Analisis Pola Konsumsi susu bubuk, Susu Kental Manis, da Susu Cair Konsumen Rumah Tangga (Survey Pada Perumahan TaMan PAgelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, bogor)
ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL
MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA
(Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka,
Kecamatan Ciomas, Bogor)
SKRIPSI
KHUSNA RONY AGUSTINA
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
KHUSNA RONY AGUSTINA. D34102045. Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk,
Susu Kental Manis, dan Susu Cair Konsumen Rumah Tangga. Skripsi. Program
Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Ahyar Ismail M Agr
Pembimbing Anggota : Ir. Juniar Atmakusuma MS
Susu merupakan salah satu bahan makanan asal hewan yang sangat penting
bagi manusia karena kandungan gizinya yang tinggi. Hal itu menyebabkan susu
banyak dipilih oleh rumah tangga guna memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga.
Termasuk pada rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran. Warga Perumahan
Taman Pagelaran mempunyai karakteristik yang beragam. Keragaman tersebut akan
menyebabkan perbedaan tiap rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi
keluarganya. Hal tersebut juga akan menyebabkan terjadinya perbedaan permintaan
susu, sehingga akan menyebabkan perbedaan pola konsumsi susu pada tiap rumah
tangga tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mempelajari pola konsumsi susu bubuk,
susu kental manis, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran, dan 2) mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola
konsumsi susu bubuk, susu kental manis dan susu cair pada konsumen rumah tangga
di Perumahan Taman Pagelaran.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2006 di
Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor.
Populasi penelitian adalah rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran yang
mengkonsumsi susu. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan dua langkah,
yaitu pertama menentukan lokasi penelitian dilakukan secara multistage purposive
sampling. Kedua yaitu penentuan sampel yang dilakukan secara purposive.
Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey. Data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
regresi linier berganda.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pola konsumsi susu pada rumah tangga
di Perumahan Taman Pagelaran dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis susu
yang dikonsumsi dalam rumah tangga tersebut, yaitu pola konsumsi susu bubuk, pola
konsumsi susu kental manis, dan pola konsumsi susu cair. Pola konsumsi susu
bubuk, susu kental manis dan susu cair rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran dilihat berdasarkan merek yang dikonsumsi, alasan memilih merek
tersebut, frekuensi pembelian per bulan, tempat pembelian dan kandungan gizi yang
diperhatikan.
Berdasarkan merek yang dikonsumsi, merek-merek susu seperti Dancow,
Bendera dan Ultra menjadi pilihan banyak rumah tangga. Faktor kebiasaan menjadi
alasan yang paling sering digunakan dalam memilih merek-merek tersebut. Adanya
rumah tangga yang tidak memperhatikan kandungan gizi pada susu yang akan
mereka konsumsi dikarenakan mereka mengkonsumsi susu berdasarkan kebiasaan
dan sekedar mengetahui bahwa susu baik untuk kesehatan. Berdasarkan analisis
linier berganda, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah susu
bubuk yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah pendapatan keluarga, pengeluaran
untuk konsumsi bahan makanan, jumlah balita dalam keluarga, dan dummy tingkat
pengetahuan gizi, dengan R2 sebesar 0,527 atau 52,7%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah susu kental manis yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah
pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jumlah balita dalam keluarga,
dengan R2 sebesar 0,502 atau 50,2%. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah susu
cair yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah pendapatan keluarga, jumlah anggota
keluarga, dan jumlah balita dalam keluarga, dengan R2 sebesar 0,508 atau 50,8%.
Kata kunci : Pola konsumsi, Susu bubuk, Susu kental manis, Susu cair, Analisis
linier berganda.
ABSTRACT
The Consumption Pattern Analysis of Milk Powder, Viscous Milk and Milk
Liquid On Household Comsumption
(Survey at Taman Pagelaran Real Estate Ciomas District, Bogor)
Agustina, K. R., Ismail, A., Atmakusuma, J.
The purpose of this research were to explore households’ consumption
pattern that took place in Taman Pagelaran resident and the factors which influence
this pattern. This research was carried out on July 2006, the location is dedicated by
multi stage purposive sampling and 60 households were taken by purposive way as
the samples. The households’ consumption pattern were consist of the milk brand,
buying motivation, consumed frequency, buying place an nutrition facts. This
consumption pattern was grouped by the kinds of milk whish consumed, that were :
powder, viscous and liquid. Derived from binary linier analysis, it showed that the
factors which influenced the amount of powder milk consumption were the price,
household of income, food consumption expenditure, the number of babies in the
family, and the dummy of nutrient knowledge level, for 0,527 or 52,7% as R2. The
factors which influenced the amount of viscous milk consumption were the price,
household income, the number of family member and the number of babies in the
family, for 0,502 or 50,2% as R2. The factors which influenced the amount of liquid
milk consumption were the price, household income, the number of family member
and the number of babies in the family, for 0,508 or 50,8% as R2.
Key word : consumption pattern, households’ consumption, binary linier analysis
ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL
MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA
(Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan
Ciomas, Bogor)
KHUSNA RONY AGUSTINA
D34102045
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL
MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA
(Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan
Ciomas, Bogor)
Oleh :
KHUSNA RONY AGUSTINA
D34102045
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan
Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 19 Januari 2007
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Ir. Ahyar Ismail M.Agr
NIP. 131 878 942
Ir. Juniar Atmakusuma MS
NIP. 130 804 891
Dekan Fakultas Peternakan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Pati pada tangga 1 Agustus 1984. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Kusnan Agung
Sumitro dan Ibu Ani Rahayu.
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1996
di SD Negeri 01 Gunungwungkal, Pati. Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SLTP Negeri 01 Tayu, Pati. Penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 01 Pati, dan lulus
tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa pada
Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Departemen Sosial Ekonomi Industri
Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama mengikuti pendidikan di Insitut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam
berbagai kegiatan dan kepanitiaan, diantaranya sebagai Ketua SEIP Project tahun
2003 dan Ketua Stering Commite Acara SEIP Project 2004, panitia Lomba Cepat
Tepat Fakultas Peternakan IPB tingkat SMU se-Jabodetabek tahun 2004 yang
diadakan HIMASEIP, ketua panitia SEIP CUP Futsal Competition dan aktif sebagai
pengurus HIMASEIP 2004-2005. Selain itu penulis juga aktif dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Tae Kwon Do pada tahun 2002-2003 dan dalam Ikatan Keluarga
Mahasiswa Pati (IKMP).
KATA PENGANTAR
Bismillahir-rahmanir-rahimi
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kapada pemimpin para
nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu
Kental Manis dan Susu Bubuk Konsumen Rumah Tangga (Survey pada Perumahan
Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Stusi
Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Tujuan penelitian adalah mempelajari pola konsumsi susu bubuk, susu kental
manis dan susu bubuk konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran, dan
mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk,
susu kental manis dan susu cair konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran.
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi
penelitian yang lebih lanjut dan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan
produsen dalam memasarkan produk susunya.
Akhirr kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Amin yaa robbal ‘aalamin.
Bogor, Januari 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................
i
ABSTRACT ................................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................
v
DAFTAR TABEL ......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
x
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
Latar Belakang ....................................................................................
Perumusan Masalah ............................................................................
Tujuan .................................................................................................
Kegunaan Penelitian ...........................................................................
1
2
2
3
KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
5
Susu .....................................................................................................
Pola Konsumsi ....................................................................................
Konsumen Rumah Tangga ..................................................................
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi ..........................
5
8
9
10
METODE PENELITIAN ..........................................................................
13
Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ...........................................................................
Desain Penelitian ................................................................................
Data dan Instrumentasi .......................................................................
Analisis Data .......................................................................................
Analisis Deskriptif ..................................................................
Analisis Regresi Linier Berganda ...........................................
Definisi Istilah .....................................................................................
13
13
14
14
14
14
14
19
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN .........................................
21
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
22
Karakteristik Responden .....................................................................
Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental dan Susu Cair ...................
Pola Konsumsi Susu Bubuk ....................................................
Pola Konsumsi Susu Kental ....................................................
Pola Konsumsi Susu Cair .......................................................
22
28
30
34
37
Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Bubuk dan Susu Cair ......
Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk ....
Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental
Manis ........................................................................................
Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair ........
Hubungan Variabel-variabel Independen Terhadap Jumlah
Konsumsi Susu .......................................................................
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Konsumsi Susu Bubuk,
Susu Kental, dan Susu Cair .................................................................
Harga Susu ..............................................................................
Jumlah Pendapatan Keluarga ...................................................
Pengeluaran Untuk Konsumsi Bahan Makanan .....................
Jumlah Anggota Keluarga ........................................................
Jumlah Balita Dalam Keluarga ...............................................
Tingkat Pendidikan .................................................................
Tingkat Pengetahuan Gizi .......................................................
40
41
KESIMPULAN ...........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
66
LAMPIRAN ................................................................................................
68
45
50
56
57
57
58
59
60
61
61
62
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Komposisi Susu Berbagai Jenis Mamalia .....................................
6
2. Kandungan Mineral Pada Susu dalam Bentuk Cair dan Abu ......
8
3. Persebaran Responden Berdasarkan RT dan RW ........................
14
4. Sebaran Jenis Kelamin Penentu Pola Konsumsi ..........................
22
5. Sebaran Umur Penentu Pola Konsumsi .......................................
23
6. Sebaran Status Penentu Pola Konsumsi dalam Rumah Tangga ...
23
7. Sebaran Tingkat Pendidikan Penentu Pola Konsumsi .................
24
8. Sebaran Tingkat Pengetahuan Gizi Penentu Pola Konsumsi .......
25
9. Sebaran Jumlah Anggota Keluarga ..............................................
25
10. Sebaran Jumlah Balita dalam Keluarga .......................................
26
11. Sebaran Jumlah Pendapatan Keluarga .........................................
27
12. Sebaran Jumlah Pengeluaran Untuk Konsumsi Bahan
Makanan ......................................................................................
28
13. Perebaran Rumah Tangga Berdasarkan Konsumsi Susunya ........
29
14. Sebaran Jenis Susu yang Dikonsumsi Rumah Tangga .................
30
15. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Bubuk
yang Paling Sering Dikonsumsi ..................................................
31
16. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek
Susu Bubuk yang Sering Dikonsumsi ..........................................
32
17. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu
Bubuk dalam Sebulan ..................................................................
32
18. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat
Pembelian Susu Bubuk yang Dikonsumsi ...................................
33
19. Sebaran Rumah tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang
Paling Diperhatikan ......................................................................
34
20. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Kental
yang Paling Sering Dikonsumsi ...................................................
