Kelonggaran Allowance Perhitungan Waktu Standar

pada tempat tertentu, dan dengan metode kerja tertentu. Waktu standar suatu pekerjaan dapat ditentukan dengan jalan mengukur waktu terpilih dan kemudian memasukkan faktor rating menjadi waktu normal. Hasilnya kemudian dikalikan dengan kelonggaran waktu. Waktu terpilih diperoleh dari rata-rata data waktu pengamatan yang diperoleh dari rata-rata waktu pengamatan yang telah seragam dan sesuai dengan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang ditetapkan. Tapi pada pengunaan metode MOST dalam mengukur waktu standar, terdapat sedikit perbedaan dengan metode yang lainnya. Perbedaannya adalah waktu yang didapat dari metode MOST adalah waktu normal, sehingga tidak perlu menggunakan rating factor. Untuk mendaptkan waktu bakunya hanya dengan menambahkan allowance terhadap waktu normal yang telah didapat.

3.6.1. Kelonggaran Allowance

Dalam menentukan waktu baku diperlukan suatu kelonggaran yang dikenal sebagai allowance. Kelonggaran ada tiga bagian, yaitu 19 1. Personal Allowance : Yaitu kelonggaran yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi-pribadi seorang pekerja, seperti ke WC, ibadah, dan hal-hal pribadi lainnya. 2. Delay Allowance Yaitu waktu yang diberikan kepada pekerja operator sebagai akibat dari keadaan yang tidak terduga-duga. 19 Iftikar Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara kerja, Bandung,1979 3. Fatique Allowance Yaitu kelonggaran yang diberikan untuk memperpanjang datangnya fatique. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah terdiri dari dua bagian, yaitu kelonggaran tetap dan kelonggaran variabel. Kelonggaran tetap dianggap cukup untuk menghilangkan rasa lelah pekerja yang melakukan pekerjaannya dalam keadaan normal. Hal ini berarti tangan, kaki serta panca indera digunakan secara normal. Tambahan kelonggaran variabel hanya digunakan jika keadaan kerja untuk elemen kerja yang bersangkutan adalah berat. Besarnya faktor kelonggaran yang dibutuhkan untuk keperluan pribadi dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang dianggap berpengaruh tertera pada lampiran. Beberapa contoh yang termasuk hambatan yang tidak terhindarkan adalah: 1. Menerima atau meminta petunjuk kepada petugas 2. Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin 3. Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat-alat yang rusak. 4. Mengambil alat atau bahan dari gudang 5. Mesin berhenti karena matinya aliran listrik Rekomendasi allowance dari Organisasi Buruh Dunia ILO dapat dilihat pada Lampiran 3.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah lantai produksi PT. Suryamas Lestariprima yang berlokasi di Jalan Batang Kuis km 5,5 Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Fokus penelitian adalah proses pembuatan produk daun pintu yang diproduksi oleh PT. Suryamas Lestariprima. Yang diteliti adalah elemen kegiatangerakan kerja, jarak jangkauan dan urutan pekerjaan.

4.2. Sifat Penelitian

Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif deskriptif research, yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data. Jadi penelitian ini meliputi proses pengumpulan, penyajian, pengolahan data, serta analisis dan interpretasi.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini terdiri atas data primer dan data sekunder :