HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN DI UNIT FERMENTASI PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

(1)

LAPORAN KHUSUS

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN

DARAH PADA KARYAWAN DI UNIT FERMENTASI

PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI,

KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Dian Pitaloka Ika Dewi

R.0008033

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta


(2)

commit to user

ii

PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul : Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah pada Karyawan di Unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk.

Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Dian Pitaloka Ika Dewi, NIM : R.0008033, Tahun : 2011 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan

Penguji Tugas Akhir

Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada Hari Tangga

Pembimbing I Pembimbing II

Isna Qadrijati, dr., M.Kes Lusi Ismayenti, ST., M.Kes

NIP. 19670130 199603 2 001 NIP. 19720322 200812 2 001

Ketua Program

D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

Sumardiyono, SKM., M.Kes NIP. 19650706 198803 1 002


(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN PERUSAHAAN

Tugas Akhir dengan judul : Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah pada Karyawan di Unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk.

Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Disusun oleh :

Dian Pitaloka Ika Dewi, NIM : R.0008033, Tahun : 2011

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal :

Vice Executif Officer to Coorporate Safety Inspector


(4)

commit to user

iv

ABSTRAK

DIAN PITALOKA IKA DEWI. R.0008033. 2011. HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN DI UNIT FERMENTASI PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah observa sional analitik

dengan model pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dengan populasi sebanyak 20 orang, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Pearson Product Moment dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.

Hasil : Hasil penelitian ini berupa tekanan panas dengan nilai tertinggi sebesar

30,9°C melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) yang diperkenankan sebesar 30,6°C dan hasil penggolongan tekanan darah tinggi sebanyak 12 orang, sedangkan tekanan darah normal sebanyak 8 orang. Hasil uji statistik dengan Pearson Product Moment diperoleh hasil p value

menunjukan hasil uji yang sangat signifikan, juga nilai korelasi r menunjukan hubungan linier positif sempurna dan dari hasil uji tersebut diketahui pula bahwa nilai r sebesar 0,721 dan 0,718 (tingkat hubungan korelasi (r) berada diantara 0,51 - 0,75), sehingga menunjukan tingkat hubungan yang kuat, sehingga ada hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi tekanan panas, maka semakin tinggi pula tekanan darah pada karyawan.

Simpulan : Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan tekanan panas dengan

tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Saran dari penelitian ini adalah perusahaan lebih memperhatikan kondisi tempat kerja dengan menambahkan pendingin ruangan (AC dan kipas angin), membersihkan tempat kerja, dan pembuatan ventilasi buatan, sedangkan bagi karyawan sebaiknya menggunakan waktu istirahatnya dengan baik, tidak melakukan pekerjaan berat terlebih dahulu di rumah, dan mengkonsumsi air putih minimal 5 gelas per orang selama bekerja untuk mencegah dehidrasi.


(5)

commit to user

v

ABSTRACT

DIAN PITALOKA IKA DEWI. R.0008033. 2011. RELATIONSHIP WITH HEAT PRESSURE ON BLOOD PRESSURE UNIT EMPLOYEES IN

FERMENTATION PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI,

KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR.

Objective : This study aims to determine whether there is heat stress relationship

with blood pressure on employees in the unit Fermentation PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

Method : The research method used is analytical observational cross sectional

model. The subjects were employees at the fermentation unit PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar with a population of 20 people, then sample selection was done by using saturated sampling. Processing techniques and data analysis performed by Pearson Product Moment statistical tests using SPSS version 17.0.

Result : The result is a hot pressure with the highest value of 30.9°C exceeds the

NAV (Threshold Limit Value) is allowed at 30.6°C and the results of the classification of high blood pressure as much as 12 people, whereas normal blood pressure as much as 8 people. Statistical test results with results obtained by show a very significant test results, the correlation r value also showed a perfect positive linear relationship and the results of these tests can also determine that the r value of 0.721 and 0.718 (high correlation (r) be between 0.51 to 0.75), thus showing a strong level of relationship, so there is pressure relationship hot with blood pressure on employees in the unit Fermentation PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, this means that the higher the heat stress, the higher the blood pressure on the employees.

Conclusion : In conclusion, there is a relationship with the heat stress on blood

pressure of employees in the unit Fermentation PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Suggestions from this study is the company pay more attention to workplace conditions by adding air conditioning (AC and fan), clean up the workplace, and the manufacture of artificial ventilation, while the employees should use the break with a good time, do not do heavy work at home beforehand, and consume water at least 5 glasses per person during work to prevent dehydration.


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan magang

serta penyusunan laporan khusus Hubungan Tekanan Panas

dengan Tekanan Darah pada Karyawan di Unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Laporan khusus ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Isna Qadrijati, dr., M.Kes. selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

5. Pimpinan Perusahaan PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat,

Karanganyar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

6. Bapak Setyo Budi, selaku Safety Inspector yang telah membimbing dan

mengarahkan kami dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

7. Semua karyawan PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat,

Karanganyar atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan.

8. Kedua orang tua, adik, dan orang-orang terdekat yang aku sayangi, atas

segala doa, cinta, dukungan, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.

9. Keluarga Bapak Soemardi yang selalu membantu, mendukung, dan memberi

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

mendukung dan membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan khusus ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penyusun senantiasa

mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan laporan ini.

Surakarta, Mei 2011


(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian... 3

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A.Tinjauan Pustaka ... 5

B.Kerangka Pemikiran ... 27

C.Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A.Jenis Penelitian ... 28


(8)

commit to user

viii

C.Populasi Penelitian ... 28

D.Teknik Sampling ... 29

E.Sampel Penelitian ... 29

F. Variabel Penelitian ... 29

G.Definisi Operasional ... 30

H.Cara Kerja Penelitian ... 31

I. Instrumen Penelitian ... 31

J. Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A.Hasil Penelitian ... 36

B.Pembahasan... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 49

A.Simpulan ... 49

B.Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja ISBB ... 10

Tabel 2. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja WBGT ... 12

Tabel 3. Standar Tekanan Darah Normal ... 20

Tabel 4. Tabel Kategori Tekanan Darah ... 20

Tabel 5. Tingkat Hubungan Nilai Korelasi (r) ... 35

Tabel 6. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Unit Fermentasi ... 40

Tabel 7. Tabel Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik ... 40


(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ... 27

Gambar 2. Questtemp Heat Stress Monitor ... 32

Gambar 3. Tensi Meter Digital OMRON type SEM-1 ... 33

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Umur Karyawan ... 38


(11)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi serta perkembangan zaman saat ini telah menyumbangkan berbagai hal positif khususnya dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan mengurangi kecelakaan, cedera, dan stres akibat kerja. Namun demikian, di sisi lain kemajuan teknologi juga mengakibatkan dampak yang merugikan yaitu berupa terjadinya peningkatan pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja, dan timbulnya berbagai penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).

Di dalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan dari lingkungan kerjanya. Tekanan tersebut dapat bersifat kimiawi, fisik, biologis, dan psikis. Tekanan yang berupa fisik khususnya tekanan panas memegang peranan yang penting. Oleh sebab itu lingkungan kerja harus diciptakan senyaman mungkin supaya didapatkan efisiensi kerja dan meningkatkan

produktivitas 2009).

Tekanan panas adalah kombinasi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Tekanan panas sendiri dapat berasal dari mesin atau alat produksi, iklim, dan kerja otot manusia. Tekanan panas dapat mempengaruhi salah satu fungsi tubuh manusia, seperti : tekanan darah, kecepatan denyut jantung ataupun nadi, ketahanan fisik, dan daya konsentrasi.


(12)

Suhu lingkungan kerja yang meningkat maupun menurun dapat mempengaruhi

penurunan maupun peningkatan tekanan darah para pekerja .

