Penetapan Kadar Seng (Zn) Pada Air Reservoir PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Deli Tua Secara Spektrofotometri

(1)

PENETAPAN KADAR SENG (Zn) PADA AIR RESERVOIR

PDAM TIRTANADI INSTALASI PENGOLAHAN AIR DELI TUA SECARA SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

OLEH :

SYAMSIAH NST NIM 082410048

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR SENG (Zn) PADA AIR RESERVOIR

PDAM TIRTANADI INSTALANSI PENGOLAHAN AIR DELI TUA SECARA SPEKTROFOTOMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara OLEH:

SYAMSIAH NST NIM 082410048

Medan, Mei 2011 Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing,

Prof.Dr. Hakim Bangun, Apt NIP 195201171980031002

Disahkan Oleh : Dekan Fakultas Farmasi

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt NIP 195311281983031002


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Penetapan Kadar Seng (Zn) pada Air Reservoir Secara Spektrofotometri Di PDAM Tirtanadi Instalansi Pengolahan Air Deli Tua”.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, nasehat serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada Ayahanda A. Rifa’i Nasution dan Ibunda tercinta Nurhasibah Lubis atas segala kasih sayang serta dukungan Abang, kakak, dan adik penulis serta terima kasih kepada berbagai pihak atas bimbingan dan bantuannya terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisaputra, Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Jansen Silalahi Msi, Apt. selaku ketua jurusan program D III Analis Farmasi dan Makanan

3. Bapak Prof.Dr.Hakim Bangun.,Apt selaku dosen pembimbing yang telah memberi petunjuk dan saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Wagito, selaku pimpinan PDAM TIRTANADI Instalasi Pengolahan Air Deli Tua yang telah menyediakan tempat kepada kami untuk melaksanakan praktek kerja lapangan. 5. Ibu Lelly SE, selaku kepala bagian umum dan personalia PDAM TIRTANADI Instalasi


(4)

6. Ibu Ade Trisna Purba, ST, selaku kepala bagian pengendalian mutu PDAM TIRTANADI Instalasi Pengendalian Air Deli Tua.

7. Ibu Bunga Intan Damanik, selaku analis laboratorium PDAM TIRTANADI Instalasi Deli Tua yang baik dan banyak membantu dalam hal melaksanakan praktek kerja lapangan. 8. Karyawan dan keryawati PDAM TIRTANADI Instalasi Deli Tua yang telah memberikan

bimbingan kepada kami selama praktek kerja lapangan.

9. Teman-teman mahasiswa dan mahasiswi DIII Analis Farmasi yang telah memberikan semangat, persahabatan dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Seluruh staf dan pegawai kemahasiswaan Fakultas Farmasi yang telah banyak membantu penyelesaian tugas akhir ini.

11. Serta seluruh keluarga besar penulis atas semangat dan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapakan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini, dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu

pengetahuan maupun sebagai bahan perbandingan bagi yang memerlukan.

Medan, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat ... 3

1.2.1. Tujuan ... 3

1.2.2. Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Air ... 4

2.2. Sumber – Sumber Air ... 4

2.2.1. Air Laut ... 4

2.2.2. Air Permukaan ... 5

2.2.2.1. Air Sungai ... 6

2.2.2.2. Air Rawa / Danau ... 6

2.2.3. Air Tanah ... 6

2.2.3.1. Air Tanah Dangkal ... 6

2.2.3.2. Air Tanah Dalam ... 7

2.3. Kualitas Air Minum ... 7

2.4. Logam Seng ( Zn ) ... 9

2.5. Sumber Logam Seng ( Zn ) Dalam Makanan ... 11

2.6. Sumber Logam Seng ( Zn ) Dalam Industri ... 12

2.7. Sumber Logam Seng ( Zn ) Dalam Pestisida ... 12

2.8. Efek Toksik Logam Seng ( Zn )Terhadap Kesehatan ... 13

2.8.1. Efek Toksik Logam Seng Dalam Makanan... 14


(6)

2.8.3. Efek Toksik Logam Seng ( Zn ) Dalam Pestisida ... 15

2.9.Deskripsi Unit – Unit Tempat Pengolahan Air Di PDAM TIRTANADI IPA DELI TUA ... 16

2.9.1.Teori Umum Spektrofotometri ... 20

2.9.2. Kadar Logam ( Zn ) Secara Spektrofotometri ... 22

BAB III METODOLOGI ... 24

3.1. Alat dan Bahan ... 24

3.1.1. Alat ... 24

3.1.2. Bahan ... 24

3.2. Prosedur Pengujian ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1. Hasil ... 26

4.2. Pembahasan ... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

5.1. Kesimpulan ... 28

5.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

LAMPIRAN I ... 31


(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan , terutama penyakit perut. Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun maupun kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin.

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan.

Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tinggi kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan minum maka dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/ hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia yang diperkirakan sebesar 60 liter/ hari.(Sutrisno, 2004)

Didalam air logam Zn yang masuk mencemari laut dari hasil geologi dan kegiatan manusia. Mencemari laut contohnya konsentrasi Zn dalam air laut ditemukan sebesar 0,01-5µg/l, konsentrasi logam Zn dalam ikan sebesar 60mg/l ;udang 0,5-50mg/l; dalam kerang sebesar 10-50 mg/l dan Polycheta 1,8 -55 mg/l. Penggunaan dalam bidang industri pada lebih dari 7.0000.000 ton Zn diproduksi setiap tahun diseluruh dunia. Hampir 50% Zn digunakan untuk galvanisasi guna melindungi baja dari korosi, 19% digunakan untk memproduksi kuningan, dan 16% untuk memproduksi alloy.


