Mbah lanang uwes mboco koran lawas Mbah lanang uwes mboco koran lawas wingi Wingi mbah lanang uwes mboco koran lawas Mbah lanang uwes mboco koran lawas sak iki Sak iki mbah lanang uwes mboco koran lawas Mbah lanang uwes mboco koran lawas sesok Sesok mbah

94

e. Sak iki wawak uwes ngelempar selop nang jobo.

„Sekarang paman sudah lempar sandal di luar‟

f. Wawak uwes ngelempar selop nang jobo sesok.

„Paman sudah lempar sandal di luar besok‟

g. Sesok wawak uwes ngelempar selop nang jobo.

„Besok paman sudah pasti lempar sandal di luar‟ Kalimat 1a merupakan kalimat yang hanya masih dibubuhi aspektualisernya saja, tanpa ada bentuk temporalitas. Kalimat 1b sd 1g di atas merupakan kalimat yang sudah berkomposisi dengan bentuk temporalitas dan bentuk aspektualitas. Bentuk temporalitas tersebut tampak dengan adanya pemakaian wingi, sak iki, dan sesok, sedangkan bentuk aspektualitas tersebut tampak dengan adanya pemakaian uwes. Kedua bentuk tersebut menerangkan verba pungtualtelik lempar yang menggambarkan peristiwa yang jelas batas akhirnya. Komposisi pemakaian uwes dengan bentuk temporalitas wingi dan sak iki pada kalimat dengan verba pungtualtelik merupakan kalimat yang gramatikal. Hal ini disebabkan adanya keserasian makna antara uwes dengan bentuk temporalitas wingi dan sak iki pada kalimat verba pungtualtelik. Berbeda halnya dengan komposisi uwes dengan temporalitas sesok yang tidak gramatikal pada kostruksi yang sama dalam kalimat tersebut, sebab adanya pertentangan makna antara keduanya, sesok menerangkan lokasi waktu yang akan datang, tidak sesuai dengan uwes yang menggambarkan peristiwa verba terjadi di masa lalu. Pemakaian bersama Verba AktivitasAtelik Pemakaian bersama Verba Aktivitas + Unsur Terikat Pemakaian aspektualitas uwes sudah; telah; selesai dalam kalimat di desa Bandar Tengah adalah sebagai berikut: 2

a. Mbah lanang uwes mboco koran lawas

‟Kakek sudah membaca koran lama‟

b. Mbah lanang uwes mboco koran lawas wingi

„Kakek sudah membaca koran lama semalam‟

c. Wingi mbah lanang uwes mboco koran lawas

„Semalam kakek sudah membaca koran lama‟

d. Mbah lanang uwes mboco koran lawas sak iki

„Kakek sudah membaca koran lama sekarang‟

e. Sak iki mbah lanang uwes mboco koran lawas

„Sekarang kakek sudah membaca koran lama‟

f. Mbah lanang uwes mboco koran lawas sesok

„Kakek sudah membaca koran lama besok‟

g. Sesok mbah lanang uwes mboco koran lawas

„Besok kakek sudah membaca koran lama‟ Kalimat 2a merupakan kalimat yang hanya masih dibubuhi aspektualitasnya saja, tanpa ada bentuk temporalitas. Kalimat 2b sd 2g di atas merupakan kalimat yang sudah berkomposisi dengan bentuk temporalitas dan bentuk aspektualitas. Bentuk temporalitas tersebut tampak dengan adanya pemakaian wingi, sak iki, dan sesok, sedangkan bentuk aspektualitas tersebut tampak dengan adanya pemakaian uwes. Kedua bentuk tersebut menerangkan verba pungtualtelik lempar yang menggambarkan peristiwa yang jelas batas akhirnya. Komposisi pemakaian uwes dengan bentuk temporalitas wingi dan sak iki pada kalimat dengan verba aktivitasatelik merupakan kalimat yang gramatikal. Hal ini disebabkan adanya keserasian makna antara uwes dengan bentuk temporalitas wingi dan sak iki pada kalimat verba aktivitasatelik, berbeda halnya dengan komposisi aspektualitas uwes dengan temporalitas sesok yang tidak gramatikal pada kostruksi yang sama dalam kalimat tersebut, sebab adanya pertentangan Nanda Dwi Astri 95 Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014 makna antara keduanya, sesok menerangkan lokasi waktu yang akan datang, tidak sesuai dengan uwes yang menggambarkan peristiwa verba terjadi di masa lalu. Pemakaian bersama Verba StatisAtelik Pemakaian aspektualitas uwes sudah; telah; selesai dalam kalimat di desa Bandar Tengah adalah sebagai berikut: 3

a. Wak Iyem uwes jagong nang isor pokok kelopo.