34
21. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek
Susu Kental yang Dikonsumsi .....................................................
35
22. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu
Kental dalam Sebulan ...................................................................
36
23. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat
Pembelian Susu Kental yang Dikonsumsi ...................................
36
24. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang
Paling Diperhatikan .....................................................................
37
25. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Cair
yang Paling Sering Dikonsumsi ...................................................
38
26. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek
Susu Cair yang Dikonsumsi .........................................................
38
27. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu
Cair dalam Sebulan ......................................................................
39
28. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat
Pembelian Susu Cair yang Dikonsumsi .......................................
40
29. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang
Paling Diperhatikan ......................................................................
40
30. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk (Tahap I) .....
41
31. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk (Tahap II) ....
43
32. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental (Tahap I) .....
46
33. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental (Tahap II) ....
46
34. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu kental (Tahap III) ....
48
35. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap I) .........
51
36. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap II) ........
52
37. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap III) ......
54
38. Hasil Akhir Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu ............
56
39 Hubungan Variabel-variabel Independen Terhadap Jumlah
Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental dan Susu Cair ....................
57
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran .........................................................
5
2. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Bubuk) ..........
44
3. Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas (Susu Bubuk) ............
45
4. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Kental) ...........
49
5. Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas (Susu Kental) ............
50
6. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Cair) ..............
55
7. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Cair) ...............
56
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat cepat dan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan yang bergizi, menyebabkan
kebutuhan masyarakat akan produk pangan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi
guna memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh meningkat. Salah satu cara untuk
mencukupi kebutuhan gizi tersebut adalah dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, karena protein sangat mempengaruhi kesehatan tubuh bagi
manusia. Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi protein hewani dan protein
nabati.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (2006), perkembangan konsumsi
protein hewani nasional asal ternak mengalami peningkatan dari 4 gr/kapita/tahun
pada tahun 2004 menjadi 4,01 gr/kapita/tahun pada tahun 2005 dengan nilai rasio
sebesar 25%. Target yang ingin dicapai pada tahun 2005 yaitu sebesar
4,48
gr/kapita/tahun.
Ternyata
pencapaian
target
yang
didapat
sebesar
89,51 gr/kapita/tahun. Hal itu membuktikan bahwa jumlah masyarakat yang
mengkonsumsi protein hewani semakin meningkat.
Pangan asal ternak (hewani) merupakan sumber protein yang mengandung
asam amino essensial yang tidak dapat disuplai dari bahan lain, sehingga sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan dan peningkatan kecerdasan masyarakat.
Bahan makanan yang diperoleh dari ternak diantaranya susu, daging dan telur. Susu
merupakan salah satu bahan makanan asal hewan yang sangat penting bagi manusia
karena kandungan gizinya yang tinggi. Susu segar yang dihasilkan dari sapi perah
memiliki kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral dalam komposisi seimbang,
sehingga sangat baik bagi tubuh.
Sifat susu yang mudah rusak oleh mikroorganisme atau senyawa pembusukan
lain, menyebabkan perlunya pengolahan pada susu supaya lebih tahan lama serta
aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Seiring dengan perkembangan
teknologi di bidang pengolahan hasil ternak, maka susu dapat diolah sedemikian rupa
sehingga lebih tahan lama tanpa mengurangi nilai gizi yang terkandung didalamnya.
Produk susu olahan yang telah mengalami perkembangan teknologi antara lain: susu
pasteurisasi, susu ultra high temperature (UHT), susu skim, susu bubuk, susu kental,
1
yoghurt, mentega dan es krim. Diantara sekian banyak produk susu olahan, yang
telah banyak beredar di pasaran baik di toko besar maupun toko kecil adalah susu
bubuk, susu kental, susu cair dan es krim yang memiliki variasi dalam rasa dan
pengemasan.
Perumusan Masalah
Warga perumahan Taman Pagelaran memiliki karakteristik yang beragam.
Keragaman tersebut tentunya akan menimbulkan perbedaan tiap rumah tangga dalam
memenuhi
kebutuhan
konsumsi
makanannya,
salah
satunya
yaitu
dalam
mengkonsumsi susu. Pola mengkonsumsi susu dalam tiap rumah tangga akan
dipengaruhi faktor-faktor yang ada dari dalam rumah tangga atau dari luar rumah
tangga tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka menimbulkan beberapa
pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana pola konsumsi susu bubuk, susu kental, dan susu cair pada konsumen
rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu
kental, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis, dan susu cair pada
konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran.
2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu
kental manis dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi produsen susu dalam hal perencanaan dan strategi pemasarannya.
2. Sebagai informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis sendiri dalam mengamati masalah berdasarkan fakta yang ada dan
mencari jawaban dari permasalahan tersebut serta sebagai media dalam
menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan.
2
KERANGKA PEMIKIRAN
Kebutuhan makanan yang bergizi terutama protein pada rumah tangga di
Perumahan Taman Pagelaran dapat diperoleh dari sumber protein hewani dan
sumber protein nabati. Salah satu sumber protein hewani yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi adalah susu.
Keputusan rumah tangga dalam mengkonsumsi susu bisa dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berasal dari luar rumah tangga tersebut (eksternal) atau faktorfaktor yang berasal dari dalam rumah tangga itu sendiri (internal). Faktor-faktor
tersebut antara lain;
harga susu, tingkat pendapatan, jumlah pengeluaran untuk
bahan makanan, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam keluarga, tingkat
pendidikan, dan pengetahuan gizi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, akan digunakan sebagai
pertimbangan bagi tiap-tiap rumah tangga dalam memilih jenis susu yang akan
dikonsumsi. Berdasarkan hasil keputusan rumah tangga tersebut, akan diteliti
bagaimana pola konsumsi rumah tangga terhadap jenis susu yang dikonsumsi (susu
bubuk, susu kental manis, dan susu cair) yang meliputi pilihan jenis susu yang
dikonsumsi, merek produk susu yang dikonsumsi, alasan memilih merek yang biasa
dikonsumsi, frekuensi pembelian susu dalam sebulan, tempat pembelian, atribut gizi
yang paling sering diperhatikan, dan jumlah konsumsinya.
Analisis regresi linier berganda merupakan salah satu alat analisis yang
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu
bubuk, susu kental manis, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di komplek
perumahan Taman Pagelaran. Dengan alat ini kita dapat mengetahui faktor-faktor
apa saja yang berpengaruh nyata dan yang tidak berpengaruh nyata terhadap pola
konsumsi susu bubuk, susu kental, dan susu cair pada konsumen rumah tangga.
Lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
3
Konsumen
Rumah Tangga
Faktor Internal :
- Tingkat pendapatan
- Pengeluaran untuk bahan makanan
- Jumlah anggota keluarga
- Jumlah anak balita dalam keluarga
- Tingkat pendidikan
- Pengetahuan gizi
Faktor Eksternal :
- Harga susu
Keputusan Rumah Tangga
untuk Mengkonsumsi Susu
(Bubuk, Kental atau Cair)
Pola Konsumsi Rumah Tangga dalam
Mengkonsumsi Susu :
- Jenis susu yang dikonsumsi
- Merek susu yang dikonsumsi
- Alasan memilih merek tersebut
- Frekuensi pembelian per bulan
- Tempat pembelian
- Atribut gizi yang sering diperhatikan
- Jumlah konsumsi
Gambar 1. Bagan Kerangka Penelitian Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk,
Susu Kental dan Susu Cair Pada Konsumen Rumah Tangga.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Susu
Susu yang biasa dikonsumsi adalah air susu yang dihasilkan dari induk hewan
tanpa penambahan apapun. Induk hewan penghasil susu biasanya hewan mamalia,
terutama sapi. Selain itu susu juga bisa diperoleh dari induk hewan lainnya seperti
kambing, kerbau, unta, kuda, domba dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas dan produksi susu adalah bangsa sapi atau rumpun sapi, lama bunting, masa
laktasi, besarnya sapi, estrus, umur, selang beranak, masa kering, frekuensi
pemerahan, serta makanan dan tata laksana. (Sudono, 1999).
Susu merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan
lengkap. Secara umum susu adalah hasil sekresi dari kelenjar susu (mamae) ternak
mamalia betina yang sedang menyusui anaknya, namun dalam prakteknya susu
merupakan hasil sekresi atau laktasi bebas kolostrum yang berasal dari ternak yang
sehat (Edelstein, 1988). Kandungan komposisi nutrisi susu sapi jika dibanding
dengan jenis susu mamalia lainnya seperti manusia, kambing, domba, kerbau, rusa,
unta dan kuda dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Susu Berbagai Jenis Mamalia
Komposisi Nutrisi (%)
Spesies
Air
Lemak
Protein
Laktosa
Abu
Manusia
88,30
3,11
1,19
7,18
0,21
Sapi
87,25
3,80
3,50
4,80
0,65
Kerbau
76,89
12,46
6,03
3,74
0,89
Kambing
87,88
3,82
3,21
4,54
0,55
Domba
80,82
6,86
6,52
4,91
1,89
Rusa
67,20
17,09
9,89
2,82
1,49
Unta
87,61
5,38
2,98
3,26
0,70
Kuda
90,7
1,20
2,00
5,70
0,40
Sumber : Edelstein, 1988
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa air susu ibu mempunyai
laktosa tertinggi yang kemudian diikuti kuda, domba dan sapi. Susu sapi yang
umumnya dibuat menjadi susu olahan (susu cair, bubuk, kental manis dan
5
sebagainya) yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik (Edelstein, 1988).
Komposisi susu rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah
lemak 3,90%; protein 3,40%; laktosa 4,80%; abu (mineral) 0,72%. Komponen
lainnya yang terdapat dalam susu adalah sitrat, enzim-enzim, fosfolipid dan vitamin.
Produk susu terdiri dari susu homogen, susu skim, susu kental manis, susu kental
tidak manis atau susu yang diuapkan, susu bubuk, yoghurt, keju, es krim dan
mentega (Buckle et al., 1987).
Susu Cair
Susu pasteurisasi adalah susu segar, susu rekonstitusi atau rekombinasi yang
telah mengalami proses pemanasan pada suhu 63-66º C (Low Temperature Long
Time) selama 30 detik, atau pada pemanasan 72º C (High Temperature Sort Time)
selama 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai suhu 10º C, selanjutnya
diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4,4º C. Suatu proses
pasteurisasi baru yang disebut Ultra High Temperature (UHT) yaitu susu dipanaskan
sampai 125º C selama 15 detik atau 131º C selama lima detik. Susu yang dihasilkan
boleh dikatakan steril dan bila dikemas secara aseptis dapat disimpan pada suhu
kamar biasa selama beberapa bulan (Buckle et al., 1987).
