Penetapan Kadar Zinc (Zn) AIR Reservoir Secara Colorimetry Di Laboratorium Pdam Tirtanadi Instalasi Sunggal

(1)

PENETAPAN KADAR ZINC (Zn) AIR RESERVOIR SECARA COLORIMETRY DI LABORATORIUM

PDAM TIRTANADI INSTALASI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Oleh:

NIA SYA’BANI NIM 072410003

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR ZINC (Zn) AIR RESERVOIR SECARA COLORIMETRY DI LABORATORIUM

PDAM TIRTANADI INSTALASI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

NIA SYA’BANI NIM 072410003

Medan, Mei 2010 Disetujui Oleh Dosen Pembimbing,

Dra.Saleha Salbi, M.Si., Apt. NIP 194909061980032001

Disahkan Oleh: Dekan,

Prof.Dr.Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiiim.

Segala puji bagi Allah SWT, yang menciptakan, yang memberi bentuk, yang membuat, yang memberi rezeki, yang memulai dengan kenikmatan-kenikmatan sebelum dituntut, yang selalu memudahkan jalan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dan pendidikan pada Program D3 Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU. Rahmat dan kesejahteraan-Nya atas Rasul-kesejahteraan-Nya yang diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, semoga kita mendapatkan syafaatnya disetiap periode kehidupan.

Dengan segala kerendahan hati dan kemampuan yang ada, penulis berusaha mempersembahkan tugas akhir ini, semoga mempunyai manfaat bagi yang membaca. Namun tulisan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga tugas akhir ini banyak memiliki kekurangan.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini izinkanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ayahanda tercinta Ridwan Matondang dan Ibunda tercinta Eliana Lubis. Selanjutnya terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU yang telah menyetujui penulis dalam melaksanakan PKL di Instalasi terkait.


(4)

2. Bapak Prof. Dr.rer.nat. Effendy De Lux Putra, SU., Apt., selaku Pembantu Dekan I yang telah memberikan pengarahan PKL kepada penulis.

3. Ibu Dra. Saleha Salbi, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan PKL kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Koordinator Program Diploma III Analis Farmasi yang telah memberikan pengarahan PKL kepada penulis.

5. Bapak. Ir. Mawardi, selaku Kepala Instalasi sunggal yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan PKL.

6. Bapak Liwanto selaku Kepala Bagian Produksi yang telah memberikan bimbingan PKL dan pengarahan mengenai proses pengolahan air.

7. Bapak Iwan Setiawan selaku Kepala Bagian Pengendalian Mutu yang telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan PKL di Laboratorium Pengendalian Mutu.

8. Ibu Cempaka, selaku Asisten Laboratorium Pengendalian Mutu yang telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan PKL di Laboratorium Pengendalian Mutu.

9. Untuk uak ku di kampung lalang, keluarga besar di Titi kuning bang iwal, kak pipit,kak vina,keponakan ku yang lucu afwa.

10. Sahabat-sahabat ku Dodo, Vanny, Tya, Milva dan Adis.

11. Terakhir untuk seseorang yang kini hadir dalam hidup ku yang selalu memberiku semangat,motivasi dan mendengar segala keluh kesahku.makasih buat semua itu.


(5)

Akhirnya kepada Allah SWT penulis mohon ampun dan berdoa semoga menjadi insane yang lebih baik. Serta semua pihak yang telah membantu, dengan ini penulis ucapkan terima kasih, semua amal ibadah Allah jualah yang akan membalasnya. Amin ya rabbal’alamin.

Medan, Juni 2010 Penulis,

Nia Sya’bani


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………... iv

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ………. 3

1.2.1 Tujuan ……… 3

1.2.2 Manfaat ……….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 4

2.1 Air ……… 4

2.2 Sumber Air ……….. 5

2.2.1 Air Hujan ………... 6

2.2.2 Air Tanah ………... 6

2.2.3 Air Permukaan ………... 7

2.3 Manfaat Air ………. 8

2.3.1 Manfaat Air dalam Rumah Tangga ………... 8

2.3.2 Manfaat Air untuk Pertanian ………. 8

2.3.3 Manfaat Air untuk Industri ...……… 9

2.4 Karakteristik Air ……….. 9

2.4.1 Karakteristik Fisika Air ………. 9


(7)