(8)

Zn bukan senyawa toksik dan merupakan unsur esensial bagi pertumbuhan semua jenis hewan dan tumbuhan dimana metabolisme sel dipengaruhi dan ditentukan oleh Zn yang berfungsi pada syaraf dan reproduksi. Zn berperan dalam menyusun struktur protein dan membran sel. Zn membantu imunitas tubuh membantu dalam penyembuhan luka serta dapat membantu syaraf perasa dan penciuman. Selain itu, Zn dibutuhkan pula dalam sintesis DNA, replikasi DNA, transkripsi RNA, pertumbuhan dan aktivasi sel, pertumbuhan dan perkembangan normal selama hamil, masa pertumbuhan anak dan remaja. Zn berperan dalam metabolisme karbohidrat dan energi, pembentukan darah serta aktivitas insulin Zn diperlukan pula dalam perkembangan fungsi reproduksi pria dan spermatogenesis. Garam Zn sangat efektif melawan mikroorganisme patogen. Infeksi saluran alat pencernaan sehingga dengan konsumsi Zn dapat dikurangi dan dapat menghambat munculanya flu. (Widowati, 2008)

Unsur ini penting dan berguna dalam metabolisme dengan kebutuhan perhari 10 -15 mg. Pada konsentrasi 675 -2280 mg/l dapat menyebabkan muntah. Dengan garam –garam seng, akan menjadi seperti susu pada konsentrasi 30 mg/l dan menjadi berasa seperti logam pada konsentrasi 40 mg/l. Dalam jumlah kecil Zn merupakan unsur penting untuk metabolisme dan dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum. Maka pada air reservoir yang akan didistribusikan ke rumah – rumah, kadar seng yang terkandung tidak lebih dari persyaratan air minum sesuai PERMENKES/No.492/PER/IV/2010 yaitu sebesar 3 mg/l, pada tugas akhir ini akan dibahas tentang penetapan kadar seng pada sampel air reservoir dengan metode spektrofotometri di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua. (Sutrisno, 2004)

1.2. Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan


(9)

Tugas akhir ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui apakah air reservoir memenuhi standar yang telah di tetapkan PERMENKES R.I. /No.492/MENKES/PER/IV/2010 sebagai air minum atau tidak.

b. Untuk mengetahui apakah air reservoir mengandung logam seng (Zn).

c. Untuk mengetahui kadar logam seng (Zn) yang terdapat dalam air reservoir melebihi kadar maksimal atau tidak.

1.2.2. Manfaat

Tugas akhir ini bermanfaat untuk :

a. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang kualitas air minum yang baik.

b. Memberikan informasi tentang pencemaran air dan efek yang ditimbulkannya pada kesehatan manusia.

c.

Pembaca dapat mengetahui kadar maksimal logam seng (Zn) yang diperbolehkan terdapat didalam air reservoir


(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, untuk dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, keperluan industri, kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Air dalam keadaan normal tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan bersih (Wardhana, 2001).

Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, berasa, dan berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estesis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh air. Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di dalam air minum. (Slamet, 1994).

2.2. Sumber – Sumber Air Minum 2.2.1.Air Laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.


(11)

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang – batang kayu, daun – daun, kotoran industri kota dan sebagainya.

Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi.

Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Udara yang mengandung Oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalanan, O2 akan meresap ke dalam air permukaan.

Air permukaan ada 2 macam yakni :

a. Air Sungai b. Air rawa/danau.

2.2.2.1Air sungai.

Air Sungai merupakan aliran yang berasal dari mata air yang kadang-kadang bercampur dengan limbah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, termasuk campuran dari air hujan (Sitepoe, 1997).

Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang


(12)

tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi (Sutrisno,1991).

2.2.2.2Air rawa / danau.

Air permukaan yang tertampung di danau-danau dapat ditumbuhi berbagai macam algae, tumbuhan air seperti enceng gondok, dan berbagai ikan, terutama apabila air tersebut mengandung banyak nutrien bagi pertumbuhannya. Kesemuanya ini sangat mempengaruhi kualitas air tersebut. Kualitas air di danau juga terpengaruh oleh cuaca, dan tergantung kedalamannya (Slamet, 1994).

2.2.3. Air Tanah

Menurut Sutrisno (1991), Air Tanah Terbagi atas :

2.2.3.1 Air tanah dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumber air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.

2.2.3.2 Air tanah dalam

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100 – 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.


(13)

2.3. Kualitas Air Minum

Berbicara mengenai standar air minum, saat ini dikenal beberapa jenis standar kualitas air minum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Standar kualitas yang bersifat nasional maupun internasional. Standar kualitas yang bersifat nasional hanya berlaku bagi sesuatu negara yang menetapkan standar tersebut sedangkan yang bersifat internasional berlaku pada berbagai negara yang belum memiliki atau menetapkan standar kualitas secara tersendiri.

Beberapa standar kualitas air minum adalah:

1) World Health Organization’s European Standards For Drinking Water, 1961. 2) World Health Organization’s International Standards For Dringking Warter, 1963. 3) Public Health Service Dringking Water Standards, 1962.

4) American Water Works Association’s Quality Goals For Potable Water, 1968 (Sutrisno, 2004) (Sutrisno,2004).

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat (Departemen Kesehatan) serta ketentuan/peraturan lain yang berlaku seperti APHA (American Public Health Association atau asosiasi kesehatan masyarakat AS), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis (suryawiria,2005).

 Persyaratan Fisis Untuk Air.

Umumnya penilaian “bau” maupun “rasa” sering dilakukan bersamaan sebagai suatu indikator, dimana antara keduanya sulit dipisahkan secara kualitatif bagi air minum persyaratan


(14)

fisis ditetapkan antara lain oleh faktor-faktor kekeruhan (5 unit), warna (15 unit) maupun bau (odor thres hold number/value adalah 3). (Slamet,1984).

 Persyaratan Biologis Untuk Air.

Kualitas air secara biologis, khususnya secara mikro biologis, ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen, dan penghasil toksin. Misalnya kehadiran mikroba, khususnya bakteri pencemar tinja (Coli) di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tesebut untuk kepentingan kehidupan manusia (Rumah Tangga). (Suryawiria, 2005). .

 Persyaratan Kimia Untuk Air Minum.

Kualitas air minum secara kimia meliputi nilai PH, kandungan senyawa kimia di dalam air, kandungan residu atau sisa, misalnya residu pestisida, deterjen-kandungan senyawa toksik atau racun, dan sebagainya (Suryawiria,2005).

Air yang mengandung bakteri dan mikroorganisme tidak dapat langsung diminum, akan tetapi harus direbus terlebih dahulu.

Banyak dijumpai beberapa daerah yang kondisi daya dukung lingkungannya sudah menurun, sehingga air yang ada sudah tidak lagi memberikan kenyamanan dan penghidupan terutama kesehatan bagi masyarakatnya. Kondisi tersebut menjadikan air sebagai barang yang mahal, karena air sudah tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia seperti limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pasar, dan limbah dari kegiatan-kegiatan lainnya (Sunu, 2001).


