METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

3 hubungan tekanan panas dengan kelelahan kerja dan stress kerja pada pekerja bagian small packagings 2 di PT X Klaten, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan stress kerja, stress dapat timbul akibat adanya gangguan emosional. Berdasarkan data sekunder hasil pengukuran iklim kerja dengan menggunakan Heat Stress Area atau alat pengukur iklim kerja panas yang telah dilakukan oleh Bernyoman pada tahun 2010 di bagian Unit Boiler PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar terdapat suhu ISBB 32,32ºC dengan kriteria beban kerja ringan, dan pengaturan waktu kerja 75 bekerja dan 25 istirahat. Lingkungan panas berasal dari atap dan 3 buah mesin boiler, dengan kondisi seperti ini sangat membahayakan kesehatan tenaga kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 13MENX2011 tentang Nilai Ambang Batas NAB Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, suhu ruangan rata- rata ISBB untuk beban kerja ringan dengan pengaturan waktu kerja 75 kerja dan 25 istirahat untuk 8 jam kerja dengan istirahat 1 jam, yaitu 31ºC. Berdasarkan peraturan tersebut, maka iklim kerja panas di bagiann Unit Boiler melebihi atau diatas NAB yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut dimana keadaaan tempat kerja di Unit Boiler PT. Indo Acidatam, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, memiliki suhu yang tinggi diperkirakan dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah dan gangguan emosioanl pada tenaga kerja. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tekanan darah dengan gangguan emosional tenaga kerja terpapar tekanan panas di unit boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus-5 September di bagian Unit Boiler PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di bagian Unit Boiler PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang berjumlah 30 orang dengan jenis kelamin laki-laki. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah exhaustive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisi bivariat. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas independent yaitu tekanan darah dengan variabel terikat dependent yaitu gangguan emosional. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Korelasi Spearman Rho , untuk mengetahui hubungan 2 variabel dan dilanjutkan dengan uji kekuatan hubungan menggunakan tingkat kekuatan korelasi r. 4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No. Karakteristik Responden Kategori N Mean Standar Deviasi 1. Usia Remaja Akhir 17-25 4 13,3 42,20 9,932 Dewasa Awal 26-35 3 10,0 Dewasa Akhir 36-45 7 23,3 Lansia Awal 46-55 16 53,3 Lansia Akhir 56-65 Jumlah 30 100 2. Masa kerja 0-4 tahun 9 30 17,77 10,408 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 2 6,7 20-24 tahun 9 30 25-29 tahun 10 33,3 Jumlah 30 100 3. Beban kerja Beban kerja ringan 75-100 denyutmenit 28 93,3 85,10 9,589 Beban kerja sedang 100-125 denyutmenit 2 6,7 Beban kerja berat 150-175 denyutmenit Beban kerja sangat berat 150- 175 denyutmenit Beban kerja sangat berat sekali 175 denyutmenit Jumlah 30 100 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 responden, karakteristik yang dilihat dari umur terdapat 16 rorang 53,3 dengan kategori lansia awal 46-55 dan hanya 3 orang 10 dengan kategori dewasa awal 26-35 serta responden termuda dengan kategori remaja akhir 17-25 tahun dengan jumlah 4 orang 13,3. Sedangkan masa kerja responden paling lama antara 25-29 tahun sudah dijalani oleh 10 orang 33,3 dan 9 orang 30 baru bekerja di bagian unit boiler selama 0-4 tahun. Rata-rata beban kerja responden bagian unit boiler yaitu 85,10 denyut nadimenit yang termasuk ke dalam kategori beban kerja ringan, responden yang termasuk ke dalam beban kerja ringan dengan jumlah tenaga kerja paling banyak 28 orang 93,3, dan 2 orang 6,7 termasuk ke dalam beban kerja