2.5 Syarat Air Minum ………. 13

2.6 Zinc (Seng) ………16

2.6.1 Fungsi Seng bagi Tubuh ……….. 17

2.7 Penetapan Kadar Seng ……….. 18

BAB III METODOLOGI ………... 19

3.1 Peralatan dan Bahan ……… 19

3.1.1 Peralatan ………. 19

3.1.2 Bahan ……….. 19

3.2 Langkah-langkah Pengujian atau Cara Pengujian ……….. 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 21

4.1 Hasil ……… 21

4.2 Pembahasan ……… 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 23

5.1 Kesimpulan ………. 23

5.2 Saran ……… 23

DAFTAR PUSTAKA ………. 24


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan, air tidak hanya merupakan sumber penghasilan dalam menunjang industri dan kegiatan ekonomi lainnya tetapi juga merupakan tempat kehidupan kuman-kuman dan sumber penyakit lainnya. Pencemaran air terjadi karena aktivitas manusia sehigga berbahaya bagi kesehatan masyarakat atau merugikan bagi pemakai air lainnya. Ada tiga penyebab utama tercemarnya suatu perairan (Abdullah, 1989):

1. Peningkatan konsumsi atau pengguaan air sehubungan dengan perekonomian dan taraf hidup masyarakat.

2. Terjadinya perpindahan dan pertambahan penduduk disekitar daerah industri.

3. Kurangnya kesadaran sosial dan rendahnya pendapatan untuk memperbaiki lingkungan hidup.

Sebagian besar keperluan air di Indonesia berasal dari sumber air tanah, sungai dan air yang diolah di PDAM (Perusahaan Air Minum Daerah). Air minum yang memenuhi syarat harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum tidak mengandung kuman patogen yang berbahaya bagi kesehatan. Air minum harus memenuhi persyaratan yang dijadikan standard kualitas air minum (Widowati, 2008).


(9)

Air reservoir adalah air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum, air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri dan ditampung pada bak reservoir untuk dialirkan kepada konsumen (Gani, 2006).

Salah satu kandungan logam yang sering terdapat dalam air adalah kandungan Zn, apabila kadar Zn tersebut terdapat dalam jumlah yang besar maka akan menimbulkan efek toksik. Dimana Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam serta besarnya dosis paparan efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan.Untuk itu dalam Tugas Akhir ini dilakukannya penetapan kadar Zn air reservoir secara colorimetry di laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal (Sipayung, 2007).


(10)

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui kadar Zinc (Zn) yang terkandung dalam sampel air reservoir I dan air reservoir II dengan cara Colorimetry di Laboratorium PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirtanadi Jl. Sunggal.

1.2.2 Manfaat

Dapat dijadikan informasi kepada masyarakat Indonesia mengenai kadar zinc dalam air reservoir dan pengaruh zinc pada tubuh manusia.


(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan salah satu salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan. Dimana air merupakan senyawa kimia yang tersusun atas dua molekul Hidrogen (H+) dan satu molekul Oksigen (O2), mempunyai berat molekul 18,016.

H+ = 11,19%, O2 = 88,8% berupa cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau

serta tidak mempunyai rasa dan mempunyai titik didih 100 0C dan titik beku 0 0C

pada tekanan 1 atm, bobot jenis 1.000.000 serta mempunyai indeks bias 1,3330 pda suhu 20 0C. Kurang lebih ¾ bagian dari permukaan bumi terdiri atas air dalam

bentuk cairan, padat, dan gas. Air merupakan komponen penting pada atmosfir bumi juga dalam jaringan makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan dimana fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain (Sutrisno, 1990).

Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukkan dan Lingkungan hidup Nomor:KEP-02/MEN KLH/I/1998 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan Air, maka air dapat dibagi atas beberapa kriteria yaitu:

- Golongan A:Yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tapa pengolahan terlebih dahulu. Contoh:mata air.

- Golongan B:Yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga dengan kandungan logam sebagai berikut:


(12)

L ogam

berat

Jumlah Maksimum yang dianjurkan (ppm)

Jumlah maksimum yang diizinkan (ppm)

Z n

1,00 15

H g

0,0005 0,001

P b

0,05 0,01

C u

0,00 1,0

Contoh:air sungai.