(15)

2.4. Logam Seng (Zn)

Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi. Zn adalah logam yang memiliki kareteristik cukup reaktif, berwarna putih kebiruan, pudar bila terkena udara dengan api hijau terang. Zn dapat bereaksi dengan asam, basa ,dan senyawa nonlogam. Zn memiliki nomor atom 30 dan memiliki titik lebur 419 ,37˚C. Seng (Zn) di alam tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk terikat dengan unsur lain berupa mineral. Mineral yang mengandung Zn di alam bebas antara lain kalamin, franklinit, smithsonitwilleni, dan zinkit. Penambangan sumber Zn berupa sphalerit (Zn –sulfida ), smithsonit (Zn-karbonat), hemiphorpit (Zn-silikat), dan franklinite (Zn- spinel). Untuk menghasilkan Zn dari mineral sphalerit (ZnS ), sulfur (S) dikonsentrasikan terlebih dahulu menggunakan metoda froth flotation kemudian dipanggang dan dipanaskan pada suhu 900˚C dengan metoda pyrometallurgy atau hydrometallurgy. ZnS lalu berubah menjadi Zn –Oksida. Sulfur akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan SO2 yang selanjutnya menghasilkan asam sulfat sebagai hasil sampingan. Pemurnian terakhir dilakukan menggunakan debu Zn untuk menghilangkan kuprum (Cu) cadmium (Cd), dan kobalt (Co). Isolasi Zn-oksida dilakukan menggunakan karbon (C) untuk menghasilkan logam Zn.

ZnO + C Zn + CO ZnO + C Zn + CO2 CO2 + C 2CO

Kegunaan Zn pada berbagai jenis industri, yaitu :

1. Melapisi besi atau baja guna mencegah korosi 2. Bahan tabung baterai


(16)

4. Pembuatan uang sen Amerika sejak tahun 1982 5. Pelapisan cat khususnya dalam industri automobile

6. Digunakan dalam pembuatan pipa rangka bangunan sebagai pengganti pipa yang terbuat dari alloy

7. Zn Oksida untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada industry karet; melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kupenalit, melindungi kulit dari sengatan matahari; sebagai bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit luka / kemerahan

8. Insektisida dapur

9. Zn Klorida deodorant dan pengawetan kayu

10. Zn Sulfida pada Xray dan layar tv serta lampu flouresence 11. Penghalus plastik

12. Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktifitas antioksidan guna mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan

13. Zn glukonat glisin dan Zn asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan saat musim dingin

2.5. Sumber Logam Seng Dalam Makanan

Zn terdapat dalam berbagai jenis makanan, khususnya makanan sumber protein. Zn kadar tinggi ditemukan pada berbagai jenis makanan Oister mengandung Zn lebih besar dibandingkan makanan lainnya seperti daging, ayam, buncis, kacang- kacangan, ikan laut jenis tertentu biji-bijian, sereal difortifikasi dan susu, biji waluh, dan biji matahari, protein hewani, telur mengandung fortifikasi Zn, sedangkan dalam sayuran Zn rendah. Kandungan tertinggi


(17)

terdapat dalam kerang yakni sekitar 75 mg/100g sementara pada putih telur terkandung 0,02mg/100g dan pada daging sapi, ayam 1mg/100g sereal mengandung Zn cukup tinggi, tetapi hampir 80% kadar Zn hilang pada proses penggilingan.( Widowati, 2008)

2.6. Sumber Logam Seng Dalam Industri

Senyawa seng yang larut dalam air, misalnya seng klorida digunakan pada generator asap. Uap yang dapat timbul karena pengelasan, pemotongan logam dan melelehkan logam campuran seng.

2.7. Sumber Logam Seng Dalam Pestisida

Limbah kegiatan pertanian dapat berupa pupuk kandang dan pupuk untuk memberantas hama hewan dan tumbuhan yang dibawa air irigasi dan masuk ke dalam sungai. Secara

kuantitatif dapat diperkirakan seberapa besar pupuk yang terbawa ke sungai dengan melihat

distribusi pupuk di suatu kawasan. (Tresna, 1991)

Seng juga berasal dari pestisida yang termasuk dalam penggunaan pada pemberantasan hama hewan, yaitu Rodentisida adalah memberantas hama tikus terdapat dalam bentuk seng fosfid (ZP). Efek toksik seng fosfid terjadi bila gas seng fosfid bereaksi dengan asam kuat, misalnya dengan asam lambung. Oleh karena itu seng fosfid menimbulkan keracunan bila seng fosfid tertelan atau bila terhirup gas seng fosfid yang terbentuk dari seng fosfid yang tercampur dengan asam kuat. Tersedia dalam bentuk bubuk yang berwarna hitam seperti bubuk


(18)

2.8. Efek Toksik Logam Seng (Zn) Terhadap Kesehatan

Logam Zn sebenarnya tidak toksik dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki toksisitas tinggi. Meskipun Zn merupakan unsur esensial bagi tubuh tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya. Konsumsi Zn berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn bisa bersifat akut dan kronis. Satu kasus yang dilaporkan karena seseorang mengkonsumsi 4 gram Zn –glukonat (570 mg unsur Zn) yang setelah 30 menit berakibat mual dan muntah. Pemberian dosis tunggal sebesar 225-450 mg Zn bisa mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150 mg / hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Orang yang mengkonsumsi lebih dari 12 gram unsur Zn lebih dari 2 hari terbukti mengalami hematologi, hati dan ginjal.

The National Academy of Sciences menetapkan dosis tertinggi Zn yang masih bisa ditoleransi tubuh, tetapi tidak untuk pengobatan, bagi anak umur 0-6 bulan adalah sebesar 4 mg, anak umur 6-12 bulan sebesar 5 mg, anak umur 1-3 tahun sebesar 7 mg, anak umur 4-8 tahun sebesar 12 mg, umur 9-13 tahun sebesar 23 mg, umur 14 -18 tahun sebesar 34 mg, umur >19 tahun, dan ibu hamil sebesar 40 mg.

