yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.
c. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.
d. Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya: radio, televisi, majalah, koran, dan buku. e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas informasi. f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap terhadap sesuatu.
2. Konsep Sikap
2.1. Definisi Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku
dalam cara tertentu yang dipilihnya Bimo, 2001 dalam Sunaryo, 2004. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Notoatmodjo 2007 sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut Sunaryo 2004
sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu.
2.2. Struktur Sikap Menurut Azwar Saifuddin 1995 dalam Sunaryo 2004 sikap memiliki
tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yang ketiganya saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif.
a. Komponen kognitif cognitive Dapat disebut juga komponen perseptual, yang berisi kepercayaaan
individu. Kepercayaan tersebut berhubungan dengan hal-hal bagaimana individu mempersepsikan terhadap objek sikap, dengan apa yang dilihat dan diketahui
pengetahuan, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain.
b. Komponen afektif komponen emosional Komponen ini menunjuk pada dimensi emosional subjektif individu,
terhadap objek sikap, baik yang positif rasa senang maupun negatif rasa tidak senang.
c. Komponen konatif Disebut juga komponen perilaku, yaitu komponen sikap yang berkaitan
dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Fungsi Sikap Menurut Attkinson, R.L dalam Sunaryo 2004 Sikap memiliki fungsi
sebagai berikut: a. Fungsi Instrumental
Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan keinginan.
b. Fungsi pertahanan ego Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan
atau ancaman harga dirinya. c. Fungsi nilai ekspresi
Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai apa yang ada pada diri individu, dapat dilihat dari sikap yang diambil oleh
individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu. d. Fungsi pengetahuan
Sikap ini membantu individu untuk memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan
dalam kehidupan sehari-hari. e. Fungsi penyesuaian sosial
Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat. Dalam hal ini, sikap yang diambil individu tersebut akan dapat menyesuaikan
dengan lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Katz, 1960 dalam Maramis, 2006 fungsi sikap antara lain:
a. Fungsi penyesuaian: suatu sikap dapat dipertahankan karena mempunyai nilai menolong yang berguna, memungkinkan individu untuk mengurangi hukuman
dan menambah ganjaran bila berhadapan dengan orang-orang disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan teori proses belajar.
b. Fungsi pembelaan ego: fungsi ini berhubungan dengan teori Freud. Disini sikap itu “membela” individu terhadap informasi yang tidak menyenangkan
atau yang mengancam, kalau tidak ia harus menghadapinya. c. Fungsi ekspresi nilai: beberapa sikap dipegang seseorang karena mewujudkan
nilai-nilai pokok dan konsep diri. d. Fungsi pengetahuan: kita harus dapat memahami dan mengatur dunia sekitar
kita.
2.4. Tingkatan Sikap Menurut Notoatmodjo 1997 dalam Sunaryo 2004 sikap memiliki 4
tingkat, dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu: a. Menerima receiving
Pada tingkat ini, individu ingin dan memperhatikan rangsangan stimulus yang diberikan.
b. Merespon responding Pada tingkat ini, sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
c. Menghargai valuing Pada tingkat ini, sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab responsible
Pada tingkat ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya.
2.5. Determinan Sikap Menurut Walgito 2001 dalam Sunaryo 2004 ada 4 hal penting yang
menjadi determinan faktor penentu sikap individu, yaitu: a. Faktor fisiologis
Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan, yang menentukan sikap individu.
b. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek sikap,
berpengaruh terhadap sikap individu terhadap objek sikap tersebut. c. Faktor kerangka acuan
Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan sikap objek, akan menimbulkan sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.
d. Faktor komunikasi sosial Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan perubahan
sikap pada diri individu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Ciri-ciri sikap Menurut Sunaryo 2004, ciri-ciri sikap yaitu:
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari learnability dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam
hubungan dengan objek. b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu
sehingga dapat dipelajari. c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.
d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan banyak objek.
e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar. f. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan
dengan pengetahuan.
2.7. Pembentukan dan perubahan sikap Menurut Sarwono 2000 dalam Sunaryo 2004 ada beberapa cara untuk
membentuk atau mengubah sikap individu, yaitu: a. Adopsi
Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang terjadi berulang dan terus-menerus sehingga lama kelamaan secara
bertahap hal tersebut akan diserap oleh individu, dan akan memengaruhi pembentukan serta perubahan terhadap sikap individu.
Universitas Sumatera Utara
b. Diferensiasi Diferensiasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena
sudah dimilikinya pengetahuan, pengalaman, intelegensi, dan bertambahnya umur.
c. Integrasi Integrasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap yang terjadi
secara tahap demi tahap, diawali dari macam-macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan objek sikap tertentu sehingga pada
akhirnya akan terbentuk sikap terhadap objek tersebut. d. Trauma
Trauma adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui suatu kejadian secara tiba-tiba dan mengejutkan sehingga meninggalkan kesan
mendalam dalam diri individu tersebut. Kejadian tersebut akan membentuk atau mengubah sikap individu terhadap kejadian sejenis.
e. Generalisasi Generalisasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena
pengalaman traumatik pada diri individu terhadap hal tertentu, dapat menimbulkan sikap negatif terhadap semua hal yang sejenis atau sebaliknya.
3. Konsep Keluarga