Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Hiv/Aids Di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS

DI DESA SIMPANG EMPAT KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI

Oleh Asmadi 121121047

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : : Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan 2013.

Peneliti : Asmadi

NIM : 121121047

Program : Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2014

ABSTRAK

Masa remaja merupakan salah satu priode dari perkembangan manusia, masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial.. Kiranya tidak dapat di ingkari lagi bahwa keluarga merupakan lingkungan primer hampir setiap individu, sejak ia lahir sampai datang masanya ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri oleh sebab itu keluarga harus bisa menyampaikan pengetahuan sekiranya yang dapat menambah wawasan remaja tentang penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengetahuan seorang remaja tentang HIV/AIDS di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan, sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan sistem acak (random sampling) dimana anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dari penelitian. Hasil analisa menemukan bahwa dari 66 responden menunjukkan bahwa berdasarkan kategori pengetahuan remaja di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan menunjukkan bahwa kategori pengetahuan yang baik (63,6%), pengetahuan cukup (33,3%), sedangkan yang berpengetahuan kurang (3,1%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya sumber informasi HIV/AIDS pada remaja.


(4)

Title : Teen's level of knowledge About HIV/AIDS in the village of Simpang Asahan Regency Four 2013

Student Name : Asmadi

Student Number : 121121047

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

ABSTRACT

Adolescence is a period of human development, the present is a change or transition from childhood into adulthood that includes biological changes, psychological changes, and social change. I can't deny that the family is the primary environment nearly every individual, since he was born until the time came he left the House. to form a family of her own. Therefore, the families should be able to convey the knowledge if that can add insight into adolescents about HIV/AIDS disease. This research is descriptive, the population in this research is how big a teen's knowledge about HIV/AIDS in the village of Simpang Asahan Regency, Four samples of this research is to use a system of random (random sampling) where a member of a population has an equal chance to be a sample of the research. Results analysis found that of the 66 respondents indicated that based on the category of knowledge teenagers in the village of Simpang Enpat Asahan Regency pointed out that good knowledge categories (63,6%), enough knowledge (33.3%), while the less knowledgeable (3.1%). Expected to medical workers in order to further enhance outreach about the importance of information sources on HIV/AIDS in teenagers.


(5)

PRAKATA

Puji beserta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan” dapat diselesaikan. Skripsi ini ditulis terkait dengan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Ucapkan terimakasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi inikepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memfasilitasi terlaksananya pendidikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Erniyati, S.Kp., MNS. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan 3. Evi Karota, S.Kp, MNS. Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

4. Ikhsanuddin A. Hrp, S.Kp,MNS. Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Universitas Sumatera Utara.

5. Reni Asmara Ariga S.Kp.MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh perhatian dengan penuh perhatian dan cermat, sehingga proposal ini diselesaikan dengan baik. 6. Bapak Ismayadi,S,Kep,Ns,M,Kes,Cwcca,CHtN. Selaku Dosen Penguji Uji

Validitas pada kuesioner penelitian ini.

7. Ibu Nur Asnah Sitohang,S,Kep,Ns. Selaku Dosen Penguji pada sindang Skripsi ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara beserta staf yang telah membantu selama proses pendidikan.


(6)

9. Kepala Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan yang telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk melakukan penelitian di Desa Simpang Empat.

10.Kepada Bapak dan Ibu Saya, Kakak, Abang, dan Adek serta seluruh keluarga yang mencintai dan menyanyagiku, yang telah memberikan do”a restu dan dukungan sepanjang kehidupanku dan selama menjalani pendidikan di Fakultas Universitas Sumatera Utara ini.

11.Dan tidak lupa kepada istriku Yunita yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesain skripsi ini.

12.Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi Keperawatan 2012 Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan.

Semoga segala bantuan, kebaikkan dan dukungan yang telah diberikan

kepada penulis mendapatkan berkah, rahmat, dan hidayah dari ALLAH

SWT, Amin.

Medan,19 Januari 2014


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Praktek Keperawatan... 5

1.4.2 Pendidikan Dalam Keperawatan ... 5

1.4.3 Penelitian Dalam Keperawatan ... 5

1.4.4 Remaja ... 5

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ... 6

2.1.1 Defenisin Pengetahuan ... 6

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Di Dalam Domian Kognitif ... 6

2.2 Remaja ... 8

2.2.2 Remaja Di Tinjau Dari Sudut Pandang Fisik ... 8

2.2.3 Batasan Remaja Menurut WHO ... 9

2.2.4 Remaja Sebagai Anggota Keluarga... 9

2.3 Remaja Dalam Masyarakat ... 10

2.3.1 Remaja Denga HIV/AIDS ... 10

2.3.2 Faktor Penyebaba Seksualitas Pada Remaja ... 11

2.3.3 Ancaman Seksualitas Pada Remaja... 12

2.3.4 Remaja Perlu Perlindungan ... 12

2.4 HIV/AIDS ... 13


(8)

2.5 Pencegahan HIV/AIDS ... 16

2.5.1 Pencegahan HIV/AIDS Antara Lain ... 17

2.6 Penularan HIV/AIDS ... 17

2.6. 1 Penularan ... 17

2.6.2 Perjalanan Penyakit HIV Hingga Timbul AIDS ... 19

2.7 Etiologi ... 20

2.7.1 Tanda – Tanda Dan Gejala ... 21

2.8 Komplikasi ... 21

2.8.1 Pengobatan ... 22

2.8.2 Gajala Klinis HIV/AIDS ... 22

2.9 Dingnosis HIV/AIDS ... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ... 24

3.2 Definisi Operasional ... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 26

4.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 26

4.2.1 Populasi Penelitian ... 26

4.2.2 Sampel Penelitian ... 26

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 28

4.3.1 Lokasi Penelitian ... 28

4.4 Pertimbangan Etik ... 29

4.5 Instrumen Penelitian ... 30

4.6 Validitas Dan Realibilitas ... 31

4.6.1 Uji Validitas ... 31

4.6.2 Uji Realibilitas... 32

4.7 Pengumpulan Data ... 32

4.8 Analisa Data ... 33

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 34

5.1.1 Karekterisitik Responden ... 34

5.2 Distribusi Remaja ... 36

5.3 Pengetahuan Remaja ... 37

5.4 Pembahasan ... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMONDASI 6.1 Kesimpulan ... 40


(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian 2. Inform Consent 3. Tabel Rekapitulasi 4. Tabel Responden 5. Jadwal Penelitian 6. Transaksi Dana 7. Lembar Konsul 8. Curriculum Vitae


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR TABEL

1. Defenisi Operasional...26

2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden...36

3. Pengetashuan Remaja Tentang HIV/AIDS ...37


(12)

Judul : : Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan 2013.

Peneliti : Asmadi

NIM : 121121047

Program : Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2014

ABSTRAK

Masa remaja merupakan salah satu priode dari perkembangan manusia, masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial.. Kiranya tidak dapat di ingkari lagi bahwa keluarga merupakan lingkungan primer hampir setiap individu, sejak ia lahir sampai datang masanya ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri oleh sebab itu keluarga harus bisa menyampaikan pengetahuan sekiranya yang dapat menambah wawasan remaja tentang penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengetahuan seorang remaja tentang HIV/AIDS di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan, sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan sistem acak (random sampling) dimana anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dari penelitian. Hasil analisa menemukan bahwa dari 66 responden menunjukkan bahwa berdasarkan kategori pengetahuan remaja di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan menunjukkan bahwa kategori pengetahuan yang baik (63,6%), pengetahuan cukup (33,3%), sedangkan yang berpengetahuan kurang (3,1%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya sumber informasi HIV/AIDS pada remaja.