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah (Joyce dkk, 2008). Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat aktivitas fisik, emosi, dan stres. Semakin tinggi tekanan darah akan semakin besar resikonya dan jika tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg akan memiliki faktor resiko penyakit jantung (Huwon dkk, 2002).

PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, menghasilkan produk seperti : Ethanol, Acetid Acid, dan Ethyl Acetate. Proses produksi dilakukan di unit Fermentasi dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi modern. Penggunaan mesin tersebut dapat menimbulkan tekanan panas, karena mesin yang begitu besar dan membutuhkan energi yang besar pula maka mesin-mesin ini dapat menimbulkan panas yang berlebih. Hasil pengukuran tekanan panas di unit Fermentasi dilakukan di 4 tempat yang diantaranya ada 2 tempat yang melebihi NAB yaitu 30,9°C dan 30,8°C. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999 yang menyatakan NAB ISBB yang berdasarkan pengukuran denyut nadi yaitu untuk pengaturan waktu kerja 75 % kerja dan 25 % istirahat dengan kriteria beban kerja ringan yaitu suhu yang diperkenankan sebesar 30,6°C. Dari hasil wawancara dengan tenaga kerja didapatkan keluhan-keluhan yang dirasakan di tempat tersebut berupa pusing, berkunang-kunang, mudah marah, cepat merasa lelah, cepat merasa haus dan tidak nyaman.


(13)

3

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengadakan penelitian Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah pada Karyawan di Unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat

.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui besarnya tekanan panas di tempat kerja khususnya unit

Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat, Karanganyar menggunakan alat ukur Questtemp Heat Stress Monitor.

2. Untuk mengetahui tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT.

Indo Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat, Karanganyar.

3. Untuk mengetahui hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada

karyawan unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat, Karanganyar.


(14)

D.Manfaat Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan tekanan panas

dengan tekanan darah tenaga kerja.

b. Mampu melakukan suatu pengukuran untuk mengetahui besarnya

tekanan panas dengan menggunakan Questtemp Heat Stress Monitor.

c. Mampu melakukan suatu pengukuran untuk mengetahui nilai tekanan

darah tenaga kerja dengan tensi meter digital OMRON type SEM-1.

2. Bagi Perusahaan

a. Memberikan masukan bagi perusahaan mengenai hubungan tekanan

panas dengan tekanan darah tenaga kerja.

b. Memberikan informasi tentang akibat yang ditimbulkan dari paparan

langsung tekanan panas yang berlebih dan terus menerus pada pekerja di unit tersebut.

c. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan

dalam melakukan tindakan korektif dalam hal pencegahan dan pengendalian terjadinya penyakit akibat kerja, kelelahan, dan stres kerja.

3. Bagi Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Menambah kepustakaan yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar mengajar dan pembentukan sumber daya manusia yang lebih baik.


(15)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Tekanan Panas

a. Pengertian Tekanan Panas

Tekanan panas adalah kombinasi suhu udara, kelembaban udara,

kecepatan gerakan dan suhu radiasi 2009). Selama aktivitas

pada lingkungan panas, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dalam tubuh. Lingkungan kerja panas terdiri dari unsur suhu udara (kering dan basah), kelembaban nisbi, panas radiasi dan kecepatan gerak udara (Tarwaka dkk, 2004).

b. Sumber Panas Lingkungan Kerja

Di dalam industri lingkungan kerja fisik khususnya panas lingkungan memegang peranan penting, oleh karena itu lingkungan kerja harus diciptakan lebih nyaman supaya didapatkan efisiensi kerja dan peningkatan produktivitas.


(16)

Pada dasarnya ada 3 sumber panas yang penting yaitu :

1) Iklim kerja : keadaan suhu panas udara ditempat kerja yang ditentukan

oleh faktor-faktor keadaan antara lain, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerak udara, suhu radiasi.

2) Proses produksi dan mesin akan mengeluarkan panas secara nyata

sehingga lingkungan kerja menjadi lebih panas.

3) Kerja otot tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya

memerlukan energi yang diperoleh dari bahan nutrisi yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan oksigen yang diperlukan dalam proses oksidasi untuk menghasilkan energi yang merupakan panas yang disebut metabolisme.

c. Pertukaran Panas Tubuh Dengan Lingkungan Sekitar

Menurut mur (2009) ada beberapa cara pertukaran panas

tubuh dengan lingkungan sekitarnya maupun panas dari lingkungan terhadap tubuh antara lain :

1) Konduksi

Konduksi adalah pertukaran panas diantara tubuh dan benda sekitar dengan melalui mekanisme sentuhan atau kontak langsung. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda di sekitar rendah suhunya, dan dapat menambah panas kepada tubuh, apabila suhunya lebih tinggi dari tubuh.


(17)

7

2) Konveksi

Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang kurang begitu baik, tetapi melalui kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas antara udara dengan tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan besarnya peran dalam pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan. Konveksi dapat mengurangi atau menambah panas kepada tubuh.

3) Radiasi

Pertukaran panas secara radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk tenaga elektromagnetik yang panjang gelombangnya lebih panjang dari sinar matahari. Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas. Tergantung dari suhu benda-benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme radiasi.

4) Penguapan (evaporasi)

Pertukaran panas secara evaporasi adalah mekanisme

kehilangan panas tubuh melalui permukaan kulit atau melalui paru dan rongga mulut tubuh.

d. Parameter Tekanan Panas

Untuk mengetahui keadaan lingkungan kerja dalam hubungan dengan pengaruh tekanan panas perlu dilakukan pengukuran dengan menyatakan berbagai faktor yang mempengaruhi pertukaran panas


(18)

dengan lingkungannya kedalam satu indeks tunggal. Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas sebagai berikut

1) Suhu Efektif

Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan bekerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu efektif adalah tidak memperhitungkan panas metabolisme tubuh sendiri. Untuk penyempurnaan pemakaian suhu efektif dengan memperhatikan panas radiasi, dibuatlah skala Suhu Efektif Dikoreksi (Corected Evectife Temperature Scale).

2) Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam (Predicted-4 Hour

Sweetrate)

Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam yaitu keringat keluar selama 4 jam, sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara serta panas radiasi, dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan.

3) Indeks Belding-Heatch (Heat Stress Index)

Indeks Belding-Heatch (Heat Stress Index) adalah standar kemampuan berkeringat dari seseorang yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154 pond dalam keadaan sehat dan memiliki kesehatan jasmani, serta beraklimatisasi terhadap panas. Dalam lingkungan panas, efek pendinginan dari penguapan keringat adalah


(19)

9

terpenting untuk keseimbangan termis, maka Belding dan Heatch mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang dikeluarkan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat.

4) ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola)

ISBB merupakan cara pengukuran yang paling sederhana karena tidak banyak membutuhkan keterampilan, cara atau metode yang tidak sulit dan besarnya tekanan panas dapat ditentukan dengan cepat.

Indeks ini digunakan sebagai cara penilaian terhadap tekanan panas dengan rumus:

a) ISBB Outdoor = (0,7 suhu basah) + (0,2 suhu radiasi) + (0,1 suhu

kering).

b) ISBB Indoor = (0,7 suhu basah alami) + (0,3 suhu radiasi).

.

Nilai Ambang Batas untuk Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tekanan panas lingkungan kerja yang diperkenankan, tergantung dari pengaturan waktu kerja dan beban kerja yang berdasarkan pengukuran denyut nadi, menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999 adalah sebagai berikut :


(20)

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)

Variasi

ISBB ºC Kerja

Ringan

Kerja Sedang

Kerja Berat

Kerja terus menerus 30,0 26,7 25,0

Kerja 75% istirahat 25%

30,6 28,0 25,9

Kerja 50% istirahat 50%

31,4 29,4 27,9

Kerja 25% istirahat 75%

32,2 31,1 30,0

Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999 Peralatan modern yang digunakan untuk mengukur ISBB adalah

Area Heat Stress Monitor. Dimana alat tersebut dioperasikan secara

digital yang meliputi parameter suhu basah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB atau WBGT in dan WBGT out yang hasilnya tinggal membaca pada alat dengan menekan tombol operasional dalam satuan °C atau °F. Pada waktu pengukuran alat ditempatkan sekitar sumber panas dimana pekerja melakukan pekerjaannya (Tarwaka dkk, 2004).