- Golongan C:Yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Contoh:air tanah.

- Golongan D:Yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air, dengan kandungan logam-logam berat sebagai berikut:

Logam berat

Air golongan C jumlah maksimum (ppm)

Air golongan D jumlah maksimum (ppm)

Zn 0,02 2,0

Hg 0,002 0,005

Pb 0,03 1,0


(13)

2.2 Sumber Air

Sumber air yang dapat kita manfaatkan pada dasarnya dapat digolongkan sebagai berikut (Gabriel, 2001):

- Air hujan. - Air tanah. - Air permukaan.

2.2.1 Air Hujan

Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan kemudian menguap di udara. Pada waktu di atas, uap air bercampur dan melarutkan gas Oksigen, debu Nitrogen, Karbondioksida dan senyawa kimia lainnya. Karena itu air hujan juga mengandung debu, bakteri serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara.

Jadi kualitas air hujan akan dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Air hujan walaupun tidak murni adalah air lunak, tetapi dapat digunakan sebagai sumber air minum dengan cara dididihkan atau disucihamakan sebelum digunakan sebagai air minum. Pengotoran air hujan terbatas dari bahan yang berasal dari udara misalnya gas terlarut (O2, CO2, NH3, SO2 dan N2) partikel debu dan

radioaktif.

Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih banyak mengandung kotoran. Wadah yang digunakan untuk menampung air hujan dapat berupa waduk, danau buatan atau bak. Di samping itu dapat pula dibuat sumur penampung air hujan yang kemudian dilapisi dengan lembaran plastik tipis untuk menjaga agar tidal terserap ke dalam lapisan tanah (Gabriel, 2001).


(14)

2.2.2 Air Tanah

Air tanah adalah air yang berasal dari permukaan yang merembes ke dalam tanah yang terdapat di dalam butir-butir tanah di lapisan kulit bumi.

Suatu saat air ini menemui lapisan tanah yang sangat keras tidak dapat ditembus dan akhirnya berkumpul di dalam bumi. Tekanan air ini sangat keras dan kuat, maka air akan keluar ke permukaan sebagai mata air dan jika air keluar dengan teknik manusia, maka air ini dinamakan sumur bor (Gabriel, 2001).

2.2.3 Air Permukaan

Air permukaan secara alamiah adalah air sungai, air rawa, air laut, air danau, air sumur dan lain-lain. Ditinjau dari segi kesehatan maka air permukaan tidak terjamin kemurniannya dan merupakan penyebab penyakit seperti kolera, tipus, disentri dan lain-lain. Pada umumnya air permukaan tersuspensi oleh sampah dan kotoran padat dan cair (Gabriel, 2001).

Air pada beberapa sumber air permukaan sebagian berasal dari tanah dan sebagian berasal dari air hujan yang telah mengalir melalui permukaan tanah dan masuk ke dalam penampungan air permukaan. Air tanah membawa zat padat terlarut ke air permukaan, dan air hujan yang telah mengalir melalui permukaan tanah membawa zat-zat penyebab kekeruhan, zat organik dan organisme pathogen. Pada air permukaan, partikel-partikel mineral yang terlarut akan tetap tidak berubah, tetapi zat organik diuraikan secara kimiawi dan mikrobiologi.

Pengendapan di danau atau di sungai-sungai yang kecepatan alirannya rendah menyebabkan hilangnya zat padat yang melayang. Organisme pathogen akan mati, disebabkan karena kurangnya makanan. Walaupun demikian,


(15)

kontaminasi baru terhadap air permukaan akan terjadi, adanya air bunga dan pertumbuhan alga yang akan menjadi sumber makanan untuk mikroorganisme (Gabriel, 2001).

2.3 Manfaat Air

2.3.1 Manfaat Air dalam Rumah Tangga

Air adalah kebutuhan yang paling penting dalam rumah tangga penting untuk menjaga kesehatan keluarga, pada umumnya masyarakat kota banyak yang menggunakan air sumur bor dan air leding. Hal ini telah dianalisa oleh petugas laboratorium perusahaan air minum. Bila air yang digunakan untuk rumah tangga mengandung bibit penyakit maka konsumen air mudah terserang penyakit, karena hampir setiap saat manusia memerlukan air dan dalam hal tertentu seperti mencuci, memasak, mandi, dan semuanya memerlukan air (Gabriel, 2001).