(13)

Title : Teen's level of knowledge About HIV/AIDS in the village of Simpang Asahan Regency Four 2013

Student Name : Asmadi

Student Number : 121121047

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

ABSTRACT

Adolescence is a period of human development, the present is a change or transition from childhood into adulthood that includes biological changes, psychological changes, and social change. I can't deny that the family is the primary environment nearly every individual, since he was born until the time came he left the House. to form a family of her own. Therefore, the families should be able to convey the knowledge if that can add insight into adolescents about HIV/AIDS disease. This research is descriptive, the population in this research is how big a teen's knowledge about HIV/AIDS in the village of Simpang Asahan Regency, Four samples of this research is to use a system of random (random sampling) where a member of a population has an equal chance to be a sample of the research. Results analysis found that of the 66 respondents indicated that based on the category of knowledge teenagers in the village of Simpang Enpat Asahan Regency pointed out that good knowledge categories (63,6%), enough knowledge (33.3%), while the less knowledgeable (3.1%). Expected to medical workers in order to further enhance outreach about the importance of information sources on HIV/AIDS in teenagers.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi

didapat dari hasil penularan. Penyakit ini di sebabkan oleh human

immunodeficiency virus (HIV). Penyakit ini telah menjadi masalah internasional

karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi dan begitu banyak fenomena -

fenomena dimana peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak

negara. Sampai saat ini belum di temukan vaksin atau obat yang relatif efektif

untuk AIDS sehingga menimbulkan keresahan di dunia (Widoyono, 2011 )

Virus berada dalam darah dan semua cairan tubuh dan di tularkan melalui

kontak seksual (>70%), terpapar darah atau cairan tubuh yang terinfeksi secara

parental atau masuknya virus secara transplasenta dari ibu ke janin. Kelompok

dengan resiko tertinggi terhadap infeksi HIV adalah homoseksual, pria biseksual,

penyalahgunaan obat-obatan intravena dan penderita homofilia yang mendapat

transfusi darah. Kelompok resiko tinggi lainnya adalah kaum prostitusi dan mitra

heteroseksual pria yang berada dalam kelompok resiko tinggi. Semua darah harus

di scrining terhadap HIV sebelum di transfusikan untuk memperkecil melalu

tranfusi. Wanita lebih mudah mendapat virus dari pria dibanding sebaliknya

karena konsentrasi HIV dalam semen tinggi dan robekan mukosa pada intoitus.


(15)

Menurut data dari WHO, menujukkan bahwa hiv/aids telah menyebabkan

kematian lebih dari 25% Juta orang pada tanggal 5 Juni tahun 2000. Dengan

demikian penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam

sejarah. AIDS telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4%. hingga 3,3% Juta

jiwa pada tahun 2005 saja. Dan lebih dari 570.000% Jiwa di antaranya adalah

anak – anak sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub – Suhara,

sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan sumber daya

manusia di sana. Perawatan antriettrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV/AIDS namun akses terhadap

pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.(WHO, 2007)

Indonesia, pada tahun 2002 pemerintahan memberikan 90.000-130.000

orang Indonesia saat ini terjangkit penyakit HIV, kebanyakan dari mereka tidak

menyadari bahwa mereka positif HIV/AIDS. Pada bulan September 2005,

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan, Departemen Kesehatan RI melaporkan 8.251 kasus HIV/AIDS di 32

propinsi, 4.065%, merupakan kasus HIV dan di 31 propinsi, 4.186 merupakan

kasus HIV/AIDS. (Rampengan, 2008).

Pada bulan September Tahun 2011 menunjukkan bahwa angka kumulatif

yang terjangkit HIV/AIDS di Kota Medan mencapai 2.755 orang. Angka ini

cenderung terus mengalami peningkatan setiap bulannya sehingga lebih


(16)

Hal ini menunjukkan bahwa HIV/AIDS sudah menyebar pada kelompok

masyarakat yang tadinya dianggap bukan kelompok risiko tinggi. Pada tingkat

nasional, kasus HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga menduduki peringkat

tertinggi sebanyak 622 % kasus pada 2011, diikuti dengan wiraswasta dengan

544%, kasus (Satriawan, 2012).

Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan (kemkes) adalah

perawatan pederita HIV sejak tahun 2005. Jumlah ODHA (orang dengan

HIV/AIDS) sampai 30 september 2010 sebanyak 18.982 orang yang masih

menerima ARV (60,3%), dari yang pernah menerima ARV. Jumlah ODHA yang

masih dalam pengobatan ARV (Anti Retroviral Virus) tertinggi berasal dari DKI

Jakarta (6.946 %), Jawa Barat (1.418 %), Jawa Timur (1.138) Bali (835%), Papua

(724%), Jawa Tengah (562%), Sumatera Utara (543%), Kalimantan Barat

(380%), Kepulauan Riau (420%) dan Sulawesi Selatan (347%). Kematian ODHA

menurun dari 46% pada tahun 2006 menjadi 18% pada tahun 2009.

(Hutapea, 2011).

Berdasarkan hasil data yang di lakukan pada tanggal 25 Mei 2013 di

dapatkan dari DINKES Kabupaten Asahan, dan informasi yang di dapat dari

seseorang sebutkan saja inisial J Ny.S menceritakan kronologis kejadian bahwa

anak beliau setahun belakangan ini, melamun dan tidak mau beraktivitas seperti

mana biasnya di karenakan ada alasan yang membuat dia tidak mau lagi

beraktivitas seperti halnya yang di lakukaknnya sebelumnya seorang J mengetahui

bahwa iya sudah positif terjangkit penyakit AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa di


(17)

di temukan pada bulan Maret – Desember tahun 2013 di temukan 13% pasien

yang terjangkit penyakit HIV/AIDS. pada bulan Januari – April tahun 2013

sebayak 13% kasus HIV/AIDS. Pada tahun 2012 sebayak 45% pasien terkena

HIV/AIDS. Pada tahun 2011 sebanyak 25% pasien yang terkena penyakit

HIV/AIDS. Maka untuk itu peneliti tertarik untuk menuliskan tentang penyakit

HIV/AIDS (Dinkes Asahan 2013).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas begitu banyak fenomena – fenomena atau

angka kejadian tentang HIV/AIDS. Maka dapat di rumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di Desa

Simpang Empat. Kabupaten.Asahan.

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar

pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS ini sehingga remaja dapat

memahami,menginterveinsikan dan merasionalkan,apa itu HIV/AIDS.

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan


(18)

dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan penularan

HIV/AIDS.

1.4.2 Masyarakat di Desa Simpang Empat

Di harapkan kepada masyarakat agar dapat menerima masukan demi

masukan yang telah di jelaskan mengenai HIV/AIDS ini dan bisa menambah

wawasan kepada masyarakat khususnya pada remaja tentang pengertian

HIV/AIDS.

1.4.3 Untuk Remaja

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat mengevaluasi dan sebagai

masukan bagi remaja – remaja untuk dapat meningkatkan kemampuan remaja


(19)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

Dari latar belakang masalah di atas, maka pada bab ini akan di bahas lebih

lanjut tentang. Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Desa Simpang Empat.

yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini.

2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indra

manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diproleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

2.1.2 Pengetahuan di dalam domian koqnitif

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang di cakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara

lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan


(20)

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginter-prestasikan materi

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelakan dan menyebutkan. Misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan-makanan yang bergizi.

3. Aplikasi(application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya) misalnya dapat

mengunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari

kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk memenjabarkan materi atau objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dari suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Misalnya dapat menyusun dapat merencanakan, dapat meringkas dapat

menyesuaikan dan sebagainya.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi


(21)

2.2 Remaja

2.2.1 Definisi Remaja

Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak – kanak dan

masa dewasa yang pada umumnya di mulai pada usia 12 –atau 13 tahun dan

berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut

Adam & Gullota masa remaja meliputi antara 11 hingga 20 tahun (Adam, 2010).

Masa remaja merupakan salah satu priode dari perkembangan manusia,

masa ini merupakan perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke masa

dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

sosial. Sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja umumnya di mulai

pada usia 10 – 13 tahun dan berakhir pada usia 18 – 22 tahun (Notoatdmojo,

2007).

2.2.2 Remaja Di Tinjau Dari Sudut Perkembangan Fisik

Dalam ilmu – ilmu kedokteran dan ilmu- ilmu lainnya yang terkait (seperti

Biologi dan Ilmu faal ), remaja dikenal dalam satu tahap perkembangan fisik,

yaitu masa alat – alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara

anatomis berarti alat – alat kelamin khususnya dan tubuh pada umumnya

memperoleh bentuk yang sempurna dan secara faali alat- alat kelamin tersebut

berfungsi secara sempurna pula, pada akhir dari peran perkembangan fisik ini

akan terjadi seseorang pria yang berotot dan berkumis / berjanggut yang mampu


(22)

2.2.3 Batasan Remaja Menurut WHO

WHO menjelaskan berdasarkan pada usia kesuburan atau fertilitas wanita

batasan tersebut juga berlaku untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia

tersebut dalam 2 bagian, yaitu remaja awal usia 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15

– 20 tahun. Dalam pada itu perserikatan bangsa –bangsa (PBB), sendiri

menetapkan usia 15 sampai 24 tahun sebagai usia pemuda (Sarwono, 2011).

2.2.4 Remaja Sebagai Anggota Keluarga

Kiranya tidak dapat di ingkari lagi bahwa keluarga merupakan lingkungan

primer hampir setiap individu, sejak ia lahir sampai datang masanya ia

meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri. Sebagai lingkungan

primer hubungan antara manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi

dalam keluarga sebelum seseorang anak mengenal lingkungan lebih luas,

seseorang tersebut terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya. Karena Itu

sebelum ia mengenal norma- norma dan nilai – nilai dari masyarakat umum

pertama kali, ia mernyerap norma –norma nilai – nilai yang berlaku dalam

keluarganya untuk di jadikan bagian dari kepribadiannya (Sarwono, 2011).

