Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
PERANAN HUTAN DALAM KEHIDUPAN R
W TANGGA
RlASYARAKAT DESA HUTAN
(Studi Kasus Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
BUDIMAN SITEPU
A09400053
PROGRAM STUD1 KOMUNIKASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
BUDIMAN SITEPU, A09400053. PERANAN HUTAN DALAM
KEEUDUPAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT DESA HUTAN: Studi
Kasus Kampung Nvungcuue, Desa Malasari, Kecamatan Naneeune,
Kabepaten ~b,qo;, ~ a w ~a a r a t ~ i b a w Bimbingan
ah
SATYAWAN S U ~ ~
Hutan merupakan sumberdaya dam yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia. Hutan memiliki hubungan yang sangat erat dengat
masyarakat yang tinggal disekitar hutan. Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar
kawasan hutan, hutan merupakan tempat tinggal dan sebagai tempat untuk
memenuhi keperluan sehari-hari. Desa Malasari merupakan salah satu Desa yang
berada dikawasan Ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun. Sehubungan
dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 175Kpts-
IZ tahun 2003 tentang perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, maka
Desa Malasari terletak di areal perluasan tersebut dan menjadi kawasan Taman
Nasional Gunung Halimun. Sejak tahun 1992 Taman Nasional Gunung Halimun
mengambil alih pengelolaan hutan dam di Desa Malasari, dan sebesar 37,37
persen masuk dalam areal konservasi Taman Nasional Gunung Halimun.
Sebagian besar masyarakat Desa Malasari bercocok tanam dikawasan
hutan Taman Nasional Gunung Halimun. Pola tanam yang sering digunakan
masyarakat adalah sistem campuran atau tumpang sari. Tanaman pokok yang
sering ditanam masyarakat adalah cengkeh, tanaman kayu (lamtoro, kayu afrika,
d m mahoni), dan tanaman laimya seperti pala, nangka, duren, rambutan, jengkol,
pisang.
Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui bagaimana peranan hutan yang
merupakan bagian dari sumberdaya dam dalam rumah tangga masyarakat lokal,
O
(2) mengatahui bagaimana usaha-usaha masyarakat lokal dalam pelestarian hutan,
(3) mengetahui pertentangan atau kendala yang ada dalam pengambilan keputusan
didalam rumah tangga masyarakat lokal antara pelestarian hutan dengan usaha
memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat lokal.
Penelitian ini dilakukan di daerah Kawasan Taman Nasional Gunung
Halimun, Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengumpulan data berlangsung selama kurang
lebih dua bulan, yaitu bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2005.
Masyarakat Kampung Nyungcung memiliki pandangan tersendiri terhadap
keberadaan hutan serta memiliki arti dan makna tersendiri juga. Hzrtan hejo
masyarakat ngejo sudah menjadi slogan di masyarakat Kampung Nyungcung
yang artinya jika hutan tetap hijau masyarakat akan tetap makmur. Masyarakat
Karnpung Nyungcung membagi hutan kedalam tiga zona yaitu hutan zona
intihutan larangan (ditutup oleh pemerintah), hutan zona penyanggdhutan
dudukuhan (penggunaannya terbatas), dan hutan zona pemanfaatanhutan leumbur
(yang dimanfaatkan oleh masyarakat). Hutan zona inti merupakan sumber mata
air bagi masyarakat Kampung Nyungcung. Selain itu hutan zona inti juga
merupakan sumber tanaman obat bagi, masyarakat Kampung Nyungcung. Hutan
zona penyangga dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Nyungcung untuk
berkebun talun. Selain sebagai berkebun talun, hutan zona penyangga juga
dimanfaatkan masyarakat Kampung Nyungcung sebagai sumber pakan temak,
kayu bakar dan kayu bahan banguna. Hutan zona pemanfaatan merupakan