Blakely dan Bade (1991), menyatakan bahwa susu skim adalah susu segar
yang dikurangi kadar lemaknya menjadi 8-9,25%. Pada susu skim juga dilakukan
pasteurisasi. Susu skim mengandung air 90,5%, lemak 0,1%, protein 3,6%,
karbohidrat 5,1% dan mineral 0,7%.
Susu Bubuk
Widodo (2003), menyatakan bahwa susu bubuk merupakan salah satu contoh
pengolahan dan pengawetan susu dengan tujuan menurunkan kadar air susu dari 88%
(susu segar) menjadi 3% (susu bubuk) dengan cara pengeringan semprot. Buckle et
al., (1987), menjelaskan bahwa bila susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa
yang kering dibakar pada panas rendah, maka akan diperoleh sisa abu putih yang
berisi bahan-bahan mineral. Kandungan mineral dalam susu dan abu dapat dilihat
pada Tabel 2.
6
Tabel 2. Kandungan Mineral Pada Susu dalam Bentuk Cair dan Abu
Unsur
Potassium
Cair
(%)
0,140
Abu
(%)
20,0
Kalsium
0,125
17,4
Chlorine
0,103
14,5
Fosforus
0,096
13,3
Sodium
0,056
7,8
Magnesium
0,012
1,4
Sulfur
0,025
3,6
Sumber : Buckle et al, 1987
Penelitian Lestari (2003) menyatakan bahwa sistem produksi susu bubuk di
PT. Ultrindo Inti Jaya Jakarta, meliputi beberapa tahap yaitu: 1) penerimaan bahan
baku; 2) separasi dan pasteurisasi; 3) penguapan; 4) pencampuran; 5) pemekatan; 6)
pengeringan dan 7) pengemasan. Widodo (2003), menyatakan bahwa proses
pengeringan (penguapan air) susu segar menjadi susu bubuk dilakukan dengan tiga
proses: 1) evaporasi untuk penguapan air susu dari 88% menjadi 50%; 2) sprying
atau pengeringan semprot untuk menguapkan air dan pembentukan bubuk (powder)
dan 3) pengeringan lebih lanjut untuk penguapan air dari partikel susu bubuk.
Susu Kental Manis
Susu kental merupakan produk olahan susu yang dihasilkan oleh penguapan
hampa terhadap susu, baik susu keseluruhan maupun susu skim dengan atau tanpa
penambahan sukrosa. Pada pembuatan susu kental manis, susu yang diperoleh dari
peternakan dihangatkan terlebih dahulu dengan suhu pemanasan 65-95º C selama
10-15 menit. Pemanasan pendahuluan ini penting, sebab hal ini akan menolong
menstabilkan susu terhadap pengentalan selama penyimpanan produk jadi dan juga
akan menghancurkan organisme patogen dan enzim tidak akan diinaktifkan pada
prosedur penguapan susu selanjutnya. Setelah pemanasan pendahuluan, ditambahkan
gula tebu sehingga diperoleh konsentrasi gula 62,5% sebagai sukrosa dalam bentuk
akhir. Fungsi gula terutama adalah sebagai bahan pengawet, karena sebagian besar
mikroorganisme tidak dapat hidup pada konsentrasi gula 62,5%.
7
Proses selanjutnya meliputi penguapan susu yang sudah mengandung gula
dengan kondisi yang sangat ringan dengan menggunakan penguap hampa pada suhu
sampai 77º C. Pada suhu 49º C, fase cair dari produk yang dikentalkan menjadi jenuh
dengan laktosa dan pada waktu susu kental itu didinginkan terjadi larutan jenuh dan
kristalisasi. Jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati, akan terbentuk inti laktosa
dalam jumlah sedikit dan ini akan tumbuh menjadi kristal berukuran makroskopis
yang cukup keras dan terasa kasar. Akibat kristalisasi ini adalah “rasa seperti pasir”
yang dapat mengurangi mutu susu kental manis. Untuk menghindari hal ini, harus
diadakan pendinginan sedemikian rupa sehingga terjadi kristalisasi laktosa secara
cepat dan dengan demikian terbentuk kristal-kristal kecil. Hal ini dijalankan dengan
mendinginkan susu sampai suhu 30º C yang akan menghasilkan keadaan lewat jenuh
dari larutan laktosa dan dilakukan pembibitan dengan menambahkan laktosa yang
berbentuk halus dengan jumlah 0,6 gram/liter susu kental. Kristalisasi akan selesai
dalam waktu tiga jam. Kristal-kristal yang sangat halus terdapat dalam susu kental
manis yang bermutu tinggi biasanya berdiameter sekitar 10 mikron dan kristal-kristal
ini begitu halusnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh lidah. Bila proses kristalisasi
telah selesai, susu kental manis didinginkan, dimasukkan dalam drum-drum
penyimpanan dalam jumlah besar untuk diisikan ke dalam kaleng. Produk ini
kemudian ditutup dan tidak memerlukan proses pemanasan lagi. Stabilitas
mikrobiologis produk tersebut ditentukan oleh kandungan gula yang tinggi dan
masalah kerusakan biasanya terbatas pada pertumbuhan jenis ragi osmofilik (Buckle
et al., 1987).
Pola Konsumsi
Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan
jumlah bahan makanan rata-rata perorangan perhari yang umum dikonsumsi atau
dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pola konsumsi merupakan cara
mengkombinasikan elemen konsumsi dan tingkat konsumsi keseluruhan (Magrabi et
al., dalam Purba (2004)). Menurut Kemalawaty (1999), pola konsumsi masyarakat
umumnya dapat dilihat dari tingkat konsumsi, pengeluaran atau belanja, maupun
proporsi dari pengeluaran untuk suatu komoditi tertentu.
8
Umumnya kebiasaan makan seseorang tidak didasarkan atas keperluan fisik
akan zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. Kebiasaan ini berasal dari pola
makan yang didasarkan pada budaya kelompok dan diajarkan pada seluruh anggota
keluarga. Beberapa keluarga mengembangkan pola makan tiga kali sehari yaitu
makan pagi, siang dan malam. Beberapa keluarga mengembangkan pola makan dua
kali
sehari
yaitu
makan
siang
dan
malam,
bahkan
beberapa
keluarga
mengembangkan pola makan jika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang
(Budiyanto, 2002)
Menurut penelitian Dantji (1991), besarnya volume susu yang dikonsumsi
oleh setiap keluarga sangat beragam sesuai tingkat kemampuan daya beli, jumlah
anak balita yang ada dalam keluarga, jumlah anggota keluarga dan kesukaan
terhadap jenis susu tersebut. Sebagian besar responden lebih memilih susu bubuk,
lalu susu kental manis dan selanjutnya susu cair. Khusus untuk keluarga yang
mempunyai anak balita, hampir seluruhnya (90%) memberikan susu tambahan atau
susu untuk pengganti susu ibu. Frekuensi pembelian susu oleh keluarga sangat
beragam sesuai dengan persediaan susu dan kemampuan keuangan (daya beli) dari
keluarga. Pada susu cair (segar) sebagian besar keluarga berlangganan tiap hari
sekali, sedangkan untuk susu bubuk dan susu segar sebagian besar keluarga
melakukan pembelian selama sebulan sekali.
Konsumen Rumah Tangga
Lipsey et al., (1995), menyatakan bahwa pengertian rumah tangga adalah
semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan membuat keputusan
keuangan bersama atau menyebabkan pihak lain mengambil keputusan bagi mereka.
Anggota rumah tangga seringkali disebut konsumen karena mereka membeli dan
mengkonsumsi sebagian besar barang konsumsi dan jasa. Ciri-ciri rumah tangga
antara lain: setiap rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten selain itu
rumah tangga menjual jasa-jasa faktor produksi pada perusahaan dan menerima
penghasilan sebagai imbalannya.
Menurut UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, definisi
konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam
masyarakat baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk
diperdagangkan kembali.
9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Engel et al., (1994), menyatakan bahwa secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen dikelompokkan menjadi
tiga faktor yaitu faktor lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Faktor
lingkungan mencakup budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.
Perbedaan dan pengaruh individual mencakup sumberdaya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian dan gaya hidup. Sedangkan faktor
psikologis mencakup pengolahan informasi, pembelajaran serta perubahan sikap dan
perilaku. Perbedaan dan pengaruh individual merupakan faktor internal dari
konsumen yang berpengaruh terhadap perilakunya.
Faktor Pendapatan
Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi
seseorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa karena
besarnya pengeluaran berhubungan erat dengan besarnya pendapatan (Engel el al.,
1994). Jika rata-rata rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar,
maka mereka dapat diperkirakan akan membeli lebih banyak beberapa komoditi
walaupun harga komoditi-komoditi itu tetap sama (Lipsey et al., 1995).
Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya
permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang
memperoleh tambahan pendapatan tersebut, tetapi perubahan dalam distribusi
pendapatan juga akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditi yang
akan
dibeli
terutama
rumah
tangga
yang
berkurang
pendapatannya
(Lipsey et al.,1995).
Faktor Distribusi Pendapatan
Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya
permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang
memperoleh tambahan pendapatan tersebut, tetapi perubahan dalam distribusi
pendapatan juga akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditi yang
akan
dibeli
terutama
rumah
tangga
yang
berkurang
pendapatannya
(Lipsey et al.,1995).
10
Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi
seseorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa karena
besarnya pengeluaran erat hubungannya dengan besarnya pendapatan (Engel et, al,
1994).
Frekuensi Konsumsi per Hari
Menurut Khumaidi (1989), yang dimaksud dengan kebiasaan makan adalah
tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan
makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan.
Khomsan (1993), menyatakan bahwa frekuensi makan perhari merupakan
salah satu aspek dalam kebiasaan makan. Frekuensi makan ini bisa menjadi penduga
tingkat kecukupan konsumsi gizi, artinya semakin tinggi frekuensi makan maka
peluang terpenuhinya kecukupan gizi semakin besar. Makan makanan yang beraneka
ragam relatif akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan tubuh.
Faktor Harga Komoditi Itu Sendiri
Putong (2003), mengatakan bahwa apabila pendapatan dianggap tetap,
jumlah penduduk relatif konstan (zero growth), selera tidak berubah, perkiraan masa
yang akan datang tidak ada perubahan, harga barang subtitusi relatif tetap dan faktor
lain-lain yang berpengaruh dianggap tidak ada atau tidak berubah maka permintaan
hanya ditentukan oleh harga.
Lipsey et al (1995), menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu komoditi
maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi tersebut akan semakin besar.