2.3 Remaja Dalam Masyarakat

Masyarakat sebagai lingkungan tersier (ketiga), adalah lingkungan terluas

bagi remaja sekaligus paling banyak menawarkan pilihan, terutama dengan maju

pesatnya teknologi komunikasi masa, maka hampir – hampir tidak ada batas –

batas geografis, etnis politis maupun sosial antara satu masyarakat lainnya. Waktu


(23)

senayan jakarta, setiap malam minggu ada pameran ketermapilan yang merupakan

acara spontanitas dari remajaa- remaja jakarta, tetapi yang lebih menakjubkan

budaya breakdence ini menyebar ke seluruh pelosok tanah air demikian pula

busana wanita timur tengah (Sarwono, 2011).

2.3.1 Remaja Dengan HIV/AIDS

Remaja merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko untuk

terinfeksi HIV/AIDS. Data dari UNAIDS menunjukkan bahwa diperkirakan

terdapat sekitar 900.000. Remaja yang terinfeksi HIV/AIDS setiap tahunnya.

Remaja sangat dikaitkan dengan aktifitas seksual yang berisiko dan penggunaan

napza sehingga menjadi kelompok yang berisiko. Ketika dikaitkan dengan onset

dan perjalanan infeksi HIV, bisa dimaklumi jika pada umumnya infeksi dimulai

ketika usia remaja. Rata-rata kasus AIDS tertinggi di Indonesia ada pada usia

antara 21 sampai 29 tahun. Artinya bisa diperkirakan bahwa awal infeksi virus ini

sekitar usia belasan. Disamping tantangan dan hambatan yang muncul terkait HIV

dan remaja, kelompok usia ini mempunyai peluang untuk menghambat laju

epidemi HIV dan dapat diterima dan diimplementasikan kepada seluruh lapisan


(24)

2.3.2 Faktor – Faktor Penyebab Masalah Seksualitas Pada Remaja 1. Meningkatnya Libido Seksualitas

Menurut Robert Havighurs, seorang remaja menghadapi tugas

perkembangan (devlomental teks), sehubungan dengan perubahan fisik dan peran sosial yang sedang terjadi pada dirinya.

2. Penundaan Usia Perkawinan

Di indonesia terutama di daerah – daerah pendesaan, masih banyak

terdapat perkawinan – perkawinan di bawah usia. Kebiasaan ini berasal

dari adat yang berlaku sejak dahulu yang masih terbawa sampai sekarang.

Ukuran perkawinan di masyarakat seperti itu adalah kematangan fisik

belaka. Haid, bentuk tubuh yang sudah menunjukan tanda – tanda seksual

skunder.

3. Tabu – Larangan

Kebiasaan – kebiasaan dan norma – norma yang menyulitkan perkawinan

yang di sebutkan oleh Fawcett tersebut muncul dalam masyarakat

berbagai bentuk. Hull dan Adioetomo menyebutkan dalam tulisannya,

beberapa penelitian tentang hubungan antarusia perkawinan yang legal

(sah menurut hukum ), perkawinan di barat biasanya didahului atau segera diikuti dengan hubungan seksual dan hidup bersama (Sarwono, 2011).


(25)

2.3.3 Ancaman Penyakit Menular Seksual Pada Remaja

Karena sifatnya yang lethal, (mematikan), AIDS telah menjadi pusat berita selama kurang lebih, satu dekade ini akan tetapt sesungguhnya PMS (singkatan

dair penyakit menular seksual), lainnya memberi ancaman yang lebih luas

walaupun tidak membawa ancaman maut seperti AIDS. Pada bagian sebelumnya

telah di kemukakan hasil studi yang meliputi 16.000 mahasiswa pada 19 kampus

di amerika serikat. Di temukan bahwa satu dari 500 mahasiswa ternyata terinfeksi

HIV, juga di jumpai bahwa infeksi oleh kuman chlamydia trachomatis. (bakteri yang menimbulkan chlamdyia), dan human papiloma virus. (HPV), yaitu yang menyebabkan genetalia warts, atau kutil di daerah kemaluan terdapat satu dari sepuluh mahasiswa.Banyak mahasiswa/i tidak pernah mendengar tantang HPV,

yang tidak boleh di kacaukan dengan HIV, kuman HOV ini adalah virus yang

menimbulkan genital warts dan telah sering di hubungkan dengan adanya kanker

leher rahim pada wanita (Hutapea, 2011).

2.3.4 Remaja Perlu Perlindungan

Dalam sebuah artikel mengenai pemerkosaan baru – baru ini di salah satu

harian ibu kota di cantumkan mengenai data tentang kejadian perkosaan di

indonesia, tercatat bahwa dalam ketiga tahun 3005 terdapat 212 kasus perkosaan,

patokan jumlah kasus yang sesungguhnya mengingat kejadian perkosaan yang

tidak di laporkan karena berbagai alasan jauh lebih tinggi (Hutapea, 2011).

Belum di ketahui bagaimana insiden perkosaan - perkosaan di kalangan

remaja namun akan sangat menarik apabila data itu dapat di publikasikan lebih


(26)

TV upaya untuk mengurangi atau membuat kapok para pelaku perkosaan. Salah

satunya aspek positif dari gagasan (Hutapea, 2011).

2.4 HIV/AIDS

2.4.1 Definisi HIV/ AIDS

Acquried immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan

gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi

di dapat dari hasil penularan. Penyakit ini di sebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). Penyakit ini telah menjadi masalah intenasional karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan

semakin melanda banyak negara. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau

obat yang relatif atau efektif untuk AIDS sehingga menimbulkan keresahan di

dunia (Widonyono,2011).

HIV merupakan sejenis virus, singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. AIDS di sebabkan dengan serangan atau infeksi virus. Biasanya berbagai jenis penyakit infeksi bisa di tangkal orang sehat karena tubuh mempunyai sel –

sel darah putih yang bertugas mempertahankan diri orang tersebut, sel- sel darah

putih ini akan menerangi setiap serangan dari luar dengan menggerakan sebarisan

sel untuk melakukan serangan balik terhadap benda asing yang masuk ketubuh.

Salah satu jenis dari sel- sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi yang di

sebut. T – Limfosit atau “Sel T – 4”. Virus HIV di klasifikasikan kedalam

golongan lenti virus atau retroviridea , virus secara genetarial genetik adalah virus RNA. Yang bergantung pada enzim reverse transcrptaseuntuk dapat menginfeksi


(27)

sel- sel mamalia termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara

lambat (Yatim, 2006).

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang

disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk

melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS

melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya timbul

berbagai jenis penyakit lain (Yatim, 2006).

AIDS disebut suatu sindrom karena terdiri dari beberapa variasi gejala.

Fase awal dari kasus AIDS yang matang di tandai dengan gejala seperti lemah,

keringat malam, demam yang bandel, kelenjar limfa membengkak, diare dan

turunnya berat badan yang tak diketahu sebabnya. HIV dapat juga menyerang

susunan saraf pusat, menimbulkan AIDS Dementia Complex (ADC), dementia, adalah suatu keadaan dimana seseorang nyata sekali kebingungan

dan kehilangan arah. Orang-orang dengan ADC sering dengan cepat kehilangan,k

emampuan berkonsentrasi, komunikasi, belajar, mengingat sesuatu, menyadari

apa yang terjadi di sekelilingnya, dan mengendalikan gerakan ototnya. Lebih dari

sebagian penderita AIDS akhirnya akan mengalami masalah seperti ini.

(Hutapea, 2011).

Kelompok usia anak – anak di bawah 15 tahun yang terinfeksi HIV/AIDS

peningkatan yang sengnifikan yaitu berjumlah 2,1% juta anak terinfeksi dengan

perkiraan 1.2 – 2.9%, juta resiko infeksi pada kelompok usia anak di sebabkan


(28)

melalui transplasenta saat janin dalam kandungan memlalui air susu ibu saat

proses menyusui. Penularan kepada anak – anak dari ibu yang terinfeksi

HIV/AIDS di sebabkan oleh faktor biologi (inherited biologica risk), di mana infeksi pada anak di tularkan secara langsung dari darah ibu kejanin yang di

kandungnya. Darah ibu terinfeksi oleh virus HIV, dan secara langsung dapat di

tularkan kepada anaknya, selain itu juga bisa terjadi melalui air susu ibu saat

proses menyusui (Triyanto, 2012).

Jumlah wanita yang terkena AIDS dewasa ini menunjukkan peningkatan

yang nyata. Pada tahun 2003, AIDS telah menjadi salah satu dari 10% penyebab

utama kematian di kalangan wanita Amerika berusia subur, yaitu 15 – 44 tahun.

