27
potensial yang dapat menghasilkan pembacaan yang berbeda. Konten media massa pada prinsipnya bersifat polisemi, atau memiliki banyak makna potensial
bagi pembacanya khalayak umum McQuail, 2011. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan McQuail dalam
bukunya 2005:72 menjelaskan bahwa : “The essence of the reception approach is to locate the attribution and
construction of meaning derived from media with the receiver. Media messages are always open and polysemic having multiple meanings and are interpreted
according to the context and the culture of receivers.” Esensi dari pendekatan resepsi adalah untuk menemukan atribusi dan konstruksi makna berasal dari
media dengan penerima. Pesan media selalu terbuka dan polisemi memiliki beberapa arti dan ditafsirkan sesuai dengan konteks dan budaya penerima.
1.5.6.1 Analisis Resepsi Reception Analysis
Dalam menjelaskan pandangannya mengenai penafsiran, Hall membuat sebuah pendekatan terhadap khalayak yang dikenal sebagai studi resepsi atau
analisis penerimaan. Analisis resepsi berfokus pada kemampuan seseorang untuk memaknai bentuk konten tertentu, kemungkinan untuk tujuan pribadi.
Kemungkinan untuk tujuan pribadi yang relevan. Salah satu ciri utamanya adalah berfokus terhadap isi Baran, 2010.
Untuk mengetahui bagaimana penerimaan khalayak dapat berbeda-beda, dalam analisis resepsi terdapat metode encoding-decoding milik Hall. Hall
mengatakan riset komunikasi telah mengkonsepsi proses komunikasi dengan
28
putaran dan sirkulasi. Model ini telah dikritik karena kelinierannya pengirim- pesan-penerima karena tidak keterfokusannya pada level pertukaran pesan dan
karena tidak adanya konsepsi yang jelas tentang “moment-moment” berbeda
sebagai struktur relasi yang kompleks. Tetapi dia juga mempertimbangkan proses komunikasi ini dalam kaitannya dengan struktur yang dihasilkan dan
dimungkinkan melalui artikulasi momen-momen yang berkaitan namun berbeda dari satu sama lainnya distinctive produksi, sirkulasi, distribusikonsumsi dan
reproduksi. Lebih lanjut dia menjelaskan tentang produksi diskursif discursive production karena produk dan proses dalam proses komunikasi itu berbeda dalam
kaiatannya dengan system media modern saat ini. David Morley yang pada tahun 1980 mempublikasikan Studi of the
Nationawide Audience kemudian dikenal sebagai pakar yang mempraktikkan analisis resepsi secara mendalam. Pertanyaan pokok studi Morley tersebut adalah
mengetahui bagaimana individu menginterpretasikan suatu muatan program acara dilihat dalam kaitannya dengan latar belakang sosio kultur pemirsanya Baran,
2010. Morley merekam diskusi kelompok dan menganalisisnya, menempatkan
mereka ke dalam tiga kategori penafsiran Baran, 2010: 1.
Dominan : pembaca sejalan dengan kode-kode program yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai, sikap, keyakinan dan asumsi dan secara penuh menerima makna yang disodorkan dan dikehendaki oleh si pembuat program.
2.
Negosiasi : pembaca dalam batas-batas tertentu sejalan dengan kode-kode
program dan pada dasarnya menerima makna yang disodorkan oleh si
29
pembuat program namun memodifikasinya sedemikian rupa sehingga mencerminkan posisi dan minat-minat pribadinya.
3.
Oposisi : pembaca tidak sejalan dengan kode-kode program dan menolak
makna yang disodorkan, dan kemudian menentukan frame alternatif sendiri di dalam menginterpretasikan pesanprogram.
Jika digambarkan adalah sebagai berikut Syafiruddin, 2008: Dominan
Negosiasi Oposisi
++ +-
--
Skema penelitian adalah sebagai berikut :
Encoding
Decoding
Keterangan : Bagan 1 skema penelitian
Blog Dian Pelangi
Khalayak pembaca pengunjung aktif blog
Dian Pelangi
Resepsi makna Penafsiran makna
Negosiasi Dominan
Oposisi