Semakin tinggi harga suatu komoditi, maka semakin sedikit jumlah komoditi yang
diminta.
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Apa yang
konsumen beli, di mana mereka beli dan kapan mereka membeli akan bergantung
pada pengetahuan yang relevan dengan keputusan ini. Secara umum, pengetahuan
dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Himpunan
bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar
disebut pengetahuan konsumen (Engle et al., 1994).
11
Zat gizi merupakan unsur penting untuk membentuk dan mengganti sel-sel
yang rusak termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologis tubuh dan sebagai
sumber tenaga. Oleh karena itu, asupan (intake) zat gizi dalam jumlah seimbang
mutlak diperlukan (Syarief, 1997). Menurut Budianto (2002), mengisyaratkan
adanya jaminan bahwa bahan makanan harus aman dikonsumsi (food safety
attribute), memiliki kandungan gizi tinggi (nutritional attribute) dan ramah
lingkungan (ecolabelling attribute).
Ukuran Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian Khadijah (2005), ukuran keluarga juga ikut
mempengaruhi suatu pola konsumsi. Hal ini disebabkan ukuran keluarga akan
menentukan jumlah barang yang dikonsumsi yang harus disediakan. Semakin besar
ukuran keluarga, maka semakin besar pula jumlah konsumsi yang harus disediakan.
Jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap jumlah konsumsi dengan nilai
koefisien regresi sebesar +8,383. Artinya satu orang jumlah anggota keluarga
menyebabkan kenaikan jumlah konsumsi mie instant sebanyak 8,383 bungkus/bulan.
12
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan
Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Juni-Juli 2006. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa Komplek Perumahan Taman Pagelaran
merupakan salah satu permukiman di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor yang
mempunyai penduduk yang beragam.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mengkonsumsi susu
(bubuk, cair atau kental) di Komplek Perumahan Taman Pagelaran. Cara
pengambilan sampel dilakukan secara dua langkah, yaitu: pertama menentukan
lokasi penelitian yang dilakukan secara multistage purposive sampling yaitu
pengambilan contoh secara bertingkat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hal
ini dimulai dari penentuan Perumahan Taman Pagelaran sendiri, selanjutnya
memilih secara purposive lima Rukun Warga (RW) dengan jumlah penduduk
terbanyak, dari masing-masing
Tetangga
(RT)
RW
dipilih
secara
purposive
dua
Rukun
dengan jumlah penduduk terbanyak. Selanjutnya dari sepuluh
Rukun tetangga terpilih, diambil secara purposive sebanyak 60 responden dengan
masing masing RW sebanyak 12 responden. Jumlah responden sebanyak 60 ini
didasarkan atas pernyataan Setiady dan Husaini (1998) yang menyatakan bahwa
untuk sebuah penelitian sosial deskriptif dibutuhkan minimal 30 responden. Lebih
jelasnya lihat Tabel 3.
Tabel 3. Persebaran Responden Berdasarkan RT dan RW
RW Terpilih
RT Terpilih
08
01 dan 03
Keluarga Terpilih
(KK)
12
09
01 dan 07
12
10
02 dan 06
12
11
01 dan 04
12
12
01 dan 03
12
Total
60
13
Desain Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif
dengan sampel
yang digunakan adalah konsumen rumah tangga di Perumahan
Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok.
Data dan Instrumentasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengisian kuisioner
yang telah dipersiapkan sebelumnya kepada responden. Data sekunder yang
digunakan adalah data penunjang penelitian yang diperoleh dari kelurahan dan
penelitian-penelitian yang relevan.
Analisis Data
Analisis Deskriptif
Faktor-faktor yang tidak diuji secara statistik akan dianalisis secara deskriptif.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Analisis ini
digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan dan sebaran responden
berdasarkan umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, tingkat pendidikan formal,
pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam rumah tangga,
pendapatan keluarga, dan persentase distribusi pendapatan untuk konsumsi bahan
makanan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan wawancara dan
kuesioner, data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif
(rataan, persentase dan lain-lain).
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier merupakan persamaan matematika yang menggambarkan
hubungan antara variabel tak bebas dengan sejumlah variabel bebas. Analisis ini di
gunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu
bubuk, susu kental manis maupun susu cair pada konsumen rumah tangga.
14
Model untuk jumlah konsumsi susu bubuk adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+b5X5 + b6D1 + b7D2 + e
Dimana: Y
b0
= Jumlah konsumsi susu (gram/bulan)
= Intersep
b1-b9 = Koefisien variabel bebas
X1
= Harga susu bubuk (Rp/gram)
X2
= Tingkat pendapatan (Rp/bulan)
X3
= Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan )
X4
= Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X5
= Jumlah balita dalam keluarga (jiwa)
D1
= Dummy tingkat pendidikan
0 = Kurang atau sama dengan SMA
D2
= Dummy Pengetahuan Gizi
0 = Kurang
e
1 = Lebih dari SMA
1 = Sedang
2 = Baik
= Variabel Pengganggu
Model untuk jumlah konsumsi susu kental manis adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+b5X5 + b6D1 + b7D2 + e
Dimana: Y
b0
= Jumlah konsumsi susu (gram/bulan)
= Intersep
b1-b9 = Koefisien variabel bebas
X1
= Harga susu kental Manis (Rp/gram)
X2
= Tingkat pendapatan (Rp/bulan)
X3
= Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan )
X4
= Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X5
= Jumlah balita dalam keluarga (jiwa)
D1
= Dummy tingkat pendidikan
0 = Kurang atau sama dengan SMA
D2
= Dummy Pengetahuan Gizi
0 = Kurang
e
1 = Lebih dari SMA
1 = Sedang
2 = Baik
= Variabel Pengganggu
15
Model untuk jumlah konsumsi susu cair adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+b5X5 + b6D1 + b7D2 + e
Dimana: : Y
b0
= Jumlah konsumsi susu (ml/bulan)
= Intersep
b1-b9 = Koefisien variabel bebas
X1
= Harga susu cair (Rp/ml)
X2
= Tingkat pendapatan (Rp/bulan)
X3
= Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan )
X4
= Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X5
= Jumlah balita dalam keluarga (jiwa)
D1
= Dummy tingkat pendidikan
0 = Kurang atau sama dengan SMA
D2
= Dummy Pengetahuan Gizi
0 = Kurang
e
1 = Lebih dari SMA
1 = Sedang
2 = Baik
= Variabel Pengganggu
Mencari model yang terbaik dan menyelesaikan persamaan dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 13.0 (Statisttical Product and Sevice Solutions). Model
terbaik yang dipilih dalam membahas permasalahan terdiri dari koefisien determinasi
yang telah disesuaikan (R2 adjusted), pengujian parameter secara serentak (Fhitung),
pengujian parameter secara tunggal (thitung), kesesuaian tanda dan besar parameter
regresi. Pengujian parameter regresi dilakukan secara serentak dan tunggal, SPSS
selalu menggunakan α = 5% pada selang kepercayaan 95% (Santoso, 2000)
Uji -t
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak
bebas
maka dilakukan uji statistik –t dengan langkah-langkah sebagai berikut:
H0 = bi = 0
H1 = bi > 0 atau bi < 0
t − hitung =
bi
; (n-k, t-tabel)
S (bi )
16
Dimana :
bi = Koefisien Peubah ke-i
S (bi) = Standar error untuk bi
n = Jumlah pengamatan
k = Jumlah variabel dalam model
Jika :
1. –ttabel < thitung < ttabel maka terima H0 yang artinya variabel-variabel bebas yang
diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas
2. thitung < -ttabel atau thitung> ttabel maka tolak H0 yang artinya variabel-variabel bebas
yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas
Uji F
Untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas pada suatu persamaan dilakukan
dengan menggunakan uji-F. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesisnya adalah :
H0 = bi = b2 = … = bk = 0
H1 = paling tidak ada satu b= 0
F hitung = Jumlah kuadrat regresi / (k-1)
Jumlah kuadrat sisa / n-k
Dimana :
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
Bila:
1. Fhitung > Ftabel maka tolak H0 yang berarti semua variabel bebas secara bersamasama berpengaruh nyata pada variabel tak bebas
2. Fhitung < Ftabel maka terima H0 yang berarti semua variabel bebas tidak
berpengaruh nyata pada variabel tak bebas
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai pengukur tingkat kebaikan
model. Koefisien tersebut menjelaskan variasi total dalam seluruh varibel dependen
(Y) yang dijelaskan oleh seluruh variabel independent dalam model semakin tinggi
17
keragaman yang dapat diterangkan oleh model tersebut, semakin besar koefisien
determinasinya.
R2 =
1 − JKS
JKT
Dimana :
R2
= Koefisien Determinasi
JKS
= Jumlah Kuadrat Sisa
JKT = Jumlah Kuadrat Total
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Jika
terjadi korelasi maka ada autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi yaitu dengan
mencari nilai Durbin-Watson. Apabila nilainya di bawah -2 berarti terjadi
autokorelasi positif, apabila nilainya antara -2 dan +2 maka tidak terjadi autokorelasi
dan apabila nilai Durbin-Watson diatas 2 maka terjadi autokorelasi negatif.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antar
variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas. Menurut Santoso (2000), model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent dan pedoman suatu model regresi yang
bebas multikolinearitas yaitu :
•
Memiliki nilai VIF (Variance Infltion Factor) di sekitar angka 1 dan memiliki
nilai toleransi mendekati 1
•
Koefisien korelasi antar variabel harus lemah (dibawah 0,5)
Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Cara mendeteksi normalitas yaitu dengn melihat grafik sebaran peluang normal
(normal probability) atau histogram, yaitu dengan melihat penyebaran data atau titik
pada sumbu diagonal untuk grafik sebaran peluang normal sedangkan untuk
histogram dengan melihat kurva yang bebentuk lonceng. Uji normalitas lebih baik
menggunakan scatterplot grafik sebaran normal (normal probability plot) karena
scatterplot lebih jelas menggambarkan distribusi data dari model yang digunakan
18
dibandingkan menggunakan histogram (Santoso, 2000). Menurut Santoso (2000),
dasar pengambilan keputusan grafik normal probability plot yaitu :
- Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uj
MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA
(Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka,
Kecamatan Ciomas, Bogor)
SKRIPSI
KHUSNA RONY AGUSTINA
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
KHUSNA RONY AGUSTINA. D34102045. Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk,
Susu Kental Manis, dan Susu Cair Konsumen Rumah Tangga. Skripsi. Program
Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Ahyar Ismail M Agr
Pembimbing Anggota : Ir. Juniar Atmakusuma MS
Susu merupakan salah satu bahan makanan asal hewan yang sangat penting
bagi manusia karena kandungan gizinya yang tinggi. Hal itu menyebabkan susu
banyak dipilih oleh rumah tangga guna memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga.