Angka kejadian semangkin meningkat di kalangan wanita di bandingkan pada

pria. Masih banyak pertanyaan menyangkut bagaimana infeksi HIV/AIDS,

mempengaruhi kesehatan wanita. Kebanyakan pengetahuan kita tentang

perjalanan penyakit AIDS ini di peroleh dari riwayat penyakit di kalangan pria

gay. Sanyangnya penyakit ini tidak selalu menunjukkan gejala yang tak sampai di

curigai atau terdiagnosis salah pada wanita. Kini telah di ketahui bahwa pasien

AIDS wanita memperlihatkan gejala penyakit yang tidak di temukan pada pria.

Penyakit atau kelainan yang dapat di jadikan indikator keterlibatan infeksi

HIV/AIDS pada wanita meliputi antara lain. IPD (pelvic inflamatory diasease). Yaitu radang organ – organ dalam rongga panggul, vaginal candidiasis yaitu sejenis jamur, precanerous cervical diasease. Yaitu penyakit leher rahim yang cenderung menjadi kanker dan akhirnya kanker leher rahim yang inpasif


(29)

Anak – anak yang tertular HIV bisa saja tampak normal secara klinis.

Penyakit penanda AIDS, tersering yang di temukan pada anak adalah penumonia

yang di sebabkan Pneumocytesis carrini. Gejala umum yang di temukan pada bayi dengan infeksi HIV merupakan gangguan tumbuh kembang kondidiasis oral,

diare, kronis atau hepatosplenomegali (pembesaran hepar dan lien). Mengingat

antibodi ibu bisa sampai bayi berusia 18 bulan, maka tes ELISA dan Western Blot

akan positif meskipun bayi tidak terinfeksi HIV karena tes ini berdasarkan ada

atau tidaknya antibodi terhadap virus HIV. Tes paling spesifik untuk

mengidentifikasi HIV adalah PCR untuk DNA HIV, kultur HIV yang positif juga

menunjukan pasien terinfeksi HIV. Untuk pemeriksaan PCR, pada dua saat

berlainan. DNA PCR pertama di ambil saat bayi berusia 1 bulan karena tes ini

kurang sensitif selama priode satu bulan setelah lahir (Kurniawati, 2011).

2.5 Pencegahan HIV/AIDS

Jumlah kasus baru tertinggi di San Fransisco terjadi pada tahun 2004 ketika

di laporkan adanya 8.000%. kasus baru. Kini jumlah itu telah menurun hingga

tinggal sekitar 1.000% kasus baru setahun. Terbukti menurut laporan itu bahwa

program pencegahan tanpa perlu tindakan diskriminansi, dapat menghambat laju


(30)

2.5.1 Pencegahan penyakit HIV/AIDS

1. Menghindari hubungan seksual dangan penderita AIDS atau tersangka

penderita AIDS

2. Mencegah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti atau

dengan orang yang mempunyai banyak pasangan.

3. Menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkotika obat suntik.

4. Melarang orang-orang yang termasuk kedalam kelompok beresiko tinggi

untuk melakukan donor darah.

5. Memberikan tranfusi darah hanya untuk pasien yang benar-benar

memerlukan.

2.6 Penularan HIV/AIDS 2.6.1 Penularan

HIV ditularkan melalui darah, cairan sperma dan vagina orang yang tertular.

Orang mengalami kontak dengan cairan–cairan ini melalui hubungan seks vaginal

dan anal (hubungan anal adalah dimasukannya penis ke dalam lubang dubur, yaitu

cara penularan pada pria gay), transfusi dengan darah tercemar dengan cara inilah

petenis Wimbledon terkenal Arthur Ashe terkena infeksi HIV), transplantasi

dengan organ atau jaringan yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bekas

(sering di kalangan pengguna obat suntik liar), atau secara tidak sengaja tersuntik

jarum bekas seseorang yang mengandung HIV kadang-kadang dapat terjadi pada


(31)

Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual,

kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa

kehamilan, persalinan dan pemberian air susu ibu.

1. Penularan Penyakit HIV/AIDS a. Seksual

Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling dominan

dari semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat

terjadi selama senggama laki-laki dengan perempuan atau laki-laki

dengan laki-laki. Senggama berarti kontak seksual dengan penetrasi

vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu. Resiko tertinggi

adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang

terinfeksi HIV.

b. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan

virus HIV.

c. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau

tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti

jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa

juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi

sebagai kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.

d. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya

dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali benda-benda

tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.


(32)

f. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat

dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.

g. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas

laboratorium. (Zein, 2006).

2. Menurut WHO (2004), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan:

a. Kontak fisik

Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS,

bernapas dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu

ruangan dengan pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan

maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak

akan menyebabkan seseorang tertular.

b. Memakai milik penderita

Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun

peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan menular. Digigit

nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya (WHO, 2011).

2.6.2 Perjalanan Penyakit Sejak Infeksi HIV Hingga Timbulnya AIDS

Begitu memasuki peredaran darah kita, HIV dapat mengalami nasib yang

mujur atau merugikan, namun kebanyakan bernasib buruk. Oleh karena itulah

banyak orang dewasa yang tertular HIV tetapi bebas gejala selama bertahun.

Namun pada sebagian orang lainnya, HIV dapat membunuh sel CD4 dalam tempo


(33)

dengan flu, seperti lemas, demam, sakit kepala dan nyeri otot, nafsu makan buruk,

mual, muntah, kelenjer membengkak dan bercak di kulit (Hutapea, 2011).

Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS,

sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler dan

menunjukkan gambaran penyakit yang kronis. Penurunan imunitas biasanya

diikuti asanya peningkatan risiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik serta

penyakit keganasan (Depkes RI,2003),

Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang menjadi AIDS

pada 3 tahun pertama, 50% menjadi AIDS sesudah sepuluh tahun, dan hampir

100% pasien HIV menunjukkan gejala AIDS setelah 13 tahun (Kurniawati, 2011)

2.7 Etiologi

HIV/AIDS termasuk dalam golongan retrovirus berinti RNA (sebagian

besar virus lain adalah DNA) dan mempunyai enzim reverse transcriptase yang

mampu mengubah kode genetik dari DNA ke RNA. Virus ini tediri dari inti (core)

dengan lapisan luar bernama amplop (Rampengan, 2008).

Secara sederhana sel HIV terdiri dari:

1. Inti – RNA dan enzim transkriptase reversi (polimerase), protase, dan ini

Integrase

2. Kapsid – antigen p24.

3. Sampul antigen p17 dan tonjolan glikoprotein gp120 dan gp41


(34)

2.7.1 Tanda – Tanda dan Gejala

Disharge mukopurelen khas terjadi pada infeksi servik oleh klamidia dan

servik memperlihatkan adanya peradangan hipertrofi (servisitis mukopurelen),

infeksi bergejala pada 15% wanita tidak hamil yang aktif secara seksual.

(Benson, 2009).

1. Gejala yang timbul antara laiin yaitu :

Herpes di mulut dan bagian genital bisa jadi tanda ARS dan stadium akhir infeksi HIV.

2. Penurunan berat badan

3. Demam yang hilang timbul

4. Lelah

5. Diare berulang

6. Anemia

7. Trush infeksi jamur di mulut (Sadina, 2011)

2.8 Komplikasi

Komplikasi utama infeksi servik oleh C.trachomatis, adalah salpingingitis. Sanyangnya. Jika pasien hamil dan tidak diobati, konjuktivitis klamidia dapat

terjadi 50% neonatus yang di lahirkan per vaginam dan 10% mangalami

pneumonitis dengan onset lambat. Kelahiran prematur dan endometritis


(35)

2.8.1 Pengobatan HIV/AIDS

Pengobatan pada penderita HIV/AIDS meliputi:

1. Pengobatan suportif

2. Penaggulangan penyakit oportunitis

3. Pemberian obat antivirus

4. Penanggulangan dampak psikososial (Widoyono, 2011).

Angka kesembuhan > 95% dapat di capai dengan menggunakan salah satu

dari beberapa regimen ini. Regimen yang di sukai adalah tetraksilin 500mg. PO 4

x sehari selama 7 hari, atau doksiksiklin 100mg, 2 x sehari selama 7 hari. Jika

tetraksiklin merupakan kontrakdikasi, dapat di berikan erittromisin basa 500mg, 4

x sehari selama 7 hari, atau ertitromisin etilsuksinat 800mg, 4 xsehari selama 7

hari (Benson, 2009)

2.8.2 Gejala klinis HIV/AIDS 1. Masa inkubasi 6 bulan-5 tahun

2. Window period selama 6-8 minggu, adalah waktu saat tubuh sudah

terinfeksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium.

3. Seseorang dengan penyakit HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun.

Jika tidak di obati, maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS.

Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti:

a. Diare kronis


(36)

2.9 Diagnosis HIV/AIDS

Infeksi HIV dapat di periksa dengan suatu tes darah yang di sebut ELISA,

singkatan dari enzyme linked immunosorbent assay. ELISA mendekati adanya antibody terhadap infeksi HIV di dalam aliran darah. Seseorang mulai membentuk

antibody terhadap infeksi HIV lama sebelum menunjukkan gejala-gejala dalam

bertahun-tahun sebelum sampai pada tahap AIDS. Sekalipun tes antibody tidak

secara langsung menunjukkan terdapatnya virus, suatu hasil tes yang positif

(dikatakan seropositif) umumnya menandakan bahwa orang itu telah teratur HIV

dan bahwa imun tubuhnya telah menghasilkan antibodi terhadap infeksi tersebut.

Namun demikian terdapat sedikitnya satu pengecualian. Semua bayi yang di

lahirkan oleh ibu penyandang HIV pada permulaan akan menunjukkan tes positif

terhadap antibodi HIV, sekalipun hanya sepertiga di antaranya yang


(37)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2007).

3.2 Definisi Operational

Definisi operasional adalah mendefinisikan tentang pengetahuan remaja

tentang HIV/AIDS, karena dalam hal ini pengetahuan remaja sangat

mempengaruhi dan perlu di kembangkan tentang apa itu pengertian dari

HIV/AIDS.

Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS.

a. Pengertian HIV/AIDS b. Pencegahan HIV/AIDS c. Penularan HIV/AIDS

Tingkat Pengetahuan

1. Baik

2. Cukup


(38)

Tabel .1

Gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Pengetahu

an

pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan

terhadap suatu objek dalam hal ini antara lain nyaitu :

1. Pengertian. 2. Pencegahan 3. Penularan Kuesioner sebanyak 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban 1. YA 2. TIDAK

Baik apabila remaja mendapatkan skor 14 – 20 Cukup apabila remaja mendaptkan skor 7 – 13 Kurang apabila remaja mendapatkan skor 0 - 6


(39)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di Desa

Simpang Empat Kabupaten Asahan.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu (Hidayat, 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh remaja yang bertempat tinggal di desa simpang

empat. Berdasarkan data yang di peroleh dari desa simpang empat kabupaten.

Asahan, yaitu populasi remaja sebanyak 312 orang pada bulan Mei sampai

dengan Agustus tahun 2013.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Apabila populasi

lebih dari 100 maka pengambilan sampel dapat di ambil antara 10-15% atau


(40)

Adapaun tehnik pengambilan sampel yang akan di gunakan peneliti adalah

“Rendom Sampling yaitu sampel yang di dasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini sampel yang akan

diambil adalah 10% dari 312 pupulasi yaitu 66 orang.

Adapun kriteria inklusi penelitian ini yaitu:

1. Remaja yang bertempat tinggal di Desa Simpang Empat

2. Usia responden 15 – 20 tahun

3. Pendidikan SD

4. SMP

5. SMA

6. Perguruan Tinggi

Dengan jumlah populasi yang di peroleh maka di tentukan sampel dengan

menggunakan rumus :

n

=

+� (�)�

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat Kepercayaan atau ketetpan yang di inginkan (0,1)


(41)

Rumus :

n =

���

�+��� (�,�)�

n =

���

�+���

n =

���

�,��

n

=��Responden

Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini hanya mendapatkan,(66) Responden.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Simpang Empat Kabupaten Asahan

Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah :

Menurut peneliti sendiri alasan pengambilan tempat lokasi ini adalah kerena

lokasi ini merupakan wilanyah yang kurang mendapatkan penyuluhan tentang

apa itu HIV/AIDS dan bagaimana proses – proses terjadianya penyakit HIV/AIDS

itu. Karena kurangnya penyuluhan tentang HIV/AIDS maka peneliti tertarik

untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang pengetahuan remaja tentang


(42)

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan

permohonan pada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara untuk melakukan studi pendahuluan dalam penyusunan proposal ini.

Kemudian dengan pengantar tersebut peneliti akan memberikan kuesioner kepada

responden yang akan diteliti dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian kepada responden dengan menekankan pada masalah yang

meliputi:

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Lembar

persetujuan diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Jika subjek bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak mereka.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan


(43)

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat, 2011).

4.5 Instrumen Penelitian

Menurut Hidayat (2009) dan peneliti memodifikasi dari sumber kepustakaan

sesuai dengan kerangka konseptual. Maka, kuesioner dalam penelitian ini adalah

1. Kuesioner data demografi responden berupa nama, umur, pendidikan

dan pekerjaan.

2. Kuesioner pengetahuan remaja tentang pengetahuan HIV/AIDS di desa

simpang empat kabupaten asahan sumatera utara, terdiri dari 20

pertanyaan positif dengan menggunakan skala Guttmen yaitu dengan

memberi jawaban Ya atau Tidak. Apabila skor Ya nilai 1 dan apabila

skor Tidak nilai 0 dengan hasil ukur Baik 14 – 20, Cukup 7 – 13,

Kurang 0 -6.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2005) adalah:

P

=

��������

1. Keterangan:

P = Panjang kelas/interval


(44)

2. Sementara kategori adalah 3 yaitu baik, cukup, dan kurang.

Maka :

P = 20

3

P=6

3. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

a. Baik : Apabila responden mendapat nilai 14 20

b. Cukup : Apabila responden mendapat nilai 713

c. Kurang : Apabila responden mendapat nilai 06

4.6 Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Sebuah instrumen diakatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrument

dianggap valid jika instrument itu benar-benar dapat dijadikan sebagai alat ukur

untuk mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2007). Uji Validitas di lakukan

secara konten validity kepada ahlinya yaitu dosen keperawatan komunitas. Yaitu

Bapak Ismayadi,S,Kep,Ns,M,Kes,CWCCA CHtN. Uji validitas di lakukan

dengan menggunakan Conten Validity Indeks sehingga di peroleh nilai indeks

(CVI). Dikatakan Valit jika CVI >0,75 (Notoadmodjo, 2010). Hasil validitas pada


(45)

4.6.2 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen akan dilakukan uji reabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar

derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang

akan diukur (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian dilakukan uji realibilitas pada

10 responden dengan 20 item pertanyaan yang dilakukan pada bulan Oktober di

Simpang Empat. Uji realibilitas ini menggunakan KR-21 karena memiliki

instrumen dengan jumlah pertanyaan genap. Adapun hasil uji realibilitas yang

didapat dari hasil pengetesan pada 10 responden dengan menggunakan KR-21

yaitu menunjukkan hasil 0,73 dinyatakan realiabel.

Menurut Arikunto (2010), suatu instrumen dikatakan realiabel jika

mempunyai nilai alpha 0,5 atau lebih.

4.7 Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ini dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ke tempat penelitian

(Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan).

3. Setelah mendapat izin dari Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan,


(46)

4. Menjelaskan kepada calon responden tentang prosedur, manfaat

penelitian dan cara pengisian kuesionar.

5. Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian.

6. Setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data dimulai.

7. Peneliti menganalisa data

4.8 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka peneliti mengadakan analisa data

melalui beberapa tahap yang dimulai dengan edinting yaitu untuk memeriksa kelengkapan indentitas dan data responden serta memastikan semua lembar

kuesioner telah terisi, dilanjutkan dengan memberikan kode pada setiap kuesioner

untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data, kemudian peneliti

memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer, kemudian memuat distribusi frekuensi data sederhana, setelah itu peneliti melakukan tehnik analisis, yang dilakukan secara diskriptif dengan melihat persentase data yang telah terkumpul dalam tabel distribusi frekuensi.

Analisa data dilakukan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunkan


(47)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan. Penelitian

yang telah dilakukan dari tanggal 28 September sampai dengan 23 Oktober 2013

pada remaja di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan dengan jumlah

responden sebanyak 66. Penyajian hasil analisa data dalam penelitian ini meliputi

deskriptif karakteristik responden.

5.1.1 Karakteristik Responden

Pada tabel 5.1 dapat dilihat data hasil penelitian tentang karakteristik

responden dengan jumlah 66 orang yang meliputi usia remaja, jenis

kelamin,agama,suku,pendidikan terakhir, informasi yang pernah didapat tentang

penyakit HIV/AIDS. Data yang diperoleh menunjukkan manyoritas responden

usia remaja 20 tahun (33,3%). Jenis Kelamin Laki – Laki (63,6%). Agama

(100%). Suku Jawa (71,2%), Pendidikan Terakhir SMA (59,1%). Informasi yang


(48)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden (n=66)

Karakteristik Frekuensi Persentase

Usia Remaja

15 9 13,6

16 6 9,1

17 12 18,2

18 14 21,2

19 5 7,6

20 20 30,3

Jenis Kelamin

Laki - Laki 42 63,6

Perempuan 24 36,4

Agama

Islam 100 100

Suku

Jawa 47 71,2

Melayu 15 22,7

Batak 4 6,1

Pendidikan Terakhir

SD 11 16,7

SMP 11 16,7

SMA 39 59,1

Perguruan Tinggi 5 7,6

Pernah mendapatkan sumber informasi tentang HIV/AIDS

Pernah 66 100

Tidak Pernah 0

Sumber Informasi

Internet 29 43,9

Koran 20 30,3

TV/Radio 13 19,7


(49)

Tabel 5.2 Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan.

