TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Holland.

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. HOLLAND

Oleh :

Nama : Budi Heru Wicaksono Nim : 98.41010.5014

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ix

Halaman

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Akuntansi ... 7

2.2 Akuntansi Manajemen ... 8

2.3 Akuntansi Biaya ... 8

2.4 Biaya ... 8


(3)

x

2.6 Perilaku biaya ... 9

2.7 Persediaan Barang ... 11

2.7.1 Metode Pencatatan Persediaan Barang ... 13

2.7.2

Metode Harga Pokok Persediaan ... 14

2.8 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing ... 15

2.9 Analisa Break Even ... 16

2.10 Margin of Safety (Margin Pengaman) ... 19

2.11 Analisa dan Perancangan Sistem ... 19

2.11.1 Data flow diagram ... 20

2.11.2 Entity relationship diagram ... 21

2.11.3 Database ... 23

2.11.4 Structured query language ... 23

2.11.5 Power Designer 6.0 ... 24

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 25

3.1 Analisa Sistem ... 25

3.2 Perancangan Sistem ... 25

3.2.1 Sistem flow ... 26

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 44

3.2.3 HIPO / Bagan Berjenjang ... 46

3.2.4 Entity Relationship Diagram (ER-Diagram) ... 71

3.2.5 Physical Data Model / Database Diagram ... 72

3.2.6 Struktur Database ... 73


(4)

xi

4.1 Implementasi ... 101

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 101

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 101

4.2 Evaluasi ... 102

BAB V PENUTUP ... 145

5.1 Kesimpulan ... 145

5.2 Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 147

BIODATA ... 148


(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada PT. Holland yang bergerak dalam bidang produksi serta penjualan Martabak dan Terang Bulan. Bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi setiap harinya banyak ragam dan jenisnya sesuai dengan jenis martabak dan terang bulan yang diproduksi. Pada PT. Holland yang bertugas untuk mengontrol persediaan bahan baku adalah bagian inventori. Bagian ini menangani persediaan bahan baku mulai dari pembelian bahan baku, retur pembelian, produksi, pengeluaran bahan baku keluar ke outlet-outlet dan retur bahan baku dari outlet. Sistem pencatatan jumlah bahan baku pada bagian ini masih dilakukan secara manual dan untuk penghitungan saldo akhir bahan baku dilakukan dengan cara menghitung langsung persediaan bahan baku akhir secara fisik tidak dengan mencocokkan catatan kartu stock penghitungan bahan baku yang masuk dikurangi bahan baku yang keluar. Hal ini disebabkan sering hilangnya catatan kartu stock yang ada dan juga banyaknya bahan baku yang keluar atau retur dari outlet tidak dicatat sehingga sulit untuk menghitung saldo akhir bahan baku. Pada bagian inventori ini juga sering terjadi pemborosan bahan baku karena produk yang dijual sering tidak sesuai dengan bahan baku yang dikeluarkan atau diproduksi. Banyaknya terjadi pemborosan ataupun kebocoran bahan baku pada bagian inventori sehingga diperlukan sistem inventori yang secara cepat dan mudah dapat mengontrol bahan baku dari proses pembelian, produksi, pengeluaran dan retur bahan baku dari outlet-outlet.


(6)

Pendapatan pada PT. Holland diperoleh dari penjualan. Sistem penjualan ada dua yaitu penjualan produk secara tunai yang dilakukan melalui outlet-outlet yang terdapat di sejumlah tempat di Surabaya dan Jakarta serta penjualan bahan dan peralatan ke pihak franchisee secara kredit maupun tunai. Sedangkan untuk

sistem pembelian barang ke pemasok dilakukan secara kredit maupun tunai. Sistem pembelian barang masih dilakukan langsung ke pemasok berdasarkan waktu pembelian (harian/mingguan), tanpa melihat stok barang yang ada di gudang maupun kartu stok yang ada sehingga sering menimbulkan penumpukan barang di gudang. Pada PT. Holland ada bagian yang menangani sistem keuangan yaitu bagian keuangan. Bagian ini bertugas untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan, misal biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perusahaan dan membuat laporan omset penjualan produk dari outlet-outlet setiap harinya. Sistem keuangan pada PT. Holland masih dicatat secara manual dan belum terintegrasi dengan sistem inventori, sistem penjualan dan sistem pembelian yang ada sehingga pada bagian keuangan kesulitan untuk membuat laporan keuangan untuk pihak manajemen. PT. Holland bermaksud membenahi sistem akuntansi yang telah ada menjadi sistem yang terkomputerisasi dan saling menunjang antar satu bagian dengan bagian yang lain dan juga agar dapat membantu perusahaan untuk memecahkan permasalahan pada persediaan bahan baku sehingga resiko terjadinya pemborosan dan kebocoran bahan baku dapat diperkecil serta membantu bagian keuangan untuk dapat menyusun laporan keuangan dengan cepat, tepat dan akurat. Dengan sistem informasi akuntansi yang dibuat diharapkan pihak perusahaan dapat lebih mudah menganalisa secara jangka pendek untuk menentukan sejauh mana pengaruh pendapatan dari penjualan pada


(7)

3

saat ini dapat mempengaruhi laba/rugi. Perusahaan juga dapat menentukan dan menganalisa keadaan jangka panjang perusahaan berapa rugi laba perusahaan di masa yang datang dan juga peningkatan atau efisiensi apa yang harus dilakukan untuk memperoleh laba serta sejauh mana pengaruh pendapatan terhadap biaya-biaya tetap maupun biaya-biaya variabel. Di sini pihak perusahaan dengan data-data biaya dan pendapatan yang ada dituntut untuk merencanakan laba, merumuskan kebijaksanaan dan mengambil keputusan yang sangat diperlukan untuk menunjukkan perusahaan itu dalam keadaan laba, rugi ataupun impas.

Untuk itu peneliti membuat suatu software aplikasi untuk meringankan pekerjaan dalam bidang akuntansi, terutama yang berhubungan dengan sistem inventori, general ledger serta analisa break even dan margin pengaman.

1.2. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang ada maka perumusan masalah dapat diketahui sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat sistem inventori untuk membantu bagian inventori mengontrol persediaan bahan baku ?

2. Bagaimana membuat sistem general ledger yang terintegrasi dengan sistem inventori, sistem penjualan dan sistem pembelian untuk membantu bagian keuangan dalam pencatatan jurnal transaksi dan pembuatan laporan keuangan ?

3. Bagaimana memberikan informasi keuangan pada pihak manajemen berupa laporan rugi laba dan laporan neraca ?


(8)

4. Bagaimana melakukan analisa break even pada data-data inventori dan general ledger untuk dapat menghitung margin pengaman agar perusahaan dapat mengendalikan penjualan produknya ?

1.3. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah untuk permasalahan diatas :

1. Sistem Informasi Akuntansi yang dibuat untuk perusahaan manufaktur PT. Holland Surabaya.

2. Sistem Informasi Akuntansi yang dibuat meliputi :

- Sistem Penjualan Produk yang bisa menghitung omset penjualan dan harga pokok bahan baku standar yang terpakai.

- Sistem Pembelian yang terintegrasi dengan sistem inventori

- Sistem inventori yang dibuat dapat menghitung produksi bahan setengah jadi, pengeluaran bahan baku, retur bahan baku dan penjualan dan retur penjualan bahan dan peralatan ke pihak franchisee. Sistem

untuk menghitung metode harga pokok penjualan menggunakan metode rata-rata.

- Sistem general ledger yang terintegrasi dengan sistem penjualan, sistem pembelian dan sistem inventori serta dapat melakukan proses perhitungan aktiva tetap, hutang dan piutang dagang dengan menggunakan sistem periodik bulanan.

3. Sistem yang dibuat dapat menghasilkan laporan pembelian, laporan pemakaian bahan baku, laporan keluar-retur bahan, laporan penjualan produk, laporan penjualan barang ke franchisee, laporan stok, laporan selisih biaya bahan, laporan analisa biaya bahan, laporan aktiva tetap,


(9)

5

laporan hutang dagang, laporan piutang dagang, laporan jurnal, laporan harga pokok penjualan, laporan rugi laba dan laporan neraca yang datanya diperoleh dari transaksi bulanan.

4. Data-data untuk analisa break even dan margin pengaman diambil dari data inventori dan general ledger.

1.4. Tujuan

Tujuan pembuatan sistem akuntansi ini adalah :

1. Membuat software aplikasi Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi antara sistem inventori, sistem penjualan dan sistem pembelian dengan sistem general ledger pada PT. Holland Surabaya.

2. Menerapkan analisa break even point dan margin pengaman pada data inventori, penjualan, pembelian dan general ledger.


(10)

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I menguraikan latar belakang masalah dan penjelasan permasalahan secara umum, perumusan masalah serta batasan masalah yang dibuat, tujuan dari pembuatan tugas akhir ini dan sistematika penulisan buku ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II Menjelaskan secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM

Bab III menguraikan tentang perancangan Metodologi Penelitian, Analisa Sistem, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship serta

struktur database yang digunakan dalam pembuatan sistem ini. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab IV membahas mengenai implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan dan memberikan penjelasan dari rancangan input dan output. Melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V PENUTUP

Bab V berisi kesimpulan pembahasan sistem yang telah di implementasikan dan saran bagi pengembangan sistem yang telah dibuat.


(11)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah:

2.1. Akuntansi

Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya.

Definisi dari Sudut Pemakai :

Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai :

Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :

1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan

keputusan oleh manajemen.

2. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan

pemerintah, dan sebagainya. Definisi dari Sudut Proses Kegiatan :

Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai : Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus :


(12)

1. Mengidentifikasi data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil.

2. Memproses atau menganalisis data yang relevan.

3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan.

2.2. Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen perusahaan. Akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi mereka yang berada dalam perusahaan.