Selain alat tersebut, terdapat alat ukur ISBB yang lebih modern seperti Questtemp Heat Stress Monitor. Alat tersebut dioperasikan secara digital yang meliputi parameter suhu basah, suhu kering, suhu radiasi dan ISBB yang hasilnya tinggal membaca pada alat dengan menekan tombol operasional dalam satuan °C dan °F. Pada waktu pengukuran alat ditempatkan disekitar sumber panas dimana pekerja melakukan pekerjaannya. Dari hasil pengukuran ISBB tersebut


(21)

11

selanjutnya disesuaikan dengan beban kerja yang diterima pekerja dan kriteria waktu kerja serta istirahat, dalam pengaturan dapat menggunakan aturan menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja ISBB (Tarwaka dkk, 2004).

e. Suhu Nikmat Kerja

Suhu nikmat kerja adalah suhu yang diperlukan seseorang agar dapat bekerja secara nyaman. Suhu nikmat kerja berkisar antara 24°C-26°C bagi orang Indonesia. Orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29°C-30°C dengan kelembaban 85%-95%. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama satu minggu pertama berada di tempat kerja. Setelah minggu pertama berada di tempat panas tenaga kerja mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas. Hal ini tergantung dari aklimatisasi setiap individu yang dilihat dari beban kerja sehingga diperlukan variasi kerja sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja tersebut diadopsi dari WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang merupakan suatu indeks atau alat ukur untuk memperkirakan efek suhu, kelembaban dan radiasi matahari pada manusia, yang dikeluarkan oleh ACGIH (American Conference of Govermentan Industrial Hygienist) organisasi sosial profesional non pemerintah dari Amerika Serikat yang bergerak dalam


(22)

bidang Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja ditetapkan sebagai NAB (Nilai Ambang Batas) untuk tekanan panas. Pengertian dari NAB sendiri adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu (Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999). Tabel 2. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Acclimatized (°C) Unacclimatized (°C) Work

Demand Light Moderate Heavy

Very

Heavy Light Moderate Heavy Very Heavy 100% work 29, 5

27,5 26 - 27,5 25 22,5 -

75% work, 25% rest

30, 5

28,5 27,5 - 29 26,5 24,5 -

50% work, 50% rest

31, 5

29,5 28,5 27,5 30 28 26,5 25

25% work, 75% rest

32, 5

31 30 29,5 31 29 28 26,5

Sumber : American Conference of Govermentan Industrial Hygienist, 2005

f. Mekanisme Tubuh dalam Menghadapi Panas

Manusia dapat mempertahankan suhu tubuhnya sendiri dari kondisi lingkungannya yang selalu berubah-ubah dan diatur oleh suatu sistem pengatur suhu, karena manusia termasuk makhluk homotermis. Suhu menetap ini adalah akibat kesetimbangan diantara panas yang dihasilkan di dalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas tubuh


(23)

13

Bila suhu tubuh diturunkan terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh. Suhu tubuh manusia yang dapat diraba atau dirasakan tidak hanya didapat dari metabolisme tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Makin tinggi panas lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya terhadap suhu tubuh. Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan, makin banyak pula panas tubuh yang hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia yang didapat dari metabolisme dengan tekanan panas yang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran ini seimbang dan serasi, tidak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun kesehatan kerja (Depkes RI, 2003).

Menurut Sutarman (1991) ada 3 cara tubuh dalam menghadapi panas, yaitu :

1) Pengaturan peredaran darah

Keadaan udara lingkungan yang panas maka akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam, tetapi di lingkungan dingin akan terjadi vasokontraksi pembuluh darah tepi dan vasodilatasi pembuluh darah dalam.

2) Dengan memproduksi keringat dan mekanisme penguapan sehingga

menyebabkan penurunan suhu tubuh.

3) Menggigil dimaksudkan suhu udara yang dingin dengan menggigil

akan menyebabkan metabolisme dan produksi panas akan menurunkan laju metabolisme tubuh.


(24)

g. Gangguan Kesehatan karena Pengaruh Tekanan Panas

tekanan panas yang berlebihan sebagai berikut :

1) Heat Stroke

Jarang sekali terjadi dalam industri, namun bila terjadi sangatlah hebat. Biasanya terjadi pada seorang laki-laki yang bekerja berat dalam keadaan emosi dalam situasi yang sangat panas dan belum beraklimatisasi sehingga produksi panas dalam tubuh tinggi yang dapat terjadi dalam suhu diatas 30°C, karena orang Indonesia biasa bekerja pada suhu 24°C-26°C, dengan kelembaban sekitar 85%-95%.

2) Heat Cramps

Di dalam lingkungan yang bersuhu tinggi, sebagai akibat bertambahnya keringat yang keluar menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh, dan sebagai akibat banyak minum air, tetapi tidak diberi garam natrium yang hilang bersama keringat yang dapat menyebabkan dehidrasi.

3) Heat Exhaustian

Terjadi oleh karena cuaca kerja yang sangat panas, terutama bagi mereka yang belum beraklimatisasi terhadap udara panas, dapat terjadi karena berkeringat sangat banyak, sedangkan suhu badan normal atau subnormal, tekanan darah menurun dan nadi lebih cepat.


(25)

15

4) Heat Syncope

Merupakan bentuk cidera panas yang paling ringan, dapat terjadi karena terkena panas matahari secara langsung.

5) Dehidrasi

Suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang di sebabkan oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan (Tarwaka dkk, 2004).

Menurut Grandjean (1988) jika suhu lingkungan meningkat, maka efek fisiologis yang terjadi adalah : peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu shell (suhu kulit akan naik dari 32°C ke 36-37°C), peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34°C atau lebih.

h. Faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh tenaga kerja dalam

lingkungan kerja yang panas

Menurut Tarwaka, dkk (2004) faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh tenaga kerja antara lain :

1) Umur

Daya tahan badan terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lamban keluar keringatnya dibandingkan dengan orang muda, karena orang yang lebih tua memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan suhu tubuh


(26)

menjadi normal setelah terpapar panas, karena denyut nadi maksimal dari kapasitas kerja yang maksimal berangsur-angsur menurun ssesuai dengan bertambahnya umur.

2) Jenis Kelamin

Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas antara laki-laki dan perempuan untuk berkeringat secara cukup, dalam iklim panas tidak dapat beraklimatisasi secara baik seperti laki-laki. Seorang wanita lebih tahan terhadap suhu dingin dari pada suhu panas. Hal tersebut di sebabkan karena tubuh wanita mempunyai jaringan dengan daya konduksi yang lebih tinggi terhadap panas bila di bandingkan dengan laki-laki.

3) Masa Kerja

Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada sampel penelitian.

4) Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya yang ditandai dengan penurunan detak nadi dan suhu mulut atau suhu badan sebagai akibat pembentukan keringat. Aklimatisasi ini ditujukan pada suatu pekerjaan dan suhu tertentu sehingga bersifat khusus. Biasanya aklimatisasi terhadap panas akan tercapai sesudah 2 minggu, sedangkan meningkatnya pembentukan keringat tergantung pada kenaikan suhu badan.


(27)

17

i. Pengendalian Panas

Menurut Tarwaka, dkk (2004) pengendalian terhadap panas dapat dilakukan dengan cara :

1) Isolasi terhadap sumber panas

Isolasi terhadap sumber panas adalah memisahkan sumber panas dari tenaga kerja untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan, bertujuan untuk mencegah keluarnya panas kelingkungan. Dapat dilakukan dengan cara membalut pipa-pipa yang panas, menutup tangki-tangki yang berisi air panas sehingga dapat mengurangi aliran panas yang timbul.