No Berdasarkan Pengetahuan Remaja Ya

N(%)

Tidak N(%)

1 HIV adalah virus penyebab AIDS 64 (97,0%)

1

2 (3,0%) 0 2 Seseorang yang positif HIV akan menderita AIDS 59 (89,4%)

1

7 (10,6%) 0 3 HIV dapat menular melalui hubungan seksual bebas 55 (83,3%)

1

11 (16,7%) 0 4 Penularan HIV dapat terjadi melalui gigitan

nyamuk

50 (75,8%) 1

16 (24,2%) 0 5 Pemakaian kamar mandi bersamaan dapat

menularkan terjadinya penyakit HIV

38 (57,6%) 1

28 (42,4%) 0 6 Seseorang yang melakukan hubungan seksual

bebas sangat beresiko terjadinya HIV

47 (71,2%) 1

19 (28,8%) 0 7 Remaja sangat dikaitkan dengan aktifitas seksual

yang beresiko dengan penggunaan Napza.

43 (65,2%) 1

23 (34,8%) 0 8 AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit

kerusakan sistem kekebalan tubuh

38 (57,2%) 1

28 (42,4%) 0 9 HIV/AIDS merupakan penyakit yang dapat di

sembuhkan

37 (56,1%) 1

29 (43,9%) 0 10 Remaja merupakan salah satu kelompok yang

paling berisiko untuk terinfeksi HIV/AIDS.

40 (60,6%) 1

26 (39,4%) 0 11 AIDS sama dengan HIV keduanya adalah istilah

yang menyatakan penyakit yang sama.

45 (68,2%) 1

21 (31,8%) 0 12 HIV/AIDS dapat ditularkan melalui darah, cairan

sperma dan vagina

48 (72,7%) 1

18 (27,3%) 0 13 HIV/AIDS di sebabkan oleh faktor biologi

(inherited biologica risk), di mana infeksi pada anak di tularkan secara langsung dari darah ibu.

39 (59,1%) 1

27 (40,9%) 0 14 HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu :

kontak seksual, kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan

48 (72,7%) 1

18 (27,3%) 0 15 Seorang ibu yang terkena HIV/AIDS dapat

memprogramkan kehamilannya

40 (60,6%) 1

26 (39,4%) 0 16 Penularan HIV/AIDS dapat terjadi selama Laki –

Laki Dan Perempuan Melakukan hubungan seksual melalui penetrasi vagina,dari lubang anus dan mulut

49 (74,2%) 1

17 (25,8%) 0 17 Bagi pemakai narkoba jenis jarum suntik secara

bergantian beresiko terjadinya HIV/AIDS

50 (75,8%) 1

16 (24,2%) 0 18 ARV (Anti Retrovarial Virus) merupakan salah satu

pengobatan HIV/AIDS

42 (63,6%) 1

24 (36,4%) 0 19 HIV/AIDS tidak dapat di tularkan melalui

bersalaman, berpelukan maupun berciuman bibir

45 (68,2%) 1

21 (31,8%) 0 20 Laki – laki lebih beresiko terhadap penyakit

HIV/AIDS

48 (72,7%) 1

18 (27,3%) 0


(50)

5.3 Pengetahuan Remaja

Berdasarkan hasil penelitian.pengetahuan remaja mayoritas remaja 42 orang

(63,6%), remaja berpengetahuan baik, 22 orang denagan kategori cukup (33,3%),

dan 2 orang dengan kategori kurang (3,0%). Selengkapnya dapat dilihat dari tabel

Tabel 5.3 Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Desa Simpang Empat Kabupaten Asahan Tahun 2013.(n=66)

Kategori Remaja Frekuensi Persentase

Baik 42 63,6

Cukup 22 33,3

Kurang 2 3,1

Total 66 100

5.4 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas tingkat pengetahuan remaja

tentang HIV/AIDS dengan kategori baik (63,6%),hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hermayana (2010),pada 98 responden dengan

judul pencegahan HIV/AIDS didapat hasil penelitian berjumlah (64,78%) remaja

memiliki pengetahuan baik tentang penyakit HIV/AIDS, hal ini dimungkinkan

karena (100%), pernah mendapatkan informasi dari media elektronik sepertidari

internet (43,9%), penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nora (2011), yang berjudul perkembangan teknologi, didapat mayoritas

responden yang berjenis laki – laki (63,6%), bila dilihat dari faktor jenis kelamin

dapat mempengaruhi pengetahuan seorang remaja dan hal ini dimungkinkan

karena sumber – sumber informasi yang didapatkan menunjukkan pernah

mendapatkan informasi, karena para remaja khusunya pada laki – laki akan lebih


(51)

merusak hidup mereka dan memungkinkan dari pengalaman – pengalaman

mereka yang mengetahui akan bahwanya penyakit HIV/AIDS itu.

Suparlan (2005) yang berjudul perkembangan psikologi mengatakan bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia dimana usia sangat

mempengaruhi perkembangan seseorang dalam memahami sesuatu. Menurut

beberapa peneliti bahwa pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan

pertambahan usia, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan pada

responden yang mayoritas berumur 20 tahun (30,3%), dimana biasanya para

anggota remaja dengan berumur 20 tahun sudah mendapatkan informasi dan

banyak memilki pengalamandari lingkungan dan dari pergaulan yang positif yang

mampu membuat mereka dapat mencegah hal – hal terjadinya penyakit menular

HIV/AIDS dan seperti halnya mereka mendapatkan informasi dari teman –teman

dan dari media elektronik lainnya.

Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Aswar (2011), yang berjudul pengetahuan tentang HIV/AIDS

terhadap 64 responden dengan tujuan menggambarkan pengetahuan remaja

didapatkan mayoritas yang memiliki pengetahuan kurang (75,52%), dikarenakan

bahwa (81,4%), masih berpendidikan SMP, sedangkan pada penelitian ini

mayoritas memiliki pendidikan SMA (59,1%), hal ini sesuai yang dikemukan oleh

Suparlan (2005), bahwa pendidikan adalah proses penyampaian bahan atau materi

pendidiakan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan

tingkat prilaku. Pada umumnya pendidikan meningkatkan tingkat intelegensinya.


(52)

tinggi maka semangkin tinggi pula tingkat pengetahuannya, maka hal ini

disebabkan karena institusi pendidikan merupakan media untuk membina dan

mengembangkan pengetahuan remaj sehingga makin tinggi pendidikan remaja

semakin banyak pula informasi yang didapatkannya.

Dalam penelitian ini masih ada responden yang memiliki pengetahuan

cukup (33,3%), sedangkan berpengetahuan kurang sebanyak (3,1%), artinya tidak

semua peryataan dalam kuesioner yang dipakai untuk mengukur pengetahuan

remaja tentang penyakit HIV/AIDS tidak dijawab secara maksiamal oleh para


(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMONDASI

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

menganai pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di Desa Simpang Empat

Kabupaten Asahan. Sebagai Berikut:

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 28

September sampai dengan 23 Oktober 2013 pada remaja di Desa Simpang Empat

Kabupaten Asahan. Di simpulkan bahwa data hasil penelitian tentang

karekterisitik responden dengan jumlah 66 orang yang meliputi usia, jenis

kelamin, agama, pendidikan, pernah mendapat ini formasi mengenai HIV/AIDS

dan jika dari mana. Data yang diperoleh menujukan manyoritas responden usia 20

tahun (30,3%), Dan berdasarkan jenis kelamin, laki – laki (63,6%), dan responden

berdasarkan jenjang pendidikan SMA (59,1%), yang bersuku jawa (71,2%),

sedangkan berdasarkan sumber informasi yang pernah didapatkan dari Internet

(43,9%). Dan rata – rata skor total pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS

sebagian besar berada dalam kategori baik (63,2%). Dan kategori cukup (33,3%),


(54)

6.2 Saran

1. Pelayanan keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para perawat

komunitas khususnya yang bertugas di masyarakat agar dapat meningkatkan

penyuluhan tentang pentingnya sumber informasi HIV/AIDS pada remaja.

2. Untuk Remaja

Kepada remaja agar lebih mewaspadai lagi dalam hal pengetahuan tentang

HIV/AIDS agar bisa hidup lebih sehat dan melihat lagi bahwa pentingnya

kesehatan dalam kehidupan, dan menghindari pergaulan bebas agar tidak

terjadi resiko penyakit tersebut.

