KESIMPULAN DAN SARAN 53 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN TAHUN PEMBELAJA

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Struktur Ginjal 24 Gambar 2.2. Glomerulus dan Kapsula Bowman 24 Gambar 2.3. Struktur Nefron 25 Gambar 2.4. Struktur Kulit 26 Gambar 2.5. Struktur Paru-paru 28 Gambar 2.6. Hati 29 Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 35 Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Kelas TSTS dengan TPS 45 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 57 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas TS-TS 60 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas TPS 65 Lampiran 4. Instrumen Penelitian 72 Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 82 Lampiran 6. Tabel Validitas Tes 83 Lampiran 7. Perhitungan Validitas Tes 84 Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas 86 Lampiran 9. Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal 87 Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 88 Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal 89 Lampiran 12. Data Hasil Belajar Siswa Kelas TSTS 90 Lampiran 13. Data Hasil Belajar Siswa Kelas TPS 92 Lampiran 14. Perhitungan Rata-rata, Standar Devias, dan Varians 94 Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian 96 Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Penelitian 99 Lampiran 17. Pengujian Hipotesis 101 Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian 103 Lampiran 19. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 108 Lampiran 20. Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors 109 Lampiran 21. Tabel Z – O 110 Lampiran 22. Tabel Distribusi t untuk uji-t 111 Lampiran 23. Tabel Distribusi F 112

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia sedang menghadapi tantangan yang hebat. Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus dilakukan. Harapan untuk mendapatkan manusia Indonesia yang unggul melalui pendidikan ternyata mendapat kendala yang tidak ringan. Salah satu kendala tersebut disebabkan kurang kreatifitasnya guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. P endidikan di sekolah mempunyai tujuan mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar Arikunto, 2009a. Berbagai upaya yang dilakukan untuk keberhasilan pendidikan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan menghasilkan generasi yang berprestasi. Peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pengembangan proses pembelajaran merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian. Guru diharapkan mampu menciptakan kondisi proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik fisik maupun mental sehingga siswa dapat termotivasi dalam proses pembelajaran. Perbedaan tingkat daya serap, motivasi diri, dan cara belajar antara siswa yang satu dengan yang lainnya terhadap materi pembelajaran menuntut seorang guru melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran sehingga tidak sekedar menyajikan materi, tetapi juga perlu menggunakan metode yang sesuai, disukai, dan mempermudah pemahaman siswa. Salah satu inovasi yang mengiringi perubahan paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru teacher-centered beralih berpusat pada siswa student-centered yaitu adanya model pembelajaran Inovatif-Progresif atau disebut Praktik Belajar Trianto, 2010. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 18 sampai 20 Desember permasalahan pembelajaran yang ditemui di SMA Negeri 4 Kisaran adalah permasalahan kualitas pembelajaran yang masih kurang memuaskan antara lain: 1 guru telah menggunakan metode pembelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi tetapi hasil belajar belum juga memuaskan; 2 siswa cenderung kurang berani untuk bertanya pada guru. 3 kerjasama siswa masih kurang, karena tidak adanya kegiatan diskusi yang inovatif dalam kelas, sehingga interaksi antar siswa dan antara guru dengan siswa masih rendah; 4 sebagian siswa masih diam dan tidak antusias belajar biologi, sebagian siswa tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran biologi, dan sebagian lagi siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru dan; 5 motivasi siswa masih rendah terlihat dari kurangnya semangat dalam belajar biologi, kurangnya ketekunan dan keuletan dalam mengerjakan tugas, serta kurangnya kemauan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Permasalahan-permasalahan di atas mengakibatkan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yaitu 68 sampai 73, dimana KKM yang ditetapkan di SMA Negeri 4 Kisaran untuk pelajaran Biologi yaitu 78. Berdasarkan hasil observasi maka diajukan upaya untuk mengurangi permasalahan-permasalahan dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa yaitu dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan berbagai variasi sehingga siswa tidak bosan dan tercipta suasana belajar yang menarik dan menyenangkan Sanjaya, 2010. Menurut Trianto 2010 melalui model pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Menurut Wena 2011 melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan siswa akan menjadi sumber belajar bagi temannya yang lain. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DIBANDINGKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DI KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU TAHUN 2012

0 8 75

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI

1 14 65

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 TANJUNG KARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 107

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

1 16 67

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PLUS MIFTAHUL ULUM SUMENEP

0 0 9

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) BERDASARKAN GAYA KOGNITIF SISWA

0 0 13

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12