Kestabilan Titik Ekuilibrium Sistem Persamaan Diferensial Linier Kestabilan Titik Ekuilibrium Sistem Persamaan Diferensial Nonlinier

67 Berikut diberikan definisi-definisi dan teorema yang menunjukkan eksistensi dan ketunggalan solusi Sistem 2.1.3. Definisi 2.3. Perko, 1991 Diberikan 7 ⊂ ; , dengan 7 himpunan terbuka dan 2 5 7. Vektor disebut solusi Sistem 2.1.3 pada interval I jika terdiferensial pada I dan 1 = untuk setiap 0 dan 7. Definisi 2.4. Perko, 1991 Diberikan fungsi 2: 7 → ; terdiferensial pada 7. Fungsi 2 7 jika derivative ?2: 7 → ; kontinu pada 7. Teorema 2.5. Perko, 1991 Diberikan 7 ⊂ ; , dengan 7 himpunan terbuka. Jika 2 5 7, : 1, 2, . . . , dan 7, maka terdapat 0 sehingga masalah nilai awal 1 = = dengan 0 = mempunyai solusi tunggal pada interval [− , ]. Selanjutnya akan diberikan definisi titik ekuilibrium dan definisi kestabilan titik ekuilibrium Sistem 2.1.3. Definisi 2.6. Perko, 1991 Titik B; disebut titik ekuilibrium Sistem 2.1.3 jika =B = 0. Definisi 2.7. Perko, 1991 Diberikan B; titik ekuilibrium Sistem 2.1.3. i. Titik ekuilibrium B dikatakan stabil lokal jika untuk setiap bilangan C 0, terdapat bilangan D = DC 0, sedemikian sehingga untuk setiap solusi yang memenuhi ‖ − B‖ D berlaku ‖ − B‖ C, untuk setiap ≥ . ii. Suatu titik ekuilibrium B dikatakan tak stabil, jika titik ekuilibrium B tidak memenuhi i iii. Titik ekuilibrium B dikatakan stabil asimtotik lokal , jika titik ekuilibrium B stabil dan jika terdapat D 0, sehingga untuk setiap solusi yang memenuhi ‖ − B‖ D berlaku lim I→J = B. iv. Titik ekuilibrium B; dikatakan stabil asimtotik global jika untuk sebarang titik awal yang diberikan, setiap solusi Sistem 2.1.3, yaitu menuju titik ekuilibrium B untuk t membesar menuju tak hingga. Pada bagian berikutnya akan dibicarakan mengenai kestabilan titik ekuilibrium sistem persamaan diferensial linier.

2.2. Kestabilan Titik Ekuilibrium Sistem Persamaan Diferensial Linier

Diberikan sistem linier dalam bentuk 1 = + 2.2.1 68 dengan 7, dan + matriks berukuran . Berikut ini akan diberikan teorema untuk menentukan kestabilan titik ekuilibrium 2.2.1. Teorema 2.8. Perko, 1991 Diberikan Sistem 2.2.1 dengan , merupakan nilai eigen matriks A. i. Jika bagian real semua nilai eigen matriks A berharga non positif, maka titik ekuilibrium B stabil. ii. Jika bagian real semua nilai eigen matriks A berharga negatif, maka titik ekuilibrium B stabil asimtotik lokal. iii. Jika terdapat paling sedikit satu nilai eigen matriks A yang bagian realnya positif, maka titik ekuilibrium B tidak stabil. Pada Subbab berikutnya akan dibicarakan tentang kestabilan titik ekuilibrium sistem persamaan diferensial nonlinier order 1 dengan koefisien konstan.

2.3. Kestabilan Titik Ekuilibrium Sistem Persamaan Diferensial Nonlinier

Untuk sistem persamaan diferensial nonlinear, kestabilan titik ekuilibriumnya dapat dilihat dari kestabilan sistem linearisasinya jika titik ekuilibrium tersebut merupakan titik ekuilibrium hiperbolik. Berikut ini akan diberikan definisi pelinearan suatu sistem persamaan diferensial nonlinear. Definisi 2.9.Perko, 1991 Diberikan = 2 , 2 , … , 2 pada Sistem 2.3 dengan 2 5 7, : = 1, 2, . . . , . Matriks KL=M = N O O O O O O PQ2 Q Q2 Q ⋯ Q2 Q Q2 Q Q2 Q ⋯ Q2 Q ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ Q2 Q Q2 Q ⋯ Q2 Q S T T T T T T U 2.3.1 dinamakan matriks Jacobian dari f di titik x. Definisi 2.10. Perko, 1991 Diberikan B titik ekuilibrium Sistem 2.1.3. Sistem Linear 1 = KL=BM 2.3.2 Setelah proses linierisasi dilakukan pada Sistem 2.1.3, selanjutnya perilaku kestabilan di sekitar titik ekuilibrium ditentukan seperti pada sistem linier, asalkan titik ekuilibrium tersebut hiperbolik. Berikut diberikan definisi titik ekuilibrium hiperbolik dan teorema kestabilan lokal. Definisi 2.11. Perko, 1991 Titik ekuilibrium B disebut titik ekuilibrium hiperbolik Sistem 2.1.3 jika tidak ada nilai eigen dari KL=BM yang mempunyai bagian real nol. 69 Teorema 2.12. Perko, 1991 Diberikan matriks Jacobian K=B dari Sistem 2.1.3 dengan nilai eigen ,. a. Jika semua bagian real nilai eigen matriks Jacobian K=B bernilai negatif, maka titik ekuilibrium B dari Sistem 2.1.3 stabil asimtotik lokal. b. Jika terdapat paling sedikit satu nilai eigen matriks Jacobian K2V yang bagian realnya bernilai positif, maka titik ekuilibrium V dari Sistem 2.1.3 tidak stabil. Pada subbab berikutnya akan diberikan Teorema Lyapunov yang digunakan untuk menunjukkan kestabilan global titik ekuilibrium.

2.4. Himpunan Invariant dan Fungsi Liapunov

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Analisis Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti Pada Kasus Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Bangkinang Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Tahun 2006

0 35 103

Pelaksanaan Program Pengendalian Aedes aegypti Dalam Menurunkan Kepadatan Indeks Jentik Di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Tahun 2000-2003

0 22 87

Pengukuran Kepadatan Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Indeks Ovitrap Di Pelabuhan Biang Lancang Lhokseumawe Tahun 2004

2 40 69

Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti (L.)

1 77 96

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

3 21 116

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

1 13 116

Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan dengan Keberadaan Larva Nyamuk AedesAegypti di Kelurahan Sawah Lama Tahun 2013

1 8 166

UPAYA PEMBERANTASAN NYAMUK AEDES AEGYPTI DENGAN PENGASAPAN (FOGGING) DALAM RANGKA MENCEGAH PENINGKATAN KASUS DEMAM BERDARAH

0 4 11