sedang. Menurut Potter, dkk 2010, Atkinson, dkk 2010, Triantoro, dkk 2009, dan Sutarto 2010, usia dapat mempengaruhi tekanan darah dan gangguan emosional , karena tekanan darah bervariasi sesuai usia dan usia juga sangat mempengaruhi apabila semakin bertambah usia kadar hormonal seseorang menurun sehingga mengakibatkan penurunan pengaruh 5 emosional sesorang. Semakin lama masa kerja seseorang maka semakin banyak juga tekanan panas yang dialami pekerja yang dapat membuat suhu tubuh menjadi naik. 3.2 Hasil Pengukuran Iklim Kerja Panas, Tekanan Darah dan Gangguan Emosional 32.1 Hasil Rata-Rata Iklim Kerja Panas Tabel 2. Hasil Rata-Rata Iklim Kerja Panas ISBB di Bagian Unit Boiler Bagian Hasil Rata-Rata ISBB Beban Kerja Nilai NAB Keterangan Boiler Biogas 31,41 ºC Ringan 31 ºC NAB Boiler Alstom 32,33 ºC Ringan 31 ºC NAB Boiler Basuki 33,52 ºC Ringan 31 ºC NAB Total Rata-rata 32,42 ºC Ringan 31 ºC NAB Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa boiler biogas memiliki hasil rata-rata ISBB sebesar 31,41 ºC, boiler alstom sebesar 32,33 ºC, dan boiler basuki sebesar 33,52 ºC. Kemudian dari ketiga boiler tersebut didapatkan hasil rata-rata ISBB sebesar 32,42 ºC yang termasuk ke dalam kategori beban kerja ringan, sehingga dapat diketahui bahwa ISBB pada bagian unit boiler melebihi NAB yang telah ditentukan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata ISBB di bagian unit boiler melebihi nilai ambang batas NAB yang telah ditetapkan, karena untuk kategori beban kerja ringan dengan pengaturan waktu kerja 75 bekerja dan 25 istirahat untuk 8 jam bekerja yaitu 31ºC. 32.2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah dan Gangguan Emosional Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Tekanan Darah dan Gangguan Emosional No. Hasil Pengukuran Kategori N 1. Tekanan Darah Hipotensi Normal 19 63,3 Hipertensi Fase 1 10 33,3 Hipertensi Fase 2 1 3,3 Hipertensi Fase 3 Jumlah 30 100 2. Gangguan Emosional Gangguan emosi rendah 13 43,3 Gangguan emosi sedang 14 46,7 Gangguan emosi tinggi 3 10,0 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa pekerja paling banyak mengalami tekanan darah normal sebanyak 19 orang 63,3, kategori 6 Hipertensi Fase 1 sebanyak 10 orang 33,3, dan 1 orang 3,3 mengalami hipertensi Fase 2. Sedangkan pekerja yang mengalami gangguan emosi rendah sebanyak 13 orang 43,3, kategori gangguan emosi sedang terbanyak dialami oleh pekerja dengan jumlah 14 orang 46,7, dan kategori emosi tinggi dengan jumlah 3 orang 10,0. Menurut Potter dkk 2005 dan 2010, tekanan darah menggambarkan interelasi dari curah jantung, tahanan vaskular perifer, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri. Jika curah jantung meningkat, darah yang dipompakan terhadap dinding arteri lebih banyak, menyebabkan tekanan darah naik. Sedangkan menurut Sobur 2010, emosi pada dasarnya melibatkan berbagai perubahan tubuh yang tampak dan tersembunyi, baik yang dapat diketahui atau tidak, seperti perubahan dalam pencernaan, denyut jantung, tekanan darah, jumlah hemoglobin, sekresi adrenalin, jumlah dan jenis hormon, malu, sesak nafas, gemetar, pucat, pingsan, menangis. 3.3 Analisis Univariat 33.1 Usia Menurut Tekanan Darah Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kelompok Usia Menurut Tekanan Darah Kelompok Usia Tahun Tekanan Darah Normal Hipertensi Fase 1 Hipertensi Fase 2 n n n Remaja Akhir 17-25 4 21,1 Dewasa Awal 26-35 1 5,3 2 20,0 Dewasa Akhir 36-45 4 21,1 3 30,0 Lansia Awal 46-55 10 52,6 5 50,0 1 100 Lansia Akhir 56-65 Jumlah 19 100 10 100 1 100 Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa responden yang termasuk ke dalam tekanan darah normal paling banyak terdapat pada kelompok lansia awal 46-55 tahun sebanyak 10 orang 52,6, sedangkan responden yang termasuk hipertensi fase 1 paling banyak pada kelompok lansia awal 46-55 tahun sebanyak 5 orang 50,0, dan yang termasuk ke dalam