c. Air dan kelembaban;
d. Fisik yang meliputi proses penuaan, pengotoran debu, sifat barang yang
bersangkutan dan sifat barang lain, benturan, getaran dan tekanan; e.
Lain-lainnya yang dapat mengakibatkan perubahan kualitas dan sifat-sifat lainnya yang mengurangi kegunaan barang.
6. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap
Ikatan Akuntan
Indonesia 2207: 16.6 mengungkapkan: “Setelah diakui sebagi aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat
diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan
bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca”.
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aktiva
tetap yang direvaluasi. Jika nilai wajar dari suatu aktiva yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.
Beberapa akitva tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu
tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aktiva tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun
sekali. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari revaluasi aktiva tetap dicatat
dalam rekening Hasil Revaluasi Aktiva Tetap sebesar selisih antara nilai buku
dengan nilai wajarnya. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
DK : Aktiva tetap KD : Hasil Revaluasi aktiva tetap
Dalam hal nilai buku altiva tetap tertentu lebih besar secara signifikan dibandingkan nilai wajarnya, maka dilakukan penurunan nilai buku menjadi
sebesar nilai wajar. Penurunan nilai tersebut dibebankan sebagai pengeluaran tahun berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat penurunan nilai aktiva tetap adalah:
D Pengeluaran xxx
K Aktiva
tetap xxx
PT. Bank Sumut melakukan revaluasi aktiva tetap di tahun 1999 dan telah
memperoleh persetujuan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktoret Jenderal Pajak dengan surat No. KEP-732WPJ.01KP.05051999.
Kenaikan bersih dari revaluasi ini sebesar Rp 104.331.218.622 yang telah dikredit dan disajikan dalam laporan keuangan sebagai cadangan revaluasi aktiva tetap, di
bawah akun modal saham dan tambahan modal disetor. Pada tahun 2004, PT. Bank Sumut memindahkan sebagian nilai selisih
revaluasi aktiva tetap ke akun laba ditahan sebesar Rp 62.307.640.586 yang merupakan akumulasi penyusutan atas aktiva yang sudah habis masa manfaatnya
dan selisih akumulasi penyusutan setelah revaluasi dengan akumulasi penyusutan sebelum revaluasi atas aktiva yang masih mempunyai masa manfaat.
7. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap