan pengetahuan kebudayaan di Kabupaten Pati pada pada remaja di Desa Langgenharjo

Dapat diukur dengan:

1. Tingkat keseringan menonton tayangan program Pawartos Limo dalam satu hari

2. Lamanya menonton tayangan program Pawartos Limo dalam satu hari


(43)

27

3. Tingkat kedalaman menonton tayangan program Pawartos Limo dalam satu hari

b) Variabel dependent (Tingak pengetahuan) Y

Menurut Notoatmodjo (2003: 128), pengetahuan yang dicakup di dalam 6 domain kognitif, yaitu: 1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya antara lain: menyebutkan, menguraikan, menyatakan. Berdasarkan uaraian diatas dapat diketahui seberapa dalam tingkat pengetahuan budaya di Kabupaten Pati pada remaja di desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. pengetahuan apa saja yang mereka dapat tentang kebudayaan lokal atau budaya di desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi objek yang diketahui secara benar. Berdasarkan uaraian diatas dapat diketahui seberapa baik kemampuan memahami informasi tentang budaya


(44)

28

Kabupaten Pati pada remaja di desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Berdasarkan uaraian diatas dapat diketahui seberapa baik proses pengaplikasian informasi tentang kebudayaan pada remaja di desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

4) Analisis

Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Berdasarkan uaraian diatas dapat diketahui seberapa baik proses analisis informasi tentang kebudayaan pada remaja di desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

5) Sintesis

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Berdasarkan uaraian diatas dapat diketahui seberapa baik proses sintesis remaja untuk memproses informasi tentang kebudayaan di desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.


(45)

29 6) Evaluasi

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu. Berdasarkan uaraian diatas dapat diketahui seberapa baik evaluasi yang dilakukan remaja terkait informasi tentang kebudayaan di Kabupaten Pati.

H. Hipotesis Penelitian

- Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh dalam Intensitas Menonton program “Berita Lima” di Samping 5 TV terhadap tingkat pengetahuan kebudayaan di Kabupaten Pati pada remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

- Hipotesis Nihil (Ho)

Tidak ada pengaruh dalam Intensitas Menonton program “Berita Lima” di Samping 5 TV terhadap tingkat pengetahuan kebudayaan di Kabupaten Pati pada remaja di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

I. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langgenharjo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.


(46)

30 J. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya tepat untuk melakukan sesuatu dan “Logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. Jadi metodologi penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencatat, merumuskan dan menganalisis secara tepat dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Narbuko dan Achmadi (2015 : 1).

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatif. penelitian eksplanatif menurut Sugiyono (2010:2) adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan dan penelitian ini berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Oleh karena itu dalam penelitian ini nantinya akan dijelaskan mengenai adanya hubungan interaktif atau timbal balik antara variabel yang akan diteliti dan sejauh mana hubungan tersebut saling mempengaruhi.

2. Populasi dan Sample a. Populasi


(47)

31

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010 : 75). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jumlah penduduk di Desa Langgenharjo sejumlah 6113 ini terbagi penduduk laki-laki 3134 jiwa dan penduduk perempuan 2978 jiwa. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah 608 (hanya diambil remaja). Sedangkan menurut Singarimbun dan Effendi, (1989:152) populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.

b. Sample

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:75). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah para remaja dan dewasa berdasarkan klasifikasi umurnya. Mengingat jumlah populasi yang besar dan keterbatasan waktu dan biaya penelitian, maka cara untuk menghitung ukuran sample didasarkan pada pendugaan proporsi populasi. Misalnya berapa persen dari populasi menonton televisi, berapa persen tidak. Rumus yang sederhana untuk ini adalah Yamane dalam Rakhmat, (2012:82).


(48)

32

� =

N. d + 1

N

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Diketahui jumlah populasi sebesar N = 608 dan tingkat presisi yang ditetapkan 10 %. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sample (n) sebagai berikut :

� =

N

N.d2+

=

. , 2+

=

. , +

=

.

= 86

Dengan demikian maka, jumlah sample dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 86 responden remaja yang memenuhi kriteria : a. Remaja usia 17-21 thn

b. Pendidikan SMA atau sederajat


(49)

33 3. Teknik Pengambilan Sample

Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah teknik cluster. Teknik ini menghendaki adanya kelompok – kelompok yang ada pada populasi. Jadi populasi sengaja dipandang berkelompok- kelompok, kemudian kelompok itu tercermin sampel (Narbuko dan Achmadi, 2015 : 117-118).