2.3.2 Manfaat Air untuk Pertanian

Negara Indonesia merupakan negara agraris, maka kebutuhan air untuk pertanian cukup besar. Dalam menggunakan air untuk pertanian dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan. Irigasi diperlukan untuk mengendalikan air pada musim kemarau.

Perairan dimaksudkan untuk mengalirkan air yang berguna pada saat bercocok tanam, sawah dan ladang secara teratur. Untuk tanaman padi kebutuhan air adalah empat kali kebutuhan air pada tanaman Palawija. Sumber air yang baik adalah air sungai yang belum tercemar.


(16)

Adanya lumpur yang mengandung zat-zat yang berguna bagi tanaman yang terapung dalam air sungai akan mengendap di atas permukaan tanah, sehingga dengan sendirinya akan menambah kesuburan tanah (Gabriel, 2001).

2.3.3 Manfaat Air untuk Industri

Air merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kebutuhan pabrik agar proses produksi dapat berlangsung. Dalam industri diperlukan air untuk menghindari efek samping akibat penggunaan air yang tidak murni dari pabrik. Air yang keluar dari industri sedikit banyaknya telah mengalami pengotoran, apalagi bila air berasal dari industri kimia.

Air yang bersifat korosif tidak dapat digunakan dalam industri karena akibatnya sangat buruk dan merugikan. Air yang mengandung H2S, SO2 dan CO2

tidak baik digunakan pada alat-alat yang terbuat dari logam karena bersifat korosif air yang mengandung garam-garam mengakibatkan pembentukan kerak dan kebocoran pada alat-alat yang digunakan (Gabriel, 2001).

2.4 Karakteristik Air

2.4.1 Karakteristik Fisika Air

Pada umumnya air dinyatakan sebagai H2O. Namun selalu mengandung

bermacam-macam material dan konsentrasi berkisar antara beberapa mg/L untuk air hujan sampai 35.000 mg/L untuk air laut. Sifat-sifat fisik air adalah sebagai berikut (Gabriel, 2001):


(17)

a. Warna

Warna di dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (Fe dan Mn), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Pemeriksaan

warna ditentukan dengan membandingkan secara visual warna dari sampel dengan larutan standard warna yang diketahui konsentrasinya. Kekeruhan dan zat tersuspensi dapat mengganggu pemeriksaan warna. Penentuan warna adalah analisa agak kasar. Sampel dapat diawetkan di kulkas (suhu 4 0C) dan analisa

sampel tersebut boleh ditunda paling lama 2 hari. b. Bau dan Rasa

Bau dan rasa biasanya terjadi bersama-sama dan biasanya disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membusuk atau kegiatan mikroba. Cara pengujian dilakukan secara organoleptik.

c. Temperatur

Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dengan pengolahan, terutama apabila temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur air yang diinginkan adalah 50 0F – 60 0F, tetapi pengaruh iklim setempat, kedalaman pipa-pipa air, dan jenis

dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur. Selain itu, temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksinitas bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.


(18)

d. Kekeruhan

Kekeruhan di dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi, seperti Lumpur, zat organic, plankton dan zat-zat halus lainnya. Ada 3 metoda pengukuran kekeruhan, yaitu :

- Metoda Nefelometrik (unit Nefelometrik FTU dan NTU) - Metoda Hellige Turbidimetri (unit kekeruhan silica) - Metoda Visual (unit kekerusahan Jackson)

Prinsip Metoda Nefelometrik adalah perbandingan antara intensitas cahaya yang dihamburkan dari suatu sampel air dengan intensitas cahaya yang dihamburkan oleh sesuatu larutan keruh standart pada kondisi yang sama. Warna nyata mengganggu pemeriksaan kekeruhan, sehingga mengakibatkan penurunan nilai kekeruhan yang disebabkan oleh absorbsi cahaya. Faktor yang paling penting untuk menaikkan ketelitian penentuan kekeruhan adalah sampel yang refresentatif, terutama bila sampel mengandung banyak zat tersuspensi. Selama penyimpangan zat tersuspensi mengendap bersama zat koloid, karena terjadi flokulasi sendiri, sifat-sifat zat padat tersebut berubah sehingga penentuan kekerusahan terpengaruh.

e. Conductivity (Daya Hantar Listrik)

Conductivity adalah suatu larutan yang memiliki Daya Hantar Listrik (DHL). DHL seimbang dengan jumlah garam yang terlarut (zat padat terlarut). Conductivity meter digunakan untuk menentukan DHL suatu larutan.