2) Tirai radiasi

Tirai radiasi adalah tirai atau penutup yang terbuat dari lempengan alumunium, baja anti karet, atau dari bahan metal yang permukaannya mengkilat, bertujuan untuk mencegah terjadinya efek radiasi dari bahan atau alat yang memicu terjadinya radiasi.

3) Ventilasi setempat

Ventilasi setempat adalah proses untuk meningkatkan pergerakan udara dengan cara mengurangi temperatur dan kelembaban. Bertujuan untuk mengendalikan panas konveksi yaitu dengan menghisap keluar udara yang panas.


(28)

4) Pendinginan lokal

Pendinginan lokal adalah cara mengalirkan udara yang sejuk ke sekitar pekerja dengan tujuan menggantikan udara yang panas dengan udara yang sejuk dan dialirkan dengan kecepatan tinggi.

5) Ventilasi umum

Ventilasi umum adalah cara yang digunakan untuk

mengendalikan suhu dan kelembaban udara yang tinggi tetapi tidak dapat menanggulangi panas radiasi yang tinggi.

6) Pengaturan lama kerja

Pengaturan lama kerja adalah pembagian waktu kerja sesuai dengan beban kerja yang diterima, bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan akibat terpapar suhu udara yang tinggi.

2. Tekanan Darah

a. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding pembuluh darah (Joyce dkk, 2008).

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga


(29)

19

berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari (Joyce dkk, 2008).

Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan di atas arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung atau denyut arteri dengan jelas dapat didengar dan titik dimana bunyi mulai menghilang. Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya adalah 30-50 mmHg (Hull, 1986).

b. Penggolongan Tekanan Darah

1) Tekanan darah normal

Tekanan darah normal bila tekanan darah sistolik menunjukkan kurang dari 140 mmHg dan diastolik kurang dari 90 mmHg (Guyton dan Hall, 2008).

Nilai tekanan darah normal berdasarkan umur :

a) Pada usia 15-29 tahun : sistolik 90-120 mmHg, diastolik 60-80

mmHg.

b) Pada usia 30-49 tahun : sistolik 110-140 mmHg, diastolik 70-90

mmHg.

c) Pada usia >50 tahun : sistolik 120-150 mmHg, diastolik 70-90


(30)

Menurut Evelyn (2007), standar nilai tekanan darah normal pada seseorang adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Standar Tekanan Darah Normal

No. Usia Diastole Sistole

1 Pada masa bayi 50 70-90

2 Pada masa anak 60 80-100

3 Masa remaja 60 90-110

4 Dewasa muda 60-70 110-125

5 Lebih tua 80-90 130-150

Sumber : Evelyn, 2007

2) Tekanan darah rendah

Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah rendah bila tekanan darah untuk yang normal tetap di bawah 100/60 mmHg, tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik kurang dari 60 mmHg (Watson, 2002).

3) Tekanan darah tinggi

Catatan tekanan darah untuk yang normal tetap di atas 100/90 mmHg, tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Watson, 2002).

Berikut adalah tabel untuk kategori tekanan darah : Tabel 4. Tabel Kategori Tekanan Darah

Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistolik (angka bacaan di diatas)

mmHg

Tekanan Darah Diastolik (angka bacaan

di bawah) mmHg

Normal Di bawah 120 Di bawah 80

Pre-hipertensi 120 - 139 80 - 89

Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1)

140 - 159 90 - 99

Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2 atau berbahaya)

Di atas 160 Di atas 100


(31)

21

c. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu :

1) Olahraga

Respon fisiologis terhadap olahraga adalah meningkatnya curah jantung yang akan disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan, sedangkan pada bagian-bagian yang kurang memerlukan oksigen akan terjadi vasokonstriksi, misal traktus digestivus. Meningkatnya curah jantung pasti akan berpengaruh terhadap tekanan darah (Ridjab, 2005).

2) Emosi

Perasaan takut, cemas, cenderung membuat tekanan darah meningkat (Vita, 2004).

3) Stres

Keadaan pikiran juga berpengaruh terhadap tekanan darah sewaktu mengalami pengukuran (Vita, 2004).

4) Umur

Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi (Vita, 2004).

Semakin tua umur seseorang tekanan sistoliknya semakin tinggi. Biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis (Guyton dan Hall, 2008).


(32)

5) Jenis Kelamin

Tekanan darah pada perempuan sebelum menopause adalah 5-10 mmHg lebih rendah dari pria seumurnya, Tetapi setelah menopause tekanan darahnya lebih meningkat (Vita, 2004).

6) Obesitas

Bila mempunyai ukuran tubuh termasuk obesitas

memungkinkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Vita, 2004). Indeks Massa Tubuh (IMT) yang kurang dari 18,5 termasuk dalam kategori kurus, untuk IMT antara 18,5 - 22,9 termasuk dalam kategori normal, untuk IMT 23,0 - 27,4 termasuk dalam kategori over

weight dan untuk IMT lebih dari 27,5 termasuk dalam kategori

obesitas (Taufik, 2007).

7) Minum alkohol

Minuman alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap obat anti hipertensi (Vita, 2004).

Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak bila mengkonsumsi alkohol sekitar 2 3 gelas ukuran standar setiap harinya (Depkes RI, 2003).

8) Merokok

Pada keadaan merokok pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan


(33)

23

tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke alat-alat tubuh dengan jumlah yang tetap (Vita, 2004).

Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat (Wardoyo, 1996).

Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Selain itu rokok juga dapat mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10 25 mmHg dan menambah detak jantung 5 20 kali per menit (Sitepoe, 1997).

d. Faktor Eksternal

Selain faktor dari pribadi sendiri orangnya, ada juga faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari lingkungan, khususnya lingkungan kerja, seperti :

1) Tekanan Panas

Pada lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran (vasodilatasi) pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah, sehingga beban

kard 2009). Jika seseorang


(34)

tersebut akan cepat merasakan lelah dan peningkatan emosi juga terjadi.

2) Kebisingan

Pada umumnya kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-lebih yang terputus-putus atau yang datangnya secara tiba-tiba

dan ). Kebisingan mengganggu

perhatian, sehingga konsentrasi dan kesigapan mental menurun. Efek pada persyarafan otonom terlihat sebagai kenaikan tekanan darah, percepatan denyut jantung, pengerutan pembuluh darah kulit, bertambah cepatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan. Kebisingan menyebabkan kelelahan, kegugupan, rasa ingin marah, hipertensi dan menambah stress.

3) Masa Kerja

Semakin lama masa kerja dapat dikatakan semakin tinggi pula kemampuan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja relatif sedikit. Lamanya bekerja seseorang dari pertama bekerja hingga dilakukannya penelitian pada sampel penelitian, baik dari hari ke hari atau seumur hidup (Tarwaka dkk, 2004).

4) Lama Paparan

Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk memelihara keseimbangan panas. Selanjutnya apabila pemaparan terhadap panas terus berlanjut, maka resiko terjadinya


(35)

25

gangguan kesehatan juga akan meningkat. Menurut Grantham dan Bernard dalam Tarwaka, dkk (2004) menyatakan bahwa reaksi fisiologis akibat pemaparan panas yang berlebih dapat dimulai dari gangguan fisiologis yang sangat sederhana sampai dengan terjadinya penyakit yang sangat serius. Lamanya seseorang berada di tempat atau di dekat sumber panas (Azwar, 1990).

5) Beban Kerja

Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2010), beban kerja (workload) dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi.

Menurut Christensen dan Grandjean dalam Tarwaka, dkk (2004) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru, dan suhu inti tubuh.

3. Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah

Akibat suhu lingkungan yang tinggi, suhu tubuh akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam, tetapi di lingkungan dingin akan terjadi vasokontraksi pembuluh darah tepi dan vasodilatasi pembuluh darah menyatakan bahwa pada lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan keringat yang dipercepat dengan pelebaran (vasodilatasi) pembuluh darah


(36)

tepi dan vasokontraksi pembuluh darah dalam yang disertai meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah, faktor penyebab tekanan darah meningkat antara lain olahraga, umur, jenis kelamin, emosi, stres, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, kebisingan, masa kerja, lama paparan serta beban kerja, sehingga beban kardiovaskuler bertambah dan curah jantung meningkat.

Tenaga kerja yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami heat strain. Heat strain atau regangan panas merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja tersebut (Santoso, 2004). Indikator heat strain adalah peningkatan denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, pengeluaran keringat dan penurunan berat badan (Wignjosoebroto, 2000).


(37)

27

B.Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C.Hipotesis

Hipotesis yang penulis sajikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut Ada hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar .

Tekanan Panas

Suhu Tubuh Meningkat

Vasodilatasi Pembuluh Darah Tepi

Tekanan Darah Vasokontraksi Pembuluh

Darah Dalam

Faktor Internal :

1. Olahraga

2. Umur

3. Jenis kelamin

4. Emosi

5. Stres

6. Obesitas

7. Alkohol

8. Merokok

Faktor Eksternal :

1. Kebisingan

2. Masa kerja

3. Lama paparan


(38)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observa sional analitik dengan model pendekatan cross sectional.

B.Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar di unit Fermentasi.

Penelitian dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai tanggal 1 sampai

dengan 31 Maret 2011 pada setiap hari kerja yaitu Senin- -

15.00 WIB.

C.Populasi Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sumardiyono (2010), populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja di unit Fermentasi di PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dengan jumlah populasinya adalah 20 orang, yang terdiri dari 1 orang day shift, 8 orang shift, 2 clenning service, 2 petugas laboratorium, 1 safety man, dan 6 mechanic workshop.


(39)

29

D.Teknik Sampling

Menurut Sugiyono dalam Sumardiyono (2010), teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh yang merupakan bagian dari kelompok

nonprobability sampling, dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai

sampel penelitian.

E.Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian yang berjumlah 20 karyawan, dikarenakan jumlah anggota populasi tenaga kerja yang bekerja di unit Fermentasi di PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar jumlah populasinya kurang dari 30 orang.

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tekanan panas.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah.


(40)

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah : olahraga, umur, jenis kelamin, emosi, stres, obesitas, alkohol, merokok, kebisingan, masa kerja, lama paparan dan beban kerja.

G.Definisi Operasional

1. Tekanan Panas

Tekanan panas adalah suhu udara yang berasal dari proses pemasakan atau pengembangbiakan (Inokulasi) di unit Fermentasi, yang diukur dengan mengunakan :

Alat ukur : Questtemp Heat Stress Monitor

Satuan : °Celcius

Skala pengukuran : Interval

2. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole karyawan unit Fermentasi sesudah bekerja, yang diukur dengan menggunakan :

Alat ukur : tensi meter digital OMRON type SEM-1

Satuan : mmHg


(41)

31

H.Cara Kerja Penelitian

1. Pengukuran tekanan panas

Pengukuran tekanan panas dilakukan dengan menggunakan alat Questtemp Heat Stress Monitor di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Pengukuran dilakukan di 4 titik atau tempat pengukuran yaitu ruang operator, ruang nutrisi, mesin fermentasi dan ruang motor. Pengukuran tersebut dilakukan selama 30 menit.

2. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah menggunakan alat tensi meter digital OMRON type SEM-1 pada karyawan unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada karyawan yang telah memasuki unit Fermentasi dan berada di tiap titik atau tempat pengukuran tekanan panas.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

1. Questtemp Heat Stress Monitor yaitu alat untuk mengukur intensitas

tekanan panas. Alat ini dapat mengukur suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi. Adapun cara penggunaannya adalah :

a. Tombol power ditekan.


(42)

c. Tombol globe ditekan untuk menentukan suhu bola.

d. Tombol dry bulb ditekan untuk mendapatkan suhu bola kering.

e. Tombol wet bulb ditekan untuk mendapatkan suhu bola basah.

f. Tombol Wet Bulb Globe Thermometer (WBGT) ditekan untuk

mendapatkan Indeks Suhu Bola Basah (ISBB).

g. Hasil yang dibaca pada display dicatat.

h. Tombol power ditekan untuk mematikan.

i. Setiap selesai menekan salah satu tombol diamkan 10 menit untuk waktu

adaptasi.

Gambar 2. Questtemp Heat Stress Monitor

2. Tensi meter digital OMRON type SEM-1 yaitu alat digital untuk mengukur

tekanan darah dan denyut nadi. Adapun cara penggunaanya adalah :

a. Memasukkan ujung pipa manset pada bagian alat.


(43)

33

c. Untuk memakai manset, maka perhatikan arah selang.

d. Memperhatikan jarak manset dengan garis siku lengan kurang lebih 1-2

cm.

e. Memastikan posisi selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi tangan

terbuka keatas.

f. Jika manset sudah terpasang dengan baik dan benar, rekatkan manset.

g. Men START/STOP

h. Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil

pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis.

i. Men START/STOP


(44)

J. Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik Pea rson Product Moment. dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut :

1. Jika p value 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

2. Jika p value 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan ( Riwidikdo,

2009).

Selanjutnya untuk menentukan arti nilai korelasi (r) antara dua variabel yang diteliti menurut Sumardiyono (2010), dapat dirumuskan sebagai berikut : Nilai korelasi (r) berkisar antara -1 s/d 1, yang berarti :

r = 0, artinya tidak ada hubungan linier.

r = -1, artinya hubungan linier negatif sempurna. r = 1, artinya hubungan linier positif sempurna. Arti hubungan :

1. Hubungan positif, terjadi bila kenaikan variabel satu diikuti kenaikan

variabel yang lain, misalnya bertambah umur dan bertambah tekanan darahnya.

2. Hubungan negatif, terjadi bila kenaikan variabel satu diikuti penurunan

variabel yang lain, misalnya semakin lama terpapar debu dan semakin menurun kapasitas natal paru.

Menurut Colton dalam Sumardiyono (2010), kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam empat area, yaitu :


(45)

35

Tabel 5. Tingkat Hubungan Nilai Korelasi (r)

No. Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan

1 0,00 - 0,25 Tidak Ada Hubungan/Hubungan Lemah

2 0,26 - 0,50 Hubungan Sedang

3 0,51 - 0,75 Hubungan Kuat

4 0,76 - 1,00 Hubungan Sangat Kuat/Sempurna


(46)

commit to user

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar bersamaan dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan pada tanggal 1 sampai dengam 31 Maret 2011. Sebelum pengukuran dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung terhadap lingkungan kerja, jalannya proses produksi dan keadaan fisik dari tenaga kerja.

1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang merupakan perusahaan terbuka yang bergerak dalam bidang industri kimia yang memproduksi bahan-bahan kimia berbahaya. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah Ethanol, Acetic Acid, dan Ethyl Acetate. Proses produksi dilakukan di unit Fermentasi. Fermentasi adalah proses yang dilakukan oleh mikroba atau jasad renik, dimana proses fermentasi dapat merubah bahan-bahan yang mengandung gula seperti sari

buah, dan tetes menjadi alkohol (C2H5OH). Pada proses fermentasi di PT.

Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar menggunakan bahan baku berupa tetes tebu (Molasses) dengan brix (kekentalan) serta kadar gula tertentu.