Maka efek toksik logam seng (Zn) dapat di bagi dalam: 2.8.1. Efek toksik logam seng (Zn ) dalam makanan

Toksisitas Zn jarang terjadi karena konsumsi Zn dari makanan. Itu biasanya terjadi karena gangguan pada alat pencernaan dan diare yang diakibatkan oleh makanan atau

minuman yang terkontaminasi oleh peralatan yang dilapisi oleh Zn. Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah atau plastik yang dilapisi Zn. Toksisitas dapat berupa sakit lambung, diare, mual dan muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitu


(19)

tetracyclinees dan quinolones, bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehingga daya sembuh berkurang.

2.8.2. Efek toksik logam seng (Zn) dalam industri

Akibat keracunan uap seng terutama iritasi napas yang dapat menyebabkan edema paru dan kerusakan saluran napas. Batas paparan uap seng 5 mg/meter kubik, dan batas paparan uap seng klorida 1 mg /meter kubik.

Gejala klinis:

Menghirup uap seng klorida menyebabkan demam dan menggigil, mual dan muntah otot-otot sakit dan badan lemah, disertai edema paru.

Tindakan pencegahan

Ruang kerja yang tercemar uap seng atau seng klorida harus mempunyai ventilasi yang cukup.

Tindakan penanggulangan a. Atasi edema paru

b. Berikan prednisone 25-30 mg/ hari per oral

c. Berikan obat antipiretika, dan istirahat di tempa tidur (Sartono,2002)

2.8.3. Efek toksik logam seng (Zn) dalam pestisida

Seng fosfid dalam penggunaan sebagai pestisida dapat menimbulkan keracunan bila tertelan dan terhirup.


(20)

Gejala klinis

Enek, muntah, sesak napas perdarahan dan kerusakan pembuluh darah. Bila gas fosfin terhirup dapat menimbulkan rasa nyeri di dada, dan udema paru yang menyebabkan kematian. (Sjamsuir,1995)

Tindakan pencegahan

a. Pestisida sebaiknya disimpan dalam tempat aslinya dengan etiket yang jelas dan disimpan pada tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak serta jauh dari makanan dan minuman

b. Pada waktu menggunakan pestisida, perlu diikuti dengan cermat dan tepat, sesuai prosedur dan petunjuk lain yang ditentukan

c. Hindari kontak dan menghirup pestisida

d. Pada saat menggunakan tidak sambil makan dan minum

e. Wadah pestisida yang telah kosong, sebaiknya dibuang atau dimusnahkan, dan jika bekerja dengan pestisida sebaiknya tidak lebih dari 4-5 jam.(Sartono, 2002)

Tindakan penanggulangan

a. Bila terjadi susah bernapas maka bersihkan jalan napas dari segala sumbatan, kalau perlu dengan alat penyedot dan lakukan pernapasan buatan

b. Bila tertelan dan penderita sadar segera minumkan ½ liter “air soda”(NaHCO3) untuk menetralkan asam lambung, sehingga akan mengurangi terbentuknya gas


(21)

2.9. Deskripsi Unit-Unit Tempat Pengolahan Air di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Deli Tua

Deskripsi Unit-unit Tempat Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Deli Tua Medan Meliputi Tahapan Sebagai Berikut:

1. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan Sungai Deli yang diambil melalui bangunan bendungan dengan panjang 25 m (sesuai lebar sungai) dan tinggi ± 4 m dimana pada sisi kiri bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyerap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake.

2. Intake

Bangunan ini adalah saluran bercabang dua dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi dengan (slude gate) pengatur ketinggian air dan penggerak elektromotor.

Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk.

3. Raw Water Tank (RWT)

Bangunan RWT (bak pengendap) dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit (4 sel). Setiap unitnya berdimensi 23,3 m x 20 m. tinggi 5 m, dilengkapi dengan 2 buah inlet gate, 2 buah outlet gate dan pintu bilas 2 buah yang berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur, pasir, dan lain-lain yang bersifat sedimen.


(22)

4. Raw Water Pump (RWP)

RWP (pompa air baku) berfungsi untuk memompa air air dari RWT ke splitter box tempat pembubuhan koagulan alum, dengan dosis normal rat-rata 20-25 gr/m3 air dan pendistribusian air ke masing-masing clerator yang terdiri dari 5 unti pompa air baku, kapasitas setiap pompa 375 L/det dengan total head 15 meter memakai electromotor.

5. Clearator

Bangunan clearator (proses penjernihan air) terdiri dari 4 unit, dengan kapasitas masing-masing 350 L/det yang bervolume 1.700 m3 berfungsi sebagai tempat proses pemisahan antara flok-flok yang bersifat sedimen dengan air bersih hasil olahan (effluent) melalui pembentukan dan pengendapan flok-flok yang menggunakan agitator lambat. Endapan flok-flok ini dibuang sesuai dengan tingkat ketebalan secara otomatis.

Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerecut yang dilengkapi dengan sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai berikut:

• Primary Reaction Zone

• Secondary Reaction Zone

• Return Reaction Zone

• Clarification Reaction Zone

• Concentrator 6. Filter

Dari clearator air dialirkan ke filter untuk menyaring turbidity (kekeruhan) beberapa flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clearator melalui perekatan pada media filter yang


(23)

berjumlah 24 unit jenis saringan pasir cepat masing-masing menggunakan motor AC nominal daya 5 KVA.

Dimensi masing-masing filter ini adalah 5 m, panjang 8,25 m, tinggi 6,25 m, tinggi permukaan air maksimum 5,05 m, serta media filter 114 cm, dengan lapisan sebagai berikut:

• Pasir kwarsa, 0,45-1,20 mm, dengan ketebalan 61 cm.

• Pasir kwarsa, 1,80-2,00 mm, dengan ketebalan 15 cm.

• Kerikil halus, 4,75-6,30 mm, dengan ketebalan 8 cm.

• Kerikil sedang, 6,30-10,00 mm, dengan ketebalan 7,5 cm.

• Kerikil sedang, 10,00-20,00 mm, dengan ketebalan 7,5 cm.

• Kerikil kasar, 20,00-40,00 mm, dengan ketebalan 15 cm.

Dalam jangka waktu tertentu filter ini harus dibersihkan dari endapan yang mengganggu penyaringan menggunakan electromotor

7. Reservoir

Reservoir ini adalah berupa bangunan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m, tinggi 7 m, berfungsi untuk menampung air bersih/ air olahan setelah melewati meda filter dengan kapasitas ± 12.000 m3 dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui reservoir-reservoir distribusi di berbagai cabang. Air bersih yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi chlor (post chlorination) dan untuk netralisasi dibutuhkan larutan kapur jenuh atau soda ash.

8. Finish Water Pump (FWP)

FWP (pompa distribusi air bersih) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir utama di instalasi ke reservoir-reservoir distribusi di cabang melalui pipa transmisi


(24)

1.000 mm dan 800 mm. FWP terdiri dari 5 unit pompa dengan kasitas masing-masing 375 L/det total head 55 menggunakan motor AC

9. Slude Lagoon

Daur ulang adalah cara paling tepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah mendorong perusahaan untuk membangun sarana pengolahan limbah berupa slude lagoon.

Lagoon ini berfungsi sebagai media penampung air buangan bekas pencucian system pengolah dan kemudian air tersebut disalurkan kembali ke RWT untuk diproses kembali.

2.9.1.Teori Umum Spektrofotometri

Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang di absorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan electron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang sturuktur yang bisa di dapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Berr.

Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm.


(25)

Panjang gelombang (λ) itu sendiri adalah jarak antara satu lembah dan satu puncak, sedangkan frekuensi adalah kecepatan cahaya dibagi dengan panjang gelombang (λ). Bilangan gelombang (ν) adalah satu satuan per panjang gelombang. Amplitudo gelombang adalah disturban maksimum dari garis horizontal.

 Instrumentasi

Sebagai sumber cahaya biasanya digunakan lampu hydrogen atau deuterium untuk pengukuran UV dan lampu tungsten untuk pengukuran pada cahaya pada cahaya tampak. Panjang gelombang dari sumber cahaya akan dibagi oleh pemisah panjang gelombang (wavelength separator) seperti prisma atau monokromator. Spektrum di dapatkan dengan cara scanning oleh wavelength separator sedangkan pengukuran kuantitatif bisa dibuat dari spektrum atau pada panjang gelombang tertentu.

 Absorbsi

Ketika suatu atom atau molekul menyerap cahaya maka energi tersebut akan menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung pada panjang gelombang cahaya yang diserap. Sinar ultraviolet dan sinar tampak akan menyebabkan elektron tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi. Sistem yang bertanggung jawab terhadap absorbsi cahaya disebut dengan kromofor.

Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer (Beer’s law) adalah hubungan linearitas anatara absorban dengan konsentrasi larutan analit. Biasanya hukum Lambert-Beer.


(26)

Hukum Lambert. Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya.

Hukum Berr. Konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorpsi cahaya.

Biasanya hukum Lambert-Berr ditulis dengan :

A = є. b. C Keterangan :

A = absorban (serapan)

Є = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)

b = tebal kuvet (cm) C = konsentrasi (M)

Spektrofotometer UV-VIS pada umumnya digunakan untuk :

1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan auksokrom dari suatu senyawa organik

2. Menjelaskan informasi dari sturuktur berdasarkan panjang gelombang maksimum suatu senyawa

3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan menggunakan hukum Lambert-Berr. (Dachriyanus, 2004)


(27)

2.9.2.Kadar Seng ( Zn ) Secara Spektrofotometri Prinsip: menggunakan panjang gelombang 620 nm

Zat seng berbentuk warna biru kompleks dengan rumus ( 2 – karbon – 2 – hidroksi – 5 – sulfoformazil benzene) pada pH 9, 0. Pada logam berat lain akan membentuk warna kompleks dengan pereaksi zincon. Sianida ditambahkan untuk membentuk kompleks seng dan logam berat. Pereaksi sikloheksanon ditambahkan untuk membebaskan ion seng yang selektif dari senyawa kompleks sianida sehingga sikloheksanon dapat bereaksi kompleks dengan zincon membentuk warna biru.( HACH, 2002 )

Dimana reaksi yang terbentuk :

Zn2+ + K2(CN)4-

( Warna biru )


(28)

BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat-alat :

 spektrofotometer DR/2800  kuvet 25 ml  Bola Karet

 Tissue

 Pipet volume 10 ml 3.1.2. Bahan :

 Zincover ver 5 reageant powder pillow  Cyclohexanone

3.2. Prosedur Pengujian

Penetuan kadar seng dalam sampel air reservoir sungai Deli di PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua dengan alat Spektrofotometri :

• Pastikan analis telah memakai masker dan sarung tangan

• Tekan “STORED PROGRAM” pilih 780 zinc start

• Isi gelas ukur 25 ml dengan 20 ml sampel


(29)

• Aduk beberapa menit sampai semua reagent larut sempurna

• Persiapan blanko, tuang larutan ke dalam gelas ukur sebanyak 10 ml ke dalam kuvet

• Persiapan sampel, gunakan pipet tetes dan tambahkan 0,5 ml cyclohexanone ke dalam larutan yang tinggal dalam gelas ukur

• Tekan timer > OK (30 detik masa reaksi ), aduk selama masa reaksi 30 detik sampai larut

• Tekan timer > OK (3 menit masa reaksi )

• Tuang persiapan sampel tadi ke dalam kuvet kedua

• Setelah masa reaksi 3 menit. Bersihkan kuvet blanko dengan tissue dan masukan ke dalam dudukan sel. Tekan ZERO layar akan menunjukan 0,00 mg/l Zn. Bersihkan kuvet persiapan sampel dengan tissue, masukan ke dalam dudukan sel. Tekan READ. Catat hasil yang terbaca pada layar sebagai mg/l Zn


(30)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.2 Pembahasan

Hasil pemeriksaan bulanan pada tanggal 09 Februari 2011 diperoleh kadar pada air baku sebesar 0,08 mg/l sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Indonesia No. 82 Tanggal 14 Desember 2001 adalah sebesar 0,05 mg/l. Adapun penyebab terdapatnya kadar logam seng yang melebihi batas yang ditetapkan pada sampel air baku, dikarenakan pada saat pemeriksaan air baku belum mengalami proses pengolahan air dan telah tercemar oleh limbah yang berasal dari limbah rumah tangga seperti detergen dan limbah pertanian seperti pestisida, sedangkan limbah industi tidak ada dikarenakan di sekitar sungai Pamah tidak terdapat industri. Sehingga, air baku tidak dapat dikonsumsi langsung sebelum mengalami proses pengolahan air bersih karena masih mengandung kadar logam seng ( Zn ) yang berlebih dari batas yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 82 Tanggal 14 Desember 2001.