kawasan hutan yang secara fisik tidak lagi ditumbuhi oleh pohon-pohon. Hutan ini
W TANGGA
RlASYARAKAT DESA HUTAN
(Studi Kasus Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
BUDIMAN SITEPU
A09400053
PROGRAM STUD1 KOMUNIKASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
BUDIMAN SITEPU, A09400053. PERANAN HUTAN DALAM
KEEUDUPAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT DESA HUTAN: Studi
Kasus Kampung Nvungcuue, Desa Malasari, Kecamatan Naneeune,
Kabepaten ~b,qo;, ~ a w ~a a r a t ~ i b a w Bimbingan
ah
SATYAWAN S U ~ ~
Hutan merupakan sumberdaya dam yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia. Hutan memiliki hubungan yang sangat erat dengat
masyarakat yang tinggal disekitar hutan. Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar
kawasan hutan, hutan merupakan tempat tinggal dan sebagai tempat untuk
memenuhi keperluan sehari-hari. Desa Malasari merupakan salah satu Desa yang
berada dikawasan Ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun. Sehubungan
dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 175Kpts-
IZ tahun 2003 tentang perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, maka
Desa Malasari terletak di areal perluasan tersebut dan menjadi kawasan Taman
Nasional Gunung Halimun. Sejak tahun 1992 Taman Nasional Gunung Halimun
mengambil alih pengelolaan hutan dam di Desa Malasari, dan sebesar 37,37
persen masuk dalam areal konservasi Taman Nasional Gunung Halimun.
Sebagian besar masyarakat Desa Malasari bercocok tanam dikawasan
hutan Taman Nasional Gunung Halimun. Pola tanam yang sering digunakan
masyarakat adalah sistem campuran atau tumpang sari. Tanaman pokok yang
sering ditanam masyarakat adalah cengkeh, tanaman kayu (lamtoro, kayu afrika,
d m mahoni), dan tanaman laimya seperti pala, nangka, duren, rambutan, jengkol,
pisang.
Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui bagaimana peranan hutan yang
merupakan bagian dari sumberdaya dam dalam rumah tangga masyarakat lokal,
O
(2) mengatahui bagaimana usaha-usaha masyarakat lokal dalam pelestarian hutan,
(3) mengetahui pertentangan atau kendala yang ada dalam pengambilan keputusan
didalam rumah tangga masyarakat lokal antara pelestarian hutan dengan usaha
memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat lokal.
Penelitian ini dilakukan di daerah Kawasan Taman Nasional Gunung
Halimun, Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengumpulan data berlangsung selama kurang
lebih dua bulan, yaitu bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2005.
Masyarakat Kampung Nyungcung memiliki pandangan tersendiri terhadap
keberadaan hutan serta memiliki arti dan makna tersendiri juga. Hzrtan hejo
masyarakat ngejo sudah menjadi slogan di masyarakat Kampung Nyungcung
yang artinya jika hutan tetap hijau masyarakat akan tetap makmur. Masyarakat
Karnpung Nyungcung membagi hutan kedalam tiga zona yaitu hutan zona
intihutan larangan (ditutup oleh pemerintah), hutan zona penyanggdhutan
dudukuhan (penggunaannya terbatas), dan hutan zona pemanfaatanhutan leumbur
(yang dimanfaatkan oleh masyarakat). Hutan zona inti merupakan sumber mata
air bagi masyarakat Kampung Nyungcung. Selain itu hutan zona inti juga
merupakan sumber tanaman obat bagi, masyarakat Kampung Nyungcung. Hutan
zona penyangga dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Nyungcung untuk
berkebun talun. Selain sebagai berkebun talun, hutan zona penyangga juga
dimanfaatkan masyarakat Kampung Nyungcung sebagai sumber pakan temak,
kayu bakar dan kayu bahan banguna. Hutan zona pemanfaatan merupakan
kawasan hutan yang secara fisik tidak lagi ditumbuhi oleh pohon-pohon. Hutan ini