(47)

37

Proses fermentasinya sendiri meliputi 3 tahapan, yaitu :

a. Proses Seed Fermenter yaitu tempat dimana pembenihan atau

pertumbuhan jasad renik.

b. Proses Pre Fermenter yaitu tahapan kedua dimana pada tahapan ini

untuk memperbanyak yeast, jasad renik yang telah dikembangbiakan di media Seed Fermenter yang setelah waktu tertentu dapat disalurkan menuju Pre Fermenter.

c. Proses Main Fermenter yaitu merupakan tahap ketiga yang dimana ini

merupakan proses fermentasi yang utama karena hasil akhir proses di Main Fermenter adalah alkohol dengan konsentrasi 10-20%.

Proses fermentasi dapat berjalan baik jika temperatur optimum ±35°C jika melebihi maka yeast akan mati dan mengakibatkan kadar alkohol dalam mash rendah. Untuk mengatasi temperatur yang tinggi maka diatasi dengan cara pengaturan valve cooling ke HE. Setiap 4 jam diambil sampel untuk analisa °BX dan PH. Pada saat start fermentasi atau sesudah filling selesai diambil sampel. Waktu proses fermentasi 36-40 jam. 4 jam sebelum didestilasi diambil sampel untuk dianalisa kadar alkoholnya dengan °BX awal= 24-26°BX, °BX akhir =11-12°BX. Kadar gula/TS% awal=13-14%, TS%akhir=1-2% Kadar alkohol mash akhir 10-12%. Dengan adanya proses fermentasi tersebut, maka dapat menimbulkan tekanan panas yang berlebih ke lingkungan sekitar.


(48)

2. Karakteristik Responden

a. Umur

Dari hasil wawancara dengan 20 responden di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar tentang umur dari masing-masing responden, maka diperoleh data sebagai berikut :

40%

25%

5% 15% 5% 10%

20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-50

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Umur Karyawan

Sumber : Hasil pendataan pada tanggal 10,11,14,15,16,17 Maret 2011 Umur responden dalam penelitian ini antara 20-50 tahun. Umur responden yang paling muda adalah 20 tahun, umur paling tua adalah 50 tahun, dengan rata-rata umur responden 39,65 tahun.

b. Masa Kerja

Dari hasil wawancara dengan 20 responden di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar tentang masa kerja dari masing-masing responden, maka diperoleh data sebagai berikut:


(49)

39

20% 20%

60%

1-8 9-16 17-23

Gambar 5. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Karyawan

Sumber : Hasil pendataan pada tanggal 10,11,14,15,16,17 Maret 2011 Masa kerja responden dalam penelitian ini adalah antara 1-23 tahun, sedangkan masa kerja rata-rata 16,05 tahun. Masa kerja minimal responden adalah 1 tahun dan masa kerja maksimal 23 tahun.

c. Beban Kerja

Salah satu cara untuk mengetahui beban kerja yang diterima oleh tenaga kerja adalah dengan menggunakan pengukuran denyut nadi (Tarwaka dkk, 2004). Hasil pengukuran denyut nadi untuk mengetahui beban kerja dari 20 responden di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diperoleh hasil bahwa semua responden memiliki beban kerja ringan dimana denyut nadi responden berada di antara 75 - 100 berdasarkan teori Tarwaka, dkk (2004).

3. Tekanan Panas

Hasil pengukuran tekanan panas di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dapat dilihat pada tabel berikut :


(50)

Tabel 6. Hasil Pengukuran Tekanan Panas di Unit Fermentasi

No Lokasi Globe

(ºC) Dry Bulb (ºC) Wet Bulb (ºC) ISBB In (°C)

1 Ruang operator 31,2 30,8 26,5 30,1

2 Ruang nutrisi 31,6 31,2 26,2 30,6

3 Mesin fermentasi 32,1 31,1 26,5 30,9

4 Ruang motor 35,7 32,3 25,5 30,8

Rata-rata 32,65 31,35 26,12 30,6

Sumber : Hasil pendataan pada tanggal 8 Maret 2011

Dari hasil pengukuran diperoleh rata-rata tekanan panas (ISBB In) sebesar 30,6ºC. Tekanan panas tertinggi 30,9ºC di ruang mesin fermentasi dan terendah 30,1ºC di ruang operator. Dari hasil pengukuran tersebut di dapatkan ada 2 tempat yang melebihi NAB dan 2 tempat tidak melebihi NAB. Untuk NAB yang diperkenankan yaitu 30,6°C (Kepmenaker No. Kep.51/MEN/1999).

4. Tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.

Hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Tabel Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

No Tekanan Darah (mmHg)

Sistolik Diastolik

1 183 103

2 161 100

3 157 91

4 152 99

5 144 85

6 131 88

7 131 80

8 131 91

9 130 80

10 128 79

11 128 80

12 127 86

13 127 80


(51)

41

sambungan

14 125 61

15 124 68

16 120 75

17 120 62

18 120 74

19 113 67

20 112 72

Jumlah 2664 1621

Rata-rata

133,2 81,05

Sumber : Hasil pengukuran pada tanggal 10,11,14,15,16,17 Maret 2011 Dari hasil pengukuran tekanan darah pada responden di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diperoleh rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 133,2 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 81,05 mmHg.

5. Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah

Hasil uji statistik hubungan tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dengan menggunakan uji Pearson Product Moment SPSS versi 17.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Uji Statistik Pearson Product Moment

Tekanan

Panas Sistolik Diastolik

Tekanan

Panas Pearson Correlation 1 ,721(**) ,718(**)

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 20 20 20

Sistolik Pearson Correlation ,721(**) 1 ,833(**)

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 20 20 20

Diastolik Pearson Correlation ,718(**) ,833(**) 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 20 20 20

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil output SPSS.


(52)

Dari hasil pengujian statistik untuk Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah pada Karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diperoleh hasil p value = 0,000

sehingga p sangat signifikan, karena Ha

diterima dan Ho ditolak, juga nilai korelasi r menunjukan hubungan linier positif sempurna, sehingga ada hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

Dari hasil uji tersebut diketahui pula bahwa nilai r tekanan panas dengan tekanan darah sistolik sebesar 0,721 dan r untuk tekanan panas dengan tekanan darah diastolik sebesar 0,718 (tingkat hubungan korelasi (r) berada diantara (0,51 - 0,75), sehingga menunjukan tingkat hubungan yang kuat.

B.Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Sampel dalam penelitian ini berusia antara 20-50 tahun. Umur responden yang paling muda adalah 20 tahun dan yang paling tua adalah 50 tahun. Menurut Vita (2004) tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi. Berdasarkan


(53)

43

referensi di atas dapat diketahui bahwa umur subjek penelitian masih dalam keadaan normal untuk peningkatan dan penurunan tekanan darah.

b. Masa Kerja

Dalam penelitian ini masa kerja pada sampel antara 1-23 tahun, sedangkan masa kerja rata-rata adalah 16,05 tahun. Dengan proses aklimatisasi tenaga kerja terhadap tekanan panas tertentu, sehingga menjadi terbiasa terhadap iklim kerja tersebut dan kondisi fisik, faal dan psikis tidak mengalami efek buruk dari iklim kerja yang dimaksud. Pekerja baru yang mulai bekerja pada lingkungan kerja dengan tekanan panas yang tinggi akan mengalami proses aklimatisasi terhadap intensitas paparan panas yang sebelumnya tidak pernah dialaminya. Proses aklimatisasi ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari (Santoso, 2004).

c. Beban Kerja

Dalam penelitian ini didapatkan 100% dari 20 sampel penelitian memiliki denyut nadi antara 75-100 berdasarkan perhitungan denyut nadi kerja. Menurut Christensen dan Grandjean dalam Tarwaka, dkk (2004) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru, dan suhu inti tubuh. Untuk penelitian ini yang digunakan adalah perhitungan nadi kerja karyawan unit Fermentasi. Berdasarkan referensi diatas, maka beban kerja pada sampel penelitian adalah ringan untuk denyut nadi antara 75-100 denyut/menit.


(54)

2. Tekanan Panas

Kombinasi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan

suhu radiasi disebut tekanan 2009). Dari hasil

pengukuran tekanan panas di unit Fermentasi diperoleh ISBB terendah 30,1 °C dan tertinggi 30,9 °C. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisik tempat kerja untuk variasi kerja 75% istirahat 25% dengan beban kerja ringan Indeks Suhu Basah Dan Bola (ISBB) atau WBGT in yang diperkenankan sebesar 30,6 °C (Kepmenaker No. Kep.51/MEN/1999). Hasil pengukuran tekanan panas yang telah dilakukan peneliti yaitu pengukuran dilakukan di unit Fermentasi dengan 4 titik atau tempat. Titik atau tempat yang melebihi NAB ada 2 tempat yaitu ruang mesin fermentasi 30,9 °C dan ruang motor mesin 30,8 °C, hal tersebut dikarenakan mesin yang digunakan adalah mesin pemasakan yang membutuhkan suhu tinggi, tempat kerja yang banyak terdapat mesin-mesin berukuran besar, mesin mengeluarkan uap panas, suhu sekitar tempat kerja yang panas dan cuaca pada saat pengukuran sangat panas sehingga dapat menambah tekanan panas di dalam ruangan karena tempat kerja tersebut juga terbuka. Keadaan panas lingkungan kerja juga dipengaruhi cuaca lingkungan yang dimana saat pengambilan data penelitian suhu udara lingkungan tidak menentu dikarenakan musim

perbedaan temperatur antara kulit dan udara di sekeliling dan juga pada aliran gerak udara, maka meskipun seseorang berada di dalam suatu ruangan


(55)

45

jika suhu udara di luar lebih tinggi dari suhu dalam ruangan ini akan mempengaruhi suhu tubuh seseorang karena panas. Tekanan panas yang terjadi juga dapat disebabkan oleh adanya sumber panas (Subaris dan Haryono, 2008). Sumber panas yang ada di kedua tempat tersebut adalah pada proses kerja mesin di unit Fermentasi, proses pengembangbiakan (inokulasi) yang dilakukan membutuhkan suhu yang tinggi dan ini menghasilkan panas yang berlebih pada mesinnya, serta mesin yang digunakan perusahaan. Proses fermentasi ini harus benar-benar sempurna agar menghasilkan suatu produk yang berkualitas, karena fermentasi merupakan titik awal penentuan baik buruknya kualitas produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan.

Untuk 2 titik atau tempat lainnya menunjukkan suhunya dibawah NAB tekanan panas yang diperkenankan, yaitu pada ruang operator 30,1 °C dan ruang nutrisi 30,6 °C. Hal ini dikarenakan kedua ruangan tersebut sudah disediakan alat pendingin ruangan berupa kipas angin yang masih berfungsi dengan baik, ruangan terpisah dari ruang mesin dengan dibatasi sekat-sekat pembatas, dan pada saat pengukuran suhu udara dalam ruang tidak terlalu panas.

3. Tekanan Darah

Dari hasil pengukuran tekanan darah responden didapatkan rata-rata sistolik 133,2 mmHg dan rata-rata diastolik 81,05 mmHg. Tekanan darah sistolik berkisar antara tekanan 183-112 mmHg, untuk tekanan darah diastolik berkisar antara 103-61 mmHg. Berdasarkan teori Joint National


(56)

Committe-VII (2004) dari tekanan darah responden didapatkan 12 responden termasuk dalam golongan tekanan darah tinggi dan 8 responden termasuk dalam golongan tekanan darah normal.

4. Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Product Moment diperoleh

hasil p value = 0,000 sehingga p sangat

signifikan, karena Ha diterima dan Ho ditolak, juga nilai korelasi r menunjukan hubungan linier positif sempurna, dan dari hasil uji tersebut diketahui pula bahwa nilai r tekanan panas dengan tekanan darah sistolik sebesar 0,721 dan r tekanan panas dengan tekanan darah diastolik sebesar 0,718 (tingkat hubungan korelasi (r) berada diantara 0,51 - 0,75), sehingga menunjukan tingkat hubungan yang kuat. Ini membuktikan bahwa ada hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, yaitu semakin tinggi tekanan panas maka semakin tinggi pula tekanan darah sistolik dan diastolik.

Hal di atas didukung dengan hasil pengukuran tekanan panas di unit Fermentasi yang menunjukkan hasil untuk tekanan panas tertinggi sebesar 30,9°C melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999 yaitu sebesar 30,6°C untuk beban kerja ringan, sedangkan untuk hasil pengukuran tekanan darah menunjukan hasil penggolongan tekanan darah tinggi lebih banyak dibanding dengan penggolongan tekanan darah normal, yaitu untuk golongan tekanan darah


(57)

47

tinggi didapatkan 12 responden dan golongan tekanan darah normal didapatkan 8 responden. Hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi tekanan panas, semakin tinggi pula tekanan darah.

Hal tersebut telah membuktikan bahwa tekanan panas yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) mempengaruhi tekanan darah. Sesuai dengan teori Grandjean (1988) yang menyatakan jika suhu lingkungan meningkat, maka efek fisiologis yang terjadi adalah : peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu shell (suhu kulit akan naik dari 32°C ke 36-37°C), peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34°C atau lebih.

5. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi :

a. Penggunaan alat tensi meter digital yang hasilnya kurang valid jika

dibandingkan dengan tensi meter manual karena tensi meter digital alatnya bersifat sensitif terhadap suara dan gerakan dari responden yang sedang diukur tekanan darahnya.

b. Peneliti tidak bisa menggunakan alat tensi meter manual karena tempat

penelitian yang agak bising jadi mengurangi kepekaan pendengaran peneliti pada saat pengukuran tekanan darah.


(58)

c. Untuk faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah tidak diteliti secara rinci karena keterbatasan waktu dan biaya seperti olahraga, emosi, stres, obesitas, konsumsi alkohol dan merokok.

d. Agar hasil pengukuran tekanan darah akurat, maka tensi meter digital


(59)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengamatan, penilaian, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengukuran tekanan panas rata-rata di unit Fermentasi PT. Indo

Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar sebesar 30,6°C. Tekanan panas tertinggi sebesar 30,9°C dan terendah sebesar 30,1°C.

2. Dari hasil pengukuran tekanan darah didapatkan hasil tekanan darah sistolik

berkisar antara tekanan 183-112 mmHg dan tekanan darah diastolik berkisar antara 103-61 mmHg.

3. Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Product Moment diperoleh hasil p

value = 0,000 sangat signifikan,

karena Ha diterima dan Ho ditolak, juga nilai korelasi r menunjukan hubungan linier positif sempurna dan dari hasil uji tersebut diketahui pula bahwa nilai r sebesar 0,721 dan 0,718 sehingga nilai r berada diantara 0,51 - 0,75 maka hasil uji menunjukan tingkat hubungan yang kuat, sehingga ada hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi tekanan panas, maka semakin tinggi pula tekanan darah pada karyawan.


(60)

B.Saran

1. Kondisi lingkungan kerja yang ventilasinya masih kurang sebaiknya lebih

diperhatikan lagi, yaitu dengan cara ruangan di beri pendingin ruangan berupa kipas atau AC, membersihkan tempat kerja, lantai yang licin selalu di pel, dan pembuatan ventilasi buatan pada ruang kerja.

2. Dapat mempertahankan suhu atau iklim tempat kerja agar selalu berada

pada NAB yang diperkenankan, dengan cara membuat ventilasi, exhaust fan, dan pemasangan pendingin ruangan (kipas atau AC).

3. Sebaiknya karyawan menggunakan waktu istirahatnya dengan baik, yaitu

dengan cara bersantai di ruang operator, makan, bermain musik, membaca koran atau majalah, dan duduk santai di tempat yang sejuk.

4. Sebaiknya karyawan lebih banyak mengkonsumsi air minimal 5 gelas per

orang selama bekerja, dengan tujuan untuk mencegah dehidrasi pada pekerja.