Termasuk pada rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran. Warga Perumahan
Taman Pagelaran mempunyai karakteristik yang beragam. Keragaman tersebut akan
menyebabkan perbedaan tiap rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi
keluarganya. Hal tersebut juga akan menyebabkan terjadinya perbedaan permintaan
susu, sehingga akan menyebabkan perbedaan pola konsumsi susu pada tiap rumah
tangga tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mempelajari pola konsumsi susu bubuk,
susu kental manis, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran, dan 2) mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola
konsumsi susu bubuk, susu kental manis dan susu cair pada konsumen rumah tangga
di Perumahan Taman Pagelaran.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2006 di
Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor.
Populasi penelitian adalah rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran yang
mengkonsumsi susu. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan dua langkah,
yaitu pertama menentukan lokasi penelitian dilakukan secara multistage purposive
sampling. Kedua yaitu penentuan sampel yang dilakukan secara purposive.
Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey. Data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
regresi linier berganda.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pola konsumsi susu pada rumah tangga
di Perumahan Taman Pagelaran dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis susu
yang dikonsumsi dalam rumah tangga tersebut, yaitu pola konsumsi susu bubuk, pola
konsumsi susu kental manis, dan pola konsumsi susu cair. Pola konsumsi susu
bubuk, susu kental manis dan susu cair rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran dilihat berdasarkan merek yang dikonsumsi, alasan memilih merek
tersebut, frekuensi pembelian per bulan, tempat pembelian dan kandungan gizi yang
diperhatikan.
Berdasarkan merek yang dikonsumsi, merek-merek susu seperti Dancow,
Bendera dan Ultra menjadi pilihan banyak rumah tangga. Faktor kebiasaan menjadi
alasan yang paling sering digunakan dalam memilih merek-merek tersebut. Adanya
rumah tangga yang tidak memperhatikan kandungan gizi pada susu yang akan
mereka konsumsi dikarenakan mereka mengkonsumsi susu berdasarkan kebiasaan
dan sekedar mengetahui bahwa susu baik untuk kesehatan. Berdasarkan analisis
linier berganda, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah susu
bubuk yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah pendapatan keluarga, pengeluaran
untuk konsumsi bahan makanan, jumlah balita dalam keluarga, dan dummy tingkat
pengetahuan gizi, dengan R2 sebesar 0,527 atau 52,7%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah susu kental manis yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah
pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jumlah balita dalam keluarga,
dengan R2 sebesar 0,502 atau 50,2%. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah susu
cair yang dikonsumsi yaitu harga susu, jumlah pendapatan keluarga, jumlah anggota
keluarga, dan jumlah balita dalam keluarga, dengan R2 sebesar 0,508 atau 50,8%.
Kata kunci : Pola konsumsi, Susu bubuk, Susu kental manis, Susu cair, Analisis
linier berganda.
ABSTRACT
The Consumption Pattern Analysis of Milk Powder, Viscous Milk and Milk
Liquid On Household Comsumption
(Survey at Taman Pagelaran Real Estate Ciomas District, Bogor)
Agustina, K. R., Ismail, A., Atmakusuma, J.
The purpose of this research were to explore households’ consumption
pattern that took place in Taman Pagelaran resident and the factors which influence
this pattern. This research was carried out on July 2006, the location is dedicated by
multi stage purposive sampling and 60 households were taken by purposive way as
the samples. The households’ consumption pattern were consist of the milk brand,
buying motivation, consumed frequency, buying place an nutrition facts. This
consumption pattern was grouped by the kinds of milk whish consumed, that were :
powder, viscous and liquid. Derived from binary linier analysis, it showed that the
factors which influenced the amount of powder milk consumption were the price,
household of income, food consumption expenditure, the number of babies in the
family, and the dummy of nutrient knowledge level, for 0,527 or 52,7% as R2. The
factors which influenced the amount of viscous milk consumption were the price,
household income, the number of family member and the number of babies in the
family, for 0,502 or 50,2% as R2. The factors which influenced the amount of liquid
milk consumption were the price, household income, the number of family member
and the number of babies in the family, for 0,508 or 50,8% as R2.
Key word : consumption pattern, households’ consumption, binary linier analysis
ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL
MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA
(Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan
Ciomas, Bogor)
KHUSNA RONY AGUSTINA
D34102045
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL
MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA
(Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan
Ciomas, Bogor)
Oleh :
KHUSNA RONY AGUSTINA
D34102045
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan
Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 19 Januari 2007
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Ir. Ahyar Ismail M.Agr
NIP. 131 878 942
Ir. Juniar Atmakusuma MS
NIP. 130 804 891
Dekan Fakultas Peternakan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Pati pada tangga 1 Agustus 1984. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Kusnan Agung
Sumitro dan Ibu Ani Rahayu.
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1996
di SD Negeri 01 Gunungwungkal, Pati. Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SLTP Negeri 01 Tayu, Pati. Penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 01 Pati, dan lulus
tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa pada
Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Departemen Sosial Ekonomi Industri
Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama mengikuti pendidikan di Insitut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam
berbagai kegiatan dan kepanitiaan, diantaranya sebagai Ketua SEIP Project tahun
2003 dan Ketua Stering Commite Acara SEIP Project 2004, panitia Lomba Cepat
Tepat Fakultas Peternakan IPB tingkat SMU se-Jabodetabek tahun 2004 yang
diadakan HIMASEIP, ketua panitia SEIP CUP Futsal Competition dan aktif sebagai
pengurus HIMASEIP 2004-2005. Selain itu penulis juga aktif dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Tae Kwon Do pada tahun 2002-2003 dan dalam Ikatan Keluarga
Mahasiswa Pati (IKMP).
KATA PENGANTAR
Bismillahir-rahmanir-rahimi
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kapada pemimpin para
nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu
Kental Manis dan Susu Bubuk Konsumen Rumah Tangga (Survey pada Perumahan
Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Stusi
Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Tujuan penelitian adalah mempelajari pola konsumsi susu bubuk, susu kental
manis dan susu bubuk konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran, dan
mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk,
susu kental manis dan susu cair konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran.
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi
penelitian yang lebih lanjut dan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan
produsen dalam memasarkan produk susunya.
Akhirr kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Amin yaa robbal ‘aalamin.
Bogor, Januari 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................
i
ABSTRACT ................................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................
v
DAFTAR TABEL ......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
x
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
Latar Belakang ....................................................................................
Perumusan Masalah ............................................................................
Tujuan .................................................................................................
Kegunaan Penelitian ...........................................................................
1
2
2
3
KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
5
Susu .....................................................................................................
Pola Konsumsi ....................................................................................
Konsumen Rumah Tangga ..................................................................
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi ..........................
5
8
9
10
METODE PENELITIAN ..........................................................................
13
Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ...........................................................................
Desain Penelitian ................................................................................
Data dan Instrumentasi .......................................................................
Analisis Data .......................................................................................
Analisis Deskriptif ..................................................................
Analisis Regresi Linier Berganda ...........................................
Definisi Istilah .....................................................................................
13
13
14
14
14
14
14
19
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN .........................................
21
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
22
Karakteristik Responden .....................................................................
Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental dan Susu Cair ...................
Pola Konsumsi Susu Bubuk ....................................................
Pola Konsumsi Susu Kental ....................................................
Pola Konsumsi Susu Cair .......................................................
22
28
30
34
37
Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk, Susu Bubuk dan Susu Cair ......
Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk ....
Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental
Manis ........................................................................................
Model Persamaan Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair ........
Hubungan Variabel-variabel Independen Terhadap Jumlah
Konsumsi Susu .......................................................................
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Konsumsi Susu Bubuk,
Susu Kental, dan Susu Cair .................................................................
Harga Susu ..............................................................................
Jumlah Pendapatan Keluarga ...................................................
Pengeluaran Untuk Konsumsi Bahan Makanan .....................
Jumlah Anggota Keluarga ........................................................
Jumlah Balita Dalam Keluarga ...............................................
Tingkat Pendidikan .................................................................
Tingkat Pengetahuan Gizi .......................................................
40
41
KESIMPULAN ...........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
66
LAMPIRAN ................................................................................................
68
45
50
56
57
57
58
59
60
61
61
62
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Komposisi Susu Berbagai Jenis Mamalia .....................................
6
2. Kandungan Mineral Pada Susu dalam Bentuk Cair dan Abu ......
8
3. Persebaran Responden Berdasarkan RT dan RW ........................
14
4. Sebaran Jenis Kelamin Penentu Pola Konsumsi ..........................
22
5. Sebaran Umur Penentu Pola Konsumsi .......................................
23
6. Sebaran Status Penentu Pola Konsumsi dalam Rumah Tangga ...
23
7. Sebaran Tingkat Pendidikan Penentu Pola Konsumsi .................
24
8. Sebaran Tingkat Pengetahuan Gizi Penentu Pola Konsumsi .......
25
9. Sebaran Jumlah Anggota Keluarga ..............................................
25
10. Sebaran Jumlah Balita dalam Keluarga .......................................
26
11. Sebaran Jumlah Pendapatan Keluarga .........................................
27
12. Sebaran Jumlah Pengeluaran Untuk Konsumsi Bahan
Makanan ......................................................................................
28
13. Perebaran Rumah Tangga Berdasarkan Konsumsi Susunya ........
29
14. Sebaran Jenis Susu yang Dikonsumsi Rumah Tangga .................
30
15. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Bubuk
yang Paling Sering Dikonsumsi ..................................................
31
16. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek
Susu Bubuk yang Sering Dikonsumsi ..........................................
32
17. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu
Bubuk dalam Sebulan ..................................................................
32
18. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat
Pembelian Susu Bubuk yang Dikonsumsi ...................................
33
19. Sebaran Rumah tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang
Paling Diperhatikan ......................................................................
34
20. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Kental
yang Paling Sering Dikonsumsi ...................................................
34
21. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek
Susu Kental yang Dikonsumsi .....................................................
35
22. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu
Kental dalam Sebulan ...................................................................
36
23. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat
Pembelian Susu Kental yang Dikonsumsi ...................................
36
24. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang
Paling Diperhatikan .....................................................................
37
25. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Merek-merek Susu Cair
yang Paling Sering Dikonsumsi ...................................................
38
26. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Alasan Memilih Merek
Susu Cair yang Dikonsumsi .........................................................
38
27. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Frekuensi Pembelian Susu
Cair dalam Sebulan ......................................................................