3. Penelitian keperawatan

penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Di samping itu untuk menciptakan kesempurnaan ilmu pengetahuan tentang


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian, Rineka Cipta Jakarta

Adam S,2010 Apri

Aora 2010. Apri

Aswar 2011 Arilhtttp://www.voaindonesia.com/conten/pengetahuan HIV1.diakses

tanggal 12 januari 2014.

Annehera2005,Apri

Benson,Ralph.C. 2009. Buku Saku Obsetri & Ginekologi , suslani wijaya, Jakarta

Bagus Prabudi

Hermayana 2010 Pencegahan Tentang HIV/AIDS Rineka Cipta Jakarta Hutapea Ronald 2011, AIDS Dan PMS Dan Perkosaan .Rineka Cipta Jakarta Hidayat Alimul Aziz A 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik

Analisa Data. Rineka Cipta Jakarta

Hidayat Alimul Aziz A 20011. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data.

Henry 2003 Sumber Informasi dan Perkembangan Teknoligi, Rineka Cipta Jakarta.


(56)

Kurniawati Dian Ninuk.2011, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi. Penerbit Salemba Medika Jakarta.

Notoatdmojo,2007 Perkembagan Pada Remaja, . Rineka Cipta Jakarta. Nora,Phona 2011 Perkembangan Teknologi Rineka Cipta Jakarta.

Prof. Dr. Notoatmodjo. Soekidjo Natodmojho 2003 Sarjana Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta Jakarta.

Prof. Dr. Notoatmodjo. Soekidjo. 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan Rineka Cipta.Jakarta.

Prawira,S

Prabowo,Rahmat.Bagus,RemajaDanHIV/AI

Rampengan, T.H. 2008. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak , Jakarta

Siagian Hendry 2009, Seksualita Pada Remaja Yang Terinfeksi Virus HIV/AIDS. Rineka Cipta Jakarta

Sarhanry Hardy 2003 pergaulan remaja, Rineka Cipta Jakarta.

SantrockdanAnneahera

Sarlito Sarwono.2011. Psikologi Remaja. : Rajawali Pers. Jakarta

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi: Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(57)

Satriawan,Y. 2013. Kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah Melonjak,http://www.voain donesia.com/content/article/1349196.html, diakses tanggal 26 April 2013

Suparlan S. 2005. Psikologi Perkembangan, Yokyakarta: Ar- Ruzz Media

Trinyanto Endang,S.Kep,Ns,M.Kep.2012 Strategi Pelanyanan Keperawatan Bagi Penderita AIDS. Yogyakarta.

WHO2011.Renmaja,dengan,perkem

Widoyono, 2011. Penyakit Tropis , Penerbit Erlangga, Jakarta

Yatim Irwan Danny,2006 Dialog Seputar AIDS. Penerbit PT Gransindo Jakarta.

ZoyaAmririn.

diakses tanggal 28 Apri 2013

Zei


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI DESA SIMPANG EMPAT KAB. ASAHAN

TAHUN 2013

Petunjuk Pengisian

1. Isilah pertanyaan dengan benar.

2. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban yang akan di pilih.

3. Setelah selesai kembalikan kuesioner dengan baik

A. Data Demografi Kode Responden :

Umur : ...Tahun

Jenis Kelamin : ( ) Laki – Laki ( ) Perempuan

Agama :

Suku :

Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi

Sumber Informasi : Koran TV/Radio Internet Petugas Kesehatan


(66)

Lampiran 2 Petunjuk Pengisian

1. Beri tanda check list (√) pada jawaban yang anda pilih

2. Bacalah pertanyaan dengan baik untuk menentukan jawaban yang akan di pilih.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 HIV adalah virus penyebab AIDS

2 Seseorang yang positif HIV akan menderita AIDS 3 HIV dapat menular melalui hubungan seksual bebas 4 Penularan HIV dapat terjadi melalui gigitan nyamuk 5 Pemakaian kamar mandi bersamaan dapat menularkan

terjadinya penyakit HIV

6 Seseorang yang melakukan hubungan seksual bebas sangat beresiko terjadinya HIV

7 Remaja sangat dikaitkan dengan aktifitas seksual yang beresiko dengan penggunaan Napza.

8 AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh

9 HIV/AIDS merupakan penyakit yang dapat di sembuhkan

10 Remaja merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko untuk terinfeksi HIV/AIDS.

11 AIDS sama dengan HIV keduanya adalah istilah yang menyatakan penyakit yang sama.

12 HIV/AIDS dapat ditularkan melalui darah, cairan sperma dan vagina

13 HIV/AIDS di sebabkan oleh faktor biologi (inherited biologica risk), di mana infeksi pada anak di tularkan secara langsung dari darah ibu.


(67)

14 HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual, kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan

15 Seorang ibu yang terkena HIV/AIDS dapat

memprogramkan kehamilannya

16 Penularan HIV/AIDS dapat terjadi selama Laki – Laki Dan Perempuan Melakukan hubungan seksual melalui penetrasi vagina,dari lubang anus dan mulut

17 Bagi pemakai narkoba jenis jarum suntik secara bergantian beresiko terjadinya HIV/AIDS

18 ARV (Anti Retrovarial Virus) merupakan salah satu pengobatan HIV/AIDS

19 HIV/AIDS tidak dapat di tularkan melalui bersalaman, berpelukan maupun berciuman bibir


(68)

Lampiran 3

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya adalah seorang mahasiswa di program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS. Penelitian ini adalah merupakan salah satu kegiatan dalam melakukan tugas akhir di program studi ilmu keperawatan. Diharapkan kesediaan para remajan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Dimana hal ini tidak akan memberi dampak yang buruk dan membahayakan bagi remaja. Jika remaja setuju maka saya akan membagikan kuisioner untuk diisi.

Partisipasi para remaja dalam penelitiaan ini sifatnya sukarela, sehingga remaja bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang diberikan dalam penelitian akan dijaga kerahasiaanya dan akan digunakan hanya dalam penelitian ini. Atas partisipasi para remaja sekalian saya ucapkan terimakasih.

Medan, Mei 2013

Peneliti Responden


(69)

CONTENT VALIDITY INDEX

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI DESA SIMPANG EMPAT KABUPATEN ASAHAN.

No. Pertanyaan 0,6 0,7 0,8 0,9 1

1 HIV adalah virus penyebab AIDS?

2 Seseprang yang positif HIV akan terkena AIDS?

3 HIV dapat menular melalui hubungan seksual?

4 Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual?

5 Pemakaian kamar mandi bersamaan dapat

menularkan terjadinya penyakit HIV?

6 Seseorang yang melakukan hubungan seksual bebas senagt beresiko terjadinya HIV?

7 Remaja sangat dikaitkan dengan aktifitas seksual yang beresiko dengan penggunaanNapza?

8 AIDS adalah satu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh?

9 HIV/AIDS merupakan penyakit yang dapat disembuhkan?

10 Remaja merupakan salah satu kelompok yang paling beresiko untuk terinfeksi HIV/AIDS?

11 AIDS sama dengan HIV keduanya adalah

istilah yang menyatakan penyakit yang sama?

12 HIV/AIDS dapat ditularkan melalui darah, cairan sperma dan vagina?

13 HIV/AIDS disebabkan oleh faktor biologi (inherited biologica risk), dimana infeksi pada anak ditularkan secara langsung dari darah ibu?


(70)

14 HIV dapat terjadi melaui berbagai cara, yaitu Kontek seksual, kontak dengan darah atau secret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan?

15 Seorang ibu yang terkena HIV/AIDS dapat memprogramkan kehamilannya?

16 Penularan HIV/AIDS dapat terjadi selama laki – laki dan perempuan melakukan hubungan seksual melalui penetrasi vagina, dari lubang anus dan mulut?

17 Bagi pemakai narkoba jenis jarum suntik secara bergantian beresiko terjadinya HIV/AIDS? 18 ARV ( Anti Retrovarial Virus), merupakan

salah satu pengobatan HIV/AIDS?