hipertensi fase 2 terdapat pada kelompok lansia awal 46-55 tahun sebanyak 1 orang 100. Sedangkan distribusi tekanan darah normal paling sedikit pada kelompok dewasa awal 26-35 tahun sebanyak 1 orang 5,3, dan hipertensi fase 1 7 paling sedikit pada kelompok dewasa awal 26-35 tahun sebanyak 2 orang 20,0. Menurut Mubarak 2015 dan hasil penelitian tersebut, sangat sesuai dengan hasil penelitian yakni pekerja yang berumur 46-55 tahun lansia awal mengalami peningkatan tekanan darah. Bisa disimpulkan bahwa pekerja yang termasuk ke dalam kategori lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah yang termasuk dalam kategori hipertensi. Sehingga umur merupakan faktor yang berpengaruh terhadap meningkatkan resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan hipertensi 33.2 Usia Menurut Gangguan Emosional Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kelompok Usia Menurut Gangguan Emosional Kelompok Usia Tahun Gannguan Emosional Rendah Sedang Tinggi n n n Remaja Akhir 17-25 1 7, 2 14,3 1 3,3 Dewasa Awal 26-35 1 7,7 2 14,3 Dewasa Akhir 36-45 3 23,1 3 21,4 1 33,3 Lansia Awal 46-55 8 61,5 7 50,0 1 33,3 Lansia Akhir 56-65 Jumlah 13 100 14 100 3 100 Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang mengalami gangguan emosi rendah paling banyak terdapat pada kelompok lansia awal 46-55 tahun sebanyak 8 orang 61,5, sedangkan responden yang mengalami gangguan emosi sedang paling banyak pada kelompok lansia awal 46-55 tahun sebanyak 7 orang 50,0, dan yang mengalami gangguan emosi tinggi yaitu pada kelompok remaja akhir 17-25 tahun , dewasa akhir 36-45 tahun, dan kelompok lansia awal 46-55 tahun sebanyak 1 orang 33,3. Sedangkan distribusi gangguan emosi rendah paling sedikit pada kelompok remaja akhir 17-25 tahun dan dewasa awal 26-35 tahun sebanyak 1 orang 7,7, dan gangguan emosi sedang paling sedikit pada kelompok remaja akhir 17-25 tahun dan dewasa awal 26-35 tahun sebanyak 2 orang 14,3. Hal ini sesuai menurut Sobur 2010, 8 bahwa orang dewasa dalam merespon secara emosional terhadap stimulus-stimulus lebih besar. 33.3 Masa Kerja Menurut Tekanan Darah Tabel 6. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden Terhadap Tekanan Darah Kategori masa kerja Tekanan Darah Normal Hipertensi fase 1 Hipertensi fase 2 n n n 0-4 tahun 6 31,6 3 30,0 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 2 10,5 20-24 tahun 7 36,8 2 20,0 25-29 tahun 4 21,1 5 50,0 1 100 Total 19 100 10 100 1 100 Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tekanan darah normal dengan masa kerja paling banyak terdapat dalam kategori 20-24 tahun sebanyak 7 orang 36,8, hipertensi fase 1 dengan masa kerja paling banyak terdapat dalam kategori 25-29 tahun sebanyak 5 orang 50,0, dan hipertensi fase 2 dengan masa kerja 25-29 tahun sebanyak 1 orang 100. Sedangkan distribusi tekanan darah normal dengan masa kerja paling sedikit terdapat dalam kategori 15-19 tahun sebanyak 2 orang 10,5, dan hipertensi fase 1 dengan masa kerja paling sedikit terdapat dalam kategori 20-24 tahun sebanyak 2 orang 20,0. Menurut Santoso 2004, tekanan darah responden yang meningkat berdasarkan masa kerja dikarenakan akibat adanya tekanan panas dari mesin boiler, sehingga perlu adanya proses aklimatisasi tenaga kerja terhadap tekanan panas tertentu. Aklimatisasi bertujuan untuk membuat responden menjadi terbiasa terhadap iklim kerja panas. 33.4 Masa Kerja Menurut Gangguan Emosional Tabel 7. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden Terhadap Gangguan Emosional Kategori masa kerja Gangguan Emosional Rendah Sedang Tinggi n n n 0-4 tahun 2 15,4 6 42,9 1 33,3 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 2 15,4 20-24 tahun 5 38,5 3 21,4 1 33,3 25-29 tahun 4 30,8 5 35,7 1 33,3 Total 13 100 14 100 3 100 9 Berdasarkan tabel 7, menunjukkan bahwa responden yang mengalami gangguan emosi rendah dengan masa kerja paling banyak terdapat dalam kategori 20-24 tahun sebanyak 5 orang 38,5, gangguan emosi sedang dengan masa kerja paling banyak terdapat dalam kategori 0-4 tahun sebanyak 6 orang 42,9, dan gangguan emosi tinggi dengan masa kerja 0-4 tahun, 20-24 tahun, dan 25-29 tahun sebanyak 1 orang 33,3. Sedangkan distribusi gangguan emosi rendah dengan masa kerja paling sedikit terdapat dalam kategori 0-4 tahun dan 15-19 tahun sebanyak 2 orang 15,4, gangguan emosi sedang dengan masa kerja paling sedikit terdapat dalam kategori 20-24 tahun sebanyak 3 orang 21,4. Menurut Atkinson R.L, dkk 2010, Triantoro 2009 dan Sutarto 2010, gangguan emosional akibat lingkungan kerja yang panas akan mudah dialami oleh tenaga kerja yang bekerja pada masa kerja yang lama, karena lingkungan kerja dengan panas yang tinggi dapat membuat suhu tubuh menjadi naik sehingga mengakibatkan gangguan emosional. 3.4 Analisis Bivariat Tabel 8. Hasil Uji Spearman Rho antara Tekanan Darah dengan Gangguan Emosional Tekanan Darah Gangguan Emosional Total P Value Koefisien Corelation r Rendah Sedang Tinggi n n n n Hipotensi 0,019 0,425 Normal 11 36, 7 7 23, 3 1 3,3 19 63,3 Hipertensi Fase 1 2 6,7 7 23, 3 1 3,3 10 33,3 Hipertensi Fase 2 1 3,3 1 3,3 Hipertensi Fase 3 Total 13 43, 3 14 46, 7 3 10, 30 100 Berdasarkan hasil penelitian, dari hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman Rho diperoleh p-value 0,019 0,05 sehingga Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan gangguan emosional pada tenaga kerja yang terpapar tekanan panas pada bagian unit boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Nilai koefisien korelasi r 0,425 dengan tingkat keeratan hubungan yang cukup kuat dimana nilai r berada dalam range 0,40 – 0,599 cukup kuat. 10 Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.13MENX2011 tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, pada Pasal 2 jika faktor fisika dan faktor kimia pada suatu tempat kerja melampui NAB, pengurus danatau pengusaha wajib melakukan upaya-upaya teknis-teknologi untuk menurunkan sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku. Sedangkan perusahaan telah melakukan upaya teknis-teknologi, yaitu salah satunya dengan melakukan pengukuran iklim kerja panas secara berkala. Selain itu upaya pengendalian yang dapat dilakukan dengan penerapan budaya K3, diantaranya bekerja dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja K3 di tempat kerja, dan bekerja dengan menjalin hubungan yang baik antara sesama tenaga kerja, dan tenaga kerja dengan atasan. Sehingga diharapkan tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman.

4. PENUTUP

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN DI UNIT FERMENTASI PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 5 60

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA TENAGA KERJA TERPAPAR KEBISINGAN DI UNIT Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 15

SKRIPSI Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 16

PENDAHULUAN Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 4

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 30

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan Gangguan Emosional Tenaga Kerja Terpapar Tekanan Panas Di Unit Boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karangany

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan Gangguan Emosional Tenaga Kerja Terpapar Tekanan Panas Di Unit Boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 3 8

PERBEDAAN DENYUT NADI KERJA, TEKANAN DARAH, DAN GANGGUAN EMOSIONAL PADA TENAGA KERJA TERPAPAR Perbedaan Denyut Nadi Kerja, Tekanan Darah, Dan Gangguan Emosional Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Lebih Besar Dan Kurang Dari Nab Pada Bagian Produksi Di

2 7 18

PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN MELEBIHI NAB DI UNIT BOILER BATUBARA PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 2 66