No.

Tanggal Pemeriksaan

Kadar logam seng (Zn) yang diperoleh ( mg / l)

Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan

(mg/l )

Air reservoir Air baku Air reservoir Air baku


(31)

Sedangkan pemeriksaan bulanan pada tanggal 09 Februari 2011 sampel air reservoir diperoleh hasil sebesar 0,07 mg/l. Menurut PERMENKES NO. 492/MENKES/ PER/IV/2010 kadar maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 3 mg/l. Hal ini dikarenakan sampel air reservoir telah mengalami proses pengolahan air bersih.

Maka, dapat dilihat bahwa air reservoir yang dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua masih memenuhi syarat dari kualitas air minum dan air bersih karena kadar yang diperoleh tidak melebihi kadar dari PERMENKES NO.492/PER/TAHUN 2010. Dimana jika dikonsumsi kadar logam Zn yang berlebih di dalam sampel air baku dan sampel air baku dapat dilihat adanya rasa sepat pada air yang dapat mengakibatkan defisiensi mineral lain dan hematologi hati serta ginjal.(Widowati, 2008 )


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

− Dari hasil yang diperoleh kadar logam seng yang terkandung didalam air reservoir PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua masih memenuhi persyaratan PERMENKES NO.492/PER/2010

− Air reservoir PDAM Tirtanadi IPA Deli Tua mengandung logam seng tetapi masih dibawah standar PERMENKES NO.492/PER/2010

5.2. Saran

− Diharapkan kepada pihak PDAM Tirtanadi Medan agar tetap menjaga kualitas air yang didistribusikan pada setiap konsumen dan meningkatkan kualitas air yang di produksi

− Diharapkan kepada pihak laboratorium PDAM Tirtanadi untuk lebih melengkapi fasilitas uji mikrobiologi

− Diharapkan agar ,masyarakat senantiasa untuk menjaga kelestarian dan kebersihan sumber-sumber air di lingkungan sekitar


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Dachriyanus. ( 2004 ). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang. Penerbit Andalas University Press

HACH.,( 2002 ), The Handbook DR/2800 Portable Spectrofotometer, USA : Hach Company

http

Sartono.,(2002). Racun dan Keracunan. Jakarta. Widya medika

Sjamsuir.,(1995). Keracunan Pestisida Akut. Jakarta. Widya medika

Slamet, J.S., (1994). Kesehatan Lingkungan. Bandung: UGM-Press

Sunu, Pramudya., ( 2001). Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta: PT.Gramedia

Sutrisno, C. T., (1991). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan kedua. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Suriawiria, U., ( 2005 ). Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat . Bandung : Penerbit P.T. ALUMNI

Tresna, wijaya., ( 1991). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Pustaka Media

Wardhana, A.W.,(2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Widowati, W., Sastiono, A., dan Jusuf, R., (2008). Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Penerbit


(34)

LAMPIRAN I

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

I. PARAMETER WAJIB

No Jenis Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang di perbolehkan 1 Parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan a. Parameter Mikrobiologi

1 ) E. Coli Jumlah per 100 ml

sampel

0 2 ) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml

sampel

0 b. Kimia an – organik

1 ) Arsen mg / l 0,01

2 ) Flourida mg / l 1,5

3 ) Total Kromium mg / l 0,05

4 ) Kadmium mg / l 0,003

5 ) Nitrit, ( sebagai NO2

) mg / l 3

6 ) Nitrat, ( sebagai NO3

) mg / l 50

7 ) Sianida mg / l 0,07

8 ) Selenium mg / l 0,1

2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a. Parameter Fisik

1 ) Bau Tidak

berbau

2 ) Warna TCU 15

3 ) Total Zat Padat Terlarut ( TDS ) mg / l 500

4 ) Kekeruhan NTU 5

5 ) Rasa Tidak berasa

6 ) Suhu 0C Suhu udara

± 3 b. Parameter Kimiawi

1 ) Aluminium mg / l 0,2

2 ) Besi mg / l 0,3

3 ) Kesadahan mg / l 500

4 ) Khlorida mg / l 250


(35)

6 ) Ph 6,5 – 8,5

7 ) Seng mg / l 3

8 ) Sulfat mg / l 250

9 ) Tembaga mg / l 2

10 ) Amonia mg / l 1,5

II. PARAMETER TAMBAHAN

No Jenis Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang di perbolehka

n 1 KIMIAWI

a. Bahan Anorganik mg / l

Air Raksa mg / l 0,001

Antimon mg / l 0,02

Barium mg / l 0,7

Boron mg / l 0,5

Molybdenum mg / l 0,07

Nikel mg / l 0,07

Sodium mg / l 200

Timbal mg / l 0,01

Uranium mg / l 0,015

b. Bahan Organik

Zat Organik ( KMnO4 ) mg / l 10

Deterjen mg / l 0,05

Chlorinated alkanes

Carbon tetrachloride mg / l 0,004

Dichloromethane mg / l 0,02

1,2-Dichloroethane mg / l 0,05

Chlorinated ethenes

1,2-Dichloroethene mg / l 0,05

Trichloroethene mg / l 0,02

Tetrachloroethene mg / l 0,04

Aromatic hydrocarbons

Benzene mg / l 0,01

Toluene mg / 0,7

Xylenes mg / l 0,5

Ethylbenzenes mg / l 0,3


(36)