39
28. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Pemilihan Tempat
Pembelian Susu Cair yang Dikonsumsi .......................................
40
29. Sebaran Rumah Tangga Berdasarkan Kandungan Gizi yang
Paling Diperhatikan ......................................................................
40
30. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk (Tahap I) .....
41
31. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Bubuk (Tahap II) ....
43
32. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental (Tahap I) .....
46
33. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Kental (Tahap II) ....
46
34. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu kental (Tahap III) ....
48
35. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap I) .........
51
36. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap II) ........
52
37. Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu Cair (Tahap III) ......
54
38. Hasil Akhir Koefisien Penduga Jumlah Konsumsi Susu ............
56
39 Hubungan Variabel-variabel Independen Terhadap Jumlah
Konsumsi Susu Bubuk, Susu Kental dan Susu Cair ....................
57
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran .........................................................
5
2. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Bubuk) ..........
44
3. Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas (Susu Bubuk) ............
45
4. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Kental) ...........
49
5. Scatterplot untuk Uji Heteroskedastisitas (Susu Kental) ............
50
6. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Cair) ..............
55
7. Normal Probability untuk Uji Normalitas (Susu Cair) ...............
56
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat cepat dan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan yang bergizi, menyebabkan
kebutuhan masyarakat akan produk pangan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi
guna memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh meningkat. Salah satu cara untuk
mencukupi kebutuhan gizi tersebut adalah dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, karena protein sangat mempengaruhi kesehatan tubuh bagi
manusia. Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi protein hewani dan protein
nabati.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (2006), perkembangan konsumsi
protein hewani nasional asal ternak mengalami peningkatan dari 4 gr/kapita/tahun
pada tahun 2004 menjadi 4,01 gr/kapita/tahun pada tahun 2005 dengan nilai rasio
sebesar 25%. Target yang ingin dicapai pada tahun 2005 yaitu sebesar
4,48
gr/kapita/tahun.
Ternyata
pencapaian
target
yang
didapat
sebesar
89,51 gr/kapita/tahun. Hal itu membuktikan bahwa jumlah masyarakat yang
mengkonsumsi protein hewani semakin meningkat.
Pangan asal ternak (hewani) merupakan sumber protein yang mengandung
asam amino essensial yang tidak dapat disuplai dari bahan lain, sehingga sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan dan peningkatan kecerdasan masyarakat.
Bahan makanan yang diperoleh dari ternak diantaranya susu, daging dan telur. Susu
merupakan salah satu bahan makanan asal hewan yang sangat penting bagi manusia
karena kandungan gizinya yang tinggi. Susu segar yang dihasilkan dari sapi perah
memiliki kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral dalam komposisi seimbang,
sehingga sangat baik bagi tubuh.
Sifat susu yang mudah rusak oleh mikroorganisme atau senyawa pembusukan
lain, menyebabkan perlunya pengolahan pada susu supaya lebih tahan lama serta
aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Seiring dengan perkembangan
teknologi di bidang pengolahan hasil ternak, maka susu dapat diolah sedemikian rupa
sehingga lebih tahan lama tanpa mengurangi nilai gizi yang terkandung didalamnya.
Produk susu olahan yang telah mengalami perkembangan teknologi antara lain: susu
pasteurisasi, susu ultra high temperature (UHT), susu skim, susu bubuk, susu kental,
1
yoghurt, mentega dan es krim. Diantara sekian banyak produk susu olahan, yang
telah banyak beredar di pasaran baik di toko besar maupun toko kecil adalah susu
bubuk, susu kental, susu cair dan es krim yang memiliki variasi dalam rasa dan
pengemasan.
Perumusan Masalah
Warga perumahan Taman Pagelaran memiliki karakteristik yang beragam.
Keragaman tersebut tentunya akan menimbulkan perbedaan tiap rumah tangga dalam
memenuhi
kebutuhan
konsumsi
makanannya,
salah
satunya
yaitu
dalam
mengkonsumsi susu. Pola mengkonsumsi susu dalam tiap rumah tangga akan
dipengaruhi faktor-faktor yang ada dari dalam rumah tangga atau dari luar rumah
tangga tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka menimbulkan beberapa
pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana pola konsumsi susu bubuk, susu kental, dan susu cair pada konsumen
rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu
kental, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari pola konsumsi susu bubuk, susu kental manis, dan susu cair pada
konsumen rumah tangga di Perumahan Taman Pagelaran.
2. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu bubuk, susu
kental manis dan susu cair pada konsumen rumah tangga di Perumahan Taman
Pagelaran.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi produsen susu dalam hal perencanaan dan strategi pemasarannya.
2. Sebagai informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis sendiri dalam mengamati masalah berdasarkan fakta yang ada dan
mencari jawaban dari permasalahan tersebut serta sebagai media dalam
menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan.
2
KERANGKA PEMIKIRAN
Kebutuhan makanan yang bergizi terutama protein pada rumah tangga di
Perumahan Taman Pagelaran dapat diperoleh dari sumber protein hewani dan
sumber protein nabati. Salah satu sumber protein hewani yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi adalah susu.
Keputusan rumah tangga dalam mengkonsumsi susu bisa dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berasal dari luar rumah tangga tersebut (eksternal) atau faktorfaktor yang berasal dari dalam rumah tangga itu sendiri (internal). Faktor-faktor
tersebut antara lain;
harga susu, tingkat pendapatan, jumlah pengeluaran untuk
bahan makanan, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam keluarga, tingkat
pendidikan, dan pengetahuan gizi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut, akan digunakan sebagai
pertimbangan bagi tiap-tiap rumah tangga dalam memilih jenis susu yang akan
dikonsumsi. Berdasarkan hasil keputusan rumah tangga tersebut, akan diteliti
bagaimana pola konsumsi rumah tangga terhadap jenis susu yang dikonsumsi (susu
bubuk, susu kental manis, dan susu cair) yang meliputi pilihan jenis susu yang
dikonsumsi, merek produk susu yang dikonsumsi, alasan memilih merek yang biasa
dikonsumsi, frekuensi pembelian susu dalam sebulan, tempat pembelian, atribut gizi
yang paling sering diperhatikan, dan jumlah konsumsinya.
Analisis regresi linier berganda merupakan salah satu alat analisis yang
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu
bubuk, susu kental manis, dan susu cair pada konsumen rumah tangga di komplek
perumahan Taman Pagelaran. Dengan alat ini kita dapat mengetahui faktor-faktor
apa saja yang berpengaruh nyata dan yang tidak berpengaruh nyata terhadap pola
konsumsi susu bubuk, susu kental, dan susu cair pada konsumen rumah tangga.
Lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
3
Konsumen
Rumah Tangga
Faktor Internal :
- Tingkat pendapatan
- Pengeluaran untuk bahan makanan
- Jumlah anggota keluarga
- Jumlah anak balita dalam keluarga
- Tingkat pendidikan
- Pengetahuan gizi
Faktor Eksternal :
- Harga susu
Keputusan Rumah Tangga
untuk Mengkonsumsi Susu
(Bubuk, Kental atau Cair)
Pola Konsumsi Rumah Tangga dalam
Mengkonsumsi Susu :
- Jenis susu yang dikonsumsi
- Merek susu yang dikonsumsi
- Alasan memilih merek tersebut
- Frekuensi pembelian per bulan
- Tempat pembelian
- Atribut gizi yang sering diperhatikan
- Jumlah konsumsi
Gambar 1. Bagan Kerangka Penelitian Analisis Pola Konsumsi Susu Bubuk,
Susu Kental dan Susu Cair Pada Konsumen Rumah Tangga.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Susu
Susu yang biasa dikonsumsi adalah air susu yang dihasilkan dari induk hewan
tanpa penambahan apapun. Induk hewan penghasil susu biasanya hewan mamalia,
terutama sapi. Selain itu susu juga bisa diperoleh dari induk hewan lainnya seperti
kambing, kerbau, unta, kuda, domba dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas dan produksi susu adalah bangsa sapi atau rumpun sapi, lama bunting, masa
laktasi, besarnya sapi, estrus, umur, selang beranak, masa kering, frekuensi
pemerahan, serta makanan dan tata laksana. (Sudono, 1999).
Susu merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan
lengkap. Secara umum susu adalah hasil sekresi dari kelenjar susu (mamae) ternak
mamalia betina yang sedang menyusui anaknya, namun dalam prakteknya susu
merupakan hasil sekresi atau laktasi bebas kolostrum yang berasal dari ternak yang
sehat (Edelstein, 1988). Kandungan komposisi nutrisi susu sapi jika dibanding
dengan jenis susu mamalia lainnya seperti manusia, kambing, domba, kerbau, rusa,
unta dan kuda dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Susu Berbagai Jenis Mamalia
Komposisi Nutrisi (%)
Spesies
Air
Lemak
Protein
Laktosa
Abu
Manusia
88,30
3,11
1,19
7,18
0,21
Sapi
87,25
3,80
3,50
4,80
0,65
Kerbau
76,89
12,46
6,03
3,74
0,89
Kambing
87,88
3,82
3,21
4,54
0,55
Domba
80,82
6,86
6,52
4,91
1,89
Rusa
67,20
17,09
9,89
2,82
1,49
Unta
87,61
5,38
2,98
3,26
0,70
Kuda
90,7
1,20
2,00
5,70
0,40
Sumber : Edelstein, 1988
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa air susu ibu mempunyai
laktosa tertinggi yang kemudian diikuti kuda, domba dan sapi. Susu sapi yang
umumnya dibuat menjadi susu olahan (susu cair, bubuk, kental manis dan
5
sebagainya) yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik (Edelstein, 1988).
Komposisi susu rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah
lemak 3,90%; protein 3,40%; laktosa 4,80%; abu (mineral) 0,72%. Komponen
lainnya yang terdapat dalam susu adalah sitrat, enzim-enzim, fosfolipid dan vitamin.
Produk susu terdiri dari susu homogen, susu skim, susu kental manis, susu kental
tidak manis atau susu yang diuapkan, susu bubuk, yoghurt, keju, es krim dan
mentega (Buckle et al., 1987).
Susu Cair
Susu pasteurisasi adalah susu segar, susu rekonstitusi atau rekombinasi yang
telah mengalami proses pemanasan pada suhu 63-66º C (Low Temperature Long
Time) selama 30 detik, atau pada pemanasan 72º C (High Temperature Sort Time)
selama 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai suhu 10º C, selanjutnya
diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4,4º C. Suatu proses
pasteurisasi baru yang disebut Ultra High Temperature (UHT) yaitu susu dipanaskan
sampai 125º C selama 15 detik atau 131º C selama lima detik. Susu yang dihasilkan
boleh dikatakan steril dan bila dikemas secara aseptis dapat disimpan pada suhu
kamar biasa selama beberapa bulan (Buckle et al., 1987).