Desa Langgenharjo ini terdiri dari 6 dukuh yaitu Dukuh Kincir Kulon, Dukuh Kincir Tengah, Dukuh Kincir Wetan, Dukuh Langgen, Dukuh Langgen Sawahan dan Dukuh Karang Tawang. Pengambilan sample tersebut akan diundi secara rundom atau acak.

4. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan data 1) Data Primer

Sumber data ini langsung diperoleh dari individu yang menjadi subjek penelitian, dimana data ini berasal dari kuesioner yang disebar kepada responden yang telah ditentukan.

2) Data Sekunder

Sumber data ini diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara dsan sifatnya saling melengkapi. Data sekunder didapat dari sumber daftar pustaka yang mendukung penelitian dan sebagai dasar pemahaman terhadap objek penelitian.


(50)

34 a. Teknik Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian ini adalah : 1. Kuesioner

Pada tahapan ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada responden secara langsung untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak. Metode kuesioner sendiri adalah suatru daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. (Narbuko dan Achmadi, 2015 : 76).

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 1-5 untuk mewakili pendapat dari responden. Nilai untuk skala tersebut adalah :

a. Sangat Setuju : 5

b. Setuju : 4

c. Ragu – Ragu : 3 d. Tidak setuju : 2 e. Sangat Tidak Setuju : 1

b. Uji validitas dan reliabilitas instrumen instrumen penelitian 1) Uji Validitas


(51)

35

Menurut Singarimbun dan Effendi, (1989:124) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.. Instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrument yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Menurut Rahkmat, (2012: 18) Validitas. Sebenarnya kita tidak pernah mengukur objek. Tetapi yang kita ukur adalah sifat – sifat objek. Pada penelitian ini pengujian validitas menggunakan validitas kontruk yaitu menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur kontruk teoritis yang tertentu (yakni, suatu keadaan yang dihipotesiskan mempunyai hubungan sebab akibat).

Dalam pengujiannya melakukan uji skala pengukur pada sejumlah responden, minimal 86 orang maka distribusi skor akan lebih mendekati kurve normal. Lalu mempersiapkan tabulasi jawaban. Dalam menghitungnya antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan rumus korelasi product moment, sebagai berikut Singarimbun dan Effendi, (1989:137).

N (

XY)

(

X

Y)

r

xy

=


(52)

36

rxy = koefisien korelasi sederhana antara skor x dengan skor y

N = Jumlah responden X = Skor tiap item Y = Skor total

XY = Skor item x skor total

Kriteria yang digunakan menurut Ghozali (2011) adalah : - jika nilai rhitung ≥ rtabel maka instrumen yang digunakan valid

- jika nilai rhitung<rtabel maka instrumen yang digunakan tidak valid

2) Uji reliabilitas

Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama (Forcese dan Richer dalam Rahkmat 2012:17). Jadi, reliabilitas mengandung makna stabilitas (tidak berubah-ubah), konsistensi (ajeg), dan dependabilitas (dapat diandalkan).

Angket dikatakan reliabel apabila dapat memberikan hasil yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada objek yang berbeda pada waktu yang berlainan.


(53)

37

Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :

Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:

 jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna


(54)

38

 Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

 Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. K. Metode analisis data

1. Regresi Linier Sederhana

Regresi linier dalam penelitian ini digunakan untuk meramalkan (meprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan regresi sederhana dirumuskan : y = a + bX

Dengan uraian :

y = (baca Y topi), subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan


(55)

39 BAB II

GAMBARAN UMUM KESENIAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PATI, DESA LANGGENHARJO, REMAJA PATI DAN SIMPANG 5 TV

A. Gambaran umum kesenian dan kebudayaan Kabupaten Pati Jawa Tengah

1. Budaya kesenian

Budaya yang dimiliki setiap daerah berbeda-beda, begitu juga untuk daerah kabupaten Pati. Keanekaragaman budaya menjadi ciri khas masing-masing daerah. Kabupaten Pati memiliki total 33 kesenian dan 11 budaya tradisi

Tabel 2.1

Jenis Kesenian Kabupaten Pati

No Nama / Jenis Kesenian Keterangan

1. Ketoprak Kelompok seni tradisional (teater tradisional) yang dipentaskan di atas panggung dengan iringan gamelan yang menyangkut cerita baik sejarah maupun karangan.

2. Wayang Kulit/Dalang Jenis kesenian yang dikemas dalam alur cerita Mahabarata dan Ramayana,


(56)

40

dengan peran tokoh yang dibuat dari kulit yang diukur / sungging dalam bentuk tokoh.