Chlorinated benzenes

1,2-Dichlorobenzene ( 1,2-DCB ) mg / l 1

1,4-Dichlorobenzene ( 1,4-DCB ) mg / l 0,3 Lain – lain

Di ( 2 – ethylhexyl ) phthalate mg / l 0,008

Acrylamide mg / l 0,0005

Epichlorohydrin mg / l 0,0004

Hexachlorobutadiene mg / l 0,0006

Ethylenediaminetetraacetic acid ( EDTA )

mg / l 0,6

Nitrilotriacetic acid ( NTA ) mg / l 0,2

c. Pestisida

Alachlor mg / l 0,02

Aldicarb mg / l 0,01

Aldrin dan dieldrin mg / l 0,0003

Atrazine mg / l 0,002

Carbofuran mg / l 0,007

Chlordane mg / l 0,0002

Chlortoluran mg / l 0,03

DDT mg / l 0,001

1,2-Dibromo-3-chloropropane ( DBCP )

mg / l 0,001

2,4 Dichloropenoxyacetic acid ( 2,4-D )

mg / l 0,03

1,2-Dichloropropane mg / l 0,04

Isoproturon mg / l 0,009

Lindane mg / l 0,002

MCPA mg / l 0,002

Methoxychlor mg / l 0,02

Metolachlor mg / l 0,01

Molinate mg / l 0,006

Pendimethalin mg / l 0,02

Pentachlorophenol ( PCP ) mg / l 0,009

Permethrin mg / l 0,3

Simazine mg / l 0,002

Trifluralin mg / l 0,02

Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan MCPA

2,4-DB mg / l 0,090

Dichlorprop mg / l 0,10

Fenoprop mg / l 0,009


(37)

2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg / l 0,009 d. Desinfektan dan Hasil

Sampingannya Desinfektan

Chlorine mg / l 5

Hasil Sampingan

Bromate mg / l 0,01

Chlorate mg / l 0,7

Chlorite mg / l 0,7

Chlorophenols

2,4,6-Trichlorophenol ( 2,4,6-TCP ) mg / l 0,2

Bromoform mg / l 0,1

Dibromochloromethane ( DBCM ) mg / l 0,1

Bromodichloromethane ( BDCM ) mg / l 0,06

Chloroform mg / l 0,3

Chlorinated acetic acid

Dichloroacetic acid mg / l 0,05

Trichloroacetic acid mg / l 0,02

Chloral hydrate

Halogenated acetonitrilies

Dichloroacetonitrile mg / l 0,02

Dibromoacetonitrile mg / l 0,07

Cyanogen Chloride ( sebagai CN ) mg / l 0,07 2. RADIOAKTIFITAS

Gross alpha activity Bq / l 0,1


(38)

LAMPIRAN II

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Parameter Satu

an

Kelas

Keterangan

I II III IV

FISIKA

Temperatur ˚C deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5 Deviasi temperatur dari keadaan alamiah

Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000

Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi ≤ 5000 mg/L

KIMIA ANORGANIK

pH 6 - 9 6 - 9 6 - 9 5 – 9

Apabila secara alamiah diluar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah

BOD mg/L 2 3 6 12

COD mg/L 10 25 50 100

DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas

minimum

Total Posfat sbg P mg/L 0,2 0,2 1 5

NO3 sebagai N mg/L 10 10 20 20

NH3-N mg/L 0,5 (-) (-) (-)

Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka ≤ 0,02 mg/L sebaga NH2

Arsen mg/L 0,05 1 1 1

Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2

Parameter Satu an

Kelas

Keterangan

I II III IV

Barium mg/L 1 (-) (-) (-)

Boron mg/L 1 1 1 1

Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05


(39)

Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 1

Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Cu ≤ 1

mg/ L

Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-)

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Fe ≤ 5

mg/ L

Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Pb ≤

0,1 mg/ L

Mangan mg/L 0,1 (-) (-) (-)

Air raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005

Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Zn ≤ 5

mg/ L

Khlorida mg/L 600 (-) (-) (-)

Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (-)

Fluorida mg/L 0,5 1,5 1,5 (-)

Nitrit sebagai N mg/L 0,06 0,06 0,06 (-)

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO2

-N≤ 1 mg/ L

Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)

Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidak

dipersyaratkan

Belerang sebagai H2S

mg/L 0,002 0,002 0,002 (-)

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H2S ≤ 0,1 mg/ L

MIKROBIOLOGI

Parameter Satuan Kelas Keterangan

I II III IV

Fecal coliform Jml/100ml 100 1000 2000 2000 Bagi

pengolahan air minum secara konvensional, fecal coliform

≤ 2000

jml/100ml dan total coliform

≤ 10000


(40)

jml/100 ml RADIOAKTIVITAS

Gross A Bg/L 0,1 0,1 0,1 0,1

Groos B Bg/L 1 1 1 1

KIMIA ORGANIK

Minyak dan Lemak µg/L 1000 1000 1000 (-)

Deterjen sebagai

MBAS µg/L 200 200 200 (-)

Senyawa fenol

sebagai fenol µg/L 1 1 1 (-)

BHC µg/L 210 210 210 (-)

Aldrin/dieldrin µg/L 17 (-) (-) (-)

Chlordane µg/L 3 (-) (-) (-)

DDT µg/L 2 2 2 2

Heptachlor dan

heptachlor epoxida µg/L 18 (-) (-) (-)

Lindang µg/L 56 (-) (-) (-)

Methoxychlor µg/L 35 (-) (-) (-)

Endrin µg/L 1 4 4 (-)

Toxaphan µg/L 5 (-) (-) (-)

Keterangan : mg = miligram µg = mikrogram ml = mililiter L = liter Bq = Bequerel

MBAS = Methylene Blue Active Substance ABAM = Air Baku untuk Air Minum Logam berat merupakan logam terlarut

Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.

Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum. Nilai DO merupakan batas minimum.

Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut tidak dipersyaratkan

Tanda ≤ adalah nilai lebih kecil atau sama dengan Tanda ˂ adalah lebih kecil

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t


(1)

6 ) Ph 6,5 – 8,5

7 ) Seng mg / l 3

8 ) Sulfat mg / l 250

9 ) Tembaga mg / l 2

10 ) Amonia mg / l 1,5

II. PARAMETER TAMBAHAN

No Jenis Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang di perbolehka

n 1 KIMIAWI

a. Bahan Anorganik mg / l

Air Raksa mg / l 0,001

Antimon mg / l 0,02

Barium mg / l 0,7

Boron mg / l 0,5

Molybdenum mg / l 0,07

Nikel mg / l 0,07

Sodium mg / l 200

Timbal mg / l 0,01

Uranium mg / l 0,015

b. Bahan Organik

Zat Organik ( KMnO4 ) mg / l 10

Deterjen mg / l 0,05

Chlorinated alkanes

Carbon tetrachloride mg / l 0,004

Dichloromethane mg / l 0,02

1,2-Dichloroethane mg / l 0,05

Chlorinated ethenes

1,2-Dichloroethene mg / l 0,05

Trichloroethene mg / l 0,02

Tetrachloroethene mg / l 0,04

Aromatic hydrocarbons

Benzene mg / l 0,01

Toluene mg / 0,7

Xylenes mg / l 0,5

Ethylbenzenes mg / l 0,3


(2)