Blakely dan Bade (1991), menyatakan bahwa susu skim adalah susu segar
yang dikurangi kadar lemaknya menjadi 8-9,25%. Pada susu skim juga dilakukan
pasteurisasi. Susu skim mengandung air 90,5%, lemak 0,1%, protein 3,6%,
karbohidrat 5,1% dan mineral 0,7%.
Susu Bubuk
Widodo (2003), menyatakan bahwa susu bubuk merupakan salah satu contoh
pengolahan dan pengawetan susu dengan tujuan menurunkan kadar air susu dari 88%
(susu segar) menjadi 3% (susu bubuk) dengan cara pengeringan semprot. Buckle et
al., (1987), menjelaskan bahwa bila susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa
yang kering dibakar pada panas rendah, maka akan diperoleh sisa abu putih yang
berisi bahan-bahan mineral. Kandungan mineral dalam susu dan abu dapat dilihat
pada Tabel 2.
6
Tabel 2. Kandungan Mineral Pada Susu dalam Bentuk Cair dan Abu
Unsur
Potassium
Cair
(%)
0,140
Abu
(%)
20,0
Kalsium
0,125
17,4
Chlorine
0,103
14,5
Fosforus
0,096
13,3
Sodium
0,056
7,8
Magnesium
0,012
1,4
Sulfur
0,025
3,6
Sumber : Buckle et al, 1987
Penelitian Lestari (2003) menyatakan bahwa sistem produksi susu bubuk di
PT. Ultrindo Inti Jaya Jakarta, meliputi beberapa tahap yaitu: 1) penerimaan bahan
baku; 2) separasi dan pasteurisasi; 3) penguapan; 4) pencampuran; 5) pemekatan; 6)
pengeringan dan 7) pengemasan. Widodo (2003), menyatakan bahwa proses
pengeringan (penguapan air) susu segar menjadi susu bubuk dilakukan dengan tiga
proses: 1) evaporasi untuk penguapan air susu dari 88% menjadi 50%; 2) sprying
atau pengeringan semprot untuk menguapkan air dan pembentukan bubuk (powder)
dan 3) pengeringan lebih lanjut untuk penguapan air dari partikel susu bubuk.
Susu Kental Manis
Susu kental merupakan produk olahan susu yang dihasilkan oleh penguapan
hampa terhadap susu, baik susu keseluruhan maupun susu skim dengan atau tanpa
penambahan sukrosa. Pada pembuatan susu kental manis, susu yang diperoleh dari
peternakan dihangatkan terlebih dahulu dengan suhu pemanasan 65-95º C selama
10-15 menit. Pemanasan pendahuluan ini penting, sebab hal ini akan menolong
menstabilkan susu terhadap pengentalan selama penyimpanan produk jadi dan juga
akan menghancurkan organisme patogen dan enzim tidak akan diinaktifkan pada
prosedur penguapan susu selanjutnya. Setelah pemanasan pendahuluan, ditambahkan
gula tebu sehingga diperoleh konsentrasi gula 62,5% sebagai sukrosa dalam bentuk
akhir. Fungsi gula terutama adalah sebagai bahan pengawet, karena sebagian besar
mikroorganisme tidak dapat hidup pada konsentrasi gula 62,5%.
7
Proses selanjutnya meliputi penguapan susu yang sudah mengandung gula
dengan kondisi yang sangat ringan dengan menggunakan penguap hampa pada suhu
sampai 77º C. Pada suhu 49º C, fase cair dari produk yang dikentalkan menjadi jenuh
dengan laktosa dan pada waktu susu kental itu didinginkan terjadi larutan jenuh dan
kristalisasi. Jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati, akan terbentuk inti laktosa
dalam jumlah sedikit dan ini akan tumbuh menjadi kristal berukuran makroskopis
yang cukup keras dan terasa kasar. Akibat kristalisasi ini adalah “rasa seperti pasir”
yang dapat mengurangi mutu susu kental manis. Untuk menghindari hal ini, harus
diadakan pendinginan sedemikian rupa sehingga terjadi kristalisasi laktosa secara
cepat dan dengan demikian terbentuk kristal-kristal kecil. Hal ini dijalankan dengan
mendinginkan susu sampai suhu 30º C yang akan menghasilkan keadaan lewat jenuh
dari larutan laktosa dan dilakukan pembibitan dengan menambahkan laktosa yang
berbentuk halus dengan jumlah 0,6 gram/liter susu kental. Kristalisasi akan selesai
dalam waktu tiga jam. Kristal-kristal yang sangat halus terdapat dalam susu kental
manis yang bermutu tinggi biasanya berdiameter sekitar 10 mikron dan kristal-kristal
ini begitu halusnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh lidah. Bila proses kristalisasi
telah selesai, susu kental manis didinginkan, dimasukkan dalam drum-drum
penyimpanan dalam jumlah besar untuk diisikan ke dalam kaleng. Produk ini
kemudian ditutup dan tidak memerlukan proses pemanasan lagi. Stabilitas
mikrobiologis produk tersebut ditentukan oleh kandungan gula yang tinggi dan
masalah kerusakan biasanya terbatas pada pertumbuhan jenis ragi osmofilik (Buckle
et al., 1987).
Pola Konsumsi
Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan
jumlah bahan makanan rata-rata perorangan perhari yang umum dikonsumsi atau
dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pola konsumsi merupakan cara
mengkombinasikan elemen konsumsi dan tingkat konsumsi keseluruhan (Magrabi et
al., dalam Purba (2004)). Menurut Kemalawaty (1999), pola konsumsi masyarakat
umumnya dapat dilihat dari tingkat konsumsi, pengeluaran atau belanja, maupun
proporsi dari pengeluaran untuk suatu komoditi tertentu.
8
Umumnya kebiasaan makan seseorang tidak didasarkan atas keperluan fisik
akan zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. Kebiasaan ini berasal dari pola
makan yang didasarkan pada budaya kelompok dan diajarkan pada seluruh anggota
keluarga. Beberapa keluarga mengembangkan pola makan tiga kali sehari yaitu
makan pagi, siang dan malam. Beberapa keluarga mengembangkan pola makan dua
kali
sehari
yaitu
makan
siang
dan
malam,
bahkan
beberapa
keluarga
mengembangkan pola makan jika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang
(Budiyanto, 2002)
Menurut penelitian Dantji (1991), besarnya volume susu yang dikonsumsi
oleh setiap keluarga sangat beragam sesuai tingkat kemampuan daya beli, jumlah
anak balita yang ada dalam keluarga, jumlah anggota keluarga dan kesukaan
terhadap jenis susu tersebut. Sebagian besar responden lebih memilih susu bubuk,
lalu susu kental manis dan selanjutnya susu cair. Khusus untuk keluarga yang
mempunyai anak balita, hampir seluruhnya (90%) memberikan susu tambahan atau
susu untuk pengganti susu ibu. Frekuensi pembelian susu oleh keluarga sangat
beragam sesuai dengan persediaan susu dan kemampuan keuangan (daya beli) dari
keluarga. Pada susu cair (segar) sebagian besar keluarga berlangganan tiap hari
sekali, sedangkan untuk susu bubuk dan susu segar sebagian besar keluarga
melakukan pembelian selama sebulan sekali.
Konsumen Rumah Tangga
Lipsey et al., (1995), menyatakan bahwa pengertian rumah tangga adalah
semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan membuat keputusan
keuangan bersama atau menyebabkan pihak lain mengambil keputusan bagi mereka.
Anggota rumah tangga seringkali disebut konsumen karena mereka membeli dan
mengkonsumsi sebagian besar barang konsumsi dan jasa. Ciri-ciri rumah tangga
antara lain: setiap rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten selain itu
rumah tangga menjual jasa-jasa faktor produksi pada perusahaan dan menerima
penghasilan sebagai imbalannya.
Menurut UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, definisi
konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam
masyarakat baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk
diperdagangkan kembali.
9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
Engel et al., (1994), menyatakan bahwa secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen dikelompokkan menjadi
tiga faktor yaitu faktor lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Faktor
lingkungan mencakup budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.
Perbedaan dan pengaruh individual mencakup sumberdaya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian dan gaya hidup. Sedangkan faktor
psikologis mencakup pengolahan informasi, pembelajaran serta perubahan sikap dan
perilaku. Perbedaan dan pengaruh individual merupakan faktor internal dari
konsumen yang berpengaruh terhadap perilakunya.
Faktor Pendapatan
Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi
seseorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa karena
besarnya pengeluaran berhubungan erat dengan besarnya pendapatan (Engel el al.,
1994). Jika rata-rata rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar,
maka mereka dapat diperkirakan akan membeli lebih banyak beberapa komoditi
walaupun harga komoditi-komoditi itu tetap sama (Lipsey et al., 1995).
Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya
permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang
memperoleh tambahan pendapatan tersebut, tetapi perubahan dalam distribusi
pendapatan juga akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditi yang
akan
dibeli
terutama
rumah
tangga
yang
berkurang
pendapatannya
(Lipsey et al.,1995).
Faktor Distribusi Pendapatan
Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan naiknya
permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh rumah tangga yang
memperoleh tambahan pendapatan tersebut, tetapi perubahan dalam distribusi
pendapatan juga akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditi yang
akan
dibeli
terutama
rumah
tangga
yang
berkurang
pendapatannya
(Lipsey et al.,1995).
10
Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi
seseorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa karena
besarnya pengeluaran erat hubungannya dengan besarnya pendapatan (Engel et, al,
1994).
Frekuensi Konsumsi per Hari
Menurut Khumaidi (1989), yang dimaksud dengan kebiasaan makan adalah
tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan
makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan.
Khomsan (1993), menyatakan bahwa frekuensi makan perhari merupakan
salah satu aspek dalam kebiasaan makan. Frekuensi makan ini bisa menjadi penduga
tingkat kecukupan konsumsi gizi, artinya semakin tinggi frekuensi makan maka
peluang terpenuhinya kecukupan gizi semakin besar. Makan makanan yang beraneka
ragam relatif akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan tubuh.
Faktor Harga Komoditi Itu Sendiri
Putong (2003), mengatakan bahwa apabila pendapatan dianggap tetap,
jumlah penduduk relatif konstan (zero growth), selera tidak berubah, perkiraan masa
yang akan datang tidak ada perubahan, harga barang subtitusi relatif tetap dan faktor
lain-lain yang berpengaruh dianggap tidak ada atau tidak berubah maka permintaan
hanya ditentukan oleh harga.
