11. Al-Wajiz
12. Al-Isbi ad fi al-I‟tiqad
13. Al-Adab fi al-Dῑn
14. Al-Risat al-Laduniyyah
15. Hujjah al- aq
16. Mufassir al-Khilāf
17. Suluk al- ul āni
18. Al-Qi as al-Mustaqῑm
19. Al-Sir al-Amin
20. Fati ah al-Ulum
21. Al-Darajat
22. Al-Tibr al-Masbuk fi Na ihat al-Mulk
23. Bidayat al- idāyah
24. Kanz al-Qaun
25. Min aq al-Naẓar
Masih banyak karya al-Ghazali yang belum dicantumkan, menurut Badawi abanah ada sekitar 47 karya al-Ghazali yang digolongkan mejadi 4 golongan
yaitu; kelompok Fildafat dan Ilmu Kalam, Kelompok Ilmu FIqh dan U ul fiqh, kelompok Ilmu Akhlaq dan Tasawuf dan yang ke empat adalah kelompok Ilmu
Tafsir Iqbal, 2013: 11-12.
C. Corak pemikiran
Berbagai penyelesaian yang ditawarkan oleh al-Ghazali sangat komplit sehingga memukau dunia intelektual Islam dan membuatnya seolah-olah terbius
tak sadarkan diri. Menurut gambaran seorang sarjana, al-Ghazali sedemikian komplitnya memberi penyelesaian masalah-masalah keagamaan Islam, sehingga
dapat digambarkan seperti sebuah kamar untuk ummat yang walaupun sangat nyaman tapi kemudin mempunyai efek pemenjaraan kreatifitas intelektual Islam
Iqbal, 2013: vi. Sebagian ada yang mengatakan bahwa al-Ghazali adalah pangkal dari kemunduran Islam, karena hilangnya kebebasan dalam berpikir,
diataranya seperti al-Ahwani dan Oemar Amin Hoesin Rusn, 2009: 2. Hal itu dikarenakan karyanya yang seakan menghentikan kebebasan berpikir, atau
berpetualang mencari kebenaran dalam berfilsafat, karyanya yang kemudian mendapatkan banyak kritikan dari sebagian kalangan cendekiawan itu, adalah
karyanya yang berjudul Ta ḥafut al-Falasifah.
Dalam mempelajari filsafat al-Ghazali menemukan argument-argumen filosofis yang yang dipandangnya menyalahi ajaran Islam. Karena itu, ia
menyerang kaum filsuf yang diungkap dalam bukunya Maqā id al-Falāsifah.
Buku ini diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Dominicus Gundissalimus denagn judul Logica et Philosophia al-Gazelis Arabis Logika menurut Filsuf
Arab al-Ghazali; 1145 M. lalu untuk memperjelas kritiknya terhadap filsuf itu, ia menulis buku Ta
ḥafut al-Falasifah. Dalam buku itu al-Ghazali mengkritik sepuluh pendapat filsuf yang mengatakan bahwa: 1 Tuhan tidak mempunyai
sifat, 2 Tuhan mempunyai substansi sederhana bas ῑṭ dan tidak mempunyai
hakikat māhiyah, 3 Tuhan tidak mengetahui perincian juz’iyyah, 4 Tuhan
tidak dapat diberi sifat jenis al-Jinsgenusdan al-fa l spesies, 5 planet-planet adalah bintang-bintang yang bergerak dengan kemauannya sendiri, 6 jiwa planet-
planet mengetahui semua juz’iyyāh rincian, 7 hukum alam tidak berubah, 8
pembangkitan jasmani tidak ada, 9 alam ini tidak bermula, dan 10 alam ini kekal. Bahkan al-Ghazali berpendapat bahwa tiga di antara 10 pendapat filsuf di
atas, yaitu alam kekal tidak bermula, Tuhan tidak mengetahui rincian-rincian dan pembangkitan jasmani tidak ada, dapat membawa kepada kekufuran Tim
redaksi Ensiklopedi Islam, 2002: 26. Sejumlah buku studi Islam banyak yang memberikan keterangan negatif
tentang al-Ghazali, seperti buku yang ditulis oleh Metodologi Studi Islam karya seorang alumnus UIN Jakarta, dengan mengutip perkataan Prof. Sutan Takdir
Alisyahbana, “Andai Ibnu Rusyd yang dianut oleh orang-orang Timur bukan al- Ghazali maka yang maju pesat di zaman modern ini adalah negara-negara Islam
bukan negara- negara Eropa”. Tuduhan-tuduhan yang menyatakan bahwa al-
Ghazali merupaka orang yang menyebabkan kebebasan dalam berpikir dan kemunduran Islam adalah kritikan yang tidak didasarkan pada hasil riset yang
mendalam Husaini, 2009:16-17.