3. Wayang Topeng Kesenian tradisional yang

menyangkut kisah tokoh menak yang diperankan oleh orang dengan wajah topeng yang dilukis oleh figur tokoh. 4. Wayang Beber Seni tradisional dalam bentuk cerita

Mahabarata yang dilukis dalam satu lembar kulit binatang dengan lukisan tokoh cerita.

5. Wayang Golek Seni tradisional dengan cerita tokoh menak yang dibuat dari kayu dalam bentuk golek dan dilukis/sungging sesuai tokoh dan karakter.

6. Barongan Kesenian tradisional yang menyerupai wujud binatang berwujud singa raksasa yang menyangkut kisah nenek menak Jayeng Kelana Sari.

7. Laisan Jenis kesenian yang menyerupai

wujud barongan dengan kemasan sulap/hipnotis dan juga ketangkasan dalam penggunaan senjata tajam, juga


(57)

41

menjalankan ruwatan.

8. Pencak Pencik Seni bela diri tradisional yang diiringi dengan gamelan sederhana dan mempunyai filosofi kecerdikan dan keindahan.

9. Ludruk Kesenian yang mengedepankan

bentuk teater Jawa Timur dengan tokoh lokal.

10. Kentrung Seni tradisional dalam bentuk

kendang tunggal dan ditabuh dengan alunan klasik dan dilantunkan cerita tentang menak (Cerita Kediri).

11. Tayub Kesenian tradisional yang berbentuk tari yang dimainkan oleh tokoh penari laki-laki dengan gamelan dengan tembang – tembang tertentu.

12. Katuk Jenis kesenian barongan yang

dimodifikasi sejenis teater tradisi dalam bentuk kisah atau cerita.

13. Campursari Kesenian tradisional berupa gamelan dan musik yang dipadukan jadi satu dan dimainkan dengan lagu lagu jawa. 14. Gambus Kesenian yang condong jenis melayu


(58)

42

dengan alat musik akustik yang melantunkan lagu-lagu melayu dengan dinyanyikan oleh seorang biduan.

15. Orkes Dangdut Jenis kesenian melayu yang lebih dominan dengan irama kendang yang dinyanyikan oleh penyanyi wanita atau laki-laki.

16. Reban Modern Kesenian bordah yang ditambah dengan musik akustik dengan lantunan sholawat dan tembang tembang islami.

17. Bardah Kesenian tradisional islami dengan bentuk tembang (seni musik dari kayu atau kulit binatang) dengan pukulan rempah dan alunan sholawat dan berjanji.

18. Qosidah Jenis musik akustik lengkap dengan alunan padang pasir serta lagu-lagu islami yang dikamas dan dilantunkan oleh seorang penyanyi.

19. Wayang Suket Kesenian sejenis wayang yang dibuat dari rumput ilalang dnegan figur


(59)

43

tokoh yang menghasilkan cerita tentang tokoh tersebut, diiringi dengan gamelan seadanya.

20. Cokean Kesenian tradisional yang terdiri dari gamelan dan sititer yang melantunkan tembang-tembang jawa dengan irama langgeng dan mad-madan halus.

21. Mandailing Seni drama tradisional yang

menyerupai teater dengan menyangkut kisah none belanda dan kelompok masyarakat pedesaan yang diiringi dengan alunan musik akustik. 22. Keroncong Seni musik yang beriramakan bentuk

dengan alat musik akustik dan melantunkan tembang tembang perjuangan serta tembang lainnya. 23. Tongtek Kesenian tradisional dengan alat

musik seadanya dari bambu dan musik ini cenderung mengisahkan tentang lek-lekan jaga malam.

24. Teater Kelompok seni drama dengan tata panggung dan jalan cerita yang ditulis dalam satu naskah oleh seorang


(60)

44

skenario atau sutradara.

25. Karawitan Kelompok kesenian gamelan lengkap dan melantunkan tembang tembang jawa yang dilantunkan oleh sinden

26. Lawak Kelompok seni tari yang

mengedepankan guyonan yang diperankan oleh beberapa orang dengan tampilan yang membuat orang menjadi tertawa.

27. Seni Rupa Jenis seni yang mengekspresikan hasil pikir dalam bentuk ukir dan patung, sesuai dengan inspirasi pikir seniman. 28. Seni Lukis Jenis seni yang dituangkan dalam

bentuk lukisan dalam bentuk yang diekspresikan oleh seniman.

29. Jedoran Kesenian yang jenis alat musik terbuat dari kayu dan kulit sapi dengan ukuran besar dan ditabuh dengan iringan kasar dan lantunan suara yang Sigrah.

30. Ronggeng Kesenian tradisional dengan alat sederhana dan dipentaskan dirumah penduduk dengan berkeliling dari


(61)

45

rumah satu ke rumah yang lain.