2.3. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,penggolongan,peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.

Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok :

1. Penentuan harga pokok produk.

2. Pengendalian biaya.

3. Pengambilan keputuasan khusus.

2.4. Biaya

Biaya adalah merupakan obyek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya.


(13)

9 Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

2. Diukur dalam satuan uang.

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.5. Cara Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut.

Biaya digolongkan menurut :

1. Obyek pengeluaran.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

5. Jangka waktu manfaatnya.

2.6. Perilaku biaya

Pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasar perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan :

1. Biaya Tetap.


(14)

3. Biaya Semivariabel.

Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut.

Biaya Tetap

a. Commited fixed costs

b. Discretionary fixed costs

Biaya Variabel

a.Engineered variable costs b.Discretionary variable costs

Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

Commited fixed costs

Commited fixed costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pablik, ekuipmen, dan organisasi pokok.

Discretionary fixed costs

Discretionary fixed costs merupakan biaya :

a. yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala yang

secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diijinkan untuk dikeluarkan.

b. Yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa, atau produk). Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.


(15)

11 Engineered variable costs

Engineered variable costs adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu.

Discretionary variable costs

Discretionary variable costs merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki hubungan erat namun tidak nyata.

Biaya Semivariabel

Biaya Semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya.Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

2.7. Persediaan Barang

Persediaan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang. Judul ini menunjukkan seluruh persediaan barang yang dimiliki. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing


(16)

jenis diberi judul tersendiri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang dimiliki. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut:

1. Bahan Baku dan Penolong

Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.

2. Supplies Pabrik

Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi.

3. Barang dalam Proses

Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.

4. Produk Selesai

Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.

Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun rugi laba, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.


(17)

13

2.7.1. Metode Pencatatan Persediaan Barang

Ada 2 metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan yaitu :

1. Metode Fisik

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan

barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudiaan diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung:

Perhitungan harga pokok penjualan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Persediaan barang awal Rp xxx

Pembelian (netto) xxx

--- (+)

Tersedia untuk dijual Rp xxx

Persediaan barang akhir xxx

--- (-)

Harga pokok penjualan Rp xxx

2. Metode Buku (Perpetual)

Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening

sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri


(18)

dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Penggunaan metode buku dapat memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun neraca dan laporan rugi laba dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening persediaan. Pengecekan ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan, dapat dilakukan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu diselewengkan. Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening lawannya adalah persediaan barang.

2.7.2. Metode Harga Pokok Persediaan

Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga

pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang

dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan persediaan, harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung


(19)

15 atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.

Metode penentuan harga pokok persediaan :

- Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)

Dalam Metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya.

2.8. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing

Dalam metode ini harga pokok produksi dihitung dengan menjumlah semua unsur biaya produksi, baik produksi yang berperilaku tetap maupun yang berperilaku variabel. Metode Full Costing atau sering pula disebut absorption atau conventional costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari :

Biaya bahan baku Rp xx

Biaya tenaga kerja langsung Rp xx

Biaya overhead pabrik tetap Rp xx

Biaya overhead pabrik variabel Rp xx

---

Harga pokok produk Rp xx

---

Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi


(20)

yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila produk jadi tersebut telah terjual. Karena biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal, maka jika dalam suatu periode biaya overhead pabrik sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan tersebut, akan terjadi

pembebanan overhead lebih (overapplied factory overhead) atau pembebanan

biaya overhead kurang (underapplied factory overhead). Jika semua produk yang

diolah dalam periode tersebut belum laku dijual maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok produk yang masih dalam persediaan tersebut (baik berupa persediaan produk dalam proses maupun produk jadi). Namun jika dalam suatu periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead lebih atau kurang, maka biaya overhead pabrik tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap perhitungan rugi-laba sebelum produknya laku dijual.

2.9. Analisa Break Even

Break Even adalah suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya saja.

Analisa Break Even adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar supaya perusahaan tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).

Cara penentuan break even


(21)

17 Perhitungan Break Even dengan Pendekatan Teknik Persamaan

Laba adalah sama dengan hasil penjualan dikurangi dengan biaya, atau dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Keterangan : y = laba

c = harga jual per satuan x = jumlah produk yang dijual b = biaya variabel per satuan a = biaya tetap

Menurut definisi suatu perusahaan akan mencapai keadaan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba=nol, y=0). Sehingga didapatkan rumus perhitungan break even dalam satuan produk yang dijual adalah :

Break Even =

Rumus perhitungan break even dalam rupiah penjualan adalah :

Break Even =

Catatan : 1 - b/c disebut marginal income ratio atau contribution margin ratio, yaitu hasil bagi laba kontribusi dengan hasil penjualan.

Break Even =

Biaya Tetap

Harga jual per satuan - Biaya variabel per satuan

(Dlm sat.produk yg dijual)

(Dlm Rp penjualan)

Biaya Tetap

Harga jual per satuan Biaya variabel per satuan 1 -

(Dlm Rp penjualan)

Biaya Tetap

Contribution margin ratio y = cx – bx - a


(22)

Atau

Break Even =

Perhitungan Break Even dengan Pendekatan Grafis

Perhitungan break even dapat dilakukan juga dengan menentukan titik pertemuan antara garis pendapatan dengan garis biaya dalam suatu grafik. Titik pertemuan antara garis pendapatan dengan garis biaya merupakan break even point. Untuk dapat menentukan break even point, harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan pendapatan.

Grafik

Gambar 2.1. Grafik Break Even

(Dlm Rp penjualan)

Biaya Tetap Hasil Penjualan Biaya variabel 1 -

Volume penjualan

Pen

dap

at

an

&

B

ia

ya

Biaya Variabel

Biaya Tetap

Daerah Laba

Daerah Rugi

Garis total biaya Break Even Point


(23)

19

2.10. Margin of Safety (Margin Pengaman)

Apabila hasil penjualan pada tingkat break even dihubungkan dengan penjualan yang dibudgetkan atau pada tingkat penjualan tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan perusahaan tidak merugi. Hubungan atau selisih antara penjualan yang dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan margin of safety (margin pengaman).

Informasi tentang margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio (prosentase) antara penjualan menurut budget dengan volumer penjualan pada tingkat break even, atau dalam prosentase (ratio) dari selisih antara penjualan yang dibudgetkan dan penjualan pada tingkat break even dengan penjualan yang dibudgetkan itu sendiri, atau dengan rumus :

1.

2.

2.11. Analisa dan Perancangan Sistem

Sebelum menyelesaikan suatu permasalahan yang telah di rumuskan dalam rumusan permasalahan maka terlebih dahulu dilakukan suatu analisis terhadap permasalahan tersebut, dicari bagaimana cara solusi pemecahannya dan dibuatlah suatu perancangan sistem yang nantinya dapat membantu dalam proses untuk penyelesaian masalah yang di hadapi.

Penjualan per Budget Penjualan per Break even

%

Penjualan per Budget


(24)

2.11.1. Data flow diagram

Data flow diagram atau yang untuk selanjutnya di sebut DFD, adalah

sebuah alat dokumentasi grafis yang menggunakan beberapa simbol untuk

menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang terhubung. Untuk memahami suatu DFD maka akan di jelaskan sebagai berikut: 1. External Entity atau Boundary

Notasi / Simbol :

Gambar 2.2. External Entity

Simbol ini menunjukan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang

akan memberikan pengaruh berupa input atau menerima output dari sistem

2. Data Flow / Aliran Data Notasi / Simbol :

Gambar 2.3. Aliran Data

Aliran data yang masuk atau keluar dari sistem. Aliran data di gambarkan dengan tanda panah dan garis yang di beri nama dari aliran data tersebut. 3. Process

Notasi / Simbol :


(25)

21 Dalam simbol tersebut akan di tuliskan proses yang akan di kerjakan oleh sistem dari transformasi aliran data yang masuk menjadi aliran data yang keluar. Suatu proses mempunyai satu atau lebih input data yang menghasilkan satu atau lebih output data.

4. Data Store

Notasi / Simbol :

Gambar 2.5. Data Store

Data store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file atau database di sistem komputer, arsip atau catatan manual, suatu agenda atau buku. Di gunakan untuk menyimpan data sebelum dan sesudah proses lebih lanjut.

2.11.2. Entity relationship diagram

Entity relationship diagram yang untuk selanjutnya disebut ERD, adalah

suatu pemodelan file-file yang membentuk basis data. Pada model data rasional,

hubungan antara file di relasikan dengan kunci relasi yang merupakan kunci

utama tiap file. Relasi antar file di kategorikan menjadi tiga macam yaitu : 1. One to one (1 : 1) relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu. 2. One to many (1 : N) relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat juga berbanding terbalik, yaitu banyak berbanding satu.


(26)

3. Many to many (M : N) relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak.

Struktur logika secara keseluruhan dari sebuah basis data / database dapat di nyatakan secara grafis yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

1. Persegi panjang yang melambangkan himpunan entity

Gambar 2.6. Himpunan Entity

2. Elips yang melambangkan atribut atau field atau column.

Gambar 2.7. Atribut

3. Belah ketupat yang menghubungkan atribut-atribut pada himpunan

entity-entity dan himpunan entity pada himpunan hubungan.

Gambar 2.8. Hubungan Atribut

4. Garis yang menghubungkan atribut-atribut pada himpunan entity dan


(27)

23

Gambar 2.9. Garis Hubung

2.11.3. Database

Basis data merupakan tempat penyimpanan informasi kedalam komputer

yang berupa tabel-tabel yang saling berhubungan antar satu dengan yang lainnya.

Di setiap tabel, terdapat fields-fields untuk menentukan tipe data seperti string, date/time, character, numeric, boolean dan panjang dari masing-masing field.