(19)

2.4.2 Karakteristik Kimia Organik

Adapun karakteristik kimia organik (Gabriel, 2001) yaitu: a. Zat Organik

Adanya bahan organik dalam air erat hubungannya dengan terjadinya perubahan fisik dari air yaitu timbulnya bau, rasa, warna, dan kekeruhan yang tidak diinginkan. Adanya zat organik dapat diketahui dengan menentukan angka permanganat. Walaupun KMnO4 sebagai oksidator tidak mengoksidasi semua zat

organik yang ada. Namun cara ini sangat praktis dan cepat pengerjaannya. Adapun zat organik yang dapat dioksidasi adalah Karbohidrat, phenol dan sisa peragian.

b. Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 L sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai

sumber Oksigen (Oxidizing Agent). Sebagian besar zat organik melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih. Analisa

COD hanya memakan waktu kurang lebih 3 jam. b. Tes COD

Tes COD hanya merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu reaksi kimia yang menirukan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi di alam), sehingga merupakan suatu pendekatan saja. Penyimpangan Baku antar Laboratorium adalah 13 mg/L, sampel yang mengandung Lumpur halus dikocok sampai merata sebelum dianalisa karena


(20)

lumpur juga terdiri dari zat-zat organik yang harus dioksidasikan dalam tes COD untuk mendapatkan angka COD yang benar.

2.5 Syarat Air Minum

Adapun syarat-syarat air minum, meliputi (Gabriel, 2001): a. Syarat Fisik

Air yang baik digunakan untuk minuman adalah air yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih. Syarat fisik merupakan syarat yang sangat sederhana sekali, karena dalam sehari-hari sering ditemui air yang memenuhi syarat diatas.

b. Syarat Bakterologis

Secara teoritis air minum hendaknya bebas terkontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat pathogen, namun dalam kehidupan sehari-hari, sulit untuk menentukan apakah air tersebut benar-benar bebas bakteri atau tidak. Pegangan yang dipakai adalah bakteri E. Coli.

Air minum tidak Boleh mengandung bakteri E. Coli melebihi batas-batas yang telag ditentukan yaitu 1 E. Coli/100 ml air.

c. Syarat Kimia

Air minum yang baik adalh air minum yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Sebaliknya zat ataupun bahan kimia yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus terdapat dalam konsentrasi yang diperbolehkan dalam air minum tersebut.


(21)

Daftar kadar maksimum yang diperbolehkan dalam air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 3 september 1990 tentang syarat-syarat air minum, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

No Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang diperbolehkan

Keterangan

A.Fisika

1 Bau -

2 Jumlah Zat Padat Terlarut

Mg/l 1000

3 Kekeruhan Skala NTU 5

4 Rasa - Tidak Berasa

5 Suhu °C Suhu Udara

(±3°C)

6 Warna Skala TCU Skala TCU 15

B. Kimia

1 Air Raksa Mg/l 0,001

2 Alumunium Mg/l 0,2

3 Arsen Mg/l 0,05

4 Barium Mg/l 1,0

5 Besi Mg/l 0,3

6 Flouride Mg/l 1,5


(22)

8 Kesadahan Mg/l 500

9 Khlorida Mg/l 250

10 Khromium Mg/l 0,05

11 Mangan Mg/l 0,1

12 Narium Mg/l 200

13 Nitrat Mg/l 1,0

14 Nitrit Mg/l 1,0

15 Perak Mg/l 0,005

16 Ph _ 6.5-9.0 Merupakan

batas minimum dan

maksimum

17 Selenium Mg/l 0,1

18 Seng Mg/l 5,0 Merupakan

batas maksimum dan minimum

19 Sianida Mg/l 0,1

20 Sulfat Mg/l 400

21 Sulfida Mg/l 0,05

22 Tembaga Mg/l 1,0

23 Timbal Mg/l 0,05

C. Kimia Organik

1 Detergen Mg/l 0,5

2 Pestisida Mg/l 0,10


(23)