31. Angguk Kesenian tradisional islami yang diiringi musik dan gamelan, mengisahkan tentang perjuangan islam.

32. Barongsai Kesenian tradisional cina yang dibuat menyerupai anak singa dengan tarian dan gerakan yang spektakuler diiringi dengan musik tamborin dan jedor. 33. Leang-Leong Seni tradisional cina yang dibuat

menyerupai naga dengan gerakan liak liuk yang dibuat menyesuaikan dengan tarian barongan.

Tabel 2.2

Budaya Tradisi Kabupaten Pati

No Nama Tradisi Tempat

1. Penghayat Kepercayaan Kabupaten Pati

2. Meron Kecamatan Sukolilo

3. Larung Sesaji Kecamatan Juwana

4. Sedekah Bumi Kabupaten Pati


(62)

46

Dukuhseti

6. Khaul Nyi Ageng Ngerang Kecamatan Tambakromo 7. Khaul Mbah Jangkung Kecamatan Kayen 8. Khaul Sunan Prawoto Kecamatan Sukolilo 9. Khaul Sunan Ngerang Kecamatan Juwana 10. Khaul Mbah Mutamaqin Kecamatan Margoyoso 11. Khaul Genuk Kemiri Kecamatan Pati

Tabel 2.3

Peninggalan Sejarah

No Nama Keterangan

1. Pintu Gerbang Majapahit Konon gerbang ini terjatuh ketika akan di bawa ke wilayah jawa timur yang pada waktu itu menjadi pusat wilayah kerajaan majapahit.

2. Genuk Kemiri Lokasi yang ditengarai bekas pusat pemerintahan Kadipaten Pati, sebelum

dipindahkan ke Kampung

Kaborongan, Kelurahan Pati Lor hingga sekarang


(63)

47 B. Gambaran remaja di Kabupaten Pati

Seluruh populasi remaja di Kabupaten Pati berjumlah 135.735 berdasarkan sensus 2010. Dengan jumlah penduduk remaja pria 65.404 dan remaja perempuan 71.391. Tingkat pendidikan dari remaja di Kabupaten Pati beragam mulai dari tingkat SMA, SMK ataupun kuliah. Berdasarkan Sosial Budaya Kondisi sosial budaya yang dimaksud adalah aktifitas masyarakat sebagai makhluk yang berbudaya (mempunyai kreatifitas) dan hubungan sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga gambaran dari kondisi sosial budaya ini nanti bisa berupa kehidupan gotong royong, berorganisasi dan lain-lain.

Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat cukup harmonis, sebab rasa solidaritas dan kebersamaan pada masyarakat sangat kuat terjalin. Ketika ada salah satu terkena musibah akan saling membantu satu sama lain. Keadaan ini tidak terlepas dari budaya saling gotong royong pada masa lalu yang sangat kental dikalangan remaja di Kabupaten Pati.

C. Gambaran Desa Langgenharjo

1. Karakteristik Wilayah Desa Langgenharjo

Desa Langgenharjo memiliki luas wilayah sebesar 289,3 ha/m². Desa Langgenharjo ini memiliki ketinggian 0 – 50 m dari permukaan air laut. Desa Langgenharjo ini memiliki potensi alam dan kondisi fisik yang datar. Topografi wilayah ini dibagi menjadi berupa daratan rendah.


(64)

48

Seluruh wilayahnya merupakan dataran rendah yang tergolong memiliki Janis tanah alluvial (dataran rendah pantai) karena berada dipinggiran pantai Laut Jawa.

2. Karakteristik Penggunaan Lahan Desa Langgenharjo

Penggunaan lahan di Desa Langgenharjo adalah mayoritas digunakan untuk persawah dan selebihnya digunakan pemukiman, kuburan, perkantoran, dan luas prasarana umum. Lahan persawahan terdiri dari 235,1 ha/m². Lahan Sawah tersebut terdiri dari sawah tadah hujan. Sedangkan penggunaan lahan pemukiman 49,9 ha/m², lahan prasarana umum 2,65 ha/m², lahan kuburan 1,5 ha/m² dan lahan perkantor 0,2 ha/m².

3. Karakteristik Penduduk dan Demografi Desa Langgenharjo

Desa Langgenharjo memiliki jumlah penduduk terbesar kedua di Kecamatan Juwana yakni sejumlah 6.113 jiwa dan kepadatan penduduk 21,1303 jiwa/km2. Jumlah penduduk ini terbagi penduduk laki-lak 3134 jiwa dan penduduk perempuan 2978 jiwa.

4. Karakteristik Kegiatan Ekonomi Desa Langgenharjo

Kegiatan perekonomian di Desa Langgenharjo mayoritas pertanian dan perikanan. Sedangkan mata pencahariaan lain masyarakat Desa Langgenharjo berupa perdagangan, industri, sopir, buruh tani, PNS, dan karyawan swasta. Pertanian dan perikanan adalah mata pencahariaan


(65)

49

utama menunjang perekonomian karena dilihat dari lahan sawah yang potensial.

5. Aspek Sosial dan Budaya

Di bidang pendidikan, Desa Langgenharjo juga sudah memadai. Terdapat 2 PAUD, 2 Taman Kanak-kanak, 2 SD, 1 MI, 1 Ibtidayah (SD Sederajat) , 1 Tsanawiyah (SMP Sederajat), 1 Aliyah (SMA Sederajat), dan 1 pondok pesantren. Dibidang kesehatan Desa Langgenharjo memiliki 1 Puskesmas pembantu yang baru dibagun pada tahun 2016. Dibidang keagamaan terdapat 2 masjid dan mushola.

Budaya dan seni di Desa Langgenharjo ini masih menjunjung tradisi dahulu dan memiliki adat istiadat Seperti adanya kebudayaan sedekah bumi dan suronan yang dilakukan setiap tahun sebagai ucap syukur terhadap hasil bumi selama satu tahun.

6. Aspek Pemerintahan

Desa Langgenharjo ini dipimpin oleh seorang kepala desa dan terdiri dari 6 dukuh yaitu Dukuh Kincir Kulon, Dukuh Kincir Tengah, Dukuh Kincir Wetan, Dukuh Langgen, Dukuh Langgen Sawahan dan Dukuh Karang Tawang. Desa Langgenharjo ini memliki 4 RW, 29 RT dan kurang lebih 1.528 KK. Dukuh Kincir Kulon terdiri dari 5 RT, Dukuh Kincir Tengah terdiri dari 6 RT, Dukuh Kincir Wetan terdiri dari 6 RT, Dukuh Langgen terdiri dari 8 RT, Dukuh Langgen Sawahan 3 RT, dan


(66)

50

Dukuh Karang Tawang 1 RT. (Sumber:

https://desalanggenharjo.blogspot.co.id)

D. Profil Simpang 5 TV

1. Sejarah Simpang 5 TV Pati

Sejalan dengan peraturan pemerintah tentang pelaksanaa otonomi daerah (OTDA) mulai tanggal 1 januari 2001 memungkinkan suatu provinsi untuk mengembangkan potensi daerah dengan seoptimal mungkin. Perkembangan tersebut dapat dilakukan dari pelbagai macam segi, baik dari segi bisnis maupun dari segi non bisnis dan peningkatan potensi daerah itu tak terlepas dari peran serta dari penyedia jasa layanan informasi. Provinsi Jawa tengah yang memiliki potensi sumber daya beraneka ragam mulai industri besar, home industry serta usaha lainnya, banyak memberi pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah setempat. Pemasukan tersebut berupa dukungan dari pelbagai jenis usaha, baik perdagangan, industri maupun jasa yang semuanya memilki konstribusi yang cukup tinggi di dalam memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia. Jasa adalah sebagai salah satu sektor usaha yang banyak diminati kalangan pengusaha. Jasa merupakan dunia yang cukup menjanjikan baik dari segi peluang maupun dari segi pendapatan. Salah satu jenis usaha yang bergerak di bidang jasa yang cukup bergengsi untuk dikelola saat ini adalah dunia penyiaran TV.


(67)

51

Jaminan keberagaman informasi yang dapat diakses secara mudah melalui industri televise mempunyai peran cukup besar. Informasi untuk membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerahnya. Karena dengan tumbuhnya media yang diperlukan khusus bagi masyarakat daerah, tentunya semua ini dapat meningkatkan industri yang tergerak dalam bidang usaha media audio visual yang bisa membentuk karakter baru dan fanatisme, secara positif akan banyak membantu dunia usaha terus meningkat. Pada akhirnya akan memberikan banyak keuntungan bagi semua pihak.

Dengan industri televisi juga diyakini mampu menjaga dan membangun komunikasi yang berkualitas antara masyarakat dengan elit pemerintah dan stake holder penyelenggaraan kehidupan sehari-hari di Jawa Tengah. Proses demokrasi yang terus dikembangkan dengan “sistem” desentralisasi dan otonomi daerah sebagai spririt utamanya sesungguhnya membutuhkan medium raksasa yang disebut televisi sebagai pentas milik bersama untuk beraktivitas.