Didalam database terdapat istilah record yaitu merupakan kelompok dari

beberapa field yang ada pada table atau file.

Basis data atau kumpulan file yang mempunyai kaitan satu dengan yang

lainnya sehingga membentuk satu bangunan data dan membentuk suatu informasi

dalam batasan tertentu. Untuk menunjukkan hubungan antara file yang satu

dengan file yang lain maka digunakan kunci dari tiap file yang ada.

2.11.4. Structured query language

Structured Query Language atau SQL adalah kumpulan perintah yang

telah menjadi standar untuk melakukan manipulasi terhadap suatu database yang

digunakan bersama aplikasi-aplikasi pemrograman seperti Delphi, Visual Basic, dan lain-lain. SQL bukan bahasa yang dapat beroperasi sendiri melainkan bagian dari server database.


(28)

2.11.5. Power Designer 6.0

a. Power Designer Process Analyst 6.0

Process Analyst adalah merupakan suatu perangkat lunak dari Power Designer yang digunakan untuk merepresentasikan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi dan juga menunjukkan relasi antar entity-entity dengan proses selama sistem berjalan.

b. Power Designer Data Architect 6.0

Data Architect adalah merupakan suatu perangkat lunak dari Power Designer yang digunakan untuk merepresentasikan relasi-relasi antar database dalam sistem informasi yang dibuat. Data Architect memiliki desain database

yang baik dan juga memberikan keuntungan dengan pendekatan desain dua level


(29)

25

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Analisa Sistem

Sistem pengolahan data persediaan dan keuangan pada PT. Holland masih dilakukan manual sehingga banyak terjadi pemborosan dan kebocoran pada bagian persediaan, sedangkan pada bagian keuangan kesulitan untuk mengontrol sistem keuangan serta pembuatan laporan-laporan keuangan. Sistem persediaan terkomputerisasi nantinya melakukan perekaman data persediaan meliputi pembelian, penjualan, keluar dan retur bahan sehingga diharapkan dapat membantu bagian persediaan dengan mengontrol persediaan barang yang ada di gudang dengan menggunakan laporan-laporan stok yang dihasilkan oleh sistem komputerisasi. Transaksi-transaksi yang terlibat pada persediaan dan yang berpengaruh dengan kas dan bank akan diproses ke general ledger. Proses General Ledger akan menghasilkan output berupa laporan-laporan keuangan yang

berguna untuk mengontrol keadaan keuangan perusahaan.

3.2. Perancangan Sistem

Tahapan perancangan sistem yang meliputi Dokumen Flow, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) serta struktur database akan dibuat untuk menghasilkan gambaran suatu sistem informasi secara bertahap mulai dari sistem secara manual sampai yang terkomputerisasi agar bermanfaat bagi perusahaan untuk mengatasi masalah. Perancangan sistem ini disajikan secara beruntun sebagai berikut:


(30)

3.2.1. Sistem flow

Diagram alir atau sistem flow merupakan bagan alir dari program / sistem yang digunakan untuk memperjelas arus dari data atau dokumen. Diagram alir tersebut terdiri atas Dokumen Flow dan Sistem Flow.

Dokumen flow merupakan gambaran suatu aliran kerja secara manual. Dokumen flow dari sistem yang lama dapat dijelaskan dengan gambar-gambar sebagai berikut:


(31)

27

D

okume

n

Fl

ow

Sis

te

m

Lama

Pr

ose

s P

em

be

lia

n Ba

ra

ng


(32)

28

n

Fl

ow

Sis

te

m

Lama

Pr

ose

s Pe

njua

lan

Ba

ra

ng


(33)

29

D

ok

um

en

F

low

S

iste

m

L

am

a P

ro

ses

K

elu

ar

-R

etu

r B

ah

an

d

an

P

en

ju

ala

n

Pro

du

k


(34)

Dokumen Flow Sistem Lama Proses Produksi WIP


(35)

31

Dokumen Flow Sistem Lama Proses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba dan Lap. Neraca

Gambar 3.5. Dokumen Flow Sistem LamaProses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba dan Lap. Neraca


(36)

Dokumen flow selanjutnya adalah gambaran aliran kerja secara manual yang terdapat dalam sistem yang baru dan dibuat untuk memperbaiki sistem yang sudah ada.


(37)

33

D

okume

n

Fl

ow

Sis

tem

Bar

u Pr

ose

s Pe

mbe

lia

n B

ar

ang


(38)

34

en

Fl

ow

S

iste

m

Ba

ru

P

ro

ses

Pe

njualan

Bar

ang


(39)

35

D

okume

n

Flo

w

S

iste

m

Ba

ru

Pr

ose

s

K

elu

ar-R

etur

B

ah

an

da

n

Pe

njua

lan

Pro

du

k


(40)

36

F

low

S

ist

em Bar

u P

ro

ses P

rod

uk

si WIP


(41)

37

Dokumen Flow Sistem Baru Proses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba dan Lap. Neraca

Gambar 3.10. Dokumen Flow Sistem Baru Proses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba dan Lap. Neraca


(42)

Diagram alir selanjutnya adalah yang disebut dengan Sistem flow. Sistem flow merupakan gambaran suatu aliran kerja yang terdapat dalam sistem yang baru secara terkomputerisasi dan dibuat untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. Sistem flow akan digambarkan pada gambar-gambar berikut:


(43)

39

Siste

m Fl

ow

Pr

ose

s P

embe

lia

n Ba

ra

ng


(44)

40

Fl

ow

Pr

oses P

en

ju

ala

n Ba

ra

ng


(45)

41 Siste m Fl ow Pr ose s K elu ar -R etur Ba ha n da n Pe nju ala n Pr oduk SKB 3 SKB2 SKB 1 GUDANG KEUANGAN

KELUAR & RETUR BHN &

JUAL PRODUK OUTLET MANAJEMEN

Menyiapkan Bhn Retur Outlet

Menerima Bhn Retur dr Outlet

SRB 1 Fkt Jual Prod 2 LJP 1 PELANGGAN Memesan Produk Fkt Jual Prod 1 Lap Analisa Biaya Bhn 2 Lap Analisa Biaya Bhn 1 Lap Analisa Biaya Bhn 1 SKB 1 SKB2 SKB 1 Menyiapkan bahan sesuai SKB SKB1 ACC Gudang Order Jual File Jual Prod In Dt & Buat Fkt Jual Prod PDE File Keluar Bahan File Barang Terminal SKB 3 SKB2 SKB 1 File Retur Bahan SRB 3 SRB2 SRB 1

Proses Hit Stock & Buat Lap

Terminal Fkt Jual Prod 3 Fkt Jual Prod 2 Fkt Jual Prod 1 SKB2

LKB 1 SRB

2 LRB 1 SRB 2 LRB1 SKB 2 LKB1 LRB 1 LKB 1 Order Jual LJP 3 LJP 2 LJP 1 Fkt Jual Prod 3 Fkt Jual Prod 2 Fkt Jual Prod 1 Terminal Lap Analisa Biaya Bhn 2 Lap Analisa Biaya Bhn 1 Proses Analisa Biaya Bhn Uang Uang File Budget Produk Rencana Budget Produk Terminal Rencana Budget Produk N 4 N

SKB3 SRB 2

4 N 2 7 5 1 1 5 2 LJP 2 LJP 1 8 9 10 8 9 10 3 6 SRB 3 SRB 2 SRB 1 N 6 7 3 N Lap Break Even yang lalu

1 Lap Analisa Biaya

Bhn yg lalu 2

Keterangan :

SKB = Surat Keluar Bahan SRB = Surat Retur Bahan LKB = Laporan Keluar Bahan LRB = Laporan Retur Bahan LJP = Laporan penJualan Produk


(46)

42

Flow

Pr

oses

P

ro

duks

i W

IP

FMBP

Rencana Produksi

FMBP Rencana Produksi

Membuat FMBP

File Produksi

Proses Hit Stock & Buat SPMB serta Buat LPMB Terminal

File Barang

LPMB2

LPMB1

LPMB1

SPMB 1

SKB 3

SKB 2

SPMB1

SPMB2

N

SKB 3

SKB 2

SPMB1

Merencanakan Kebutuhan bhn u/ produksi

Lap Break Even yang lalu

1 Lap Analisa Biaya

Bhn yg lalu 2

LPMB2

LPMB1

N

Keterangan :

SPMB = Surat PeMakaian Bahan

FMBP = Form perMintaan Bahan untuk diProduksi LPMB = Lap. PeMakaian Bahan


(47)

43

Sistem

F

low

Pr

oses P

em

bu

at

an

L

ap

. S

tok

, Lap

. Ru

gi

Lab

a

da

n La

p. Nera

ca

Gambar 3.15. Sistem Flow Proses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba


(48)

3.2.2. Data Flow Diagram (DFD).

Data flow diagram adalah suatu diagram yang digunakan untuk menggambarkan arus data suatu sistem. Data flow diagram diawali dengan pembuatan context diagram untuk memberikan gambaran sistem secara keseluruhan, setelah itu diturunkan hingga menjadi sub-sub yang lebih kecil dan lebih terperinci. Untuk proses-proses didalamnya, akan tampak jelas dan lebih rinci dilevel-level berikutnya, yaitu:

Context Diagram.

Context diagram merupakan gambaran menyeluruh dari Data Flow


(49)

45 Pada ga m ba r 3. 16 di at as m enggam bar ka n al ur sis tem se car a gl ob al dan me nje las ka n ba tas an d ari sis tem ya ng ad a. Pa da Con te x t Diagram ini te rda pa t be be rapa en ti ty y ang ber hubungan deng an S istem Inf or m asi A kun tans i p ada PT . Ho lla nd ya itu : -Pe m asok : Enti ty yang m em asok ba rang ke pe rus ahaan.