Chlorinated benzenes

1,2-Dichlorobenzene ( 1,2-DCB ) mg / l 1

1,4-Dichlorobenzene ( 1,4-DCB ) mg / l 0,3

Lain – lain

Di ( 2 – ethylhexyl ) phthalate mg / l 0,008

Acrylamide mg / l 0,0005

Epichlorohydrin mg / l 0,0004

Hexachlorobutadiene mg / l 0,0006

Ethylenediaminetetraacetic acid ( EDTA )

mg / l 0,6

Nitrilotriacetic acid ( NTA ) mg / l 0,2

c. Pestisida

Alachlor mg / l 0,02

Aldicarb mg / l 0,01

Aldrin dan dieldrin mg / l 0,0003

Atrazine mg / l 0,002

Carbofuran mg / l 0,007

Chlordane mg / l 0,0002

Chlortoluran mg / l 0,03

DDT mg / l 0,001

1,2-Dibromo-3-chloropropane ( DBCP )

mg / l 0,001

2,4 Dichloropenoxyacetic acid ( 2,4-D )

mg / l 0,03

1,2-Dichloropropane mg / l 0,04

Isoproturon mg / l 0,009

Lindane mg / l 0,002

MCPA mg / l 0,002

Methoxychlor mg / l 0,02

Metolachlor mg / l 0,01

Molinate mg / l 0,006

Pendimethalin mg / l 0,02

Pentachlorophenol ( PCP ) mg / l 0,009

Permethrin mg / l 0,3

Simazine mg / l 0,002

Trifluralin mg / l 0,02

Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan MCPA

2,4-DB mg / l 0,090

Dichlorprop mg / l 0,10

Fenoprop mg / l 0,009


(3)

2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg / l 0,009 d. Desinfektan dan Hasil

Sampingannya Desinfektan

Chlorine mg / l 5

Hasil Sampingan

Bromate mg / l 0,01

Chlorate mg / l 0,7

Chlorite mg / l 0,7

Chlorophenols

2,4,6-Trichlorophenol ( 2,4,6-TCP ) mg / l 0,2

Bromoform mg / l 0,1

Dibromochloromethane ( DBCM ) mg / l 0,1

Bromodichloromethane ( BDCM ) mg / l 0,06

Chloroform mg / l 0,3

Chlorinated acetic acid

Dichloroacetic acid mg / l 0,05

Trichloroacetic acid mg / l 0,02

Chloral hydrate

Halogenated acetonitrilies

Dichloroacetonitrile mg / l 0,02

Dibromoacetonitrile mg / l 0,07

Cyanogen Chloride ( sebagai CN ) mg / l 0,07

2. RADIOAKTIFITAS

Gross alpha activity Bq / l 0,1


(4)

LAMPIRAN II

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Parameter Satu

an

Kelas

Keterangan

I II III IV

FISIKA

Temperatur ˚C deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5 Deviasi temperatur dari keadaan alamiah

Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000

Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi ≤ 5000 mg/L

KIMIA ANORGANIK

pH 6 - 9 6 - 9 6 - 9 5 – 9

Apabila secara alamiah diluar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah

BOD mg/L 2 3 6 12

COD mg/L 10 25 50 100

DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas

minimum

Total Posfat sbg P mg/L 0,2 0,2 1 5

NO3 sebagai N mg/L 10 10 20 20

NH3-N mg/L 0,5 (-) (-) (-)

Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka ≤ 0,02 mg/L sebaga NH2

Arsen mg/L 0,05 1 1 1

Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2

Parameter Satu an

Kelas

Keterangan

I II III IV

Barium mg/L 1 (-) (-) (-)

Boron mg/L 1 1 1 1

Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05


(5)

Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 1

Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Cu ≤ 1

mg/ L

Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-)

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Fe ≤ 5

mg/ L

Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Pb ≤

0,1 mg/ L

Mangan mg/L 0,1 (-) (-) (-)

Air raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005

Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Zn ≤ 5

mg/ L

Khlorida mg/L 600 (-) (-) (-)

Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (-)

Fluorida mg/L 0,5 1,5 1,5 (-)

Nitrit sebagai N mg/L 0,06 0,06 0,06 (-)

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO2

-N≤ 1 mg/ L

Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)

Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidak

dipersyaratkan

Belerang sebagai H2S

mg/L 0,002 0,002 0,002 (-)

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H2S ≤ 0,1 mg/ L

MIKROBIOLOGI

Parameter Satuan Kelas Keterangan

I II III IV

Fecal coliform Jml/100ml 100 1000 2000 2000 Bagi

pengolahan air minum secara konvensional, fecal coliform

≤ 2000

jml/100ml dan total coliform

≤ 10000


(6)

jml/100 ml RADIOAKTIVITAS

Gross A Bg/L 0,1 0,1 0,1 0,1

Groos B Bg/L 1 1 1 1

KIMIA ORGANIK

Minyak dan Lemak µg/L 1000 1000 1000 (-)

Deterjen sebagai

MBAS µg/L 200 200 200 (-)

Senyawa fenol

sebagai fenol µg/L 1 1 1 (-)

BHC µg/L 210 210 210 (-)

Aldrin/dieldrin µg/L 17 (-) (-) (-)

Chlordane µg/L 3 (-) (-) (-)

DDT µg/L 2 2 2 2

Heptachlor dan

heptachlor epoxida µg/L 18 (-) (-) (-)

Lindang µg/L 56 (-) (-) (-)

Methoxychlor µg/L 35 (-) (-) (-)

Endrin µg/L 1 4 4 (-)

Toxaphan µg/L 5 (-) (-) (-)

Keterangan : mg = miligram µg = mikrogram ml = mililiter L = liter Bq = Bequerel

MBAS = Methylene Blue Active Substance ABAM = Air Baku untuk Air Minum Logam berat merupakan logam terlarut

Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.

Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum. Nilai DO merupakan batas minimum.

Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut tidak dipersyaratkan

Tanda ≤ adalah nilai lebih kecil atau sama dengan Tanda ˂ adalah lebih kecil

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t