Atas dasar pemikiran tersebut, berdirilah PT Simpang5 media TV sebagai badan hukum Lembaga Penyiaran Swasta penyelenggara jasa penyiaran televisi yang berbasis stasiun lokal di Jawa Tengah. Sudah menjadi prinsip dasar Simpang5 TV sebagai lembaga penyiaran tetap setia pada prinsipnya dalam menyelenggarakan fungsinya independen, obyektif, jujur dan mampu berpartisipasi dalam usaha pemberdayaan masyarakat di Jawa Tengah.


(68)

52 2. Sejarah Perusahaan

Simpang 5 TVadalah stasiun televisi yang semakin menggeliat di wilayah eks-Karesidenan Pati. Simpang5 TV merupakan televisi lokal yang berada dalam jaringan Jawa Pos Group yang tergabung dalam Group JPMC (Jawa Pos Multimedia Corporation) Simpang5 TV merupakan televisi lokal yang memuat informasi aktual, hiburan dan budaya di eks-Karesidenan Pati.

Dengan kekuatan pemancar 5000 Kw dan dengan SDM yang muda, professional serta didukung tenaga manajemen yang sudah berpengalaman di dunia media, maka Simpang5 TV menjadi inspirasi bagi masyarakat maupun pengusaha untuk maju dan berkembang.

Wilayah eks-Karesidenan Pati dengan jumlah penduduk yang mencapai kurang lebih 8 juta jiwa dengan Kabupaten Pati dan sekitarnya sebagai pusat pemerintahan dan perniagaan di kawasan Jawa Tengah maka peluang untuk mengembangkan dan memasarkan produk sangat efektif melalui teknologi informasi khususnya televisi lokal

3. Logo

Stasiun TV Simpang5 yang terletak di daerah Pati memiliki lambang atau format logonya. Peneliti mengambil logo Simpang5 TV dari web_sate www.Simpang5tv.com, sebagai berikut :


(69)

53 4. Visi Misi dan Struktur Organisasi

Adapun Visi, Misi dan Struktur Organisasi stasiun Simpang5 Tv Pati sebagai berikut:

a. Visi dan Misi

Adapun visi misi dan struktur organisasi stasiun Simpang5 TV Pati dari website www.simpang5tv.com, sebagai berikut:

1) Visi Simpang5 TV Pati

a) Menjadi stasiun televisi di Jawa Tengah yang berbeda dan menjadi nomer satu dalam pemberitaan, menyajikan program hiburan dan gaya hidup alternatif yang berkualitas dan bermutu.

b) Menjadi sebuah jasa penyiaran yang kuat dan sehat untuk menjadi pendorong dan menginspirasi pemberdayaan dan

meningkatkan potensi daerah sehingga bidang-bidang kehidupan, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, serta moral di masyarakat akan lebih meningkat yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat secara luas.


(70)

54

a) Memberikan informasi yang lebih kepada masyarakat melalui peningkatan program-programnya sesuai dengan kondisi masyarakat wilayah eks-Karesidenan Pati.

b) Menjadi mitra bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam rangka ikut menyukseskan program-program pembangunan untuk kepentingan masyarakat khususnya dibidang; pendidikan, kebudayaan, promosi wisata dan potensi daerah.

c) Menjadi perusahaan yang berkembang dan sehat, sehingga dapat menstimulus munculnya bidang-bidang usaha baru misalnya; rumah produksi dan biro iklan. Sehingga pada akhirnya akan menambah dan memperkaya sumber pendapatan daerah.

5. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia Simpang5 TV Pati dibagi ke dalam empat bagian. Pertama, total rekapitulasi pegawai yang meliputi: honorer, penyiar,koresponden dan harian lepas. Kedua, berdasarkan bidang tugas yang meliputi: struktural, program, teknik, berita, marketing, keuangan dan umum. Ketiga, berdasarkan jabatan fungsional yang meliputi: teknisi siaran, adikara siaran, dan desain grafis. Keempat, berdasarkan pendidikan formal yang meliputi: SMP, SMA, SMK, S1.


(71)

55

E. Deskripsi Program Berita 5 di Simpang 5 TV 1. Deskripsi Program

Merupakan salah satu program unggulan simpang5tv yang menyuguhkan kabar-kabar terbaru seputar pantura timur, meliputi kabupaten pati, kudus, jepara, rembang, grobogan dan sekitarnya. Berita 5 memiliki topik tematik diantaranya sosial budaya, pendidikan, ragam pantura, olahrag, bisnis, dan sosok. Berita 5 tayang setiap hari senin sampai dengan hari sabtu, pukul 19.00 wib dan pukul 20.00 wib.