Data Koreksi Stock Brg Lap Break Even

Kwitansi Jual

Srt Tagihan Data Transaksi Jurnal

Lap Analisa By Bhn yg lama unt Outlet Lap Analisa By Bhn yg lama unt Produksi

Lap Stock Kwitansi Beli

SPB

SOP Srt Jalan & TTB

Lap Retur Beli Lap Beli Lap Hut Dag

Status Stock dan Keuangan Srt Jalan & Brg

LPMB SPMB

LJP LRB LKB

Byr Tagih Jl Brg

Status plg_franchisee SRB

SKB

Lap Piut Dag Lap Retur Jual Lap Jual Lap Jurnal

SJB & Brg Srt Order

Faktur Jl Prod

Faktur Ret Beli LBRP

FMBP SOP

Lap Nrc

SRJ

Faktur Ret Jual

Lap R_L

Status brg di gudang Faktur Beli

Byr Tagihan Beli

Faktur Jl Brg

Byr oleh plg

Order Jual

Lap Hpp Lap Break Even Pelanggan Pelanggan_Franchisee Pemasok Gudang Outlet Keuangan Produksi Manajemen 0 Sistem_Informasi_Akuntansi_Holland +


(50)

- Pelanggan : Entity yang membeli produk ke perusahaan.

- Produksi : Entity yang melakukan produksi dari bahan mentah menjadi

bahan WIP.

- Outlet : Entity yang menangani penjualan produk ke pelanggan.

- Pelanggan_Franchisee : Entity yang membeli barang ke perusahaan.

- Keuangan : Entity yang menangani masalah inventory dan keuangan

di dalam perusahaan

- Gudang : Entity yang menangani keluar masuk barang secara fisik

di dalam perusahaan.

- Manajemen : Entity yang menerima laporan-laporan yang dihasilkan dari

entity keuangan.

3.2.3. HIPO / Bagan Berjenjang.

Bagan berjenjang adalah gambaran sistem menyeluruh yang merupakan hirarki proses-proses yang ada dalam sistem, dari proses paling global hingga proses paling kecil. Bagan berjenjang digambarkan pada gambar 3.17 berikut:


(51)

47


(52)

48 1 P roses S ist em In formasi A ku nta nsi p ad a P T. H ollan d Dt Jurnal Dt Koreksi

Inf Dt Brg Dt Brg

Lap Break Even yang lama Lap Break Even yang lama

[Lap Break Even] Inf Dt Break Even

Lap R_L

Inf Dt Brg Inf Dt Perkiraan

Inf Dt Posting Dt Jurnal

Inf Dt Posting Inf Dt Perkiraan Dt Jurnal

[Kwitansi Jual]

[Srt Tagihan]

[Data Transaksi Jurnal]

[Lap Analisa By Bhn yg lama unt Produksi] [Lap Analisa By Bhn yg lama unt Outlet]

[Lap R_L]

[Lap Jurnal] Dt Jurnal

[Lap Hpp] [Lap Nrc]

Inf DT Posting

[Lap Stock]

Inf Dt Perkiraan Inf Dt Posting

Dt Jurnal

Inf Dt Posting

Inf Dt Perkiraan

Inf Dt Jurnal

Inf Dt PerkiraanDt Jurnal

[Kwitansi Beli] [Byr Tagihan Beli]

Srt Jalan & Brg tdk cocok

Srt Jalan & Brg tdk cocok

[SPB] [SOP]

[Srt Jalan & TTB]

Inf Hutang Dag

Inf Dt Pemasok Inf Dt Brg

[Faktur Ret Beli] [Faktur Beli]

[SOP] [Srt Jalan & Brg]

[Status Stock dan Keuangan]

[Lap Beli] [Lap Retur Beli]

[Lap Hut Dag]

[LBRP]

[LPMB]

Inf Dt Brg Dt Brg

[SPMB]

[FMBP] Inf Dt Brg

Dt Brg

[SKB] [SRB]

[Byr oleh plg] [Order Jual]

[LRB]

[LKB] [LJP]

[Faktur Jl Prod] Inf Dt Piutang

Inf Dt Plg [Status plg_franchisee]

[Lap Piut Dag] [Lap Jual]

[Lap Retur Jual]

[Status brg di gudang] [SRJ] [SJB & Brg]

[Faktur Ret Jual] [Faktur Jl Brg]

[Srt Order]

Lap Analisa By Bhn

[Byr Tagih Jl Brg]

Pelanggan Pemasok Gudang Outlet Keuangan 1 Barang

2 Plg_Franchisee

5 Piutang Dag

1 Barang Produksi 2 Produksi Bahan WIP + 1 Barang Keuangan 1 Barang 11 Pemasok 1 Pembelian +

12 Hutang Dag

Manajemen 3

Keluar & Retur Bhn & Jual

Produk +

18 Jurnal

18 Jurnal

17 PerkiraanMst

6

General Ledger +

19 Mst Posting

19 Mst Posting

5 Laporan Stock Barang 4 Penjualan + Pelanggan_Fr anchisee Keuangan Keuangan Keuangan

17 PerkiraanMst

19 Mst Posting

18 Jurnal

7 Laporan Break

Even +

20 Break Even

21 Koreksi


(53)

49

Pada Proses Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Holland terdapat beberapa proses yaitu Proses Pembelian, Proses Produksi Bahan WIP, Proses Keluar & Retur Bhn & Jual Produk, Proses Penjualan, Proses Laporan Stock Barang, Proses General Ledger, Proses Laporan Break Even dan Koreksi Stock Barang Rusak.

DFD Level 2 Proses Pembelian

[Srt Tagihan]

Inf Dt Hut Dag Inf Ret Beli

Inf Dt Ret Beli

Inf Dt Pemasok

Inf Dt Posting [Inf Dt Posting] Dt Hut Dag Dt Jurnal

Inf Dt Perkiraan

[Lap Beli] [Lap Retur Beli]

[Lap Hut Dag] Dt Brg

Inf Dt Ret Beli

Inf Dt Beli

Dt Hut Dag Status Hut Dag [Dt Jurnal] [Inf Dt Perkiraan]

[Kwitansi Beli]

[Srt Jalan & Brg tdk cocok] [Srt Jalan & Brg tdk cocok]

Dt Ord Beli Brg [SOP] [SPB]

[Srt Jalan & TTB]

[Inf Hutang Dag]

Dt Retur Beli Brg

Inf Dt Brg Inf Dt Pemasok [Inf Dt Pemasok]

[Inf Dt Brg] [Status Stock dan Keuangan]

Dt Beli Brg

[Faktur Ret Beli] [LBRP] [SOP]

[Byr Tagihan Beli] [Srt Jalan & Brg]

[Faktur Beli] Manajemen Keuangan 1 Barang 11 Pemasok 1.2 Transaksi Retur Pembelian +

12 Hutang Dag 13 Beli Brg

14 Retur Beli Brg

Gudang

15 Beli BrgOrder

18 Jurnal 17 PerkiraanMst

12 Hutang Dag 1.3

Update Stock Brg Beli & Ret Beli dan Mencatat ke Jurnal &

Hut Dag +

1.5 Lap Beli & Ret

Beli dan Lap Hut Dag +

1.4 Pengeluaran Kas

+

19 PostingMst 11 Pemasok

13 Beli Brg Pemasok

1.1 Transaksi Pembelian +

Gambar 3.19. DFD Level 2 Proses Pembelian

Pada Proses Pembelian terdapat beberapa proses yaitu Proses Transaksi Pembelian, Proses Retur Pembelian, Proses Update Stock Brg Beli & Ret Beli dan Mencatat ke Jurnal & Hut Dag, proses Pengeluaran Kas dan proses Lap Beli & Ret Beli dan Lap Hut Dag.


(54)

DFD Level 3 Proses Transaksi Pembelian

[Inf Hutang Dag]

[Dt Beli Brg]

[Inf Dt Pemasok]

[Dt Ord Beli Brg]

[Faktur Beli] [Srt Jalan & TTB]

[SOP]

[Srt Jalan & Brg]

[SOP] [Status Stock dan Keuangan]

Data Beli Brg [SPB]

[Inf Dt Brg]

Keuangan

Pemasok 1 Barang

11 Pemasok

12 Hutang Dag

13 Beli Brg Gudang

1.1.1 Verifikasi

Order Pembelian

1.1.2 Membuat

Order Pembelian

1.1.3 Penerimaan Barang

15 Order Beli Brg

Gambar 3.20. DFD Level 3 Proses Transaksi Pembelian

Pada saat sebelum melakukan order pembelian, stok barang yang ada di gudang dicek oleh bagian keuangan apakah stok dalam keadaan minimal stok atau tidak, serta dicek pula hutang dagang dengan pemasok dengan verifikasi order pembelian. Setelah proses verifikasi order pembelian benar dibuat order pembelian. Order Pembelian kemudian dikirim ke pemasok. Pemasok mengirim barang ke perusahaan lalu diproses pada Penerimaan Barang.


(55)

51

DFD Level 3 Proses Retur Pembelian

[LBRP] [Srt Jalan & Brg tdk cocok]

[Faktur Ret Beli]

[Dt Retur Beli Brg]

[Inf Dt Brg] [Inf Dt Pemasok] [Srt Jalan & Brg tdk cocok]

Pemasok

11 Pemasok

1 Barang 14 Beli BrgRetur

Gudang

1.2.1 Membuat LBRP

dan Mengirim Barang

1.2.2 Input Retur

Pembelian

Gambar 3.21. DFD Level 3 Proses Retur Pembelian

Pada proses Retur Pembelian barang dicek terlebih dahulu oleh bagian gudang, setelah itu dibuat LBRP ( Laporan Barang Retur Pembelian ). Kemudian LBRP, Surat Jalan dan barang tdk cocok dikirim pemasok. Setelah menerima LBRP pemasok mengirimkan faktur retur pembelian. Faktur retur pembelian diinput sebagai pengurang stok dan hutang dagang.


