Uji Pengembangan Tebal dengan JIS A 5908-2003 Uji Keteguhan Rekat Internal Internal Bond dengan JIS A 5908-2003 Uji Kekuatan Bentur Impact Strength dengan JIS A 5908-2003

21 Contoh uji berukuran 100 mm × 100 mm × 15 mm pada kondisi kering udara dibentangkan dengan jarak sangga 8 cm . Pembebanan dilakukan di tengah-tengah jarak sangga dengan kecepatan pembebanan sebesar 10 mmmenit. Kemudian ukur besarnya beban yang mampu ditahan oleh contoh uji tersebut sampai batas proporsi. Nilai MOE dihitung dengan rumus[32]: Keterangan : MOE = Modulus of Elasticity kgcm 2 ΔP = perubahan beban yang digunakan kg L = jarak sangga cm Δy = perubahan defleksi setiap perubahan beban cm b = lebar contoh uji cm h = tebal contoh uji cm nilai MOE dikonversi ke Nmm 2 dengan faktor konversi 0,098 Sedangkan untuk uji MOR, pembebanan pada pengujian MOE dilanjutkan sampai contoh uji mengalami kerusakan patah. Nilai MOR dihitung dengan rumus [32]: Keterangan : MOR = Modulus of Rupture kgcm2 P = berat beban sampai patah kg L = jarak sangga cm b = lebar contoh uji cm h = tebal contoh uji cm Nilai MOR dikonversi ke Nmm2 dengan faktor konversi 0,098

2.5.4 Uji Pengembangan Tebal dengan JIS A 5908-2003

Contoh uji berukuran 50 mm × 50 mm × 15 mm, direndam dalam air dingin selama 24 jam. Selanjutnyan bahan uji diukur tebalnya. Perhitungan sampel uji melalui pengukuran tebal sebelum perendaman air t 1 dan tebal setelah perendaman selama 24 jamt 2 . Rumus untuk menghitung pengembangan tebal [34]: Universitas Sumatera Utara 22 Keterangan : PT = Pengembangan tebal t 1 = Tebal bahan uji sebelum perendaman cm t 2 = Tebal bahan uji setelah perendaman cm

2.5.5 Uji Keteguhan Rekat Internal Internal Bond dengan JIS A 5908-2003

Ukuran papan partikel pada uji ini berukuran 50 mm × 50 mm × 15 mm direkatkan pada dua buah median balok aluminium menggunakan perekat epoxy merk Araldite dan dibiarkan mengering selama selama 24 jam. Kedua median ditarik lurus permukaan contoh uji sampai beban maksimum. Gambar 2.7 Pengujian Internal Bond [32] Nilai keteguhan rekat internal dihitung dengan rumus[33]: Keterangan: IB = keteguhan rekat internal kgcm 2 P = beban saat ikatan partikel lepas kg A = luas permukaan contoh uji cm 2 Nilai IB dikonversi ke Nmm2 dengan faktor konversi 0,098

2.5.6 Uji Kekuatan Bentur Impact Strength dengan JIS A 5908-2003

Pada uji kekuatan bentur, contoh uji berukuran 100 mm x 50 mm ×15 mm. Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui karakteristik patah dari bahan. Pengujian ini biasanya mengikuti dua metoda yaitu metoda Charpy dan Izod yang Universitas Sumatera Utara 23 dapat digunakan untuk mengukur kekuatan impak, yang kadang juga disebut seabgai ketangguhan ketok notch toughness. Untuk metoda Charpy dan Izod, spesimen berupa bentuk persegi dimana terdapat bentuk V-notch, berikut adalah gambar specimen V-notch metoda Charpy dan Izod [35]. Gambar 2.8 Spesimen V-Notch Metoda Charpy dan Izod Peralatan untuk melakukan kekuatan impak spesimen V-notch ditunjukkan pada Gambar 2.8. Beban didapat dari tumbukan pendulum yang dilepas dari ketinggian h. Spesimen diletakkan di dasar seperti pada Gambar 2.8. Ketika dilepas ujung pisau pada pendulum akan menghantam dan mematahkan spesimen pada titik ketoknya notch yang bekerja sebagai titik tegangan untuk benturan kecepatan tinggi. Pendulum terus berayun, naik sampai ketinggian maksimum h yang lebih rendah dari h. Energi yang diserap, yang diukur dari perbedaan ketinggian h dan h merupakan pengukuran kekuatan impak. Perbedaan antara metoda Charpy dan Izod yaitu bergantung pada peletakan support spesimen seperti ditunjukkan pada Gambar 2.9 berikut [35]. Gambar 2.9 Skema Pengujian Impak Universitas Sumatera Utara 24 Perbedaan antara metoda Charpy dengan Izod selain perbedaan peletakan spesimen, pengujian dengan menggunakan Izod tidak seakurat pada pengujian Charpy, karena pada Izod pemegang spesimen juga turut menyerap energi, sehingga energi yang terukur bukanlah energi yang mampu di serap material seutuhnya dan juga pada metode Izod umumnya hanya dilakukan pada temperatur ruang. Universitas Sumatera Utara 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 04 Januari – 31 Maret 2016 di Laboratorium Penelitian, Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara.

3.2 Bahan dan Peralatan

3.2.1 Bahan

Bahan baku yang digunakan sebagai matriks adalah resin poliester dan katalis Methyl Ethyl Keton Peroksida MEKPO yang diperoleh dari PT Justus Kimia Raya Medan, Indonesia. Sementara sebagai pengisi digunakan serbuk kulit kerang darah yang diperoleh dari beberapa Rumah Makan Sea Food disepanjang Jalan Krakatau, Kecamatan Medan-Timur, Medan, Indonesia. Berikut merupakan spesifikasi dari bahan yang digunakan : 1. Poliester Sifat dan Wujud Keterangan Bentuk Cairan Warna Kuning terang dan coklat terang Viskositas 20-50 cp Densitas 1,05±0,05 gcm 3 Kapasitas pengerasan 140±2 o C , 2 jam 2. Metyl Ethyl Keton Peroksida MEKPO Sifat dan Wujud Keterangan Wujud dan bau Cairan bening dan sedikit berbau tajam Titik leleh Cair pada suhu normal Titik nyala 82 o C Berat jenis 1,11 gml Kelarutan dalam air Kurang dari 1 pada 25 o C Sifat korosif Tidak korosif Universitas Sumatera Utara