Organik(KMnO4)

D.Mikrobiologi

1 Koliform tinja Jumlah per 100 ml 0 2 Total Koliform Jumlah per 100 ml

2.6 Zinc (Seng)

Di Indonesia, pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan, baik pada manusia, hewan, tanaman, maupun lingkungan. Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat dibagi ke dalam dua jenis yaitu (Abdullah,1989):

1. Logam berat esensial, yakni logam dalam tertentu yang sangat dibutuhkan oleh mahkluk hidup. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut bisa menimbulkan efek toksik, dimana kadar maksimum Zn yang dibutuhkan oleh tubuh menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 adalah 5,0 Mg/l. Contohnya : Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dll.

2. Logam berat tidak esensial : yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik. Contohnya : Hg, Cd, Pb, Cr, dll.

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu


(24)

menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan (Widowati, 2008).

Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat dikerak bumi. Zn adalah logam yang memiliki karekteristik cukup reaktif, berwarna putih kebiruan, pudar bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang. Zn dapat bereaksi dengan asam, basa, dan senyawa non logam. Zn memiliki nomor atom 30 dan memiliki titik lebur 419,73º C. Zn terdapat dalam berbagai bentuk, antara lain debu, granula, lembaran, bubuk, batangan, serta bubuk teraktivasi dalam ukuran nano (Widowati, 2008).

2.6.1 Fungsi Seng ( Zn ) bagi tubuh

Zn bukan senyawa toksik dan merupakan unsur esensial bagi pertumbuhan manusia, semua jenis hewan dan tumbuhan. Zn ditemukan pada hampir semua sel. Metabolisme sel dipengaruhi dan ditentukan oleh Zn. Zn berperan dalam fungsi syaraf dan reproduksi. Zn berperan penting dalam menyusun stuktur protein dan membrane sel. Zn berperan struktur protein. Zn sebagai katalisator enzim superoksida berperan mengeliminasi radikal bebas anionsuperoksida. Struktur dan fungsi membran sel ditentukan serta dipengaruhi oleh Zn. Zn membantu sistem imunitas tubuh, dibutuhkan dalam penyembuhahan luka, serta dapat membantu syaraf perasa dan penciuman. Selain itu, Zn dibutuhkan pula dalam sintesis DNA, replikasi DNA, transkip RNA, pertumbuhan dan aktivasi sel, pertumbuhan dan perkembangan normal selama hamil, masa pertumbuhan anak dan pertumbuhan


(25)

remaja, menjaga kesehatan kulit dan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Widowati, 2008).

2.7 Penetapan Kadar Seng (Zn)

Cara pengujian kadar seng dalam air dengan menggunakan alat Colorimeter Dr/890. Zn dalam sampel bereaksi dengan Zinco Ver 5 reagent powder pillow menghasilkan warna merah orange, jika didalam sampel mengandung seng. Dimana warna dari reagen tersebut berwarna ungu.

Sampel dipipet masing-masing sebanyak 20 ml. Dimana air yang dipakai untuk sampel diambil dari air baku, air lagoon, dan air reservoir. Dimasukkan kedalam botol, kemudian tambahkan satu bungkus Zinc ver 5 powder pillow

kocok himgga larut. Pipet 10 ml larutan lalu masukkan kedalam botol kedua (sebagai blanko), lalu tambahkan 0,5 ml Cyclohexanone kedalam botol pertama,

aduk hingga homogen. Diamkan selama 3 menit, lalu letakkan kuvet yang didalamnya telah ada sampel yang berwarna merah orange.dan tunggu hasil analisa yang ditunjukkan pada layar (Sipayung, 2007).


(26)

BAB III METODOLOGI

3.1 Peralatan dan Bahan 3.1.1 Peralatan

- Colorimeter Dr/890. - Kuvet.

- Pipet volume 20 ml dan 10 ml. - Beaker glass.

- Botol Semprot.

3.1.2 Bahan

- Zinco zer 5 reagent powder pillow. - Cyclohexanone.

- Sampel air (Air reservoir I, dan air reservoir II ) - Aquades.