(56)

DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Beli & Ret Beli dan Mencatat ke Jurnal & Hut Dag

Inf Dt Beli

Inf Dt Ret Beli

[Inf Dt Posting] [Dt Hut Dag] [Dt Jurnal]

[Inf Dt Perkiraan]

[Dt Brg]

[Inf Dt Ret Beli] [Inf Dt Beli]

13 Beli Brg 14 Retur Beli Brg

1 Barang

17 Mst Perkiraan

18 Jurnal 12 Hutang Dag

19 Mst Posting 1.3.1

Update Stock Brg Beli & Ret

Beli 1.3.2 Mencatat ke Jurnal & Hut Dag

Gambar 3.22. DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Beli & Ret Beli dan Mencatat ke Jurnal & Hut Dag

Proses Update Stock Brg Beli & Ret Beli digunakan untuk menghitung jumlah barang yang masuk pada proses pembelian dan menghitung jumlah barang yang keluar pada proses retur pembelian dan kemudian diupdate ke datastore barang. Proses Mencatat ke Jurnal & Hut Dag digunakan untuk merekam transaksi-transaksi pembelian dan retur pembelian ke jurnal serta buku hutang dagang.


(57)

53

DFD Level 3 Proses Pengeluaran Kas

[Srt Tagihan] [Byr Tagihan Beli]

[Inf Dt Pemasok] [Inf Dt Posting]

[Dt Hut Dag] Data Transaksi Jurnal

[Dt Jurnal]

[Inf Dt Perkiraan] [Kwitansi Beli]

[Status Hut Dag] Pemasok

17 Mst Perkiraan

18 Jurnal

12 Hutang Dag 1.4.1

Pembayaran Hutang Dagang

+ 1.4.2 Mencatat Transaksi Pengeluaran Kas

ke Jurnal 19 PostingMst

11 Pemasok

Gambar 3.23. DFD Level 3 Proses Pengeluaran Kas

Pada proses pengeluaran kas ini terdapat proses pembayaran hutang dagang yang digunakan untuk menangani pembayaran hutang dagang mulai verifikasi hutang dagang sampai pengisian nota bank serta mencatat transaksi pengeluaran kas ke jurnal.


(58)

DFD Level 3 Proses Lap Beli & Ret Beli dan Lap Hut Dag

[Lap Hut Dag] [Lap Retur Beli]

[Lap Beli]

[Inf Dt Hut Dag] [Inf Dt Ret Beli]

[Inf Ret Beli]

Manajemen 14 Beli BrgRetur

13 Beli Brg

12 Hutang Dag

1.5.2 Laporan Retur

Pembelian 1.5.1 Laporan Pembelian

1.5.3 Laporan

Hutang Dagang

Gambar 3.24. DFD Level 3 Proses Lap Beli & Ret Beli dan Lap Hut Dag Proses ini untuk membuat laporan pembelian, laporan retur pembelian dan laporan hutang dagang.

DFD Level 4 Proses Pembayaran Hutang Dagang

[Data Transaksi Jurnal] Data Cek atau Giro

[Kwitansi Beli]

Status Hut Dag

[Byr Tagihan Beli]

[Status Hut Dag]

[Srt Tagihan] 12 Hutang Dag

Catat Transaksi Pengeluaran K Pemasok

1.4.1.1 Verifikasi Status

Hutang Dagang

1.4.1.2 Menyiapkan Cek atau Giro

1.4.1.3 Mengisi Nota

Bank

Gambar 3.25. DFD Level 4 Proses Pembayaran Hutang Dagang

Proses ini melakukan verifikasi terlebih dahulu status hutang dagang sudah lunas atau belum. Apabila verifikasi menunjukkan hutang dagang belum lunas kemudian disiapkan cek atau giro untuk membayar ke pemasok. Kemudian bagian keuangan mengisi nota bank.


(59)

55

DFD Level 2 Proses Produksi Bahan WIP

[Lap Break Even yang lama]

[Dt Jurnal] [Inf Dt Posting]

[Inf Dt Perkiraan] [Lap Analisa By Bhn yg lama unt Produksi]

Inf Dt Produksi

[LPMB] Inf Dt Bhn Produksi

[Dt Brg]

[SPMB] Inf FMBP

Inf Dt Brg Dt Produksi [FMBP]

Rencana Produksi

[Inf Dt Brg]

Gudang

Produksi

1 Barang

2.1 Merencanakan Kebutuhan bhn unt produksi

2.2 Membuat

FMBP

2.3 Membuat

SPMB 10 Produksi

2.4 Update Stock

Bhn dan Mencatat ke

Jurnal +

Manajemen 2.5

Membuat Laporan Produksi Keuangan

18 Jurnal

17 PerkiraanMst

19 PostingMst

Gambar 3.26. DFD Level 2 Proses Produksi Bahan WIP

Proses Produksi Bahan WIP dimulai dari merencanakan kebutuhan bahan untuk produksi oleh bagian keuangan dengan dasar melihat laporan analisa biaya bahan yang lama. Kemudian proses membuat FMBP (Form perMintaan Bahan untuk diProduksi ) yang diberikan ke bagian gudang. Bagian gudang akan menerbitkan SPMB ( Surat PeMakaian Bahan ) sebagai bukti telah mengeluarkan bahan dari gudang untuk produksi bahan WIP. Setelah proses produksi selesai, stok akan diupdate dan transaksi produksi akan disimpan ke jurnal.


(60)

DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn dan Mencatat ke Jurnal Produksi Bahan WIP

[Dt Jurnal] [Inf Dt Posting] [Inf Dt Perkiraan] Inf Dt Bhn Produksi

[Inf Dt Bhn Produksi] [Dt Brg] 1 Barang

10 Produksi

17 PerkiraanMst

19 PostingMst 18 Jurnal

2.4.1 Update Stock

Bhn 2.4.2 Mencatat ke

Jurnal

Gambar 3.27. DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn dan Mencatat ke Jurnal

Proses Update Stock Bhn dan Mencatat ke Jurnal untuk meng-update

bahan mentah dan bahan WIP ke data store barang kemudian menyimpan


(61)

57

DFD Level 2 Proses Keluar & Retur Bhn & Jual Produk

[Lap Break Even yang lama]

[Inf Dt Posting] [Dt Jurnal] [Inf Dt Perkiraan]

Dt Brg

Inf Dt Klr Bhn Inf Dt Retur Bhn

Inf Dt Produk Inf Dt Brg

Inf Dt Budget

Dt Budget Inf Dt Retur Bhn

Inf Dt Jual Produk [LKB] [LJP] [LRB]

Inf Dt Produk

Inf Dt Retur Bhn

Inf Dt Jual Produk Inf Dt Klr Bhn

Dt Jual Produk

Dt Retur BhnInf Dt Retur Bhn

Dt Klr Bhn Inf Dt Klr Bhn Inf Dt Brg

Dt Brg

[Inf Dt Brg]

[Dt Brg] [SRB]

[Byr oleh plg] [Faktur Jl Prod]

[Order Jual] [SKB]

Inf Dt Klr Bhn

[Lap Analisa By Bhn] [Lap Analisa By Bhn yg lama unt Outlet]

Pelanggan Outlet 3.2 Penjualan Produk + 3.3 Membuat Srt Ret Bhn 3.5 Membuat Laporan Outlet 1 Barang

6 Keluar Bahan

7 Jual Produk

8 Retur Bahan

9 Produk

16 Budget Produk

1 Barang 9 Produk 3.6 Menganalisa Biaya Bahan + Manajemen 3.4

Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal + Keuangan

3.1 Merencanakan Kebutuhan bhn di outlet & Membuat Srt

Klr Bhn

18 Jurnal

19 PostingMst

17 PerkiraanMst

Gambar 3.28. DFD Level 2 Proses Keluar & Retur Bhn & Jual Produk

Proses Keluar & Retur Bhn & Jual Produk dimulai dari proses merencanakan kebutuhan bahan di outlet untuk kemudian mengeluarkan surat keluar bahan (SKB) untuk outlet. Kemudian proses penjualan produk yang dilakukan oleh outlet. Setelah itu kegiatan penjualan produk selesai, outlet akan meretur bahan yang tersisa ke bagian gudang. Setelah semua kegiatan yang dilakukan outlet selesai dilakukan proses update stok serta mencatat transaksi ke jurnal. Proses menganalisa biaya bahan dilakukan untuk mengetahui selisih biaya bahan yang keluar dengan budget produk yang sudah ditentukan.


(62)

DFD Level 3 Proses Penjualan Produk

Inf Order Jual [Byr oleh plg] [Faktur Jl Prod]

[Inf Dt Produk]

[Dt Jual Produk]

[Order Jual] Pelanggan

7 ProdukJual

9 Produk 3.2.1 Proses Order

Jual dan penyiapan

produk

3.2.2 Membuat Faktur Jual

Produk

Gambar 3.29. DFD Level 3 Proses Penjualan Produk

Proses Penjualan Produk ini untuk menangani proses penerimaan order jual produk dari pelanggan, kemudian menyiapkan produk yang dipesan, setelah itu membuat faktur jual produk sebagai bukti pembayaran oleh pelanggan.