2. Logo Program

Tulisan berita mengartikan program ini adalah program khusus berita, sedangkan angka 5 mempertegaskan program berita ini merupakan program Simpang 5 TV.

3. Tujuan Program

Memiiliki tujuan untuk memberikan informasi terbaru bagi masyarakat pantura timur meliputi pati, kudus, rembang dan sekitarnya.


(72)

56 4. Manfaat Program

Selama ini masyarakat sudah terlalu bosan melihat tayangan-tayangan televisi nasional, dengan hadirnya program Berita 5 dengan informasi lokal daerah, khususnya pantura timur, tentunya akan mempengaruhi pola pikir masyarakat, terlebih informasi yang ada didaerah akan ditransfer dengan cepat kepada para pemirsa Simpang 5 TV.

5. Crew Berita 5

1. Pemimipin redaksi : Suhartono

2. Redaktur : Catur Wijayanti

3. Editor gambar : Riki

4. Reporter : Oxa Nur Ajay, Jemi

5. Presenter : Ni'mah Asyifa, Imam BS, Khairil Sochibi

6. Kameramen : Subur Ibrahim, Slamet

6. Tugas Crew Berita 5

1. Pemimpin redaksi : Bertanggung jawab pemilihan topik berita 2. Redaktur : Alih bahasa

3. Editor : Mengedit gambar video dan voice over menjadi \ kemasan berita

4. Presenter : Membacakan berita

5. Kameramen : Pengambilan gambar live atau tapping (Sumber : PT Simpang Lima Media Televisi).


(1)

3 5 4 4 2 18 3,6 5 2 3 3 2 15 3

4 3 4 4 3 18 3,6 4 4 4 4 3 19 3,8

4 3 3 4 3 17 3,4 4 4 4 4 4 20 4

5 3 3 4 5 20 4 3 3 2 2 2 12 2,4

3 3 2 4 4 16 3,2 3 3 5 4 3 18 3,6

4 3 3 2 3 15 3 2 4 3 3 3 15 3

2 4 3 2 4 15 3 3 4 2 4 3 16 3,2

4 3 4 2 5 18 3,6 3 4 3 3 4 17 3,4

3 3 2 4 3 15 3 2 4 3 3 4 16 3,2

3 3 2 4 4 16 3,2 3 3 2 4 3 15 3

3 3 2 2 3 13 2,6 3 4 4 3 3 17 3,4

3 5 5 2 3 18 3,6 4 3 4 3 5 19 3,8

3 2 2 2 4 13 2,6 3 2 4 4 3 16 3,2

4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 20 4

3 1 3 3 1 11 2,2 1 1 3 3 1 9 1,8

3 2 4 5 1 15 3 3 2 4 5 1 15 3

3 5 2 1 4 15 3 3 2 5 1 4 15 3

4 5 1 2 3 15 3 4 5 1 2 3 15 3

4 1 2 3 5 15 3 4 1 2 3 5 15 3

3 2 5 4 1 15 3 3 2 5 4 1 15 3

5 1 4 3 2 15 3 5 1 4 3 2 15 3

4 1 5 5 5 20 4 4 3 5 1 5 18 3,6

4 4 4 2 4 18 3,6 5 1 3 2 4 15 3

4 4 4 4 2 18 3,6 4 5 1 3 2 15 3

4 1 5 5 4 19 3,8 3 5 1 5 2 16 3,2

5 1 4 3 2 15 3 5 1 4 3 2 15 3

3 2 5 4 1 15 3 3 2 5 4 1 15 3

4 1 2 3 5 15 3 4 1 2 3 5 15 3


(2)

