Telinga Mandibula Maksila Manifestasi Klinis

yang disebut koloboma. 11,18,24,25 Kemiringan antimongoloid pada celah palpebra dan ligamen lateral kanthus yang terletak inferior dan rudimenter hampir seragam. Koloboma sejati terjadi pada 25 kasus, dan koloboma pseudo muncul sekitar 50 kasus, dimana cenderung berada di sepertiga luar dari kelopak mata bawah. Yang umum terjadi adalah gangguan refraktif, dan jarang terjadi ambliopia. 3 Gambar 6A. Mata yang miring ke bawah pada Sindroma Treacher Collins 26 6B. Adanya koloboma pada kelopak mata bawah 27

2.4.4 Telinga

Pada telinga luar pinna penderita Sindroma Treacher Collins dapat terjadi kelainan yang berbeda dalam bentuk, ukuran dan posisi. 1,3,26 Pinna juga mungkin relatif normal dalam bentuk dan ukuran, diikuti kehadiran ada penonjolan kecil tag telinga dengan satu atau lebih. 3 Dengan derajat kecacatan apapun, pinna cenderung terletak lebih anterior dan inferior dan tampak kusut. 3,23 Cacat meatus auditorius eksternal berkisar dari menjadi paten hingga oklusi tulang yang komplit. Pada sebagian besar kasus, sangat sedikit terjadi stenosis jaringan lunak. 3 A B Universitas Sumatera Utara Telinga tengah hampir selalu hipoplastik dengan sebagian besar mempengaruhi rongga timpani bagian atas di atas membran timpani attic. 2,3 Rantai osikular sering abnormal dan keparahannya bervariasi, rantai sering berpindah secara anterolateral. Telinga dalam biasanya normal dengan beberapa pemendekan dan perpindahan anterior dari nervus fasialis yang desending. 3,5,13,23 Gambar 7. Malformasi bentuk telinga luar 21

2.4.5 Mandibula

Komponen mandibula sering mengalami hipoplasia, dengan bentuk cekung pada permukaan bawah bodi mandibula. Terjadi hipoplastik mandibula pada ramus ascending , bodi dan proyeksi dari dagu. Selain itu mandibula juga menunjukkan adanya hipoplasia kondilus dan koronoid sehingga secara klinis tampak sebagai dagu Universitas Sumatera Utara yang retrusi. 1,3,11,24,28 Notch antegonial yang ditandai muncul dengan sudut gonial yang tumpul dan kecenderungan dagu untuk berputar inferior. 3,5,12 Ini memberikan mandibula tampak dibengkokkan. Pola pembengkokan ini berbeda dari yang tampak pada kondisi lain seperti penyakit Still’s, dan beberapa perbedaan telah diukur. Selain itu juga dijumpai abnormalitas perlekatan muskular dari pterigomasseter. 3 Gambar 8. Retrognasia pada pasien Sindroma Treacher Collins 29 Universitas Sumatera Utara

2.4.6 Maksila

Maksila cenderung memiliki palatum yang melengkung tinggi atau celah palatum 30 kasus. 3,11,21 Tinggi gigi posterior menjadi rendah dengan tingkat hiperproyeksi maksila. Pada beberapa kasus, hiperproyeksi tampak sangat nyata, dan menjadi sulit untuk memastikan apakah abnormalitas terletak pada maksila atau basis cranial. 3 Choanal atresia mungkin terjadi, dimana keberadaannya menyebabkan masalah jalan nafas, terutama pada periode neonatal. Hubungan skeletal rahang biasanya Klas II dengan gigitan terbuka anterior. 3,4,23,24 Gigi biasanya berkembang dengan normal dan mempunyai ukuran normal. Namun, mandibula yang mempunyai lengkung sempit dan berbentuk abnormal sering mengakibatkan gigi berjejal yang parah. 3 Derajat malformasi yang terlihat sewaktu bayi dilahirkan dengan Sindroma Treacher Collins diyakinkan relatif stabil dan tidak progresif seiring usia. Robert dkk 1975 meninjau berturut-turut radiografi sefalometri dari pasien Sindroma Treacher Collins dan mendokumentasikan stabilitas batas inferior mandibula dari waktu ke waktu. Garner 1967 melaporkan penemuannya terhadap analisis sefalometri 3 pasien dengan variasi umur yang dikonfirmasikan menderita Sindroma Treacher Collins. Dia mendokumentasikan deformasi yang relatif stabil yang diobservasi pada umur yang bervariasi. Tidak ada bukti pasti yang mengkonfirmasi secara signifikan bahwa dismorfologi Sindroma Treacher Collins makin memburuk dengan pertumbuhan wajah. 5

2.5 Diagnosa