(63)

59

DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal

Inf Dt Retur Bhn Inf Dt Klr Bhn

[Inf Dt Posting] [Dt Jurnal]

[Inf Dt Perkiraan] [Dt Brg]

[Inf Dt Klr Bhn]

[Inf Dt Retur Bhn] 8

Retur Bahan 6 Keluar Bahan

1 Barang

17 PerkiraanMst 18 Jurnal

19 Mst Posting 3.4.1

Update Stock Bhn Keluar &

Retur 3.4.2 Mencatat ke

Jurnal

Gambar 3.30. DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal

Proses Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal untuk meng-update hasil selisih bahan keluar dikurangi bahan retur ke data store barang


(64)

DFD Level 3 Proses Analisa Biaya Bahan

[Lap Analisa By Bhn] Data Budget

[Inf Dt Retur Bhn] [Inf Dt Jual Produk] [Inf Dt Klr Bhn]

[Inf Dt Budget] [Dt Budget] [Inf Dt Produk]

[Inf Dt Brg]

6 Keluar Bahan

7 Jual Produk

8 Retur Bahan

16 Budget Produk 3.6.1

Merencanakan Penetapan Budget Produk 1 Barang 9 Produk

3.6.2 Membuat Laporan Analisa

Biaya Bahan

Manajemen

Gambar 3.31. DFD Level 3 Proses Analisa Biaya Bahan

Pada Proses Analisa Biaya Bahan bagian manajemen merencanakan penetapan budget produk dengan merinci bahan mentah dan bahan WIP yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk jadi. Kemudian dilakukan proses membuat laporan analisa biaya bahan yang dihasilkan dengan mencari selisih jumlah keluar bahan dengan retur bahan, lalu dibandingkan dengan budget bahan mentah dan bahan WIP dari produk yang terjual.


(65)

61

DFD Level 2 Proses Penjualan

[Kwitansi Jual]

Dt Brg Inf Dt Ret Jual Brg

Inf Dt Jual Brg

Dt Piut Dag

[Dt Jurnal]

[Inf Dt Posting] [Inf Dt Perkiraan] Inf Dt Posting

Dt Jurnal

Inf Dt Perkiraan

Status Piut Dag

Inf Dt Piut Dag Inf Dt Jual Brg

[Inf Dt Piutang] Status SRJ

Inf Dt Jual Brg Inf Dt Ret Jual Brg Dt Ret Jual Brg

Dt Jual Brg Inf Dt Brg

Inf Dt Plg

[Inf Dt Plg]

[Status plg_franchisee] [Status brg di gudang]

[Lap Retur Jual] [Lap Jual] [Lap Piut Dag] [SRJ]

[Faktur Ret Jual]

[SJB & Brg] [Faktur Jl Brg]

[Srt Order] [Byr Tagih Jl Brg]

Gudang 4.1 Transaksi Penjualan + 4.2 Transaksi Retur Penjualan + Manajemen 4.5 Membuat Lap Jual & Ret Jual serta Lap Piut

Dag +

Keuangan

2 Plg_Franchisee

1 Barang

3 Jual Brg

4 Retur Jual Brg

5 Piutang Dag

17 PerkiraanMst

18 Jurnal 4.4 Penerimaan Kas + Pelanggan_Fran chisee

19 PostingMst

4.3 Update Stock Brg Jual &

Ret Jual dan Mencatat ke Jurnal & Piut Dag

+

1 Barang

Gambar 3.32. DFD Level 2 Proses Penjualan

Pada Proses Penjualan terdapat beberapa proses yaitu Proses Transaksi Penjualan, Proses Retur Penjualan, Proses Update Stock Brg Jual & Ret Jual dan Mencatat ke Jurnal & Piut Dag, Proses Penerimaan Kas dan Proses Lap Jual & Ret Jual dan Lap Piut Dag.


(66)

DFD Level 3 Proses Transaksi Penjualan

Inf Dt Brg

[Srt Order]

FMBJ Acc Inf Dt Brg

[SJB & Brg]

SJB & Brg

Order Jual & FMBJ

[Status brg di gudang] Order Jual di Acc Inf Dt Plg [Inf Dt Piutang]

[Status plg_franchisee] [Inf Dt Plg]

[Dt Jual Brg] [Faktur Jl Brg]

Pelanggan_ Franchisee

Gudang

Keuangan 2 Plg_Franchisee

3 Jual Brg 4.1.3

Membuat Faktur Jl Brg & SJB

5 Piutang Dag

4.1.1 Memeriksa status

kredit & memberikan otorisasi kredit

4.1.2 Membuat FMBJ

serta Acc ke Gudang

4.1.4 Pengiriman

Barang

1 Barang

Gambar 3.33. DFD Level 3 Proses Transaksi Penjualan

Proses transaksi penjualan ini melakukan proses memeriksa status hutang dagang Pelanggan_Franchisee dan apabila kredit masih memenuhi syarat diberikan otorisasi kredit, kemudian dibuat FMBJ ( Form perMintaan Barang untuk diJual ) dan diberikan ke bagian gudang untuk mengecek kondisi barang yang ada di gudang serta menyiapkan barang yang akan dijual. Kemudian dilakukan proses pembuatan faktur Jual brg dan SJB ( Surat Jalan Barang ) yang disertakan dalam pengiriman barang ke Pelanggan_Franchisee.


(67)

63

DFD Level 3 Proses Transaksi Retur Penjualan

[Inf Dt Jual Brg]

[Faktur Ret Jual]

[Inf Dt Brg] [Dt Ret Jual Brg]

[Inf Dt Plg] SRJ Acc

SRJ Acc [Status SRJ] [SRJ]

Pelanggan _Franchisee

2 Plg_Franchisee

1 Barang

4 Jual BrgRetur

Gudang 4.2.1

Verifikasi SRJ

4.2.2 Membuat Faktur

Retur Jl Brg 3 Jual Brg

Gambar 3.34. DFD Level 3 Proses Transaksi Retur Penjualan

Pada Transaksi Retur Penjualan dilakukan proses verifikasi SRJ (Surat Retur Jual) oleh bagian gudang untuk memeriksa apakah kondisi barang yang diretur valid atau tidak. Jika barang yang dicek tidak valid proses retur dilanjutkan dengan membuat Faktur Retur Jual Barang. Faktur Retur Jual Barang dikirim ke pihak Pelanggan_Franchisee.


(68)

DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Jual & Ret Jual dan Mencatat ke Jurnal & Piut Dag

[Dt Brg]

Inf Dt Ret Jual Brg Inf Dt Jual Brg

[Inf Dt Jual Brg]

[Inf Dt Ret Jual Brg]

[Dt Piut Dag] [Dt Jurnal]

[Inf Dt Posting] [Inf Dt Perkiraan]

17 PerkiraanMst

19 Mst Posting 18 Jurnal

5 Piutang Dag

3 Jual Brg 4 Retur Jual

Brg 4.3.1

Update Stock Brg Jual & Ret

Jual 4.3.2 Mencatat ke Jurnal & Piut

Dag 1 Barang

Gambar 3.35. DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Jual & Ret Jual dan Catat ke Jurnal & Piut Dag

Proses Update Stock Brg Jual & Ret Jual digunakan untuk menghitung jumlah barang yang keluar pada proses penjualan dan menghitung jumlah barang yang masuk pada proses retur penjualan dan kemudian diupdate ke data store

barang. Proses Mencatat ke Jurnal & Piut Dag digunakan untuk merekam transaksi-transaksi penjualan dan retur penjualan ke jurnal serta buku piutang dagang.


(69)

65

DFD Level 3 Proses Penerimaan Kas

Data Transaksi Jurnal [Kwitansi Jual]

[Inf Dt Posting]

[Dt Jurnal] [Inf Dt Perkiraan] Dt Piutang

[Status Piut Dag] [Byr Tagih Jl Brg]

Pelanggan _Franchisee

5 Piutang Dag

17 Mst Perkiraan 18 Jurnal

4.4.1 Penerimaan Pembayaran Tagihan Penjualan Brg+

4.4.2 Mencatat Transaksi Penerimaan Kas

ke Jurnal

19 Mst Posting

Gambar 3.36. DFD Level 3 Proses Penerimaan Kas

Pada proses pengeluaran kas ini terdapat proses penerimaan pembayaran piutang dagang oleh Pelanggan_Franchisee dan juga mencatat transaksi penerimaan kas ke jurnal.


(70)

DFD Level 4 Proses Penerimaan Pembayaran Tagihan Penjualan Brg

[Data Transaksi Jurnal] Data Penerimaan Cek atau Giro

[Kwitansi Jual] [Byr Tagih Jl Brg]

[Status Piut Dag]

Pelanggan _Franchisee 5 Piutang Dag

4.4.1.1 Menerima Cek at

Giro dan Verifikasi Status

Piut Dag

4.4.1.2 Membuat Kwitansi Jual dan

Mengisi Nota Bank

.

Gambar 3.37. DFD Level 4 Proses PenerimaanPembayaran Tagihan Penjualan Brg

Pada Proses Penerimaan Pembayaran Tagihan Penjualan Brg dimulai dengan menerima cek atau giro dari Pelanggan_Franchisee kemudian mengecek status piutang dagang apakah cocok dengan penerimaan pembayaran. Jika cocok kemudian membuat kwitansi jual serta mengisi nota bank.


(71)

67

DFD Level 3 Proses Membuat Lap Jual & Ret Jual serta Lap Piut Dag

[Lap Piut Dag] [Lap Retur Jual]

[Lap Jual] [Inf Dt Jual Brg]

[Inf Dt Ret Jual Brg]

[Inf Dt Piut Dag]

Manajemen 4 Retur Jual Brg

3 Jual Brg

5 Piutang Dag

4.5.1 Laporan Penjualan

Barang 4.5.2 Laporan Retur

Penjualan Barang

4.5.3 Laporan Piutang Dagang

Gambar 3.38. DFD Level 3 Proses Membuat Lap Jual & Ret Jual serta Lap Piut Dag

Proses ini membuat laporan penjualan, laporan retur penjualan dan laporan piutang dagang.