5. Agar karyawan mau mengkonsumsi air, sebaiknya perusahaan menyediakan

menu minuman yang terlihat segar dan menarik di konsumsi pada saat cuaca yang panas.


(1)

jika suhu udara di luar lebih tinggi dari suhu dalam ruangan ini akan mempengaruhi suhu tubuh seseorang karena panas. Tekanan panas yang terjadi juga dapat disebabkan oleh adanya sumber panas (Subaris dan Haryono, 2008). Sumber panas yang ada di kedua tempat tersebut adalah pada proses kerja mesin di unit Fermentasi, proses pengembangbiakan (inokulasi) yang dilakukan membutuhkan suhu yang tinggi dan ini menghasilkan panas yang berlebih pada mesinnya, serta mesin yang digunakan perusahaan. Proses fermentasi ini harus benar-benar sempurna agar menghasilkan suatu produk yang berkualitas, karena fermentasi merupakan titik awal penentuan baik buruknya kualitas produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan.

Untuk 2 titik atau tempat lainnya menunjukkan suhunya dibawah NAB tekanan panas yang diperkenankan, yaitu pada ruang operator 30,1 °C dan ruang nutrisi 30,6 °C. Hal ini dikarenakan kedua ruangan tersebut sudah disediakan alat pendingin ruangan berupa kipas angin yang masih berfungsi dengan baik, ruangan terpisah dari ruang mesin dengan dibatasi sekat-sekat pembatas, dan pada saat pengukuran suhu udara dalam ruang tidak terlalu panas.

3. Tekanan Darah

Dari hasil pengukuran tekanan darah responden didapatkan rata-rata sistolik 133,2 mmHg dan rata-rata diastolik 81,05 mmHg. Tekanan darah sistolik berkisar antara tekanan 183-112 mmHg, untuk tekanan darah diastolik berkisar antara 103-61 mmHg. Berdasarkan teori Joint National


(2)

commit to user

Committe-VII (2004) dari tekanan darah responden didapatkan 12 responden termasuk dalam golongan tekanan darah tinggi dan 8 responden termasuk dalam golongan tekanan darah normal.

4. Hubungan Tekanan Panas dengan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Product Moment diperoleh

hasil p value = 0,000 sehingga p sangat

signifikan, karena Ha diterima dan Ho ditolak, juga nilai korelasi r menunjukan hubungan linier positif sempurna, dan dari hasil uji tersebut diketahui pula bahwa nilai r tekanan panas dengan tekanan darah sistolik sebesar 0,721 dan r tekanan panas dengan tekanan darah diastolik sebesar 0,718 (tingkat hubungan korelasi (r) berada diantara 0,51 - 0,75), sehingga menunjukan tingkat hubungan yang kuat. Ini membuktikan bahwa ada hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, yaitu semakin tinggi tekanan panas maka semakin tinggi pula tekanan darah sistolik dan diastolik.

Hal di atas didukung dengan hasil pengukuran tekanan panas di unit Fermentasi yang menunjukkan hasil untuk tekanan panas tertinggi sebesar 30,9°C melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.51/MEN/1999 yaitu sebesar 30,6°C untuk beban kerja ringan, sedangkan untuk hasil pengukuran tekanan darah menunjukan hasil penggolongan tekanan darah tinggi lebih banyak dibanding dengan penggolongan tekanan darah normal, yaitu untuk golongan tekanan darah


(3)

tinggi didapatkan 12 responden dan golongan tekanan darah normal didapatkan 8 responden. Hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi tekanan panas, semakin tinggi pula tekanan darah.

Hal tersebut telah membuktikan bahwa tekanan panas yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) mempengaruhi tekanan darah. Sesuai dengan teori Grandjean (1988) yang menyatakan jika suhu lingkungan meningkat, maka efek fisiologis yang terjadi adalah : peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu shell (suhu kulit akan naik dari 32°C ke 36-37°C), peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34°C atau lebih.

5. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi :

a. Penggunaan alat tensi meter digital yang hasilnya kurang valid jika dibandingkan dengan tensi meter manual karena tensi meter digital alatnya bersifat sensitif terhadap suara dan gerakan dari responden yang sedang diukur tekanan darahnya.

b. Peneliti tidak bisa menggunakan alat tensi meter manual karena tempat penelitian yang agak bising jadi mengurangi kepekaan pendengaran peneliti pada saat pengukuran tekanan darah.


(4)

commit to user

c. Untuk faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah tidak diteliti secara rinci karena keterbatasan waktu dan biaya seperti olahraga, emosi, stres, obesitas, konsumsi alkohol dan merokok.

d. Agar hasil pengukuran tekanan darah akurat, maka tensi meter digital dipasang menggunakan adaptor karena arus listrik lebih stabil.


(5)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengamatan, penilaian, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengukuran tekanan panas rata-rata di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar sebesar 30,6°C. Tekanan panas tertinggi sebesar 30,9°C dan terendah sebesar 30,1°C. 2. Dari hasil pengukuran tekanan darah didapatkan hasil tekanan darah sistolik

berkisar antara tekanan 183-112 mmHg dan tekanan darah diastolik berkisar antara 103-61 mmHg.

3. Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Product Moment diperoleh hasil p

value = 0,000 sangat signifikan,

karena Ha diterima dan Ho ditolak, juga nilai korelasi r menunjukan hubungan linier positif sempurna dan dari hasil uji tersebut diketahui pula bahwa nilai r sebesar 0,721 dan 0,718 sehingga nilai r berada diantara 0,51 - 0,75 maka hasil uji menunjukan tingkat hubungan yang kuat, sehingga ada hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi tekanan panas, maka semakin tinggi pula tekanan darah pada karyawan.


(6)

commit to user

B.Saran

1. Kondisi lingkungan kerja yang ventilasinya masih kurang sebaiknya lebih diperhatikan lagi, yaitu dengan cara ruangan di beri pendingin ruangan berupa kipas atau AC, membersihkan tempat kerja, lantai yang licin selalu di pel, dan pembuatan ventilasi buatan pada ruang kerja.

2. Dapat mempertahankan suhu atau iklim tempat kerja agar selalu berada pada NAB yang diperkenankan, dengan cara membuat ventilasi, exhaust fan, dan pemasangan pendingin ruangan (kipas atau AC).

3. Sebaiknya karyawan menggunakan waktu istirahatnya dengan baik, yaitu dengan cara bersantai di ruang operator, makan, bermain musik, membaca koran atau majalah, dan duduk santai di tempat yang sejuk.

4. Sebaiknya karyawan lebih banyak mengkonsumsi air minimal 5 gelas per orang selama bekerja, dengan tujuan untuk mencegah dehidrasi pada pekerja.

5. Agar karyawan mau mengkonsumsi air, sebaiknya perusahaan menyediakan menu minuman yang terlihat segar dan menarik di konsumsi pada saat cuaca yang panas.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA TENAGA KERJA TERPAPAR KEBISINGAN DI UNIT Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 15

SKRIPSI Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 16

PENDAHULUAN Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tekanan Darah Dan Gangguan Psikologis Pada Tenaga Kerja Terpapar Kebisingan Di Unit Boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan Gangguan Emosional Tenaga Kerja Terpapar Tekanan Panas Di Unit Boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karangany

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan Gangguan Emosional Tenaga Kerja Terpapar Tekanan Panas Di Unit Boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 3 8

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL TENAGA KERJA TERPAPAR TEKANAN PANAS Hubungan Antara Tekanan Darah Dengan Gangguan Emosional Tenaga Kerja Terpapar Tekanan Panas Di Unit Boiler PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karangan

0 4 16

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN UNIT COMPRESSOR PT.INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 2 75

PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN MELEBIHI NAB DI UNIT BOILER BATUBARA PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 2 66

PENDAHULUAN Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Dehidrasi Pada Karyawan Unit Workshop Pt. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 5