3.2 Langkah-langkah Pengujian atau Cara Pengujian

1. Pastikan analisis memakai sarung tangan dan masker. 2. Tekan PRGM dan 97 untuk analisa seng.

3. Tekan Enter, layer akan menunjukkan mg/l Zn.

4. Pipet 20 ml sampel air, masukan kedalam botol sampel pertama. 5. Tambahkan 1 bungkus Zinco ver 5 power pillow, aduk hingga larut. 6. Pipet 10 ml larutan, masukkan kedalam botol kedua (sebagai blanko).


(27)

7. Tambahkan 0,5 ml Clylohexanone ke dalam botol sampel pertama aduk hingga homogen.

8. Tekan timer dan enter, tunggu selama 3 menit.

9. Setelah waktu tercapai letakkan blanko ke dalam tempat sel dan tutup. 10.Tekan zero, layer akan menunjukkan 0.00 mg/l Zn.

11.Letakkan sampel pada dudukan kuvet sel dan tutup.

12.Tekan Read, catat hasil analisa yang ditunjukan oleh layer.

13.Tampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan bahan kimia yang baru atau keperluan kedalam wadah yang aman.


(28)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pemeriksaan sampel air reservoir I dan reservoir II yang dilaksanakan di laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal Medan pada tanggal 25 Februari 2010. Dapat di lihat sebagai berikut:

No Jenis Sampel Hasil Kadar Maksimum

1 Air Reservoir I 0,03 mg/l 3 mg/l

2 Air Reservoir II 0,01 mg/l 3 mg/l

4.2 Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan organoleptis sampel air adalah pada penambahan Reagent Zinco Ver 5 Powder Pillow menghasilkan warna merah orange. Hal ini menunjukkan adanya zinc (Seng) pada air sampel.

Dari hasil pemeriksaan pada sampel air, kadar zinc yang diperoleh yaitu pada Reservoir I:0,03 mg/l, dan Reservoir II:0,01 mg/l. Dimana kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 3 mg/l.

Penyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya harus memenuhi standard yang berlaku. Untuk Perusahaan air minum, selalu memeriksa kualitasnya sebelum di distribusikan ke pelanggan.

Persyaratan kadar maksimum Zinc menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 adalah 5,0 mg/l, dan PDAM Tirtanadi


(29)

menggunakan persyaratan tersebut tetapi PDAM Tirtanadi lebih menekan jumlah kadar yang telah disesuaikan oleh Menkes agar lebih teliti dalam pemeriksaan.

Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki toksisitas tinggi. Zinc sahakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi Zn-oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn. Meskipun Zn merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absorbsi Zn berlebih mampu menekan absorbsi Co dan Fe. Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan di atur oleh mekanisme homeostatic, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorbsi dan disekresikan melalui feses, urin, rambut, kulit, keringat, semen, menstruasi dan disimpan didalam hati (Widowati, 2008).


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil yang di peroleh dari pemeriksaan kadar Zinc pada Air Sungai PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal pada tanggal 25 Februari 2010 diperoleh:Air Reservoir I:0,03 mg/l, dan Air Reservoir II:0,01 mg/l. Telah memenuhi syarat yang ditetapkan Menkes.

5.2 Saran

Adapun saran tersebut adalah:Untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas dari laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Sungga l – Medan sebaiknya perlu menambah alat pemeriksaan kualitas air.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, C.(1989). Laporan Penelitian Evaluasi Kualitas Fisika, Kimia dan

Biologi Air Sungai. Pekanbaru: Pusat Penelitian Universitas Riau Pekanbaru: Universitas Riau.

Gabriel, J. (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates. Halaman 57, 58, 59, 72, 89.

Gani, A. (2006). Belajar dari Proses Pengolahan Air Minum di IPA Sunggal. Medan: PDAM Tirtanadi. Halaman 33, 34, 37, 44, 49.

Sipayung, A. (2007). Analisis Kualitas Air di PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal. Medan: Universitas Negeri Medan. Halaman 76, 78, 79.

Sutrisno, T. (1990). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 3, 4, 7.

Widowati, W. (2008). Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Andi. Halaman 2, 303, 314, 315, 316.


(32)

LAMPIRAN

Dari hasil pemeriksaan kadar zinc pada sampel air reservoir, diperoleh hasil sebagai berikut :

- Kadar zinc yang diperoleh : Air Reservoir I (R1)= 0,03 mg/l. Air Reservoir II (R2)= 0,01 mg/l.