19 HIV/AIDS tidak dapat ditularkan melalui bersalaman, berpelukan maupun berciuman?

20 Laki – laki beresikon terhadap penyakit HIV/AIDS?

Keterangan:

0,6 : Pertanyaan tidak relevan

0,7 : Pertanyaan tidak dapat dikaji relevansinya tanpa merevisi item yang bersangkutan

0,8 : Pertanyaan relevan tetapi dibutuhkan sedikit revisi 0,9 : Pertanyaan relevan

1 : Pertanyaan sangat relevan

CVI = ����

���������

=

0,9�20


(71)

NO NO.RESP BUTIRAN PERNYATAAN Skor Total (X) (X²)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 18 20

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

2 2 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 10 100

3 3 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 10 100

4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 64

5 5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 12 144

6 6 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 9 81

7 7 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 12 144

8 8 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10 100

9 9 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 7 49

10 10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

116 1506

13456

M = ∑X N = 116 10 = 11,6

R 21

k-1 k. Vt = ( k ) ( 1_ M ( k –M )

=( 20 ) ( 1 _ 11,6 ( 20 – 11,6 ) 20-1 20. 16,04


(72)

Vt= ∑X² - (∑X)² N

N

1506 – 13456 = 10

10

= 1506 – 1345,6 10

= 160.4 10 Vt= 16.04

= ( 1.05) ( 0.7 )


(73)

Lampiran 4

Master Tabel Frekuensi Karekteristik Responden (n=66)

NO Inisial

Responden

BUTIRAN PERNYATAAN Skor

Total (X)

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 RJ. T 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15 Baik

2 RJ. S 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 Kurang

3 RJ. A 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7 Cukup

4 RJ. K 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik

5 RJ. S 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15 Baik

6 RJ. G 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 9 Cukup

7 RJ. S 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Baik

8 RJ.Y 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 12 Cukup

9 RJ. J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 Baik

10 RJ. A 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 Cukup

11 RJ. H 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 8 Cukup

12 RJ. M 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

13 RJ. J 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup

14 RJ. B 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 12 Cukup

15 RJ. E 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Baik

16 RJ. N 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6 Kurang

17 RJ. H 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 11 Cukup

18 RJ. I 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16 Baik


(74)

20 RJ. H 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik

21 RJ. L 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 Baik

22 RJ. L 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 15 Baik

23 RJ. H 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14 Baik

24 RJ. K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 17 Baik

25 RJ .K 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik

26 RJ. K 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 11 Cukup

27 RJ. K 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 14 Baik

28 RJ. U 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 14 Baik

29 RJ. I 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 15 Baik

30 RJ. P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 Baik

31 RJ. T 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Baik

32 RJ. R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 Baik

33 RJ. N 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 11 Cukup

34 RJ. M 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik

353 RJ. B 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 14 Baik

6 RJ. K 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 Baik

37 RJ. E 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 9 Cukup

38 RJ.I 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12 Cukup

39 RJ. W 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

40 RJ. F 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14 Baik

41 RJ. X 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Baik

42 RJ. B 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 9 Cukup

43 RJ.D 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 14 Baik


(75)

45 RJ. S 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Baik

46 RJ. A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 Baik

47 RJ. I 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 10 Cukup

48 RJ. D 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 9 Cukup

49 RJ. B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11 Cukup

50 RJ. P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10 Cukup

51 RJ. G 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 Baik

52 RJ. H 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Baik

53 RJ. H 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 10 Cukup

54 RJ. O 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Baik

55 RJ. N 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 10 Cukup

56 RJ. P 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 7 Cukup

57 RJ. B 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 Baik

58 RJ. J 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 10 Cukup

59 RJ. H 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 Baik

60 RJ. P 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 9 Cukup

61 RJ. F 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

62 RJ. L 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik

63 RJ. P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik

64 RJ. B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 17 Baik

65 RJ. T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik


(76)

Lampiran 5

Master Tabel Frekuensi Demografi (n=66)

No

Umur Kenis kelamin

Agama Suku Pendidikan Informasi Dari Mana

Mendapatkan Informasi

1 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SD Pernah TV/Radio

2 15 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SD Pernah TV/Radio

3 18 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SD Pernah TV/Radio

4 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SD Pernah Petugas Kesehatan

5 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SD Pernah Petugas Kesehatan

6 17 Tahun Perempuan Islam Melayu SD Pernah Petugas Kesehatan

7 15 Tahun Laki - Laki Islam Melayu SD Pernah TV/Radio

8 20 Tahun Perempuan Islam Jawa SD Pernah Koran

9 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SD Pernah Koran

10 20 Tahun Laki - Laki Islam Melayu SD Pernah Koran

11 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SD Pernah Koran

12 15 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMP Pernah Koran

13 16 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMP Pernah Petugas Kesehatan

14 20 Tahun Laki - Laki Islam Melayu SMP Pernah Internet

15 15 Tahun Perempuan Islam Jawa SMP Pernah Internet

16 16 Tahun Laki - Laki Islam Melayu SMP Pernah Internet

17 15 Tahun Perempuan Islam Melayu SMP Pernah Internet

18 20 Tahun Laki - Laki Islam Melayu SMP Pernah Internet

19 16 Tahun Perempuan Islam Melayu SMP Pernah TV/Radio

20 19 Tauhun Perempuan Islam Melayu SMP Pernah Koran


(77)

22 20 Tahun Perempuan Islam Jawa SMP Pernah Koran

23 18 Tahun Perempuan Islam Melayu SMP Pernah Koran

24 18 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah Koran

25 19 Tauhun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah Koran

26 18 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah Internet

27 18 Tahun Perempuan Islam Melayu SMA Pernah Koran

28 20 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah TV/Radio

29 19 Tauhun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah Koran

30 20 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah TV/Radio

31 17 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah TV/Radio

32 18 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah Koran

33 17 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah TV/Radio

34 16 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah Koran

35 15 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah TV/Radio

36 20 Tahun Perempuan Islam Jawa SMA Pernah Koran

37 19 Tauhun Laki - Laki Islam Melayu SMA Pernah Internet

38 18 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Koran

39 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Koran

40 20 Tahun Perempuan Islam Melayu SMA Pernah Internet

41 18 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

42 19 Tauhun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Koran

43 18 Tahun Laki - Laki Islam Melayu SMA Pernah Internet

44 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Koran

45 18 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

46 18 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Koran

47 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Koran

48 16 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Koran


(78)

50 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

51 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

52 15 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

53 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

54 18 Tahun Laki - Laki Islam Melayu SMA Pernah Internet

55 15 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

56 16 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

57 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

58 15 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

59 18 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

60 17 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

61 18 Tahun Laki - Laki Islam Jawa SMA Pernah Internet

62 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa Perguruan Tinggi Pernah Internet

63 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa Perguruan Tinggi Pernah Internet

64 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa Perguruan Tinggi Pernah Internet

65 20 Tahun Laki - Laki Islam Jawa Perguruan Tinggi Pernah Internet


(1)

LAMPIRAN 6 JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No

Aktivitas Penelitian April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013 Oktober 2013 November 2013 Januari 2014 Februari 2014 Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul penelitian

2 Menyusun Bab I

3 Menyusun Bab 2

4 Menyusun Bab 3

5 Menyusun Bab 4

6 Menyerahkan proposal penelitian

7 Ujian sidang proposal

8 Revisi proposal penelitian

9 Uji Validitas & Reliabilitas

10 Pengumpulan data responden

11 Analisa data

12 Pengajuan sidang skripsi

13 Ujian sidang skripsi

14 Revisi skripsi

15 Mengumpulkan skripsi


(2)

LAMPIRAN 7 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Asmadi DATA PRIBADI

Tempat,tanggal lahir : Sei Jawi – Jawi ,06 Mei 1990 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sei Jawi – Jawi Kec. Sei Kepayang Kab. Asahan Kewarganegaraan : Indonesia

Telephone : 081360468659

Email

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1998 - 2003 : SD Negeri 014638 Sei Jawi - Jawi PENDIDIKAN FoRmAL

2003 - 2006 : MTsN Negeri 4 Tanjung Balai 2006 - 2009 : SMA Dar Alfalah Tanjung Balai

2009 – 2012 : Diploma III Akademi Keperawatan Harapan Mama 2012 s/d saat ini : S1 Keperawatan FK. Keperawatan USU Medan


(3)

LAMPIRAN 8

TAKSASI DANA PENELITIAN

PEMBUATAN PROPOSAL

1. Biaya print proposal Rp 100.000,00 2. Kertas A4 80 gr Rp 60.000,00

3. Beli buku Rp 150.000,00

4. Biaya internet Rp 50.000,00 5. Biaya pengambilan data awal Rp 50.000,00 6. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000,00 7. Fotocopy perbanyak proposal Rp 50.000,00 8. Konsumsi Dosen dan Pembimbing Rp 70.000,00 9. Dana tidak terduga Rp 100.000,00 Total dana Rp 680.000,00

10. Revisi Proposal

Ngeprint Rp 50.000,00

Potocopy Rp 30.000,00

11. Uji validitas dan reliabelitas

Ngeprint Rp 30.000,00

Potocopy Rp 20.000,00

Biaya transportasi Rp 100.000,00 12. Penelitian

Biaya izin Penelitian Rp 100.000,00 Biaya perbanyak istrumen Rp 50.000,00 Biaya transportasi Rp 700.000,00 Dana tidak terduga Rp 100.000,00 Total dana Rp 1.160.000,00


(4)

(5)

(6)