HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Daerah hambatan
inhibiting zone
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa F. oxysporum f.sp. passiflora tipe mutasian
berpengaruh nyata
dalam menghambat
pertumbuhan F. oxysporum f.sp. passiflora tipe liar. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1
dan Lampiran 2-5.
Tabel 1. Daerah hambatan F. oxysporum f.sp. passiflora tipe mutasian terhadap F. oxysporum tipe liar.
Perlakuan Zona Penghambat Pertumbuhan
5 hsi 6 hsi
7 hsi 8hsi
M 27,71 a
34,66 a 38,32 b
39,27 b M
24,28 a
1
38,02 a 44,32 a
51,53 a M
24,07 a
2
37,90 a 43,89 a
47,05 b M
22,19 b
3
36,25 a 44,49 a
49,23 a M
28,86 a
4
40,22 a 46,92 a
52,19 a M
20,99 b
5
27,69 b 34,93 b
42,73 b M
22,19 b
6
34,94 a 40,35 b
46,88 b M
27,96 a
7
33,47 a 39,12 b
46,82 b M
25,56 a
8
32,58 a 37,69 b
41,91 b M
24,99 a
9
39,16 a 49,54 a
55,45 a
Keterangan : angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada uji jarak duncan taraf 5
hsi: hari setelah inokulasi
Tabel 1 menunjukkan bahwa F. oxysporum tipe liar mengalami hambatan pertumbuhan. Hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan miselium F.
oxysporum f.sp. passiflora tipe mutasian yang mampu menghambat pertumbuhan F. oxysporum tipe liar. Persenase daerah hambatan tertinggi pada 5 dan 6 hsi
terdapat pada perlakuan pemaparan isolat selama 9 menit M
4
masing-masing sebesar 28,86 dan 40,22. Sedangkan persentase daerah hambatan terendah
terdapat pada perlakuan pemaparan selama 12 menit M
5
yaitu sebesar 20,99
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan 27,69. Persentase daerah hambatan tertinggi pada 7 dan 8 hsi terdapat pada perlakuan pemaparan selama 60 menit M
9
yaitu sebesar 49,54 dan 55,54. Sedangkan persentase daerah hambatan terendah pada 7 hsi terdapat pada
pemaparan selama 12 menit M
5
yaitu sebesar 34,93 dan daerah hambatan terendah pada 8 hsi terdapat pada perlakuan tanpa pemaparan M
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan persentase hambatan tidak stabil sesuai dengan lamanya pemaparan UV. Persentase pertumbuhan yang
bervasiasi dari 5 hsi sampai 8 hsi menunjukkan keragaman hasil mutasi yang random. Yaitu terdapat suatu isolat dengan persentase hambatan yang tinggi
dengan lama pemaparan yang rendah dan terdapat persentase hambatan yang rendah pada lama pemaparan yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. Misalnya
pada perlakuan pemaparan selama 1 menit M yaitu sebesar
39,27.
1
dan pemaparan 3 menit M
2
, dengan persentase hambatan masing-masing 51,53 dan 47,05. Dari hasil ini
dapat disimpulkan terjadi penurunan persentase hambatan. Tetapi penurunan tersebut tidak linear untuk lama pemaparan selanjutnya. Misalnya bila
dibandingkan antara lama pemaparan 3 menit M
2
dan pemaparan 6 menit M
3
Pengambilan data daerah hambatan dilakukan saat terjadi pertemuan miselium antara koloni isolat tipe liar dan isolat tipe mutasian. Pertumbuhan
F. oxysporum tipe liar mendekati F. oxysporum f.sp. passiflora tipe mutasian dan F. oxysporum f.sp. passiflora tipe mutasian terhambat pertumbuhannya
dikarenakan bertemunya kedua miselium dari kedua isolat. Penghambatan ini terjadi peningkatan persentase hambatan menjadi 49,05.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dikarenakan adanya persaingan yang dibentuk dari kedua isolat, baik persaingan ruang tumbuh, nutrisi dan sebagainya Gambar 6.
Gambar 6. Pengujian antagonis metode dual culture a jamur uji belum mencapai zona hambatan, b jamur uji telah mencapai zona hambatan .
Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat persentase daerah hambatan yang bervariasi antara berbagai isolat hasil pemaparan UV. Persentase hambatan
yang tinggi pada suatu perlakuan dibandingkan dengan isolat mutasian yang lain memungkinkan terjadinya perbedaan kecepatan pertumbuhan antara seluruh isolat
tipe mutasian. Semakin cepat pertumbuhannya maka semakin cepat pula dalam menghambat isolat tipe liar, dan persentase hambatan juga akan semakin
meningkat. Hal ini dapat terjadi karena morfologi isolat yang sama sehingga cara hidup, cara memperoleh makanan, cara tumbuh pada media PDA juga pasti akan
sama. Perbedaan kecepatan pertumbuhan membuktikan bahwa sinar UV mampu merubah isolat tipe liar menjadi mutasian. Hal ini sesuai dengan literatur
Agrios 2005 yang menyatakan bahwa mutasi dikatakan berhasil bila keturunan dari individu yang dimutasi menunjukkan perbedaan karakter morfologi atau
fisiologi dari individu sebelumnya. Freeman et al. 2002 menyatakan bahwa a
b
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengaruh radiasi sinar UV ini pada proses mutagenesis disebabkan oleh kemampuan sinar UV dalam menginduksi perubahan secara genetis pada patogen,
sehingga dapat mengubah patogen menjadi non-patogenik.
2. Pengamatan makroskopis dan mikroskopis