(72)

DFD Level 2 Proses General Ledger

[Lap R_L] [Data Transaksi Jurnal]

Inf Dt Jurnal

[Lap Jurnal]

Inf Dt Perkiraan

Inf DT Posting

[Dt Jurnal] Data Jurnal

Hasil dari Hitung Saldo

[Lap Hpp] [Lap R_L] [Lap Nrc]

[Inf Dt Jurnal] [Inf DT Posting]

[Inf Dt Perkiraan]

18 Jurnal

17 PerkiraanMst

19 PostingMst

Manajemen 6.1

Input Jurnal Transaksi

6.2 Hitung Ulang

Saldo

6.3 Membuat Laporan General

Ledger Keuangan

Gambar 3.39. DFD Level 2 Proses General Ledger

Pada Proses General Ledger ini terdapat proses input jurnal untuk memasukkan data-data transaksi jurnal. Data-data transaksi jurnal tersebut akan dihitung saldo yang hasilnya digunakan untuk proses pembuatan laporan General Ledger, seperti laporan jurnal, laporan hpp, laporan rugi laba, dan laporan neraca.


(73)

69

DFD Level 2 Proses Laporan Break Even

[Lap Break Even]

[Lap Break Even] [Inf Dt Break Even] [Dt Break Even] Dt Break Even

[Inf Dt Perkiraan] [Lap R_L]

General Ledge

17 Mst Perkiraan

20 Break Even 7.1

Input Transaksi Break Even

7.2 Membuat Laporan Break

Even

Manajemen Keuangan

Gambar 3.40. DFD Level 2 Proses Laporan Break Even

Pada Proses Laporan Break Even dimulai dengan proses input

transaksi-transaksi Break Even, setelah itu kemudian proses dilanjutkan dengan membuat

laporan Break Even untuk kemudian laporan tersebut diberikan ke pihak


(74)

DFD Level 2 Proses Koreksi Stock Barang Rusak

[Data Koreksi Stock Brg]

Inf Dt Koreksi

[Dt Jurnal] [Inf Dt Brg]

[Dt Brg]

[Dt Koreksi]

1 Barang

21 Koreksi 8.1

Input Data Koreksi Stock

Barang

8.2 Update Stock Bhn

Koreksi dan Mencatat ke

Jurnal

18 Jurnal Gudang

Gambar 3.41. DFD Level 2 Proses Koreksi Stock Barang Rusak

Proses Koreksi Stock Barang Rusak dimulai dengan input data koreksi stock barang setelah itu diupdate ke master barang dan dicatat ke dalam jurnal.


(75)

71

3.2.4. Entity Relationship Diagram (ER-Diagram).

Entity Relationship Diagram menggambarkan hubungan antara entitas dalam perancangan sebuah basis data. Gambar ER-Diagram dapat dilihat pada gambar berikut: KDSUP KDBHN KDCABANG NO_FAKTUR KdCabang Noperk KdCabang NOLAWAN PERK KDBHN KDCABANG NO_FAKTUR User_Id KDBHN KDCABANG NOPERK KDCUST KDCABANG KDSUP KDCABANG NO_FAKTUR_RJL KDBHN KDBHN NO_FAKTUR_JLO KDFG NO_FAKTUR_JLO2 KDBHN7 NO_FAKTUR_RBL KDBHN6 NO_FAKTUR_RTB KDBHN5 NO_FAKTUR_KLB KDBHN4 NO_FAKTURBL KDBHN3 NO_FAKTUR_PMB KDFG2 KDBHN2 KDOUTLET KDOUTLET2 KDOUTLET PMBDT KDCABANG JLODT KLBDT RJLDTKDCUST KDCABANG3 KODECUST RBLDT KDSUP KDCABANG2 KDJENIS KDSUP2 Supplier Kode Nama ALAMAT KOTA Telepon Customer Kode Nama Alamat Kota Telepon Outlet Kode Nama Alamat Kota Telepon BHN Kode Nama TIPEBHN SAT_1 SAT_2 SAT_3 SAT_4 SAT_5 ISI_1 ISI_2 ISI_3 ISI_4 ISI_5 HRG_BELI1 HRG_BELI2 HRG_BELI3 HRG_BELI4 HRG_BELI5 HRG_JUAL1 HRG_JUAL2 HRG_JUAL3 HRG_JUAL4 HRG_JUAL5 BL NO_FAKTUR TGL_FAKTUR DISCPr1 DISCRp1 UMUKA BRUTTO NETTO BAYAR PPN HARI TGL_JATUH NOTE BGT ID SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL HPP Cabang Kode Nama Alamat Kota Telepon FG KODE2 NAMA SAT_1 SAT_2 SAT_3 ISI_1 ISI_2 ISI_3 HRG_JUAL1 HRG_JUAL2 HRG_JUAL3 JENIS KODE NAMA JLO NO_FAKTUR TGL_FAKTUR DISCPr1 DISCRp1 HARGA BRUTTO NETTO NOTE JLU NO_FAKTUR TGL_FAKTUR DISCPr1 DISCRp1 UMUKA BRUTTO NETTO BAYAR PPN HARI TGL_JATUH NOTE KLB NO_FAKTUR TGL_FAKTUR NOTE PMB NO_FAKTUR TGL_FAKTUR SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL NOTE RTB NO_FAKTUR TGL_FAKTUR NOTE RBL NO_FAKTUR TGL_FAKTUR DISCPr1 DISCRp1 UMUKA BRUTTO NETTO BAYAR PPN HARI TGL_JATUH NOTE RJL NO_FAKTUR TGL_FAKTUR DISCPr1 DISCRp1 UMUKA BRUTTO NETTO BAYAR PPN HARI TGL_JATUH NOTE Users UserId UserPassword UserName UserLevel PMBDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL BLDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL HARGA DISCPr1 DISCRp1 NETTO KLBDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL RTBDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL RBLDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL HARGA DISCPr1 DISCRp1 NETTO JLODT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL HARGA DISCPr1 DISCRp1 NETTO JLUDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL HARGA DISCPr1 DISCRp1 NETTO RJLDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL HARGA DISCPr1 DISCRp1 NETTO MSTPT ID NO_FAKTUR TGL_FAKTUR NO_BUKTI TGL_BUKTI DEBET KREDIT SALDO CATATAN NO_REF TGL_JATUH TANDA MSTHT ID NO_FAKTUR TGL_FAKTUR NO_BUKTI TGL_BUKTI DEBET KREDIT SALDO CATATAN NO_REF TGL_JATUH TANDA Nrc Noperk NmPerk General Grup Tipe Header Trans TR NOBUKTI URUT TANGGAL Header NOLAWAN DEBET KREDIT KET KET_ASAL Author MENUNAME OTORITAS KST NO_FAKTUR TGL_FAKTUR NOTE KSTDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL AT NOMOR NILAI DK AKV PERKIRAAN KETERANGAN Tipe PERSEN QUANTITY TANGGAL AWALSUSUT AKUMU BIAYA GrapBe Periode Budget Pendapatan BiTetap BiVariabel JmlBiaya BE Urut Periode NOMOR Grup Tipe budget_1 budget_2 budget_3 budget_4 budget_5 Transnormal OPL NO_FAKTUR TGL_FAKTUR DISCPr1 DISCRp1 UMUKA BRUTTO NETTO BAYAR PPN HARI TGL_JATUH NOTE OPLDT URUT SATUAN NO_SATUAN ISI QUANTITY QNTKECIL HARGA DISCPr1 DISCRp1 NETTO


(76)

3.2.5. Physical Data Model / Database Diagram

Physical data model atau yang biasa disebut dengan database diagram menspesifikasikan detail implementasi yang bergantung kepada perangkat lunak yang mendefinisikan struktur penyimpanan secara fisik. Database diagram sistem informasi akuntansi pada PT. Holland dapat digambarkan sebagai berikut:

KDCABANG = KDCABANG KDSUP = KDSUP

KDBHN = KDBHN

KDCABANG = KDCABANG

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR

KDCABANG = KDCABANG NOPERK = NOPERK

KDCABANG = KDCABANG

KDCABANG = KDCABANG NOBUKTI = TRANS KDCABANG = KDCABANG

PERKIRAAN = PERK

KDBHN = KDBHN

KDCABANG = KDCABANG

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR PEMAKAI = USERID

KDBHN = KDWIP

KDCABANG = KDCABANG NOPERK = NOPERK

KODE = KODE KDCABANG = KDCABANG KDSUP = KODE

KDCABANG = KDCABANG

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR

KDBHN = KDBHN KDBHN = KDBHN

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR

KDFG = KDBHN

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR KDBHN = KDBHN

KDCABANG = RBL_KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR

KDBHN = KDBHN

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR KDBHN = KDBHN

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR KDBHN = KDBHN

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR

KDBHN = KDWIP

KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR

KDFG = KDFG KDBHN = KDBHN

KDOUTLET = KDOUTLET KDOUTLET = KDOUTLET

KDOUTLET = KDOUTLET KDCABANG = KDCABANG

KDCABANG = KDCABANG

KDCABANG = KDCABANG KDCABANG = KDCABANG

KDCABANG = KDCABANG

KODE = KDCUST KDCABANG = KDCABANG

KODE = KDCUST KDCABANG = KDCABANG KDSUP = KDSUP KDCABANG = KDCABANG

KDJENIS = KDJENIS

KDSUP = KDSUP

SUPPLIER KDSUP varchar(15) NMSUP varchar(75) ALAMAT varchar(50) KOTA varchar(30) TELEPON varchar(15) CUSTOMER KODE varchar(15) NAMA varchar(50) ALAMAT varchar(50) KOTA varchar(30) TELEPON varchar(15) OUTLET KDOUTLET varchar(15) NMOUTLET varchar(50) ALAMAT varchar(50) KOTA varchar(30) TELEPON varchar(15) BHN KDBHN varchar(30) TIPEBHN varchar(5) SAT_1 varchar(15) SAT_2 varchar(15) SAT_3 varchar(15) SAT_4 varchar(15) SAT_5 varchar(15) ISI_1 money ISI_2 money ISI_3 money ISI_4 money ISI_5 money HRG_BELI1 money HRG_BELI2 money HRG_BELI3 money HRG_BELI4 money HRG_BELI5 money HRG_JUAL1 money HRG_JUAL2 money HRG_JUAL3 money HRG_JUAL4 money HRG_JUAL5 money NMBHN varchar(75) BL KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime KDSUP varchar(15) DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) UMUKA money BRUTTO money NETTO money BAYAR varchar(2) PPN varchar(2) HARI smallint TGL_JATUH datetime NOTE varchar(50) BGT ID numeric(8) KDFG varchar(15) KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) HPP float(8) CABANG KDCABANG varchar(15) NMCABANG varchar(50) ALAMAT varchar(50) KOTA varchar(30) TELEPON varchar(15) FG KDFG varchar(15) KDJENIS varchar(15) NMFG varchar(40) SAT_1 varchar(15) SAT_2 varchar(15) SAT_3 varchar(15) ISI_1 money ISI_2 money ISI_3 money HRG_JUAL1 money HRG_JUAL2 money HRG_JUAL3 money JENIS KDJENIS varchar(15) NMJENIS varchar(50) JLO KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime KDOUTLET varchar(15) DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) HARGA money BRUTTO money NETTO money NOTE varchar(50) JLU KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) KDCUST varchar(15) TGL_FAKTUR datetime DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) UMUKA money BRUTTO money NETTO money BAYAR varchar(2) PPN varchar(2) HARI smallint TGL_JATUH datetime NOTE varchar(50) KLB KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime KDOUTLET varchar(15) NOTE varchar(50) PMB KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime KDWIP varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) NOTE varchar(50) RTB KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime KDOUTLET varchar(15) NOTE varchar(50) RBL KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) KDSUP varchar(15) TGL_FAKTUR datetime DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) UMUKA money BRUTTO money NETTO money BAYAR varchar(2) PPN varchar(2) HARI smallint TGL_JATUH datetime NOTE varchar(50) RJL KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime KDCUST varchar(15) DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) UMUKA money BRUTTO money NETTO money BAYAR varchar(2) PPN varchar(2) HARI smallint TGL_JATUH datetime NOTE varchar(50) USERS PEMAKAI char(10) USERPASSWORD varchar(15) USERNAME varchar(30)

USERLEVEL char(2) PMBDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDWIP varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) BLDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) HARGA money DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) NETTO money KLBDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) RTBDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) RBLDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(30) RBL_KDCABANG varchar(15) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) HARGA money DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) NETTO money JLODT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(15) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) HARGA money DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) NETTO money JLUDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) HARGA money DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) NETTO money RJLDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) HARGA money DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) NETTO money MSTPT KDCABANG varchar(15) ID numeric NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime NO_BUKTI varchar(40) TGL_BUKTI datetime DEBET M8,2 KREDIT M8,2 SALDO M8,2 CATATAN varchar(50) NO_REF varchar(40) TGL_JATUH datetime KODE varchar(15) TANDA char(1) MSTHT KDCABANG varchar(15) ID numeric NO_FAKTUR varchar(40) TGL_FAKTUR datetime NO_BUKTI varchar(40) TGL_BUKTI datetime DEBET M8,2 KREDIT M8,2 SALDO M8,2 CATATAN varchar(50) NO_REF varchar(40) TGL_JATUH datetime KODE varchar(15) TANDA char(1) NRC NOPERK varchar(15) NMPERK varchar(40) GENERAL varchar(15) GRUP varchar(15) TIPE varchar(15) HEADER varchar(15) TRANS char(1) TR KDCABANG varchar(15) NOBUKTI varchar(25) URUT numeric(8,2) TANGGAL datetime HEADER varchar(15) NOPERK varchar(15) NOLAWAN varchar(15) DEBET M8,2 KREDIT M8,2 KET varchar(40) KET_ASAL varchar(25) AUTHOR USERID char(10) MENUNAME varchar(100) OTORITAS int KST KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(30) TGL_FAKTUR datetime NOTE varchar(50) KSTDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(30) URUT numeric(8) KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) AT KDCABANG varchar(15) TRANS varchar(25) NOLAWAN varchar(25) NOMOR smallint PERK varchar(35) NILAI float DK varchar(1) AKV KDCABANG varchar(15) PERKIRAAN varchar(35) KETERANGAN varchar(60) TIPE varchar(15) PERSEN decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) TANGGAL datetime AWALSUSUT float AKUMU varchar(15) BIAYA varchar(15) GRAPBE KDCABANG varchar(15) PERIODE varchar(10) BUDGET varchar(10) PENDAPATAN float(53) BITETAP float(53) BIVARIABEL float(53) JMLBIAYA float(53) BE URUT numeric KDCABANG varchar(15) PERIODE varchar(7) NOPERK varchar(15) NOMOR smallint GRUP varchar(15) TIPE varchar(15) BUDGET_1 float(53) BUDGET_2 float(53) BUDGET_3 float(53) BUDGET_4 float(53) BUDGET_5 float(53) TRANSNORMAL float(53) OPL KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) KDSUP varchar(15) TGL_FAKTUR datetime DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) UMUKA money BRUTTO money NETTO money BAYAR varchar(2) PPN varchar(2) HARI smallint TGL_JATUH datetime NOTE varchar(50) OPLDT KDCABANG varchar(15) NO_FAKTUR varchar(40) URUT int KDBHN varchar(30) SATUAN varchar(10) NO_SATUAN smallint ISI decimal(9,2) QUANTITY decimal(9,2) QNTKECIL decimal(9,2) HARGA money DISCPR1 decimal(9,2) DISCRP1 decimal(9,2) NETTO money


(1)

142

- Analisa Break Even

Fasilitas ini digunakan menganalisa Break Even, yaitu keadaan di mana dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (Penghasilan=Total Biaya). Tampilan dari form budget laba/rugi perusahaan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.60. Form Budget Laba/Rugi

Jika diklik button tambah/koreksi akan muncul form seperti di bawah ini:

Gambar 4.61. Form Input Data Budget Cara pengisian form input data budget:

- Nomor : nomor urut dalam laporan BEP - No. Perkiraan : nomor perkiraan (account)

- Tipe : tipe dari Perkiraan (Pendapatan, Biaya Variabel, Biaya Tetap)


(2)

Setelah melakukan input data budget, maka budget dianalisa untuk diketahui berapa nilai BEP-nya, dengan meng-klik button Analisa BEP. Tampilan analisa break even seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4.62. Form Analisa Break Even

Dalam penentuan break even dapat pula dilakukan dengan grafik, dengan grafik pihak manajemen dapat mengetahui hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Sebelum membuat grafik BEP, diharuskan mengisi data budget pada form budget laba/rugi. Setelah data budget terisi, maka dapat diklik button Grafik BEP. Tampilan Grafik BEP seperti gambar di bawah ini:


(3)

144

Untuk button Laporan BEP, digunakan untuk melihat laporan BEP dan perbandingan antara data periode lalu (transnormal) dengan data budget. Tampilan form laporan BEP seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4.64. Form Laporan Break Even Tampilan laporan BEP seperti gambar di bawah ini:


(4)

145 5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisa, merancang, membangun dan mengimplementasikan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Holland maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan pembuatan software aplikasi Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi antara antara sistem inventori, sistem penjualan dan sistem pembelian dengan sistem general ledger pada PT. Holland Surabaya memudahkan bagian inventori untuk melakukan pengolahan dan pengontrolan data stok secara lebih efisien dan akurat dibandingkan dengan sistem inventori yang lama, Bagian keuangan dapat dengan mudah memproses semua transaksi-transaksi penjualan, pembelian dan transaksi jurnal keuangan yang berkaitan dengan kas dan bank serta dapat menghasilkan laporan-laporan keuangan secara lebih efisien dan akurat, yang dibutuhkan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengembangan perusahaan, pihak manajemen dapat menganalisa perkembangan omset penjualan per-outlet setiap hari dan menganalisa penggunaan bahan baku per-outlet dan mengatasi kebocorannya. Dengan memanfaatkan sistem ini memudahkan antara bagian inventori dan bagian keuangan untuk saling memberikan informasi yang lebih akurat dan tanpa membutuhkan waktu lama.

2. Dengan menerapkan analisa break even point dan margin pengaman dari data inventori dan general ledger, perusahaan dapat merencanakan jangka


(5)

146

pendek maupun jangka panjang mengenai laba rugi perusahaan di masa yang akan datang dan juga peningkatan pendapatan atau efisiensi biaya yang harus dilakukan untuk memperoleh laba.

5.2. Saran

Laporan tugas akhir yang telah disusun ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan pengembangan sistem ini dengan menambah beberapa fasilitas yang dapat penulis sarankan sebagai berikut :

1. Menambah metode peramalan pada sistem keuangan sehingga perusahaan dapat meramalkan keadaan keuangan di masa depan.

2. Menambah sistem penggajian karyawan secara rinci pada sistem informasi akuntansi perusahaan.


(6)

Harahap Sofyan Syafri, Drs, MS Ac, 1996, Teori Akuntansi LAPORAN KEUANGAN, Bumi Aksara, Jakarta.

Jusup Al. Haryono, 1994, Dasar-dasar Akuntansi Edisi 4, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Jusup Al. Haryono, 1995, Dasar-dasar Akuntansi Edisi 5, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, Drs, M.Sc., Akuntan, 1990, Akuntansi Biaya Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, Drs, M.Sc., Akuntan, 1992, Akuntansi Biaya Edisi 5, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, Drs, M.Sc., Akuntan, 1993, SistemAkuntansi Edisi 3, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Munawir S., Drs, Akuntan, 1997, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.

H.M Jogiyanto, 1993, Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta.

Baridwan Zaki, Dr, M.Sc., Akuntan, 1992, Intermediate Accounting, BPFE, Yogyakarta.