3 Guru kembali meminta siswa untuk mengamati gambar yang lebih rumit
dari gambar sebelumnya. Gambar ditampilkan menggunakan proyektor atau
Laser Compact Disk LCD
4 Siswa diminta menuangkan ide, gagasan, imajinasi, atau pengalaman
mereka kedalam bentuk tulisan atau karangan 5
Guru meminta siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami 6
Guru meminta siswa untuk membuat karangan berdasarkan gambar seri
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan
observasi terhadap dampak tindakan.
3. Tahap observasipengamatan
Tahap observasi mengharuskan peneliti untuk mengamati kegiatan penerapan media gambar seri sebagai media penunjang dalam meningkatkan
kualitas kemampuan menulis dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan melalui tindakan
pertama.
4. Tahap analisis dan refleksi
Tahap ini dilakukan dengan menganalisis hasil observasipengamatan sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang diperbaiki atau
disempurnakan dan bagian mana yang memenuhi syarat atau target.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan akan dibahas pada bab ini. Bab ini merupakan jawaban atas rumusan masalah
yang telah dikemukakan pada bab I. Beberapa hal yang akan diuraikan meliputi: a kondisi awal, b pelaksanaan tindakan, dan c pembahasan dan temuan hasil
penelitian.
A. Kondisi Awal
Kondisi awal pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri Panularan No. 06 Laweyan, Surakarta diperoleh dari wawancara dengan guru
kelas dan data nilai pada tindakan prasiklus. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas sekaligus guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh
keterangan bahwa selama ini pembelajaran menulis narasi berlangsung lancar. Siswa dapat mengerti materi yang disampaikan guru. Namun siswa hanya
mengerti saja tanpa mampu dan paham dengan jelas. Siswa mudah merasa bosan karena pembelajaran yang kurang menarik.
Guru hanya menyuruh siswa mengerjakan tugas membuat karangan pada Lembar Kerja Siswa LKS Bahasa Indonesia semester II kelas IV atau menceritakan
pengalaman siswa yang berkesan, seperti: pengalaman berlibur, pergi ke rumah nenek, dan sebagainya. Media yang digunakan guru pun hanya sebatas gambar
yang terdapat pada LKS. Siswa memang diberi kebebasan menuangkan daya kreatifitas dan imajinasinya tanpa disampaikan penggunaan ejaan huruf besar,
tanda titik, tanda koma, dan lain-lain dengan jelas. Pembelajaran menulis kurang terlalu diperhatikan oleh guru. Dari 16 kali
pertemuan setiap pertemuan 35 menit dalam satu bulan, guru hanya mengalokasikan 2 x 35 menit untuk kegiatan menulis. Dan hasil tulisan siswa
tidak dilakukan evaluasi perbaikan. Hal ini terbukti dari tidak didapatkannya daftar nilai menulis siswa kelas IV SD Negeri Panularan No. 06 Laweyan,
Surakarta. Nilai menulis hanya dimiliki guru dari hasil ulangan semester Bahasa Indonesia tipe soal membuat karangan. Sehingga peneliti melakukan tindakan