- Pada saat penambahan Reagent Zinco ver 5 powder pillow ke dalam sampel menghasikan warna merah orange.


(1)

7. Tambahkan 0,5 ml Clylohexanone ke dalam botol sampel pertama aduk hingga homogen.

8. Tekan timer dan enter, tunggu selama 3 menit.

9. Setelah waktu tercapai letakkan blanko ke dalam tempat sel dan tutup. 10.Tekan zero, layer akan menunjukkan 0.00 mg/l Zn.

11.Letakkan sampel pada dudukan kuvet sel dan tutup.

12.Tekan Read, catat hasil analisa yang ditunjukan oleh layer.

13.Tampung sisa sampel yang telah tercemar bahan kimia dan sisa kemasan bahan kimia yang baru atau keperluan kedalam wadah yang aman.


(2)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pemeriksaan sampel air reservoir I dan reservoir II yang dilaksanakan di laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal Medan pada tanggal 25 Februari 2010. Dapat di lihat sebagai berikut:

No Jenis Sampel Hasil Kadar Maksimum

1 Air Reservoir I 0,03 mg/l 3 mg/l

2 Air Reservoir II 0,01 mg/l 3 mg/l

4.2 Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan organoleptis sampel air adalah pada penambahan Reagent Zinco Ver 5 Powder Pillow menghasilkan warna merah orange. Hal ini menunjukkan adanya zinc (Seng) pada air sampel.

Dari hasil pemeriksaan pada sampel air, kadar zinc yang diperoleh yaitu pada Reservoir I:0,03 mg/l, dan Reservoir II:0,01 mg/l. Dimana kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 3 mg/l.

Penyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya harus memenuhi standard yang berlaku. Untuk Perusahaan air minum, selalu memeriksa kualitasnya sebelum di distribusikan ke pelanggan.


(3)

menggunakan persyaratan tersebut tetapi PDAM Tirtanadi lebih menekan jumlah kadar yang telah disesuaikan oleh Menkes agar lebih teliti dalam pemeriksaan.

Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki toksisitas tinggi. Zinc sahakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi Zn-oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn. Meskipun Zn merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absorbsi Zn berlebih mampu menekan absorbsi Co dan Fe. Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan di atur oleh mekanisme homeostatic, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorbsi dan disekresikan melalui feses, urin, rambut, kulit, keringat, semen, menstruasi dan disimpan didalam hati (Widowati, 2008).


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil yang di peroleh dari pemeriksaan kadar Zinc pada Air Sungai PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal pada tanggal 25 Februari 2010 diperoleh:Air Reservoir I:0,03 mg/l, dan Air Reservoir II:0,01 mg/l. Telah memenuhi syarat yang ditetapkan Menkes.

5.2 Saran

Adapun saran tersebut adalah:Untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas dari laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Sungga l – Medan sebaiknya perlu menambah alat pemeriksaan kualitas air.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, C.(1989). Laporan Penelitian Evaluasi Kualitas Fisika, Kimia dan Biologi Air Sungai. Pekanbaru: Pusat Penelitian Universitas Riau Pekanbaru: Universitas Riau.

Gabriel, J. (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates. Halaman 57, 58, 59, 72, 89.

Gani, A. (2006). Belajar dari Proses Pengolahan Air Minum di IPA Sunggal. Medan: PDAM Tirtanadi. Halaman 33, 34, 37, 44, 49.

Sipayung, A. (2007). Analisis Kualitas Air di PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal. Medan: Universitas Negeri Medan. Halaman 76, 78, 79.

Sutrisno, T. (1990). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 3, 4, 7.

Widowati, W. (2008). Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Andi. Halaman 2, 303, 314, 315, 316.


(6)

LAMPIRAN

Dari hasil pemeriksaan kadar zinc pada sampel air reservoir, diperoleh hasil sebagai berikut :

- Kadar zinc yang diperoleh : Air Reservoir I (R1)= 0,03 mg/l. Air Reservoir II (R2)= 0,01 mg/l.

- Pada saat penambahan Reagent Zinco ver 5 powder pillow ke dalam sampel menghasikan warna merah orange.