Lipsey et al (1995), menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu komoditi
maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi tersebut akan semakin besar.
Semakin tinggi harga suatu komoditi, maka semakin sedikit jumlah komoditi yang
diminta.
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Apa yang
konsumen beli, di mana mereka beli dan kapan mereka membeli akan bergantung
pada pengetahuan yang relevan dengan keputusan ini. Secara umum, pengetahuan
dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Himpunan
bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar
disebut pengetahuan konsumen (Engle et al., 1994).
11
Zat gizi merupakan unsur penting untuk membentuk dan mengganti sel-sel
yang rusak termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologis tubuh dan sebagai
sumber tenaga. Oleh karena itu, asupan (intake) zat gizi dalam jumlah seimbang
mutlak diperlukan (Syarief, 1997). Menurut Budianto (2002), mengisyaratkan
adanya jaminan bahwa bahan makanan harus aman dikonsumsi (food safety
attribute), memiliki kandungan gizi tinggi (nutritional attribute) dan ramah
lingkungan (ecolabelling attribute).
Ukuran Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian Khadijah (2005), ukuran keluarga juga ikut
mempengaruhi suatu pola konsumsi. Hal ini disebabkan ukuran keluarga akan
menentukan jumlah barang yang dikonsumsi yang harus disediakan. Semakin besar
ukuran keluarga, maka semakin besar pula jumlah konsumsi yang harus disediakan.
Jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap jumlah konsumsi dengan nilai
koefisien regresi sebesar +8,383. Artinya satu orang jumlah anggota keluarga
menyebabkan kenaikan jumlah konsumsi mie instant sebanyak 8,383 bungkus/bulan.
12
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perumahan Taman Pagelaran, Kelurahan
Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Juni-Juli 2006. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa Komplek Perumahan Taman Pagelaran
merupakan salah satu permukiman di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor yang
mempunyai penduduk yang beragam.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mengkonsumsi susu
(bubuk, cair atau kental) di Komplek Perumahan Taman Pagelaran. Cara
pengambilan sampel dilakukan secara dua langkah, yaitu: pertama menentukan
lokasi penelitian yang dilakukan secara multistage purposive sampling yaitu
pengambilan contoh secara bertingkat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hal
ini dimulai dari penentuan Perumahan Taman Pagelaran sendiri, selanjutnya
memilih secara purposive lima Rukun Warga (RW) dengan jumlah penduduk
terbanyak, dari masing-masing
Tetangga
(RT)
RW
dipilih
secara
purposive
dua
Rukun
dengan jumlah penduduk terbanyak. Selanjutnya dari sepuluh
Rukun tetangga terpilih, diambil secara purposive sebanyak 60 responden dengan
masing masing RW sebanyak 12 responden. Jumlah responden sebanyak 60 ini
didasarkan atas pernyataan Setiady dan Husaini (1998) yang menyatakan bahwa
untuk sebuah penelitian sosial deskriptif dibutuhkan minimal 30 responden. Lebih
jelasnya lihat Tabel 3.
Tabel 3. Persebaran Responden Berdasarkan RT dan RW
RW Terpilih
RT Terpilih
08
01 dan 03
Keluarga Terpilih
(KK)
12
09
01 dan 07
12
10
02 dan 06
12
11
01 dan 04
12
12
01 dan 03
12
Total
60
13
Desain Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif
dengan sampel
yang digunakan adalah konsumen rumah tangga di Perumahan
Taman Pagelaran, Kelurahan Padasuka, kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok.
Data dan Instrumentasi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengisian kuisioner
yang telah dipersiapkan sebelumnya kepada responden. Data sekunder yang
digunakan adalah data penunjang penelitian yang diperoleh dari kelurahan dan
penelitian-penelitian yang relevan.
Analisis Data
Analisis Deskriptif
Faktor-faktor yang tidak diuji secara statistik akan dianalisis secara deskriptif.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Analisis ini
digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan dan sebaran responden
berdasarkan umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, tingkat pendidikan formal,
pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga, jumlah balita dalam rumah tangga,
pendapatan keluarga, dan persentase distribusi pendapatan untuk konsumsi bahan
makanan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan wawancara dan
kuesioner, data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif
(rataan, persentase dan lain-lain).
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier merupakan persamaan matematika yang menggambarkan
hubungan antara variabel tak bebas dengan sejumlah variabel bebas. Analisis ini di
gunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi susu
bubuk, susu kental manis maupun susu cair pada konsumen rumah tangga.
14
Model untuk jumlah konsumsi susu bubuk adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+b5X5 + b6D1 + b7D2 + e
Dimana: Y
b0
= Jumlah konsumsi susu (gram/bulan)
= Intersep
b1-b9 = Koefisien variabel bebas
X1
= Harga susu bubuk (Rp/gram)
X2
= Tingkat pendapatan (Rp/bulan)
X3
= Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan )
X4
= Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X5
= Jumlah balita dalam keluarga (jiwa)
D1
= Dummy tingkat pendidikan
0 = Kurang atau sama dengan SMA
D2
= Dummy Pengetahuan Gizi
0 = Kurang
e
1 = Lebih dari SMA
1 = Sedang
2 = Baik
= Variabel Pengganggu
Model untuk jumlah konsumsi susu kental manis adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+b5X5 + b6D1 + b7D2 + e
Dimana: Y
b0
= Jumlah konsumsi susu (gram/bulan)
= Intersep
b1-b9 = Koefisien variabel bebas
X1
= Harga susu kental Manis (Rp/gram)
X2
= Tingkat pendapatan (Rp/bulan)
X3
= Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan )
X4
= Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X5
= Jumlah balita dalam keluarga (jiwa)
D1
= Dummy tingkat pendidikan
0 = Kurang atau sama dengan SMA
D2
= Dummy Pengetahuan Gizi
0 = Kurang
e
1 = Lebih dari SMA
1 = Sedang
2 = Baik
= Variabel Pengganggu
15
Model untuk jumlah konsumsi susu cair adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+b5X5 + b6D1 + b7D2 + e
Dimana: : Y
b0
= Jumlah konsumsi susu (ml/bulan)
= Intersep
b1-b9 = Koefisien variabel bebas
X1
= Harga susu cair (Rp/ml)
X2
= Tingkat pendapatan (Rp/bulan)
X3
= Pengeluaran untuk bahan makanan (Rp/bulan )
X4
= Jumlah anggota keluarga (jiwa)
X5
= Jumlah balita dalam keluarga (jiwa)
D1
= Dummy tingkat pendidikan
0 = Kurang atau sama dengan SMA
D2
= Dummy Pengetahuan Gizi
0 = Kurang
e
1 = Lebih dari SMA
1 = Sedang
2 = Baik
= Variabel Pengganggu
Mencari model yang terbaik dan menyelesaikan persamaan dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 13.0 (Statisttical Product and Sevice Solutions). Model
terbaik yang dipilih dalam membahas permasalahan terdiri dari koefisien determinasi
yang telah disesuaikan (R2 adjusted), pengujian parameter secara serentak (Fhitung),
pengujian parameter secara tunggal (thitung), kesesuaian tanda dan besar parameter
regresi. Pengujian parameter regresi dilakukan secara serentak dan tunggal, SPSS
selalu menggunakan α = 5% pada selang kepercayaan 95% (Santoso, 2000)
Uji -t
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak
bebas
maka dilakukan uji statistik –t dengan langkah-langkah sebagai berikut:
H0 = bi = 0
H1 = bi > 0 atau bi < 0
t − hitung =
bi
; (n-k, t-tabel)
S (bi )
16
Dimana :
bi = Koefisien Peubah ke-i
S (bi) = Standar error untuk bi
n = Jumlah pengamatan
k = Jumlah variabel dalam model
Jika :
1. –ttabel < thitung < ttabel maka terima H0 yang artinya variabel-variabel bebas yang
diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas
2. thitung < -ttabel atau thitung> ttabel maka tolak H0 yang artinya variabel-variabel bebas
yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas
Uji F
Untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas pada suatu persamaan dilakukan
dengan menggunakan uji-F. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesisnya adalah :
H0 = bi = b2 = … = bk = 0
H1 = paling tidak ada satu b= 0
F hitung = Jumlah kuadrat regresi / (k-1)
Jumlah kuadrat sisa / n-k
Dimana :
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
Bila:
1. Fhitung > Ftabel maka tolak H0 yang berarti semua variabel bebas secara bersamasama berpengaruh nyata pada variabel tak bebas
2. Fhitung < Ftabel maka terima H0 yang berarti semua variabel bebas tidak
berpengaruh nyata pada variabel tak bebas
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai pengukur tingkat kebaikan
model. Koefisien tersebut menjelaskan variasi total dalam seluruh varibel dependen
(Y) yang dijelaskan oleh seluruh variabel independent dalam model semakin tinggi
17
keragaman yang dapat diterangkan oleh model tersebut, semakin besar koefisien
determinasinya.
R2 =
1 − JKS
JKT
Dimana :
R2
= Koefisien Determinasi
JKS
= Jumlah Kuadrat Sisa
JKT = Jumlah Kuadrat Total
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan
pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Jika
terjadi korelasi maka ada autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi yaitu dengan
mencari nilai Durbin-Watson. Apabila nilainya di bawah -2 berarti terjadi
autokorelasi positif, apabila nilainya antara -2 dan +2 maka tidak terjadi autokorelasi
dan apabila nilai Durbin-Watson diatas 2 maka terjadi autokorelasi negatif.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antar
variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas. Menurut Santoso (2000), model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent dan pedoman suatu model regresi yang
bebas multikolinearitas yaitu :
•
Memiliki nilai VIF (Variance Infltion Factor) di sekitar angka 1 dan memiliki
nilai toleransi mendekati 1
•
Koefisien korelasi antar variabel harus lemah (dibawah 0,5)
Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Cara mendeteksi normalitas yaitu dengn melihat grafik sebaran peluang normal
(normal probability) atau histogram, yaitu dengan melihat penyebaran data atau titik
pada sumbu diagonal untuk grafik sebaran peluang normal sedangkan untuk
histogram dengan melihat kurva yang bebentuk lonceng. Uji normalitas lebih baik
menggunakan scatterplot grafik sebaran normal (normal probability plot) karena
scatterplot lebih jelas menggambarkan distribusi data dari model yang digunakan
18
dibandingkan menggunakan histogram (Santoso, 2000). Menurut Santoso (2000),
dasar pengambilan keputusan grafik normal probability plot yaitu :
- Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uj