3 2 5 1 4 15 3 3 2 5 1 4 15 3

3 2 4 5 1 15 3 3 2 4 5 1 15 3

3 1 3 3 1 11 2,2 1 1 3 3 1 9 1,8

3 2 4 5 1 15 3 3 2 4 5 1 15 3

4 3 4 4 4 19 3,8 4 4 4 4 3 19 3,8

5 4 3 3 5 20 4 4 4 3 3 3 17 3,4

4 5 4 3 3 19 3,8 2 3 3 4 3 15 3

4 4 5 4 5 22 4,4 2 2 5 3 3 15 3

4 3 3 3 4 17 3,4 4 3 4 3 3 17 3,4

4 5 4 3 3 19 3,8 4 3 3 4 4 18 3,6

4 3 4 4 3 18 3,6 4 2 5 4 3 18 3,6

4 3 4 4 4 19 3,8 4 4 4 4 4 20 4

3 4 5 3 4 19 3,8 3 4 3 4 3 17 3,4

4 3 3 3 4 17 3,4 4 3 4 3 3 17 3,4

2 3 4 4 5 18 3,6 2 2 5 3 3 15 3

2 2 3 3 4 14 2,8 4 3 3 3 4 17 3,4

5 4 4 3 3 19 3,8 3 4 4 4 4 19 3,8

2 2 3 3 5 15 3 3 3 5 5 3 19 3,8

4 3 3 2 2 14 2,8 3 3 3 3 3 15 3

4 4 3 3 3 17 3,4 4 4 3 3 2 16 3,2

2 2 3 3 3 13 2,6 2 2 3 3 3 13 2,6

4 4 3 3 2 16 3,2 3 4 3 3 4 17 3,4

3 3 2 3 2 13 2,6 2 3 2 3 3 13 2,6

4 3 4 3 3 17 3,4 3 3 3 2 4 15 3

4 4 2 4 4 18 3,6 1 3 4 4 5 17 3,4

4 3 3 2 3 15 3 4 3 2 3 4 16 3,2

4 3 4 4 3 18 3,6 5 3 5 2 3 18 3,6

2 4 2 3 3 14 2,8 5 2 2 4 3 16 3,2


(3)

(4)

EVALUASI

JML

SKOR RATA

29 30 31 JML RATA-RATA

TK

PENG PENG

4 2 5 11 3,67 87 3

5 4 5 14 4,67 95 4

4 4 4 12 4,00 109 4

3 5 5 13 4,33 111 4

5 5 5 15 5,00 116 4

4 4 4 12 4,00 108 4

4 3 4 11 3,67 93 3

5 4 5 14 4,67 112 4

3 4 4 11 3,67 81 3

3 4 5 12 4,00 96 4

4 4 5 13 4,33 101 4

3 3 5 11 3,67 102 4

3 4 4 11 3,67 103 4

5 4 3 12 4,00 104 4

5 5 4 14 4,67 106 4

4 4 4 12 4,00 105 4

4 5 5 14 4,67 108 4

5 4 3 12 4,00 108 4

5 5 5 15 5,00 107 4

5 4 4 13 4,33 106 4

4 4 5 13 4,33 90 3

4 3 4 11 3,67 91 3

4 5 5 14 4,67 91 3

5 5 4 14 4,67 108 4

3 3 5 11 3,67 88 3

4 4 5 13 4,33 88 3

4 4 4 12 4,00 88 3

3 3 3 9 3,00 89 3

3 3 3 9 3,00 96 4

4 4 4 12 4,00 102 4

4 4 4 12 4,00 84 3

3 2 4 9 3,00 91 3

3 4 3 10 3,33 79 3

3 3 3 9 3,00 86 3

3 4 3 10 3,33 93 3

3 2 4 9 3,00 91 3

2 2 2 6 2,00 76 3

2 2 3 7 2,33 83 3

4 3 3 10 3,33 94 3

3 2 2 7 2,33 82 3


(5)

5 5 5 15 5,00 58 2

3 2 4 9 3,00 81 3

3 2 5 10 3,33 82 3

4 5 1 10 3,33 81 3

4 1 2 7 2,33 74 3

3 2 3 8 2,67 80 3

5 1 4 10 3,33 78 3

2 2 2 6 2,00 82 3

4 2 1 7 2,33 85 3

4 4 2 10 3,33 88 3

2 2 1 5 1,67 78 3

5 1 4 10 3,33 78 3

3 2 5 10 3,33 82 3

4 1 2 7 2,33 78 3

4 5 1 10 3,33 81 3

3 2 5 10 3,33 82 3

3 2 4 9 3,00 81 3

5 5 5 15 5,00 58 2

3 2 4 9 3,00 91 3

4 4 4 12 4,00 102 4

4 4 5 13 4,33 101 4

3 2 4 9 3,00 94 3

4 3 4 11 3,67 103 4

5 4 3 12 4,00 101 4

4 4 4 12 4,00 98 4

4 4 4 12 4,00 94 3

4 4 5 13 4,33 106 4

3 4 3 10 3,33 101 4

5 4 3 12 4,00 101 4

4 4 4 12 4,00 93 3

4 4 4 12 4,00 92 3

4 4 4 12 4,00 91 3

3 3 3 9 3,00 90 3

5 4 3 12 4,00 91 3

3 3 4 10 3,33 91 3

4 4 4 12 4,00 84 3

3 3 4 10 3,33 92 3

2 3 3 8 2,67 89 3

4 4 4 12 4,00 91 3

5 5 5 15 5,00 98 4

5 5 5 15 5,00 95 4

5 5 5 15 5,00 103 4

5 5 5 15 5,00 97 4

5 5 5 15 5,00 101 4


(6)